ABSTRAK
Latar Belakang : Tuberkulosis paru merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh Mycobacterium Tuberkulosis, yang di tandai dengan batuk bercampur darah, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, dan sesak nafas. Posisi yang
paling efektif bagi pasien dengan penyakit tb paru adalah diberikannya posisi semi fowler
dengan derajat kemiringan 30-45°. Berdasarkan studi awal pendahuluan yang di lakukan
peneliti pada tanggal 12 Maret 2017 di ruang inap RSUD Dr.H. Soewondo Kendal terhadap
4 pasien, peneliti mendapatkan hasil wawancara 1 pasien mengetakan ketika sesak pasien di
berikan posisi semi fowler pasien merasa sesak berkurang, dan 3 pasien ketika sesak tidak
ingin dilakukan tindakan posisi semi fowler.
Metode Penelitian : Penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimental dengan pendekatan
One Group Pretest-Post test. Tehnik sampling dengan accidental, sampel sejumlah 22
responden. Pengambilan data menggunakan lembar observasi kemudian di olah kedalam uji
statistik Wilcoxon Signed Ranks Test.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil analisis diperoleh data dari 22 responden penelitian,
terdapat 12 responden dengan hasil respiratory rate posttest lebih kecil dari pretest, 7
responden tetap, 3 responden mempunyai respiratory rate yang lebih tinggi dari pretest.
Hasil menggunakan uji Wilxocon Signed Rank Test diperoleh nilai P-value sebesar 0,020
< nilai ά 0,05, sehingga H0 ditolak.
Kesimpulan Penelitian : Ada pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap respiratory
rate pada pasien tuberkulosis paru di ruang Flamboyan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.
Kata Kunci : posisi semi fowler, respiratory rate, tuberkulosis
ABSTRACT
Background: Pulmonary tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium
Tuberculosis, which is marked by a cough mixed with blood, body weakness, decreased
appetite, decreased weight, malaise, and shortness of breath. The most effective position for
patients with pulmonary tuberculosis is the presence of a semi-fowler position with a
degree of 30-45 °. Based on preliminary preliminary study conducted by investigators on
March 12, 2017 in the hospital room of Dr.H. Soewondo Kendal Hospital on 4 patients, the
researcher got the interview result 1 patient mapped when the shortness of the patient was
given the semi fowler position the patient felt shortness decreased, and 3 patients when the
shortness Do not want to do semi-fowler positioning action.
Methods:Quasi-experimental research with One Group Pretest-Post test approach.
Sampling technique with accidental, sample of 22 respondents. The retrieval of data using
an observation sheet is then processed into the Wilcoxon Signed Ranks Test statistical test.
Results:Based on the results of the analysis obtained data from 22 respondents research,
there are 12 respondents with the results respiratory rate posttest smaller than pretest, 7
respondents remain, 3 respondents have a respiratory rate higher than pretest. Results using
Wilxocon Signed Rank Test test obtained P-value value of 0.020 <value ά 0.05, so H0
refused.
ResearchConclusions: There is influence of giving of semi-fowler position to respiratory
rate in lung tuberculosis patient in Flamboyan room RSUD Dr.H. Soewondo Kendal.
Keywords:Semi-Fowler Position, Respiratory Rate, Lungs Tuberculosis
1
PENDAHULUAN nomor tiga setelah penyakit jantung dan
Tuberculosis paru adalah saluran pernafasan pada semua
penyakit yang di sebabkan oleh kelompok usia serta nomor satu untuk
mycobacterium tuberculosis, yakni golongan penyakit infeksi. Korban
kuman aerob yang dapat hidup terutama meninggal akibat TB paru di Indonesia
di paru atau di berbagai organ tubuh sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya.
lainnya yang mempunyai tekanan parsial (Riskerdas, 2013).
oksigen yang tinggi (Tambrani, 2010). Prevalensi penduduk
TB Paru merupakan salah satu penyakit Indonesia dengan kasus TB paru semua
menular yang masih menjadi tipe pada tahun 2013 adalah 0,4%. Di
permasalahan di dunia hingga saat ini, Jawa Tengah yang di diagnosis TB Paru
tidak hanya di negara berkembang tetapi adalah 0,4% dengan gejala batuk lebih
juga di negara maju. Menurut data dari 2 minggu 3,8% dan batuk darah
WHO bahwa sepertiga penduduk dunia 3,0% (Riset Kesehatan Dasar
telah terinfeksi oleh TB Paru. [Riskesdas] 2013). Data yang di peroleh
Berdasarkan data World Health dari Kabupaten Kota Provensi Jawa
Organization (WHO) Pada tahun 2014 Tengah pada tahun 2013 di dapatka
terdapat 9,6 juta penduduk dunia jumlah penderita penyakit TB paru 559
terinfeksi kuman TB, jumlah kasus TB penderita dengan jenis kelamin
paru terbanyak berada pada wilayah perempuan sebanyak 326 penderida dan
Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara laki - laki sebanyak 233 penderita,
(28%), dan wilayah Mediterania Timur kasus tb paru terbanyak berdasarkan
(17%) Di seluruh dunia, TB Paru jenis kelamin adalah jenis kelamin laki –
merupakan penyakit infeksi terbesar laki.
nomor 2 penyebab tingginya angka Data yang di peroleh dari
mortalitas dewasa sementara di Dinkes Kendal pada tahun 2014
Indonesia TB Paru menduduki peringkat dapatkan dilihat CNR (Case Notification
3 dari 10 penyebab kematian dengan Rate) di Kabupaten Kendal mengalami
proporsi 10% dari mortalitas total. peningkatan yang cukup signifikan,
Angka insidensi semua tipe TB Paru dimana 48,22/100000 penduduk pada
Indonesia tahun 2015 adalah 520.000 2013, menjadi 97,01/100000 penduduk
kasus atau 192 per 100.000 penduduk, pada tahun 2014, atau dapat di katakan
angka prevalensi semua tipe TB Paru telah di temukan 923 kasus TB pada
420.000 atau 247 per 100.000 penduduk Tahun 2014.
dan angka kematian TB Paru 71.000 Pada Stadium awal
atau 33 per 100.000 penduduk atau 193 penyakit TB paru tidak menunjukkan
orang per hari. (World Health tanda dan gejala yang spesifik. Namun
Organization, 2015). seiring dengan perjalanan penyakit akan
Di Indonesia, prevalensi menambah jaringan parunya mengalami
TB paru dikelompokkan dalam tiga kerusakan, sehingga dapat
wilayah, yaitu wilayah Sumatera (33%), meningkatkan poduksi sputum yang
wilayah Jawa dan Bali (23%), serta ditunjukkan dengan seiringnya klien
wilayah Indonesia Bagian Timur (44%), batuk sebagai bentuk kompensasi
lima provinsi dengan TB tertinggi pengeluaran dahak. Gejala yang biasa
adalah Jawa Barat, Papua, DKI Jakarta, ditemui pada pasien TB paru adalah
Gorontalo, Banten, dan Papua Barat. batuk-batuk selama 2-3 minggu atau
Penduduk yang didiagnosis TB oleh lebih. Selain batuk pasien juga
tenaga kesehatan, 44,4 persen diobati mengeluhkan dahak bercampur darah,
dengan obat program, di Indonesia TB batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
paru merupakan penyebab kematian nafsu makan menurun, berat badan
2
menurun, malaise, berkeringat malam menyangga daerah punggung, sehingga
hari tanpa kegiatan fisik, dan demam dapat memberi kenyamanan saat tidur
meriang lebih dari satu bulan (Santa, dan dapat mengurangi kondisi sesak
2008). nafas pada pasien asma saat terjadi
Metode yang paling serangan (Ruth, 2015).
sederhana dan efektif untuk mengurangi Peneliti sejalan dengan
resiko penurunan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Singal,
dinding dada yaitu dengan pengaturan 2013 yang berjudul “A Study on the
posisi saat istirahat. Posisi yang paling Effect Position in COPD Patients to
efektif bagi pasien dengan penyakit tb Improve Breathing Pattern” ditemukan
paru adalah diberikannya posisi semi bahwa 64% pasien lebih baik dalam
fowler dengan derajat kemiringan 30- 0 0
posisi 30-45 , 24% pada posisi 60 , dan
45° (Yulia, 2008). posisi semi 12% pasien lebih baik dalam posisi 90
0.
fowler dengan derajat kemiringan 45°, Sama halnya dengan penelitian yang
yaitu dengan menggunakan gaya telah dilakukan oleh Aneci Boki
gravitasi untuk membantu Majampoh dan Rolly Rondonuwu
pengembangan paru dan mengurangi (2013) dengan judul pengaruh
tekanan dari abdomen pada diafragma, pemberian posisi semi fowler terhadap
posisi semi fowler pada pasien TB paru kestabilan pola napas pada pasien TB
telah dilakukan sebagai salah satu cara paru dengan nilai p value = 0,000,
untuk membantu mengurangi sesak terdapat pengaruh pemberian posisi semi
napas (Bare, 2010). fowler terhadap kestabilan pola napas
Posisi semi fowler mampu pada pasien TB paru di Irna C5 RSUP
memaksimalkan ekspansi paru dan PROF Dr. R. D. KANDOU MANADO.
menurunkan upaya penggunaan alat Berdasarkan studi awal
bantu otot pernapasan.Ventilasi pendahuluan yang di lakukan peneliti
maksimal membuka area atelektasis dan pada tanggal 12 Maret 2017 di ruang
meningkatkan gerakan sekret ke jalan inap RSUD H. Suwondo Kendal,
napas besar untuk dikeluarkan (Muttaqin terdapat 4 pasien yang menderita
2008). Tujuan dari tindakan ini adalah penyakit TB paru di ruang Flamboyan,
untuk menurunkan konsumsi O2 dan peneliti mendapatkan hasil wawancara 1
menormalkan ekspansi paru yang pasien mengatakan ketika sesak pasien
maksimal, serta mempertahankan di berikan posisi semi fowler pasien
kenyamanan Posisi semi fowler merasa sesak berkurang, dan 3 pasien
bertujuan mengurangi resiko stasis ketika sesak tidak ingin dilakukan
sekresi pulmonar dan mengurangi resiko tindakan posisi semi fowler, pasien
penurunan pengembangan dinding dada beranggapan tidak dapat mengurangi
(Musrifatul, 2012). sesak yang di alami pasien hanya
Pemberian posisi semi berbaring dan di bantu dengan O2 kanul.
fowler pada pasien TB Paru telah Dari hasil observasi tersebut yang di
dilakukan sebagai salah satu cara untuk lakukan di ruang Flamboyan pasien
membantu mengurangi sesak napas. masih belum mengetahui secara benar
Keefektifan dari tindakan tersebut dapat tentang mengurangi sesak dengan
dilihat dari Respiratory rate yang pemberian posisi semi fowler pada
menunjukkan angka normal yaitu 16- pasien TBC.
24x per menit pada usia dewasa. Berdasarkan uraian diatas
Pelaksanaan asuhan keperawatan dalam maka perumusan masalah dalam
pemberian posisi semi fowler itu sendiri penelitian ini adakah “pengaruh
dengan menggunakan tempat tidur dan pemberian posisi semi fowler terhadap
fasilitas bantal yang cukup untuk respiratory rate pada pasien
tuberkulosis paru di RSUD Dr. H. 2. Jenis Kelamin Responden
Soewondo Kendal” Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi
METODE PENELITIAN Responden Berdasarkan Jenis
Jenis penelitian yang Kelamin di
digunakan adalah penelitian kuantitatif Ruang Flamboyan RSUD
yang merupakan quasi eksperimental, dr. Soewondo Kendal
dengan menggunakan pendekatan One Bulan Juli 2017
Group Pretest-Post test, penelitian ini n = 22
dilakukanpada bulan Juli- Agustus 2017.
Sampel yang digunakan dalam Jenis n %
penelitian ini adalah pasien TB Paru di Kelamin
ruang Flamboyan RSUD Dr.H. Laki – laki 15 68,2
Soewondo Kendal sebanyak 22. Tekhnik
pengambilan sampel dalam penelitian Perempuan 7 31,8
ini adalah accidental sampling. Variabel
independennya yaitu Posisi Semi Fowler Total 22 100,0
dan Variabel dependennya yaitu
Respiratory Rate Pada Pasien TB Paru.
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh
Instrumen pada penelitian ini
hasil bahwa dari 22 responden,
menggunakan lembar observasi dan di
sebagian besar responden
analisis menggunakan Wilcoxon Signed
dengan jenis kelamin laki - laki
Rank Test.
sebanyak 15 orang (68,2%).
HASIL
3. Sebelum Dilakukan Pemberian
Posisi Semi Fowler
A. Karakteristik Responden
1. Umur Responden Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden
Tabel 4.1
Sebelum Dilakukan Pemberian
Distribusi Frekuensi
Posisi Semi Fowler di Ruang
Responden Berdasarkan
Flamboyan RSUD dr.
Umurdi Ruang
Soewondo Kendal
Flamboyan RSUD dr.
Soewondo Kendal Bulan Juli 2017
Bulan Juli 2017 n = 22
n = 22
Pretest n %
Umur n % Bradipnea 5 22,7