Anda di halaman 1dari 51

PENGEMBANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN BIOLOGI

Laporan Akhir

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Penilaian Pembelajaran


Biologi yang dibina oleh Ibu Dr.Murni Saptasari, M.Si

Oleh
Gigin Ginanjar 160341800431

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MEI 2017

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah


SWT atas limpahan Nikmat, Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Laporan Akhir mata kuliah Pengembangan Penilain
Pembelajaran Biologi. Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk untuk
memenuhi tugas mata kuliah Problematika Pembelajaran Biologi dan Sains pada
jenjang pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Selesaainya Laporan Akhir mata kuliah Pengembangan Penilain
Pembelajaran Biologi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Pada
kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr.Murni Saptasari, M.Si atas segala bimbingan dan arahanya kepada
penulis, juga sebagai dosen pembimbing pada matakuliah Pengembangan
Penilain Pembelajaran Biologi.
2. Saudara M.A.A. Ridho, Binti Rahmawati Partner dalam kelompok dan
Rekan-Rekan sekelas Offering D yang telah banyak memberikan masukan,
teman diskusi dan kesempatan belajar bersamanya.
Semoga amal ibadahnya dibalas dengan balasan yang setimpal dari Allah
SWT. Untuk selannjutnya besar harapan makalah yang disusun ini bisa menjadi
sarana pembelajaran yang baik untuk dijadikan sumber belajar untuk menambah
khasanah keilmuan kita sebagai pemenuhan pendidikan sepanjang hayat.
Makalah ini tentu tidak bisa menggambarkan isi yang dimaksud secara
keseluruhan, karenanya dengan kerendahan hati penulis tentu memohon maaf jika
ada hal-hal yang memang tidak sesuai dengan ekpektasi yang sudah ada. Sebagai
akhir, penulis mengharapkan saran dan kritik yang baik, yang membangun untuk
membentuk pondasi keilmuan yang makin paripurna dimasa yang akan datang

Malang, 8 Mei 2017


ttd

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... .ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... .iii
DAFTAR GAMBAR.iv
DAGTAR TABEL.iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ..1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Tujuan Penulisan..3
C. Manfaat Penulisan....4
BAB II ISI..6
A. Kedudukan Asessmen..6
B. Penilaian PAP dan PAN...6
1. Penilaian Acuan Normatif..7
a. Pengetian PAN.7
b. Tujuan PAN..7
c. Manfaat PAN7
d. Karateristik PAN..8
2. Penilaian Acuan Patokan8
a. Pengertian PAP.8
b. Tujuan PAP..9
c. Manfaat PAP9
d. Karakteristik PAP....10
C. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif..11
1. Validasi Soal Kualitatif.11
a. Aspek Materi...11
b. Aspek Konstruksi11
c. Aspek Bahasa..11
2. Validasi Soal Kuantitatif PG....19
a. Validitas..19
b. Reliabilitas...20
c. Tingkat Kesukaran...20
d. Daya Pembeda.22
e. Kualitas Pengecoh24
f. Analisis Butir Soal.......25
3. Validasi Soal Kuantitatif Esai31
a. Reliabilitas31
b. Hasil Analisis Butir Soal..34
D. Pengkategorian Kelulusan berdasar PAP dan PAN.37
BAB III PENUTUP41
A. Kesimpulan..41
B. Saran41
DAFTAR RUJUKAN.43
Biografi Penulis....45
LAMPIRAN47

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Validasi Kualitatif Soal Pilihan Ganda..14


Tabel 2. Validasi Kualitatif Soal Essay oleh Guru....16
Tabel 3. Kesimpulan Umum Validasi Kualitiatif Soal Pilihan Ganda..17
Tabel 4. Kesimpulan Umum validasi kaulitatif Soal Esai.....18
Tabel 5. Nilai Cronbachs...20
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Tingkat Kesukaran Soal Obyektif....22
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Daya Beda Soal Obyektif.....23
Tabel 8. Data skor soal uraian siswa kelas XI SMA Ar Rohmah Malang32
Tabel 9. Rekapitulasi Nilai Siswa Keseluruhan....37
Tabel 10. Konversi Angka menjadi Nilai PAN....38
Tabel 11. Konversi Angka menjadi Nilai PAN....39
Tabel 12 Nilai Berdasarkan PAN dan PAP..39

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perhitungan Signifikansi Validitas soal19


Gambar 2. Data Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda...21
Gambar 3. Data indeks daya pembeda...23
Gambar 4. Kualitas Pengecoh....24
Gambar 5. Hasil Nilai Soal Uraian Siswa SMA Ar Rohmah Malang....33

iv
BAB 1
PANDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru dalam dunia pendidikan harus menguasai tiga keahlian menjadi
seorang pendidik. Ketiga hal tersebut harus dikusai secara seimbang yaitu
kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem penilaiannya (Surapranata & Hatta,
2006). Jika seorang guru memiliki satu saja kelemahan, maka kriterianya menjadi
seorang guru professional karena tentu nantinya akan berdampak kepada hasil
yang sudah direncanakan dan diharapkan. Misalnya saja seorang guru mengerti
betul mengenai kurikulum dan bagaimana mengelola kelas dalam sistem
pembelajaran, akan tetapi lemah dalam memahami bagaimana cara menilai dan
mengevaluasi pembelajaran maka tentu akibatnya tidak bisa juga dianggap sepele.
Pada beberapa kasus tentu akan berakibat sangat mengkhwatirkan. Guru
salah dalam menilai atau tidak memiliki kemampuan yang baik dalam menilai
tentu akan menjadi kabar buruk bagi para siswa. Maka hal ini tentu akan sangat
merugikan siswa. Selain itu, penilaian yang diberikan oleh guru kepada siswa
tentu tidak menggambarkan dengan benar karakter siswa dalam pembelajaran.
Guru yang melakukan penilaian terhadap siswa tentu harus mengetahui
berbagai macam alat ukur dalam penilaian. Alat ukur yang banyak digunakan
diantara untuk mengukur secara subjektif (soal esai), alat ukur objektif (pilihan
ganda, penjodohan, isian singkat, dan benar-salah), dan penampilan
(performance) yang berpatokan kepada Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Normatif (PAN). Sebelum soal yang dibuat oleh guru baik itu
Pilihan Ganda (PG), esai (uraian) atau jenis soal lainnya, maka selain berdasar
pada PAP dan PAN tadi, penting sekali guru melakukan analisis butir soal.
Analisis butir soal bertujuan untuk menghasilkan karakter soal yang valid,
reliable, memiliki daya pembeda dan kesukaran yang sesuai.
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan salah satu kewajiban bagi
setiap guru. Hal tersebut dikarenakan setiap guru pada akhirnya harus dapat
memberikan informasi kepada lembaganya ataupun kepada siswa itu sendiri
tentang bagaimana dan sejauhmana penguasaan dan kemampuan yang telah

1
dicapai siswa terhadap materi dan keterampilan-keterampilan mengenai mata
pelajaran yang telah diberikan. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa nilai-
nilai yang diperoleh siswa dari hasil ulangan umum masih rendah. Salah satu
penyebab rendahnya nilai tersebut, dimungkinkan karena rendahnya kemampuan
guru dalam melakukan evaluasi dan menyusun alat tes/alat evaluasinya.
Sejalan dengan pernyataan di atas, maka evaluasi berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran, umpan balik bagi proses
pembelajaran, sebagai dasar untuk menyusun laporan kemajuan belajar siswa,
sebagai dasar merumuskan kriteria ketuntasan minimal dan untuk mengetahui
sejauh mana kualitas butir soal yang disusun. Butir soal merupakan perangkat
utama dalam sistem penilaian terhadap siswa di sekolah.
Alat evaluasi yang berupa tes tertulis harus memiliki karakteristik atau syarat-
syarat sebagai alat evaluasi yang baik, diantaranya harus memenuhi syarat
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, sebaran kunci jawaban,
dan efektifitas pengecoh serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Oleh karena itu menganalisis butir soal harus merupakan serangkaian
kegiatan pembelajaran yang tidak dapat ditinggalkan. Sangat penting bagi guru
untuk menentukan mana soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi
penggunaannya.
Guru juga perlu untuk meningkatkan kualitas butir soal melalui analisis
terhadap komponen-komponen utama dari tiap-tiap butir soal yang meliputi (1)
validitas (2) reliabilitas (3) tingkat kesukaran, (4) daya pembeda, (5) sebaran
kunci jawaban, dan (6) efektifitas pengecoh soal (Arifin, 2013). Salah satu tujuan
dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah
suatu soal (1) dapat diterima karena telah didukung oleh data statistic yang
memadai, (2) diperbaiki, karena terbukti terdapat beberapa kelemahan, atau
bahkan (3) tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak
berfungsi sama sekali (Aminoro & Daryanto, 2016).
Saat ini, juga telah berkembang cara menilai siswa dengan adanya penilaian
berbasis kelas, penilaian autentik, salah satunya dengan alat ukur berupa
portofolio, Penilaian dengan menggunakan portofolio merupakan salah satu

2
alternatif yang dapat digunakan dalam penilaian biologi yang bisa digunkan dalam
pembelajaran didalam kelas (Ramlawati, 2012).
Penilaian (Asesessment) memiliki peran yang teramat penting dalam
pembelajaran karena dapat berpetan sebagai bukti proses dan hasil belajar siswa di
Kelas, sehingga dalam menganalisis hasil karya siswa, guru dapat mengetahui
potensi, sikap ilmiah siswa, kelebihan, dan kekurangan mereka. Apabila guru
tidak melakukan asessment atau bentuk penilaian lainnya, maka guru tidak
mampun mengakomodasi semua kegiatan siswa didalam kelas sebagai bukti
pembelajaran. Pentingnya pengukuran sikap ilmiah, karya, hasil praktikum,
laporan dan karya lainnya dapat menjadi bukti siswa menguasai biologi bukan
hanya sekedar penguasaan materi subjek (konten, pengetahuan, konsep),
melainkan pengetahuan atau materi subjek hanyalah wahana untuk
mengembangkan proses berpikir dan hal-hal lain yang terkait di dalamnya
(Rustaman, 2010).
Assessment memiliki karakteristik yang beragam dan dapat mengukur
karakter tiap siswa sesuai tujuan yang diharapkan. Apabila melihat persoalan
diatas, melakukan asessment memiliki urgensi yang tidak dapat dinafikan, yang
lebih penting dari assessment adalah guru melakukan analisis butir soal, sebagai
upaya membuat instrument yang baik. Penilaian yang baik ditentukan oleh
instrument yang baik pula. Oleh karena itu, penting kiranya untuk dapat
melakukan keduanya secara bersamaan untuk terus memperbaiki proses belajar
dan mampu menilai siswa dengan baik.

B. Tujuan Penulisan
Beberapa hal yang bisa dijadikan tujuan asessmen dan analsis butir soal
dalam pembelajaran yaitu:
1. Mengetahui pentingnya kedudukan assessmen (penilaian) yang dilakukan oleh
guru dalam pembelajaran
2. Mengetahui pentingnya analisis butir soal yang dilakukan oleh guru ketika
akan membuat soal, sehingga soal menjadi valid, reliable, memiliki daya beda
dan tingkat kesukaran yang sesuai.

3
3. Mengetahui pentingnya penilaaian yang berdasar kepada Penilaian Acuan
Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Normatif (PAN).

C. Manfaat Penulisan
Beberapa Manfaat dari penilaian (assessment) dan analisis butir soal yang
dilkukan memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
1. Bagi guru, yaitu sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal
(seperti tes yang disiapkan guru di kelas), merevisi materi yang dinilai atau
diukur, meningkatkan keterampilan penulisan soal dan memberi masukan
kepada guru tentang kesulitan siswa.
2. Bagi sekolah, yaitu mendukung penulisan butir soal yang efektif, secara
materi dapat memperbaiki tes di kelas, meningkatkan validitas dan reliabilitas
soal di sekolah, menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang
diharapkan, memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan
kurikulum.
3. Bagi siswa, yaitu memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan
sebagian dasar untuk bahan diskusi di kelas, yaitu membantu para pengguna
tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan.

4
BAB II
ISI

A. Kedudukan Asessmen
Penilaian merupakan salah satu komponen kompetensi pedagogik. Penilaian
merupakan suatu proses sistematik yang berfungsi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efisen suatu program (Ali dan Kaerudin, 2012). Penilaian yang
efektif dapat mengukur ketiga ranah secara utuh yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Sejalan dengan itu, Anderson (2010) hasil belajar diaktegorikan
menjadi dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan.
Dimensi proses kognitif dibagi menjadi enam kerangka yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Sedangkan dimensi pengetahuan dibagi menjadi faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognisi. Kedua dimensi tersebut disusun dalam suatu tabel taksonomi
yang memudahkan pembacaan selain itu tabel menunjukkan hubungan antar
kedua dimensi yaitu proses kognitif dan pengetahuan.
Keseluruhan/dua dimensi tersebut merupakan hasil belajar yang akan
menentukan hasil pendidikan. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari proses
penilaian (asessment) yang yang dilalukan secara tepat. Istilah penilaian
(assement) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang
dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dalam bentuk hasil
belajar dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok
(Haryati, 2007). Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test,
tetapi juga dinilai dari alat-alat non test atau bukan test. Tekhnik ini berguna untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar yang tidak bisa diukur
menggunakan alat test.
Menurut Nurhadi (2009), asessment adalah proses pengumpulan berbagai data
yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan siswa
mengalami proses pembelajaran dengan benar. Assessment menekankan proses
pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata
yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.

5
Terkait dengan mata pelajaran biologi, penilaian menjadi hal yang penting dan
harus dilakukan oleh guru. Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan dan fungsi dari mata pelajaran biologi diterapkan pada jenjang pendidikan.
Penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan
keterampilan setiap siswa, memperluas wawasan serta menambah pengetahuan
dan kemampuan berbahasa, berpikir, berintelektual, berbudaya, kematangan
emosional, dan sosial (Suryaman, 2009). Terkait dengan tujuan yang harus dicapai
dalam mata pelajaran biologi, guru perlu memperhatikan penilaian yang
digunakan.
Mansur (2012), menyatakan bahwa untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan sistem penilaian yang
baik dan terencana, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan,
apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu
perbaikan dan penyempurnaan. Kemudian, Adil (2006), menamabahkan bahwa
asesmen juga mengacu pada suatu standar tertentu yang disebut dengan rubrik.
Rubrik diperlukan sebagai suatu standar penilaian untuk mengidentifikasi secara
jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan lakukan.
Wahyudi (2008) menyatakan bahwa rubrik disusun untuk memudahkan guru
dalam proses penilaian dan menjaga objektifitas dalam pengambilan keputusan.
Lembar penilaian ditambahkan deskripsi pengertian laporan praktikum, minat,
dan aktivitas siswa dalam diskusi. Penambahan tersebut berfungi sebagai acuan
terhadap instrument yang dibuat. Hal ini sesuai dengan Mulyana (2005), yang
menyatakan bahwa dalam penyusunan perangkat penilaian harus dicantumkan
definisi yang jelas yang digunakan sebagai acuan instrumen.

B. Penilaian PAP dan PAN


Evaluasi dalam proses pembelajaran memerlukan patokan, utamanya dalam
proses penilaiannya, dengan adanya patokan berarti berusaha menentukan
seberapa jauh tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh para pendidik. Bila tidak
terdapat patokan dalam pengukuran, maka sukar untuk melakukan evaluasi yang
sesuai. Mungkin hanya tergantung pada perkiraan atau selera pendidik. Dalam
melakukan penilaian, ranah kognitif merupakan yang paling mudah untuk dinilai
tujuannya sehingga banyak alat ukur yang dapat dikembangkan (Fajar, 2011).

6
1. Penilaian Acuan Normatif (PAN/Norm Referenced Evalution)
Penialaian Acuan Normatif (PAN) yang akan dijelaskan yaitu pengertian,
tujuan, karakteristik dan manfaat, sebagai berikut:
a) Pengertian PAN
Penilaian acuan norma menurut Sudjana (2009) adalah penilaian yang
diacukan kepada kelompoknya, hal tersebut dapat diketahui posisi kemampuan
peserta didik di dalam kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang
digunakan dalam menentukan derajat atau prestasi seorang peserta didik,
dibandingkan dengan nilai-nilai rata-rata kelasnya. Atas dasar itu akan diperoleh
tiga kategori prestasi peserta didik, yakni diatas rata-rata kelas, sekitar rata-rata
kelas, dan dibawah rata-rata kelas. Dengan kata lain prestasi yang dicapai
seseorang posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya. Keuntungan
sistem ini adalah dapat diketahui prestasi kelompok atau kelas sehingga dapat
diketahui keberhasilan pengajaran bagi semua peserta didik. Kelemahannya
adalah kurang meningkatkan kualitas hasil belajar.

b) Tujuan PAN
Pendekatan PAN menggunakan cara membandingkan prestasi atau skor
mentah peserta didik dengan sesama peserta didik dalam kelompok/kelasnya
sendiri (Rofieq, 2011). Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi
memiliki sifat relatif, artinya bila sudah berhasil menyusun pedoman konversi
skor berdasarkan tes yang sudah dilakukan pada suatu kelas/kelompok maka
pedoman itu hanya berguna bagi kelompok/kelas itu dan kemungkinan besar
pedoman itu tidak berguna bagi kelompok/kelas lain karena distribusi skor peserta
tes sudah lain. Kecuali, pada saat pengolahan skor kelompok/kelas yang lain tadi
disatukan dengan kelompok/kelas pertama.

c) Manfaat PAN
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan
mengacu pada norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh siswa
dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok tersebut. Dengan kata
lain PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai sekelompok
siswa dalam satu proses pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan pada

7
kelompok tersebut. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan skor pada
kelompok itu.

d) Karakteristik PAN
Penggunaan sistem PAN membiarkan siswa berkembang seperti apa
adanya. Namun demikian guru tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran
(TKP) sesuai dengan tuntutan kompetensi. TKP yang berorientasi pada
kompetensi tetap dipakai sebagai tumpuan dalam penyusunan evaluasi akan tetapi
pada saat pemberian skor yang diperoleh siswa maka TKP tidak dipergunakan
sebagai pedoman. Batas kelulusan tidak ditentukan oleh penguasaan minimal
siswa terhadap kompetensi yang ditetapkan dalam TKP, melainkan didasarkan
pada nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan kelompoknya.
Penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang harus ditetapkan yaitu:
banyaknya siswa yang akan lulus dan penetapan batas lulus. Terdapat dua cara di
dalam menentukan batas kelulusan antara lain: menetapkan terlebih dahulu jumlah
yang diluluskan, misalnya 75% dari seluruh peserta tes, kemudian skor tiap siswa
disusun dan diranking sehingga akan diketemukan skor terendah. Cara kedua
dengan menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan
menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku, sehingga akan diketemukan
luas daerah kurva normal atau jumlah anak yang diluluskan.

2. Penilaian Acuan Patokan (PAP/Criterion Referenced Evaluation)


Penialaian Acuan Patokan (PAP) yang akan dijelaskan yaitu pengertian,
tujuan, karakteristik dan manfaat, sebagai berikut:
a) Pengertian PAP
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan penilaian yang
membandingkan hasil pengukuran terhadap siswa dengan patokan "batas lulus"
yang ditetapkan untuk masing-masing bidang mata pelajaran (Zainul & Asmawi,
1997). Penilaian Acuan Patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation
merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Pada pengukuran
ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain.
Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi

8
atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung
tujuan instruksional.

b) Tujuan PAP
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana
diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP merupakan cara pandang
yang harus diterapkan (Masidjo, 1995). Dengan PAP setiap individu dapat
diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk
meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang,
demikian pula untuk memantapkan apayang telah dikuasainya dapat
dikembangkan. Pengajar dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari
adanya PAP.
Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil
tes akhir dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses
pembelajaran. PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa
yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok
berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas (Thoha, 1991)

c) Manfaat PAP
Manfaat Semiawan (1991), penerapan Penialain Acuan Patokan dapat
dimanfaatkan antara lain:
1. Penempatan seseorang dalam rentetan kegiatan belajar
2. Untuk mendiagnosis kemampuan seseorang dalam pembelajaran. Artinya
informasi yang diperoleh melalui diagnosis ini langsung dapat digunakan oleh
anak didik untuk mengatur langkah apa yang harus dilakukan, atau guru dapat
langsung menentukan keperluan anak didik agar proses pembelajaran
membawa manfaat yang lebih bermakna bagi anak didik tersebut
3. Jika dilakukan secara periodik dapat digunakan untuk memonitor kemajuan
setiap anak didik dalam proses pembelajaran. Secara berkelanjutan dapat
diketahui status seseorang dalam satu rentetan kegiatan belajar. Akhirnya
dapat memacu atau memotivasi semangat belajar siswa.

9
4. Kemampuan masing-masing anak didik untuk menyelesaikan kurikulum
secara kumulatif akandapat menentukan keterlaksanaan kurikulum.

d) Karakteristik PAP
Penilaian acuan patokan berfokus pada kelompok perilaku siswa yang
khusus, berdasar pada kriteria atau standar khusus. Hal tersebut dimaksudkan
untuk mendapat gambaran yang jelas tentang performan peserta tes dengan tanpa
memperhatikan bagaimana performan tersebut dibandingkan dengan performan
yang lain. Dengan kata lain tes acuan kriteria digunakan untuk menyeleksi status
individual berkenaan dengan domain perilaku yang ditetapkan/dirumuskan dengan
baik.
Penilaian acuan patokan, standar performan yang digunakan adalah
standar absolute, Semiawan (1991) menyebutnya sebagai standar mutu yang
mutlak. standar ini penentuan tingkatan (grade) didasarkan pada skor-skor yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk persentase. Untuk mendapatkan nilai A
atau B, seorang siswa harus mendapatkan skor tertentu sesuai dengan batas yang
telah ditetapkan tanpa terpengaruh oleh performan (skor) yang diperoleh siswa
lain dalam kelasnya. Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut
adalah skor siswa bergantung pada tingkat kesulitan tes yang mereka terima.
Artinya apabila tes yang diterim siswa mudah akan sangat mungkin para siswa
mendapatkan nilai A atau B, dan sebaliknya apabila tes tersebut terlalu sulit untuk
diselesaikan, maka kemungkinan untuk mendapat nilai A atau B menjadi sangat
kecil. Namun kelemahan ini dapat diatasi dengan memperhatikan secara ketat
tujuan yang akan diukur tingkat pencapaiannya.
Beberapa yang harus dipahami ketika menerapkan PAP menurut Sudijono
(1996) antara lain: 1). hal-hal yang dipelajari siswa mempunyai struktur hierarkis
artinya siswa mempelajari taraf selanjutnya setelah menguasai secara baik tahap
sebelumnya, 2). Guru harus mengidentifikasi masing- masing taraf kompetensi
setidak-tidaknya mendekati ketuntasan pencapaian tujuan, 3). nilai yang diberikan
dengan menggunakan PAP berarti menggunakan standar mutlak.

10
C. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
Analaisis kualitatif dan kuantitatif memiliki kedudukan penting dalam
menyusun soal yang dilakukan oleh guru. Penilaian kualitatif dapat dilakukan
dengan penilaian tiap soal yang dapat dilakukan oleh guru, dosen atau ahli materi
yang memiliki kompetensi dalam pembuatan soal baik dari materi maupun
psikologi siswa. Sementara itu penilaian kuantitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan memiliki tingkatan
kesukaran yang sesuai. Mekanisme penilaian tesebut disebut sebagai valiadasi,
sementara orang yang melakukan penilaian disebut sebagai validator.

1. Validasi Soal Kualitatif


Validasi soal secara kualitatif dilakukan kepada guru untuk meminta masukan
mengenai karakteristik soal-soal yang digunakan sudah baik atau belum aspek
yang dinilai meliputi aspek materi, aspek kontruksi dan aspek bahasa. Penjelasan
ketiganya setelah analisis butir soal dilakukan yaitu:
a. Aspek Materi
Soal pilihan ganda yang telah dibuat mulai dari nomor 1-20 secara keselurhan
sudah sesuai dengan indikator (menuntut tes terulis untuk bentuk pilihan ganda),
batasan pertnyaan dan jwawaban yang diharapkan sudah sesuai kecuali soal no.8,
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi) yang dibua sudah sesuai. Kemudian, Isi materi
yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas sudah
sesuai kecuali soal no.9 dan soal no.15
b. Aspek Konstruksi
Aspek kontruksi yang dinilai oleh validator meliputi penggunaan kata perintah
yang menuntut jawaban uraian semua soal dari 1-20 dianggap tidak tidak sesuai,
kemudian adanya petunjuk yang jelas mengenai cara untuk mengerjakan dari 1-20
soal sudah sesuai. Kemudian untuk pedoman penskoran juga dianggap tidak
sesuai dengan pedoman penskoran yang harusnya ada.

c. Aspek Bahasa/Budaya
Aspek bahasa yang digunakan dalam soal menurut validator untuk rumusan
kalimat soal komunikatif pada umumnya sudah sesuai, hanya saja pada soal

11
3,8,13 yang masih tidak sesuai, butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang
baku pada umumnya juga sudah sesuai, hanya saja pada nomor 3 dan 20 soal
masih belum sesuai, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian sudah sesuai, hanya pada nomor 3, 8 yang
belum sesuai. Kemudian tidak menggunakan abhasa yang tabu sudah sesuai.
secara ringkas aspek ketiganya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

12
Lembar Validasi Soal Uraian
LEMBAR VALIDASI SOAL PILIHAN GANDA DAN URAIAN
MATERI JARINGAN TUMBUHAN OLEH VALIDATOR AHLI MATERI

Kelompok 6 : Gigin Ginanjar


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI / 2
K.D. : 3.3. Menganalisis keterkaitan antar struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan

PETUNJUK
1. Lembar validasi ini digunakan untuk menilai kualitas draf soal uraianyang telah dikembangkan.
2. Hasil analisismelalui lembar validasi ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam merevisi dan menyempurnakan draf
perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
3. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian kualitas draf soal uraianyang terlampir dengan memberikan tanda centang ()
bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan kriteria dan tanda (-) bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria.
4. Apabila ada saran, koreksi, dan tambahan mohon Bapak/Ibu bersedia menuliskannya pada lembar yang telah disediakan atau jika
memungkinkan bisa langsung menuliskan pada naskah yang harus direvisi.

IDENTITAS VALIDATOR
Nama Validator : Haris Eka Pramuditya S.Pd.
Jabatan : Guru Biologi
Instansi : SMA Ar Rohmah Putra

13
Tabel 1. Hasil Validasi Kualitatif Soal Pilihan Ganda

Nomor Soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan -
sudah sesuai
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-
hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang - -
jenis sekolah atau tingkat kelas

B. Konstruksi
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
menuntut jawaban uraian
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal
7. Ada pedoman penskorannya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

C Bahasa
8. Rumusan kalimat soal komunikatif - - -
9. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku - -
10. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang - -
menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
11. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu
(Diadaptasi dari Rahmat, 2008)

14
Sementara itu, untuk Validasi soal uraian yang divalidasi secara kualitatif
yang dilakukan oleh guru SMA Ar-Rahmah berdasarkan validasi uraian secara
kualitatif memperoleh hasil berupa:

1. Aspek Materi
Menurut validator soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk
bentuk Uraian), Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai,
hanya saja soal no 1 dan 2 belum sesuai, Materi yang ditanyakan sesuai dengan
kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi) sudah
sesuai, Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat
kelas juga sudah sesuai.

2. Aspek Konstruksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian sudah
sesuai soalnya, kemudian adanya petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal juga sudah sesuai. Terakhir, ada pedoman penskorannya dala soal yang
diberikan masih belum sesuai semua jenis soalnya.

3. Aspek Bahasa
Rumusan kalimat soal komunikatif hanya satu yang sudah sesuai pada no 1
semenatara pada no 2,3,4 dan 5 masih belum sesuai. Untuk Butir soal
menggunakan bahasa Indonesia yang baku soal yang dibuat sudah sesuai, Tidak
menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian hanya pada no 1 yang tidak sesuai dan terakhir yaitu tidak
menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu soal yang yang divalidasi
semua soal yang dibuat sudah sesuai.
Secara ringkas, validasi esai tersebut dapat dilihat pada tabel 2, sementara
untuk kesimpulan sementara validasi pilihan ganda secara berututan yaitu tabel 3
dan tabel 4 berikut ini.

15
Tabel 2. Validasi Kualitatif Soal Essay oleh Guru
Nomor Soal
No Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai - -
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi,
kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat
kelas
B Konstruksi
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7. Ada pedoman penskorannya - - - - -
C Bahasa
8. Rumusan kalimat soal komunikatif - - - -
9. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
10. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau -
salah pengertian
11. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
(Diadaptasi dari Rahmat, 2008)

16
Tabel 3. Kesimpulan Umum Validasi Kualitiatif Soal Pilihan Ganda
Kesimpulan Soal Pilihan Ganda
Nomor Soal Saran
1 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

2 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

3 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Gunakan kalimat pertambahan diameter batang

4 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

5 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

6 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

7 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

8 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Diperjelas lagi maksud dari dalam ke luar atau ditanyakan namanya
saja
9 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Opsinya dipermudah saja

10 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

11 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

12 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

13 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Gunakan kalimat-kalimat merupakan ciri dari

14 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid*

17
-
15 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Pilihan jawaban diganti

16 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

17 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

18 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

19 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* -

20 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Kata/kalimat amorphous, yang terjadi, dan sel-sel jaringan diganti

Tabel 4. Kesimpulan Umum validasi kaulitatif Soal Esai


Kesimpulan Soal Essay
Nomor Soal Saran
1 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Diperjelas maksud ruang sel
Gunakan kalimat jelaskan fungsi bagian-bagian tersebut
2 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Gunakan kata deskripsikan atau gambarkan

3 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Pertanyaan kurang komunikatif


Ditanyakan struktur apa yang mendukung fungsinya saja atau
ditanyakan jenis-jenis penilaian yang lain
4 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Diperjelas apa maksud dari organ tubuh yang lain

5 Valid tanpa revisi/Valid dengan revisi/Tidak valid* Gunakan kalimat perintah analisis tentang fenomena tersebut

18
B. Validasi Soal Kuantitatif Soal Pilihan Ganda
Validasi soal kuantitatif meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda
dan indeks pengecoh. Hasil validasi soal secara kauntitatif di SMA Ar-Rahmah
Putra yaitu sebagai berikut:

1. Validitas
Pengujian Validitas menggunakan aplikasi Anates 2004 menghasilkan data
bahwa soal 1,2,5,6,7,8,10,11,13,15,17,18,19 tidak signifikan. Sementara soal
nomor 14 dan 20 berada pada kategori signifikan. Kemudian soal nomor
3,4,9,12,16 berada pada kategori signifikan. Kategori signifikan dan sangat
signifikan ini soal valid, selekengapnya yaitu pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Perhitungan Signifikansi Validitas soal

Soal yang tidak valid dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
ketidakterwakilan konstruk dan penyimpangan keragaman konstruk dimana
instrument tersebut mengukur terlalu banyak variabel.

19
2. Reliabilitas
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan SPSS Versi 14. Pengujian
Relibilitas menggunakan Aplikasi Anates 2004 yang menghasilkan data yaitu
sebagai berikut:
Tabel 5. Nilai Cronbachs
Case Processing Summary

N Presentasi (%)
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 3.8
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel Hasil Alpha Cronbachs untuk Menghitung Validitas Soal Objektif

Cronbach's Alpha N of Items


0,617 20

Berdasarkan hasil perhitungan analisis butir soal uji reabilitas soal pilihan
ganda (PG) maka dapat diperoleh Croncbachs Alpha sebesar 0,617. Maka
reabilitas tergolong pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa factor salah satunya adalah kemampuan peserta tes atau subjek ujicoba
dan evaluasi yang subjektif yang juga dapat meningkatkan reliabilitas

3. Tingkat Kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes
hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Cara menghitung
tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus tingkat kesukaran (Arifin, 2013).
Berikut adalah rumus menghitung tingkat kesukaran, menggunakan perbandingan
jawaban salah dari kelompok atas & bawah.

(WL + WH)
TK = x 100%
(L + nH)

20
Keterangan:
WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas
nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok bawah
Berdasarkan Arifin (2013), untuk menggambarkan kriteria penafsiran tingkat
kesukaran soal yaitu:
1) Jika jumlah persentase sampai dengan 27%, soal termasuk mudah.
2) Jika jumlah persentase 28% - 72%, soal termasuk sedang.
3) Jika jumlah persentase 73% ke atas, soal termasuk sukar.
Aplikasi rumus tersebut dapat menggunakan program hitung komputer.
Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan software Anatest 4,
dapat diketahui tingkat kesukaran soal. Data dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Data Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

Data pada gambar 2, dapat diketahui bahwa soal dengan tingkat sangat
mudah sebanyak 3 soal, tingkat mudah sebanyak 7 soal, tingkat sedang sebanyak
10 soal. Proporsi tingkat kesukaran soal tidak sesuai dengan teori. Hasil analisis

21
menunjukkan proporsi dari tingkat kesukaran soal adalah sangat mudah 15%,
mudah 35%, dan sedang 50%.
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Tingkat Kesukaran Soal Obyektif
Kriteria Jumlah Soal Persentase
Sangat Mudah 3 15%
Mudah 7 35%
Sedang 10 50%

4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan
warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan.
Sedangkan menurut Arikunto (2010) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Rumus untuk menghitung daya pembeda soal obyektif adalah menghitung
perbandingan jumlah peserta didik dari kelompok atas dan bawah yang menjawab
salah dengan jumlah kelompok atas atau kelompok bawah. Secara matematis
rumus daya pembeda dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
DB: Daya beda
WL: Jumlah siswa kelompok bawah yang tidak menajwab ata meN
WH: Jumlah siswa kelompok atas yang tidak menjawab ataumenjawab salah.
n : Jumlah kelompok atas atau kelompok bawah (27% x N)

Adapun kriteria daya pembeda menurut Arifin (2012) adalah sebagai berikut.
Indeks ini juga dapat diubah dalam bentuk persentase.
1. > 0,40 : Sangat Baik
2. 0,30 0,39 : Baik
3. 0,20 0,29 : Sedang
4. < 0,19 : Buruk

22
Penghitungan daya pembeda dapat dengan menggunakan Anatest 4. Indeks
daya pembeda yang didapat dalam bentuk persentase. Hitungan dengan program
ANATES 4 menggunakan rumus yang sama dengan rumus penghitungan manual.
Hasil penghitungan terdapat pada gambar 3. Indeks daya pembeda yang paling
tinggi adalah 75%, indeks daya pembeda yang paling rendah adalah 12,5%. Pada
soal nomor 18 indeks daya pembeda 0%, hal ini dikarenakan jumlah peserta didik
yang menjawab salah antara kelompok atas dan bawah sama.

DAFTAR RUJUKAN

Gambar 3. Data indeks daya pembeda

Dari data pada gambar 3 dapat ditransformasikan ke dalam tabel rekapitulasi


indeks daya pembeda soal obyektif. Berikut ini adalah tabel 7 indeks daya
pembedanya.
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Daya Beda Soal Obyektif
Kriteria Jumlah Soal
Sangat Baik 9
Baik 4
Sedang 4
Buruk 3
Kesimpulan:
Hasil perhitungan daya beda soal obyektif, sebagian besar soal (berjumlah 9
soal) berkategori sangat baik dalam membedakan siswa yang sudah dan belum

23
menguasai materi. Menurut (Arikunto, 2002) beberapa soal yang tidak memiliki
daya beda yang baik kemungkinan dapat disebabkan oleh.
1) Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
2) Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar
3) Kompetensi yang diukur tidak jelas
4) Pengecoh tidak berfungsi
5) Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak siswa yang menebak
6) Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada
yang salah informasi dalam butir soalnya.

5. Kualitas Pengecoh
Kualitas pengecoh memiliki karakteristik yang beragam, 30 siswa dan 20
pertanyaan. Karakter pengecoh menjadi baik apabila banyak dipilih/sangat baik
(++), baik (+), kurang baik (-), buruk (--) dan buruk sekali (- - -), secara lebih
jelas pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Kualitas Pengecoh

24
6. Analisis Butir Soal
Berdasarkan analisis butir soal dengan menggunakan anatest, diperoleh 2 soal
yang signifikan yaitu soal nomer 14 dan 20. Sementara soal yang signifikan
sebanyak 5 soal, yaitu pada nomer 3, 4, 9, 12, dan 16, soal- soal yang lainnya
belum signifikan. Kemudian simpangan baku secara keseluruhan yaitu 3,15 dari
jumlah siswa yang diamati. Secara lebih jelas analisis butir soal yaitu diuraikan
satu persatu sebagai berikut:

ANALISIS BUTIR SOAL PG


1. Analisis Butir Soal Nomor 1
Jaringan pada tumbuhan yang terdiri atas sel-sel mudadalam fase
pembelahan dan pertumbuhan adalah? [MERISTEM]

- Level Kognitif: C1 [PENGETAHUAN]


- Daya Beda: 25 % [SEDANG]
- Tingkat kesukaran: 70 % [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,211 [TDK SIGNIFIKAN]
2. Analisis Butir Soal Nomor 2
Pertumbuhan ke atas dari ujung batang tanaman dipengaruhi oleh
[MERISTEM APIKAL]

- Level Kognitif: C1 [PENGETAHUAN]


- Daya Beda: 12,5 % [SEDANG]
- Tingkat kesukaran: 90 % [SANGAT MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,244 [TDK SIGNIFIKAN]
3. Analisis Butir Soal Nomor 3
Pertambahan diameter batang tanaman untuk menjadi semakin besar
dipengaruhi oleh[MERISTEM INTERKALAR]

- Level Kognitif: C1 [PENGETAHUAN]


- Daya Beda: 50 % [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 60 % [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,597 [SGT SIGNIFIKAN]

25
4. Analisis Butir Soal Nomor 4
Kulit pohon yang sudah tua terlapisi oleh jaringan gabus. Fungsi
jaringan gabus tersebut adalah [MENCEGAH TERJADINYA
PENGUAPAN AIR YANG BERLEBIHAN]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 50 % [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 73,33 % [MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,612 [SGT SIGNIFIKAN]
5. Analisis Butir Soal Nomor 5
Pada jaringan gabus batang sering dijumpai lubang-lubang kecil yang
disebut [LENTISEL]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 50% [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 63,33 % [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,400 [TDK SIGNIFIKAN]
6. Analisis Butir Soal Nomor 6
Gambar disamping merupakan struktur dari. [LENTISEL]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 25 % [SEDANG]
- Tingkat kesukaran: 73,3 % [MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,222 [TDK SIGNIFIKAN]
7. Analisis Butir Soal Nomor 7
Perhatikan ciri-ciri jaringan berikut : 1. Tersusun dari sel-sel mati,
2.Tidak terdapat ruang antar sel, 3. Dinding tebal terdiri atas
ligninJaringan yang memiliki ciri-ciri diatas
adalah.....[SKLERENKIM]
- Level Kognitif: C3 [ANALISIS]
- Daya Beda: 12, 5 % [SEDANG]
- Tingkat kesukaran: 73,3 % [MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,149 [TDK SIGNIFIKAN]

26
8. Analisis Butir Soal Nomor 8

Perhatikan gambar yang ditunjuk, bagian daun tersebut


memiliku fungsi untuk[ MELINDUNGI JARINGAN
DIBAWAHNYA DARI KEKERINGAN]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 25 % [SEDANG]
- Tingkat kesukaran: 66,67 [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,129 [TDK SIGNIFIKAN]
9. Analisis Butir Soal Nomor 9

Jaringan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara


atau transit hasil fotosintesis pada organ daun adalah
[PARENKIM PALISADE]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 75 % [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 66,67 [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,609 [SGT SIGNIFIKAN]
10. Analisis Butir Soal Nomor 10
Perhatikan gambar bunga! Bagian yang termasuk kepala sari dan
corolla terrdapat pada nomor... [1 DAN 3]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 25% [ SEDANG]
- Tingkat kesukaran: 66,67 [SEDANG]

27
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,289 [TDK SIGNIFIKAN]
11. Analisis Butir Soal Nomor 11

Perhatikanlah keterangan di bawah ini!


1. Merupakan jaringan tumbuhan yang terletak paling luar
2. Terdapat pada akar, batang, daun, bunga, buah dan biji
3. Sel-selnya tersusun rapat
4. Kadang memiliki lapisan kutikula di permukaan luarnya
Dari keterangan di atas, jaringan yang dimaksud adalah
[PARENKIM PALISADE]

- Level Kognitif: C3 [PENGAPLIKASIAN]


- Daya Beda: 12,5% [BURUK]
4. Kadang memiliki lapisan kutikula di permukaan luarnya
- Tingkat kesukaran: 86,67 [SANGAT MUDAH]
Dari keterangan di atas, jaringan yang dimaksud adalah
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,129 [TDK SIGNIFIKAN]
[EPIDERMIS]
12. Analisis Butir Soal Nomor 12
Di bawah ini merupakan modifikasi jaringan epidermis, kecuali
[SKLEREID]

- Level Kognitif: C1 [PENGETAHUAN]


- Daya Beda: 50% [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 70,00 [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,549 [SANGAT
SIGNIFIKAN]
13. Analisis Butir Soal Nomor 13
Pada waktu mencangkok pengupasan kulit batang menyebabkan batang
tersebut kehilangan jaringan
[XYLEM]

- Level Kognitif: C3 [PENGAPLIKASIAN]


- Daya Beda: 37,50% [BAIK]
- Tingkat kesukaran: 76,67 [MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,251 [TIDAK
SIGNIFIKAN]

28
14. Analisis Butir Soal Nomor 14
Perhatikan jaringan berikut
1) Epidermis
2) Sklerenkim
3) Parenkim
4) Kolenkim
Yang termasuk jaringan penguat adalah.
[2 DAN 4]

- Level Kognitif: C3 [PENGAPLIKASIAN]


- Daya Beda: 50,00% [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 73,33 [MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,466 [SIGNIFIKAN]
15. Analisis Butir Soal Nomor 15
Perhatikan gambar buah disamping!
Bagian yang ditunjukkan oleh anak panah tersebut adalah.....

[MESOKARP]

- Level Kognitif: C3 [PENGAPLIKASIAN]


- Daya Beda: 37,50% [BAIK]
- Tingkat kesukaran: 70,00 [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,362 [TIDAK
SIGNIFIKAN]
16. Analisis Butir Soal Nomor 16
Jaringan yang berfunngsi menyebarkan hasil fotosintesis adalah
[FLOEM]

- Level Kognitif: C1 [PENGETAHUAN]


- Daya Beda: 62,50% [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 46,67 [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,588 [SANGAT
SIGNIFIKAN]

29
17. Analisis Butir Soal Nomor 17

Akar pada ubi kayu mempunyai fungsi untuk .


[PENYERAPAN DAN PENYIMPANAN MAKANAN]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 37,50% [BAIK]
- Tingkat kesukaran: 86,67 [SANGAT MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,382 [TIDAK
SIGNIFIKAN]
18. Analisis Butir Soal Nomor 18
Sifat totipotensi dari sel tumbuhan yang sangat baik, dapat
digunakan dalam teknik.
[KULTUR JARINGAN]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 0,00% [TIDAK BAIK]
- Tingkat kesukaran: 83,33 [MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,038 [TIDAK
SIGNIFIKAN]
19. Analisis Butir Soal Nomor 19

Perhatikan pernyataan dibawah ini!


1) Melestarikan tanaman yang sulit berkembang biak
2) Mempunyai sifat sama dengan induknya
3) Menghasilkan tanaman dalam jumlah besar
4) Menghasilkan spesies tanaman baru
5) Menghasilkan tanaman tahan hama
Yang merupakan tujuan dari kultur jaringan adalah

[1, 2, DAN 3]

- Level Kognitif: C3 [PENGAPLIKASIAN]


- Daya Beda: 37,50% [BAIK]
- Tingkat kesukaran: 80,00 [MUDAH]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,231 [TIDAK
SIGNIFIKAN]

30
20. Analisis Butir Soal Nomor 20

Pernyataan mengenai transportasi apoplas berikut ini adalah

[PERPINDAHAN AIR DARI TANAH TANPA MELEWATI


ENDODERMIS]

- Level Kognitif: C2 [PEMAHAMAN]


- Daya Beda: 50,00% [SANGAT BAIK]
- Tingkat kesukaran: 50,00 [SEDANG]
- Korelasi Skor Butir Soal dengan Skor Total: 0,430 [SIGNIFIKAN]
E. Validasi Soal Kuantitatif Soal Uraian
Uji coba soal menggunakan 30 peserta didik dites dengan lima soal
bentuk uraian. Skor maksimum pada soal nomer 1, 2, dan 3 adalah 5,
sedangkan pada soal nomer 4, 5 adalah 10, dan skor minimum adalah
0.Analisis tiap butir soal dilakukan dengan menggunakan aplikasi anates soal
uraian ver. 405.Berikut adalah data jawaban soal uraian siswa kelas XI SMA
Ar Rohmah Putra Malang.
Tabel 8. Data skor soal uraian siswa kelas XI SMA Ar Rohmah Malang

31
1. Realibilitas
Reliabilitas = 0,61
Rata-rata = 17,37
Simpang Baku = 6,65
Korelasi XY = 0,44

32
Gambar 5. Hasil Nilai Soal Uraian Siswa SMA Ar Rohmah Malang

Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukkan bahwa soal uraian yang


diberikan memiliki reabilitas 0,61 yang termasuk kategori tinggi. Hal ini dilihat
berdasarkan kriteria realibilitas instrumen (Arikunto, 2012):
a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi
b. Antara 0,600-0,790 : tinggi
c. Antara 0,400-0,590 : cukup
d. Antara 0,200-0,390 : rendah
e. Antara 0,00-0,190 : sangat rendah.
Realibilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.
Reliabilitas (keterpercayaan) tes menunjuk pada pengertian apakah suatu tes
dapat mengukur secara konsisten sesuatu yang akan diukur dari waktu ke
waktu (Arifin, 2016). Apabila suatu tes memiliki kemampuan untuk
menghasilkan pengukuran yang ajeg, tidak berubah-ubah jika digunakan secara
berulang-ulang pada sasaran yang sama, alat ukur yang sama dan prosedur
yang sama dapat dikatakan tes tersebut reliabel. Faktor-faktor yang
mempengaruhi reliabilitas tes:

33
1. Soal diukur pada sampel minimal yang ditentukan yaitu 30 peserta didik.
2. Tingkat kesukaran soal ideal, sehingga dapat meningkatkan koefisien
realiabilitas, karena soal menghasilkan sebaran skor berbentuk genta atau
kurva normal.
2. Hasil Analisis Tiap Butir Soal
Analisis butir soal uraian nomer 1
Perhatikan gambar anatomi bawang dibawah ini!

Didalam epidermis bawang merah terdapat ruang sel, dinding sel, inti sel
(nukleus), sitoplasma, dan stomata. Jelaskan bagian-bagian tersebut beserta
fungsinya?
(Skor maksimal: 5)

Soal nomer 1 menunjukkan level kognitif C2 (menjelaskan,


mengidentifikasi). Hasil analisis butir soal nomer 1 menunjukkan:
daya pembeda = 62,50 %, dengan kriteria penafsiran sangat baik,
artinya butir soal uraian nomer 1 memiliki kemampuan yang sangat
baik untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.
tingkat kesukaran = 58,75 %, dengan kriteria soal sedang,
korelasi skor butir soal dengan skor total = 0,577, jika dibandingkan
dengan nilai taraf signifikansi 5% (0,576)menunjukkan bahwa soal
signifikan. Berarti soal nomer 1dinyatakan valid untuk dijadikan alat
evaluasi.

34
Analisis butir soal uraian nomer 2
Jelaskan sel-sel yang terdapat dalam xylem dan floem!
(Skor maksimal: 5)

Soal nomer 2 menunjukkan level kognitif C2 (menjelaskan). Hasil


analisis butir soal nomer 2 menunjukkan:
daya pembeda = 40,00 % dengan kriteria penafsiran sangat baik, artinya
butir soal uraian nomer 2 memiliki kemampuan yang sangat baik untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang berkemampuan rendah.
tingkat kesukaran = 60,00%,dengan kriteria soal sedang,
korelasi skor butir soal dengan skor total = 0,617,jika dibandingkan
dengan nilai taraf signifikansi 5% (0,576) menunjukkan bahwa soal
signifikan. Berarti soal nomer 2 dinyatakan valid untuk dijadikan alat
evaluasi.

Analisis butir soal uraian nomer 3


Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim yang ada pada tumbuhan
terdiri dari beberapa jenis, sebut dan jelaskan fungsi jaringan parenkim
minimal 3 jenis!
(Skor maksimal: 5)

Soal nomer 3 menunjukkan level kognitif C2 (menjelaskan). Hasil


analisis butir soal nomer 3 menunjukkan:
daya pembeda = 50,00 %, dengan kriteria penafsiran sangat baik,
artinya butir soal uraian nomer 3 memiliki kemampuan yang sangat
baik untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.
tingkat kesukaran = 55,00%, dengan kriteria soal sedang,
korelasi skor butir soal dengan skor total = 0,527, jika dibandingkan
dengan nilai taraf signifikansi 5% (0,576) menunjukkan bahwa soal
tidak signifikan. Berarti soal nomer 3 dinyatakan tidak valid untuk
dijadikan alat evaluasi dan perlu dilakukan revisi soal. Beberapa faktor
yang mempengaruhi diantaranya: banyak siswa yang tidak menjawab

35
soal nomer 3, soal yang diberikan memiliki kalimat yang kurang praktis
dan sistematis.

Analisis butir soal uraian nomer 4


Analisislah jika sel meristem primer pada tumbuhan dihilangkan, apa
yang akan terjadi pada organ tubuh yang lain?
(Skor maksimal: 10)

Soal nomer 4 menunjukkan level kognitif C4 (menganalisis). Hasil


analisis butir soal nomer 4 menunjukkan:
daya pembeda =50,00 %, dengan kriteria penafsiran sangat baik, artinya
butir soal uraian nomer 4 memiliki kemampuan yang sangat baik untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang berkemampuan rendah.
tingkat kesukaran = 42,50%,dengan kriteria soal sedang,
korelasi skor butir soal dengan skor total = 0,692, jika dibandingkan
dengan nilai taraf signifikansi 5% (0,576) menunjukkan bahwa soal
signifikan. Berarti soal nomer 4 dinyatakan valid untuk dijadikan alat
evaluasi.

Analisis butir soal uraian nomer 5


Pak Hartono adalah petani yang baru mencoba menanam cabai. Suatu
ketika harga cabai di pasaran menembus harga Rp 100.000 / Kg. Pak
Hartono menganggap naiknya harga cabai sebagai berkah luarbiasa.
Masalahnya, tanaman cabai pak hartono masih kurang 3 bulan lagi
dapat dipanen. Agar tidak menyianyiakan kesempatan dan waktu, Pak
Hartono menyemprotkan pupuk dalam jumlah yang lebih banyak dari
biasanya dengan harapan tanaman cabai lebih cepat berbuah. Ternyata
setelah diamati, tanaman cabai Pak Hartono tidak mengalami
pertumbuhan yang berarti. Apakah pupuk yang disemprotkan oleh Pak
Hartono tidak berefek? Mengapa demikian?
(Skor maksimal: 10)

36
Soal nomer 5 menunjukkan level kognitif C4 (menganalisis). Hasil
analisis butir soal nomer 5 menunjukkan:
daya pembeda = 35,00 %, dengan kriteria penafsiranbaik, artinya butir
soal uraian nomer 5 memiliki kemampuan yang baik untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang berkemampuan rendah.
tingkat kesukaran 38,75%,dengan kriteria soal sedang,
korelasi skor butir soal dengan skor total = 0,526, jika dibandingkan
dengan nilai taraf signifikansi 5% (0,576) menunjukkan bahwa soal
tidak signifikan. Berarti soal nomer 5 dinyatakan tidak valid untuk
dijadikan alat evaluasi dan perlu dilakukan revisi soal. Beberapa faktor
yang mempengaruhi dianta
ranya: banyak siswa yang tidak menjawab soal nomer 5, soal yang
diberikan memiliki kalimat yang kurang praktis dan sistematis.

F. Pengkategorian Kelulusan Nilai berdasarkan PAP dan PAN


Langkah untuk menentukan kelulusan nilai siswa setelah analisis butir soal,
dilakuan langkah kerja untuk mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan
nilai PAP dan PAN berikut:
1. Masukan skor mentah kedalam tabel
2. Menghitung skor menjadi nilai menggunakan Rumus PAP dan PAN
dengan mengalikan skor ideal
3. Membuat pedoman konversi hasil perhitungan
4. Mengubah skor menjadi nilai.
Cara untuk mempermudah perhitungan maka nilai Pilihan ganda dan skor
esai djumlahkan sebagai nilai satu orang siswa, kemudian hasilnya merupakan
nilai total siswa dalam menjawab soal Pilihan Ganda dan soal Esai. Untuk lebih
jelas yaitu pada tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Rekapitulasi Nilai Siswa Keseluruhan


Total Total PG &
Nama Siswa PG Esai Total Esai
PG Esai
Ali Akbar 20 30 50 50 100
Aufar 19 28 47,5 48 95,5
Roisudyah 18 27 45 47 92

37
Setia 18 25 45 45 90
Sidik 17 23 42,5 43 85,5
M.Faruq 17 23 42,5 43 85,5
Danang 17 22 42,5 42 84,5
M. Fahri 16 21 40 41 81
Akmal 16 20 40 40 80
Aminul 16 20 40 40 80
Nur 16 20 40 40 80
Ksatria 16 20 40 40 80
M. Muk 16 20 40 40 80
Esa 16 20 40 40 80
Ahmad 15 20 37,5 40 77,5
Hafis 15 19 37,5 39 76,5
M.Rifki 14 18 35 38 73
Raihan 13 17 32,5 37 69,5
Iqbal 13 16 32,5 36 68,5
Alan 12 16 30 36 66
M.Afik 12 16 30 36 66
Hilmi 12 15 30 35 65
Imam F. 12 12 30 32 62
M. Naufal 12 12 30 32 62
Ahmad 12 11 30 31 61
Nur 12 9 30 29 59
Biyoso 11 9 27,5 29 56,5
M. Safaral 10 9 25 29 54
Bisri 8 8 20 28 48
Ananda 7 0 17,5 20 37,5

Setelah nilai yang siswa diperoleh, kemudian nilai dibandingkan, dengan


cara dikonversikan kedalam tabel konversi PAN menurut Wayan dan Sumartana
(1986) yang menyatakan presentasi angka kedalam nilai yaitu sesuai tabel 10
berikut:

Tabel 10. Konversi Angka menjadi Nilai PAN


Pedoman
Tabel Konversi (SMI) Nilai Keterangan
Konversi
91-100% 90-100 A Lulus
81-90% 81-90 B Lulus
71-80% 71-80 C Lulus
60-70% 60-70 D Tidak Lulus
<60% <60 E Tidak Lulus

38
Kemudian bandingkan dengan nilai yang siswa diperoleh berdasrkan PAP,
dengan cara membandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
kedalam tabel konversi PAP yang berlaku di SMA AR-Rohmah yaitu pada angka
75, yaitu pada tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Konversi Angka menjadi Nilai PAN


Pedoman Tabel Konversi
KKM Nilai Keterangan
Konversi (SMI)
91-100% 90-100 75 A Lulus
81-90% 81-90 75 B Lulus
71-80% 71-80 75 C Lulus
60-70% 60-70 75 D Tidak Lulus
<60% <60 75 E Tidak Lulus

Apabila sudah mengetahui Kriteria nilai Siswa yang lulus dan tidak lulus,
mulai dari nilai A sampai E makan perlu dibandingkan perolehan nilai siswa
dengan keterangan lulus atau tidak lulus nilai siswa berdasarkan kriteria PAN dan
PAP. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Nilai Berdasarkan PAN dan PAP


Nilai Siswa Nilai Keterangan Keterangan
Nama Siswa
Pan Akhir PAN PAP
Ali Akbar 100 A Lulus Lulus
Aufar 95,5 A Lulus Lulus
Roisudyah 92 A Lulus Lulus
Setia 90 B Lulus Lulus
Sidik 85,5 B Lulus Lulus
M.Faruq 85,5 B Lulus Lulus
Danang 84,5 B Lulus Lulus
M. Fahri 81 B Lulus Lulus
Akmal 80 C Lulus Lulus
Aminul 80 C Lulus Lulus
Nur 80 C Lulus Lulus
Ksatria 80 C Lulus Lulus
M. Muk 80 C Lulus Lulus
Esa 80 C Lulus Lulus
Ahmad 77,5 C Lulus Lulus
Hafis 76,5 C Lulus Lulus
M.Rifki 73 C Lulus Tidak Lulus
Raihan 69,5 D Tidak Lulus Tidak Lulus
Iqbal 68,5 D Tidak Lulus Tidak Lulus

39
Alan 66 D Tidak Lulus Tidak Lulus
M.Afik 66 D Tidak Lulus Tidak Lulus
Hilmi 65 D Tidak Lulus Tidak Lulus
Imam F. 62 D Tidak Lulus Tidak Lulus
M. Naufal 62 D Tidak Lulus Tidak Lulus
Ahmad 61 D Tidak Lulus Tidak Lulus
Nur 59 E Tidak Lulus Tidak Lulus
Biyoso 56,5 E Tidak Lulus Tidak Lulus
M. Safaral 54 E Tidak Lulus Tidak Lulus
Bisri 48 E Tidak Lulus Tidak Lulus
Ananda 37,5 E Tidak Lulus Tidak Lulus

Setelah diperoleh data tersebut, 30 siswa SMA Ar-Rohmah memperoleh


nilai yang bervariasi dalam analisis butir soal kemudian nilai yang diperoleh
tersebut dikonversi kedalam nilai yang ada. Berdasarkan nilai PAN 17 siswa telah
Lulus atau mencapai Kompetensi, sementara 13 siswa belum mencapai atau tidak
lulus berdasarkan nilai tersebut. Hal ini berbeda jika berdasarkan PAP yang
mengkategorikan sebanyak 16 siswa lulus atau mencapai kompetensi sementara
14 siswa lainnya belum bisa lulus dan belum mencapai kompetensi yang
ditentukan. Perbedaan ini tentu disebabkan karena perbedaan patokan acuan yang
digunakan apakah PAP atau PAN.
Penggunaan kedua acuan tersebut tentu memiliki keuntungan dan kerugian
yang diperoleh guru atau pengevaluasi. Hal ini tidak menjadi masalah karena
keduanya memang memiliki keuntungan dan kerugian, memiliki spesifikasi yang
berbeda dalam menentukan konversi angka yang diperoleh siswa sebagai hasil
konversi.

40
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan kedudukan asessmen, analisis butir soal yang
ilakukan dan kaitannnya dengan penialian PAP dan PAN diatas diperoleh
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Kedudukan Assessmen dalam pelajaran biologi sangat penting dan harus
dilakukan oleh guru. Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan dan fungsi dari mata pelajaran biologi diterapkan pada jenjang
pendidikan. Penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui perkembangan
kemampuan keterampilan setiap siswa, memperluas wawasan serta
menambah pengetahuan dan kemampuan berbahasa, berpikir,
berintelektual, berbudaya, kematangan emosional, dan sosial.
2. Analisis butir soal dapat dilakukan guru dengan Kuantitatif dan Kualitatif.
Pada proses Kuantitatif yaitu dengan menguji validitasnya,
reliabilitiasnya, daya beda dan tingkat kesukaran yang sesuai. Sementara,
untuk penilaian kualitatif dapat dilakukan oleh guru, ahli materi atau
seseorang yang memiliki kompetensi yang baik dibidangnya pada aspek
materi, kontruksi dan bahasa.
3. Pentingnya penilaaian yang berdasar kepada Penilaian Acuan Patokan
(PAP) dan Penilaian Acuan Normatif (PAN) yang bisa mengkategorikan
siswa sesuai dengan kebutuhan, tujuan pembelajaran dan jenis evaluasi
yang digunakan. Penilaian berdasar PAN menyatakan 17 siswa lulus dan
13 tidak, sementara PAP 16 siswa lulus dan 14 siswa tidak lulus atau
tidak dapat mencapai komptensi yang diharapkan.

B. Saran
Saran yang penulis ajukan untuk dapat melakukan pengujian analisis butir
soal dengan PAP dan PAN yang baik yaitu:
1. Bagi Sekolah penting kiranya sealu melakukan analisis butir soal untuk
menyusun dan menentukan instrument pembelajaran yang baik. Instrumen

41
belajar yang baik berupa penilaian tersebut harus sudah sesuai validitasnya,
reliabilitiasnya, daya beda dan tingkat kesukaran yang sesuai, kualitas
pengecoh dan analisis tiap butir soalnya, kemudian yang tidak kalah penting
yaitu analisis kualitatif dari guru, orang atau lembaga yang memiliki
kompetensi dalam pengemabangan analisis butir soal
2. Bagi guru, kemampuan ini tentu mutlak diperlukan dan tidak bisa disepelekan,
karenanya guru harus menguasi setiap langkah karenanya jika ingin menguji
soal, guru harus menyedian jumlah soal yang banyak. Hal ini dilakukan karena
soalnya yang layak tidak banyak biasanya dan terbatas.
3. Bagi peneliti yang tertarik mengujikan, dapat melakukan pada skala yang
lebih besar sehingga dapat menggambarkan keadaan siswa yang sebanarnya,
berada pada waktu yang tepat yaitu saat tidak ujian jam terakhir, atau setelah
ujian sumatif yaitu UTS dan UAS karena siswa realif tidak memiliki energy
dan semangat untuk dapat mengerjakannya. Hal ini tentu mempengaruhi
analisis butir soal yang kita lakukan.

42
DAFTAR RUJUKAN

Adil M. 2006. Penilaian dan Evaluasi Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran. 13(2). 32-41 diakses pada:
http://educare.efkipula.net/index.php?option=com. 8 Mei 2017.

Ali & Khaeruddin, 2012. Evaluasi Pembelajaran. Badan Penerbit


UNM.Makassar.

Anderson, L. W. 2010. Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Pustaka Pelajar:


Yogyakarta.

Amirono & Daryanto. 2016. Evaluasi dan Penilaian. Garva Media: Yogyakarta.

Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta:


Jakarta.

_______, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:


Jakarta.

Fajar. 2011. Penilaian Acuan Patokan dan Penialain Acuan Normatif. Online,
(diakes pada:
http://penilaian_aturan_patokan_&Penilaian_aturan_normatif.pdf ), diakses
tanggal 9 Mei 2017.

Haryati, M. 2007. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Gaung Persada Press:


Jakarta.

Nurhadi. 2009. Pembelajaran Kontekstual. PT JePe Press Media: Surabaya.

Mulyana, E. H. 2005. Asesmen dalam pembelajaran sains di SD. Jurnal


Pendidikan dan Budaya. 3(2).
http://ml.scribd.com/doc/9039970/EdiHendri-Mulyana. Diunduh tanggal 8
Mei 2017

Ramlawati. 2012. Pengembangan Model Asesmen Portofolio Elektronik (APE)


Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa Pada Praktikum
Kimia Anorganik. Disertasi Doktor pada SPS UPI. Tidak diterbitkan:
Bandung

Rustaman, N.Y. 2010. Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter.
FPMIPA UPI: Bandung

43
Semiawan, C,1991. Prinsip- Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian dalam
Pendidikan. Mutiara: Jakarta.

Sudijono. A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindi Persad:


Jakarta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. PT Remaja


Rosdakarya: Bandung.

Surapranata, S & M. Hatta. 2006. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum


2004. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Rofiq, A. 2011. Tehnik Pemberian Skor dan Nilai Hasil Tes. Paradigma Press:
Jakarta

Thoha, M. C. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.

Wahyudi 2008. Asesmen pembelajaran berbasis portofolio di sekolah. Jurnal Visi


Ilmu Pendidikan. (2):288-296.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article /download. diunduh tanggal
9 Mei 2017.

Zainul, A & N. Nasution. 1997. Penilaian Hasil Belajar. PAU-PPAI: Jakarta.

44
BIOGRAFI PENULIS

Gigin ginanjar lahir dari ibu yang bernama Sai Maryamah,


S.PdI dan ayah yang bernama Jumanta Arsyad. Dibesarkan
dengan penuh cinta dan kasih bersama kedua saudaranya
yaitu Enok Irma Lestari, S.Pd. dan Galang Bagja Ananda.
Penulis lahir di Panggarangan-Lebak, 1 Januari 1991.
Riwayat Pendidikan formalnya yaitu: SDN 1 Hergarmanah
(1998-2003), Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar (1998-2003), SMPN 1
Panggarangan (2003-2006), SMAN 1 Bayah (2006-2009) dan Strata 1 (S1)
Pendidikan Biologi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan saat ini sedang
menempuh pendidikan Biologi Pascasarjana (S2) di Universitas Negeri Malang.
Sejak dulu, Penulis meluangkan waktu untuk aktif di organisasi,
diantaranya: Anggota OSIS SMAN 1 BAYAH (2007-2008), Anggota Kelompok
Pencinta Alam SMAN 1 BAYAH (2007-2008), Anggota Rohis SMAN 1
BAYAH (2007-2008), Koordinator Kepemimpinan OSIS SMA N 1 BAYAH
(2008), Ketua KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) SMAN 1 BAYAH 2008, Anggota
Tirtayasa Research and Academic Society (2009), Kepala Departemen Kebijakan
Publik Kesatuan Aksi Siswa Muslim Indonesia Kom. UNTIRTA (2009), Ketua
Himpunan Siswa Biologi UNTIRTA (2011), Anggota Ikatan Himpunan Siswa
Biologi Indonesia, Divisi Penelitian dan Pengembangan 2009-2011, Kepala
Departemen Himpunan Siswa Biologi Indonesia, Divisi LITBANG 2011-2012.
Selama kuliah, penulis juga pernah menjadi Asisten Laboratorium mata
kuliah Keanekaragaman Tumbuhan 1 (2011), Keanekaragaman Tumbuhan 2
(2012), Zoologi Vertebrata (2012), Struktur Hewan (2012), Morfologi Tumbuhan
(2012), Magang Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Labolatorum
Zoology (LIPI-Cibinong). Pernah mengajar SMAN 2 Kota Serang selama Setahun
sebagai Guru Biologi dan Bimbingan Belajar GAMA-UI sebagai Koordinator
Akademik.
Aktifitasnya diluar kampus di isi dengan kegiatan menulis diberbagai
media cetak untuk menyalurkan hobinya, karya tulisan yang pernah dibuat dan
mendapatkan penghargaan yaitu:
1. 8 Besar Lomba IPTEK Tertulis Nasional, LIPI 2009

45
2. Juara 2 Lomba Cerpen tingkat SMA Kabupaten Lebak-Banten 2009
3. Juara 2 Lomba Cerpen tingkat Universitas 2011
4. Juara 1 Lomba Menulis Nasional Gagasan Perlindungan Badak Jawa
2014
5. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Pengembangan Ekowisata Mangrove
Kabupaten Pandeglang Banten 2015
6. Juara 2 Lomba Menulis Cerpen Cagar Budaya Provinsi Banten 2016
7. Juara 1 Lomba Esai Qurani UIN Maulana Malik Ibrahim 2017
8. Juara 1 Lomba Menulis Opini Wicara.co tahun 2017

Penulis memiliki minat kepada dunia menulis khususnya cerpen dan


menyukai bidang Ekologi. Penulis memiliki cita-cita menjadi dosen, peneliti dan
penulis cerpen. Beberapa karya yang digarap saat ini yaitu cerpen berjudul Kabar
dari Hujan bersama dengan Cagar Budaya Provinsi Banten, beserta cerpen
cerpen yang sedang ikut diperlombakan. Saat ini, tinggal di Jalan Gading
Pesantren no.42. RT.01/RW.03 Kota Malang Jawa Timur

46
LAMPIRAN

47

Anda mungkin juga menyukai