Anda di halaman 1dari 117

Farmakognosi

BAB 1

SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA


DAN MYCOPHYTA

1 Agar 3 Secale cornutum


. .
2 Saccharomyces Siccum 4 Usnea thallus
. .

1.   AGAR

Nama lain : Agar – agar, Gelosa, Vegetable gelatin.


Tanaman asal : Gelidium cartilagenium  (L)*
Gracilaria confervoides  (L)**
Sejenis ganggang merah***
Keluarga : *     Gelidiaceae
**   Sphaerococcaceae
*** Kelas : Rhodophyceae
at berkhasiat : Garam kalsium dari gelosa, yaitu hidrat
utama / Isi arang kompleks yang tersusun dari
rangkaian galaktosa dimana molekul yang
terakhir berikatan dengan asam sulfat,
iodium
Persyaratan : 20 – 100 bagian per juta
kadar
Penggunaan : Karena mampu mengisap dan mengikat air,
sehingga dalam usus berfungsi sebagai
pelumas dan penambah isi usus, maka
banyak dipakai pada pengobatan sembelit
yang kronis. Juga sebagai bahan penolong
pada berbagai sediaan obat.
Pemerian : Umumnya berupa berkas potongan –
potongan memanjang yang tipis seperti
selaput dan berlekatan atau berbentuk
keping, serpih / butiran, abu – abu
kekuningan sampai kuning pucat atau tidak
berwarna, tidak berbau atau berbau lemah,
rasa berlendir, jika lembab liat, jika kering
rapuh.
Bagian yang : Koloidal hidrofil yang kering yang
Digunakan diperoleh dari penyarian.
Cara panen : Cara California :
Ganggang direndam air, dibersihkan dari
pasir dan kotoran lainnya, direbus dengan
tekanan, disaring selagi masih panas, sari
dimasukkan ke dalam tabung – tabung
pendingin, gudir yang terjadi digerus,
dibekukan dan dipisahkan dari air
dinginnya secara disaring hampa berputar,
pengeringan selanjutnya dilakukan dengan
mengalirkan udara panas.

Cara Jepang :
Ganggang yang dipelihara di dekat pantai
dikeringkan,dipukul – pukul untuk
memisahkan pasir, kerang dan kotoran
lainnya, berganti – ganti dicuci dan dijemur
sampai pucat warnanya, kemudian disari
agarnya

Cara Australia :
Ganggang dibersihkan dari pasir dan
dikelantang, direbus pada suhu 94o – 98o
selama 2 – 4 jam sebagai larutan 4% dan
pH dibuat  5 - 6, bagian – bagian yang
padat dipisahkan secara pemusingan dan
cairan yang telah jernih dicuci dengan norit,
dikentalkan, didiamkan,  kotoran – kotoran
organik dibilas dengan aliran air dan
dikeringkan pada suhu 40o – 50o.
Jenis – jenis : Agar Sailan, dibuat dari Gracilaria
lichenoides (Graville)
Agar Makasar, dibuat dari Eucheuma
spinosum (Ag) tercampur dengan garam
dapur.
Agar Amerika, agar pantai di Pasifik
diperoleh dari ganggang Gelidium
cartilagenium, Gelidium amansii, Anhfeltia
plicata.
Agar Pantai Atlantik, diperoleh dari
Gracilaria confervoides, Hypnea
muciformis dan ganggang merah lainnya.
Agar Jepang, dibuat dengan nama Japanese
Isinglass, diperoleh dari Gelidium
cartilagenium, dan Gloiopeltis tenax.
Agar Australia, dari Gracilaria
confervoides dan Sphaerococcus
compressus (Ag).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. SACCHAROMYCES SICCUM

Nama lain : Ragi kering, Dry yeast


Tanaman asal : Saccharomyces cerevisiae (Meyen) atau
Candida utilis (Hannegeng)
Keluarga : Ascomycetes
Zat berkhasiat : Vitamin dan putih telur.
utama / Isi
Penggunaan : Sumber vitamin B komplek dan zat putih
telur.
Bagian yang : Ragi yang diperoleh dari biakan pilihan.
Digunakan
Cara panen : Ragi yang berasal dari pabrik bir disebut
ragi bir kering, dan apabila telah
dihilangkan rasa pahitnya disebut ragi bir
kering tidak pahit.
Ragi yang berasal dari kultur dengan
media yang serasi disebut ragi utama
kering.
Keterangan : 10 gram ragi setara dengan 35 kalori;  4,6
gram protein nabati;  0,2 gram lemak;   3,7
gram hidrat arang;  11 mg kalsium;  189
mg fosfor anorganik dan 1,8 mg besi.

3. SECALE CORNUTUM

Nama lain : Sekale kornutum, Gandum Induk, Mother


of Rye, Ergot, Horn Seed.
Tanaman asal : Claviseps purpurea *, Secale cereale **
Keluarga : Hypocreaceae *, Poaceae **
Zat berkhasiat 
:     Alkaloida, terbagi 3 golongan:
utama / Isi 1.  Ergotamina  (ergotamina, ergotaminina,
ergosinina).
2.  Ergotoksina (ergokristina, ergokriptina,
ergokornina, ergokristinina, ergo-
kriptinina, ergokomina).
3.  Ergobasina, (ergobasina / ergonivina,
ergobasinina, ergonovinina.

    Tiramina, histamina, ergotionina dan


glikokolbetaina.
    Lemak terdiri dari trioleinat, trioksileinat
dan fitosterin, lesitin, ergosterin, asam
sfaselin, manit, trehalosa dan mineral
utama asam fosfat.
Persyaratan 
:     Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai
kadar ergotoksina tidak kurang          dari 0,2%;
    Kadar alkaloida yang larut dalam          air
dihitung sebagai ergometrina 
(ergonovina)  tidak kurang dari 0,03%.
Penggunaan : Semua alkaloida – alkaloida ini
menyebabkan kontraksi otot polos
terutama otot uterus. Jika dosis lebih besar
maka juga menguncupkan otot saluran
kemih, usus dan pembuluh darah
Pemerian : Bau dan rasa tidak enak
Bagian yang : Sklerotium dari Claviseps purpurea yang
Digunakan tumbuh dalam buah Secale cereale
Sediaan 1.
:      Ergometrini maleas ( FI ) untuk :
-     Ergometrini Compressi (F.N)
-     Ergometrini Injectio (F.N)

2.     Ergotamini Tartras ( FI ) untuk :


-     Ergotamini Injectio (F.N)
-     Ergotamini Compressi (F.N)
-     Ergotamini Solutio (F.N)
-     Coffeini Ergotamini Pulveres (F.N)

3.     Secalis Cornuti Pulvis (FI)


4.    Secalis Cornuti Extractum (FI), untuk
Secalis Guttae (F.N)
5.     Secalis Cornuti Tinctura (FI)
Penyimpanan : Dalam keadaan utuh ditempat sejuk dan
kering.

4.  USNEA THALLUS

Nama lain : Kayu angin, Linchen Dasypogus


Tanaman asal : Usnea misaminensis (Vain) Not, Usnea
dasypoga (Acharius) atau Usnea sp.
Keluarga : Usneaceae
Zat berkhasiat : Asam urat, zat pahit, hidrat arang
utama / Isi
Penggunaan : Astringen, obat sakit perut, anti septik
Pemerian : Bau lemah, rasa pahit
Bagian yang : Seluruh thallus, berbentuk benang, pada
Digunakan umumnya bulat memanjang, bercabang –
cabang berwarna abu – abu sampai biru
kehijauan pucat.

BAB II
GETAH,DAMAR, & MALAM

1.      Balsamum peruvianum


2.      Balsamum tolutanum
3.      Benzoinum
4.      Chrysarobinum
5.      Gommi acaciae
6.      Gommi arabici desenzimatum
7.      Myrrha
8.      Opium
9.      Papainum
10.  Tragacantha

1.      BALSAMUM  PERUVIANUM

Nama lain : Balsam  Peru


Tanaman asal : Myroxylon pereirae ( Royle )
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat : 50 % - 60 %  sinamein (campuran benzil
utama & bensoat dan bensilsinamat),  20 – 30 %
Persyaratan damar.  Asam benzoat, asam sinamat,
kadar vanillin dan peruvinol (= nerolidol).
Penggunaan : Obat gudik, obat luka, obat wasir dan obat
batuk. 
Sediaan : Peruviani unguentum (F.N)
Balsamum papillare (FOI).
Pemerian : Cairan kental tidak lengket, bebas dari
serat warna coklat tua, lapisan tipis
transparan berwarna ciklat kemerahan, bau
khas, enak, rasa pahit dan getir, bau
aromatik khas menyerupai vanilin.
Bagian yang : Eksudat kental yang diperoleh dari batang
digunakan yang telah dihanguskan dan dilukai.
Waktu & cara : Mulai umur  5 tahun  sampai  30 tahun
panen atau  lebih dapat diambil balsemnya.  Pada
permulaan bulan November / Desember
batang dipukul - pukul(tanpa menge-
lupaskan kulitnya pada sekeliling-nya
dengan meninggalkan sisa yang utuh.
Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak
atau digoreskan irisan – irisan padanya. 
Setelah 5 – 6 hari, kulit yang rusak itu
dibakar dan seminggu kemudian kulit
itupun lepaslah/dikelupas. 
Dari    kayunya keluar cairan ditampung
dengan secarik kain yang ditutupkan pda
luka jika kain sudah penuh dengan balsem
lalu dicelupkan ke dalam air mendidih,
balsam yang lebih berat akan    mengendap
dan dipisahkan.
Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10
hari kemudian, ini dikumpulkan seperti di
atas.
Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran
balsam yang ketiga.  Kulit yang rusak itu
akan sembuh dalam jangka   waktu 2 tahun
setelah itu dapat diperlakukan seperti
semula.

Ketiga macam balsam yang keluar itu


berturut-turut disebut :
         Tagauzonte.
         Balsamo de trapo
         Balsamo de contaripique
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2.  BALSAMUM  TOLUTANUM

Nama lain : Balsam Tolu


Tanaman asal : Myroxylun  balsamum ( L )
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat : Campuran zat-zat serupa damar, terdiri
utama / dari asam sinamat, asam benzoat serta ester
persyaratan dari kedua asam ini; damar sebanyak 75 –
kadar 80%; alkohol dari ester tersebut adalah
toluresinotanol; asam-asam aromatik
sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12%
dan asam benzoat bebas 8%; minyak atsiri
yang amat aromatik sebanyak  1,5 – 3%
dan terdiri atas bensil benzoat,
bensilsinamat,    filandren dan farnesol.
Penggunaan : Obat batuk dan fiksatif.
Pemerian : Bau aromatik mirip buah vanilin rasa
aromatik, jika dihangatkan dan ditekan
diantara 2 lempeng kaca dan diperiksa
dengan kaca pembesar, tampak hablur
asam sinamat.
Bagian yang : Balsam yang diperoleh dengan penorehan
digunakan batang.
Cara panen : Dibuat irisan-irisan berbentuk huruf V
yang sedemikian dalam sampai mengenai
kayunya.  Cairan yang keluar ditampung
dalam cawan-cawan kecil. Isi cawan
dikumpulkan kedalam kantong –   kantong
yang ditaruh di atas punggung keledai.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 3.  BENZOINUM / BENZOE

Nama lain : Kemenyan Sumatra


Tanaman asal : Styrax benzoin (Dryand),
Styrax paralleloneurus (Perkins)
Keluarga : Styracaceae
Zat berkhasiat : Lubanolbenzoat (=koniferilbenzoat),
utama / 1 – bensoresinol (=sumare Sinol), vanilin,
Persyaratan stirol, benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-
kadar propil Sinamat.
Penggunaan : Bahan pengawet (mencegah tengik) obat
batuk, tinctur untuk antiseptikum.
Pemerian Massa
: keras, rapuh, tersusun atas butiran
agak putik yang terbenam dalam massa
bening berwarna coklat beabuan hingga   
coklat kemerahan, bau khas enak, rasa agak
getir.
Bagian yang : Damar balsamik yang diperoleh dengan
digunakan penorehan batang.
Cara panen : Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada
tanaman sendiri tiada saluran damar).  Setelah
pohon mencapai umur 6 tahun dibuat luka
dekat asal cabang yang terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang
terbersih, menghasilkan kemenyan yang
paling putih, dan bau yang paling enak.  
Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.
Sediaan : Benzoes Tinctura         
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CHRYSAROBINUM

Nama lain : Krisarobin


Tanaman asal : Andira Aroraba ( Aquiar )
Keluarga : Papilionaceae
Isi / Syaratan : 70% Krisarobin yaitu hasil reduksi dari asam
kadar krisofanat (=Metil dioksi antrakinon)
Penggunaan : Obat psoriasis,  obat trikhofitosis.
Pemerian : Serbuk hablur renik ringan, warna kuning
atau coklat kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa.
Bagian yang : Campuran zat yang diperoleh dengan
digunakan penyarian araroba yang terdapat dalam rongga
batang. Tepung araroba ini disebut juga
tepung goa.
Sediaan : Chrysarobini unguentum (Form.nas)

5. GUMMI  ACACIAE

Nama lain : Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae


Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal
(Wild)
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat : Arabin, yaitu garam kalium, kalsium dan
utama / magnesium dari asam arabinat yang tersusun
Persyaratan atas arabinosa, ramnosa, galaktosa dan asam
kadar aldobionat; enzim dari tipe oksidase.
Penggunaan : Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat
misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil
dan tablet.
Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.
Bagian yang : Eksudat gom kering yang diperoleh dari
digunakan batang dan dahan.
Cara panen : Gom Arab keluar sendiri dari retakan-retakan
kulit batang dan mengeras di udara. Tanaman
yang telah berumur 6 tahun mulai dapat
diambil gomnya. Untuk memper-banyak
produksi kadang-kadang kulit batang diiris-
iris (dibuat luka).
Jenis - jenis : 1.  Gom Arab atau gom kordofan : mutu -nya
terbaik. Dikumpulkan di kordofon Propinsi
Sudan. Ada dua kwalitas yaitu :
     Bleached gum berupa butir-butir bulat telur
atau potongan bersudut-sudut, putih atau agak
kuning luarnya retak-retak.       
     Natural  gum  yang  lebih tembus cahaya
dan retak-retaknya tidak sedemikian banyak,
warna lebih kuning atau berwarna merah
jambu.
Gom senegal (Gom Afrika Barat), berasal dari
Senegal, daya rekatnya bagus, maka banyak
dipakai dalam industri. Umumnya berupa
butir-butir jorong atau bulat dan utuh, atau
berupa potongan-potongan bentuk bumbung
yang lurus  atau terpilin, jenis yang terbaik
berwarna agak putih (tidak berwarna), tetapi
umumnya tampak kekuningan, kemerahan
atau merah coklat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Keterangan : Lima abad sebelum masehi, oleh  Herodotus
sudah ditulis tentang pemakaian gom Arab
oleh orang Mesir purba untuk dipakai sebagai
perekat.    Hipporates  pada  tulisan -
tulisannya  antara  450 - 350  sebelum Masehi
menyebabkan penggunaan gom arab sebagai
bahan obat.

6.GUMMI ARABICI DESENZYMATUM

Nama lain : Gom Arab bebas enzim


Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal
(Wild.)
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat : Sama seperti gom Arab hanya tanpa enzim
utama / oksida
Persyaratan
kadar
Penggunaan : Zat tambahan
Pemerian : Lempeng tipis, hampir tidak berbau, rawa
tawar seperti lendir.
Pembuatan : Bagian gom arab dicampur dengan 1,5
bagian air, campuran dipanaskan dalam
aliran uap air selama 1 jam atau dalam uap
air bersuhu 107o selama 30 menit.
Campuran diratakan sebagai lapisan-
lapisan tipis pada lempeng kaca, kemudian
dikeringkan.

7. M Y R R H A

Nama lain : Mira


Tanaman asal : Species Commiphora  antara lain
Commiphora  molmol.
Keluarga : Burseraceae.
Zat berkhasiat : 40 – 70 % gom ( galokto – siloaraban ),  25
utama / – 45 % damar yang berisi fenol-
Persyarat fenol            (Heraboresam,  herabomirol,
kadar mirolol).     Asam-asam damar 3 – 10 %,
minyak atsiri (mirol dan mirenol) berisi
pinen, limonen, herabolen, egenol, kresol,
sinamilaldehid dan kuminaldehid; mineral,
zat pahit, asam semut, asam cuka dan asam
mirol.
Penggunaan : Untuk pembuatan dupa dan parfum.   
Tinctura mira untuk obat kumur.
Pemerian : Bau aromatik enak, rasa pahit dan getir.
Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa
berwarna kuning.
Bagian yang : Damar gom minyak yang diperoleh dari
digunakan batang.
Cara panen : Batang-batang dilukai kulitnya, kulit ini
berisi kelenjar schisogen yang
mengandung damar (harsa) warna putih
kekuningan.
Pada pengeringan warna berubah menjadi
coklat kekuningan sampai coklat
kemerahan. Ada pula yang keluar sendiri
dari retakan-retakan kulit batang.
Jenis - jenis : Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari
C.Molmol.
Mira Arab diperoleh C. abyssinica. Mira
arab tidak searomatik  Mira Somali.
Sediaan : Tinctur myrrhae (FI) untuk  Colutorium
adstringens (Form.nas)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. O P I U M

Nama lain : Opium mentah, candu, Thebaicum,


Meconium
Tanaman asal : Papaver Somniferum (L).
Keluarga : Papaveraceae
Zat berkhasiat : Alkaloida-alkaloida morfina, narkotina,
utama / Isi kodeina,tebain .papaverina dan narseina.   
Alkaloida-alkaloida ini terikat apada asam
sulfat, asam laktat dan asam mekonat.  Zat
putih telur, gula, malam, lemak, lendir,
garam sulfat dan fosfat dari logam kalsium
dan magnesium.
Persyaratan : Kadar morfina tidak kurang dari 10,0 %
kadar (dihitung sebagai morfin anhidrat).
Penggunaan : Pengobatan terhadap gejala - gejala
mencret dan sebagai sudorifika,
narkotikum.
Pemerian : Masa padat, coklat, bau khas kuat rasa
khas sangat pahit.
Bagian yang : Getah kering yang diperoleh dengan
digunakan penorehan buah tua tetapi belum masak.
Cara panen : Beberapa hari setelah daun mahkota gugur,
dan buah menjadi tua, pada buah
ditorehkan garis-garis mendatar, tegak
lurus atau berpilin seperti kumparan. 
Getah yang keluar dibiarkan mengering  24
jam kemudian dikupas dengan pisau
tumpul. Umumnya sebagian epidermis
buah ikut terkupas dan merupakan 6–10 % 
opium. Buah candu hanya menghasilkan
getah 1 kali. Ditempat yang amat panas
iklimnya penorehan dapat diulangi 2-3
kali. Jika udara panas dan kering, getahnya
yang terkumpul sedikit dan kental. Jika
udara lembab, hasilnya lebih banyak tetapi
kadar airnya juga lebih tinggi.
Jenis - jenis : 1. Opium Turki disebut juga Opium Smira,
Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel.
Luarnya keras, sebelah dalam lunak,
plastik coklat kemerahan. Untuk mencegah
melengketnya satu sama lain, sebelah luar
ditempeli sisa-sisa  daun  candu dari
tanaman Rumex. Bau sangat khas dan
pahit.

2. Opium Masedonia (Opium Saloniki)


berasal dari Papapaver Somniferum var
album dan jenis yang abu-abu-ungu. Kadar
morfina tinggi (13-17%) kodeina 0,464%,
narseina 0,025%.
3. Opium Iran (Opium Persia), getah
opium yang terkumpul dicampur dengan
gom sampai sama rata,  dipotong bentuk 
batu bata,  dijemur,  dibungkus kertas 
merah  (jarang kertas putih)  dan  diikat 
dengan  tali merah atau kuning.  Kadar air
lebih kecil dari  opium Turki, bau apek
rasa sangat pahit.

4. Opium India, kadar morfina rendah,


kadar narseina lebih tinggi dari kadar
morfina, warna coklat tua atau kehitaman
jika masih menyerupai pasta.
5. Opium Tiongkok, berupa  bulat
pipih,dibungkus kertas putih.

6. Opium Mesir, mutu rendah yang terbaik


hanya berisi 6-7% morfina, sering
dipalsukan dengan pasir, abu, biji-biji
tanaman, sari buah candu, gom arab,
tragakan, jadam, potongan-potongan besi.
Sediaan : 1.  Opii extractum (F.I)
Opii pulvis (F.I), untu        dibuat :
-         Bismuthi opii pulveres (F.N)
-      Opii pulvis compositus (F.I), untuk
dibuat Acidi acetyl salicylici Camphorae
opii Compressi (F.N), Acidi Acetyl salicy
opii Pulveres I, II, III (F.N)
3.     Opii compositi compressi.
4.     Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk
Benzoici Opii Tinctura (F.N)
5.     Opii Tinctura Aromatica (F.I)
6.     Opialum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya ; dalam lemari yang terkunci
karena obat narkotik.
Keterangan : Opium dianggap bermutu rendah jika :
         Warna kehitam-hitaman.
         Rasa manis, kurang pahit dan agak
memualkan
         Konsistensi lunak seperti lemak.
         Jika dipotong, halus atau berisi benda
asing.
         Tidak memberi warna coklat tua pada
ludah.
         Tidak membentuk cairan kental dengan
air.
         Tidak meninggalkan bekas yang sama
rata gelap setelah digoreskan pada kertas.

9. PA PAINUM
                                      
Nama lain : Papaina
Tanaman asal : Carica papaya (L.)
Keluarga : Caricaceae
Zat berkhasiat : Enzima proteolitik
utama / Isi
Penggunaan :Membantu  pencernaan  zat  putih  telur, 
dan  diberikan  dalam bentuk serbuk, pil,
tablet, eliksir.
Pemerian : Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa
lemah mirip pepsin, sangat mudah terurai.
Bagian yang : Getah buah mentah / hijau dan getah daun.
digunakan
Cara panen : Dibuat pengendapan getah segar dengan
etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air
dan diendaplan kembali dengan
penambahan etanol 95% dan dikeringkan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. TR AGACANTHA

Nama lain : Tragakan


Tanaman asal : Astragalus gummifer
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat : Zat lendir yang pada hidrolisa
utama / menghasilkan arabinosa, metil pentosa,
Persyaratan galaktosa dan asamgalturonat.
kadar Amylum 3% dan abu yang mengandung
kalium, calsium, Mg, Asam phosphat
bagian yang tidak larut dalam air disebut
basorin.
Penggunaan : Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil
dan trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat
kedokteran tertentu.
Bagian yang : Eksudat gom kering diperoleh dengan
Digunakan menoreh batang.
Sediaan : Pulvis gummosus (FOI)   Confectio Barii
Sulfatis et usum internum (FOI)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

BAB III

PENGELOLAHAN BAN NABATI

1.      Aloe
2.      Camphora
3.      Carbo adsorbens
4.      Catechu
5.      Colophonium
6.      Gallae
7.      Glycyrrihizae succus
8.      Ichthammolum
9.      Natrii alginas
10.  Pix carbonis

1.ALOE
Nama lain : Jadam, Aloes.
Tanaman asal : Bermacam-macam jenis Aloe :
Aloe perryi (Bakar)
Aloe barbadensis (Miller)
Aloe ferox (Miller)
Aloe africana (Miller)
Aloe spicata (Baker)
Keluarga : Liliaceae
Zat berkhasiat : Damar, aloin, air dan abu. Sifat Purgatif
utama / Isi disebabkan oleh 3 pentosida yaitu  barbaloin
(=aloin), isobarbaloin dan betabarbaloin.
Hidrolisa dari barbaloin antara lain
menghasilkan aloe emodin dan d-arabinosa.
Penggunaan : Pencahar
Pemerian : Semua jenis jadam berasa sangat pahit dan
menimbulkan rasa  mual.
Bagian yang : Cairan yang keluar dari potongan daun
digunakan segar.
Jenis – jenis, : 1. Jadam Curacoa diperoleh dari Aloe
cara panen dan barbadensis, Aloe vera, Aloe vulgaris.
perbedaannya Batang sangat pendek dan mengayu,  bunga
kuning terang.  Pada  permulaan  musim
semi,  daun - daun dipotong pada
pangkalnya, diletakkan miring dalam       
lubang bentuk V. Cairan yang keluar
ditampung dalam tong, dibiarkan       
menguap di udara atau direbus dalam panci
tembaga sampai kental,  dimasukkan 
cetakan  dan   dibiarkan menjadi keras.

2. Jadam Cape diperoleh dari Aloe ferox;


Aloe africana , Aloe Spicata (=aloe eru
varcernuta). Batang tinggi seperti pohon
sampai  5 meter,  daun - daun sebanyak 30-
50 helai, bunga putih. Daun yang telah
dipotong ditampung cairannya dalam kanvas
atau kulit kambing.  Cairan ini  kemudian
dikumpulkan dalam drum atau kaleng,
direbus selama 4 - 5 jam dengan dituang ke
dalam cetakan dan dibiarkan menjadi keras.

3. Jadam Sekotrin, Massa  yang licin, 


mengkilap warna hitam kemerahan  sampai 
hitam kecoklatan kadang - kadang lunak.
Mudah dipatahkan, patahan berbentuk
kerang dengan tepi yang tajam, jadam yang
segar disimpan lama, bau mirip campuran
putik krokus dan mira.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
                                      

2. CAMPHORA

Nama lain : Kamfer


Tanaman asal : Cinnamomum camphora (L.)
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat : Kamfer ( C12 H16 O )
utama / Isi
Penggunaan : Karminativa, obat kejang, obat gatal, obat
encok, anti iritansia.
Pemerian : Hablur butir atau massa hablur tidak
berwarna atau putih, bau khas tajam, rasa
pedas dan aromatik.
Cara panen : Potongan akar, batang dan cabang dialiri
uap air, uap yang berisi minyak ditampung
dalam kamar pendingin yang air
pendinginnya mengalir dari atas kebawah
melewati dinding kamar, kamfer
menempel  disebelah atas  dan  sebelah
bawah  terdapat  minyak dan air.  Minyak 
disaring untuk  memisahkan  kamfer yang
ada disitu.   Kamfer  yang  diperoleh 
masih  kotor  berwarna  agak    jambon dan
lunak. Untuk  pemurniannya  dicampur 
kapur  sebanyak 1/5 bobotnya dipanaskan
dalam periuk besi untuk membuang air dan
minyak atsiri (suhu 100o)  setelah itu suhu
dinaikkan sampai 175o – 200o  untuk
mensublimasikan kamfernya.
Sediaan :    Lotio Kummerfeldi (Form.nas)
    Solutio Camphora spirituosa (F.N)
    Tabulae Acidi acetylosalicylici
compositum (FOI)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CARBO  ADSORBENS

Nama lain : Karbo adsorben, arang penyerap.


Ketentuan : Arang yang dibuat dari bahan tumbuh-
tumbuhan tertentu, telah diaktifkan untuk
mempertinggi daya serap.
Penggunaan : Antidota
Pemerian : Serbuk sangat halus, bebas dari butiran,
warna hitam, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik            

4. CATECHU

Nama lain :   Gambir


Tanaman asal : Uncaria Gambier (Hunter Roxb)
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat : 25–50% asam katekutanat, 2-8% isokatekin
utama / Isi dan akakatekin, kuersetin, merah kateku.
Pemerian : Tidak berbau, rasa mula-mula pahit dan rasa
kelat-sepat, kemudian agak manis.
Bagian yang : Sari air kering yang diperoleh dari daun dan
digunakan ranting muda.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. COLOPHONIUM

Nama lain : Gondorukem, Resina, Rosin.


Tanaman asal : Beberapa spieces Pinus.
Keluarga : Pinaceae
Zat berkhasiat : Isomir dan modifikasi dari anhidrat asam
utama / Isi abietat, termasuk golongan ini adalah asam
primarat, asam sapinat.
Penggunaan : Bahan salep dan pleister, berkhasiat
mencegah oksidasi dari lemak, maka
berguna sebagai bahan pengawet salep.
Pemerian : Masa jernih seperti kaca, warna kuning
pucat atau kuning kecoklatan, bersudut-
sudut, rapuh mudah lengket satu dengan   
lainnya, bau dan rasa lemah, mirip ter.
Bagian yang : Sisa yang diperoleh pada penyulingan
digunakan minyak atsiri dari damar minyak.
Jenis - jenis : 1.  Gondorukem gom, sisa dari minyak
terpentin yang disuling minyak atsiri,
bubuknya berwarna putih, tidak lunak        
50 – 70o
2.     Gondorukem kayu, diperoleh dari
kayu pinus secara penyulingan, penyarian
atau kedua cara ini bersama-sama,
bubuknya berwarna kekuning-kuningan,
bagian yang tidak tersabunkan lebih
banyak dari pada gondorukem gom, titik
lunak 53 – 55o
Sediaan : Solutio Mastichis compositus (FOI)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. GALLAE

Nama lain : Jenitri


Tanaman asal : Quercus infectoria (Oliver)
Keluarga : Fagaceae
Zat berkhasiat : Asam penyamak  50 – 75 %,  asam galat       2
utama / Isi – 4 %, damar, pati, kalsium oksalat
Penggunaan : Obat wasir (sebagai salep), bagian dari jamu
singset.
Pemerian : Bau lemah, rasa sangat kelat dan agar manis.
Cara panen : Serangga Cynips tinctoria (keluarga
Cynipidae) menaruh telur – telurnya pada
pucuk-pucuk dan batang-batang muda, larva
yang keluar dari telur tersbut mengeluarkan
cairan berisi enzima yang dapat merubah pati 
yang terdapat dalam  sel-sel  disekitar  larva   
tersebut menjadi gula,  perubahan  dari  pati 
kegula  ini,   makin meningkat dan
merangsang sel-sel jaringan yang bulat
tengahnya berongga (karena dimakan larva
tersebut). Jenitri yang baik diperoleh dari
jaringan yang belum ditinggalkan
serangganya, berat dan tergantung warnanya
dinamakan  jenitri biru, hijau atau hitam. Jika
telah ditinggalkan oleh serangganya, ringan,
lebih  menyerupai bunga karang dan berwarna
pucat, disebut jenitri putih dan    nilainya
rendah.
Sediaan : Acidum Tannicum (F.I)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

7. GLYCYRRHIZAE  SUCCUS

Nama lain : Sari akar manis, Succus Liquiritiae.


Tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera
Keluarga : Papilionaceae
Zat berkhasiat : Gliserizin sampai 15 %, gula, lendir zat putih
utama / Isi telur, air,  zat yang dapat disari 49% dan yang
tidak dapat larut dalam air 5%.
Persyaratan : Kadar glizerin tidak kurang 10% dihitung
kadar terhadap zat yang telah  dikeringkan.
Penggunaan : Obat batuk
Pemerian : Batang berbentuk silinder/bongkah besar,
licin agak mengkilap warna hitam, coklat tua,
atau  serbuk berwarna coklat,  bau khas
lemah, rasa manis khas.
Bagian yang : Akar yang masih segar disari dengan air
digunakan mendidih, sari diuapkan dan dikeringkan
hingga bebas air.
Penyimpanan : Dalam wadah  tertutup  baik.
8.  Ichtamolum

Nama lain : Ichtamol, Ichthyol


Asal : Garam amonium asam sulfonat yang
diperoleh dari batuan bitumen, bercampur
dengan ammonium sulfat dan air.
Zat berkhasiat : Senyawa belerang, amonium sulfat
utama / Isi
Persyaratan : Kadar belerang organik tidak kurang dari
kadar 10,5% dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan, kadar belerang dalam bentuk
sulfat tidak lebih dari 25% dari kadar belerang
jumlah.
Penggunaan : Antiseptika lemah, obat batuk
Pemerian : Cairan kental, warna hampir hitam berbau
khas.
Sediaan : Solutio Ichtammoli Aetheris (Form.Ind.)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

 9. NATRII  ALGINAS

Nama lain : Natrium Alginat


Tanaman asal : Nacrocystis pyrifera (Turn.),      Laminaria
sacharina (L.) Laminaria digitata (L.) 
Nereocystis luetkeana (Mers.)
Keluarga : Lessoniaceae
Zat berkhasiat : Garam natrium dari asam alginat (suatu asam
utama / Isi poliuronat)
Penggunaan : Emulgator
Pemerian : Serbuk halus atau kasar, warna putih
kekuningan, hampir tidak  berbau, hampir
tidak berasa.
Pembuatan : Merupakan karbohidrat yang dimurni-kan
diperoleh dengan penyarian ganggang coklat
menggunakan alkali encer, sebagian besar
dari garam natrium dari asam alginat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. PIX  LIQUIDA

Nama lain : Ter Kayu


Tanaman asal : Dari keluarga Pinaceae
Zat berkhasiat : Hidrokarbon(benzol, toluol, silol, stirol,
utama / Isi naftalin, parafin, terpen, politerpen), furfurol,
metilfurfuran, dimetilfurfuran, fenol kresol,
pirokatekin, guayakol dan pirogalol.
Penggunaan : Obat eksim menahun dan obat batuk
Pemerian : Masa kental, lebih berat dari air, warna coklat
tua hampir hitam bau khas, rasa khas dan
empireumatik
Bagian yang : Masa kental yang diperoleh dari penyulingan
digunakan kering kayu.

BAB IV
SIMPLISIA DARI HEWAN
1. Adeps lanae
2. Adeps suillus
3. Cera alba
4. Cera flava
5. Cetaceum
6. Gelatinum
7. Mel depuratum
8. Thyroidum

1.      ADEPS LANAE

Nama Sinonim : Lemak bulu domba anhydrous lanolin,


Wool FAT, Lemak bulu
Nama hewan : Ovis Aries (L.)
Keluarga : Bovidae
Zat berkhasiat : Ester-ester lemak dengan kolesterol,
Utama/Isi oksikolesterol, gamma-lanosterol, lano-
sterol dihidrolanosterol dan agnosterol.
Adapun asam lemaknya adalah asam
palmitat, asam miristinat, asam lano-
palmitat, asam lanoserat, asam serotat dan
asam karnaubat, alkohol-alkohol, setil
-alkohol dan karnaubiealkohol.
Penggunaan : Sebagai salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.
Sediaan :     Aethylis Aminobenzoatis Tannini
Unguentum (Form. Nas).
     Bacitracini Neomycini Polymyxini
unguentum (Form. Nas).
     Chloramphenicoli unguentum  (Form.
Nas).
     Gamexani cremor (Form. Nas).
     Hydrocortini unguentum (Form. Nas).
     Ichtammoli unguentum (Form. Nas).
     Methylis Salysilatis unguentum (Form.
Nas).
     Tetracyclini Hydrocloridi unguentum
(Form. Nas).
Pemerian : Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning
muda atau kuning pucat, agak tembus
cahaya bau lemah dan khas.
Bagian yang : Lemak yang dimurnikan dari bulu domba.
diambil
Pembuatan : Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak
yang merupakan selaput luar bulu tersebut.
Air sabun bekas pencuci bulu mengandung
lemak tersebut. Pada air cucian ditambah
asam sulfat dan magma berlemak yang
terpisah diambil, magma diperas panas-
panas untuk memisahkan kotoran-kotoran.
Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika
masih berisi asam lemak bebas.
Lemak bulu domba dapat pula diperoleh
langsung yaitu secara disari dengan pelarut
organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari
cahaya atau ditempat sejuk.
2. ADEPS SUILLUS

Nama sinonim : Lemak babi, Lard.


Nama hewan asal : Sus scrofa (L.)
Keluarga : Suidae
Penggunaan : Bahan salap, emplastrum
Sediaan : Emplastrum Plumbi Oxydi.
Pemerian : Lemak lunak, likat, warna putih bau leak
tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi
cairan jernih dan kemudian dibiarkan,
tidak terpisah air.
Bagian yang : Lemak dari rongga perut.
digunakan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CERA ALBA

Nama Sinonim : Malam putih, White Bees Wax.


Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain.
Keluarga : Apidae
Zat berkhasiat : Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula
Utama/Isi asam serotinat, serasin (campuran parafin),
asam melisinat, seril-alkohol.
Penggunaan : Bahan salap
Sediaan : Methylis Salicylatis unguentum (F.N),
Unguentum Leniens
Pemerian : Zat pada lapisan tipis bening warna putih
kekuningan, bau lemah.
Bagian yang : Malam dari sarang yang telah dibersihkan
digunakan dan yang telah diputihkan.
Cara memperoleh : Dulu diputihkan secara dijemur dan
bentuk pita-pita tipis. Sekarang dioksidir
dengan hidrogenperosida, kalium
permanganat atau benzoil-peroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. CERA FLAVA

Nama Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees  wax, yellow


wax, bees wax
Nama hewan asal : Apis Mellifera (L.)
Keluarga : Apidae
Zat berkhasiat : Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam
Utama/Isi serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol,
hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.
Penggunaan : Bahan salep.
Sediaan : Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI)
Pemerian : Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika
hangat enjadi elastis, bekas patahan buram
dan berbutir warna coklat kekuningan, bau
enak seperti madu.
Bagian yang : Malam yang telah dibersihkan dari sarang
diambil apis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. CETACEUM

Nama Sinonim : Setaseum, Spermaseti


Nama hewan asal : Physeter macrosephallus

Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon


rostratus (Miller)
Keluarga : Physeteridae
Zat berkhasiat : Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat,
Utama/isi setiloleat, setilaurat, setilmiristinat, dan
setil alcohol.
Penggunaan : Bahan salap
Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).
Pemerian : Massa hablur bening, licin, warna putih
mutiara, bau dan rasa lemah.
Bagian yang : Malam padat murni yang diperoleh dari
diambil minyak lemak yang terdapat pada kepala,
lemak dan badan ikan.
Cara memperoleh : Binatang menyusui ini kepalanya besar,
bagian atas kepala berisi cairan yang
setelah binatangnya mati, menjadi padat
putih seperti bunga karang, merupakan
campuran setaseum dan minyak lemak.
Dengan perasan, pencucian dengan soda
dan lain sebagainya diperoleh setaseum
murni.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. GELATINUM
Nama Sinonim : Gelatina
Zat berkhasiat : Glutina tersusun atas glikokol, leusin,
utama prolin, asam glutamat, lisin, arginin,
alanin, asam asparoginat, fenil-alanin,
oksiprolin dan histidin.
Penggunaan : Bahan kapsul, salep, cairan transfusi.
Keterangan : Gelatina adalah protein yang diperoleh
dari bahan kalogen.
Ada dua macam tipe gelatina yaitu :
Type A dengan titik iso-electric pada pH
7-9, Type B dengan titik iso-electric pada
pH 4,7-5,0

Kwalitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan


oleh perbandingan antara glutina dan
khondrina yang terdapat padanya.
Gelatina makanan dapat dibuat dari 3
sumber utama, yaitu : tulang-tulang yang
sudah bersih, kulit babi yang baru
dibekukan, dan kulit sapi muda.
Tulang yang diolah dengan asam klorida
menghasilkan garam kalsium yang larut
dalam Osein.

Osein dan kulit sapi muda jika diolah


dengan kapur, memberikan kolagen 
kotor  yang setelah dimurnikan pada pH 5
– 6  menghasilkan gelatin tipe B.

Kulit babi yang diolah dengan asam


klorida dan disari pada pH 3,5 – 5 akan
menghasilkan lemak dan gelatin tipe A.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

7. MEL DEPURATUM

Nama Sinonim : Madu murni


Nama hewan asal : Apis mellifera (L.)
Keluarga : Apidae
Zat berkhasiat : Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air,
Utama/Isi zat atsiri aromatik, asam semut (sedikit)
Penggunaan : Sebagai sumber hidrat arang yang mudah
dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan
ferro.
Pemerian : Cairan kental serupa sirup, bening, warna
kuning muda sampai coklat kekuningan,
rasa manis khas bau enak khas, jika
dipanaskan diatas penangas air bau
menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.
Bagian yang : Madu
diambil
Cara memperoleh : Madu yang diperoleh dari sarang apis ini,
dimurnikan dengan pemanasan dibawah
suhu 800, didiamkan, kotoran yang
mengapung diambil, kemudian madu
diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.
Jenis-jenis : Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel
dari apis adamsonii di Afrika dari apis
caffra dan apis scutella.
Di Madagaskar dari apis unicolor. Di
India dari apis dorsata (apis indicata =
apis florea).
Madu erhalus adalah madu yang diperoleh
tanpa pemerasan tetapi dibiarkan mengalir
dari sarang lebah, jika dipusingkan
memberika madu yang paling jernih.
Virgin honey adalah madu yang
diperoleh dari sarang yang belum perbah
terbuka.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. THYROIDUM

Nama Sinonim : Tiroida


Nama hewan asal : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang
menyusui, telah dibersihkan dari jaringan
pengikat dan lemak.
Zat berkhasiat/isi : Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin,
Mono yodo tirosin.
Persyaratan kadar : Kadar yodium yang terikat sebagai
senyawa organik tidak kurang dari        
0,17 % dan tidak lebih dari 0,20 %
Penggunaan : Pengobatan terhadap hipotiroidisme
(kerdil dan myxoedema).
Sediaan : Thyroidi Compressi – F.I.
Merian : Serbuk warna kekuningan hingga coklat,
bau lemah, mirip bau daging rasa asin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya.
BAB V
SIMPLISIA DARI MINYAK MINERAL
1. Paraffinum Liquidum (F.I)
2. Paraffinum Solidum (F.I)
 3. Vaselin Album (F.I)

4. Vaselin Flavum (F.I)

1. PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Sinonim : Parafin cair, White mineral oil liquid petrolium,


Mineral oil.

Zat berkhasiat : Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56 hidrokarbon


Utama/isi siklis, hidrokarbon tidak jenuh dan derivat derivat
dari benzen).

Penggunaan : Bahan salep dan pencahar

Sediaan :        Betamethasoni cremor (Form. Nas).

        Cliquilini cremor (Form. Nas).

        Cliquinolini Hydrocortisoni cremor (Form.nas)

        Clioquinolini Hydrocortisoni (F.N)

        Gentamycini cremor (Form. Nas).

        Dexamethasoni Neomycini cremor (Form.nas).

         Dibucaini cremor (Form. Nas).

         Dienostroli cremor (Form. Nas).

         Gentamycini unguentum(Form. Nas).

         Hydrocortisoni cremor (Form. Nas).

         Hyoscini oculentum (Form. Nas).

         Prednisoloni unguentum (Form. Nas).


         Triamcinologi Acetonidi unguentum (F.N)

         Unguentum Leniens (Form. Nas).

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi,


tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak
berasa.

Cara : Diperoleh dari minyak mineral.


memperoleh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya.

2. PARAFFINUM SOLIDUM

Nama Sinonim : Parafin padat,paraffin, paraffin wax

Cara : Minyak mineral


memperoleh
Diperoleh dari residu minyak tanah kasar, residu
ini disuling lagi, maka diperoleh minyak parafin
sebagai distilat yang kemudian diolah dengan
asam sulfat dan selanjutnya dengan larutan
natrium hidroksida (selama pengolahan dibuat
tetap cair secara dipanaskan dengan uap air
setelah terpisah dari bagian airnya, minyak
parafin dibekukan menjadi zat yangsetengah
padat kemudian diperas.

Bagian minyak yang cair dipakai sebagai minyak


pelumas, bagian yang padat dicairkan, dibekukan
dan diperas lagi pada suhu yang tidak lebih tinggi
dari tadi, hasilnya dikenal sebagai refined wax.

Zat ini dicuci, diperas, dicairkan dan dialirkan


lewat arang tulang (atau bahan-bahan lain
sejenis), dan dibekukan, terbentuk massa yang
keras, tembus cahaya dan tidak berwarna.

Zat khasiat : Sama seperti parafin cair.


utama

Penggunaan : Bahan pengeras salep, zat tambahan.

Sediaan : Balsamum Album

Balsamum Rubrum
Pemerian : Padat, sering menunjukkan susunan hablur,
warna putih atau tidak berwarna, tidak berasa,
agak licin, jika terbakar nyala terang jika
dileburkan menghasilkan cairan yang tidak
berfluorosensi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. VASELINUM ALBUM

Nama sinonim : Vaselni putih, White petrolium

Zat berkhasiat : Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama


Utama parafin-parafin, senyawa-senyawa hidrokarbon
siklis dan hidrokarbon tidak jenuh.

Penggunaan : Bahas salep, pencahar lemah

Sediaan :        Bacitracini Neomycini

     Polymix ini unguentum (F.N).

         Balsamum Album (F.N).

         Betamethasoni cremor  (F.N).

         Cloramphenicoli unguentum  (F.N).

         Chrysarobini unguentum  (F.N).

         Clioquinolini cremor  (F.N).

         Getamycini cremor  (F.N).

         Dexamethasoni Phophatis cremor  (F.N).

         Dibucaini cremor  (F.N).

         Gentamycini unguentum  (F.N).

         Hyoscini oculentum  (F.N).

         Ichtamoli unguentum  (F.N).

         Hydrocortisoni unguentum  (F.N).

       Tetracyclini Hydrochloridi    unguentum  (F.N).


         Triamcioloni Acetonidi cremor  (F.N).

         Triamcioloni Acetonidi unguentum  (F.N).

         Triprllenamini cremor (F.N).

         Zinci unguentum (F.N).

         Vaselinum Hydrophylium (F.N).

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening warna putih, warna


ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan
hingga dingin tanpa diaduk, berfluorosensi lemah,
juga jika dicairkan tidak berbau, hampir tidak
berasa.

Cara : Vaselinum flavum yang telah diputihkan.


memperoleh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. VASELINUM FLAVUM

Nama Sinonim : Vaselin kuning, petrolium.

Zat berkhasiat : Serupa dengan vaselin putih.

Penggunaan : Bahan salep, pencahar lemah.

Sediaan :    Aethylis Aminobenzoatis unguentum (F.N)

   Aethylis Aminobenzoatis Tannini unguentum (F.N).

   Balsamum Rubrum (F.N).

   Olei Iecoris unguentum (F.N).

   Peruviani unguentum (F.N).

   Prednisoloni unguentum (F.N).

   Recorcinoli unguentum compositum (F.N).


   Zinci pasta (F.N).

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, warna kuning muda


sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan dingin tidak diaduk.

Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan, tidak


berbau, hampir tidak berasa.

Cara : Diperoleh dari minyak mineral


memperoleh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

BAB VI

Antibiotika

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan dalam kadar yang
sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jasad renik
lain (virus, riketsia, bacteria, protozoa, cendawan).

          Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang bersifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida (membunuh
kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan tetrasiklina) atau secara
semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).

          Contoh dari antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan yang
diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :

Penisilina alam : Benetamina penisilina, benzatina


penisilina, benzil penisilina,

Fenoksimetil penisilina, prokaina


penisilina.

Penisilina semisintesa : Ampisilina, kloksasilina, metisilina,


nafsilina, oksasilina, penamesilina,
propisilina.
          Perkataan antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti melawan dan
bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika yang efektif berbagai
kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain sebagainya) dan berfaedah untuk
pengobatan infeksi ganda.

          Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina, karbensilina,
kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina, gentamisina, kanamisina,
neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan tetrasiklina.

          Antibiotika yang cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif antara
lain adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina, novohiosina, natrium
fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan vankomisina.

          Antibiotika untuk pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina,
polimiksina B dan sulfokmiksina.

Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina,


streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan
paranomisina.
1.         Amoxicillinum =Amoksisilina (F.I)

Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 90% C 16 H19 N3 O5S dihitung

                                Terhadap zat hidrat arang.

Pemerian              :  serbuk hablur,putih,praktis tidak berbau

Sediaan                :  Amoxicillini capsulae

2.        AMPCILLINUM = Ampisilina (F.I)

Persyaratan : Ampisilina mengandung tidak kurang dari 95 %


Kadar C16H19N3O4S, masing-masing dihitung terhadap zat
anhidrat.

Pemerian : Serbuk hablur renik, warna putih, tidak berbau atau


hampir tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Ampicillini Capsulae (F.I), Ampicillini Trihidrat, 


Ampicillini Trihydratis Capsulae, Ampicillini Pro
Suspension.

3.         BACITRACINUM = Basitrasina (F.I)

Sumber : Basitrasina adalah antimikroba yang dihasilan oleh


biakan Basillus licheniformis atau Basillus subtilis var.
Tracy (Familia Basillaceae).
Pemerian : Serbuk warna putih sampai coklat, tidak berbau atau
berbau lemah, rasa pahit.

Sediaan : Bacitracinum pro Injectione, Bacitracini Oculentum,


Bacitracini unguentum

4.         CEPHALEXINUM (F.I)

Sumber : Sefalaksina berasal dari fungus Cephalosporium


aeromonium.

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai putih kuning gading,


bau khas

Sediaan : Cephalexini Capsulae, Cephalexini Compressi

5.             CEPHALORIDIUM = Sefaloridini (F.I)

Pemerian : Serbuk hablur, putih bau lemah mirip piritina, rasa


pahit

Sediaan : Cephalorodinum pro Injectione

6.         CHLORAMPHENICOLUM = Kloramfenikol (F.I)

Persyaratan : Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0%


Kadar dan tidak lebih dari 103,0 C11H12Cl2N2C5, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng


memanjang warna putih sampai putih kelabu atau
putih kekuningan, tidak berbau, rasa sanga pahit,
dalam larutan asam lemah, mantap.

Sediaan : Chloramphenicoli Capsule, Chloramphenicoli


Ucolentum, Chloramphenicoli Unguentum,
Chloramphenicoli Palmitas, Chloramphenicoli
Palmitatis Suspensio.

7.      Cloxacillinum natricum=kloksasilin natrium (F.I)

Persyaratan

Kadar     :          mengandung dengan setara tidak kurang dari 825 mg kloksasilin

                            C19   H18 CIN3 O5 S, per mg

Pemerian:           hablur putih,tidakberbau,

Sediaan  :          -

8.        CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDUM (F.I)   = Klindamisina Hidroklarida

      Pemerian : Serbuk hablur warna putih, rasa pahit.

     Sediaan : Clidamysini Hydrochloridi Capsulae


9.      COLISTINI SULFAS (FI) = Kolistini sulfat

  Sumber   : adalah anti bakteri yang di peroleh dari hasil pembiakan  Bacillus polymixia varietas colistinus

  Persyaratan kadar           : potensi yang setara dengan tidak kurang dari 500 kolistin

                               per mg

  Pemerian            :  serbuk halus, putih, sampai agak putih, tidak berbau.

10.  DEMECLOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)

Sumber : Adalah garam hidroklorida. Zat anti mikroba yang


dihasilkan oleh biakan Streptomyces aureofaciens
(Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat
denngan cara lain.

Pemerian : Serbuk hablur warna kuning, tidak berbau, rasa


pahit.

Sediaan : Demeclocyclini Hydrocloridi Capslae (F.I)

11. DOXYCYCLINUM (F.I)


Sumber : Termasuk golongan tetracycline dan dibuat secara
sintesa

Pemerian : Serbuk hablur kuning.

Sediaan : Doxycyclinum pro suspension, Doxycyclinum


Hydrochloridum Capsulae

12. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan


Streptomyces erythreus Waksman (Familia 
Streptomycetaceae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning, tidak


berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak
higroskopik.

Sediaan : Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.

13.  FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang yang dihasilkan               oleh


biakan pilihan Streptomyces fradial             atau
Streptomcyces decaris (Famila streptomyceataceae).

Pemerian : Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau,


hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.

14.     GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)

Sumber : Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti


mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora
purpurea.

 Persyaratan : Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590


Kadar mcg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.

Pemerian : Serbuk, warna putih sampai coklat.

Sediaan : Gentamycini Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis


Compressi.

15.     GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)

Sumber : Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan oleh


biakan pilihan Penisillinum griseofulvumatum atau
diperoleh dengan              cara lain

Persyaratan : Mengandung tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari


Kadar 102,0% C17H17ClO6, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

Pemerian : Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat,


tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah
maksimum sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa 
zarah berukuran lebih dari 30 µm.

Sediaan : Griseofulvini Compressi (F.I)

   Kalii Benzylpenicillina Compressi (F.I)

16.     KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)

Sumber : Kanamisina sulfat adalah garam monosulfat,


C18H36N4C11SO4 (BM 582,60) atau garam sulfat asam
C18H36N4O111,7H2SO4 (BM 651,20) kanamisina, zat
anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces
kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih, tidak


berbau atau hampir tidak berbau

Sediaan : Kanamycini Sulfatis Injectio

17.LINCOMYCINI HYDROCHLORIDUM = Linomisin ahaidroklorida

yaratan kadar : Potensi setara dengan tidak kurang dari 790 per mg, Linkomsin, C 16H34N2O6S

erian lemah, : Serbuk hablur, warna putih, tidak berbau atau berbau lemah, stabil terhadap pengaruh udara dan
cahaya.

an             : Lincomicini Hidrochloridi Capsulae

                    Lincomicini Hidrochlridi Injectio

MINOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (FI) = Minosiklin Hidroklorida

yaratan kadar : mengandung setara dengan tidak kurang dari 890 dan tidak lebih dari 950 C 23H27N3O7  HCL

erian : serbuk hablur kuning

19. NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)

Sumber : Neomisina sulfat adalah campuran garam sulfat zat


anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan
Streptomyces Fradiae (Familia Streptomycetaceae).

Pemerian : Serbuk warna putih atau putih kekuningan, hampir


tidak berbau, higroskopik.

20. NYSTATINUM  = Nistatina (F.I)

Sumber : Nistatina adalah zat anti fungi yang umumnya


dihasilkan oleh biakan Streptomyces noursei
(Familia Streptomycetaceae) atau dengan          cara
lain.

Pemerian : Serbuk warna kuning sampai coklat muda, bau khas

Sediaan : Nystatini Compressi, Nystatinum pro Suspensione,


Nystatini Unguentum

21. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM 

      = Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)

Sumber : Oksitetrasiklina hidroklorida adalah garam


hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan oleh
biakan pilihan Streptomyces remosus (Familia
Streptomycetaceae) atau yang dibuat dengan cara
lain.

Pemerian : Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau, rasa


pahit, hidrogrospik.

AROMOMYCINI SULFAS = Paaromomisin Sulfat

ber : Dihasilkan oleh Streptomyces rimosus var. Romomycinus

erian : Serbuk putij krem sampai kuning terang, tidak berbau, sangat Higroskopis

HENOXYMETHYLPENICILLINUM (FI) = Penisilin V

yaratan kadar : Potensi Penisilin V tidak kurang dari 1525 dan tidak lebih dari 1780 unit Penisilin V per mg

erian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau

aan : Phenoxymethylpenicillini Compressi

OLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B Sulfat (F.I)

ber : Poimiksian B sulfat adalah campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Bacillus
polymixa (Familia Bacillaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.

erian : Serbuk warna putih sampai kuning gading, tidak berbauatau berbau khas lemah
aan :

RIFAMPICINUM (F.I) = Rifampisina

ber : Adalah kelmpok bagi sejumlah zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyeces
mediterranei jenis-jenis rifampisina ditandai dengan huruf-huruf dibelakang namanya. Rifampisina
A,B,C,D dan E diperoleh dari alam. Rifampisina O, S dan SV adalah derivat dari rifampisina B.

erian : Serbuk hablur, coklat merah

aan : Rifampicina Capsulae

TREPTOMYCINI SULFAS = Streptomisina Sulfat (F.I)

ber : Streptmisina Sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces
griseus (Kransky) Waksman et Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat dengan cara
lain.

erian : Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit

aan : Streptomycini Sulfatis Injectio,

ETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina

ber : Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorinasi klotetrasiklina, atau dengan
mereduksi oksitetrasiklina, atau dengan cara fermentasi.

erian : Serbuk hablur renik, warna kuning tidak berbau

aan : Tetracyclini Suspensione

TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I) = Tetrasiklina Hidroklrida

ber : Tetrasiklina Hydroklorida adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang diperoleh dengan cara mereduksi
katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens ( Familia
Streptomycetaceae).

aan : Tetracyclini Hydrochloridi Capsulae

HIAMPHENICOLUM (FI) = Tiamfenikol


yaratan kadar : mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 12 H15 CL2NO5S di hitung terhadap
zat yang telah terhadap yang telah di keringkan

erian             : serbuk hablur halus, putih sampai putih kekuningan, tidak berbau

VANCOMYCIN HYDROCHLORIDUM (F.I.) = vankomisina hidroklorida

ber : Antimikroba yang umum di hasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces orientalis

erian: serbuk warna kehitaman atau coklat, tidak berbau, rasa pahit

aan:   -

BAB VII
IMMUNOSERA

Immonuserumai

            Immonuserum adalah sediaan mengandung imunoglobulin khas yang di peroleh dari
serum hewan dengan pemurnia. Immonuserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau
toksin atau toksoin yang dibentuk oleh bakteri atau mengikat antigen bakteri, antigen virus antau
antigen lain yang di gunakan untuk pembuatan sediaan.

            Immonuserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikan toksin atau
toksoid, venin, suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi hewan
tidak boleh diberi penisilin. Imunoglobulin khas diperoleh dari serum yang mengandung kekebalan
dengan pengendapan fraksi dan perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika lain.

            Dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai dan ditambahkan serba sama bila
sediaaan dikemas dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan
mengandung air tidak lebih dari 1,0% Rekontutitusi dilakukan pada saaat akan digunakan.

Pemerian :

Imunoserum cair                     : Hampir tidak berwarna atau kuning pucat, tidak keruh, hampir

                                                  tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang

                                                   ditambahkan.

Imunoserum kering beku        : Berupa padatan atau serbuk warna putih atau kuning pucat,

                                                  mudah larut dalam air membeku larutan tidak berwarna

                                                  atau kuning pucat dan mempunyai sifat sesuai dengan

                                                   sediaan cair.

Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang
direkonstitusi.

1.    IMMUNOSERUM BOTULINICUM (FI) = Imunoserum Botulinum = Antitoksin Botulinum

Imunoserum Anti Botulinum adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang
mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum tipe A.B.
dan E.

  Persyaratan kadar             :  Potensi tidak kurang dari 500 unit per ml masing-masing

                                            Untuk tipe A dan B, dan tidak kurang dari 50 unit per ml

                                            Untuk tipe E

  Pemeriaan                         : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunosera


  Identifikasi                      : Menetralkan secara sepesifik dan mengurangin bahaya toksin

                                            Yang dihasilkan oleh satu tipe atau beberapa tipe Clostridium

                                                  Botulinum yang tertera pada etiket.

2.        IMMUNOSERUM DIPHTERICUM = Imunoserum Difteri = Antitoksin Difteri

Imunoserum Difetri adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang mempunyai
kekuatan dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphteriae.

      Persyaratan kadar        : Potensi tidak kurang dari 1000 unit per ml, untuk

                                            Imunoserum dari serum kuda, tidak kurang dari

                                            500 unit per ml untuk imunoserum dari jenis lain.

      Pemeriaan                    : Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera

      Identifikasi                  : Menetralkan secara khas toksin Corynebacterium

                                            Diphteriae, sehingga mengurangin bahaya terhadap

                                            Hewan peka.

3.        IMMUNOSERUM TETANICUM = Imunoserum Tetanus = Antitoksin Tetanus

Imunoserum Tetanus adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang mempunyai
kekuatan dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.

      Persyaratan kadar        : Tidak kurang dari 1000 unit per ml untuk dosis pencegahan

                                             Dan tidak kurang dari 3000 unit per ml untuk dosis

                                              Pengobatan.  

      Pemeriaan                    : Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera.

      Identifikasi                  : Dapat menetralkan secara khas toksin Clostridium tetani,

                                             Sehingga mengurangi bahaya terhadap hewan uji yang peka.

4.        IMMUNOGLOBULINUM NORMAL = Imunoglobulin Normal

Imunoglobulin Normal adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung imunoglobulin terutama
imunoglobulin G (IgG), dapat mengandung protein lain.

Sediaan ini digunakan untuk injeksi muskulair.

Diperoleh dari plasma atau serum atau plasenta normal dan segara dibekukan.
      Persyaratan kadar        : Mengandung 90% hingga 110% protein dari jumlah yang

                                            Tertara pada etiket, dalam hal tertentu mengandung protein

                                            Tidak kurang dari 10% dan tidak lebih dari 18%.

      Pemeriaan                    : Sediaan cair jernih dan berwana kuning pucat sampai coklat

                                            Muda, selama penyimpanan dapat terbentuk kekeruhan.

                                            Sediaan beku kering berbentuk serbuk atau masa rapuh

                                            Berwana putih sampai agak kuning.

      Wadah dan penyimpanan :

  Sediaan cair, disimpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya pada
suhu 20 sampai 80.
  Sediaan beku kering, disimpan dalam hampa udara atau gas inert, terlindung dari cahaya pada suhu 2 0
sampai 80.

Deng an kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan
cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

5.        IMMUNOGLOBULINUM HEPATITIS B = Immunoglobulin hepatitis B

Imunoglobulin Hepatitis B adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung imunoglobulin
manusia terutama imunoglobulin G (IgG). Diperoleh dari plasma atau serum yang mangandung
antibodi spesifik terhadap antigen permukaan hepatitis B.Imunoglobulin Hepatitis B dibuat seperti
yang tertera pada imunoglobulin normal.

      Persyaratan kadar        : Mengandung tidak kurang dari 100 unit per ml.

      Pemeriaan                    : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin

                                            Normal.

Wadah dan penyimpanan :

    Sediaan cair, disimpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya pada suhu
20 sampai 80.
    Sediaan beku kering, disimpan dalam hampa udara atau gas invert, terlindung dari cahaya pada suhu 2 0
sampai 80.

      Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan
cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

6.         IMMUNOGLOBULINUM RABIECUM = Imunoglobulin Rabies


Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung imunoglobulin manusia terutama imunoglobulin
G (IgG). Diperoleh dari plasma atau serum yang mengandung antibodi spesifik terhadap virus rabies.
Dapat ditambahkan Imunoglobulin Normal.Imunoglobulin rabies dibuat seperti yang tertera pada
pembuatan Imunoglobulin Normal.

      Persyaratan kadar        : Mengandung tidak kurang dari 150 unit per ml.

      Pemeriaan                    : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin

                                            Normal.

Wadah dan penyimpanan :

 Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup


 Kedap, terlindung cahaya pada suhu 20 sampai 88
 Sediaan beku kering, di simpan dalam hampa udara atau gas intert, terlindung dari cahaya pada suhu
20 sampai 80

Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat di pertahankan hingga 3 tahun untuk
sediian cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

7.         IMMUNOGLOBULINUM HUMANUM MORBILLICUM = Imunoglobulin Campak


Adalah sediaan cair atau beku kering menganduna imunoglobulin manusia terutama
imunoglobulin G ( IgG). Di peroleh dari plasma atau serum yang mengandung anti bodi spesifik
terhadap virus campak, dapat di tambahkan Imunoglobulin Normal Imunoglobulin campak di buat
seperti yang tertera pada pembuatan Imunoglobulin Nor,mal.

   Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 50 unit per ml

Wadah dan penyimpanan :


   Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak tembus cahaya, tertutp kedap,  tidakberwarna,
pad suhu 20sampai 80
   Sediaan beku kering, di simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, hampa udara atau gas inert,
pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas, potensi dapat di pertahankan hingga 3 tahun untuk sediian
cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

8.         IMMUNOGLOBULINUM  HIMANUM TETANICUM = Imunoglobulin Tetanus

Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung imunoglobulin manusia, terutama
Imunoglobulin G (IgG), di peroleh dari plasma atau serum yang mengandung antibodi spesifik
terhadap Clostridium tetani. Dapat di tambahkan Imunoglobulin Normal.

Persyaratan Kadar: Mengandung tidak kurang dari 50 Unit per mil.

Pemerian: Memenuhi syarat yang tertera pada imunoglobulin normal.

Wadah dan penyimpanan:


 Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya,
pada suhu 20 sampai 80
 sediaan beku kering , di simpan dalam wadah, hampa udara atau gas invert, terlindung cahaya,
pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas,potensi dapat di petrahankan hingga 3 tahun untuk sediaan
cair dan 5 tahun untuk sediaan bku kering.

BAB VIII
                                                            VACCINA

Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu

Menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia.

            Vaksin dibuat dari bakteria, riketsiaatau virus dan dapat berupa suspensi

Organisme hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid.

            Metode pembuatan bervariasi tergantung dari jenis vaksin seperti yang tertera dibawah ini
atau dalam masinng-masing monografi dan di rancang agar dapat mempertahankan sifat antigenitas
yang sesuai,mebuat sediaan tidak berbahaya dan bebas dari kontaminasi senyawa asing.

            Pada waktu pembuatan dapat ditambahkan bahan pembantu yang sesuai,tetapi tidak boleh
ditambahkan penisilin pada setiap tahap pembuatan atau pada produk akhir.kecuali dinyatakan lain
dalam monografi, streptomisina tidak boleh digunakan pada pembuatan vaksin; penambahan ke
dalam biakan sel yang akan di gunakan dalam produksi vaksin diperkenankan,tetapi tidak boleh
terdeteksi jika dibiakan sel diinokulasi dengan virus.
            Jika vaksi dikemas dalam wadah dosis ganda,kecuali dinyatakan lain dalam monografi ,dapat
ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai selain antibiotik pada vaksin steril dan vaksin inaktif
dan penambahannya secara bervariasi. Pengawet antimikroba tidak ditambahkan pada persediaan
vaksin yang akan dikeringkan.

            Produk akhir dibagikan secara aseptik ke dalam wadah yang memenuhi syarat dan ditutup
kedap untuk mencegah kontaminasi mikroba; atau dibagikan dalam wadah steril, kemudian
dibekukerinkan dengan cara yang sesuai untuk mengurangi kadar air hingga tidak lebih dari 2,0%
dalam produk akhir, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Wadah kemudian ditutup kedap
dalam hampa udara atau dapat diisi gas nitrogen bebas oksigen atau gas inert yang sesuai sebelum
wadah di tutup kedap untuk menghindari kontaminasi mikroba.vaksin kering di rekonstitusi segera
sebelum di gunakan.

            Sterililitas. Jika tidak dinyatakan lain semua vaksin memenuhi syarat sterilitas seperti yang
tertera pada uji sterilisasi, kecuali vaksin bakteri hidup di perbolehkan pertumbuhan bakteri
pembuat vaksin.

Wadah dan penyimpanan. Jika tidak dinyatakan lain vaksin di simpan pada suhu 2 0 hingga 80,
terlindung dari cahaya, tidak boleh di bekukan.

Penandaan pada etiket harus juga tertera:

1.      Banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair.

2.      Dosis dan

3.      Daluarsa

                                                

Vaksin bakteri

Vaksin bakteri di buat dari biakan galur bakteri yang sesuai dalam media cair atau padat
yang sesuai dan mengandung bakteri hidup atau inaktif atau komponen imunogenitiknya. Sediaan
berupa suspensi dengan berbagai tingkat opasitas dalam ciran tidak berwarna atau hampir tidak
berwarna atau berupa sediaan beku kering.
            vaksin bakteri inaktif mengandung bakteriatau komponen imunogenik yang di inaktifasi
dengan cara tertentu  sehingga sifat antigenitas di pertahankan.
            vaksin bakteri hidup di buat dari galur bakteri dengan virulensi yang telaah di lemahkan dan
mampu merangsang pembentukan kekebalan terhadap galur patogen yang sama atau sejenis
bakteri yang sifat antigeniknya berhubungan.

Konsentrasi bakteri hidup atau inaktif dari tiap varietas atau sejenis bakteri di nyatakan
opasitasnya dalam unit internasional opasitas, atau bila sesuai dengan menghitung jumlah sel
langsung, atau jika bakteri hidup dengan angka viabel.
Vaksin virus dan riketsia

Vaksin virus dan rketsia adalah suspensi virus atau riketsia yang di tumbuhkan dalam telur
berembrio, dalam biakan sel atau dalam jaringan yang sesuai dan mengandung virus atau riketsia
hidup atau yang inaktif atau komponen imunogenetiknya Umumya tersedia dalam bentuk sediaan
beku kering.

Vaksin virus hidup umumnya di buat dri virus galur khas yang virulensinya telah di lemahkan.

Opasitas vaksi virus dapat berbeda tergantung cara pembuatan, dapat berwarna bila
mengandung indikator pH seperti merah fenol.

Toksida Bakteri

Di peroleh dari toksin yang telah dikurangi atau di hilangkan sifat toksisitasnyahingga
mencapai tingkat tidak terdektesi, tanpa mengurangi sifat imunogenitas, dengan cara tertentu yang
dapat mencengah berubahnya kembali tiksoid menjadi yoksin. Toksin di peroleh dari galur pilihan
mikroorganisme khas yang di tumbuhkan dalam media yang sedapat mungkin bebas dari senyawa
yang di ketahui menyebabkan reaksi toksik, alergi atau yang tidak di ingginkan pada manusia.Toksoid
bakteri dapat berupa cairan atau beku kering. Bila di jerapmengandung partikel putih atau kelabu
yang terdispersi dalam cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat; partikel seperti ini dapat
membentuk endapan pada dasar wadah.

Vaksin campuran

Adalah campuran dua atau lebih vaksin, Vaksin bila perlu di rekonsitusi, memenuhi syarat yang
dinyatakan dalam monogrtafi.

Pemerian   :  cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai opelensennya: umumnya putih dalam
cairan tidak berwarna atau agak berwarna.

Toksistas abnormal memenuhi syarat uji toksisitas abnormal seperti yang tertera padd uji reaktifitas
secara biologi in-fifo keamanan hayati.
1.        VACCINUM BACILLI CALMETTE – GUERIN CRYODESICCATUM= Vaksin Basil Calmette Guerin Beku
Kering

Cara memperoleh             :  Vaksin Basil Calmette- Guerin adalah sediaan yang              menganduk diperoleh dari
galur berasal dari basil Calmette Gueri diketahui dapat melindungi manusia terhapap tuber
colosis.Vaksin beku kering direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai, segera sebelum
digunakan.Vaksin dibuat dengan sistem lot benih .Galur dipilih dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga dapat mempertahankan stabilitas, mempunyai kemampuan membuat manusia dan
marmut peka terhadap tuberkulindan melindungi hewan uji terhadap tuberkolosis ; serta relatif
bebas dari patogenitas terhadap manusia dan hewan uji . Basil dibiakan dipermukaan media biakan
tidak lebih dari 10 hari atau dibiakan didalam media yang sesuai tidak lebih dari 14 hari. Biakan
dipanen dan disuspensikan didalam media cair steril yang dapat mengandung viabilitas vaksin yang
ditetapkan dengan metode perhitungan angka viabel yang sesuai. Sediaan vaksin dibeku keringkan
hingga kandungan air sesuai dengan stabilitas vaksin.

Pemerian             :  toksisita abnormal, sterilitas, memenuhi syarat yang tertera


              Pada vaccina
Identifikasi           :  di lakukan secar mikrokopik dengan membuat pewarnaan
              Apus atau dengan penampilan koloni khas yang tumbuh
              Pada  media padat dan dengan uji hayati yang sesuai.

Wadah dan penyimpanan            :  dalam wadah tertutup kedap, terhindar               


                          Kontaminasi terutama basil tuberkel
                          Yang virulen. Bila di simpan pada kondisi
                          Seperti tertera pada etiket, potensi vaksi beku
                          Kering diharapkan dapat bertahan selama tidak
                          Kurang dari 2 tahun. Jika sudah direkonstitusi,
                         Vaksin harus segera digunakan, jika ada yang

                                                   Tersisa harus dibuang.

2.        VACCINUM CHOLERAE = Vaksin Kolera


Cara memperoleh                    : Vaksin kolera adalah suspensi homogen beberapa galur Vibrio
                                                  Cholera atau galur lain yang sesuai, mengandung tidak kurang
                                                  Dari 8.000 juta bakteri per dosis, yang tidak lebih dari 1ml.
Pemerian                                 : Toksisitas abnormal, steril, memenuhi syarat yang tertera pada
                                                   Vaccina
Identifikasi                              :  Dilakukan secara aglutinasi khas. Penetapan potensi, penetapan
                                                   Dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap
                                                   Dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan
                                                   Perlindungan yang sama pada mencit terhadap biakan pilihan
                                                   Vibrio Cholera yang cocok.
                                                  

                                    

3.                  VACCINUM  DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin Difteri dan Tetanus jerap
Cara Memperoleh        : Vaksin Difteri dan Tetanus jerap di buat dari toksoid formol
                                                Difteri yang mengandung tidak kurang dari 1500 Limes
                                                Flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein, toksoid formol tetanus
                                                Tidak kurang dari 1000 limes flocculations (Lf) per mg nitrogen
                                                Protein dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat,
                                                Aluminium fosfat atau kalsium fosfat ,dalam larutan natrium
                                                Klorida P 0,9% atau larutan isotonik lain. Toksoid formol di buat
                                                Dari toksinyang di hasilkan oleh pertumbuhan Corynebacterium
                                                                                              Diphtheriae dan Clostridium tetani berturut turut dalam
media
                                                                      Yang sesuai.
Pemerian                      : Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dosis. Potensi
                                                Vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.
                                                Syarat lain, memenuhi syarat seperti yang tertera pada vaccina.

Wadah dan                  : bila di simpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin di
                                    Harapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun sejak tanggal                                                    
potensi ditetapkan.
Penyimpanan
                                  
4.                  VACCINUM DIPHTHERIAE TETANI ET PERTUSIS ADSORBATUM = Vaksin Diventri, Tetanus dan
Pertusis Jerap = vaksin DTP Jerap
Cara memperoleh :     Vaksim di ventri, tetanus dan pertusis jerap di buat dari
                                    Toksoid diventri yang mengandung tidak kurang dari 1500
                                    Lf  per mg nitrogen protein, suspensi Bordetella pertusis
                                    Mati dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat
Atau aluminium fosfat atau kalsium fosfat, dalam larutan natrium Klorida P 0,9% atau larutan
isotonik lain yang sesuai.
Toksoid formol difteri di buat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhan Corynebacterium 
dipheteriae, dan toksoid formol tetanus di buat dari toksin yang di hasilkan oleh pertumbuhan
Clostridium tetani masing masing dalam media yang sesuai dengan darah. Suspensi Bordetella
pertusis mati di buat dengan cara satu atau lebih galur Bordetella pertusis yang sesuai di biakkan
secara terpisah selama 24 jam sampai 72 jam, menggunakanmedia biakan cair atau padat yang
sesuai dan tidak mengandung darah.
                                             

        Pemerian             :       Potensi Vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dosis,

Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.

Potensi vaksin pertusis tidak kurang 4 unit per dosis dan batas kesalahan vidusial terendah tidak
kurang dari 2 unit per dosis, dan tidak lebih dari 1 ml.Syarat lain yang memenuhi syarat yang tertera
pada vaccina.

si                :   Memenuhi aktifitas Khas membentuk antitoksin yang dapat   menetralkanToksin corynebacterium
diphteriae dan toksin Clostridium tetani serta  Membentuk zat anti terhadap Bordetella pertussis.

   Wadah dan               :       Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksi diharapkan

an                   Dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun sejak tanggal potensi Ditetapkan .

5. VACCINUM HEPATITIS B EXPLASMA HUMANUM

    = VAKSIN HEPATITIS  B ASAL PLASMA MANUSIA.

oleh       :         Vaksin hepatitis B asal plasma manusia adalah sediaan yang  mengandung Antigen permukaan hepatitis
B ( HbsAg ), diperoleh dari plasma yang telah Mengalami inaktivasi terhadap virus hepatitis B dan
virus lain yang   terdapat dalam darah manusia .

an                     :       memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

dan                  :       Simpan pada suhu seperti yang tertera pada etiket.

panan

INUM MORBILLORUM VIVUM

sin Campak , Hidup


oleh         :   Vaksin Campak hidup adalah sediaan yang mengandung galur modifikasi   yang sesuai dari virus Campak
hidup yang dibutuhkan dalam biakan Sel embrio Ayam atau  biakan sel lain yang memenuhi
syarat.vaksin kering yang direkonstitusi dengan cairan seperti yang tertera pada etiket,dibuat segar
sebelum digunakan.Vaksin Campuk tidak boleh mengandung Zat pengawet anti mikroba.

Pembuatan  berdasarkan system lot benih dari virus bebas neurovirulen. Vaksin berasal dari tidak
lebih 10 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.

   Embrio ayam berasal dari kelompok ayam sehat , bebas dari leucosis     unggas  (avian) dan biakan
sel tidak mengandung mikroorganisme asing .

                       :  Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

              :        Setelah dinetralkan dengan antiserum virus campak spesifik, vaksin tidak       lagi menginfeksi biakan sel
yang peka.

Wadah dan                           :       Bila disimpen pada kondisi yang ditentukan potensi vaksin kering

penyimpan                             diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 12 bulan sejak

                    Penetapan titer virus setelah direkonstitusi vaksin harus segera digunakan.

POLISACCHARIDI MENINGCOCCUS

akarida meningokokus

oleh             :     vaksin polisakarida Meningokokus terdiri dari satu atau lebih Polisakarida murni yang diperoleh dari
galur yang sesuai Neisseria meningitides kelompok A,C,Y,dan W135 yang telah terbukti mampu
menghasilkan Polisakarida yang aman dan dapat menginduksi antibody spesifik pada manusia.
Vaksin kering yang stabil direkonstitusi dengan cairan yang steril yang sesuai, segera sebelum
digunakan. Vaksin dapat mengandung satu type Polisakarida atau campuran dari beberapa type.
Pembuatan vaksin berdasarkan system lot benih.

                 :     Vaksin kering berbentuk serbuk putih atau pellet.

               :     Dilakukan penetapan menggunakan metode imonokimia yang sesuai.

                :     Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksi kering

                       diharapkan bisa bertahan selama 2 tahun.


POLIOMEYLITIDIS PER ORALE

io Oral, Hidup

oleh            :     Vaksin Polio Oral,hidup adalah suspense dalam air dari galur biakan pilihan virus poliomyelitis tipe 1,2
atau 3 hidup yang dilemahkan, ditumbuhkan dalam biakan sel yang memenuhi syarat sediaan dapat
mengandung 1 tipe vitus atau campuran dari dua atau tiga tipe virus.sediaan berupa cairan jernih
dan steril.

                 :     cairan bersih,tidak berwarna atau kemerah-merahan.

               :     Setelah dinetralkan dengan antiserum polio spesifik,vaksin tidak lagi menginfeksi biakan sel yang peka.

Wadah dan                      :      Simpan pada suhu seperti yang tertera pada etiket ( misalnya -25 0 ),
penyimpanan             meningkat sifat stabilator yang digunakan. Bila teladicairkan,harus

Pada suhu 20 sampai 80 dan digunakan dalam 6 bulan .bila disimpan pada   Suhu yang lebih tinggi ,
harus segera digunakan dalam beberapa jam

9.VACCINUM RABIEICUM CRYODESICATUM

   = Vaksin Rabies

oleh           :       Vaksin rabies adalah suspense galur virus rabies terolah yang sesuai dan yang ditumbuhkan dalam
biakan sel yang memenuhi syarat dan inaktifasi dengan metode yang sesuai. Vaksin kering yang
direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai , dibuat segera sebelum digunakan.pembuatan
berdasarkan system lot benih dan virus yang digunakan dalam vaksin berasal dari tidak lebih 5
subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.

               :       Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi syarat seperti yang tertera pada vaccine.

              :       Jika disuntikan pada hewan yang peka; merangsang pembentukan antibody rabies.

Wadah dan                     :        Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksin kering
penyimpanan              diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.

10.VACCINUM TETANI ADSORBATUM

      = Vaksin Tetanus Jerap


leh           :  Vaksin tetanus jerap dibuat dari toksoid formol tetanus yang    mengandung  tidak kurang dari 1000 Lf per
mg nitrogen proteir dan pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat.

                   Atau kalsium fosfat didalam larutan natrium klorida 0,9% atau larutan isotonic lain yang sesuai dengan
darah.toksoid formol dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhan clostridium tetani dalam
media yang sesuai.

               :       Sterilitas penandaan memenuhi syarat yang tertera pada vaccine.

              :       jika disuntikan pada hewan yang cocok,akan membentuk   antitoksin yang dapat menetralkan toksin
clostridium tetani.

Wadah dan                    :  Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksin
penyimpanan                                 diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 5 tahun sejak  

                                              Tanggal Potensi

M TYPHOIDI = Vaksin tifus

oleh           :       Vaksin tifus adalah suspensi steril salmosella typhi mati, mengandung tidak kurang dari 500 juta dan
tidak lebih dari 1000 juta bakteri Salmonella typhi per dosis yang tidak lebih dari 1,0 ml Vaksin dibuat
berdasarkan system lot benih dari galur Salmonella typhi yang sesuai seperti Ty 2, Vaksin berasal dari
tidak lebih 3 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur
sesuai.Bakteri dimatikan dengan aseton,formaldehida atau fenol, atau dengan pemanasan
suspense , atau kombinasi dari dua cara terakhir.

               :       Sterilitas; memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

              :       Dilakukan secara aglutinasi spesifik.

Wadah dan                     :        Jika disimpan pada kondisi yang ditentukan , potensi vaksin cair
penyimpanan                                              diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.
Bila 
                                                Disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin kering

                                                Diharapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun

Diposting 12th October 2013 oleh Unknown

Tambahkan komentar

Oct

12

Farmakognosi
BAB 1

SIMPLISIA DARI PHYCOPHYTA, MYOPHYTA

DAN MYCOPHYTA

1. Agar 3. Secale cornutum

2. Saccharomyces Siccum 4. Usnea thallus

1.   AGAR

Nama lain : Agar – agar, Gelosa, Vegetable gelatin.

Tanaman asal : Gelidium cartilagenium  (L)*

Gracilaria confervoides  (L)**


Sejenis ganggang merah***

Keluarga : *     Gelidiaceae

**   Sphaerococcaceae

*** Kelas : Rhodophyceae

Zat berkhasiat : Garam kalsium dari gelosa, yaitu hidrat arang


kompleks yang tersusun dari rangkaian
utama / Isi galaktosa dimana molekul yang terakhir
berikatan dengan asam sulfat, iodium

Persyaratan : 20 – 100 bagian per juta


kadar

Penggunaan : Karena mampu mengisap dan mengikat air,


sehingga dalam usus berfungsi sebagai
pelumas dan penambah isi usus, maka banyak
dipakai pada pengobatan sembelit yang kronis.
Juga sebagai bahan penolong pada berbagai
sediaan obat.

Pemerian : Umumnya berupa berkas potongan –


potongan memanjang yang tipis seperti
selaput dan berlekatan atau berbentuk keping,
serpih / butiran, abu – abu kekuningan sampai
kuning pucat atau tidak berwarna, tidak
berbau atau berbau lemah, rasa berlendir, jika
lembab liat, jika kering rapuh.

Bagian yang : Koloidal hidrofil yang kering yang diperoleh


dari penyarian.
Digunakan

Cara panen : Cara California :

Ganggang direndam air, dibersihkan dari pasir


dan kotoran lainnya, direbus dengan tekanan,
disaring selagi masih panas, sari dimasukkan ke
dalam tabung – tabung pendingin, gudir yang
terjadi digerus, dibekukan dan dipisahkan dari
air dinginnya secara disaring hampa berputar,
pengeringan selanjutnya dilakukan dengan
mengalirkan udara panas.

Cara Jepang :

Ganggang yang dipelihara di dekat pantai


dikeringkan,dipukul – pukul untuk memisahkan
pasir, kerang dan kotoran lainnya, berganti –
ganti dicuci dan dijemur sampai pucat
warnanya, kemudian disari agarnya

Cara Australia :

Ganggang dibersihkan dari pasir dan


dikelantang, direbus pada suhu 94 o – 98o
selama 2 – 4 jam sebagai larutan 4% dan pH
dibuat  5 - 6, bagian – bagian yang padat
dipisahkan secara pemusingan dan cairan yang
telah jernih dicuci dengan norit, dikentalkan,
didiamkan,  kotoran – kotoran organik dibilas
dengan aliran air dan dikeringkan pada suhu
40o – 50o.

Jenis – jenis : Agar Sailan, dibuat dari Gracilaria lichenoides


(Graville)

Agar Makasar, dibuat dari Eucheuma spinosum


(Ag) tercampur dengan garam dapur.

Agar Amerika, agar pantai di Pasifik diperoleh


dari ganggang Gelidium cartilagenium,
Gelidium amansii, Anhfeltia plicata.

Agar Pantai Atlantik, diperoleh dari Gracilaria


confervoides, Hypnea muciformis dan
ganggang merah lainnya.

Agar Jepang, dibuat dengan nama Japanese


Isinglass, diperoleh dari Gelidium
cartilagenium, dan Gloiopeltis tenax.

Agar Australia, dari Gracilaria confervoides dan


Sphaerococcus compressus (Ag).

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


2. SACCHAROMYCES SICCUM

Nama lain : Ragi kering, Dry yeast

Tanaman asal : Saccharomyces cerevisiae (Meyen) atau


Candida utilis (Hannegeng)

Keluarga : Ascomycetes

Zat berkhasiat : Vitamin dan putih telur.

utama / Isi

Penggunaan : Sumber vitamin B komplek dan zat putih telur.

Bagian yang : Ragi yang diperoleh dari biakan pilihan.

Digunakan

Cara panen : Ragi yang berasal dari pabrik bir disebut ragi
bir kering, dan apabila telah dihilangkan rasa
pahitnya disebut ragi bir kering tidak pahit.

Ragi yang berasal dari kultur dengan media


yang serasi disebut ragi utama kering.

Keterangan : 10 gram ragi setara dengan 35 kalori;  4,6


gram protein nabati;  0,2 gram lemak;   3,7
gram hidrat arang;  11 mg kalsium;  189 mg
fosfor anorganik dan 1,8 mg besi.

3. SECALE CORNUTUM

Nama lain : Sekale kornutum, Gandum Induk, Mother of


Rye, Ergot, Horn Seed.

Tanaman asal : Claviseps purpurea *, Secale cereale **

Keluarga : Hypocreaceae *, Poaceae **

Zat berkhasiat 
:     Alkaloida, terbagi 3 golongan:

utama / Isi 1.  Ergotamina  (ergotamina, ergotaminina,


ergosinina).

2.  Ergotoksina (ergokristina, ergokriptina,


ergokornina, ergokristinina, ergo-kriptinina,
ergokomina).

3.  Ergobasina, (ergobasina / ergonivina,


ergobasinina, ergonovinina.

    Tiramina, histamina, ergotionina dan


glikokolbetaina.

    Lemak terdiri dari trioleinat, trioksileinat dan


fitosterin, lesitin, ergosterin, asam sfaselin,
manit, trehalosa dan mineral utama asam
fosfat.

Persyaratan 
:     Kadar alkaloida jumlah dihitung sebagai
kadar ergotoksina tidak kurang          dari 0,2%;

    Kadar alkaloida yang larut dalam          air


dihitung sebagai ergometrina  (ergonovina) 
tidak kurang dari 0,03%.

Penggunaan : Semua alkaloida – alkaloida ini menyebabkan


kontraksi otot polos terutama otot uterus. Jika
dosis lebih besar maka juga menguncupkan
otot saluran kemih, usus dan pembuluh darah

Pemerian : Bau dan rasa tidak enak

Bagian yang : Sklerotium dari Claviseps purpurea yang


tumbuh dalam buah Secale cereale
Digunakan

Sediaan 1.
:      Ergometrini maleas ( FI ) untuk :

-     Ergometrini Compressi (F.N)


-     Ergometrini Injectio (F.N)

2.     Ergotamini Tartras ( FI ) untuk :

-     Ergotamini Injectio (F.N)

-     Ergotamini Compressi (F.N)

-     Ergotamini Solutio (F.N)

-     Coffeini Ergotamini Pulveres (F.N)

3.     Secalis Cornuti Pulvis (FI)

4.    Secalis Cornuti Extractum (FI), untuk Secalis


Guttae (F.N)

5.     Secalis Cornuti Tinctura (FI)

Penyimpanan : Dalam keadaan utuh ditempat sejuk dan


kering.

4.  USNEA THALLUS

Nama lain : Kayu angin, Linchen Dasypogus

Tanaman asal : Usnea misaminensis (Vain) Not, Usnea dasypoga


(Acharius) atau Usnea sp.

Keluarga : Usneaceae

Zat berkhasiat : Asam urat, zat pahit, hidrat arang

utama / Isi

Penggunaan : Astringen, obat sakit perut, anti septik

Pemerian : Bau lemah, rasa pahit


Bagian yang : Seluruh thallus, berbentuk benang, pada umumnya
bulat memanjang, bercabang – cabang berwarna
Digunakan abu – abu sampai biru kehijauan pucat.

BAB II
GETAH,DAMAR, & MALAM

1.      Balsamum peruvianum


2.      Balsamum tolutanum
3.      Benzoinum
4.      Chrysarobinum
5.      Gommi acaciae
6.      Gommi arabici desenzimatum
7.      Myrrha
8.      Opium
9.      Papainum
10.  Tragacantha

1.      BALSAMUM  PERUVIANUM

Nama lain : Balsam  Peru

Tanaman asal : Myroxylon pereirae ( Royle )

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : 50 % - 60 %  sinamein (campuran benzil


bensoat dan bensilsinamat),  20 – 30 %
utama & damar.  Asam benzoat, asam sinamat, vanillin
Persyaratan dan peruvinol (= nerolidol).
kadar
Penggunaan : Obat gudik, obat luka, obat wasir dan obat
batuk. 

Sediaan : Peruviani unguentum (F.N)

Balsamum papillare (FOI).

Pemerian : Cairan kental tidak lengket, bebas dari serat


warna coklat tua, lapisan tipis transparan
berwarna ciklat kemerahan, bau khas, enak,
rasa pahit dan getir, bau aromatik khas
menyerupai vanilin.

Bagian yang : Eksudat kental yang diperoleh dari batang


yang telah dihanguskan dan dilukai.
digunakan

Waktu & cara : Mulai umur  5 tahun  sampai  30 tahun atau 


panen lebih dapat diambil balsemnya.  Pada
permulaan bulan November / Desember
batang dipukul - pukul(tanpa menge-lupaskan
kulitnya pada sekeliling-nya dengan
meninggalkan sisa yang utuh.

Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau


digoreskan irisan – irisan padanya.  Setelah 5 –
6 hari, kulit yang rusak itu dibakar dan
seminggu kemudian kulit itupun
lepaslah/dikelupas. 

Dari    kayunya keluar cairan ditampung


dengan secarik kain yang ditutupkan pda luka
jika kain sudah penuh dengan balsem lalu
dicelupkan ke dalam air mendidih, balsam
yang lebih berat akan    mengendap dan
dipisahkan.

Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10 hari


kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.

Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran


balsam yang ketiga.  Kulit yang rusak itu akan
sembuh dalam jangka   waktu 2 tahun setelah
itu dapat diperlakukan seperti semula.

Ketiga macam balsam yang keluar itu


berturut-turut disebut :

         Tagauzonte.

         Balsamo de trapo

         Balsamo de contaripique

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2.  BALSAMUM  TOLUTANUM

Nama lain : Balsam Tolu

Tanaman asal : Myroxylun  balsamum ( L )

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Campuran zat-zat serupa damar, terdiri dari


asam sinamat, asam benzoat serta ester dari
utama / kedua asam ini; damar sebanyak 75 – 80%;
persyaratan alkohol dari ester tersebut adalah
kadar toluresinotanol; asam-asam aromatik
sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12% dan
asam benzoat bebas 8%; minyak atsiri yang
amat aromatik sebanyak  1,5 – 3% dan terdiri
atas bensil benzoat, bensilsinamat,    filandren
dan farnesol.

Penggunaan : Obat batuk dan fiksatif.

Pemerian : Bau aromatik mirip buah vanilin rasa aromatik,


jika dihangatkan dan ditekan diantara 2
lempeng kaca dan diperiksa dengan kaca
pembesar, tampak hablur asam sinamat.

Bagian yang : Balsam yang diperoleh dengan penorehan


batang.
digunakan

Cara panen : Dibuat irisan-irisan berbentuk huruf V yang


sedemikian dalam sampai mengenai kayunya. 
Cairan yang keluar ditampung dalam cawan-
cawan kecil. Isi cawan dikumpulkan kedalam
kantong –   kantong yang ditaruh di atas
punggung keledai.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

 3.  BENZOINUM / BENZOE

Nama lain : Kemenyan Sumatra

Tanaman asal : Styrax benzoin (Dryand),

Styrax paralleloneurus (Perkins)

Keluarga : Styracaceae

Zat berkhasiat : Lubanolbenzoat (=koniferilbenzoat),

utama / 1 – bensoresinol (=sumare Sinol), vanilin, stirol,


Persyaratan benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-propil
kadar Sinamat.

Penggunaan : Bahan pengawet (mencegah tengik) obat batuk,


tinctur untuk antiseptikum.

Pemerian Massa
: keras, rapuh, tersusun atas butiran

agak putik yang terbenam dalam massa bening


berwarna coklat beabuan hingga    coklat
kemerahan, bau khas enak, rasa agak getir.

Bagian yang : Damar balsamik yang diperoleh dengan


penorehan batang.
digunakan

Cara panen : Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada


tanaman sendiri tiada saluran damar).  Setelah
pohon mencapai umur 6 tahun dibuat luka dekat
asal cabang yang terendah.

Cairan yang pertama keluar adalah yang


terbersih, menghasilkan kemenyan yang paling
putih, dan bau yang paling enak.   Pembuatan
luka dapat diulangi tiap tahun.

Sediaan : Benzoes Tinctura         

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CHRYSAROBINUM
Nama lain : Krisarobin

Tanaman asal : Andira Aroraba ( Aquiar )

Keluarga : Papilionaceae

Isi / Syaratan : 70% Krisarobin yaitu hasil reduksi dari asam


kadar krisofanat (=Metil dioksi antrakinon)

Penggunaan : Obat psoriasis,  obat trikhofitosis.

Pemerian : Serbuk hablur renik ringan, warna kuning atau


coklat kekuningan, tidak berbau, tidak berasa.

Bagian yang : Campuran zat yang diperoleh dengan penyarian


araroba yang terdapat dalam rongga batang.
digunakan Tepung araroba ini disebut juga tepung goa.

Sediaan : Chrysarobini unguentum (Form.nas)

5. GUMMI  ACACIAE

Nama lain : Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae

Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal  (Wild)

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Arabin, yaitu garam kalium, kalsium dan


magnesium dari asam arabinat yang tersusun
utama / atas arabinosa, ramnosa, galaktosa dan asam
Persyaratan aldobionat; enzim dari tipe oksidase.
kadar

Penggunaan : Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat


misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil dan
tablet.

Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.

Bagian yang : Eksudat gom kering yang diperoleh dari batang


dan dahan.
digunakan

Cara panen : Gom Arab keluar sendiri dari retakan-retakan


kulit batang dan mengeras di udara. Tanaman
yang telah berumur 6 tahun mulai dapat diambil
gomnya. Untuk memper-banyak produksi
kadang-kadang kulit batang diiris-iris (dibuat
luka).

Jenis - jenis : 1.  Gom Arab atau gom kordofan : mutu -nya
terbaik. Dikumpulkan di kordofon Propinsi Sudan.
Ada dua kwalitas yaitu :

     Bleached gum berupa butir-butir bulat telur


atau potongan bersudut-sudut, putih atau agak
kuning luarnya retak-retak.       

     Natural  gum  yang  lebih tembus cahaya dan


retak-retaknya tidak sedemikian banyak, warna
lebih kuning atau berwarna merah jambu.

Gom senegal (Gom Afrika Barat), berasal dari


Senegal, daya rekatnya bagus, maka banyak
dipakai dalam industri. Umumnya berupa butir-
butir jorong atau bulat dan utuh, atau berupa
potongan-potongan bentuk bumbung yang lurus 
atau terpilin, jenis yang terbaik berwarna agak
putih (tidak berwarna), tetapi umumnya tampak
kekuningan, kemerahan atau merah coklat.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Keterangan : Lima abad sebelum masehi, oleh  Herodotus


sudah ditulis tentang pemakaian gom Arab oleh
orang Mesir purba untuk dipakai sebagai
perekat.    Hipporates  pada  tulisan - tulisannya 
antara  450 - 350  sebelum Masehi menyebabkan
penggunaan gom arab sebagai bahan obat.

6.GUMMI ARABICI DESENZYMATUM

Nama lain : Gom Arab bebas enzim

Tanaman asal : Species Acacia antara lain Acacia Senegal


(Wild.)

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Sama seperti gom Arab hanya tanpa enzim


oksida
utama /
Persyaratan
kadar

Penggunaan : Zat tambahan

Pemerian : Lempeng tipis, hampir tidak berbau, rawa


tawar seperti lendir.

Pembuatan : Bagian gom arab dicampur dengan 1,5 bagian


air, campuran dipanaskan dalam aliran uap air
selama 1 jam atau dalam uap air bersuhu 107 o
selama 30 menit. Campuran diratakan sebagai
lapisan-lapisan tipis pada lempeng kaca,
kemudian dikeringkan.

7. M Y R R H A

Nama lain : Mira

Tanaman asal : Species Commiphora  antara lain


Commiphora  molmol.

Keluarga : Burseraceae.

Zat berkhasiat : 40 – 70 % gom ( galokto – siloaraban ),  25 –


45 % damar yang berisi fenol-fenol           
utama / (Heraboresam,  herabomirol, mirolol).    
Persyarat kadar Asam-asam damar 3 – 10 %, minyak atsiri
(mirol dan mirenol) berisi pinen, limonen,
herabolen, egenol, kresol, sinamilaldehid dan
kuminaldehid; mineral, zat pahit, asam semut,
asam cuka dan asam mirol.

Penggunaan : Untuk pembuatan dupa dan parfum.   


Tinctura mira untuk obat kumur.

Pemerian : Bau aromatik enak, rasa pahit dan getir. Jika


digerus dengan air, terbentuk emulsa
berwarna kuning.

Bagian yang : Damar gom minyak yang diperoleh dari


batang.
digunakan

Cara panen : Batang-batang dilukai kulitnya, kulit ini berisi


kelenjar schisogen yang mengandung damar
(harsa) warna putih kekuningan.

Pada pengeringan warna berubah menjadi


coklat kekuningan sampai coklat kemerahan.
Ada pula yang keluar sendiri dari retakan-
retakan kulit batang.

Jenis - jenis : Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari


C.Molmol.

Mira Arab diperoleh C. abyssinica. Mira arab


tidak searomatik  Mira Somali.

Sediaan : Tinctur myrrhae (FI) untuk  Colutorium


adstringens (Form.nas)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. O P I U M

Nama lain : Opium mentah, candu, Thebaicum, Meconium

Tanaman asal : Papaver Somniferum (L).

Keluarga : Papaveraceae

Zat berkhasiat : Alkaloida-alkaloida morfina, narkotina,


kodeina,tebain .papaverina dan narseina.   
utama / Isi Alkaloida-alkaloida ini terikat apada asam
sulfat, asam laktat dan asam mekonat.  Zat
putih telur, gula, malam, lemak, lendir, garam
sulfat dan fosfat dari logam kalsium dan
magnesium.

Persyaratan : Kadar morfina tidak kurang dari 10,0 %


kadar (dihitung sebagai morfin anhidrat).

Penggunaan : Pengobatan terhadap gejala - gejala mencret


dan sebagai sudorifika, narkotikum.

Pemerian : Masa padat, coklat, bau khas kuat rasa khas


sangat pahit.

Bagian yang : Getah kering yang diperoleh dengan


penorehan buah tua tetapi belum masak.
digunakan

Cara panen : Beberapa hari setelah daun mahkota gugur,


dan buah menjadi tua, pada buah ditorehkan
garis-garis mendatar, tegak lurus atau berpilin
seperti kumparan.  Getah yang keluar
dibiarkan mengering  24 jam kemudian
dikupas dengan pisau tumpul. Umumnya
sebagian epidermis buah ikut terkupas dan
merupakan 6–10 %  opium. Buah candu hanya
menghasilkan getah 1 kali. Ditempat yang
amat panas iklimnya penorehan dapat
diulangi 2-3 kali. Jika udara panas dan kering,
getahnya yang terkumpul sedikit dan kental.
Jika udara lembab, hasilnya lebih banyak
tetapi kadar airnya juga lebih tinggi.

Jenis - jenis : 1. Opium Turki disebut juga Opium Smira,


Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel.
Luarnya keras, sebelah dalam lunak, plastik
coklat kemerahan. Untuk mencegah
melengketnya satu sama lain, sebelah luar
ditempeli sisa-sisa  daun  candu dari tanaman
Rumex. Bau sangat khas dan pahit.

2. Opium Masedonia (Opium Saloniki) berasal


dari Papapaver Somniferum var album dan
jenis yang abu-abu-ungu. Kadar morfina tinggi
(13-17%) kodeina 0,464%, narseina 0,025%.

3. Opium Iran (Opium Persia), getah opium


yang terkumpul dicampur dengan gom sampai
sama rata,  dipotong bentuk  batu bata, 
dijemur,  dibungkus kertas  merah  (jarang
kertas putih)  dan  diikat  dengan  tali merah
atau kuning.  Kadar air lebih kecil dari  opium
Turki, bau apek rasa sangat pahit.

4. Opium India, kadar morfina rendah, kadar


narseina lebih tinggi dari kadar morfina, warna
coklat tua atau kehitaman jika masih
menyerupai pasta.

5. Opium Tiongkok, berupa  bulat


pipih,dibungkus kertas putih.
6. Opium Mesir, mutu rendah yang terbaik
hanya berisi 6-7% morfina, sering dipalsukan
dengan pasir, abu, biji-biji tanaman, sari buah
candu, gom arab, tragakan, jadam, potongan-
potongan besi.

Sediaan : 1.  Opii extractum (F.I)

     dibuat :

-         Bismuthi opii pulveres (F.N)

-      Opii pulvis compositus (F.I), untuk    dibuat


Acidi acetyl salicylici Camphorae opii
Compressi (F.N), Acidi Acetyl salicy opii
Pulveres I, II, III (F.N)

3.     Opii compositi compressi.

4.     Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk Benzoici Opii


Tinctura (F.N)

5.     Opii Tinctura Aromatica (F.I)

6.     Opialum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari


cahaya ; dalam lemari yang terkunci karena
obat narkotik.

Keterangan : Opium dianggap bermutu rendah jika :

         Warna kehitam-hitaman.

         Rasa manis, kurang pahit dan agak


memualkan

         Konsistensi lunak seperti lemak.

         Jika dipotong, halus atau berisi benda asing.

         Tidak memberi warna coklat tua pada ludah.

         Tidak membentuk cairan kental dengan air.

         Tidak meninggalkan bekas yang sama rata


gelap setelah digoreskan pada kertas.
9. PA PAINUM

                                      

Nama lain : Papaina

Tanaman asal : Carica papaya (L.)

Keluarga : Caricaceae

Zat berkhasiat : Enzima proteolitik

utama / Isi

Penggunaan : Membantu  pencernaan  zat  putih  telur,  dan 


diberikan  dalam bentuk serbuk, pil, tablet,
eliksir.

Pemerian : Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa lemah


mirip pepsin, sangat mudah terurai.

Bagian yang : Getah buah mentah / hijau dan getah daun.

digunakan

Cara panen : Dibuat pengendapan getah segar dengan


etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air dan
diendaplan kembali dengan penambahan
etanol 95% dan dikeringkan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. TR AGACANTHA

Nama lain : Tragakan

Tanaman asal : Astragalus gummifer

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Zat lendir yang pada hidrolisa menghasilkan


arabinosa, metil pentosa, galaktosa dan
asamgalturonat.
utama /
Persyaratan Amylum 3% dan abu yang mengandung
kadar kalium, calsium, Mg, Asam phosphat bagian
yang tidak larut dalam air disebut basorin.

Penggunaan : Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil dan


trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat
kedokteran tertentu.

Bagian yang : Eksudat gom kering diperoleh dengan


menoreh batang.
Digunakan

Sediaan : Pulvis gummosus (FOI)   Confectio Barii


Sulfatis et usum internum (FOI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


BAB III

PENGELOLAHAN BAN NABATI

1.      Aloe
2.      Camphora
3.      Carbo adsorbens
4.      Catechu
5.      Colophonium
6.      Gallae
7.      Glycyrrihizae succus
8.      Ichthammolum
9.      Natrii alginas
10.  Pix carbonis

1.ALOE

Nama lain : Jadam, Aloes.

Tanaman asal : Bermacam-macam jenis Aloe :

Aloe perryi (Bakar)

Aloe barbadensis (Miller)

Aloe ferox (Miller)

Aloe africana (Miller)

Aloe spicata (Baker)

Keluarga : Liliaceae

Zat berkhasiat : Damar, aloin, air dan abu. Sifat Purgatif


disebabkan oleh 3 pentosida yaitu  barbaloin
utama / Isi (=aloin), isobarbaloin dan betabarbaloin.
Hidrolisa dari barbaloin antara lain
menghasilkan aloe emodin dan d-arabinosa.
Penggunaan : Pencahar

Pemerian : Semua jenis jadam berasa sangat pahit dan


menimbulkan rasa  mual.

Bagian yang : Cairan yang keluar dari potongan daun segar.

digunakan

Jenis – jenis, : 1. Jadam Curacoa diperoleh dari Aloe


cara panen dan barbadensis, Aloe vera, Aloe vulgaris.
perbedaannya
Batang sangat pendek dan mengayu,  bunga
kuning terang.  Pada  permulaan  musim semi, 
daun - daun dipotong pada pangkalnya,
diletakkan miring dalam        lubang bentuk V.
Cairan yang keluar ditampung dalam tong,
dibiarkan        menguap di udara atau direbus
dalam panci tembaga sampai kental, 
dimasukkan  cetakan  dan   dibiarkan menjadi
keras.

2. Jadam Cape diperoleh dari Aloe ferox; Aloe


africana , Aloe Spicata (=aloe eru varcernuta).
Batang tinggi seperti pohon sampai  5 meter, 
daun - daun sebanyak 30-50 helai, bunga putih.
Daun yang telah dipotong ditampung cairannya
dalam kanvas atau kulit kambing.  Cairan ini 
kemudian dikumpulkan dalam drum atau
kaleng, direbus selama 4 - 5 jam dengan dituang
ke dalam cetakan dan dibiarkan menjadi keras.

3. Jadam Sekotrin, Massa  yang licin,  mengkilap


warna hitam kemerahan  sampai  hitam
kecoklatan kadang - kadang lunak. Mudah
dipatahkan, patahan berbentuk kerang dengan
tepi yang tajam, jadam yang segar disimpan
lama, bau mirip campuran putik krokus dan
mira.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

                                      
2. CAMPHORA

Nama lain : Kamfer

Tanaman asal : Cinnamomum camphora (L.)

Keluarga : Lauraceae

Zat berkhasiat : Kamfer ( C12 H16 O )

utama / Isi

Penggunaan : Karminativa, obat kejang, obat gatal, obat


encok, anti iritansia.

Pemerian : Hablur butir atau massa hablur tidak berwarna


atau putih, bau khas tajam, rasa pedas dan
aromatik.

Cara panen : Potongan akar, batang dan cabang dialiri uap


air, uap yang berisi minyak ditampung dalam
kamar pendingin yang air pendinginnya
mengalir dari atas kebawah melewati dinding
kamar, kamfer menempel  disebelah atas  dan 
sebelah bawah  terdapat  minyak dan air. 
Minyak  disaring untuk  memisahkan  kamfer
yang ada disitu.   Kamfer  yang  diperoleh 
masih  kotor  berwarna  agak    jambon dan
lunak. Untuk  pemurniannya  dicampur  kapur 
sebanyak 1/5 bobotnya dipanaskan dalam
periuk besi untuk membuang air dan minyak
atsiri (suhu 100o)  setelah itu suhu dinaikkan
sampai 175o – 200o  untuk mensublimasikan
kamfernya.

Sediaan :    Lotio Kummerfeldi (Form.nas)

    Solutio Camphora spirituosa (F.N)

    Tabulae Acidi acetylosalicylici compositum


(FOI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CARBO  ADSORBENS

Nama lain : Karbo adsorben, arang penyerap.

Ketentuan : Arang yang dibuat dari bahan tumbuh-


tumbuhan tertentu, telah diaktifkan untuk
mempertinggi daya serap.

Penggunaan : Antidota

Pemerian : Serbuk sangat halus, bebas dari butiran, warna


hitam, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik            

4. CATECHU

Nama lain :   Gambir

Tanaman asal : Uncaria Gambier (Hunter Roxb)

Keluarga : Rubiaceae

Zat berkhasiat : 25–50% asam katekutanat, 2-8% isokatekin dan


akakatekin, kuersetin, merah kateku.
utama / Isi

Pemerian : Tidak berbau, rasa mula-mula pahit dan rasa


kelat-sepat, kemudian agak manis.
Bagian yang : Sari air kering yang diperoleh dari daun dan
ranting muda.
digunakan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. COLOPHONIUM

Nama lain : Gondorukem, Resina, Rosin.

Tanaman asal : Beberapa spieces Pinus.

Keluarga : Pinaceae

Zat berkhasiat : Isomir dan modifikasi dari anhidrat asam


abietat, termasuk golongan ini adalah asam
utama / Isi primarat, asam sapinat.

Penggunaan : Bahan salep dan pleister, berkhasiat


mencegah oksidasi dari lemak, maka berguna
sebagai bahan pengawet salep.

Pemerian : Masa jernih seperti kaca, warna kuning pucat


atau kuning kecoklatan, bersudut-sudut,
rapuh mudah lengket satu dengan    lainnya,
bau dan rasa lemah, mirip ter.

Bagian yang : Sisa yang diperoleh pada penyulingan minyak


atsiri dari damar minyak.
digunakan

Jenis - jenis : 1.  Gondorukem gom, sisa dari minyak


terpentin yang disuling minyak atsiri,
bubuknya berwarna putih, tidak lunak         50
– 70o

2.     Gondorukem kayu, diperoleh dari kayu


pinus secara penyulingan, penyarian atau
kedua cara ini bersama-sama, bubuknya
berwarna kekuning-kuningan, bagian yang
tidak tersabunkan lebih banyak dari pada
gondorukem gom, titik lunak 53 – 55o

Sediaan : Solutio Mastichis compositus (FOI)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


6. GALLAE

Nama lain : Jenitri

Tanaman asal : Quercus infectoria (Oliver)

Keluarga : Fagaceae

Zat berkhasiat : Asam penyamak  50 – 75 %,  asam galat       2 – 4


%, damar, pati, kalsium oksalat
utama / Isi

Penggunaan : Obat wasir (sebagai salep), bagian dari jamu


singset.

Pemerian : Bau lemah, rasa sangat kelat dan agar manis.

Cara panen : Serangga Cynips tinctoria (keluarga Cynipidae)


menaruh telur – telurnya pada pucuk-pucuk dan
batang-batang muda, larva yang keluar dari telur
tersbut mengeluarkan cairan berisi enzima yang
dapat merubah pati  yang terdapat dalam  sel-sel 
disekitar  larva    tersebut menjadi gula, 
perubahan  dari  pati  kegula  ini,   makin
meningkat dan merangsang sel-sel jaringan yang
bulat tengahnya berongga (karena dimakan larva
tersebut). Jenitri yang baik diperoleh dari jaringan
yang belum ditinggalkan serangganya, berat dan
tergantung warnanya dinamakan  jenitri biru,
hijau atau hitam. Jika telah ditinggalkan oleh
serangganya, ringan, lebih  menyerupai bunga
karang dan berwarna pucat, disebut jenitri putih
dan    nilainya rendah.

Sediaan : Acidum Tannicum (F.I)

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

7. GLYCYRRHIZAE  SUCCUS
Nama lain : Sari akar manis, Succus Liquiritiae.

Tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat : Gliserizin sampai 15 %, gula, lendir zat putih telur,


air,  zat yang dapat disari 49% dan yang tidak
utama / Isi dapat larut dalam air 5%.

Persyaratan : Kadar glizerin tidak kurang 10% dihitung terhadap


kadar zat yang telah  dikeringkan.

Penggunaan : Obat batuk

Pemerian : Batang berbentuk silinder/bongkah besar, licin


agak mengkilap warna hitam, coklat tua, atau 
serbuk berwarna coklat,  bau khas lemah, rasa
manis khas.

Bagian yang : Akar yang masih segar disari dengan air


mendidih, sari diuapkan dan dikeringkan hingga
digunakan bebas air.

Penyimpanan : Dalam wadah  tertutup  baik.

8.  Ichtamolum

Nama lain : Ichtamol, Ichthyol

Asal : Garam amonium asam sulfonat yang diperoleh


dari batuan bitumen, bercampur dengan
ammonium sulfat dan air.

Zat berkhasiat : Senyawa belerang, amonium sulfat

utama / Isi

Persyaratan : Kadar belerang organik tidak kurang dari 10,5%


kadar dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
kadar belerang dalam bentuk sulfat tidak lebih
dari 25% dari kadar belerang jumlah.

Penggunaan : Antiseptika lemah, obat batuk

Pemerian : Cairan kental, warna hampir hitam berbau khas.

Sediaan : Solutio Ichtammoli Aetheris (Form.Ind.)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


 9. NATRII  ALGINAS

Nama lain : Natrium Alginat

Tanaman asal : Nacrocystis pyrifera (Turn.),      Laminaria


sacharina (L.) Laminaria digitata (L.) 
Nereocystis luetkeana (Mers.)

Keluarga : Lessoniaceae

Zat berkhasiat : Garam natrium dari asam alginat (suatu asam


poliuronat)
utama / Isi

Penggunaan : Emulgator

Pemerian : Serbuk halus atau kasar, warna putih kekuningan,


hampir tidak  berbau, hampir tidak berasa.

Pembuatan : Merupakan karbohidrat yang dimurni-kan


diperoleh dengan penyarian ganggang coklat
menggunakan alkali encer, sebagian besar dari
garam natrium dari asam alginat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. PIX  LIQUIDA

Nama lain : Ter Kayu

Tanaman asal : Dari keluarga Pinaceae

Zat berkhasiat : Hidrokarbon(benzol, toluol, silol, stirol, naftalin,


parafin, terpen, politerpen), furfurol,
utama / Isi metilfurfuran, dimetilfurfuran, fenol kresol,
pirokatekin, guayakol dan pirogalol.

Penggunaan : Obat eksim menahun dan obat batuk

Pemerian : Masa kental, lebih berat dari air, warna coklat tua
hampir hitam bau khas, rasa khas dan
empireumatik

Bagian yang : Masa kental yang diperoleh dari penyulingan


kering kayu.

digunakan

BAB IV
SIMPLISIA DARI HEWAN

1. Adeps lanae

2. Adeps suillus

3. Cera alba

4. Cera flava

5. Cetaceum

6. Gelatinum

7. Mel depuratum

8. Thyroidum

1.      ADEPS LANAE

Nama Sinonim : Lemak bulu domba anhydrous lanolin, Wool


FAT, Lemak bulu

Nama hewan : Ovis Aries (L.)

Keluarga : Bovidae

Zat berkhasiat : Ester-ester lemak dengan kolesterol,


Utama/Isi oksikolesterol, gamma-lanosterol, lano-sterol
dihidrolanosterol dan agnosterol.

Adapun asam lemaknya adalah asam palmitat,


asam miristinat, asam lano-palmitat, asam
lanoserat, asam serotat dan asam karnaubat,
alkohol-alkohol, setil -alkohol dan
karnaubiealkohol.

Penggunaan : Sebagai salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.

Sediaan :    Aethylis Aminobenzoatis Tannini Unguentum


(Form. Nas).

    Bacitracini Neomycini Polymyxini unguentum


(Form. Nas).

    Chloramphenicoli unguentum  (Form. Nas).


    Gamexani cremor (Form. Nas).

    Hydrocortini unguentum (Form. Nas).

    Ichtammoli unguentum (Form. Nas).

    Methylis Salysilatis unguentum (Form. Nas).

    Tetracyclini Hydrocloridi unguentum (Form.


Nas).

Pemerian : Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning muda


atau kuning pucat, agak tembus cahaya bau
lemah dan khas.

Bagian yang : Lemak yang dimurnikan dari bulu domba.


diambil

Pembuatan : Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak yang


merupakan selaput luar bulu tersebut. Air
sabun bekas pencuci bulu mengandung lemak
tersebut. Pada air cucian ditambah asam sulfat
dan magma berlemak yang terpisah diambil,
magma diperas panas-panas untuk
memisahkan kotoran-kotoran.

Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika


masih berisi asam lemak bebas.

Lemak bulu domba dapat pula diperoleh


langsung yaitu secara disari dengan pelarut
organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari


cahaya atau ditempat sejuk.
2. ADEPS SUILLUS

Nama sinonim : Lemak babi, Lard.

Nama hewan asal : Sus scrofa (L.)

Keluarga : Suidae

Penggunaan : Bahan salap, emplastrum

Sediaan : Emplastrum Plumbi Oxydi.

Pemerian : Lemak lunak, likat, warna putih bau leak tapi


tidak tengik, jika dileburkan menjadi cairan
jernih dan kemudian dibiarkan, tidak terpisah
air.

Bagian yang : Lemak dari rongga perut.


digunakan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CERA ALBA

Nama Sinonim : Malam putih, White Bees Wax.

Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain.

Keluarga : Apidae

Zat berkhasiat : Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula asam


Utama/Isi serotinat, serasin (campuran parafin), asam
melisinat, seril-alkohol.

Penggunaan : Bahan salap


Sediaan : Methylis Salicylatis unguentum (F.N),
Unguentum Leniens

Pemerian : Zat pada lapisan tipis bening warna putih


kekuningan, bau lemah.

Bagian yang : Malam dari sarang yang telah dibersihkan dan


digunakan yang telah diputihkan.

Cara memperoleh : Dulu diputihkan secara dijemur dan bentuk


pita-pita tipis. Sekarang dioksidir dengan
hidrogenperosida, kalium permanganat atau
benzoil-peroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. CERA FLAVA

Nama Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees  wax, yellow wax,


bees wax

Nama hewan asal : Apis Mellifera (L.)

Keluarga : Apidae

Zat berkhasiat : Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam


Utama/Isi serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol,
hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.

Penggunaan : Bahan salep.

Sediaan : Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI)

Pemerian : Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika hangat


enjadi elastis, bekas patahan buram dan
berbutir warna coklat kekuningan, bau enak
seperti madu.

Bagian yang diambil : Malam yang telah dibersihkan dari sarang


apis

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

 
5. CETACEUM

Nama Sinonim : Setaseum, Spermaseti

Nama hewan asal : Physeter macrosephallus

Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon


rostratus (Miller)

Keluarga : Physeteridae

Zat berkhasiat : Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat, setiloleat,


Utama/isi setilaurat, setilmiristinat, dan setil alcohol.

Penggunaan : Bahan salap

Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).

Pemerian : Massa hablur bening, licin, warna putih


mutiara, bau dan rasa lemah.

Bagian yang diambil : Malam padat murni yang diperoleh dari


minyak lemak yang terdapat pada kepala,
lemak dan badan ikan.

Cara memperoleh : Binatang menyusui ini kepalanya besar,


bagian atas kepala berisi cairan yang setelah
binatangnya mati, menjadi padat putih
seperti bunga karang, merupakan campuran
setaseum dan minyak lemak. Dengan
perasan, pencucian dengan soda dan lain
sebagainya diperoleh setaseum murni.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. GELATINUM

Nama Sinonim : Gelatina

Zat berkhasiat utama : Glutina tersusun atas glikokol, leusin, prolin,


asam glutamat, lisin, arginin, alanin, asam
asparoginat, fenil-alanin, oksiprolin dan
histidin.
Penggunaan : Bahan kapsul, salep, cairan transfusi.

Keterangan : Gelatina adalah protein yang diperoleh dari


bahan kalogen.

Ada dua macam tipe gelatina yaitu :

Type A dengan titik iso-electric pada pH 7-9,


Type B dengan titik iso-electric pada pH 4,7-
5,0

Kwalitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan


oleh perbandingan antara glutina dan
khondrina yang terdapat padanya.

Gelatina makanan dapat dibuat dari 3 sumber


utama, yaitu : tulang-tulang yang sudah
bersih, kulit babi yang baru dibekukan, dan
kulit sapi muda.

Tulang yang diolah dengan asam klorida


menghasilkan garam kalsium yang larut
dalam Osein.

Osein dan kulit sapi muda jika diolah dengan


kapur, memberikan kolagen  kotor  yang
setelah dimurnikan pada pH 5 – 6 
menghasilkan gelatin tipe B.

Kulit babi yang diolah dengan asam klorida


dan disari pada pH 3,5 – 5 akan menghasilkan
lemak dan gelatin tipe A.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

7. MEL DEPURATUM

Nama Sinonim : Madu murni

Nama hewan asal : Apis mellifera (L.)

Keluarga : Apidae
Zat berkhasiat : Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air, zat
Utama/Isi atsiri aromatik, asam semut (sedikit)

Penggunaan : Sebagai sumber hidrat arang yang mudah


dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan
ferro.

Pemerian : Cairan kental serupa sirup, bening, warna


kuning muda sampai coklat kekuningan, rasa
manis khas bau enak khas, jika dipanaskan
diatas penangas air bau menjadi lebih kuat,
tetapi tidak berubah.

Bagian yang diambil : Madu

Cara memperoleh : Madu yang diperoleh dari sarang apis ini,


dimurnikan dengan pemanasan dibawah
suhu 800, didiamkan, kotoran yang
mengapung diambil, kemudian madu
diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.

Jenis-jenis : Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel dari


apis adamsonii di Afrika dari apis caffra dan
apis scutella.

Di Madagaskar dari apis unicolor. Di India dari


apis dorsata (apis indicata = apis florea).

Madu erhalus adalah madu yang diperoleh


tanpa pemerasan tetapi dibiarkan mengalir
dari sarang lebah, jika dipusingkan
memberika madu yang paling jernih.

Virgin honey adalah madu yang diperoleh


dari sarang yang belum perbah terbuka.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8. THYROIDUM
Nama Sinonim : Tiroida

Nama hewan asal : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang


menyusui, telah dibersihkan dari jaringan
pengikat dan lemak.

Zat berkhasiat/isi : Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin, Mono


yodo tirosin.

Persyaratan kadar : Kadar yodium yang terikat sebagai senyawa


organik tidak kurang dari         0,17 % dan
tidak lebih dari 0,20 %

Penggunaan : Pengobatan terhadap hipotiroidisme (kerdil


dan myxoedema).

Sediaan : Thyroidi Compressi – F.I.

Merian : Serbuk warna kekuningan hingga coklat, bau


lemah, mirip bau daging rasa asin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari


cahaya.

BAB V
SIMPLISIA DARI MINYAK MINERAL

1. Paraffinum Liquidum (F.I)


2. Paraffinum Solidum (F.I)

3. Vaselin Album (F.I)

4. Vaselin Flavum (F.I)

1. PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Sinonim : Parafin cair, White mineral oil liquid petrolium,


Mineral oil.

Zat berkhasiat : Hidrocarbon (C17H36 sampai C27H56 hidrokarbon


Utama/isi siklis, hidrokarbon tidak jenuh dan derivat derivat
dari benzen).

Penggunaan : Bahan salep dan pencahar

Sediaan :        Betamethasoni cremor (Form. Nas).

        Cliquilini cremor (Form. Nas).

        Cliquinolini Hydrocortisoni cremor (Form.nas)

        Clioquinolini Hydrocortisoni (F.N)

        Gentamycini cremor (Form. Nas).

        Dexamethasoni Neomycini cremor (Form.nas).

         Dibucaini cremor (Form. Nas).

         Dienostroli cremor (Form. Nas).

         Gentamycini unguentum(Form. Nas).

         Hydrocortisoni cremor (Form. Nas).

         Hyoscini oculentum (Form. Nas).

         Prednisoloni unguentum (Form. Nas).

         Triamcinologi Acetonidi unguentum (F.N)

         Unguentum Leniens (Form. Nas).

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi,


tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak
berasa.

Cara : Diperoleh dari minyak mineral.


memperoleh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya.

2. PARAFFINUM SOLIDUM

Nama Sinonim : Parafin padat,paraffin, paraffin wax

Cara : Minyak mineral


memperoleh
Diperoleh dari residu minyak tanah kasar, residu
ini disuling lagi, maka diperoleh minyak parafin
sebagai distilat yang kemudian diolah dengan
asam sulfat dan selanjutnya dengan larutan
natrium hidroksida (selama pengolahan dibuat
tetap cair secara dipanaskan dengan uap air
setelah terpisah dari bagian airnya, minyak
parafin dibekukan menjadi zat yangsetengah
padat kemudian diperas.

Bagian minyak yang cair dipakai sebagai minyak


pelumas, bagian yang padat dicairkan, dibekukan
dan diperas lagi pada suhu yang tidak lebih tinggi
dari tadi, hasilnya dikenal sebagai refined wax.

Zat ini dicuci, diperas, dicairkan dan dialirkan


lewat arang tulang (atau bahan-bahan lain
sejenis), dan dibekukan, terbentuk massa yang
keras, tembus cahaya dan tidak berwarna.

Zat khasiat : Sama seperti parafin cair.


utama

Penggunaan : Bahan pengeras salep, zat tambahan.

Sediaan : Balsamum Album

Balsamum Rubrum

Pemerian : Padat, sering menunjukkan susunan hablur,


warna putih atau tidak berwarna, tidak berasa,
agak licin, jika terbakar nyala terang jika
dileburkan menghasilkan cairan yang tidak
berfluorosensi.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


3. VASELINUM ALBUM

Nama sinonim : Vaselni putih, White petrolium

Zat berkhasiat : Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama


Utama parafin-parafin, senyawa-senyawa hidrokarbon
siklis dan hidrokarbon tidak jenuh.

Penggunaan : Bahas salep, pencahar lemah

Sediaan :        Bacitracini Neomycini

     Polymix ini unguentum (F.N).

         Balsamum Album (F.N).

         Betamethasoni cremor  (F.N).

         Cloramphenicoli unguentum  (F.N).

         Chrysarobini unguentum  (F.N).

         Clioquinolini cremor  (F.N).

         Getamycini cremor  (F.N).

         Dexamethasoni Phophatis cremor  (F.N).

         Dibucaini cremor  (F.N).

         Gentamycini unguentum  (F.N).

         Hyoscini oculentum  (F.N).

         Ichtamoli unguentum  (F.N).

         Hydrocortisoni unguentum  (F.N).

       Tetracyclini Hydrochloridi    unguentum  (F.N).

         Triamcioloni Acetonidi cremor  (F.N).

         Triamcioloni Acetonidi unguentum  (F.N).

         Triprllenamini cremor (F.N).

         Zinci unguentum (F.N).

         Vaselinum Hydrophylium (F.N).


Pemerian : Massa lunak, lengket, bening warna putih, warna
ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan
hingga dingin tanpa diaduk, berfluorosensi lemah,
juga jika dicairkan tidak berbau, hampir tidak
berasa.

Cara : Vaselinum flavum yang telah diputihkan.


memperoleh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. VASELINUM FLAVUM

Nama Sinonim : Vaselin kuning, petrolium.

Zat berkhasiat : Serupa dengan vaselin putih.

Penggunaan : Bahan salep, pencahar lemah.

Sediaan :    Aethylis Aminobenzoatis unguentum (F.N)

   Aethylis Aminobenzoatis Tannini unguentum (F.N).

   Balsamum Rubrum (F.N).

   Olei Iecoris unguentum (F.N).

   Peruviani unguentum (F.N).

   Prednisoloni unguentum (F.N).

   Recorcinoli unguentum compositum (F.N).

   Zinci pasta (F.N).

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, warna kuning muda


sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan dingin tidak diaduk.

Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan, tidak


berbau, hampir tidak berasa.
Cara : Diperoleh dari minyak mineral
memperoleh

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

BAB VI

Antibiotika

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan dalam kadar yang
sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jasad renik
lain (virus, riketsia, bacteria, protozoa, cendawan).

          Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang bersifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida (membunuh
kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan tetrasiklina) atau secara
semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).

          Contoh dari antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan yang
diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :

Penisilina alam : Benetamina penisilina, benzatina


penisilina, benzil penisilina,

Fenoksimetil penisilina, prokaina


penisilina.

Penisilina semisintesa : Ampisilina, kloksasilina, metisilina,


nafsilina, oksasilina, penamesilina,
propisilina.

          Perkataan antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti melawan dan
bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika yang efektif berbagai
kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain sebagainya) dan berfaedah untuk
pengobatan infeksi ganda.
          Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina, karbensilina,
kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina, gentamisina, kanamisina,
neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan tetrasiklina.

          Antibiotika yang cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif antara
lain adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina, novohiosina, natrium
fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan vankomisina.

          Antibiotika untuk pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina,
polimiksina B dan sulfokmiksina.

Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina,


streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan
paranomisina.
1.         Amoxicillinum =Amoksisilina (F.I)

Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 90% C 16 H19 N3 O5S dihitung

                                Terhadap zat hidrat arang.

Pemerian              :  serbuk hablur,putih,praktis tidak berbau

Sediaan                :  Amoxicillini capsulae

2.        AMPCILLINUM = Ampisilina (F.I)

Persyaratan : Ampisilina mengandung tidak kurang dari 95 %


Kadar C16H19N3O4S, masing-masing dihitung terhadap zat
anhidrat.

Pemerian : Serbuk hablur renik, warna putih, tidak berbau atau


hampir tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan : Ampicillini Capsulae (F.I), Ampicillini Trihidrat, 


Ampicillini Trihydratis Capsulae, Ampicillini Pro
Suspension.

3.         BACITRACINUM = Basitrasina (F.I)

Sumber : Basitrasina adalah antimikroba yang dihasilan oleh


biakan Basillus licheniformis atau Basillus subtilis var.
Tracy (Familia Basillaceae).

Pemerian : Serbuk warna putih sampai coklat, tidak berbau atau


berbau lemah, rasa pahit.

Sediaan : Bacitracinum pro Injectione, Bacitracini Oculentum,


Bacitracini unguentum
4.         CEPHALEXINUM (F.I)

Sumber : Sefalaksina berasal dari fungus Cephalosporium


aeromonium.

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai putih kuning gading,


bau khas

Sediaan : Cephalexini Capsulae, Cephalexini Compressi

5.             CEPHALORIDIUM = Sefaloridini (F.I)

Pemerian : Serbuk hablur, putih bau lemah mirip piritina, rasa


pahit

Sediaan : Cephalorodinum pro Injectione

6.         CHLORAMPHENICOLUM = Kloramfenikol (F.I)

Persyaratan : Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0%


Kadar dan tidak lebih dari 103,0 C11H12Cl2N2C5, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng


memanjang warna putih sampai putih kelabu atau
putih kekuningan, tidak berbau, rasa sanga pahit,
dalam larutan asam lemah, mantap.

Sediaan : Chloramphenicoli Capsule, Chloramphenicoli


Ucolentum, Chloramphenicoli Unguentum,
Chloramphenicoli Palmitas, Chloramphenicoli
Palmitatis Suspensio.

7.      Cloxacillinum natricum=kloksasilin natrium (F.I)

Persyaratan

Kadar     :          mengandung dengan setara tidak kurang dari 825 mg kloksasilin

                            C19   H18 CIN3 O5 S, per mg

Pemerian:           hablur putih,tidakberbau,

Sediaan  :          -

8.        CLINDAMYCINI HYDROCHLORIDUM (F.I)   = Klindamisina Hidroklarida

      Pemerian : Serbuk hablur warna putih, rasa pahit.

     Sediaan : Clidamysini Hydrochloridi Capsulae

9.      COLISTINI SULFAS (FI) = Kolistini sulfat

  Sumber   : adalah anti bakteri yang di peroleh dari hasil pembiakan  Bacillus polymixia varietas colistinus
  Persyaratan kadar           : potensi yang setara dengan tidak kurang dari 500 kolistin

                               per mg

  Pemerian            :  serbuk halus, putih, sampai agak putih, tidak berbau.

10.  DEMECLOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)

Sumber : Adalah garam hidroklorida. Zat anti mikroba yang


dihasilkan oleh biakan Streptomyces aureofaciens
(Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat
denngan cara lain.

Pemerian : Serbuk hablur warna kuning, tidak berbau, rasa


pahit.

Sediaan : Demeclocyclini Hydrocloridi Capslae (F.I)

11. DOXYCYCLINUM (F.I)

Sumber : Termasuk golongan tetracycline dan dibuat secara


sintesa

Pemerian : Serbuk hablur kuning.

Sediaan : Doxycyclinum pro suspension, Doxycyclinum


Hydrochloridum Capsulae
12. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan


Streptomyces erythreus Waksman (Familia 
Streptomycetaceae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning, tidak


berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak
higroskopik.

Sediaan : Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.

13.  FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)

Sumber : Zat anti mikroba yang yang dihasilkan               oleh


biakan pilihan Streptomyces fradial             atau
Streptomcyces decaris (Famila streptomyceataceae).

Pemerian : Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau,


hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.

14.     GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)

Sumber : Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti


mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora
purpurea.

 Persyaratan : Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590


Kadar mcg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.

Pemerian : Serbuk, warna putih sampai coklat.

Sediaan : Gentamycini Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis


Compressi.

15.     GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)

Sumber : Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan oleh


biakan pilihan Penisillinum griseofulvumatum atau
diperoleh dengan              cara lain

Persyaratan : Mengandung tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari


Kadar 102,0% C17H17ClO6, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

Pemerian : Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat,


tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah
maksimum sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa 
zarah berukuran lebih dari 30 µm.

Sediaan : Griseofulvini Compressi (F.I)

   Kalii Benzylpenicillina Compressi (F.I)

16.     KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)

Sumber : Kanamisina sulfat adalah garam monosulfat,


C18H36N4C11SO4 (BM 582,60) atau garam sulfat asam
C18H36N4O111,7H2SO4 (BM 651,20) kanamisina, zat
anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces
kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)

Pemerian : Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih, tidak


berbau atau hampir tidak berbau

Sediaan : Kanamycini Sulfatis Injectio


17.LINCOMYCINI HYDROCHLORIDUM = Linomisin ahaidroklorida

yaratan kadar : Potensi setara dengan tidak kurang dari 790 per mg, Linkomsin, C 16H34N2O6S

erian lemah, : Serbuk hablur, warna putih, tidak berbau atau berbau lemah, stabil terhadap pengaruh udara dan
cahaya.

an             : Lincomicini Hidrochloridi Capsulae

                    Lincomicini Hidrochlridi Injectio

MINOCYCLINI HYDROCHLORIDUM (FI) = Minosiklin Hidroklorida

yaratan kadar : mengandung setara dengan tidak kurang dari 890 dan tidak lebih dari 950 C 23H27N3O7  HCL

erian : serbuk hablur kuning

19. NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)

Sumber : Neomisina sulfat adalah campuran garam sulfat zat


anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan
Streptomyces Fradiae (Familia Streptomycetaceae).

Pemerian : Serbuk warna putih atau putih kekuningan, hampir


tidak berbau, higroskopik.

20. NYSTATINUM  = Nistatina (F.I)

Sumber : Nistatina adalah zat anti fungi yang umumnya


dihasilkan oleh biakan Streptomyces noursei
(Familia Streptomycetaceae) atau dengan          cara
lain.

Pemerian : Serbuk warna kuning sampai coklat muda, bau khas

Sediaan : Nystatini Compressi, Nystatinum pro Suspensione,


Nystatini Unguentum

21. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM 

      = Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)

Sumber : Oksitetrasiklina hidroklorida adalah garam


hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan oleh
biakan pilihan Streptomyces remosus (Familia
Streptomycetaceae) atau yang dibuat dengan cara
lain.

Pemerian : Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau, rasa


pahit, hidrogrospik.

AROMOMYCINI SULFAS = Paaromomisin Sulfat

ber : Dihasilkan oleh Streptomyces rimosus var. Romomycinus

erian : Serbuk putij krem sampai kuning terang, tidak berbau, sangat Higroskopis

HENOXYMETHYLPENICILLINUM (FI) = Penisilin V

yaratan kadar : Potensi Penisilin V tidak kurang dari 1525 dan tidak lebih dari 1780 unit Penisilin V per mg

erian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau

aan : Phenoxymethylpenicillini Compressi

OLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B Sulfat (F.I)

ber : Poimiksian B sulfat adalah campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Bacillus
polymixa (Familia Bacillaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.

erian : Serbuk warna putih sampai kuning gading, tidak berbauatau berbau khas lemah

aan :

RIFAMPICINUM (F.I) = Rifampisina


ber : Adalah kelmpok bagi sejumlah zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyeces
mediterranei jenis-jenis rifampisina ditandai dengan huruf-huruf dibelakang namanya. Rifampisina
A,B,C,D dan E diperoleh dari alam. Rifampisina O, S dan SV adalah derivat dari rifampisina B.

erian : Serbuk hablur, coklat merah

aan : Rifampicina Capsulae

TREPTOMYCINI SULFAS = Streptomisina Sulfat (F.I)

ber : Streptmisina Sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces
griseus (Kransky) Waksman et Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat dengan cara
lain.

erian : Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit

aan : Streptomycini Sulfatis Injectio,

ETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina

ber : Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorinasi klotetrasiklina, atau dengan
mereduksi oksitetrasiklina, atau dengan cara fermentasi.

erian : Serbuk hablur renik, warna kuning tidak berbau

aan : Tetracyclini Suspensione

TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I) = Tetrasiklina Hidroklrida

ber : Tetrasiklina Hydroklorida adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang diperoleh dengan cara mereduksi
katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens ( Familia
Streptomycetaceae).

aan : Tetracyclini Hydrochloridi Capsulae

HIAMPHENICOLUM (FI) = Tiamfenikol

yaratan kadar : mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C 12 H15 CL2NO5S di hitung terhadap
zat yang telah terhadap yang telah di keringkan

erian             : serbuk hablur halus, putih sampai putih kekuningan, tidak berbau
VANCOMYCIN HYDROCHLORIDUM (F.I.) = vankomisina hidroklorida

ber : Antimikroba yang umum di hasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces orientalis

erian: serbuk warna kehitaman atau coklat, tidak berbau, rasa pahit

aan:   -

BAB VII
IMMUNOSERA

Immonuserumai

            Immonuserum adalah sediaan mengandung imunoglobulin khas yang di peroleh dari
serum hewan dengan pemurnia. Immonuserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau
toksin atau toksoin yang dibentuk oleh bakteri atau mengikat antigen bakteri, antigen virus antau
antigen lain yang di gunakan untuk pembuatan sediaan.

            Immonuserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikan toksin atau
toksoid, venin, suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi hewan
tidak boleh diberi penisilin. Imunoglobulin khas diperoleh dari serum yang mengandung kekebalan
dengan pengendapan fraksi dan perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika lain.

            Dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai dan ditambahkan serba sama bila
sediaaan dikemas dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan
mengandung air tidak lebih dari 1,0% Rekontutitusi dilakukan pada saaat akan digunakan.

Pemerian :

Imunoserum cair                     : Hampir tidak berwarna atau kuning pucat, tidak keruh, hampir

                                                  tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang

                                                   ditambahkan.

Imunoserum kering beku        : Berupa padatan atau serbuk warna putih atau kuning pucat,

                                                  mudah larut dalam air membeku larutan tidak berwarna

                                                  atau kuning pucat dan mempunyai sifat sesuai dengan

                                                   sediaan cair.

Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang
direkonstitusi.

1.    IMMUNOSERUM BOTULINICUM (FI) = Imunoserum Botulinum = Antitoksin Botulinum

Imunoserum Anti Botulinum adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang
mempunyai kekuatan dapat menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum tipe A.B.
dan E.

  Persyaratan kadar             :  Potensi tidak kurang dari 500 unit per ml masing-masing

                                            Untuk tipe A dan B, dan tidak kurang dari 50 unit per ml

                                            Untuk tipe E

  Pemeriaan                         : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunosera

  Identifikasi                      : Menetralkan secara sepesifik dan mengurangin bahaya toksin

                                            Yang dihasilkan oleh satu tipe atau beberapa tipe Clostridium

                                                  Botulinum yang tertera pada etiket.

2.        IMMUNOSERUM DIPHTERICUM = Imunoserum Difteri = Antitoksin Difteri


Imunoserum Difetri adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang mempunyai
kekuatan dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphteriae.

      Persyaratan kadar        : Potensi tidak kurang dari 1000 unit per ml, untuk

                                            Imunoserum dari serum kuda, tidak kurang dari

                                            500 unit per ml untuk imunoserum dari jenis lain.

      Pemeriaan                    : Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera

      Identifikasi                  : Menetralkan secara khas toksin Corynebacterium

                                            Diphteriae, sehingga mengurangin bahaya terhadap

                                            Hewan peka.

3.        IMMUNOSERUM TETANICUM = Imunoserum Tetanus = Antitoksin Tetanus

Imunoserum Tetanus adalah sediaan yang mengandung globulin antitoksik khas yang mempunyai
kekuatan dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.

      Persyaratan kadar        : Tidak kurang dari 1000 unit per ml untuk dosis pencegahan

                                             Dan tidak kurang dari 3000 unit per ml untuk dosis

                                              Pengobatan.  

      Pemeriaan                    : Memenuhi sarat seperti yang tertera pada Imunosera.

      Identifikasi                  : Dapat menetralkan secara khas toksin Clostridium tetani,

                                             Sehingga mengurangi bahaya terhadap hewan uji yang peka.

4.        IMMUNOGLOBULINUM NORMAL = Imunoglobulin Normal

Imunoglobulin Normal adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung imunoglobulin terutama
imunoglobulin G (IgG), dapat mengandung protein lain.

Sediaan ini digunakan untuk injeksi muskulair.

Diperoleh dari plasma atau serum atau plasenta normal dan segara dibekukan.

      Persyaratan kadar        : Mengandung 90% hingga 110% protein dari jumlah yang

                                            Tertara pada etiket, dalam hal tertentu mengandung protein

                                            Tidak kurang dari 10% dan tidak lebih dari 18%.

      Pemeriaan                    : Sediaan cair jernih dan berwana kuning pucat sampai coklat
                                            Muda, selama penyimpanan dapat terbentuk kekeruhan.

                                            Sediaan beku kering berbentuk serbuk atau masa rapuh

                                            Berwana putih sampai agak kuning.

      Wadah dan penyimpanan :

  Sediaan cair, disimpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya pada
suhu 20 sampai 80.
  Sediaan beku kering, disimpan dalam hampa udara atau gas inert, terlindung dari cahaya pada suhu 2 0
sampai 80.

Deng an kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan
cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

5.        IMMUNOGLOBULINUM HEPATITIS B = Immunoglobulin hepatitis B

Imunoglobulin Hepatitis B adalah sediaan cair atau beku kering, mengandung imunoglobulin
manusia terutama imunoglobulin G (IgG). Diperoleh dari plasma atau serum yang mangandung
antibodi spesifik terhadap antigen permukaan hepatitis B.Imunoglobulin Hepatitis B dibuat seperti
yang tertera pada imunoglobulin normal.

      Persyaratan kadar        : Mengandung tidak kurang dari 100 unit per ml.

      Pemeriaan                    : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin

                                            Normal.

Wadah dan penyimpanan :

    Sediaan cair, disimpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya pada suhu
20 sampai 80.
    Sediaan beku kering, disimpan dalam hampa udara atau gas invert, terlindung dari cahaya pada suhu 2 0
sampai 80.

      Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat dipertahankan hingga 3 tahun untuk sediaan
cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

6.         IMMUNOGLOBULINUM RABIECUM = Imunoglobulin Rabies

Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung imunoglobulin manusia terutama imunoglobulin
G (IgG). Diperoleh dari plasma atau serum yang mengandung antibodi spesifik terhadap virus rabies.
Dapat ditambahkan Imunoglobulin Normal.Imunoglobulin rabies dibuat seperti yang tertera pada
pembuatan Imunoglobulin Normal.

      Persyaratan kadar        : Mengandung tidak kurang dari 150 unit per ml.
      Pemeriaan                    : Memenuhi syarat seperti yang tertera pada Imunoglobulin

                                            Normal.

Wadah dan penyimpanan :

 Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup


 Kedap, terlindung cahaya pada suhu 20 sampai 88
 Sediaan beku kering, di simpan dalam hampa udara atau gas intert, terlindung dari cahaya pada suhu
20 sampai 80

Dengan kondisi penyimpanan diatas, potensi dapat di pertahankan hingga 3 tahun untuk
sediian cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

7.         IMMUNOGLOBULINUM HUMANUM MORBILLICUM = Imunoglobulin Campak


Adalah sediaan cair atau beku kering menganduna imunoglobulin manusia terutama
imunoglobulin G ( IgG). Di peroleh dari plasma atau serum yang mengandung anti bodi spesifik
terhadap virus campak, dapat di tambahkan Imunoglobulin Normal Imunoglobulin campak di buat
seperti yang tertera pada pembuatan Imunoglobulin Nor,mal.

   Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 50 unit per ml

Wadah dan penyimpanan :


   Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak tembus cahaya, tertutp kedap,  tidakberwarna,
pad suhu 20sampai 80
   Sediaan beku kering, di simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, hampa udara atau gas inert,
pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas, potensi dapat di pertahankan hingga 3 tahun untuk sediian
cair dan 5 tahun untuk sediaan beku kering.

8.         IMMUNOGLOBULINUM  HIMANUM TETANICUM = Imunoglobulin Tetanus

Adalah sediaan cair atau beku kering mengandung imunoglobulin manusia, terutama
Imunoglobulin G (IgG), di peroleh dari plasma atau serum yang mengandung antibodi spesifik
terhadap Clostridium tetani. Dapat di tambahkan Imunoglobulin Normal.

Persyaratan Kadar: Mengandung tidak kurang dari 50 Unit per mil.

Pemerian: Memenuhi syarat yang tertera pada imunoglobulin normal.

Wadah dan penyimpanan:

 Sediaan cair, di simpan dalam wadah kaca tidak berwarna, tertutup kedap, terlindung cahaya,
pada suhu 20 sampai 80
 sediaan beku kering , di simpan dalam wadah, hampa udara atau gas invert, terlindung cahaya,
pada suhu 20 sampai 80
Dengan kondisi penyimpanan di atas,potensi dapat di petrahankan hingga 3 tahun untuk sediaan
cair dan 5 tahun untuk sediaan bku kering.
BAB VIII
                                                            VACCINA

Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu

Menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia.

            Vaksin dibuat dari bakteria, riketsiaatau virus dan dapat berupa suspensi

Organisme hidup atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid.

            Metode pembuatan bervariasi tergantung dari jenis vaksin seperti yang tertera dibawah ini
atau dalam masinng-masing monografi dan di rancang agar dapat mempertahankan sifat antigenitas
yang sesuai,mebuat sediaan tidak berbahaya dan bebas dari kontaminasi senyawa asing.

            Pada waktu pembuatan dapat ditambahkan bahan pembantu yang sesuai,tetapi tidak boleh
ditambahkan penisilin pada setiap tahap pembuatan atau pada produk akhir.kecuali dinyatakan lain
dalam monografi, streptomisina tidak boleh digunakan pada pembuatan vaksin; penambahan ke
dalam biakan sel yang akan di gunakan dalam produksi vaksin diperkenankan,tetapi tidak boleh
terdeteksi jika dibiakan sel diinokulasi dengan virus.

            Jika vaksi dikemas dalam wadah dosis ganda,kecuali dinyatakan lain dalam monografi ,dapat
ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai selain antibiotik pada vaksin steril dan vaksin inaktif
dan penambahannya secara bervariasi. Pengawet antimikroba tidak ditambahkan pada persediaan
vaksin yang akan dikeringkan.

            Produk akhir dibagikan secara aseptik ke dalam wadah yang memenuhi syarat dan ditutup
kedap untuk mencegah kontaminasi mikroba; atau dibagikan dalam wadah steril, kemudian
dibekukerinkan dengan cara yang sesuai untuk mengurangi kadar air hingga tidak lebih dari 2,0%
dalam produk akhir, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Wadah kemudian ditutup kedap
dalam hampa udara atau dapat diisi gas nitrogen bebas oksigen atau gas inert yang sesuai sebelum
wadah di tutup kedap untuk menghindari kontaminasi mikroba.vaksin kering di rekonstitusi segera
sebelum di gunakan.

            Sterililitas. Jika tidak dinyatakan lain semua vaksin memenuhi syarat sterilitas seperti yang
tertera pada uji sterilisasi, kecuali vaksin bakteri hidup di perbolehkan pertumbuhan bakteri
pembuat vaksin.

Wadah dan penyimpanan. Jika tidak dinyatakan lain vaksin di simpan pada suhu 2 0 hingga 80,
terlindung dari cahaya, tidak boleh di bekukan.

Penandaan pada etiket harus juga tertera:

1.      Banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair.

2.      Dosis dan

3.      Daluarsa

                                                

Vaksin bakteri

Vaksin bakteri di buat dari biakan galur bakteri yang sesuai dalam media cair atau padat
yang sesuai dan mengandung bakteri hidup atau inaktif atau komponen imunogenitiknya. Sediaan
berupa suspensi dengan berbagai tingkat opasitas dalam ciran tidak berwarna atau hampir tidak
berwarna atau berupa sediaan beku kering.
            vaksin bakteri inaktif mengandung bakteriatau komponen imunogenik yang di inaktifasi
dengan cara tertentu  sehingga sifat antigenitas di pertahankan.
            vaksin bakteri hidup di buat dari galur bakteri dengan virulensi yang telaah di lemahkan dan
mampu merangsang pembentukan kekebalan terhadap galur patogen yang sama atau sejenis
bakteri yang sifat antigeniknya berhubungan.

Konsentrasi bakteri hidup atau inaktif dari tiap varietas atau sejenis bakteri di nyatakan
opasitasnya dalam unit internasional opasitas, atau bila sesuai dengan menghitung jumlah sel
langsung, atau jika bakteri hidup dengan angka viabel.

Vaksin virus dan riketsia

Vaksin virus dan rketsia adalah suspensi virus atau riketsia yang di tumbuhkan dalam telur
berembrio, dalam biakan sel atau dalam jaringan yang sesuai dan mengandung virus atau riketsia
hidup atau yang inaktif atau komponen imunogenetiknya Umumya tersedia dalam bentuk sediaan
beku kering.

Vaksin virus hidup umumnya di buat dri virus galur khas yang virulensinya telah di lemahkan.

Opasitas vaksi virus dapat berbeda tergantung cara pembuatan, dapat berwarna bila
mengandung indikator pH seperti merah fenol.

Toksida Bakteri

Di peroleh dari toksin yang telah dikurangi atau di hilangkan sifat toksisitasnyahingga
mencapai tingkat tidak terdektesi, tanpa mengurangi sifat imunogenitas, dengan cara tertentu yang
dapat mencengah berubahnya kembali tiksoid menjadi yoksin. Toksin di peroleh dari galur pilihan
mikroorganisme khas yang di tumbuhkan dalam media yang sedapat mungkin bebas dari senyawa
yang di ketahui menyebabkan reaksi toksik, alergi atau yang tidak di ingginkan pada manusia.Toksoid
bakteri dapat berupa cairan atau beku kering. Bila di jerapmengandung partikel putih atau kelabu
yang terdispersi dalam cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat; partikel seperti ini dapat
membentuk endapan pada dasar wadah.

Vaksin campuran

Adalah campuran dua atau lebih vaksin, Vaksin bila perlu di rekonsitusi, memenuhi syarat yang
dinyatakan dalam monogrtafi.

Pemerian   :  cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai opelensennya: umumnya putih dalam
cairan tidak berwarna atau agak berwarna.

Toksistas abnormal memenuhi syarat uji toksisitas abnormal seperti yang tertera padd uji reaktifitas
secara biologi in-fifo keamanan hayati.

1.        VACCINUM BACILLI CALMETTE – GUERIN CRYODESICCATUM= Vaksin Basil Calmette Guerin Beku
Kering

Cara memperoleh             :  Vaksin Basil Calmette- Guerin adalah sediaan yang              menganduk diperoleh dari
galur berasal dari basil Calmette Gueri diketahui dapat melindungi manusia terhapap tuber
colosis.Vaksin beku kering direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai, segera sebelum
digunakan.Vaksin dibuat dengan sistem lot benih .Galur dipilih dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga dapat mempertahankan stabilitas, mempunyai kemampuan membuat manusia dan
marmut peka terhadap tuberkulindan melindungi hewan uji terhadap tuberkolosis ; serta relatif
bebas dari patogenitas terhadap manusia dan hewan uji . Basil dibiakan dipermukaan media biakan
tidak lebih dari 10 hari atau dibiakan didalam media yang sesuai tidak lebih dari 14 hari. Biakan
dipanen dan disuspensikan didalam media cair steril yang dapat mengandung viabilitas vaksin yang
ditetapkan dengan metode perhitungan angka viabel yang sesuai. Sediaan vaksin dibeku keringkan
hingga kandungan air sesuai dengan stabilitas vaksin.

Pemerian             :  toksisita abnormal, sterilitas, memenuhi syarat yang tertera


              Pada vaccina
Identifikasi           :  di lakukan secar mikrokopik dengan membuat pewarnaan
              Apus atau dengan penampilan koloni khas yang tumbuh
              Pada  media padat dan dengan uji hayati yang sesuai.

Wadah dan penyimpanan            :  dalam wadah tertutup kedap, terhindar               


                          Kontaminasi terutama basil tuberkel
                          Yang virulen. Bila di simpan pada kondisi
                          Seperti tertera pada etiket, potensi vaksi beku
                          Kering diharapkan dapat bertahan selama tidak
                          Kurang dari 2 tahun. Jika sudah direkonstitusi,
                         Vaksin harus segera digunakan, jika ada yang

                                                   Tersisa harus dibuang.

2.        VACCINUM CHOLERAE = Vaksin Kolera


Cara memperoleh                    : Vaksin kolera adalah suspensi homogen beberapa galur Vibrio
                                                  Cholera atau galur lain yang sesuai, mengandung tidak kurang
                                                  Dari 8.000 juta bakteri per dosis, yang tidak lebih dari 1ml.
Pemerian                                 : Toksisitas abnormal, steril, memenuhi syarat yang tertera pada
                                                   Vaccina
Identifikasi                              :  Dilakukan secara aglutinasi khas. Penetapan potensi, penetapan
                                                   Dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap
                                                   Dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan
                                                   Perlindungan yang sama pada mencit terhadap biakan pilihan
                                                   Vibrio Cholera yang cocok.
                                                  

                                    

3.                  VACCINUM  DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin Difteri dan Tetanus jerap
Cara Memperoleh        : Vaksin Difteri dan Tetanus jerap di buat dari toksoid formol
                                                Difteri yang mengandung tidak kurang dari 1500 Limes
                                                Flocculationis (Lf) per mg nitrogen protein, toksoid formol tetanus
                                                Tidak kurang dari 1000 limes flocculations (Lf) per mg nitrogen
                                                Protein dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat,
                                                Aluminium fosfat atau kalsium fosfat ,dalam larutan natrium
                                                Klorida P 0,9% atau larutan isotonik lain. Toksoid formol di buat
                                                Dari toksinyang di hasilkan oleh pertumbuhan Corynebacterium
                                                                                              Diphtheriae dan Clostridium tetani berturut turut dalam
media
                                                                      Yang sesuai.
Pemerian                      : Potensi vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dosis. Potensi
                                                Vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.
                                                Syarat lain, memenuhi syarat seperti yang tertera pada vaccina.

Wadah dan                  : bila di simpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin di
                                    Harapkan dapat bertahan tidak kurang dari 5 tahun sejak tanggal                                                    
potensi ditetapkan.
Penyimpanan
                                  
4.                  VACCINUM DIPHTHERIAE TETANI ET PERTUSIS ADSORBATUM = Vaksin Diventri, Tetanus dan
Pertusis Jerap = vaksin DTP Jerap
Cara memperoleh :     Vaksim di ventri, tetanus dan pertusis jerap di buat dari
                                    Toksoid diventri yang mengandung tidak kurang dari 1500
                                    Lf  per mg nitrogen protein, suspensi Bordetella pertusis
                                    Mati dan zat pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat
Atau aluminium fosfat atau kalsium fosfat, dalam larutan natrium Klorida P 0,9% atau larutan
isotonik lain yang sesuai.
Toksoid formol difteri di buat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhan Corynebacterium 
dipheteriae, dan toksoid formol tetanus di buat dari toksin yang di hasilkan oleh pertumbuhan
Clostridium tetani masing masing dalam media yang sesuai dengan darah. Suspensi Bordetella
pertusis mati di buat dengan cara satu atau lebih galur Bordetella pertusis yang sesuai di biakkan
secara terpisah selama 24 jam sampai 72 jam, menggunakanmedia biakan cair atau padat yang
sesuai dan tidak mengandung darah.
                                             

        Pemerian             :       Potensi Vaksin difteri tidak kurang dari 30 unit per dosis,

Potensi vaksin tetanus tidak kurang dari 40 unit per dosis.

Potensi vaksin pertusis tidak kurang 4 unit per dosis dan batas kesalahan vidusial terendah tidak
kurang dari 2 unit per dosis, dan tidak lebih dari 1 ml.Syarat lain yang memenuhi syarat yang tertera
pada vaccina.

si                :   Memenuhi aktifitas Khas membentuk antitoksin yang dapat   menetralkanToksin corynebacterium
diphteriae dan toksin Clostridium tetani serta  Membentuk zat anti terhadap Bordetella pertussis.

   Wadah dan               :       Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksi diharapkan

an                   Dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun sejak tanggal potensi Ditetapkan .

5. VACCINUM HEPATITIS B EXPLASMA HUMANUM

    = VAKSIN HEPATITIS  B ASAL PLASMA MANUSIA.

oleh       :         Vaksin hepatitis B asal plasma manusia adalah sediaan yang  mengandung Antigen permukaan hepatitis
B ( HbsAg ), diperoleh dari plasma yang telah Mengalami inaktivasi terhadap virus hepatitis B dan
virus lain yang   terdapat dalam darah manusia .

an                     :       memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

dan                  :       Simpan pada suhu seperti yang tertera pada etiket.

panan

INUM MORBILLORUM VIVUM

sin Campak , Hidup

oleh         :   Vaksin Campak hidup adalah sediaan yang mengandung galur modifikasi   yang sesuai dari virus Campak
hidup yang dibutuhkan dalam biakan Sel embrio Ayam atau  biakan sel lain yang memenuhi
syarat.vaksin kering yang direkonstitusi dengan cairan seperti yang tertera pada etiket,dibuat segar
sebelum digunakan.Vaksin Campuk tidak boleh mengandung Zat pengawet anti mikroba.

Pembuatan  berdasarkan system lot benih dari virus bebas neurovirulen. Vaksin berasal dari tidak
lebih 10 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.
   Embrio ayam berasal dari kelompok ayam sehat , bebas dari leucosis     unggas  (avian) dan biakan
sel tidak mengandung mikroorganisme asing .

                       :  Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

              :        Setelah dinetralkan dengan antiserum virus campak spesifik, vaksin tidak       lagi menginfeksi biakan sel
yang peka.

Wadah dan                           :       Bila disimpen pada kondisi yang ditentukan potensi vaksin kering

penyimpan                             diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 12 bulan sejak

                    Penetapan titer virus setelah direkonstitusi vaksin harus segera digunakan.

POLISACCHARIDI MENINGCOCCUS

akarida meningokokus

oleh             :     vaksin polisakarida Meningokokus terdiri dari satu atau lebih Polisakarida murni yang diperoleh dari
galur yang sesuai Neisseria meningitides kelompok A,C,Y,dan W135 yang telah terbukti mampu
menghasilkan Polisakarida yang aman dan dapat menginduksi antibody spesifik pada manusia.
Vaksin kering yang stabil direkonstitusi dengan cairan yang steril yang sesuai, segera sebelum
digunakan. Vaksin dapat mengandung satu type Polisakarida atau campuran dari beberapa type.
Pembuatan vaksin berdasarkan system lot benih.

                 :     Vaksin kering berbentuk serbuk putih atau pellet.

               :     Dilakukan penetapan menggunakan metode imonokimia yang sesuai.

                :     Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksi kering

                       diharapkan bisa bertahan selama 2 tahun.

POLIOMEYLITIDIS PER ORALE

io Oral, Hidup
oleh            :     Vaksin Polio Oral,hidup adalah suspense dalam air dari galur biakan pilihan virus poliomyelitis tipe 1,2
atau 3 hidup yang dilemahkan, ditumbuhkan dalam biakan sel yang memenuhi syarat sediaan dapat
mengandung 1 tipe vitus atau campuran dari dua atau tiga tipe virus.sediaan berupa cairan jernih
dan steril.

                 :     cairan bersih,tidak berwarna atau kemerah-merahan.

               :     Setelah dinetralkan dengan antiserum polio spesifik,vaksin tidak lagi menginfeksi biakan sel yang peka.

Wadah dan                      :      Simpan pada suhu seperti yang tertera pada etiket ( misalnya -25 0 ),
penyimpanan             meningkat sifat stabilator yang digunakan. Bila teladicairkan,harus

Pada suhu 20 sampai 80 dan digunakan dalam 6 bulan .bila disimpan pada   Suhu yang lebih tinggi ,
harus segera digunakan dalam beberapa jam

9.VACCINUM RABIEICUM CRYODESICATUM

   = Vaksin Rabies

oleh           :       Vaksin rabies adalah suspense galur virus rabies terolah yang sesuai dan yang ditumbuhkan dalam
biakan sel yang memenuhi syarat dan inaktifasi dengan metode yang sesuai. Vaksin kering yang
direkonstitusi dengan cairan steril yang sesuai , dibuat segera sebelum digunakan.pembuatan
berdasarkan system lot benih dan virus yang digunakan dalam vaksin berasal dari tidak lebih 5
subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur sesuai.

               :       Vaksin setelah direkonstitusi memenuhi syarat seperti yang tertera pada vaccine.

              :       Jika disuntikan pada hewan yang peka; merangsang pembentukan antibody rabies.

Wadah dan                     :        Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksin kering
penyimpanan              diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.

10.VACCINUM TETANI ADSORBATUM

      = Vaksin Tetanus Jerap

leh           :  Vaksin tetanus jerap dibuat dari toksoid formol tetanus yang    mengandung  tidak kurang dari 1000 Lf per
mg nitrogen proteir dan pembawa mineral aluminium hidroksida hidrat, aluminium fosfat.

                   Atau kalsium fosfat didalam larutan natrium klorida 0,9% atau larutan isotonic lain yang sesuai dengan
darah.toksoid formol dibuat dari toksin yang dihasilkan oleh pertumbuhan clostridium tetani dalam
media yang sesuai.
               :       Sterilitas penandaan memenuhi syarat yang tertera pada vaccine.

              :       jika disuntikan pada hewan yang cocok,akan membentuk   antitoksin yang dapat menetralkan toksin
clostridium tetani.

Wadah dan                    :  Bila disimpan pada kondisi yang ditentukan,potensi vaksin
penyimpanan                                 diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 5 tahun sejak  

                                              Tanggal Potensi

M TYPHOIDI = Vaksin tifus

oleh           :       Vaksin tifus adalah suspensi steril salmosella typhi mati, mengandung tidak kurang dari 500 juta dan
tidak lebih dari 1000 juta bakteri Salmonella typhi per dosis yang tidak lebih dari 1,0 ml Vaksin dibuat
berdasarkan system lot benih dari galur Salmonella typhi yang sesuai seperti Ty 2, Vaksin berasal dari
tidak lebih 3 subkultur dari lot benih yang pada uji laboratorium dan uji klinis menunjukkan galur
sesuai.Bakteri dimatikan dengan aseton,formaldehida atau fenol, atau dengan pemanasan
suspense , atau kombinasi dari dua cara terakhir.

               :       Sterilitas; memenuhi syarat yang tertera pada Vaccina.

              :       Dilakukan secara aglutinasi spesifik.

Wadah dan                     :        Jika disimpan pada kondisi yang ditentukan , potensi vaksin cair
penyimpanan                                              diharapkan dapat bertahan selama tidak kurang dari 2 tahun.
Bila 

                                                Disimpan pada kondisi yang ditentukan, potensi vaksin kering

Anda mungkin juga menyukai