OLEH :
RANDY YUSUF PRATAMA
NPM. 18420040
BAB I
PENDAHULUAN
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
2014).
hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan
1
3
lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini. Hal ini dikarenakan
2015).
dasar yang masih rendah disertai dengan masih tingginya prevalensi berbagai
dasar yang meliputi pemenuhan air bersih, perumahan sehat, pembuangan sampah
ventilasi yang baik, kelembaban, suhu rumah, dan kepadatan hunian rumah
menjadi salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran kuman tuberkulosis.
Hal ini sejalan dengan penelitian Kurniasih (2016) bahwa kepadatan hunian,
pengetahuan dan kontak langsung dengan penderita BTA positif ada hubungan
4
saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal
dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini masuk dan berkumpul di dalam paru-paru
akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan
tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar
getah bening. Oleh sebab itu infeksi tuberkulosis dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti : paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang,
kelenjar getah bening, dan lain- lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
penularan. Kasus TB di dunia diperkirakan sebanyak 9 juta orang sakit dan 1,5
juta meninggal akibat penyakit ini. Estimasi 550.000 anak menderita penyakit TB
dan 80.000 anak HIV-negatif meninggal karena TB. Penuruan kasus TB paru
perlu diapresiasi di dunia dengan diagnosis dini dan kepatuhan berobat TB.
Tingkat kematian TB turun 45% antara tahun 1990 dan 2013. Sejak tahun 2000
yang memiliki penderita TB BTA positif terbanyak yaitu Jawa Barat sebesar
5
31.231 orang, Jawa Timur sebesar 23.486 orang, Jawa Tengah sebesar 19.721
orang, Sumatra Utara sebesar 16.955 orang, Banten sebesar 7.978 orang dari
mengalami kenaikan dalam 2 tahun terakhir. Pada tahun 2014 ada sebesar 6.923
kasus, dimana 5.101 diantarannya penderita TB BTA positif dengan CNR (case
notificasion rate) kasus baru TB BTA positif sebesar 63 per 100.000 penduduk.
Terjadi peningkatan kasus pada tahun 2015 adalah sebesar 8.211 kasus, dimana
5.724 diantaranya penderita TB BTA positif dengan CNR (case notification rate)
kasus baru TB BTA positif sebesar 70 per 100.000 penduduk (Profil Dinkes
Provinsi Lampung, 2014-2015). CNR kasus baru atau angka insiden TB Provinsi
Lampung masih belum bisa mencapai target nasional yang ditetapkan yaitu
Lampung Tahun 2015 yaitu Bandar Lampung 0,10%, Lampung Selatan 0,09%,
Tanggamus 0,06%, Lampung Utara 0,05%. Melihat dari persentase tersebut Kota
Bandar Lampung lah yang tertinggi dari beberapa wilayah di Provinsi Lampung.
Angka penemuan TB BTA positif di Bandar Lampung tahun 2014 yaitu Panjang
0,14%, Kebon Jahe 0,09% Beringin Raya 0.05%. Tren TB BTA positif di
Puskesmas Panjang tahun 2015 (0,11%), tahun 2016 (0,27%), tahun 2017
permanen sebanyak 1.066 rumah, semi permanen sebanyak 5.302 dan rumah non
permanen sebanyak 2.775. Baru sebagian kecil dari rumah yang dibina/diperiksa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Batti, dkk (2013), bahwa
hasil kepadatan hunian (p : 0,000 POR : 10) dan kelembapan (p : 0,009 POR :
2,9). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2017) yang
dengan hasil kepadatan hunian (p: 0,000 POR : 10,921) , kelembaban (p: 0,009
POR:2,9), ventilasi (p: 0,000 OR: 12,667) dan pencahayaan (p: 0,000 OR:
16,152).
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan, dari 10 rumah yang ada di
syarat (< 40% atau > 60%) dan 7 rumah memiliki suhu udara yang tidak
banyaknya rumah tidak memenuhi syarat rumah sehat. Sehingga, dalam penelitian
paru diwilayah kerja Puskesmas Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2018.
7
mata rantai penularan penyakit agar masyarakat hidup sehat. Penyakit TB paru
adalah suatu penyakit infeksi yang antara lain disebabkan karena faktor
Kondisi kualitas lingkungan fisik rumah merupakan salah satu faktor resiko
Tahun 2014 ditemukan sebanyak 108 kasus TB Paru positif, dimana sebanyak 76
bawah target nasional yaitu 63,6 % di mana target nasional adalah 80% dari
lingkungan di puskesmas panjang tahun 2016 bahwa dari 9.158 rumah yang ada
diwilayah Kecamatan Panjang hanya 1.066 rumah yang dibina atau diperiksa
suhu rumah dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Panjang Kota
Tahun 2018.
Tahun 2018.
1. Tenaga Kesehatan
2. Masyarakat
TB paru.
2018 di wilayah kerja Puskesmas Panjang. subjek pada penelitian ini adalah
pasien yang melakukan uji sputum (dahak) yang telah didiagnosis dokter di
Puskesmas Panjang Kota Bandar Lampung pada bulan Januari - Desember tahun
2017 dengan cara melakukan observasi dan menggunakan alat ukur. Data yang