OLEH KELOMPOK 3 :
Dengan resep dokter, mereka datang ke apotek untuk menebusnya. Calmlet kerap
diberikan dokter sebagai obat penenang, sedangkan riklona untuk menambah stamina
fisik agar lebih giat. Mengingat adanya resep itu, maka tidak termasuk penyalahgunaan.
Dia mengacu pada UU No 5 tahun 1997 tentang psikotropika, bahwa ketentuan pidana
adalah penyalahgunaan. Sementara, para pasien itu hanya sebagai orang yang mau
menebus obat berdasarkan resep dokter
Permasalahan Kasus
Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.
Pasal 1
(1) Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan
atau menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan
pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
(3) Rumah sakit, apotek, pusat kesehatan masyarakat, dan balai pengobatan
hanya dapat menyerahkan Narkotika kepada pasien berdasarkan resep
dokter.
Pasal 2
(1) Ruang lingkup pengaturan di bidang psikotropika dalam undang-undang
ini adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika yang
mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Pasal 3
(1) Barangsiapa :
a. memproduksi psikotropika selain yang ditetapkan dalam ketentuan Pasal 5;
atau
b. memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam bentuk obat yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7; atau
c. memproduksi atau mengedarkan psikotropika yang berupa obat yang tidak
terdaftar pada departemen yang bertanggung jawab di bidang kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1); dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
Sebagai TTK, tentu saja kita pasti sudah tau bahwa obat psikotropik dan
narkotika tidak bisa kita serahkan tanpa adanya resep dari dokter, dan jika
terjadi kesalahan dalam apotik tersebut yaitu memberikan obat psikotropik
dengan cara bebas, otomatis kita sebagai TTK sudah tahu kesalahan kita
sendiri, maka yang perlu kita lakukan adalah bertanggung jawab dengan
cara melaporkan kepada Apoteker penanggung jawab apotik atas kejadian
tsb. Kemudian apotekerlah yang menindaklanjuti permasalahan itu dan
melaporkan ke dinas kesehatan.
Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku
dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administratif maupun
sanksi pidana. Sanksi administratif yang diberikan
menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/
MENKES/ SK/ X/ 2002 dan Permenkes No. 922/ MENKES/
PER/ X/ 1993 adalah:
Dahulu pedagang besar farmasi dilarang menyalurkan psikotropika tanpa izin khusus
dari Menteri Kesehatan , tetapi sejakdi sahkannya Undang-undang RI nomor 5 Tahun
1997 tentang psikotropika maka pedagang besar farmasi yang menyalurkan
psikotropika tidak memerlukan izin khusus lagi. Dalam melayani resep seorang
apoteker wajib :
Melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi
pada kepentingan masyarakat. Apoteker wajib memberikan informasi:
a. Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien.
b. Penggunaan obat secara tepat , aman resional atas permintaan masyarakat.