PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penderita tuberculosis adalah usia produktif (15-55 tahun). Hal ini menyebabkan
kesehatan yang buruk diantara jutaan orang setiap tahun dan menjadi
penyebab utama kedua kematian dari penyakit menular di seluruh dunia, setelah
Syndrome). Pada tahun 2014 terdapat 9.6 juta orang didiagnosa sebagai
penderita tuberculosis kasus baru, yaitu sekitar 58%, terdapat di Asia Tenggara
ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberculosis paru. Pada
waktu butir- butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang sehat
tuberculosis baru.
berada pada peringkat lima dunia penderita TB paru terbanyak setelah India,
China, Afrika Selatan, dan Nigeria. Peringkat ini mengalami penurunan dibanding
Menurut WHO (2012), di Indonesia setiap tahun 540 kasus baru dengan
kematian 120 penderita dengan tuberculosis positif pada dahaknya. Kejadian kasus
tuberculosis paru yang tinggi ini banyak terjadi pada kelompok social ekonomi
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kepadatan hunian
tenaga kesehatan tahun 2013 adalah 0,4%. Lima provinsi dengan tuberculosis paru
tetinggi adalah Jawa Barat (0,7%), Papua (0,6%) DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo
(0,5%), Banten (0,4%), dan Papua Barat (0,4%). Proporsi penduduk dengan
gejala tuberculosis paru batuk < 2 minggu sebesar 3,9% dan batuk darah
(Riskesdas 2013).
penurunan dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2012 (61%) turun menjadi (60%)
pada tahun 2013 dan tahun 2014 menjadi (46%). Di Jawa Barat sendiri pada
tahun 2014 ditemukan kasus TB paru 141 ksus/100.000 penduduk (Pusat data dan
tuberculosis adalah sebesar 62.225 penderita pada tahun 2012 (Depkes RI,
penderita tuberculosis yang telah di diagnosa secara klinis maupun dari hasil
paru dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka. Meskipun 76%
bahwa TB paru dapat disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang dapat
menyebutkan dua tanda dan gejala utama TB paru. Cara penularan TB paru
dipahami oleh 51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa tersedia
obat TB paru gratis (Depkes 2011). Dari hasil survey tersebut menunjukan
bahwa masih ada keluarga yang belum memiliki pengetahuan yang cukup
antara pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, kepadatan hunian rumah dan luas
Tarab, Kabupaten Tanah Dasar Provinsi Sumatera Barat “.Hasil penelitian ini
tuberculosis relatif cukup baik ,sikap masyarakat masih kurang peduli terhadap
kesehatan masih kurang, karena mereka malu dan takut divonis menderita
tuberculosis.
semua penderita dalam masyarakat (Indan Entjang 2000). Adapun juga upaya
pencegahan yaitu pencahayaan rumah yang baik menutup mulut saat batuk, tidak
(WHO).
Pendidikan berpengaruh terhadap kejadian tuberculosis paru pada
semakin ringan.
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit (Agent), pejamu (Host), dan
lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar host baik benda mati,
benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi
Cianjur relative tinggi tapi mengalami penurunan angka kejadian TB paru pada dua
tahun terakhir, pada tahun 2013 ditemukan 1.406 orang penderita TB paru. Pada
tahun 2014 1.186 orang dan tahun 2015 ditemukan 1.237 orang penderita TB
Berdasarkan data pada table 1.1 dari 45 Puskesmas di wilayah kota Cianjur,
BTA+ 62 orang, berdasarkan data dari Puskesmas Sukasari tahun 2015 dilaporkan
angka penderita TB paru meningkat pada satu tahun terakhir seperti yang tertera
pada table 1.1 yaitu 40 orang menjadi 62 .orang di tahun 2015. Namun dari data
Sirnagalih, yaitu sebanyak 12 orang di tahun 2014 dan 17 orang di tahun 2015.
1 Puskesmas Cibeber 80
2 Puskesmas Warung Kondang 64
3 Puskesmas Sukasari 62
4 Puskesmas Cikalong Kulon 59
5 Puskesmas Sukaluyu 56
1. 2013 29
2. 2014 40
3. 2015 62
pendahuluan pada tanggal 13-14 Desember 2016 pada penderita TB paru, dengan
pendidikan 6 orang responde dengan pendidikan rendah (SD dan SMP), dan 2
tidak akan tertular penyakit TB paru, responden juga mengatakan bahwa saat bersin
dan batuk tidak menutup mulutnya, dan masih ada masyarakat yang membuang
ludah atau dahak disembarang tempat 4 orang memperhatikan pada saat bersin dan
dapatkan 7 orang responden dengan perialku buruk makan satu wadah dengan
B. Rumusan Masalah
1.Tujuan Umum
yang berpengaruh terhadap kejadian tuberculosis paru pada pasien rawat jalan
di Puskesmas Sukasari.
2.Tujuan Khusus
rawat jalan.
jalan.
rawat jalan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis