A. Latar Belakang
ditularkan melalui udara (droplet nuclei) terutama pada saat batuk atau bersin
(Marni, 2014). Penderita tuberkulosis akan mengalami tanda dan gejala seperti
makan, batuk, sputum berdarah, nyeri dada, sesak napas (Fachmi, 2004 dalam
Mardiono, 2013). Tuberkulosis paru sering dijuluki the great imitator, yaitu
suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang
juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah klien
(2011) penderita TB di dunia sekitar 12 juta atau 178 per 100.000 dan setiap
tahunnya ditemukan 8,5 juta dengan kematian sekitar 1,1 juta (Nizar, 2017).
Data terbaru yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) pada tahun
2015 dalam Global TB Report 2015, menunjukkan bahwa pada tahun 2014,
terdapat ± 9,6 juta terdeteksi kasus baru TB dimana 58% dari kasus tersebut
2
berasal dari negara‐negara di kawasan Asia Tenggara dan negara‐negara di
India dan China. Menurut WHO dalam Global TB Report 2015, prevalensi TB
berdasarkan penemuan kasus baru, hasil CDR pada tahun 2014 yaitu 46% atau
turun dari 60% dari CDR tahun 2013. Berdasarkan aturan terbaru CDR saat ini
telah diganti dengan Case Notification Rate (CNR) yaitu laporan seluruh kasus
positif di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2006 terdapat 231.645 kasus,
meningkat pada tahun 2007 sebanyak 232.358 kasus dan pada tahun 2008
sebanyak 228.485 kasus (Depkes RI, 2009). Menurut laporan Riskesdas 2007
tuberkulosis paru yang tercatat di Jawa Tengah, sebesar 61,09%. Hal ini
3
menunjukkan bahwa sebagian besar penemuan kasus baru tuberkulosis paru di
kab/kota adalah kasus baru tuberkulosis paru BTA positif daripada kasus baru
TB BTA Negatif dengan Rontgen Positif. Data ini juga menunjukkan prioritas
diobati sudah baik. CNR untuk semua kasus sebesar 89,01 per 100.000
Tengah mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2013 sebesar 114 per
pentingnya berobat secara teratur sesuai dengan jadwal sampai sembuh. Inilah
Selain itu, usaha pencegahan dan menemukan penderita secara aktif seharusnya
(Muttaqin, 2008).
masuk melewati jalan napas kemudian melekat pada paru sehingga terjadi
4
Batuk efektif adalah aktivitas perawat untuk membersihkan sekresi pada
merupakan suatu metode batuk yang benar, dimana klien dapat menghemat
energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara
contoh penempatan tangan di bawah garis tulang iga dan instruksikan menarik
napas secara perlahan sampai pengembangan dada tercapai setelah itu tahan
napas selama 3 detik dan hembuskan napas secara perlahan sampai kontraksi
maksimal dada tercapai melalui mulut. Saat sekresi terdengar, setelah itu
secret pada jalan nafas serta mampu mengatasi sesak nafas, sebagian besar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembelajaran
5
1. Agar Mahasiswa/I mampu mengerti konsep dasar medik dari gangguan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
A. Konsep Dasar Teori Tuberkulosis (TB)
1. Defenisi
tertua dan masih menjadi salah satu penyebab terbesar kematian karena-infeksi
kurang 100 juta orang diseluruh dunia. Saat ini TB menyebabkan sekitar 2-3
tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi
sejenis kuman yang berbentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-
0,6 mm, kuman ini berstruktur atas lipid (lemak) dan membuat kuman lebih
tahan lama terhadap berbagai gangguan fisik, kimia dan juga asam
(Ardiansyah, 2012)
ditularkan melalui udara (droplet nuclei) terutama pada saat batuk atau bersin
(Marni, 2014).
2. Etiologi
tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan
7
sinar ultraviolet. Ada 2 macam Mycobacterium tuberculosis yaitu tipe human
dan tipe bovin. Basil tipe human isa berada di bercak ludah (droplet) di udara
yang berasal dari penderita TB terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TB ini
1. Demam 40-41oC
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
5. Malaise
6. Keringat malam
9. Pada anak :
minggu.
4. Patofisiologi
berbeda. Penyakit paru biasanya muncul, tetapi infeksi dapat terjadi pada
8
daerah lain, meliputi meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe. Tampaknya
pasien TB batuk, inti droplet terdapat diudara dan diisap orang lain. Sebagai
dan mencapai alveoli. Pada keadaan ini dapat dikatakan bahwa pasien
dan disebarkan dari paru melalui hematogen dan sistem limfa ke suluruh tubuh.
Setelah itu organisme dikenali oleh sel T dan reaksi kekebalan spesifik mulai
periode laten selama beberapa bulan sampai beberapan tahun. Selama keadaan
laten, organisme hidup tapi tidak berproduksi dan meskipun tidak sakit,
1. Penatalaksanaan Medis
Siswa-siswi pesantren.
9
Pemeriksaan rontgen thoraks
Pemeriksaan CT Scan
dll)
a. Kategori I
10
dengan gangguan neurologis, dan penderita dengan sputum negative
b. Kategori II
fase lanjutan bila setelah 3 bulan sputum masih tetepa positif, maka
lanjutan.
c. Kategori III
kelainan parunya tidak luas dan kasusu TB di luar paru selain yang
- 2 HRZ/6 HE
- 2 HRZ/4 HR
- 2 HRZ/4 H3R3
d. Kategori IV
11
kecil sekali. Untuk Negara kurang mampu dari segi kesehatan
dsb.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
rumah sakit.
bervariasi mulai dari jarang sekali sampai sering atau hamper setiap hari.
Variasi lainya adalah jumlah darah yang dibatukkan ke luar mulai dari
sangat sedikit (berupa garis darah pada sputum) sampai banyak sekali
arteri yang terkena, batuk darah akan jauh lebih hebat dari vena. Cabang
arteri pulmonalis, bila terkena, akan jauh lebih berbahaya dari cabang arteri
12
Proses nekrosis dapat meluas secara langsung (percontinuitatum) ke
c. TB Larings
TB larings.
d. Pleuritis Eksudatif
e. Pnemotoraks
13
cairan eksudat pada pleuritis eksudatif, terjadilah empiema atau disebutt
pula piotoraks.
g. Abses Paru
h. Cor Pulmonale
Semakin parah destruks paru dan makin luas proses fibrotik di paru
meningkat. Resistensi ini akan menjadi beban bagi jantung kanan, sehingga
akan terjadi hepertrofi dan kalau ini berlanjut terus, akan terjadi pula
dilatasi ventrikel kanan dan berakhir dengan payah jantung kanan. Kelainan
1. Pengkajian
14
a. Biodata
1) Identitas Pasien
pekerjaan.
1) Keluhan Utama
yaitu :
- Batuk
- Batuk Darah
15
- Sesak Napas
lain.
- Nyeri Dada
terkena TB.
- Demam
terkena TB.
16
Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama.
antara batuk dsarah dan muntah darah, karena pada keadaan klinis,
diabetes mellitus.
17
keluarga lainnya sebagai faktor predisposisi penularan di dalam
rumah.
5) Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
matahari kurang.
6) Pemeriksaan Fisik
tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu dinilai secara umum tentang
18
nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu
b. B1 (Breathing)
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
lapang paru.
d) Auskultasi
c. B2 (Blood)
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
19
Batas jantung mengalami pergeseran pada TB paru dengan
d. B3 (Brain)
e. B4 (Bladder)
Rifampisin.
f. B5 (Bowel)
g. B6 (Bone)
teratur.
BAB III
TINJAUAN KASUS
20
A. Pengkajian Lengkap
1. Biodata/Data Biografi
Pasien
Nama : Ny. D
Umur : 44 tahun
No. RM :-
Nama : Tn. S
Umur : 22 tahun
Pendidikan : D3
21
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Riwayat Kesehatan
Pasien masuk melalui IGD Rumah Sakit Murni Teguh pada hari minggu
pasien batuk berdarah sejak 2 minggu yang lalu, pasien sesak nafas sejak 4
hari yang lalu, TD: 100/70 mmHg, HR: 98x/menit, RR: 26x/menit, Suhu:
37,5°C.
Saat dilakukan pengkajian pada hari senin tanggal 14 oktober 2019 hari
bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien dengan alasan setelah pasien
22
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang tinggal serumah
23
melakukan kegiatan
serta aktivitas sendiri.
Pekerjaan suami
sebagai petani.
Pola Kognitif keluarga pasien pasien dapat menjawab
Perseptual
mengatakan pasien pertanyaan dari
dapat berbicara lancar, perawat, pasien dapat
menonton TV, mengikuti instruksi dari
mendengarkan musik perawat
dan dapat
mengidentifikasi bau
24
dirinya adalah seorang Harga diri :
ibu dan nenek bagi Pasien mengatakan
cucunya merasa senang karena
Harga diri : keluarga
Pasien mengatakan menyayanginya dan
merasa senang karena memperhatikannya
keluarga
menyayanginya dan
memperhatikannya
Pola Hubungan Peran Pasien mengatakan Pasien mengatakan
memiliki hubungan tetap memiliki
yang harmonis dengan hubungan yang baik
semua anggota dengan keluarga, warga
keluarganya, dan baik sekitar rumahnya
dengan warga sekitar maupun dengan pasien
tempat tinggalnya yang satu ruang
dengannya.
25
g/dl, Globulin= 4.6 g/dl,
Hb= 11.5 g/dl,
Leukosit= 10.440
mg/dl, Trombosit =
481.000 g/dl
Pada pemeriksaan
radiologi paru (foto
thorax ) didapatkan
hasil bahwa terdapat
fibro infiltrat pada paru
kanan, kesan : TB Paru
Terapi Pengobatan - Terapi pengobatan pada
Ny. D diberikan cairan
Nacl 8jam/kolf,
Ceftriaxon 1x2gr,
Levoplolaxin 1x750,
Ranitidin 2x1,
Dexametason 3x2, Vit
B6 1x1, Combivent
3x1, Drip vascon
2,1cc/jam, terapi OAT
R/H/Z/E=450/300/1000
/750mg/dl
f. Pemeriksaan Fisik
b) Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
HR : 94x/i
RR : 27x/i
26
S : 37,8°C
2) Kepala
3) Wajah
4) Mata
5) Hidung
hidung simetris, tampak bersih, pernapasan cuping hidung (-), lesi (-).
6) Mulut
7) Leher :
8) Dada
9) Abdomen
10) Ekstremitas
27
Pada ekstremitas kiri atas terpasang IVFD NaCl, ekstremitas atas
B. Analisa Data
28
sesak napas
- Pasien mengatakan
suara napas grok-grok
Do :
- Auskultasi paru
terdengar bunyi ronchi
diparu-paru kanan
- Sputum kental
- Hasil foto thorax
menunjukkan infiltrasi
fibrio pada area paru
kanan
- TD : 110/80 mmHg
- N : 90x/menit
- S : 36,5°C
- RR : 26x/menit
Ds : Faktor biologis Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan (pusing,mual) nutrisi kurang dari
tidak nafsu makan kebutuhan
- Pasien mengatakan
berat badan turun 4 kg
- Pasien mengatakan
tidak suka makanan
rumah sakit
- Pasien mengatakan
cegukan, batuk, dan
mual
Do :
- Pasien terlihat lemas
- BB 42 kg (sebelum
masuk rs 46 kg), TB
156cm, IMT 17,28
29
kurus (kurang BB
tingkat ringan)
- HB 8,9 g/dl,
Hemaktokrit 27,7%,
Leukosit 10,98 10^3/U
- Trombosit 523
10^3/UL
- rambut beruban,
mukosa lembab, mata
bersih
- makan 3x sehari
( bubur, sayur, lauk
pauk, air putih, sari
kacang hijau) ½ porsi
habis
Ds : Halangan lingkungan : Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan (lingkungan yang tidak
tidak dapat tidur dikenal )
nyenyak
- Pasien mengatakn
batuk dimalam hari dan
sering cegukan dan
berkeringat
- Pasien mengatakan
tidak nyaman dengan
lingkungan rumah sakit
- Pasien mengatakan
tidur malam hanya 4
jam paling lama dan 1
jam untuk tidur siang
Do :
30
- Pasien tampak lemas
- Pasien sering terbangun
pada malam hari
- Pola tidur siang ±1jam
- Pola tidur malam
±4jam
C. Prioritas Masalah
31
sekresi atau kepatenan jalan napas - Buang secret dengan
obstruksi dari - Kemudahan dalam memotivasi pasien
saluran nafas untuk bernapas untuk melakukan
mempertahankan - RR 16-24x/menit batuk atau menyedot
bersihan jalan - Mampu mengeluarkan secret.
nafas sputum atau mampu - Lakukan tindakan
Batasan melakukan batuk efektif bronkoskopi bila
Karaktristik: - Suara nafas bersih/ tidak dipelukan
1. Batuk yang ada ronchi - Intruksikan bagaimana
tidak efekttif - Menunjukkan jalan napas cara batuk efektif yang
2. Dyspneu yang paten benar.
3. Gelisah - Auskultasi suara nafas
4. Kesulitan - Kolaborasi dengan tim
bernafas medis
5. Perubahan - Lakukan pemeriksaan
frekuensi TCM (Basil kuman
pernafasan tahan asam) untuk
6. Sputum dalam menentukan TB aktif
jumlah yang atau tidak.
berlebihan
7. Suara Nafas Monitor Pernafasan
tambahan - Monitor
Faktor yang kecepatan,irama,
berhubungan : kedalaman dan
1. Perokok kesulitan bernafas
2. Terpajan asap - Catat pergerakan dada,
Obsruksi jalan nafas catat
: ketidaksimetrisan,peng
1. Adanya benda gunaan otot bantu
asing dalam jalan pernafasan dan
napas retraksiotot
2. Eksudat/secret - Monitor
32
dalam alveoli frekuensi/polas napas
3. Mucus - Kaji perlunya
berlebihan penyedotan pada jalan
4. Spasme jalan nafas dengan
napas. auskultasi suara nafas
ronki di paru
- Berikan bantuan terapi
nafas /bronkodilatoe
jika diperlukan
(misalnya nebulizer)
2. Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan NIC :
keperawatan selama 3x24 Manajemen nutrisi
an nutrisi kurang
jam diharapkan nutrisi - Kaji adanya alergi
dari kebutuhan
terpenuhi dengan kriteria makanan
berhubungan hasil : - Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
dengan faktor
NOC : jumlah kalori dan
biologis (pusing,
Status nutrisi : asupan nutrisi yang
mual) makanan dan cairan dibutuhkan pasien
Status nutrisi : asupan - Anjurkan pasien untuk
Defenisi :
nutrisi meningkatkan protein
Intake nutrisi tidak
- Nafsu makan meningkat dan vitamin C
cukup untuk - Tidak terjadi penurunan - Yakinkan diet yang
BB yang berarti dimakan mengandung
keperluan
- Menghabiskan porsi tinggi serat untuk
metabolisme tubuh
makan yang disedikans mencegah konstipasi
Batasan - Berikan informasi
tentang kebutuhan
Karakteristik :
nutrisi
- Berat badan 20 %
Nutrition Monitoring
atau lebih di - BB pasien dalam batas
normal
bawah ideal
33
- Kehilangan BB - Monitor adanya
penurunan berat badan
dengan makanan
- Monitor lingkungan
cukup
selama makan
- Membran mukosa - Jadwalkan
pengobatan dan
dan konjungtiva
tindakan tidak selama
pucat
jam makan
- Keengganan untuk - Monitor turgor kulit
- Monitor mual dan
makan
muntah
- Kurang berminat
- Monitor kadar
terhadap makanan albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
- Kehilangan rambut
- Monitor makanan
yang cukup banyak
kesukaan
(rontok) - Monitor pucat,
kemerahan, dan
Faktor yang
kekeringan jaringan
berhubungan :
konjungtiva
Ketidamampuan - Identifikasikan adanya
alergi atau toleransi
makanan
makan yang dimiliki
berhubungan
pasien
dengan faktor - Anjurkan pasien untuk
bedrest
biologis (mual),
- Anjurkan pasien untuk
psikologis, atau makan-makan porsi
sedikit tapi sering
ekonomi.
- Berikan larutan gula
saat pasien mual dan
muntah
34
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan NIC :
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 Peningkatan tidur
halangan jam diharapkan pola tidur Manajemen
lingkungan: adekuat dengan kriteria lingkungan
(lingkungan yang
hasil : - Monitor pola tidur dan
tidak dikenal)
NOC : jumlah jam tidur
Kelelahan : efek - Berikan musik pilihan
yang menganggu untuk di dengarkan
Tingkat kelelahan saat akan tidur
- Jumlah jam tidur dalam - Anjurkan pasien untuk
batas normal 6-8jam/hari menghindari makan
- Pola tidur, kualitas dalam dan minum yang
batas normal menganggu tidur
- Perasaan segar sesudah - Anjurkan keluarga
tidur atau istirahat membatasi kunjungan
- Anjurkan memakai
kaos kaki
E. Implementasi Keperawatan
35
O : Pasien tampak tenang dan
lemas
TD : 110/80 mmHg
HR : 94 x/i
RR : 26 x/i
S : 36,5ºC
- Mengkaji Pernapasan
S : - Pasien mengatakan batuk
berdahak susah keluar
-Pasien mengatakan sesak
nafas, Suara napas grok-grok
O : -Pasien tampak tenang dan
lemas
-irama nafas tidak teratur
-Terdengar bunyi ronchi
-RR: 26x/menit
2 - Mengukur Keadaan umum - Ku : Lemah
- Mengukur kesadaran - Kesadaran : Conmpos mentis
- Mengukur kekuatan otot - GCS : E4M6V5
36
- Mengidentifikasi adanya S: Pasien mengatakan tidak
alergi atau toleransi alergi terhadap makanan
makanan
apapun
O: Pasien tampak tenang dan
lemas
3 - Mengukur Keadaan umum - Ku : Lemah
- Mengukur kesadaran - Kesadaran : Conmpos mentis
- Mengukur kekuatan otot - GCS : E4M6V5
37
O : -Pasien tampak tenang dan
lemas
- Menganjurkan pasien
S : pasien mengatakan selama di
banyak minum air putih
RS hanya baru 1 kali BAB
hangat
O : Pasien tampak kwatir
38
S: -Pasien mengatakan bersedia
- Mengidentifikasi adanya minum air putih
alergi atau toleransi
hangat,cegukan berkurang
makanan
O: Pasien tampak tenang
3 - Mengukur Keadaan umum - Ku : Lemah
- Mengukur kesadaran - Kesadaran : Conmpos mentis
- Mengukur kekuatan otot - GCS : E4M6V5
39
grok
O : -Pasien tampak tenang dan
lemas irama nafas teratur
RR : 24x/menit
Dahak keluar putih kental
pasien bersedia
O: Pasien tampak nyaman dengan
suasana tenang
F. Evaluasi Keperawatan
40
-Pasien mengatakan -Pasien mengatakan O: -KU Cukup/Sedang,
sesak napas, suara sesak menjadi Kesadaran CM,
napas berkurang serta secret GCSE4M6V5
grok-grok -Terpang O2 nasal
dapat dikeluarkan
O: -KU: Lemah, Kesadaran kanul 2 Lpm
O: -KU lemah, Kesadaran
CM, GCS E4M6V5 -Sekret tampak
CM, GCS E4M6V5
-Irama napas tidak teratur berkurang
-Terpasang O2 dengan
-terdengar suara napas TD : 120/80 mmHg
ronchi
nasal kanul 2 Lpm N : 80 x/i
-Pasien tampak tenang -Pasien tampak nyaman RR : 24 x/i
dan lemas dengan posisi semi S : 36,5ºC
TD : 120/90 mmHg fowler A: Masalah bersihan jalan
N : 80x/menit -Pasien terlihat dapat napas belum teratasi
S : 36,4ºC melakukan batuk P : Lanjutkan Intervensi
RR : 26x/menit efektif dengan cara -Berikan nebulizer/8
A: masalah teratasi sebagian jam
yang benar
P: Lanjutkan intervensi -lakukan batuk efektif
-Sekret belum keluar
-Memposisikan pasien -Monitor aliran O2
maksimal, sedikit
(semi fowler) -Monitor TTV
A: Masalah bersihan jalan
-Anjurkan minum air
hangat napas belum teratasi
41
suka makanan RS -Pasien mengatakan nafsu tenang
–Pasin mengatakan makan kembali karena -Pasien mengatakan
batuk,cegukan,mual dibuatkan snack nafsu makan kembali
-paien mengatakan tidak -pasien mengatakan hari ini sedikit-sedikit
alergi dengan makanan belum BAB O: Pasien tampak tenang
apapun O: -Pasien tampak tenang A: Masalah teratasi
-pasien mengatakan hanya -Pasien tampak memakan Sebagian
1 kali BAB di RS snack P: Lanjutkan intervensi
O: -Pasien lemas -Pasien tampak -monitor TTV
-BB: 42kg (sebelum memakan makanan -Kolaborasi dengan tim
masuk RS 46kg) rumah sakit medis
-Turgor kulit buruk sedikit-sedikit
-pasien tampak
-Kolaborasi pemberian
menghabis ½ porsi
dulcolax masuk per oral
makanan
A: Masalah teratasi
-pasien terlihat kwatir
sebagian
karena konstipasi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
42
P: Lanjutkan intervensi P: Lanjutkan intervensi
-Berikan musik pilihan -Anjurkan keluarga
membatasi kunjungan
-Ciptakan lingkungan yang
nyaman
-Kolaborasi dengan tim
medis
43
BAB IV
A. Kesimpulan
Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Murni Teguh maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang ditemukan pada pasien adalah pasien batuk berdahak,
dahak susah keluar, suara napas terdengan bunyi ronchi, mengalami sesak napas,
hasil foto thorax menunjukkan infiltrasi lesi pada area paru kanan atas, tidak nafsu
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
respirasi, monitor TTV, mengatur posisi semi fowler, anjurkan minum air putih
hangat yang banyak 1-2 liter/hari, ajarkan batuk efektif, kolaborasi dengan dokter.
44
4. Tindakan/Implementasi Keperawatan
Murni Teguh telah sesuai dengan intervensi yang di buat mengkaji respirasi,
monitor TTV, mengatur posisi semi fowler, anjurkan minum air putih hangat yang
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah penulis melakukan evaluasi selam 3x24 jam diharapkan hasil masalah
keperawatan yang pertama pada pasien ketidak efektifan bersihan jalan napas
teratasi sebagian.
B. Saran
Tuberkulosis Paru penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif
hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun dengan pasien, sehingga
45
2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat
Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan keterampilan yang baik
dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan yang lain dalam memberikan
agar tercipta perawat yang professional, terapil, inovatif, aktif, dan bermutu yang
etik keperawatan.
4. Bagi pasien
46