tubuh (autosom) dan penyakit kromosom kelamin / seks (gonosom). Dalam penjelasan kali ini,
kelainan kromosom akan dijelaskan mengenai penyakit kelainan kromosom 1; penyakit kelainan
kromosom 2; penyakit kelainan kromosom 3; penyakit kelainan kromosom 5; penyakit kelainan
kromosom 6; penyakit kelainan kromosom 7; penyakit kelainan kromosom 8; penyakit kelainan
kromosom 9; penyakit kelainan kromosom 10; penyakit kelainan kromosom 14; penyakit
kelainan kromosom 15; penyakit kelainan kromosom 20; penyakit kelainan kromosom 21; serta
penyakit kelainan kromosom X dan Y.
Kromosom 1 : Hipofosfatasia
ipofasfatasia adalah kerusakan genetis pada proses mineralisasi kerangka yang diwariskan
dalam bentuk alel resesif yang bisa menyebabkan gejala perubahan bentuk formasi tulang dan
terlalu cepat gigi susu lepas pada anak-anak (Gambar 1). Hipofosfatasia dapat dijumpai di
seluruh dunia, akan tetapi yang paling banyak terjadi adalah keturunan dari keluarga sekte
Kristen Protestan Mennonit yang sering melakukan perkawinan sedarah di Manitoba, Kanada.
Penyakit tersebut belum ada penobatan medisnya. Penyebabnya adalah gen resesif homozigot
di dalam kromosom 1.
namun karena penyakit Alzheimer biasanya muncul pada lanjut usia, kemungkinan banyak
kasus Alzhaimer akibat genetis banyak yang terlewatkan dari perhatian. Mutasi yang terjadi di
dalam beberapa gen penyandi protein, terutama satu gen yang menyandi protein prekursor
amiloid pada kromosom 21 telah diketahui memiliki peran dalam proses Alzhaimer. Salah satu
bentuk penyakit Alzhaimer yang berkaitan dengan kromosom noor 14 berawal lebih dini dan
seringkali sebelum usia 60 tahun. Gen-gen yang lain juga menimbulkan penyakit Alzhaimer
secara genetis juga di kromosom 1 dan 19, serta DNA mitokondria.
Kromosom X
Kromosom X adalah sumber dari banyaknya penyakit genetik. Pada kelainan resesif,
konsekuensi buruknya lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Kelainan genetik
dari penyakit bawaan kromosom X yakni memiliki penyebaran yang khas yaitu silsilah keluarga.
Contoh penyakit kromosom X yakni kekeliruan metabolisme bawaan yaitu sindrom Lesch-
Nyhan. Sindrom Lesch-Nyhan adalah salah satu penyakit genetik yang paling menakutkan.
Penyakit yang bersifat resesif ini ditandai dengan disfungsi saraf yang dapat menimbulkan
dorongam untuk muntah dan mutilasi diri. Anak-anak yang pengidap yang selalu laki-laki sering
memperlihatkan dorongan obsesif dan hasrat tak yang terkendali untuk menyakiti dirinya.
Contohnya seperti menggigit bibir dan jari, menyiram diri dengan air panas, serta menikam
wajah dan mata dengan benda tajam. Meskipun anak-anak tersebut memiliki keterbelakangan
mental, namun anak-anak tersebut memiliki pandangan yang terang dan normal serta bisa
merasakan sakit.
Kromosom Y
Dampak yang paling mendasar dari kromosom ini adalah penentuan jenis kelamin itu sendiri.
Gen yang bertanggung jawab (awalnya dinamakan faktor penentu testis / testisdetermining factor, TDF) belakangan ini diidentifikasi dan diketahui berada di ujung
kromosom Y. Sebenarnya, TDF mengawali rentetan peristiwa dalam perkembangan embrio yang
berpuncak pada terjadinya individu laki-laki. Faktor lingkungan atau genetis apapun yang
menghalangi diferensiasi testis bisa menggagalkan terjadinya laki-laki, kembali ke keadaan awal
yakni
perempuan.
Satu kelompok kerusakan genetis pada Y, disgenesis gonad XY, terjadi pada daerah gen
TDF itu sendiri. Pasien penderita menunjukkan berbagai tingkat ambiguitas seksual, yang
berkisar dari fenotip laki-laki dengan mikroppenis hingga fenotip perempuan yang sepenuhnya
tak memiliki gonad laki-laki dan beragam tingkat perkembangan rahim dan organ reproduktif
eksternal
perempuan.
Gen TDF menarik perhatian karena gen tersebut berperan pada bentuk anomali kromosom seks
lainnya. Studi sitogenetika tahap awal telah mengungkap kasus-kasus langka, fenotipe laki-laki
memiliki kromosom XX seperti yang normalnya dimiliki perempuan. Analisis lebih lanjut
menunjukkan bahwa laki-laki XX sebenarnya punya bagian-bagian kromosom Y yang pindah ke
lengan pendek salah satu kromosom X-nya (kemungkinan melalui peristiwa meiosis abnormal
saat sang ayah memproduksi sperma). Pengamatan pada banyak kasus semacam itu,
mengarah pada identifikasi pemindahan kromosom terkecil yang menghasilkan kondisi laki-laki
dngan kromosom XX. Pemindahan itu mencakup ujung kromosom Y. Individu XX yang punya
bagian kromosom Y lainnya, fenotipnya tetap perempuan.
Perempuan yang cuma punya satu kromosom X (genotip XO) mengalami sindrom
turner. Sindrom turner adalah kondisi kelaiann genetis dengan gejalanya anatara lain
perawakannya pendek, indung telur rusak, leher bergelambir, pembengkakan tangan dan kaki,
serta penyempitan aorta. Sindrom turner terjadi pada sekitar 1-2% kehamilan yang diketahui
secara klinis, tapi 99% janin dengan kondisi sindrom turner meninggal sebelum dilahirkan
(menjadikan sindrom turner sebagai anomali kromosom yang paling umum dilaporkan pada
kasus aborsin spontan). Dalam populasi umum, sidrom turner terjadi pada sekitar satu per 5.000
kelahiran bayi perempuan hidup.
Trisomi X (genotip XXX) bahkan juga sering terjadi yakni sekitar satu per 1.000 kelahiran bayi
hidup. Gejala klinisnya antara lain terlihat ringan, tetapi sering mengalami kesulitan belajar
bahkan mengalami kemandulan parsial.
Beberapa kelainan konfigurasi kromososm seks menghasilkan individu dengan fenotip laki-laki.
Contohnya adalah kondisi genotip XXY (sindrom klinefelter) dan XYY, yang keduanya
terjadi pada satu dari sekitar 1.000 kelahiran bayi laki-laki hidup. Pada pasien dengan genotip
XXY memiliki berperawakan jangkung, kurus dan biasanya mandul. Sindrom XYY memiliki
sedikit efek dan biasanya tidak terdeteksi.
Hermafroditisme sejati, ketika testis dan indung telur sama-sama berkembang, juga dikenal pada
manusia. Salah satu rute genetis menuju hermafroditisme adalah khimerisme XX / XY, dimana
pembuahan ganda mengakibatkan pencampuran sel janin XX dan XY. Individu yang terjadi
sebenarnya embrio rangkap yang terdiri dari dua tipe sel, salah satunya secara genetika adalah
laki-laki dan lainya perempuan.