Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Saefullah Habibi
: B1J0008010
: VI
:3
: Zakiyyah
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan
pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin
dan pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki
struktur cincinganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T)
yang memiliki struktur cincin-tunggal. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan
materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah
set lengkap materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi
menjadi kromosom. DNA dapat diisolasi, baik dari sel hewan, manusia, maupun
pada tumbuhan.
Metode standar yang digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi dan
memurnikan fragmen DNA adalah elektroforesis gel agarosa. Hasil dari berbagai
manipulasi DNA dan analisis DNA dapat dimonitor melalui proses elektroforesis
yang merupakan suatu teknik pemisahan senyawa yang bermuatan dengan
meletakkannya pada suatu medan listrik. Separasi material elektroforesis didasarkan
pada perbedaan dalam muatan molekul, ukuran molekul, atau kombinasi antara
keduanya. Karena elektroforesis merupakan pergerakan dari molekul bermuatan
listrik pada medan arus listrik maka molekul bermuatan negatif akan bergerak ke
elektroda bermuatan positif (kutub positif) dan molekul bermuatan positif akan
bermigrasi ke arah kutub negatif.
Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA.
Hasil elektroforesis yang terlihat adalah terbentuknya band yang merupakan
fragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan potongan-potongan jumlah
pasangan basanya. Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
ukuran dan bentuk suatu partikel baik DNA, RNA dan protein. Selain itu,
elektroforesis juga digunakan untuk fraksionasi yang dapat digunakan untuk
mengisolasi
masing-masing
komponen
dari
campurannya,
mempelajari
Elektroforesis gel agarosa adalah metode pemisahan molekul DNA dan RNA
menurut muatan, ukuran dan bentuk. Teknik ini sederhana, cepat terbentuk, dan
mampu memisahkan campuran potongan DNA sesuai dengan ukurannya secara
akurat, dibanding dengan densitas gradient sentrifugasi. Saat arus listrik
diaplikasikan pada gel, molekul bermuatan negatif akan berpindah menuju
elektroda positif. Metode elekroforesis telah digunakan dan dikembangkan didalam
teknik analisa untuk penelitian di bidang biologi dan genetika. Metode tersebut
berkembang sangat pesat sekali di zaman kemajuan teknologi, disebabkan karena
pengerjaannya sangat sederhana dan sangat mudah. Di dalam ilmu biologi maupun
biologi molekuler, metode elektrorofesis banyak digunakan untuk taksonomi,
sistematik dan genetik dari hewan ataupun tumbuhan.
B. Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk melihat cara kerja dan prinsip
elektroforesis gel agarosa.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi Gelas ukur 1000
ml, Labu erlenmeyer 50 ml, Mikropipet beserta tip, Sarung tangan, Kertas parafilm,
Seperangkat alat elektroforesis, UV transiluminator dan Kamera (Foto digital).
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi DNA produk
PCR (DNA No. 9), DNA marka (DNA yang dipotong dengan Hind III), Agarosa,
Larutan buffer TAE 1X (tris-base, asam asetat glacial dan EDTA), Akuades,
Loading dye (Bromophenol blue, xylene cyalol) dan Larutan Etidium Bromid
(EtBr).
B. Metode
1. 10 ml larutan buffer TAE 0,2M + 500 mL akuades dihomogenkan (larutan 500
mL TAE 1x).
2. Gel agarosa 0,2 g + TAE hingga 20 ml (agarosa 1%), dididihkan hingga larut
sempurna.
3. Disiapkan baki elektroforesis dan diletakkan selotip disetiap ujung baki
elektroforesis.
4. Sisir elektroforesis dipasang di salah satu ujung baki dengan posisi hampir
menyentuh dasar baki.
5. Dituang larutan agarosa 60C ke dalam baki elektroforesis dan dibiarkan hingga
larutan berubah menjadi gel yang padat.
6. Sisir diambil dengan hati-hati kemudian selotip dilepaskan dari ujung-ujung
baki.
7. Baki yang telah berisi gel agarosa dimasukan ke dalam tangki elektroforesis
yang telah diisa dengan larutan buffer TAE 1x (dipastikan bahwa gel terendam
seluruhnya dalam TAE).
8. Disiapkan kertas parafilm, dimasukkan 10L sampel DNA dan 2L loading dye
6x ke dalam sumuran gel dengan cara mencampurkan kedua bahan tersebut
terlebih dahulu secara merata pada kertas parafilm.
9. Elektroforesis dinyalakan, diatur voltase dan waktunya (70 V, 35), dirunning.
10. Hasil running diangkat menggunakan sarung tangan, gel agarosa dimasukkan ke
dalam EtBr selama 2 menit kemudian dipindahkan ke aquades selama 1.
11. Gel dikeluarkan kemudian divisualisasikan pada UV transiluminator.
sehingga
kecepatan
migrasinyapun
berbeda.
Hal
tersebut
memisahkan fragmen DNA antara 100 bp50 kb tergantung dari konsentrasi gel
agarosa yang digunakan, medan gerak biasanya horizontal.
Fungsi dari masing-masing alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
elektroforesis adalah:
1. Sarung tangan, digunakan untuk mencegah keringat dari tangan pada medium
karena keringat mengandung DNAase dan melindungi toksik dari EtBr. Selama
mobility DNA.
Tabel 1. konsentrasi gel agarosa dan ukuran molekul DNA
No
Konsentrasi Gel
Agarosa (%)
0.3
0.6
0.7
0.9
1.2
1.5
2.0
1
2
3
4
5
6
7
3. Konformasi DNA
dan semakin basar berat molekul DNA maka laju migrasinya pun semakin lambat.
Berdasarkan ukuran, semakin berat molekul DNA maka semakin lambat laju
migrasinya, begitu juga sebaliknya. Menurut Pramono (2011), berdasarkan struktur
molekulnya, DNA yang paling cepat lajunya adalah DNA bentuk covalently closed
circular (CCC) disusul oleh bentuk linier, dan yang paling lambat adalah bentuk
open circular (OC).
B. Saran
Pelaksanaan praktikum lebih bekerja secara aseptis dan teliti. Penggunaan
sampel DNA yang digunakan lebih diperhatikan agar tidak terjadi denaturasi.
Selanjutnya dalam pelaksanaan praktikum tidak hanya demo dalam penggunaan alat
agar semua praktikan dapat mengetahui secara detail penggunaan alat.
DAFTAR REFERENSI
Faatih, M. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi, 10(1):61 67.
Fatchiyah. 2006. Electroforesis Migration Rate. Laboratorium Sentral Biologi
Molekuler & Seluler Universitas Brawijaya Malang, Malang.
Klug, W. S. & M. R. Cummings. 1994. Concepts of genetics. 4th ed. Prentice Hall,
Englewood cliffs.
Pramono, H. 2011. Bahan Ajar Biologi Molekuler. Fakultas Biologi Unsoed,
Purwokerto.
Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Oseana. Volume XXVI. Nomor
1. Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Osenologi LIPI, Jakarta.
Rachmaniar. 1998. Pemisahan Agarosa dari Polisakarida Agar. Buku Produk Alam
Laut I. Puslit Oseanografi LIPI, Jakarta.