PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Lhokseumawe adalah salah satu Sekolah
Menengah Kejuruan dengan program keahlian Farmasi. yang akan menghasilkan tenaga kerja
siap pakai di bidang farmasi sebagai tenaga tekhnik kefarmasian.
Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi mempunyai beberapa syarat kelulusan. Salah
satu syarat kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi adalah melakukan kegiatan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN).
Praktik Kerja Industri dilaksanakan di instansi kesehatan seperti Puskesmas, Rumah
Sakit, Apotek, Industri Farmasi,dll. Dengan mendapat pengawasan dari pihak sekolah.
Praktik Kerja Industri memberikan gambaran kepada siswa tentang dunia kerja yang
sesungguhnya, sehingga dengan demikian siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
didunia usaha dan dunia industri, yang kelak akan bermanfaat didunia kerja.
Praktik kerja industri yang dilaksanakan juga berdasarkan pada :
Keputusan Ketua Umum MPKN Nomor 04/KU/MPKN/1995 Tentang Realisasi Program
Konsep PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN )
Keputusan Mendikbud RI Nomor 0490/V/1992 Tentang Sekolah Menengah Kejuruan
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah
Keputusan Mendikbud RI Nomor 080/V/1993 Tentang Komite Sekolah
Keputusan Mendikbud RI Nomor 122/V/1992 Tentang Renstra Depdiknas
Peraturan pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 Tentang Peran serta Masyarakat dalam
pendidikan Nasional
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
Berdasarkan landasan diatas maka siswa yang telah melaksanakan PRAKERIN
diharapkan mampu menjadi siswa yang bermutu, berkualitas tinggi, berwawasan luas, serta
berpengalaman dalam dunia kerja, sehingga dapat mengembangkan keahliannya dalam bidang
kefarmasian. Dengan demikian akan menumbuhkan generasi-generasi muda yang akan
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
1
1
1.2 Tujuan
Tujuan kami melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yaitu :
1. Memahami bagaimana peran Tenaga Tekhnik Kefarmasian,
dalammenunjang pelayanan Kesehatan masyarakat.
2. Menerapkan pengetahuan dengan keterampilan yang kami miliki agar
menghasilkan inovasi atau ide yang baru untuk memajukan dan
mengembangkan kemampuan kami dalam bidang kefarmasian.
3. Mampu memahami dunia kerja yang akan kami hadapi secara jelas dan
konsisten dengan komitmen yang tinggi, kelak dimasa yang akan datang.
4. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya.
5. Menyiapkan tenaga tekhnis kefarmasian yang terampil.
6. Mampu mempelajari tata cara pelayanan obat dengan resep dokter maupun
tanpa resep dokter mulai dari penerimaan resep sampai penyerahan obat
kepada pasien.
7. Mengetahui tahap-tahap pegadaan barang di apotek mulai dari pemesanan,
penerimaan, dan penyimpanan di apotek.
8. Mengetahui dan mempelajari penyusunan laporan narkotika, psikotropika,
atau salinan resep dan pembuatan resep.
9. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang
sesungguhnya.
10. Memiliki tingkat kompetensi standar sesuai yang dipersyaratkan oleh
dunia kerja.
11. Menciptakan tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis,
kewirausahaan dan produktif.
12. Mampu berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pasien.
2
1.3 Manfaat
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) akan memberi
nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama, yaitu sebagai berikut:
1. Apotek dapat mengenal kualitas peserta PRAKERIN yang belajar dan bekerja di
tempat PRAKERIN.
2. Umumnya peserta PRAKERIN telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta PRAKERIN adalah tenaga kerja yang
memberi keuntungan.
3. Apotek dapat memberi tugas kepada peserta PRAKERIN untuk kepentingan pelayanan
sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.
4. Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, peserta PRAKERIN lebih mudah
diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan Apotek. Karena itu,
sikap peserta PRAKERIN dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas kerja di Apotek.
5. Memberi kepuasan bagi Apotek karena diakui ikut serta menentukan masa depan anak
bangsa melalui Praktik Kerja Prakerin (PRAKERIN).
3
b. Manfaat Bagi Sekolah
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik lebih
terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan
dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and Match). Memberi
kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin
memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia
kerja, maupun kepentingan bangsa.
Hasil belajar peserta PRAKERIN akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan
betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan
tarafhidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan.
Praktik Kerja Industri ini akan mengarahkan peserta PRAKERIN agar memiliki
kemampuan yang memadai pada program keahlian yang dipilihnya dengan melaksanakan
langsung berbagai keahlian/keterampilannya.
Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya
diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian
profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi. Peserta PRAKERIN akan dapat menambah
wawasan yang diperoleh dari dunia kerja di Apotek.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM UNIT PELAYANAN
5
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi
2.Pelayanan Obat
3.Menyusun Obat
4. Mengerjakan Resep
Mengkaji Resep
Menghitung biaya
Menginformasikan jumlah biaya
Mempersiapkan Perbekalan Farmasi
Meracik Obat
Memberi Etiket ( Aturan Pakai )
Mengecek kembali
Menyerahkan Obat Kepada Pasien
Memberi Informasi yang dibutuhkan oleh pasien.
6
B. Fungsi Apotek :
1. Sebagai sarana pelayanan pekerjaan kefarmasian berupa peracikan,
pengelolaan, penerimaan dan penyerahan obat.
2. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata
3. Tempat pelayanan informasi meliputi:
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada
masyarakat.
b. Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat
serta perbekalan farmasi lainnya.
7
Misi Apotek Syariah :
Menyediakan obat dan alat kesehatan yang lengkap dan terjamin mutunya, harga
yang terjangkau murah, serta kuantitas nya yang terbaik sesuai keinginan pasien.
-Persyaratan admistrasi yaitu nama, SIP dan alamat dokter, tanggal penulisan resep,
tanda tangan atau paraf dokter penulis resep,nama, almat, umur dan jenis kelamin ,
nama obat, potensi, dosis, dan jumlah yang di minta, cara pemakaian yang jelas, dan
informasi lainnya.
-Pertimbangan klinis , yaitu adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuain (dosis,
durasi, jumlah obat dan lain-lain).
b. Penyiapan obat meliputi peracikan, pemberian etiket, pengemasan obat yang akan di
serahkan.
c. Penyerahan obat
sebelum obat di serahkan pada pasien harus di lakukan pemekrisaan akhir terhadap
kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat di lakukan oleh asisten apoteker di
sertai pemberian informasi dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.
8
Asisten apoteker di wajibkan memberikan informasi dan konsultasi secara akurat,
tidak bias, factual, terkini, mudah di mengerti, etis serta bijaksana. Informasi obat yang di
berikan pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, jangka waktu
pengobatan, aktivitas, serta memberitahukan kegunaan obat.
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam
menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
2.5.4 Konseling
9
2.6 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Pengadaan
Pengadaan barang baik obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya dilakukan oleh
karyawan dibidang perencanaan dan pengadaan dalam hal ini dilakukan oleh asisten
apoteker yang bertanggung jawab kepada Apoteker Pengelola Apotek. Pengadaan barang
dilakukan berdasarkan data yang tercatat pada buku defekta dan perkiraan kebutuhan
konsumen dengan arahan dan kendali APA. Kebutuhan barang tersebut dimasukkan pada
surat pemesanan barang.
a. Bagian pembelian membuat surat pesanan yang berisi nama distributor, nama barang,
kemasan, jumlah barang dan potongan harga yang kemudian ditandatangani oleh bagian
pembelian dan apoteker pengelola apotek. Surat pesanan dibuat rangkap dua untuk
dikirim ke distributor dan untuk arsip apotek.
c. Pedagang Besar Farmasi akan mengantar langsung barang yang dipesan. Pembelian
obat dan perbekalan farmasi lainnya tidak saja berasal dari Pedagang Besar Farmasi
Kimia Farma tetapi juga dari Pedagang Besar Farmasi atau distributor lainnya. Adapun
dasar pemilihan Pedagang Besar Farmasi atau distributor adalah resmi (terdaftar),
kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggungjawabkan, ketersediaan barang,
besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan, kecepatan pengiriman barang yang
tepat waktu, dan cara pembayaran (kredit atau tunai).
2. Penerimaan Barang
10
3. Penyimpanan barang
Penyimpanan obat atau pembekalan farmasi dilakukan oleh Asisten Apoteker. Setiap
pemasukan dan penggunaan obat atau barang diinput ke dalam sistem komputer dan
dicatat pada kartu stok yang meliputi tanggal penambahan atau pengurangan, nomor
dokumennya, jumlah barang yang diisi atau diambil, sisa barang dan paraf petugas yang
melakukan penambahan atau pengurangan barang. Kartu stok ini diletakan di masing-
masing obat atau barang. Setiap Asisten Apoteker bertanggung jawab terhadap stok
barang yang ada di lemari. Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis sediaan,
bentuk sediaan dan alfabetis untuk obat-obat ethical, serta berdasarkan farmakologi untuk
obat-obat OTC (Over The Counter) Penyimpanan obat atau barang disusun sebagai
berikut :
2) Lemari penyimpanan obat narkotik dan psikotropik dengan pintu rangkap dua dan
terkunci.
6) Lemari es untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti suppositoria, insulin dan
lain – lain.
7) Lemari penyimpanan obat bebas, obat bebas terbatas dan alat kesehatan.
4. Pelayanan
Pelayanan dibagi menjadi pelayanan obat OTC (Over The Counter : Obat bebas dan
obat bebas terbatas) dan Resep dokter, baik secara tunai maupun non tunai. Pelayanan
apotek juga termasuk konseling, pelayanan swamedikasi, PIO, home care, dan
sebagainya.
5. Pelaporan
11
Umumnya untuk obat narkotika dan psikotropika, yang telah saya bahas di artikel
sbelumnya, pelaporan juga termasuk meliputi kinerja apotek; penjualan, pembelian,
administrasi dan lain lainnya.
6. Pemusnahan
Umumnya untuk obat dan perbekalan farmasi yang rusak dan kadaluarsa, melalui
sistem pelaporan, berita acara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
a. APA : 1 orang
c. Keuangan : I orang
12
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
13
Yaitu pengumpulan data obat-obat yang dipesan, data tersebut diperoleh dari buku
defecta, racikan maupun gudang.
2) Pemesanan
Untuk setiap pemesanan sebaiknya disiapkan minimal rangkap dua, satu untuk
supplier yang dilampirkan dengan faktur pada waktu mengirim barang, dan yang satu
untuk mengontrol kiriman barang yang kita pesan.
3) Penerimaan
Petugas penerima barang harus mencocokkan dengan faktur dan surat pesanan.
Apabila ada tanggal kadaluarsa dicatat dalam buku tersendiri.
4) Penyimpanan
Barang/obat disimpan ditempat yang aman, tidak terkena sinar matahari langsung.
Untuk narkotika didalam lemari khusus dan obat-obat yang mudah rusak pada suhu ruang
sebaliknya disimpan didalam lemari es.
5) Pencatatan
Dari faktur disalin dalam buku penerimaan barang yang mencakup nama supplier,
nama obat, banyaknya, harga satuan, potongan harga, nomor urut dan harga. Setiap haari
dijumlah, sehingga diketahui banyaknya hutang. Faktur-faktur kemudian diserahkan
kepada tata usaha untuk diperiksa, lalu dibundel untuk menunggu waktu jatuh tempo.
6) Pembayaran
Barang yang sudah diterima dibayar pada saat jatuh tempo. Setelah faktur
dikumpulkan lalu masing-masing dibuatkan bukti kas keluar serta cheque / giro,
kemudian diserahkan kepada kasir besar untuk ditandatagani oleh pimpinan sebelum
dibayarkan kepada supplier.
14
(2) Stock tetap (Stable Inventory Level)
Merupakan pembelian dalam jumlah terbatas. Pembelian ini dilakukann hanya untuk
menjaga stock digudang tetap. Kerugiannya adalah apabila omzet penjualan meningkat,
ada kemungkinan permintaan tidak dapat terpenuhi. Hal ini dilakukan bila dana terbatas
dan PBF berada dalam satu kota.
Pembelian dan stock fleksibel (Flexible Purchase and Inventory Level) Merupakan
pembelian dengan jumlah yang tidak tetap, disesuaikan dengan kebutuhan tergantung
situasi dan kondisi. Pengawasan stock obat atau barang melalui kartu stock sangat
penting, dengan demikian dapat diketahui persediaan yang telah habis dan yang kurang
laku.
Pembelian juga dapat dilakukan dengan cara :
Pengecekan obat di apotek di lakukan agar dapat diketahui mana obat yang
telah kadaluarsa dan yang masih bagus, serta untuk mengetahui obat mana-mana
saja yang lebih dahulu kadaluarsa yang akan di keluarkan lebih dahulu yaitu
dengan menggunakan sistem FEFO, yaitu First Expired First Out. Ini berarti yang
kadaluarsa terlebih dahulu harus keluar lebih dulu dan FIFO adalah First In First
Out. Yang masuk pertama kali, maka dia keluar pertama kali.
15
3.3 Penyimpanan Barang
Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dijual, oleh
karena itu harus disimpan dalam gudang terlebih dahulu dengan tujuan antara lain :
1) Tidak dapat terkena sinar matahari langsung.
2) Cukup almari, kuat dan dapat dikunci dengan baik.
3) Tersedia rak yang cukup baik.
4) Merupakan ruang tersendiri dalam komplek apotek.
Obat yang disimpan dalam gudang tidak diletakkan begitu saja, tetapi disimpan
menurut golongannya, yaitu :
1) Bahan baku disusun secara abjad dan dipisahkan antara serbuk, setengah padat,
bentuk cairan yang mudah menguap agar disendirikan.
2) Obat jadi disusun menurut abjad, menurut pabrik atau menurut persediaannya.
3) Insulin dan obat-obatan uang mudah rusak atau mudah meleleh disimpan di
kamar atau disimpan di lemari es.
4) Obat-obat narkotika disimpan di lemari khusus sesuai dengan persyaratan
5) Obat-obat psikotropika (OKT) sebaiknya disimpan tersendiri.
Penyusunan obat dipakai sistem FIFO (First in First Out), artinya obat-obatan yang
masuk terlebih dahulu, lebih dahulu keluarnya. Jadi yang terlebih dahulu masuk
diletakkan di depan sedangkan yang terakhir masuk diletakkan dibelakang dan sistem
FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang pertama kadaluarsa dikeluarkan lebih
dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat yaitu :
1) Pencatatan tanggal kadaluarsa setiap macam obat terutama obat antibiotika,
sebaiknya dicatat dalam buku tersendiri
2) Untuk persediaan obat yang telah menipis jumlahnya perlu dicatat dalam buku
defecta, yang nantinya diberitahukan kepada bagian yang bertanggungjawab dalam hal
pembelian. (Wijayanti.N,1990)
3.3.1 Narkotika
1. Narkotika
16
Narkotika (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika)
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Narkotika Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak
ditujukanuntuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan, (Contoh :heroin/putauw, kokain, ganja).
Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : kodein).
3. Jenis-jenis narkotika
a. Ganja
Ganja dapat digunakan untuk bahan obat penenang dan penghilang rasa sakit.
Kandungan zat kimia delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) di dalam daun ganja dalam
dosis tertentu dipercaya dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
b. Kokain
17
Tanaman coca (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di Pegunungan Andes,
Amerika Selatan, menghasilkan daun yang mengandung senyawa kimia alkaloid yang
bernama kokain dan senyawa-senyawa turunan yang sejenis. Pemakainya suka bicara,
gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam,
perut nyeri, mual, dan muntah.
c. Sedativa – hipnotika
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon
digunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika
dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat
orang yang memakannya tertidur. Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah,
mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat.
d. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan
candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper
sommiverum.
e. Morfin
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara
kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di b
awah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena). Morfin rasanya pahit,
berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna.
Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
a. Heroin
senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau.
Heroin biasanya berbentuk serbuk putih dan pahit rasanya. Heroin dapat menimbulkan
rasa kantuk, halusinasi.
18
b. Kodein
3.3.2 Psikotropika
Penyimpanan obat psikotropika diletakkan di lemari yang terbuat dari kayu (atau
bahan lain yang kokoh dan kuat). Lemari tersebut mempunyai kunci (tidak harus
terkunci) yang dipegang oleh Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab yang diberi
kuasa oleh APA.
Psikotropika merupakan zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan
timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam
perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya.
19
a. MDMA (Ecstacy) Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-
Amphetamine (MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir
abad lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami
kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Setelah
periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa. XTC mulai bereaksi setelah 20
sampai 60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan
terasa melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut
rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang.
b. Psilobisin dan Psilosin, zat yang didapat dari sejenis jamur yang tumbuh di Mexico.
d. Mescaline, dalam ilmu pengetahuan diperoleh dari sejenis kaktus yang tumbuh di
daerah Amerika Barat.
b. Metaqualon
a. Amobarbital
20
b. Flunitrazepam
c. Pentobarbital
a. Diazepam
b. Barbital
c. Klobazam
d. Nitrazepam.
1. Obat keras yang diterima diinput jumlah, nomor batch dan tanggalkadaluarsanya di
komputer sesuai dengan faktur yang telah dicek.
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masakadaluarsanya paling cepat
habis diletakkan di paling depan. Obat yangmasa kadaluarsanya paling lama diletakkan
di paling belakang.
6. Khusus obat-obatan los yang masuk dan keluar dicatat di kartu stok obat per botol.
21
7. Bila apotek hendak tutup, semua rak harus ditutup rapat.
8. Ruang penyimpanan obat harus dapat terkunci, kunci disimpan olehapoteker yang
diberi kewenangan.
3.3.4 OTC
1.Obat OTC dan OWA yang diterima diinput jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur yang telah dicek.
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa kadaluarsanya paling cepat
habis diletakkan di paling depan. Obatyang masa kadaluarsanya paling lama
diletakkan di paling belakang.
6.Bila apotek hendak tutup, semua rak etalase harus ditutup rapat.
3.4 Pelayanan
Pelayanan di Apotek Lhokseumawe sudah cukup baik karena melayani konsumen dengan
ramah,sopan,santun dan siap membantu selama konsumen berada di apotek. Apotek
Lhokseumawe telah memakai sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam
22
npelayanan dan pengadaan barang. Sistem komputerisasi yang di gunakan sekaligus
berperan sebagai mesin kasir.
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat kepada pasien.
Yang berhak menulis resep adalah :
1. Dokter
2. Dokter gigi, terbatas pd pengobatan gigi & mulut.
3. Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan.
A.Penerimaan resep
2. Penetapan harga
23
B. Perjanjian dan Pembayaran
3. Pembayaran tunai
C. Peracikan
D. Pemeriksaan akhir
Nama resep.
Nama obat, bentuk dan sediaan, dosis, jumlah, dan aturan pakai.
3. Kebenaran kuitansi.
Nma obat, bentuk dan jenis sediaan, dosis, jumlah, dan aturan pakai.
Cara penyimpanan.
24
Efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya.
25
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat
diserahkan tanpa resep:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah
usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
5. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
6. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Jenis obat yang digunakan
1. Tanpa resep dokter :
- obat bebas tak terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar hijau
- obat bebas terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar biru
2. Obat Wajib Apotek (OWA) Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda:
lingkaran hitam, dasar merah
3. suplemen makanan
Seseorang melakukan swamedikasi karena:
Berdasar pengalamannya atau keluarga
Menggunakan sisa obat orang lain
Menggunakan kopi resep
Menggunakan obat OTR dari apotek atau toko obat
26
Faktor yang menyebabkan meningkatnya swamedikasi :
Perkembangan teknologi farmasi yang inovatif
Jenis atau merek obat yang beredar telah diketahui atau dikenal
masyarakat luas
Berubahnya peraturan tentang obat atau farmasi
Kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehat
Pengaruh informasi atau iklan
Kemudahan mendapatkan obat
Mahalnya biaya kesehatan
Dampak positifnya :
Pencegahan maupun pengobatan yang lebih dini
Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima perbekalan farmasi yang
diserahkan dari unit-unit pengelola yang lebih tinggi (PBF) kepada unit pengelola
dibawahnya (Apotek). Tahapan penerimaan barang di apotek:
1. PBF akan mengirimkan barang yang dipesan disertai dengan faktur pengiriman
barang rangkap empat.
2. Barang yang datang kemudian dicocokkan dengan item yang tertulis pada faktur,
diperiksa nama sediaan, jumlah, dosis, expiredate, dan kondisi sediaan.
27
3. Faktur kemudian ditangani oleh APA atau AA dengan mencantumkan nama dan
Tanda Tangan.
4. Tiga lembar faktur dikembalikan ke PBF dan satu lembar untuk apotek.
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan surat pesanan (SP) atau ada kerusakan
fisik maka bagian pembelian akan melakukan retur barang tersebut ke PBF yang
bersangkutan untuk di tukar dengan barang yang sesuai. Barang tersebut diretur karena :
Pengeluaran
Pengeluaran dapat terjadi dari beberapa transaksi di Apotek seperti Gaji
karyawan, Listrik, Telepon, Air, Pajak, dan pembayaran terhadap distributor.
a. Alphabetis
b. Berdasarkan Suhu
First In First Out (FIFO) adalah penyusunan obat berdasarkan obat yang datang
lebih dulu dan dikeluarkan lebih dulu.
First Expired First Out (FEFO) adalah penyusunan obat berdasarkan obat yang
memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu.
28
A.Sediaan Obat Narkotika di Apotek Syariah
29
Tabel lI : Sediaan obat psikotropika di Apotek Syariah
APOTEK SYARIAH
30
- Pengelolaan insomnia jangka pendek.
- Meredakan kecemasan dan ketegangan.
- Meredakan gejala epilepsi.
2. Kejang mioklonik
3. Serangan akinetic
15. Sanmag inj Mengatasi tukak lambung dan tukak
duodenum.
16. Sedacum 0,1 %, 0,5 % Anestesi untuk premedikasi,induksi dan
pemeliharaan anestesi umum, sedasi basal
pada pemeriksaan diagnostik, seperti
anestesi lokal.
17. Stesolid inj Neuritis, reumatik otot dan traumatik,
psikosomatis,terapi gejala penghentian
alkoholisme, status epilepsi, sebelum dan
setelah operasi dan antikejang.
31
20. Valium inj Kejang otot dan
konvulsi,tetanus,epilepsi,abortus,premedik
asi anestesi.
a. Penerimaan Resep
Setelah pasien menyerahkan resep, beri nomor antrian kepada pasien dan
tandai resepnya dengan nomor yang sama seperti nomor antrian.
b. Membaca Resep
Terima resep dan analisis resepnya (periksa keabsahan dan kelengkapan resep).
32
c. Kalkulasi
Cek persediaan obat yang diminta.
Hitung harga total obat yang diresepkan, beritahu pasien untuk
membayar
di kasir, kemudian lakukan penyiapan obat
d. Meracik
e. Pengemasan (etiket)
-Kemasan Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok
sehingga terjaga kualitasnya.
f.Copy Resep
copy resep jika di perlukan dan pada pengambilan obat dalam resep yang
setengah-setengah.
3.9 Distribusi
Pendistribusian obat di Apotek bisa dialurkan dari Pabrik sebagai Produksi kemudian
PBF sebagai Penyalur lalu Apotek sebagai Pelayanan dan Pasien sebagai Konsumen.
Sebuah Pabrik farmasi tidak diperbolehkan untuk menjual langsung produk obat jadi
kepada konsumen.
Obat Narkotik dan Psikotropik hanya bisa dipesan melalui Pabrik Kimia Farma dan
PBF Kimia Farma.
33
3.10 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek Syariah
a. Perencanaan
-Rechmatig adalah pengadaan persedian yang harus sesuai dengan hak atau
kemampuan.
-Wetmatig adalah pengadaan persediaan yang harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Pengadaan
34
melakukan pemesanan melalui telepon dan surat pesanan akan diberikan pada saat
barang diantarkan.
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
35
dokumennya, jumlah barang yang diisi atau diambil, sisa barang dan paraf petugas yang
melakukan penambahan atau pengurangan barang. Kartu stok ini diletakan di masing-
masing obat atau barang. Setiap Asisten Apoteker bertanggung jawab terhadap stok
barang yang ada di lemari. Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis sediaan,
bentuk sediaan dan alfabetis untuk obat-obat ethical, serta berdasarkan farmakologi untuk
obat-obat OTC (Over The Counter) Penyimpanan obat atau barang disusun sebagai
berikut :
1. First In First Out (FIFO) adalah penyusunan obat berdasarkan obat yang datang
lebih dulu dan dikeluarkan lebih dulu.
2. First Expired First Out (FEFO) adalah penyusunan obat berdasarkan obat yang
memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu.
3. Obat bebas dan Obat bebas terbatas serta Obat wajib apotek (OWA)
diletakkan di bagian depan, karena obat-obat ini dapat dibeli tanpa resep
dokter. Obat yang diletakkan bagian depan menurut khasiat kegunaannya
4. Obat narkotika dan psikotropika di tempatkan di lemari khusus
5. Sediaan obat yang perlu penyimpanan khusus seperti: ovula, suppositoria di
simpan dalam lemari pendingin.
6. Untuk obat Paten ditempatkan dibagian obat paten
7. Untuk obat generik ditempatkan sesuai dengan obat generik
8. Untuk ALKES tertentu ditempatkan sesuai dengan bagian kelompok
ALKES
9. Sedangkan untuk tata cara penyusunan obat di Apotek Syariah disesuai
dengan khasiat/kegunaan tiap obat serta di urutkan sesuai abjad.
e. pengelolaan barang
Pengelolaan barang (sediaan farmasi dan alat kesehatan) dilakukan oleh APA
yang dibantu oleh pegawai di apotek. Dalam pemesanan barang BPBA tidak akan di
proses tanpa validasi Apoteker Penanggung Jawab Apotek-Apotek pelayanan (APA-
APA). Barang yang akan dipesan maupun jumlahnya ditentukan oleh APA.
36
f. Pendistribusian
Obat Narkotik dan Psikotropik hanya bisa dipesan melalui Pabrik Kimia
Farma dan PBF Kimia Farma.
PT. Enceval
PT. APL ( Anugrah Pharmindo Lestari )
PT. Parit Padang
PT. BCM ( Bina Catur Marga )
PT. Parazelsus
PT. Brataco
PT. Rajawali Nusindo
PT. Dosniroha
PT. TNDO. Farma
PT. Sapta Sari Farma
PT. BSP ( Bina San Prima)
PT. Tempo
PT. Global Mitra Prima
PT. KF ( Kimia Farma )
PT. DMA ( Daya Muda Agung )
PT. AMS ( Antar Mitra Sembada )
PT. MPI ( Millenium Pharmacon Internations )
PT. United Dicocitas
PT. AAM ( Anugrah Pharmindo Lestari )
37
PT. MBS ( Mensa Bina Sukses )
PT. Kalista Prima
PT. Penta Valeni
PT. Kebayoran Farma
38
g. Pencatatan
Pencatatan adalah suatu kegiatan dimana setiap obat yang masuk atau keluar harus
dicatat dalam buku pembelian atau buku pendapatan.
Dalam buku pembelian berisi semua catatan pembelian obat yang sudah dipesankan dan
disesuaikan dengan faktur. Dalam buku pendapatan berisi semua catatan pengeluaran
obat.
Pengeluaran obat Narkotik dan Psikotropik dicatat dalam Buku Register Narkotik dan
Psikotropik dengan mencatatkan nama serta alamat pasien, nama obat, jumlah obat yang
keluar, tanggal keluar obat dan dokter yang memberikan resep.
h. Pelaporan
Pelaporan obat Narkotik dan Psikotropik dilaporkan setiap 1 bulan sekali ke Dinas
Kesehatan (DINKES) yang dilakukan oleh Apotek.
i. Pemesanan
Pemesanan obat bebas dan obat bebas terbatas dilakukan menggunakan Surat
Pesanan (SP) yang ditandatangani oleh APA yang terdiri dari 2 rangkap Surat Pesanan.
39
Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker. Asisten
Apoteker melakasanakan tugasnya yang dimulai dari penerimaan resep, memeriksa
kelengkapan dan keabsahan resep, kerasionalan resep tersebut serta ketersediaan obat
tersebut di apotek. Setelah itu resep tersebut diberi harga oleh Asisten Apoteker untuk
kemudian asisten apoteker meminta persetujuan harga kepada pasien. Setelah ada
kesepakatan dengan pasien, penyedia obat yang meliputi peracikan (jika ada resep
tersebut ada sediaan yang harus di racik/diolah), penulisan dan pemberian etiket,
pengecekan kembali resep yang telah dikerjakan sampai penyerahan obat kepada pasien,
dilakukan oleh Asisten Apoteker.
Masing-masing Asisten Apoteker juga bertanggung jawab atas ketersediaan obat dan
obat-obat yag mendekati kadaluarsa (expired date) pada rak obat yang berada di bawah
tanggung jawabnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekosongan stok obat yang
perputarannya cepat dan untuk menghindari penumpukan obat yang perputarannya
lambat, sehingga dapat menghindari kerugian pada apotek.
Bagian administrasi selalu melakukan pengecekan jumlah pedapatan Apotek per harinya,
agar sistem keuangan di Apotek dapat berjalan dengan lancar. Semua karyawan Apotek
Lhokseumawe senantiasa menjaga hubungan baik dengan pasien, seperti sikap, keramah-
tamahan yang tulus dan kekeluargaan demi memberikan pelayanan yang terbaik.
40
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
41
bagaimana pelaksanaan praktik langsung di lingkungan dunia kerja yang langsung
dibimbing oleh pembimbing kami di Apotek Syariah. Bahkan kami dapat
mengukur sejauh mana penguasaan ilmu yang didapatkan di sekolah. Adapun
kesimpulan yang dapat di ambil sbb :
B.Saran
33
Saran kepada pihak sekolah :
42
2. Adanya kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia kerja sehingga
terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses
pembimbingan di tempat praktek.
3. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini akan lebih terarah apabila disusun
suatu jadwal yang harus dikerjakan siswa / siswi selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
4. Pihak sekolah agar dapat memantau kegiatan siswa yang sedang
melaksanakan PKL secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul
dapat dipecahkan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
43
5. Farmakologi, Sekolah Menengah Farmasi kelas X, edisi 2004.
6. Farmakologi, Sekolah Menengah Farmasi kelas XI, edisi 2004.
7. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
8. Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
9. Permenkes Nomor 922 Tahun 1993 tentang pekerjaan kefarmasian.
10. PP RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI
35
44
LAMPIRAN II
45
LAMPIRAN III
46
LAMPIRAN IV
47
LAMPIRAN V
48
LAMPIRAN VI
49
LAMPIRAN VII
50
LAMPIRAN VIII
KARTU STOCK
51
LAMPIRAN IX
COPY R/
52
LAMPIRAN X
KWITANSI
53
LAMPIRAN XI
ETIKET
54
LAMPIRAN XII
DENAH APOTEK
55
LAMPIRAN XIII
DENAH LOKASI
56
LAMPIRAN XIV
SURAT PESANAN BIASA
57
LAMPIRAN XV
SURAT PESANAN OBAT MENGANDUNG PREKUSOR FARMASI
58
DAFTAR HADIR
59