Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI APOTEK CAHAYA GEBANG

Disusun Oleh :
Evi Fera
Fitria Rohmaningsih
Lutfiyah
Ristina
Virzani Syifa Tausiyahtun

SMK KHAIRA UMMAH PABUARAN


PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
Jl. Letjen S. Parman Desa Pabuaran Kidul Kec. Pabuaran Kab. Cirebon
Telp./Fax. (0231) 8665105
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Pertama-tama, kami panjatkan puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT karena

atas rahmat dan karunia-nya, Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat kami

selesaikan pada waktunya. Penyelesaian Laporan Pengantar Praktek Kerja

Lapangan ini tidak lepas dari bantuan dan doa dari keluarga, rekan, relasi, dan

teman yang telah mendukung dan meluangkan waktu untuk ikut berpatisipasi.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Yayan Supyani.S.KM selaku kepala sekolah SMK Khaira Ummah


Pabuaran

2. Ibu Jamilah S.Farm,Apt pembimbing lapangan

3. Ibu Nunung Nurhayani S.Si,Apt selaku ketua koordinator Praktek Kerja

Lapangan (PKL)

4. Ibu Dwi Octaviani S.Farm selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL)

5. Ibu Siti Maidah S.Farm dan Hesty Indah Octavisanti Asisten Apoteker

6. Guru-guru beserta staf karyawan SMK Khaira Ummah Pabuaran-Cirebon yang


telah membimbing dan memberi pengetahuan serta pengarahan kepada kami
selama praktek di Apotek Cahaya Gebang

7. Orang tua kami yang selalu mendoakan

8. Rekan-rekan sekalian yang telah terlibat dalam menyusun laporan ini

I
Kami berharap Praktik Kerja Lapangan ini dapat membuahkan hasil yang baiak

dan bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam menghadapi persaingan

dalam lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan dimasa yang akan dating.

Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini bermanfaat. Kami memohon maaf

yang sedalam-dalamnya apabila selama menyelesaikan Laporan Pratik Kerja

Lapangan ini telah melakukan kesalahan karena kami juga tidak lepas dari

kehilafan dan kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh sempurna, oleh

karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga laporan bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian, dukungan,

bantuan, serta kerja sama dari bapak/ibu pembimbing kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum wr wb

Cirebon, Agustus 2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Sekolah Menengah Kejuruan Khaira Ummah Pabuaran Kabupaten Cirebon

Program Keahlian Farmasi

Di Apotek Cahaya Gebang

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan,

Dwi Octaviani S.Farm Jamilah S.Farm,Apt

Mengetahui

Kepala Sekolah

SMK Khaira Ummah

Pabuaran-Cirebon

Yayan Supyani,S.KM
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan………………………………..

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Pengertian Apotek………………………………………………

2.2 Tugas dan fungsi Apotek………………………………………..

2.3 Syarat pendirian Apotek…………………………………………

2.4 Perizinan Apotek………………………………………………..

BAB III DESKRIPSI HASIL OBSERVASI

3.1 Sejarah Singkat Apotek Cahaya Gebang……………………….

3.2 Visi dan Misi Apotek Cahaya Gebang…………………………

3.3 Struktur Organisasi Apotek Nina Farma……………………….

3.4 Penggolongan perbekalan farmasi………………………………

iii
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Kegiatan Yang dilakukan Selama PKL…………………………

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………………..

5.2 Saran…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN

iv
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Faktur lunas

2. Faktur belum lunas

3. Surat pesanan (SP)

4. Kartu Stok

5. Buku pemasukan barang

6. Laporan Psikotropik

7. Laporan Narkotik

8. Resep

9. Etiket

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan tidak hanya di dapatkan melalui Pendidikan

secara formal di sekolah, begitu pula ilmu kefarmasian yang di peroleh

di sekolah menengah kejuruan ( SMK ) jurusan farmasi tetapi juga dapat

di peroleh secara formal baik dari media cetak, elektronik dan

berkembang di masyarakat luas, selain itu menurut keputusan mentri

Pendidikan wajib mengadakan program praktek kerja lapangan. Program

praktek kerja lapangan merupakan salah satu bagian yang wajib dalam

satu proses belajar mengajar di dunia Pendidikan, khususnya di sekolah

kejuruan.

Maksud dan tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan dari

sekolah menengah kejuruan di SMK Khaira Ummah Paburan Cirebon

yaitu untuk menciptakan siswa yang siap dengan program keahlian

farmasi, dengan memiliki keahlian dan pengalaman dibidang farmasi,

termasuk pengalaman dari PKL.

1
2

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau yang dulunya biasa di sebut

PRAKERIN (Praktek Kerja Lapangan) adalah salah satu bentuk

implementasi secara sistematis dan sinkron anatara program Pendidikan

disekolah dengan program penguasaan keahlian yang di peroleh melalui

kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat

keahlian tertentu PKL adalah suatu proses pembelajaran dan pelatihan secara

praktis dalam bidang kompetensinya masing-masing, hal ini di maksudkan

untuk memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik tentang ligkungan

kerja, etos dan budaya kerja yang belum dapat disampaikan sepenuhnya

disekolah. Dari pengalaman Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan peserta

didik mendapatkan keterampilan hidup yang akan berguna bagi

perkembangan dirinya di masa yang akan datang. Adapun Tujuan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa dan mahasiswa adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenal dan mengatahui

tentang dunia industry.

2. Menjadi media pengaplikaisan dari pembelajaran yang diperoleh dari

sekolah untuk di terapkan di dunia industry.

3. Meningkatkan hubungan kerjasama anatar pihak sekolah dan instansi

terkait.

4. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja


3

5. Dapat memahami konsep non akademis seperti etika kerja,

profesionalitas kerja, disiplin kerja, dll.


BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Pengertian Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKES/PER/X/1993

tentang ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum.

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh Apoteker:

1. Apoteker

Adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah

mengucapkan sumpah jabatan Apoteker

2. Tenaga Teknis Kefarmasian

Adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan

pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya

Farmasi dan Analis Farmasi

4
5

3. Resep

Adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter

hewan kepada Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik

menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat

kesehatan bagi pasien.

4. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan

kosmetika

5. Apoteker Pengganti

Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker

pengelola apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tidak berada di

tempat lebih 3(tiga) bulan secara terus menerus, telah memiliki Surat

Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola

Apotek di Apotek lain.

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Menurut Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 fungsi Apotek

adalah:

1. Sarana farmasi yang melakukan peracika, pengubahan bentuk,

pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat

2. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat

yang diperlukan oleh masyarakat secara merata dan meluas seperti:

obat, bahan obat, kosmetik dan alkes.


6

2.3 Syarat-Syarat Pendirian Apotek

Syarat dasar pendirian suatu Apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat

surat izin Apotek (SIA) adalah yang diberikan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan pemilik

sarana Apotek untuk menyelenggarakan pelayanan Apotek disuatu tempat tertentu.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 2017, Disebutkan bahwa

persyaratan-persyaratan Apotek adalah sebagai berikut:

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian sebuah Apotek

adalah:

a. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal

dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.

b. Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik

modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh

Apoteker yang bersangkutan.

Pendirian Apotek harus memiliki persyaratan, meliputi:

1. Tempat atau Lokasi

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di

wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapat

pelayanan kefarmasian.
7

2. Bangunan

Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan

kemudahahn dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang

cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia. Bangunan Apotek harus bersifat

permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat merupakan begian

dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah took, rumah

kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.

3. Sarana, Prasarana dan Peralatan

Bangunan Apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi:

a. Penerimaan Resep.

b. Pelayanan Resep dan Percikan ( produksi sediaan secara terbatas ).

c. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.

d. Konseling.

e. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, dan

f. Arsip

Prasarana Apotek paling sedikit terdiri dari:

a. instalasi air bersih.

b. instalasi listrik.

c. sistem tata udara dan

d. sistem proteksi kebakaran


8

Peralatan Apotek terdiri dari:

a. Semua peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan

kefarmasian.

b. Peralatan sebagaimana antara lain meliputi rak obat, alat peracika,

bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, computer,

sistem pencatatan mutase obat, formulir catatan pengobatan pasien

dan peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.

c. Formulir pencatatan pengobatan pasien merupakan catatan

mengenai riwayat penggunaan Sediaan Farmasi dan/atau Alat

Kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan

Apoteker yang diberikan kepada pasien.

4. Ketenagaan

a. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat

dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau

tenaga administrasi.

b. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana wajib

memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.
9

2.4 Perizinan Apotek

1. Surat Izin Apotek

Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri,

Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin kepada Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota, Izin Apotek berupa Surat Izin Apotek, Surat Izin

Apotek berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi

persyaratan, Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan

permohonan tertulis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan

menggunakan Formulir 1, Permohonan harus ditandatangani oleh Apoteker

disertai dengan kelengkapan dokumen administratif meliputi:

a. Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli.

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).

c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker.

d. Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan.

e. Daftar prasarana, sarana dan peralatan.

Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima

permohonan dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen

administrative, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menugaskan tim

pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan

Apotek dengan menggunakan Formulir 2, Tim pemeriksa unsur dinas

kesehatan kabupaten/kota yang terdiri atas:


10

A. Tenaga kefarmasian.

B. Tenaga lainnya yang menangani bidang srana dan prasarana

Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja tim pemeriksa

ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan

setempat yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3,

Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan dan dinyatakan memenuhi

persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA

dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi dengan menggunakan

Formulir 4, Dalam hal hasil pemeriksaan dinyatakan masih belum

memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus

mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua

belas) hari kerja dengan menggunakan Formulir 5, Terhadap

permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan, pemohon

dapat melengkapi persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu)

bulan seajak surat penundaan diterima, Apabila pemohon tidak dapat

memebuhi kelengkapan persyaratan, maka Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan


11

Formulir 6, Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam

menerbitkan Surat Izin Apotek melebihi jangka waktu, Apoteker

pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP

sebagai pengganti Surat Izin Apotek, Dalam hal pemerintah daerah

menerbitkan SIA sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (6),

maka pemerbitannya Bersama dengan penerbitan SIPA untuk

Apoteker pemegang SIA, masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku

SIPA.
BAB III

DESKRIPSI HASIL OBSERVASI

3.1 Sejarah Singkat Apotek Cahaya Gebang


13

3.3 Struktur Organisasi Apotek

Pemilik Apotek

Jamilah, S. Farm, Apt.

Apoteker

Jamilah, S. Farm, Apt.

Asisten Apoteker

1. Siti Maidah S,Farm


2. Hesty Indah Octavisanti
14

3.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Apotek Cahaya Gebang

3.4.1 Perencanaan

Perencanaan obat atau alkes di Apotek Cahaya Gebang

dilakukan berdasarkan permintaan kebutuhan paisen, melakukan pengecekan

ketersediaan obat kosong atau hamper habis, kemudian sediaan farmasi yang

kosong atau habis dicatat dalam buku defecta sebagai panduan untuk

melakukan perencanaan. Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan

jenis, jumlah harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan

jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta

menghindari kekosongan obat. Dalam perencanaan pengadaan ini, ada empat

metode yang sering dipakai yaitu :

1. Metode Epidemiologi

Yaitu berdasarkan pola penyebaran penyakit dan pola pengobatan

penyakit yang terjadi dalam masyarakat sekitar.

2. Metode Konsumsi

Yaitu berdasarkan data pengeluaran barang periode lalu. Selanjutnya

data tersebut di kelompokan dalam kelompok fast moving (cepet beredar)

maupun slow moving. (www.mipafarmasi.com)


15

3. Metode Kombinasi

Yaitu gabungan dari metode epidemiologi dan metode konsumsi.

Perencanaan pengadaan barang di buat berdasarkan pola penyebaran

penyakit dan melihat kebutuhan farmasi periode selanjutnya.

(www.mipafarmasi.com)

4. Metode just in time

Yaitu dilakukan saat obat yang tersedia di apotek dalam jumlah

terbatas. Digunakan untuk obat-obat yang jarang dipakai atau diresepkan

dan harganya mahal serta memiliki waktu kadaluarsa yang pendek. Di

apotek perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-obatan dan

alat kesehatan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data obat-

obatan yang akan di pesan. Data tersebut di catat dalam buku defecta

yaitu jika barang habis atau persediaan menipis berdasarkan jumlah

barang yang tersedia pada bulan-bulan sebelumnya.

(www.mipafarmasi.com)

3.4.2. Pengadaan obat

Pengadaan pembekalan farmasi di apotek dilakukan oleh bagian

unit pembelian yang meliputi pengadaan obat bebas, obat bebas terbatas,

obat bebas tertentu, narkotika dan psikotropika, dan alat-alat kesehatan.

Pengadaan perbekalan farmasi dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu:


16

1. Pengadaan rutin

Merupakan cara pengadaan perbekalan farmasi yang paling utama.

Pembelian rutin yaitu pembelian barang kepada distributor

pembekalan farmasi untuk obat-obat yang kosong berdasarkan dari

buku defecta. Pemesanan dilakukan dengan cara membuat surat

pesanan (sp) dan dikirimkan ke masing-masing distributor/PBF akan

mengirim barang-barang yang sudah dipesan ke apotek beserta

fakturnya sebagai bukti pembelian barang.

2. Pengadaan mendesak (Cito)

Pengadaan mendadak dilakukan, apabila barang yang diminta tidak

ada dalam persediaan serta untuk menghindari penolakan obat/resep.

Pembelian barang dapat dilakukan ke apotek lain yang terdekat

sesuai dengan jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan tidak di

lebihkan untuk stok di apotek.

3. Konsinyasi

Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerja sama antara apotek

dengan suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan produknya

di apotek, misalnya alat kesehatan, obat-obatan baru, suplemen

kesehatan dll. Setiap dua bulan sekali perusahaan yang menitipkan

produknya akan memeriksa produk yang dititipkan di apotek, hal ini

bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah produk yang terjual pada


17

setiap dua bulannya. Pembayaran yang dilakukan oleh apotek sesuai

jumlah barang yang laku. Apabila barang konsinyasinya tidak laku,

maka dapat di rektur atau di kembalikan ke distributor atau

perusahaan yang menitipkan. (www.mipafarmasi.com)

3.4.3 Penerimaan pembekalan farmasi

Penerimaan barang setelah dilakukan pemesanan maka

pembekalan farmasi akan dikirim oleh PBF disertai dengan faktur.

Barang yang datang akan diterima dan diperiksa oleh petugas bagian

penerimaan barang. Produsen penerimaan barang dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Pemeriksaan barang dan kelengkapannya, alamat barang yang dituju,

Nama, kemasan dan jumlah barang yang dikirim harus sesuai dengan

yang tertera pada surat pesanan dan faktur. Apabila terdapat barang

yang rusak atau menolak barang yang dikirim (retur) disertai nota

pengambilan barang dari apotek. Kualitas barang serta tanggal

kadaluarsa.

2. Jika barang-barang tersebut dinyatakan di terima, maka petugas akan

memberikan nomor urut pada faktur pengiriman barang,

membubuhkan cap apotek dan menandatangani faktur asli sebagai

bukti bahwa barang sudah diterima. Faktur asli setelah itu

dikembalikan, sebagai bukti pembeliandan satu lembar lainnya


18

disimpan sebagai arsip Apotek. Barang tersebut kemudian di simpan

pada wadah masing-masing.

3. Salinan faktur dikumpulkan setiap hari lalu dicatat sebagai data arsip

faktur dan barang yang diterima dicatat sebagai data stok barang

dalam computer.

Tujuan penerimaan obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan

berdasarkan permintaan yang ditujukan ke pedagang besar farmasi

(PBF) yang bekerja sama dengan Apotek Cahaya Gebang :

1. PT. Carmella Gustavindo

2. PT. Bina Sanprima

3. PT. Nurosadi

4. PT. Antarmitra Sembada

5. PT. DNR (dosniroha)

6. PT. Enseval Putera Megatiading Tbk

7. PT. Inti Central Pharma

8. PT Forta Mitra Sejati

9. PT. Marga Nusantara Jaya

10. PT. Merapi Utama Pharma

11. PT. Tempo

12. PT. Distiversa Buanamas

13. PT. Daya Muda Agung

14. PT. Jaya Bakti Raharja


19

3.4.4 Penyimpanan

Perbekalan farmasi di Apotek Cahaya Gebang, barang yang sudah

masuk diterima dicatat terlebih dahulu di buku pemasukan

barang. Dicatat nama PT, no faktur, nama barang, no batch,

tanggal EXP.DET, harga satuan dan jumlahnya. Setelah itu

mengisi kartu stok lalu memberi harga barang dan disimpan

dietalase. Obat disimpan secara alphabetis dan jenis obatnya

(padat, cair, semi solid, tetes telinga, salep, sirup, inhaler,

aerosol, suppositoria, ovula DLL). Penyimpanan barang di Apotek

Cahaya Gebang dilaksanakan berdasarkan sistem FIFO (First in

first out) dan FEFO (First expired pirst out) adalah penyimpanan

barang yang mendekati tanggal kadaluarsa di letakkan didepan

dan akan dikeluarkan terlebih dahulu dari yang lainnya,

sedangkan barang yang kadaluarsanya lama diletakkan di

belakang. Sistem ini digunakan agar perputaran barang di Apotek

dapat terpantau dengan baik sehingga meminimalkan banyaknya

obat yang mendekati tanggal kadaluarsanya di apotek.

Berdasarkan efek farmakologinya, penyimpanan obat dibagi

menjadi:

1. Antibiotik

2. Kardiovaskuler

3. Sistem saraf pusat


20

4. Endokrin

5. Pernapasan

6. Anti alergi

7. Kontrasepsi

8. Vitamin dan suplemen

9. Dan ada beberapa obat yang disimpan dilemari ES (Insulin,

suppositoria, ovula, salep, dan obat yang mengandung

lactobacillus sp). Alat kesehatan disimpan dalam etalase

dengan penyimpanan obat bebas

3.4.5 Distribusi obat

Di distribusi di Apotek Cahaya Gebang meliputi penjualan

dengan resep dan penjualan non resep.

1. Penjualan dengan resep

Alur pelayanan resep tunai dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Penerimaan resep dengan meliputi pemeriksaan keabsahan

resep dengan kelengkapan resep, dengan meliputi: nama,

alamat, nomor SIP, tanda tangan dokter, nama obat, dosis

obat dan aturan pakai.

2. Pemberian nomor resep.

3. Penetapan harga.

4. Pengecekan sediaan obat.


21

5. Persetujuan pasien setuju atau tidaknya dengan meliputi

pengambilan obat seluruhnya atau setengahnya.

6. Setelah pasien setuju melakukan peracik resep.

7. Pemberian informasi obat (PIO)

8. Melakukan pembayaran.
Penyerahan obat dan pemberian informasi meliputi:

a. Nama obat, kegunaan obat, jumlah, dan aturan pakai

b. Efek samping dan cara mengatasinya


2. Penjualan non resep

Merupakan pelayanan yang diberikan apotek kepada konsumen

atas permintaan langsung dari pasien dengan tanpa resep

dokter. Obat yang dapat dilayani tanpa resep dokter meliputi

obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat obat keras yang

termasuk dalam Obat Wajib Apotek (OWA).

3.4.6 Sistem administrasi

1. Administrasi pembukaan

Yang berguna untuk mencatat seluruh kegiatan dan

transaksi yang telah dilaksakan di Apotek Cahaya Gebang.

Buku yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Buku pengeluaran tiap hari

Berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat dan alat

kesehatan farmasi untuk mengetahui omset penjualan

dalam setiap harimya.

b. Buku defecta

Untuk mencatat stok barang yang habis dan sebagai acuan

pemesanan sediaan farmasi.

c. Buku pemasukan barang

Untuk mencatat barang yang masuk ke Apotek Cahaya

Gebang

d. Buku pengeluaran obat keras


Untuk mencatat obat keras yang keluar setiap harinya dan

yang ditulis di buku stok

e. Buku pengeluaran harian obat prekusor

Untuk mencatat obat prekusor yang keluar dalam setiap

hari.

2. Administrasi keuangan

Administrasi keuangan di Apotek Cahaya Gebang dengan

meliputi:

a. Administrasi pemasukan keuangan

Di Apotek Cahaya Gebang administrasi keuangan diperoleh

dari resep, penjualan obat dan penjualan sediaan farmasi

lainnya.

b. Administrasi pengeluaran keuangan

Di Apotek Cahaya Gebang administrasi keuangan di

pergunakan untuk biaya-biaya di Apotek antara lain:

1. Biaya pegawai

2. Biaya listrik

3. Peralaran administrasi

4. Pemeliharaan investaris Apotek dan biaya lainnya

5. Biaya pajak
3.4.7 Pelaporan Narkotika dan Psikotropika

Di Apotek Cahaya Gebang belumm menyediakan obat

Narkotik dan Psikotropika tetapi pelaporannya tetap dilaporkan

setiap satu bulan sekali ke kementrian kesehatan dengan sistem

online dengan menggunakan aplikasi SIPNAP (Sistem pelaporan

Narkotik dan Psikotropik).


BAB IV

PELAKSANAAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Kegiatan praktek kerja lapangan (pkl) ini dilaksanakan pada

14 juni - 7 agustus 2021 di apotek cahaya gebang yang

beralamat di JL. Pangeran Sutajaya No. 37A Gebang-Cirebon.

Jadwal pelaksanaan praktek kerja lapangan (pkl) di Apotek

Cahaya Gebang setiap hari 3 shift , yaitu :

1. Shift pagi 07.30-12.00

2. Shift siang 12.00-16.00

3. Shift sore 16.00-20.00

Ketiga kelompok shift ini bergantian setiap minggunya, setiap anak

memiliki hari libur yang bergantian.

Praktek Kerja Lapangan:

1. Memperkenalkan diri kepada karyawan Apotek Cahaya

Perkenalan dilaksanakan pada hari pertama praktek kerja

lapangan.Dalam perkenalan disebutkan identitas masing-masing ,setelah

itu pembagiaan shift peserta pkl.

2. Pengenalan fasilitas Apotek

Didalam pengenalan fasilitas Apotek Cahaya Gebang, peserta PKL

menggunakan metode observasi dengan cara melihat langsung pada

fasilitas Apotek yang dipandu oleh karyawan Apotek.

3. Bersih-bersih Apotek
Setiap paginya kita selalu membersihkan Apotek seperti menyapu,

mengepel, merapihkan obat, membersihkan kaca etalase.

4. Pengenalan tata letak obat

Tata letak obat di Apotek Cahaya Gebang diantaranya menggunakan

sistem FIFO (First In First Out), FEFO (First Expire First Out),

bentuk sediaan, alfabet, juga golongan obat.

5. Melakukan Pelayanan

Melakukan pelayanan biasanya dilakukan di ruang penyerahan obat.

Memberikan wadah obat yang dibeli dengan plastik yang telah

disediakan, serta memberi informasi tentang cara pemakaiannya.

6. Menyetok obat

Menyetok obat dilakukan rutin setiap hari dan setiap pagi, untuk

jenis obat tertentu biasanya di stok secara khusus .

7. Menerima, memeriksa, dan menyimpan obat dari PBF

Hampir setiap hari selalu ada distributor obat yang datang ke Apotek

Cahaya Gebang untuk mengantarkan pesanan obat. Lalu karyawan

menerima obat , kemudian memeriksa obat tersebut apakah obat

tersebut sesuai dengan faktur, lalu memberikan harga pada masing-

masing obat dan menyimpannya di tempat yang telah disediakan.

8. Merekap faktur

Hal ini dilakukan untuk faktur yang telah diimput oleh bagian

administrasi. Faktur ditulis pada buku pembelian dengan format:

nomor, nama PBF, tanggal terima faktur, tanggal faktur, nomor


faktur, nama barang, jumlah barang, nomor batch, tanggal kadaluarsa,

harga satuan, jumlah harga, diskon, PPN, total harga, dan

keterangan.
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasil praktek kerja lapangan di Apotek Cahaya Gebang selama 2

bulan kami mendapatkan banyak sekali ilmu antara lain:

1. Mengetahui fumgsi pelayanan konsultasi, informasi dan edukasi

yang berkaitan dengan obat dan perbekalan kesehatan lainnya

kepada pasien.

2. Mengetahui pengelolaan dan pelayanan obat di Apotek Cahaya

Gebang

3. Mengetahui pencatatan penjualan perbekalan farmasi di lakukan

setiap hari dan dilaporkan kepada bisnis

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk sekolah

1. Untuk selanjutnya pembekalan kegiatan praktek kerja lapangan

lebih diperdalam agar ilmu yang didapat lebih banyak dan

bisa lebih matang saat terjun di dunia kerja

2. Dan perlu adanya bimbingan kepada siswa siswi yang akan

PKL bagaimana cara membuat laporan PKL

4.2.2 Saran untuk Apotek

1. Meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi

2. Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi obat

dan konseling kepada pasien


Daftar Pustaka

1. Tentang pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek..

(www.repository.poltekkesbdg.com)

2. Permenkes no.26 tahun 2018 tentang pelayanan perizinan berusaha

terintegrasi secara elektronik sector kesehatan.

(www.peraturan.bpk.go.id.com)
BIODATA PRAKTIKUM

Nama

Nis

Alamat

Tempat Tanggal Lahir

Agama

Jenis Kelamin

Sekolah

Program Keahlian

Jenjang Pendidikan

No HP

Email

Motto
BIODATA PRAKTIKUM

Nama

Nis

Alamat

Tempat Tanggal Lahir

Agama

Jenis Kelamin

Sekolah

Program Keahlian

Jenjang Pendidikan

No HP

Email

Motto
BIODATA PRAKTIKUM

Nama

Nis

Alamat

Tempat Tanggal Lahir

Agama

Jenis Kelamin

Sekolah

Program Keahlian

Jenjang Pendidikan

No HP

Email

Motto
BIODATA PRAKTIKUM

Nama

Nis

Alamat

Tempat Tanggal Lahir

Agama

Jenis Kelamin

Sekolah

Program Keahlian

Jenjang Pendidikan

No HP

Email

Motto
BIODATA PRAKTIKUM

Nama

Nis

Alamat

Tempat Tanggal Lahir

Agama

Jenis Kelamin

Sekolah

Program Keahlian

Jenjang Pendidikan

No HP

Email

Motto

Anda mungkin juga menyukai