Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN SESAK

NAFAS PADA PASIEN ASMA

Proposal Penelitian

Disusun Oleh :

Nama : Rahmatillah

NIM : 18010575

Dosen Mata Kuliah : Yusri, MPH

STIKES BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE

ILMU S1 KEPERAWATAN

2021
A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit yang sering dijumpai. Penyakit ini dijumpai
pada berbagai suku, jenis kelamin dan usia, baik anak-anak maupun orang
dewasa. Asma adalah penyakit saluran nafas kronik yang penting dan
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di
seluruh dunia. Penyakit ini bisa timbul pada semua usia meskipun paling
banyak pada usia anak (Soemarno, 2005).
Asma menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang
menimbulkan gejala episodik berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali
bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia dalam Nurdiansyah, 2013). Gejala asma berhubungan dengan
pernafasan dan sistem pernafasan. Gejala asma bervariasi dalam frekuensi
dan intensitas, termasuk batuk, mengi, peningkatan produksi mucus,
pernafasan yang tak nyaman dan sesak nafas (Plottel, 2010).
Keluhan yang paling sering pada penderita asma adalah sesak nafas.
Sesak nafas disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas. Penyempitan
saluran nafas terjadi karena adanya hiperaktifitas dari saluran nafas terhadap
berbagai macam rangsangan, sehingga menyebabkan spasme otot-otot polos
bronchus yang dikenal dengan bronkospasme, oedema membrane mukosa
dan hipersekresi mucus (Erlina dalam Safitri, 2011).
WHO 2013 menyebutkan bahwa telah tercatat sebanyak 300 juta
orang dari segala usia dan latar belakang etnis di seluruh dunia menderita
asma bronchial. Jumlah penderita asma bronchial dikhawatirkan akan terus
meningkat hingga 400 juta orang pada tahun 2025 dan diperkirakan sebanyak
250.000 orang meninggal setiap tahun disebabkan oleh asma bronchial
(Lestari & Hartini, 2014). Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
Pusat Nasional untuk Statistik Kesehatan Nasional melaporkan bahwa asma
saat ini mengenai lebih dari 22,2 juta orang Amerika atau 7,9% dari populasi,
termasuk lebih dari 6,7 juta anak- anak yang berusia kurang dari 18 tahun
(Plottel, 2010).
Menurut data dari Global Initiatif for Asthma (GINA) tahun 2017
dalam Andriani (2019) di dapatkan data bahwa angka kejadian
asma terdapat dari 300 juta penduduk di dunia yang mengalami
astma dari berbagai negara yaitu berkisar 1-18%. Menurut data
Riskesdas dalam Wahyudi (2017) prevalensi penyakit asma di
Indonesia meningkat dari 5,4% pada tahun 2003 menjadi 5,7% di
tahun 2013 (dari total penyakit tidak menular) dan pasien asma
di Indonesia usia terbanyak berumur < 40 tahun.
Pemberian posisi semi fowler pada pasien asma telah di
lakukan sebagai salah satu cara untuk membantu mengurangi
sesak napas. Keefektifan dari tindakan tersebut dapat dilihat
dari Respiratory Rates yang menunjukkan angka normal yaitu 16-
24x per menit pada usia dewasa (Ruth, 2002). Hasil penelitian
Wilkison (Supad fbi, dkk 2008) bahwa posisi semi fowler dimana
kepala dan tubuh dinaikkan 45º membuat oksigen didalam paru–
paru semakin meningkat sehingga memperingan kesukaran napas.
Penurunan sesak napas tersebut didukung juga dengan sikap
pasien yang kooperatif, patuh saat di berikan posisi semi
fowler sehingga pasien dapat bernafas. Hasil perbedaan
tersebut menunjukkan ada pengaruh pemberian posisi semi fowler
terhadap sesak nafas.
Hasil penelitian Safitri (2011) bahwa Pemberian posisi
semi fowler pada pasien asma dapat efektif mengurangi sesak
nafas. Hal ini dapat diketahui melalui sebelum dan sesudah
pemberian semi fowler ada peningkatan pasien sesak nafas berat
ke sesak nafas ringan. Pernapasan pada pasien asma yang
mengalami sesak napas sebelum diberikan posisi semi fowler,
termasuk sesak nafas berat karena posisi tidur telentang.
Pernapasan pada pasien asma yang mengalami sesak napas sesudah
diberikan posisi semi fowler, termasuk sesak nafas ringan
karena posisi tidur dengan derajat kemiringan 45°.
Berdasarkan penelitian di atas peneliti tertarik untuk
mengambil judul pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap
penurunan sesak nafas pada pasien asma.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi semi fowler
terhadap penurunan sesak nafas pada pasien asma.
C. Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh
pemberian posisi semi fowler, sedangkan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit asma.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah Quasi Eksperiment dengan One Group
Pre test-Post tets.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah pasien dengan penyakit asma.

F. Daftar Pustaka
Kismanto, Joko., & Arifian, Luhur. (2018). PENGARUH PEMBERIAN
POSISI SEMI FOWLER TERHADAP RESPIRATION RATE PADA PASIEN ASMA
BRONKIAL DI PUSKESMAS AIR UPAS KETAPANG. Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada.
Safitri, Refi., & Andriyani, Annisa. (2011). KEEFEKTIFAN
PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS
PADA PASIEN ASMA DIRUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA. GASTER, 8 (2), 783 - 792.
Saranani, Muhaimin. (2016). EFEKTIFITAS POSISI SEMI FOWLER
TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS PADA PASIEN ASMA BRONCHIALE DI
RSUD KOTA KENDARI. Terapeutik Jurnal I I (2).

Anda mungkin juga menyukai