Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS PARU

( TB PARU )

DISUSUN OLEH

Ns,MAISARAH,Skep,MKM

UPTD PUSKESMAS
SYAMTALIRA BAYU
KATA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

basil Mycobacterium tuberculosis yang biasanya mempengaruhi organ paru-

paru namun dapat juga mempengaruhi organ lain selain paru-paru. Penyakit ini

dapat menular melalui udara dari orang yang terinfeksi ke orang lain, salah

satunya melalui batuk. Menurut laporan World Health Organization,

pengobatan terhadap penyakit Tuberkulosis telah menghindari 49 juta kematian

di seluruh dunia. (WHO. dalam Eka, F,dkk, 2017).

Berdasarkan Global Report 2015 dari 9,6 juta kasus-kasus tuberculosis

baru pada tahun 2014, terdapat 58% berada di daerah Asia Tenggara dan Pasifi

k Barat. Lebih dari separuh kasus tuberculosis di dunia (54%) terjadi di China,

India, Indonesia, Nigeria dan Pakistan. Di antara kasus baru, diperkirakan 3,3%

adalah multidrug-resistant tuberculosis (MDR TB), merupakan tingkat yang

tetap tidak berubah dalam beberapa tahun terakhir (WHO ,2016)

Penyakit tuberkulosis menjadi salah satu indikator penyakit menular

yang pengendaliannya menjadi perhatian dunia internasional.Penyakit

tuberkulosis termasuk dalam penyakit menular kronis.WHO menetapkan

bahwa tuberkulosis merupakan kedaruratan global (global emergency) bagi

kemanusiaan sejak tahun 1993. Kondisi ini menyebabkan penyakit tuberkulosis

paru sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama

di negara-negara berkembang. Berdasarkan data dari “World Health Statistic

2013” menunjukkan tingginya angka prevalensi tuberkulosis per 100.000


penduduk di beberapa negara ASEAN dan SEAR (Kemenkes RI dalam Dea

N,R,2015)

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.Melalui droplet pada orang yang

terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis, penyakit tuberculosis dapat

menyebar secara luas dan cepat. MDGs memberikan komitmen secara global pada

pengendalian penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberculosis (Depkes RI dalam

Saflin, A & Chatarina U, W,2017)

Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular langsung sebagian

besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ lain.

Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA (+) yang dapat

menularkan kepada orang di sekelilingnya, terutama yang melakukan kontak

erat.Kuman ini mempunyai kandungan lemak yang tinggi di membran selnya

sehingga menyebabkan bakteri ini tahan terhadap asam dan pertumbuhan

kumannya berlangsung lambat.Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet sehingga

penularannya terjadi pada malam hari.Adapun faktor risiko yang mempengaruhi

kemungkinan seseorang menjadi tuberkulosis paru adalah daya tahan tubuh yang

rendah (imunospresi), penyakit penyerta HIV, diabetes mellitus , kontak langsung

dengan penderita tuberculosis paru, gizi yang buruk (malnutrisi), bahan kimia

(alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang) dan kemiskinan serta keadaan

lingkungan perumahan (Rab, Tabrani Dalam Surakhmi, O, dkk 2016).


Pada tahun 2015 capaian rata-rata dari kabupaten/kota sebesar 89%.

Meskipun terlihat mengalami penurunan, tapi secara umum hasil tersebut

masih cukup baik karena sudah di atas target minimal nasional yang

ditetapkan sebesar 65%. Sedangkan pada tahun 2016 capaian rata-rata dari

kabupaten/kota menurun menjadi 79,55%. Meskipun mengalami penurunan

dalam dua tahun terakhir, secara umum hasil tersebut masih cukup baik karena

masih berada di atas target minimal nasional yang ditetapkan sebesar 65%.

Sedangkan pada tahun 2017 hasil cakupan penemuan kasus capaian rata-rata

dari kabupaten/kota mengalami penurunan yakni sebesar 60,59%. (Profil

Dinkes Sultra, 2017).

Dalam pelayanan kesehatan khususnya tuberculosis paru, tidak terlepas

dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien terutama

pasien tuberculosis paru.Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang

terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga.Apabila setiap

keluarga sehat, akan tercipta keluarga yang sehat.Masalah kesehatan yang

dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota

keluarga yang lain(Wahid Iqbal dalam Leo, R, 2016).

Fungsi keluarga dalam upaya kesehatan terdiri dari dua aspek yaitu

pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan

mencakup upaya kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif (pemulihan

kesehatan setelah sembuh dari sakit).Peningkatan kesehatan mencakup

kesehatan preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan

kesehatan) oleh sebab itu, kesehatan promotif harus selalu diupayakan

mengandung makna kesehatan seseorang kelompok individu dan harus selalu


diupayakan sampai tingkat kesehatan yang optimal (Notoatmodjo dalam Leo,

R, 2016).

Dalam menjalankan upaya peningkatan kesehatan keluarga mempunyai

tugas dan fungsi yaitu mengenal masalah kesehatan dan merawat anggota

keluarga yang sakit.Keluarga perlu mengenal kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.Apabila menyadari adanya

perubahan dan fungsi perawatan kesehatan yaitu memberikan perawatan

kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota

keluarga yang sakit. Jadi peran keluarga sangat diperlukan karena dalam

pelayanan kesehatan khusunya pada penyakit tuberculosis paru tidak terlepas

dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien terutama

pasien tuberculosis paru.Hal tersebut harus dibagi dengan pengetahuan yang

akan sangat menentukan keberhasilan pengobatan tuberculosis paru, dan

mencegah penularannya (Wahid, I, dalam Leo, R, 2016).

Penelitian ini didukung oleh penelitian Faris Muaz 2014. Status

ekonomi erat kaitannya dengan tuberculosis paru Sekitar 90% penderita

tuberkulosis paru di dunia menyerang kelompok dengan sosial ekonomi lemah

atau miskin. Faktor kemiskinan walaupun tidak berpengaruh langsung pada

kejadian tuberkulosis paru namun dari beberapa penelitian menunjukan adanya

hubungan antara pendapatan yang rendah dan kejadian tuberkulosis paru.

Dalam penelitian Djannah, 2009 menunjukkan tingkat pengetahuan

Tuberkulosis Paru sebanyak 17 responden (49,9) bahwa pengetahuan dan

pemahaman memegang peranan penting dalam pengobatan tuberculosis paru.

Ventilasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian tuberculosis


paru, orang yang tinggal dirumah dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat

memiliki risiko 6,43 kali lebih besar terkena tuberculosis paru dibandingkan

dengan orang yang tinggal di rumah dengan ventilasi yang memenuhi syarat

(Heriyani F, Sutomo AH dan Saleh YD, 2013).Penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian Agustian deni, 2014 yang menunjukkan adanya hubungan

bermakna antara ventilasi alami, baik diruangan yang dominan digunakan

maupun di kamar tidur responden dengan kejadian tuberkulosis paru.

Jumlah penderita tuberculosis paru di puskesmas kulisusu Kabupaten

Buton Utara pada tahun 2015 jumlah suspek sebanyak 44 orang, BTA positif

sebanyak 7 orang, Rongseng positif sebanyak 6 orang dan meningkat pada

tahun 2016 jumlah suspek sebanyak 65 orang, BTA positif sebanyak 9 orang

dan terus meningkat pada tahun 2017 jumlah suspek sebanyak 75 orang, BTA

positif sebanyak 19 orang, Rongten positif sebanyak 8 orang, (Data Puskesmas

Kulisusu, 2017).

Berdasarkan data-data diatas, penderita tuberculosis paru semakin

meningkat, padahal tuberculosis paru ini penyakit yang bisa disembuhkan

apabila cara penanganannya menggunakan prosedur dengan benar, yaitu

menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan baik.Pentingnya peran

perawat sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan

termasuk berupaya bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyebaran

penyakit tuberculosis paru baik dengan cara pendidikan kesehatan kepada klien

dan keluarga yang telah terinfeksi atau melalui pencegahan dengan

memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan pencahayaan yang baik.


sabun,detergen,air bayclin,atau pasir b.

Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng

c. Buang dahak ke temapt tersebut


d. Bersihkan kaleng setiap 2 atau 3 hari sekali

e. Buang isi kaleng bila berisi pasir: kubur di bawah tanah

f. Bila berisi udara desinfektan : buang di dalam toilet,siram

g. Bersihkan kaleng dengan sabun.

3. Anatomi fisiologi

Paru-paru terletak dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi

oleh struktur tulang selangka.Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu

skat yang disebut diagfragma.Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram,

sedngkan paru-paru kiri sekitar 560 gram.Masing-masing paru-paru

dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh besar serta

struktur-struktur lain didalam rongga dada.Selaput yang membungkus

yang disebut pleura.Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleura itu

sendiri. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga

pu-paru kembang kempis, dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang

berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan

antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan napas.

Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri

atas tiga geambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir

tengah (lobus medius), dan gelambir bawah (lobus inverior). Sedangkan

paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus

superior) dan gelambir bawah (lobus inverior). Tiap-tiap lobus terdiri

dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri

mempunyai 10 segmen yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan

5 buah segmen pada lobus inverior. Paru-paru kanan mempunyai 10


segmen yaitu 5 buah segmen pada superior, 2 buah segmen pada lobus

medial, dan 3 buah segmen pada lobus inverior. Tiap-tiap segmen terbagi

lagi menjadi belahan-beahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus

satu dan lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah

bening dan syaraf dalam pada tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus.

Didalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus

alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya

antara 0.2 sampai 0.3 mm.

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar

terdiri dari gelembng (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada

gelombang ini lah terjadi pertukaran udara dalam darah O2 masuk kedalam

darah dan Co2 dikeluarkan dalam darah. Gelembung alveoli terdiri ini terdiri

dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang

lebih 90 m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700 juta

buah. Ukurannya berfariasi, tergantung pada lokasi anatomisnya, semakin

negatifnya tekanan intrapleura diapeks, ukuran alveolus akan semakin besar.

Ada 2 tipe sel alveolus Tipe satu berukuran besar, datar berbentuk skuamosa,

bertanggung jawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe 2, yaitu

pneumosit glanular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara.sel-sel tipe 2 ini

lah yang berproduksi surfaktan, yang melapusi alveolus dan mencegahnya

kolaps alveolus.
4. Patofisiologi

Individu terinfeksi melalui droplet nuclei dari pasien TB paru

ketika pasien batuk, bersin, tertawa. droplet nuclei ini mengandung basil

TB dan ukurannya kurang dari 5 mikron dan akan melayang-layang di

udara. Droplet nuclei ini mengandung basil TB.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,

maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk

globular. Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri

tuberculosis paru ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan

dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme

pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi

jaringan parut dan bakteri tuberculosis paru akan menjadi dormant

(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat

sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.

Fagosit (neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri; limpospesifik-

tubercolosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi

jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli,

menyebabkan bronkopneumonia dan infeksi awal terjadi dalam 2-10

minggu setelah pemajanan.

Massa jaringan paru yang disebut granulomas merupakan

gumpalan basil yang masih hidup. Granulomas diubah menjadi massa

jaringan jaringan fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut

tuberkel ghon dan menajdi nekrotik membentuk massa seperti keju.


Massa ini dapat mengalami klasifikasi, membentuk skar kolagenosa.

Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif.

Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami

penyakit aktif karena gangguan atau respon yang inadekuat dari respon

system imun. Penyakit dapat juga aktif dengan infeksi ulang dan aktivasi

bakteri dorman. Dalam kasus ini, tuberkel ghon memecah melepaskan

bahan seperti keju dalam bronki. Bakteri kemudian menjadi tersebar di

udara, mengakibatkan penyebaran penyakit lebih jauh. Tuberkel yang

menyerah menyembuh membentuk jaringan parut. Paru yang terinfeksi

menjadi lebih membengkak, menyebabkan terjadinya bronkopneumonia

lebih lanjut.

5. Manifestasi klinik

0
1. Demam 40-41 c, serta ada batuk/batuk darah

2. Sesak napas dan nyeri dada

3. Malaise,keringat malam

4. Suara khas pada perkusi dada,bunyi dada

5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit.

6. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah tepi pada umumnya akan memperlihatkan adanya :

1) Anemia, terutama bila penyakit berjalan menahun

2) Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit


3) Laju Endap Darah (LED) meningkat terutama pada fase akut, tetapi

pada umumnya nilai-nilai tersebut normal pada tahap

penyembuhan

b. Pemeriksaan radiologi

1) Bayangan lesi radiologik yang terletak di lapangan atas paru

2) Bayangan yang berawan atau berbecak

3) Adanya kavitas tunggal atau ganda

4) Adanya kalsifikasi

5) Kelainan bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru

6) Bayangan yang menetap atau relatif setelah beberapa minggu

c. Pemeriksaan bakteriologik (sputum) Ditemukan kuman

mikobakterium tuberkulosis dari dahak penderita, memastikan

diagnosis tuberculosis paru pada pemeriksaan dahak.

d. Uji tuberkulin Sangat penting bagi diagnosis tersebut pada anak. Hal

positif pada orang dewasa kurang bernilai.

7. Komplikasi

Menurut Wahid&Imam (2013), dampak masalah yang sering

terjadi pada TB paru adalah:

a. Hemomtisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya

jalan nafas.

b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.


c. Bronki ektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis

(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada

paru.

d. Pneumothorak (adanya udara dalam rongga pleura) spontan: kolaps

spontan karena kerusakan jaringan paru.

e. Penyebaran infeksi keorgan lain seperti otak, tulang, persendian,

ginjal, dan sebagainya.

f. Insufisiensi kardiopulmonar (Chardio Pulmonary Insuffciency).

8. Penatalaksanaan

Menurut Zain (2001) membagi penatalaksanaan tuberkulosis paru

menjadi tiga bagian, pengobatan, dan penemuan penderita (active case

finding).

a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang

bergaul erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.

Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes

tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thoraks

diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negatif,

diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil

tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.

b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap

kelompokkelompok populasi tertentu misalnya:

1) Karyawan rumah sakit/Puskesmas/balai pengobatan.

2) Penghuni rumah tahanan.


c. Vaksinasi BCG

Tabrani Rab (2010), Vaksinasi BCG dapat melindungi anak

yang berumur kurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat

mengurangi makna pada tes tuberkulin. Dilakukan pemeriksaan dan

pengawasan pada pasien yang dicurigai menderita tuberkulosis,

yakni:

1) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif dan

pernah berkontak dengan pasien yang mempunyai sputum

positif harus diawasi.

2) Walaupun pemeriksaan BTA langsung negatif, namun tes

Heafnya positif dan pernah berkontak dengan pasien penyakit paru.

3) Yang belum pernah mendapat kemoterapi dan mempunyai

kemungkinan terkena.

4) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8

minggu dan bila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG.

Apabila tuberkulin sudah mengalami konversi, maka

pengobatan harus diberikan.

d. Kemoprofilaksis dengan mengggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-

12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi

bakteri yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau

utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif,

sedangkan kemoprofilaksis sekunder diperlukan bagi kelompok

berikut:
1) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif

karena resiko timbulnya tuberculosis milier dan meningitis

tuberculosis,

2) Anak dan remaja dibawah dibawah 20 tahun dengan hasil

tuberkulin positif yang bergaul erat dengan penderita tuberculosis

yang menular,

3) Individu yang menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin dari

negatif menjadi positif,

4) Penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat

immunosupresif jangka panjang,

5) Penderita diabetes melitus.

e. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit

tuberkulosis kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun

ditingkat rumah sakit oleh petugas pemerintah maupun petugas LSM

(misalnya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Paru

Indonesia-PPTI). (Mutaqqin Arif, 2012)

Arif Mutaqqin (2012), mengatakan tujuan pengobatan pada

penderita tuberculosis paru selain mengobati, juga untuk mencegah

kematian, kekambuhan, resistensi terhadap OAT, serta

memutuskan mata rantai penularan. Untuk penatalaksanaan

pengobatan tuberkulosis paru, berikut ini adalah beberapa hal yang

penting untuk diketahui. Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis

(OAT)
1) Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.

a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R)

dan Streptomisin (S).

b) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan

Isoniazid (INH).

2) Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant)

a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rimpafisin

dan Isoniazid.

b) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin

dan Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan

Pirazinamid (Z).

3) Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas

bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.

a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E),

asam para-amino salistik (PAS), dan sikloserine.

b) Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh

Isoniazid dalam keadaan telah terjadi resistensi sekunder.

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase

intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).Panduan obat

yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat tambahan.

Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi

WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid,

Streptomisin, dan Etambutol bvfcd (Depkes RI, 2004) Untuk

keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih


dahulu berdasarkan lokasi tuberculosis paru, berat ringannya

penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologi, apusan sputum dan

riwayat pengobatan sebelumnya.Disamping itu, perlu

pemahaman tentang strategi penanggulangan tuberculosis paru

yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course

(DOTSC). DOTSC yang direkomendasikan oleh WHO terdiri

atas lima komponen, yaitu:

a) Adanya komitmen politis berupa dukungan para

pengambil keputusan dalam penanggulangan tuberculosis

paru.

b) Diagnosis tuberculosis paru melalui pemeriksaan sputum

secara mikroskopik langsung, sedangkan pemeriksaan

penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur

dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana

tersebut.

c) Pengobatan tuberculosis paru dengan paduan OAT jangka

pendek dibawah pengawasan langsung oleh Pengawas

Menelan Obat (PMO), khususnya dalam dua bulan pertama

di mana penderita harus minum obat setiap hari.

d) Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek

yang cukup. Pencatatan dan pelaporan yang baku.


D. Konsep Asuhan Keperawatan Kasus TB Paru

1. Pengkajian

a. Identitas diri pada klien

1) Nama

2) Jenis kelamin

3) Umur

4) Tempat / tanggal lahir

5) Alamat

6) Pekerjaan

b. Riwayat Kesehatan

1) Kesehatan sekarang

a) Keadaan pernafasan (nafas pendek)

b) Nyeri dada

c) Batuk dan

d) Sputum

2) Kesehatan dahulu:

Jenis gangguan kesehatan yang baru saja di alami, cedera dan

3) pembedahan

4) Kesehatan keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan

TB

1) Gejala yang berkaitan dengan masalah utama, misalnya:

a) Demam

b) Menggigil
c) Lemah

d) Keringat dingin malam merupakan gejala yang berkaitan dengan

TB

2) Status perkembangan, misalnya:

a) Ibu yang melahirkan anak prematur perlu ditanyakan apakah

sewaktu hamil mempunyai masalah-masalah risiko dan apakah usia

kehamilan cukup

b) Pada usia lanjut perlu ditanya apakah ada perubahan pola

pernapasan, cepat lelah sewaktu naik tangga, sulit bernafas,

c) sewaktu berbaring atau apakah bila flu sembuhnya lama

3) Data pola pemeliharaan kesehatan, misalnya:

a) Tentang pekerjaan

b) Obat yang tersedia di rumah

c) Pola tidur-istirahat dan strees

4) keterlambatan atau pola peran-kekerabatan, misalnya:

a) adakah pengaruh dari gangguan / penyakitnya terhadap dirinya dan

keluarganya, serta

b) Apakah gangguan yang dialami mempunyai pengaruh terhadap

peran sebagai istri / suami dan dalam melakukan hubungan seksual

5) Pola aktifitas / istirahat

a) Gejala :

1) Kelelahan umum dan kelemahan

2) Napas pendek karena kerja

3) Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari,


4) menggigil dan atau berkeringat

b) Tanda :

1) Takikardi, takipnea / dispnea pada kerja

2) Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)

6) Pola intergritas ego

a) Gejala :

1) Adanya / faktor stres lama

2) Masalah keuangan, rumah

3) Perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan

4) Populasi budaya / etnik

b) Tanda :

1) Menyangkal (khususnya tahap dini)

2) Ansietas, ketakutan, mudah terangsang

7) Makanan / cairan

a) Gejala :

1) Kehilangan nafsu makan

2) Tidak dapat mencerna

3) Penurunan BB

b) tanda :

1) Turgor kulit, buruk, kering / kulit bersisik

2) Kehilangan otot / hilang lemak subkutan


8) Nyeri / kenyamanan

a) Gejala :

a) Nyeri dada meningkat karena batuk berulang

b) Tanda :

1) Perilaku distraksi, gelisah

9) Pernapasan

a) Gejala :

1) Batuk produktif atau tidak produktif

2) Napas pendek

3) Riwaya TB / terpanjang pada individu terinfeksi

a) Tanda :

1) Peningkatan frekuensi pernapasan (penyakit luas atau fibrosis

parenkim paru dan pleura)

2) Perkusi pekak dan penurunan premitus. Bunyi napas menurun /

tidak ada secara bilateral / unilateral. Bunyi napas tubuler dan /

atau bisikan pektoral di atas lesi luas. Krekels tercatat di atas

apek paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels

pusttussic)

3) Karakteristik sputum adalah hijau / purulen, mukoid kuning atau

bercak darah

10) Keamanan

1) Gejala :

a) Adanya kondisi penekanan imun, contoh: AIDS, kanker


2) Tanda :

a) Demam rendah atau sakit panas akut

11) Interaksi sosial

a) Gejala :

1) Perasaan isolasai / penolakan karena penyakit menular

2) Perubahan pola biasa dalam tannggung jawab/ perubahan

kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

12) Penyuluhan dan pembelajaran

a) Gejala :

1) Riwayat keluarga TB

2) Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk

3) Gagal untuk membaik / kambuhnya TB

4) Tidak berpartisipasi dalam terapi

13) Pertimbangan

DRG menunjukkan rata-rata lama dirawat adalah 6,6 hari

14) Rencana pemulangan :

1) Memerlukan bantuan dengan / gangguan dalam terapi obat dan

bantuan perawatan diri dan pemeliharaan / perawatan rumah

15) Pemeriksaan penunjang

a) Rontgen dada

b) Usap basil tahan asam BTA

c) Kultur sputum

d) Tes kulit tuuberkulin (Wijaya & Yessie MP.2013.h.143).


2. Dignosa keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d bronkospasme

b. Gangguan pertukan gas b.d kongestiparu, hipertensi pulmunal,

penurunan perifer yang mengakibatkan asidosi laktat dan penurunan

curah jantung

c. Hipertermia b.d reaksi inlamasi

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

ketidakadekuatan intake nutrisi, dyspneu

e. Resiko infeksi b.d organisme purulen.( Nurarif, H, A, & Kusuma,

H,2015)

3. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC


keperwatan
1 Ketidakefektifan tujuan : kebersihan jalan Airway suction
napas
bersihan jalan kembali efektif. a) Pastikan
napas kebutuhan
b.d bronkospasme Kriterian hasil : oral/
tracheal
suctioning
a. Mendemontrasikan batuk efektif
b) Auskultasi suara
dan suara nafas yang bersih, tidak nafas
sebelum dan
sesudah
ada sianosis dan dyspneu (
suctioning
mampu mengeluarkan sputum,
c) Informasikan
mampu bernafas dengan mudah, pada
klien dan
keluarga
tidak ada pursed lips )
tentang suctioning
b. Menunjukan jalan nafas yang d) Minta klien
nafas
paten ( klien tidak merasa dalam
sebelum

tercekik, irama nafas, frekuensi suctioning dilakukan.


pernafasan dalam rentang normal, e) Berikan o2
dengan

tidak ada suara nafas abnormal) menggunakan


nasal

c. Mampu mengidentifikasi dan untuk


memfasilitasi

suction nasotrakeal
mencegah faktor yang dapat
f) Gunakan alat
menghambat jalan nafas. yang
steril setiap
melakukan
tindakan

g) Anjurkan pasien
untuk
istrahat dan
napas
dalam setelah
kateter
dikeluarkan
dari

nasotrakeal.

h) Monitor status
oksigen
i) Ajarkan
keluarga
bagaian
cara
melakukan suksion.

j) Hentikan suction
dan
berikan
oksigen
apabila
pasien
menunjukkan

mbradikardi,

peningkatan
saturasi
02, dll.
2 Gangguan pertukan respiratory status : gas exchange Airway managent

gas b.d respiratory status : ventilation a. Buka jalan


napas,

kongestiparu, vital sign satutus gunakan teknik


chinlift
kriteria hasil : atau jaw thrust
hipertensi
bila
a. mendemontrasikan perlu
pulmunal, peningkatan
ventilasi dan oksigenasi b. Posisikan pasien
penurunan perifer
adekuat memaksimalkan
yang
b. memelihara kebersihan paru- ventilasi
mengakibatkan paru
dan bebas dari tanda –tanda c. Indentifikasi
asidosi laktat dan distress pasien
pernafasan perlunya
pemasangan
penurunan curah c. mendemotrasikan batuk efektif alat jalan napas buatan
dan
jantung suara nafas yang bersih, tidak d. Pasang mayo bila
ada perlu
sianosis dan dyspneu ( e. Lakukan
mampu fisioterapi
mengeluarkan sputum, dada jika perlu
mampu
bernafas dengan mudah, tidak f. Keluarkan
ada sekret
pursed lips) dengan batuk
atau
d. tanda – tanda vital dalam suction
rentang
normal. g. Auskultasi suara
nafas,
catat adanya
suara
tambahan

h. Lakukan suction
pada
mayo

i. Berikan
bronkodilator
3 Hipertermia b.d Thermoregulasi a. Monitor suhu
sesering

reaksi inlamasi mungkin

Setelah dilakukan tindakan b. Monitor warna


keperawatan dan
selama………..pasien menunjukkan : suhu kulit

Suhu tubuh dalam batas normal c. Monitor tekanan


dengan darah,
kreiteria hasil: nadi dan RR

u 36 – 37C d. Monitor
penurunan
i dan RR dalam rentang normal tingkat kesadaran

Tidak ada perubahan warna kulit e. Monitor WBC, Hb,


dan dan

tidak ada pusing, merasa nyaman Hct


f. Monitor intake
dan

output

g. Berikan anti piretik:

h. Berikan
cairan
intravena

i. Kompres pasien
pada
lipat paha dan aksila

j. Tingkatkan
sirkulasi
udara

k. Tingkatkan
intake
cairan dan nutrisi

Monitor TD,
nadi,
suhu, dan RR

Catat
adanya
fluktuasi
tekanan
darah

Monitor
hidrasi
seperti turgor
kulit,
kelembaban
membran
mukosa)
BAB III LAPORAN
KASUS

A. PENGKAJIAN

1. DATA UMUM

a. Nama KK : Tn. H

b. Umur : 55 tahun

c. Pekerjaan KK : Petani

d. Pendidikan KK : SMA

e. Agama : Islam

f. Alamat :bayu

Anggota Keluarga :

No Nama Jk Um Pddkn Status imunisasi Penyakit/


BCG DPT POLIO Hepatitis campa Keluhan
ur k
1 Ny.J P 50 SD - - - - - SEHAT
2 An.L L 28 SMA SEHAT
4 An.H P 24 SMA SEHAT

h. Genogram
B. ANALISA DATA

No Data fokus Etiologi Masalah

1 Ds : .Ketidakmampuan Tidak efektifnya


keluarga merawat
- Keluarga mengatakan bersihan jalan nafas
anggota keluarga
Tn.H mengeluh batuk pada keluarag Ny.J
yang sakit
berdahak khususnya Tn.H

- Keluarga dan Tn.H

kurang tau cara batuk

efektif dan cara untuk

membuang dahak yang

benar

- Keluarga mengatakan

Tn.H sedang dalam

proses pengobatan

DO :

- Klien nampak batuk


2 Ds : Ketidakmampuan Kurangnya
pengetahun
- Keluarga beserta koping keluarga keluarga tentang
Tn.H
mengatakan kurang penyakit tuberculosis
tau
pengertian,penyebab, paru
tanda
dan gejala, cara
penularan,
pencegahan,
perawatan
tuberculosis paru
-Menurut keluarga
klien
sudah menderita
tuberculosis
paru bedari 3 bulan yang
lalu
dan sedang dalam
proses
pengobatan
-keluarga bertanya
akibat
tidak teratur minum obat
Tb
Paru.

DO:
–Keluarga beserta Tn.H

nampak bertanya-tanya

tentang penyakitnya
C. Rencana tindakan keperawatan

No Diagnosa Rencana
keperawatan
Keperawatan Tujuan NOC NIC

1 Tidakefektifny Keluarga Setelah dilakukan 1. Keluarga mengenal


a dapat masalah
tindakan
bersihan kesehatan.
membantu keperawatan selama
jalan nafas Yaitu menjelaskan tentang :
klien dalam 1 x 30 menit di
pada a.definisi penyakit tuberculosis
harapkan keluarga
keluarag mempertah paru Tuberkulosis adalah
dan klien mampu :
Ny.J penyakit infeksi menular.
an jalan 1. Keluarga
khususnya b.Etiologi penyakit
nafas yang mampu
Tn.H tuberculosis paru
mengenal
Ds : efektif Penyebabnya adalah
masalah
kuman mycobacterium
- Keluarga kesehatan.denga
tuberculosis.
mengataka n cara keluarga
c. Tanda dan gejala TB
dapat paru
n Tn.H
meyebutkan : Demam hilang timbul
mengeluh a. Definisi penyakit Batuk
batuk TB paru Sesak nafas
b.Etiologi Nyeri dada
berdahak
2. penyakit
KeluargaTB 2. Keluarga mengambil
- Keluarga mampu keputusan yang tepat :
dan Tn.H memutuskan Mejelaskan akibat minum
Keluarga obat
kurang tau
bisa menjelaskan TB paru tidak teratur
cara batuk - Batuk darah.
akibat tidak
efektif dan teratur minum obat - Kerusakan jaringan paru.

TB paru. - Kebocoran pada paru-paru


cara untuk
secara spontan.
membuang - Mengganggu kerja jantung.
3.Keluarga
dahak 3. Keluarga merawat anggota
mampu
keluarga dengan masalah
merawat
anggota kesehatan
yang benar
pengobatan masalah kesehatan keluarga dan Tn.H mejelaskan
a. cara batuk efektif a. cara batuk efektif yaitu:
DO :
untuk penderita - Mengatur posisi duduk
Klien nampak TB :
paru. badan
batuk
b.cara membuang menghadap ke depan.
dahak yang benar - Meminta pasien
untuk pasien TB meletakkan 1 tangan di
paru dada dan 1 tangan
- Melatih pasien
melakukan
nafas perut ( menarik
nafas dalam melalui
hidung selama
3 hitungan, jaga mulut
tetap tertutup)
mengembangnya perut
(cegah lengkung
pada
punggung)
- Meminta pasien
menahan
nafas 3 hitungan
- Meminta
pasien menghembuskan
nafas
(lewat mulut, bibir
seperti meniup)
- Meminta pasien
merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi
dari perut
- Meminta pasien
untuk
melakukan nafas dalam 2
kali, yang ke-3 :
melakukan tarik nafas,
tahan nafas dan terakhir
batukkan dengan kuat
- membuang
b.Cara Menampungdahak
dahak ke
yang
benar
- Siapkan tempat
pembuangan
dahak yang berisi
cairan
desinfektan ( sabun,
detergen, air bayclin,atau
pasir
- Isi cairan sebanyak 1/3
kaleng
- Buang dahak ke temapt
tersebut
- Bersihkan kaleng setiap 2
atau
3 hari sekali
- Bersihkan kaleng
dengan
sabun.
4.Keluarga mampu
4. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
memodifikasi
a.keluarga selalu membuka
lingkungan dengan jendela
cara:
keluarga dalam rumah.
mampu
menjelaskan b.menjaga kebersihan rumah.
lingkungan- c.menjemur kasur dan bantal 1
lingkungan yang minggu sekali
baik bagi pasien d.Mempunyai tempat sampah
penyakit TB yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
e.menjaga rumah agar bebas
dari asap rokok.

5.Keluarga
5.Keluarga mampu memanfaatkanfasilitas
Memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Fasilitas pelayanan a.keluaga memanfaatkan
kesehatan. fasilitas
kesehatan untuk konsultasi
b.keluarga menggunakan
fasilitas
kesehatan untuk memperoleh
obat
TB paru untuk Tn.H agar
putus minum obat.

2 Kurangnya keluarg Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu


a mengenal
pengetahua tindakan
masalah kesehatan
n keluarga khususny keperawatan selama
a keluarga dengan TB
tentang 1 x 30 menit di paru :
penyakit Tn.H dapat harapkan keluarga
a. Meyebutkan pengertian TB
tuberculosi mengerti dan dan klien mampu : paru
s paru 1. Keluarga Tuberculosis paru adalah
memahami
Ds : mampu penyakit infeksi menular
atas informasi mengenal
- yang menahun
yang sudah masalah b. penyebabnya adalah
Keluarga
kesehatan.denga kuman TB (Mycobacterium
diberikan
beserta n cara keluarga Tuberculosis)
tentang dapat
Tn.H b.Menyebutkan tanda
penyakit Tb meyebutkan : dan gejala TB paru
mengatakan
a. Definisi penyakit Demam hilang timbul
paru.
kurang TB paru Batuk
b.Etiologi Sesak nafas
tau
penyakit TB Nyeri dada
pengertian,pe
paru nafsu makan menurun,
n yebab, c.Tanda dan gejala berat badan menurun, sakit
TB kepala, nyeri otot, dan
tanda dan
paru keringat malam.
gejala, cara

penularan, 2.Keluarga mengambil keputusan


yang tepat :
pencegahan,
Mejelaskan akibat minum
2. keluarga
perawatan obat
mampu
TB paru tidak teratur
tuberculosis memutuskan - Batuk darah.
paru akibat tidak teratur - Kerusakan jaringan
minum obat TB paru.
-Menurut
paru. - Kebocoran pada paru-paru
keluarga secara spontan.
dalam 3. Keluarga Cara penularan TB paru melalui
proses mampu jalan
merawat nafas, makanan, dan
pengobatan
anggota
keluarga minuman,batuk,
meludah di sembarang tempat.
-keluarga yang
menderita TB
bertanya paru
dengan : Pencegahan TB paru yaitu
akibat Cara penularan menutup
mulut kalau batuk dan
tidak
tb
paru, pencegahan bersin,
membuang ludah pada tempat
minum obat Tb khusus,
Tb paru dan cara memisahkan alat makan, dan
Paru. perawatan TB paru dengan penderita.
DO:
Dan cara perawatan TB paru
–Keluarga adalah
beserta Tn.H cukup, memberi makanan yang
selalu bergizi
bertanya
tentang 4. Keluarga mampu memodifikasi
penyakitnya
4. Keluarga lingkungan
mampu
memodifikasi a.keluarga selalu membuka
lingkungan. jendela
agar sianr matahari bisa
masuk ke dalam rumah.
b.menjaga kebersihan
rumah. c.menjemur kasur
dan bantal 1
minggu sekali
d.Mempunyai tempat sampah
yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
e.menjaga rumah agar bebas
5. Keluarga mampu 5.Keluarga memanfaatkanfasilitas
memanfaatkanfasili pelayanan kesehatan.
tas pelayanan a.keluaga memanfaatkan
fasilitas
kesehatan untuk konsultasi
kesehatan.
b.keluarga dan Tn.H
menggunakan
fasilitas kesehatan untuk
mengambil obat TB paru
ketika obat yang di
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Diagnos Hari tgl Jam Implemetas Evaluasi


a i
SOAP
keperawata
tidak 1. Mengenal masalah kesehatan
Selasa, 13:35 S:
keluarga
efektifnya 15/05/2018 dengan Tb Paru Tn.H
bersihan a. penyakit TB paru adalah beserta
Keluarga
jalan
napas penyakit
infeksi menular yang disebabkan Mengatakan
pada
keluarga Mycobacterium tuberculosis Sudah
Ny.J
khususnya Yang
menyerang paru-paru dan hampir Megetahui
Tn.H seluruh organ tubuh lainnya. pengertian,pen
b.Etiologi adalah yebab,tanda
kuman
mycobacterium tuberculosis. dan gejala
c.Tanda dan gejala TB Tb
paru
paru 0:
Demam (40-41˚C) , hilang timbul Tn.H
Batuk : terjadi karena adanya beserta
keluarga
iritasi
pada bronchus, batuk ini dapat
Menjelaskan
terjadi
untuk Tentang
membuang/mengeluarkan
produksi radang yang dimulai pengertian,
dari
batuk kering sampai dengan penyebab,
batuk
purulen (menghasilkan sputum). tanda
Sesak nafas dan
gejala Tb paru
Nyeri dada A:
Malaise : nafsu makan Masalah
menurun, berat badan menurun, teratasi
sakit kepala, nyeri otot, dan sebagia
keringat malam. n P:
lanjuka
n
\ 2. Keluarga mengambil keputusan S :Keluarga
Menjelaskan akibat minum obat TB Sudah
tidak teratur mengetahui
- Batuk darah. Akibat
- Kerusakan jaringan paru. Lanjut
Tuberculos
is
- Kebocoran pada paru-paru se-cara paru
bila
spontan. tidak
- Mengganggu kerja jantung. diobati
- Dapat menyebabkan kematian. teratur.
O :
Keluarga
dapat
menjelask
an
akibat
lanjut
tuberculo
sis
paru
bila
tidak
diobati
teratur.
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutk
a n.

3. merawat anggota keluarga yang S : Keluarga


menderita tuberculosis paru sudah
Mejelaskan cara batuk efektif yaitu: mengetahui
- Mengatur posisi duduk : cara
badan
tegak,kepala menghadap ke depan. batuk
efektif
- Meminta pasien meletakkan 1 dan
buang
tangan
di dada dan 1 tangan di perut. dahak
- Melatih pasien melakukan nafas yang
benar
perut
( menarik nafas dalam melalui O:Keluarga
hidung
selama 3 hitungan, jaga mulut dan
tetap
tertutup) Tn.H
dapat
- Meminta pasien memperaga
merasakan
mengembangnya perut ( kan batuk
cegah
lengkung pada punggung) efektif
dan
cara
- Meminta pasien menahan membuang
nafas 3
hitungan dahak
yang
- Meminta pasien Benar
menghembuskan
nafas perlahan dalam 3 A : Masalah
hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup) Teratasi
- Meminta pasien P :
merasakan
mengempisnya abdomen dan Intervensi
Dilanjutk
kontraksi
dari perut a
n.
- Memasang tempat dahak di
pangkuan pasien
- Meminta pasien untuk
melakukan
nafas dalam 2 kali, yang ke-3 :
melakukan tarik nafas, tahan nafas
dan terakhir batukkan dengan kuat
- Menampung dahak ke tempat
yang
Menjelaskan cara Cara membuang
dahak
yang- benar :
Siapkan tempat pembuangan
dahak yang berisi cairan
desinfektan ( sabun, detergen,
air bayclin,atau pasir
- Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
- Buang dahak ke temapt tersebut
- Bersihkan kaleng setiap 2 atau 3
hari sekali
- Buang isi kaleng bila berisi
pasir:
kubur di bawah tanah
- Bila berisi udara desinfektan :
buang di dalam toilet,siram
4.Keluarga memodifikasi lingkungan S : Keluarga
Lingkungan yang memenuhi Sudah
syarat antara
kesehatan mengetahui
lain : Cara
a.keluarga selalu membuka jendela Memodifik
agar
sianr matahari bisa masuk ke aSi
dalam
rumah. Lingkunga
n
b.menjaga kebersihan rumah. O :
Keluarga
c.menjemur kasur dan bantal 1 minggu dan
sekali Tn.H
menyebut
d.Mempunyai tempat sampah yang kan
tertutup
sehingga lingkungan
tidak menimbulkan bau. yang
e.menjaga rumah agar bebas dari asap bersih
rokok. untuk
penderita
tb paru
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutk
a n.

5.Keluarga memanfaatkan S : Keluarga


fasilitas
pelayanan kesehatan. sudah
a.keluaga memanfaatkan memanfaat
fasilitas
kesehatan untuk kan
konsultasi pelayanan
b.keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
kesehatan untuk O :
memperoleh obat TB paru untuk Keluarga
dan
Tn.LR agar tidak Tn.H
dapat
putus minum obat. Memanfaa
t kan
pelayanan
kesehatan
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutk
a n.
Kurangnya Selasa, 13:35 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
pengetahuan 15/05/2018 dengan tuberculosis paru S:
keluarga a. pengertian tuberculosis paru Tn.H beserta
tentang Tuberculosis paru adalah penyakit keluarga
penyakit infeksi menahun menular yang mengatakan
tuberculosis disebabkan oleh kuman TB sudah
paru (Mycobacterium Tuberculosis) megetahui
b.Tanda dan gejala TB paru pengertian,pen
Demam (40-41˚C) , hilang timbul yebab,tanda
Batuk : terjadi karena adanya iritasi dan gejala Tb
pada bronchus, batuk ini terjadi paru
untuk membuang/mengeluarkan 0:
produksi radang yang dimulai dari Tn.H beserta
batuk kering sampai dengan batuk keluarga dapat
purulen (menghasilkan sputum). menjelaskan
Sesak nafas tentang
Nyeri dada pengertian,
Malaise : nafsu makan menurun, penyebab,
berat badan menurun, sakit kepala, tanda dan
nyeri otot, dan keringat malam. gejala Tb paru
c.Penyebab TB paru adalah kuman A:
Mycobacterium Tuberculosis Masalah
teratasi
sebagian
P:
Lanjukan
intervensi

2.Keluarga mengambil keputusan S : Keluarga


sudah
Mejelaskan akibat minum obat TB paru
mengetahui
tidak teratur
akibat
- Batuk darah.
minum obat
- Kerusakan jaringan paru.
tuberculosis
- Kebocoran pada paru-paru secara
paru tidak
spontan.
teratur
- Mengganggu kerja jantung.
O: Keluarga
- Dapat menyebabkan kematian. dapat
menjelaska
n
akibat
minum
obat
tuberculosi
stidak
A: teratur
Masalah
teratasi
P :
Intervensi
dilanjutka
3.merawat anggota keluarga S : Keluarga
dengan
masalah kesehatan tuberculosis paru sudah
Keluarga dapat menjelaskan Cara mengetahui
Penularan tuberculosis paru melalui cara
jalan nafas, makanan, dan minuman, penularan,
batuk, meludah di sembarang tempat. pencegahan
,dan
pencegahan TB paru yaitu perawatan
menutup
mulut kalau batuk dan bersin, tb paru
membuang
ludah pada tempat khusus, O:Keluarga
memisahkan
alat makan, dan keluarga dan
Tn.H
dengan
penderita. dapat
menjelaskan
cara
Dan cara perawatan TB paru penularan,pe
adalah
minum obat secara ncegahan,da
teratur,istirahat
cukup, memberi makanan yang nperawatan
bergizi tb
paru
A :Masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutk
a n.
4. Keluarga memodifikasi lingkungan S : Keluarga
dengan cara : Sudah
a.keluarga selalu membuka jendela Mengetahui
agar sianr matahari bisa masuk ke Cara
Memodifika
dalam rumah.
siLingkunga
b.menjaga kebersihan rumah.
O n:
c.menjemur kasur dan bantal 1 Keluarga
dan
minggu sekali Tn.H
Dapat
d.Mempunyai tempat sampah Menyebutka
n Lingkunga
yang tertutup sehingga
n
yang
tidak menimbulkan bau.
bersih
Untuk
e.menjaga rumah agar bebas dari
penderita
asap rokok. tb
Paru
A : masalah
Teratasi
P :
Interven
si
5. Keluarga memanfaatkan S : Keluarga
fasilitas
pelayanan kesehatan. Sudah
a. keluaga memanfaatkan Memanfaat
fasilitas
kesehatan untuk konsultasi Kan
b. keluarga menggunakan fasilitas Pelayanan
kesehatan untuk memperoleh Kesehatan
obat TB paru untuk Tn.H agar O:Keluarga
tidak putus minum obat. danTn.H
dapat
Memanfaat
Kan
Pelayanan
Kesehatan
A : masalah
Teratasi
P : Intervensi
dilanjutk
a n.
BAB IV
PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang kesenjangan teori dan tindakan proses asuhan

keperawatan pada Tn “H” dengan penyakit tuberculosis paru di wilayah kerja

puskesmas kulisusu: kesenjangan yang terjadi pada tahap gambaran pengkajian,

gambaran diagnosa keperawatan, gambaran penyusunan rencana keperawatan,

gambaran implementasi, dan gambaran evaluasi pada kasus tuberculosis paru.

A. Gambaran pengkajian pada Tn “H”

Tn.H dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal masalah-masalah

kesehatan, terbukti dengan ketidaktahuan keluarga khususnya Tn.H tentang

penyakit yang di derita sehingga hanya membeli obat di apotik terdekat, dan

ketika penyakitnya belum kunjung sembuh Tn.H dan keluarga baru berinisiatif

memeriksaan Tn.H ke puskesmas.Dalam menjalani pengobatan Tn.H beserta

keluarga juga sebenarnya belum terlalu paham mengenai tuberculosis paru.

B. Gambaran diagnosa keperawatan pada Tn “H” dengan kasus tuberculosis di

dapatkan 2 diagnosa

a. tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. J khususnya Tn.H

maka dari itu Tn.H diajarkan cara batuk efektif untuk penderita tuberculosis

paru :

a) Mengatur posisi duduk : badan tegak,kepala menghadap ke depan.

b) Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut.

c) Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui

hidung selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)


d) Meminta pasien merasakan mengembangnya perut ( cegah lengkung

pada punggung)

e) Meminta pasien menahan nafas 3 hitungan

f) Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat

mulut, bibir seperti meniup)

g) Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari

perut

h) Memasang tempat dahak di pangkuan pasien

i) meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 :

melakukan tarik nafas, tahan nafas dan terakhir batukkan dengan kuat

j) Menampung dahak ke tempat yang telah disediakan

b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit tuberculosis paru

a. Keluarga mejelaskan pengertian tuberculosis paru

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang

disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)

b. Tanda dan gejala tuberculosis paru

1. Demam (40-41˚C) , hilang timbul

2. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi

untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari

batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).

3. Sesak nafas

4. Nyeri dada

5. Malaise : nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepala,

nyeri otot, dan keringat malam.


c. Penyebab TB

Penyebab TB adalah kuman Mycobacterium Tuberculosis

d. Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut bila tuberculosis paru tidak

diobati secara teratur yaitu :

1) Batuk darah.

2) Kerusakan jaringan paru.

3) Kebocoran pada paru-paru se-cara spontan.

4) Mengganggu kerja jantung.

5) Dapat menyebabkan kematian

e. Keluarga menjelaskan cara penularan tuberculosis paru melalui jalan

nafas, makanan, dan minuman, batuk, meludah disembarang tempat.

Pencegahan tuberculosis paru yaitu menutup mulut kalau batuk dan

bersin, membuang ludah pada tempat khusus, memisahkan alat makan,

dan keluarga dengan penderita.

Cara perawatan tuberculosis paru adalah minum obat secara

teratur,istirahat cukup, memberi makanan yang bergizi.

f. Keluarga memodifikasi lingkungan dengan cara :

1) Keluarga selalu membuka jendela agar sianr matahari bisa masuk ke

dalam rumah.

2) Menjaga kebersihan rumah.

3) Menjemur kasur dan bantal 1 minggu sekali

4) Mempunyai tempat sampah yang tertutup sehingga tidak menimbulkan

bau.

5) Menjaga rumah agar bebas dari asap rokok.


C. Gambaran penyusunan rencana keperawatan pada Tn “H” dengan kasus

tuberculosis paru yaitu :

Klien mempertahankan jalan nafas yang efektif

Klien dapat menambah pengetahun tentang penyakit tb paru

D. Gambaran implementasi

Implementasi keperawatan harus sesuai dengan perencanaan

keperawatan yang dilandaskan pada teori NANDA NIC-NOC. masalah

keperawatan tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit implementasi keperawatan yang dilakukan pada Keluarga

khususnya Tn.H yaitu mengajarkan batuk efektif , pengertian,penyebab,tanda

dan gejala,apa yang terjadi jika tidak teratur minum obat,cara

penularan,pencegahan dan perawatan,modifikasi lingkungan dan pemanfaatan

fasilitas kesehatan.

E. Gambaran evaluasi pada Tn “H” dengan kasus tuberculosis paru

Masalah kesehatan individu dan keluarga.

a. tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny.J khususnya Tn.H.

yaitu dapat memahani cara yang tepat untuk mengatasi batuk untuk

penderita tb paru.

b. Kurangnya pengetahun keluarga tentang penyakit tuberculosis paru yaitu

keluarga maupun klien dapat memahami tentang tuberculosis paru

Anda mungkin juga menyukai