S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAFASAN : TUBERCULOSIS PARU DI
RUANG SAKURA RSD dr.SOEBANDI
JEMBER
oleh:
Laely Anggraeni, S. Kep
NIM 182311101138
PENGKAJIAN KEPERAWATAM
I. Identitas Klien
Nama : Ny. S No. RM : 00000789xxx
Umur : 37 Tahun Pekerjaan : IRT
Jenis : Perempuan Status : Menikah
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 08 April 2019
pukul 12.15 WIB
Pendidikan : SMA Tanggal : 08 April 2019
Pengkajian pukul 16.10 WIB
Genogram:
Keterangan
: Perempuan : Keturunan
: Pasien : Menikah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Sebelum MRS:
Pasien dan keluarga memperhatikan kondisi kesehatannya. Menurut pasien
sehat adalah ketika dapat bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya dan dapat beraktivitas dengan normal sehingga tidak menjadi
beban keluarga. Apabila merasa sakit pasien dan keluarga memeriksakan
kondisinya ke pelayanan kesehatan.
Setelah MRS:
Pasien sekarang menyadari keadaannya saat ini. Pasien merasa kondisi
kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga. Menurut pasien sakit
merupakan sesuatu yang dapat mengganggu segala kegiatan dalam hidup
dan kejadian yang dialami pasien ini merupakan kehendak Tuhan Yang
Maha Esa.
- Biomedical sign :
Hemoglobin 7.3 g/dL
LED 47/89 mm/jam
Hematokrit 21.9 %
Trombosit 281.000 U/L
Leukosit 19.900 U/L
SGOT 103 U/L
SGPT 63 U/L
Albumin 2.9 gr/dL
GDA 149 mg/dL
- Clinical Sign :
Pasien tampak lemah, pasien tampak kurus, rambut berwana hitam,
bibir dan mukosa tampak kering, gusi tampak merah muda, kulit
kering,
Setelah MRS:
Kebutuhan energi 2100 kalori/24 jam
Diit tim TKTP
Pasien hanya mampu menghabiskan ½ porsi makan setiap kali
makan
BAB
Kriteria Sebelum MRS Setelah MRS
Frekuensi 1 kali sehari Belum BAB sejak MRS
Konsistensi Padat tetapi tidak keras -
Warna Warna feses khas -
kekuningan
Bau Bau khas amoniak -
Alat bantu Tidak menggunakan -
alat bantu
Kemandirian mandiri -
Balance cairan
Pasien terpasang infus di lengan kiri bawah RL 1500 cc, 20 tpm, habis
dalam tiap 24 jam.
Input: Output :
Infus = 1500 cc UP = 1600 cc
Injeksi = 13 cc Feses = -
Minum = 800 cc (air putih 600 cc, NGT = -
susu 200 cc) Drain = -
WM = (lptx350x24) : 24 = IWL = 2xWM = 2x539 = 1078 cc
(1,54x350x24):24= 539 cc Total = 2678 cc
Total = 2852 cc
Balance cairan = Input – Output
= 2852 - 2678
= +174 cc
4. Pola aktivitas & latihan(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien sebelum sakit merupakan seorang kuli bangunan. Pekerjaan pasien
setiap hari tidak menentu tergantung dari ada tidaknya pekerjaan
bangunan. Setelah mengalami sakit pinggang dan penurunan kemampuan
kaki dalam bergerak pasien hanya dapat terbaring di tempati tidur selama
di rumah.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas dan
keluarga, 3: dibantu alat, 4: mandiri
5. Pola tidur & istirahat(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum MRS:
Pasien dapat istirahat dan tidur dengan nyenyak. Pasien mengatakan dapat
tidur selama 7 jam di malam hari. Pasien terbangun dengan perasaan segar
dan selajutnya pasien bekerja di pagi hari.
Setelah MRS:
Pasien mengatakan hanya dapat berbaring di tempat tidur sehingga
intensitas tidur lebih dari 8 jam dan sehari tetapi tidur tidak nyenyak dan
tidak tenang. Pasien sering terbangun ketika tidur dan ketika bangun tidak
merasa segar. Terkadang pasien terbangun dengan rasa lemas, gelisah dan
tidak merasa segar
.
Interpretasi : ada gangguan pola tidur
Identitas diri :
Pasien menerima dirinya sebagai laki-laki dan tidak ingin mengubah
identitas dirinya. Pasien merupakan seorang suami bagi istrinya dan ayah
bagi anak-anaknya.
Harga diri :
Pasien merasa kasihan pada istrinya yang harus selalu menjaganya selama
di Rumah Sakit. Pasien merasa tidak enak karena tidak mampu bekerja
untuk menafkahi keluarga dan menghabiskan banyak biaya untuk berobat.
Ideal Diri :
Pasien merasa dirinya sudah sehat meskipun keadaannya belum pulih,
pengobatan yang dijalani juga belum tuntas.
Peran Diri :
Pasien merupakan seorang suami bagi istrinya dan merupakan seorang
ayah bagi anak-anaknya. Pasien berperan sebagai kepala keluarga yang
memilki tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya.
Fungsi reproduksi:
Pasien mengatakan fungsi reproduksinya masih berfungsi dengan baik dan
normal.
Setelah MRS:
Pasien merasa tidak bisa menjalankan perannya secara optimal. Pasien
yang memiliki peran sebagai seorang kepala keluarga menjadi tidak bisa
berjalan secara optimal dan hubungan pasien dengan tetangga dan kerabat
juga menjadi terbatas tidak seperti sebelumnya.
Setelah MRS:
Pasien beragama Islma. Pasien merasa tidak mampu menjalankan
kewajibannya untuk menjalankan ibadah shalatnya selama di Rumah
Sakit. Pasien tidak menjalankan ibadah shalat karena merasa dirinya kotor
karena selama di Rumah sakit pasien tidak bisa mandi.
Keadaan umum:
Pasien tampak lemah, kesadaran Compos Mentis, GCS E4V5M6
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 120/70 mm/Hg
- Nadi : 84 x/mnt
- RR : 28 x/mnt
- Suhu : 37.9 oC
2. Mata
Inspeksi: Sklera ikterik (+), pupil isokor 3/3, refleks cahaya +/+,
konjungtiva anemis (+)
Palpasi: tedak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
edema, dan tidak ada perdarahan (otorea), tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga
4. Hidung
Inspeksi : hidung bersih, tidak ada benjolan, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada sekret, tidak ada massa, tidak ada polip, tidak ada
perdarahan (rinorea).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : tidak ada kelainan seperti sumbing, mukosa bibir lembab, gigi
kekuningan, ada bau mulut, gusi berwarna merah muda,tidak terdapat
sariawan, lidah terlihat kotor, pasien tidak menggunakan gigi palsu, pasien
dapat membuka mulut selebar 3 jari.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, tidak
ada distensi vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar ludah dan
kelenjar tiroid
7. Dada
Paru-paru
Inspeksi : dada simetris, RR 30x/menit, tidak tampak lesi dan jejas, tidak
terlihat retraksi otot dada
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa, vocal fremitus teraba
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : bunyi napas vesikuler, tidak ada wheezing dan rochi
Jantung
Inspeksi : dada simetris, tidak tampak jejas
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung
tambahan, tekanan darah = 130/100 mmHg
8. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen simetris, flat, tidak ada luka/jejas, tidak tampak
benjolan abnormal, tidak ada lesi, umbilicus tidak menonjol
Auskultasi : Bising usus (+) 9x/menit
Palpasi: tidak terapat massa atau benjolan
Perkusi: suara timpani pada kuadran kiri atas abdomen
9. Urogenital
Inspeksi: terpasang kateter urine
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi kandung kemih
10. Ekstremitas
Inspeksi: kulit kering, hangat, dan merah, kelemahan untuk melakukan
gerak ada pada ekstremitas bawah, tangan kiri terpasang infus line.
Palpasi: turgor kulit baik, ada nyeri pada ekstremitas bawah, akral hangat,
kering dan merah.
Kekuatan otot:
4444 4444
1111 1111
Keterangan:
0 = tidak teraba tonus otot
1 = teraba tonus otot
2 = teraba tonus otot, dapat melakukan gerakan tapi tidak bisa melawan
grafitasi
3 = teraba tonus otot, dapat melawan grafitasi
4 = teraba tonus otot, dapat melawan grafitasi, dapat menahan sedikit
tahanan
5 = dapat menahan tahanan penuh.
No Jenis terapi Dosis dan rute Indikasi dan Kontra Indikasi Efek samping Implikasi
pemberian keperawatan
1 Cefotaxime 3x1 gram Indikasi: Radang usus besar, diare, Antibiotik untuk
IV Mengatasi infeksi kuman sensitif demam, mual pruritus mengatasi infeksi
cefotaxime (intra abdominal,
kulit, pernafasan, saluran kemih,
meningitis)
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap obat ini
Kontraindikasi:
Gagal ginjal berat, pembekuan
intravaskular aktif, penyakit
tromboemboli
4. Vit.K 3x 2 mg/ ml Indikasi: Cyanosisi, hipotensi, rasa Pencegahan dan
IV Pencegahan dan pengobatan tidak enak pada perut pengobatan
hipoprotombinemia dyspnea hipoprotombinemia
Kontraindikasi:
Hipersensitifitas terhadap obat
ini
5. Ranitidine 2x1 A Indikasi: Muntah, sakit kepala, sakit Menurunkan kadar
50 mg/ 2ml Menurunkan kadar asam perut, sulit menelan, urin asam lambung
IV lambung berlebih keruh berlebih
Kotraindikasi:
Riwayat alergi ranitidine, ibu
yang menyusui, kondisi gagal
ginjal
Kontraindikasi:
Wanita yang sedang
merencanakan kehamilan,
sedang hamil atau menyusui,
disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter sebelum
mengkonsumsi citikolin.
Memiliki gangguan fungsi hati,
ginjal, trauma kepala.
7. Coditam 3x1 tablet Indikasi: Penggunaan dalam waktu Anti nyeri
1 tablet= 30mg Meredakan rasa nyeri berat lama akan mengakibatkan
codein + 500 mg ketergantungan, depresi
paracetamol Kontraindikasi: pernafasan terutama pada
Hipersensitifitas terhadap obat penderita asma, depresi
ini, ibu hamil dan menyusui, jantung dan syok. Mual
penderita alkoholisme akut luka muntah, hipotensi dan
pada kepala. konstipasi.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Fal Ginjal
1.Natrium 131.0 135-155 mmol/L
2.Kalium 3.97 3.5-5.0 mmol/L
3.Chlorida 101.8 90-110 mmol/L
4.Calsium 2.12 2.15-2.57 mmol/L
Gula Darah
Glukosa sewaktu 149 < 200 mg/dL
Pemeriksaan radiologi
Tanggal: 08 April 2019
1.
(b)
Interprestasi:
Gambar a:
Tampak gambaran Tuberculosis paru pada foto thorax
Gambar b:
Tampak gambaran penyempitan pada tulang Lumbal 3
Laely Anggraeni
NIM 182311101138
ANALISA DATA
DO: BB turun
- BB sebelum: 50 kg
- BB saat ini: 45 kg Ketidakseimbangan nutrisi
- BMI = BB/TB2= 45/1,752= kurang dari kebutuhan
14,69 (Kurus) tubuh
- Pasien hanya mampu
menghabiskan ½ porsi
setiap makan
- Konjungtiva anemis (+)
- Balance Kalori
= intake nutrisi-kebutuhan
kalori
= 1050-2100
= -1050 kalori
3. DS: TB.Paru + Anemia Ketidakefektifan
Pasien mengatakan, “merasa perfusi jaringan
lemah dan membutuhkan Darah dalam tubuh rendah perifer
bantuan untuk merubah
posisi” Nutrisi dan O2 ke jaringan
tidak adekuat
DO:
Konjungtiva anemis (+) Ketidakefektifan perfusi
Hemoglobin 7,3 gr/dL jaringan perifer
CRT >2detik
Pasien tampak lemah
4. DS: Microbacterium Hipertermia
Pasien mengeluh badan tuberculosis
terasa panas.
Respon inflamasi
DO:
Suhu tubuh : 37,9 0 C Lekosit meningkat
Lekosit 19,9 109/L
Hipotalamus
Hipertermia
DO:
Pasien tampak lemah dan
pucat
Terlihat lingkaran
kehitaman dibawah mata
Lingkungan sekitar tempat
tidur tidak rapi
DIAGNOSA
5. Kurang pengetahuan
05 Desember 08 Desember
berhubungan dengan
kurang terpaparnya 2016 2016
informasi
INTERVENSI
2. 09 April
2019
18.00 wib a. Memonitor suara nafas S:
tambahan Pasien mengatakan
Respon: sesak berkurang
Mengauskultasi paru. O:
18.15 wib Tidak terdengan suara a. RR 28x/menit
nafas tambahan seperti b. Menggunakan
ronchi atau wheezing otot bantu
b. Memonitor pola nafas pernafasan
Respon: intercosta
Menginspeksi c. Tidak terlihat
pernafasan pasien. pernafasan
Pola nafas reguler, cuping hidung.
takipneu, RR 28x/menit, d. Bibir tidak
menggunakan otot bantu kebiruan (tidak
16.10 wib pernafasan intercosta, sianosis
tidak terlihat pernafasan e. CRT < 2 detik
cuping hidung, bibir f. Tidak ada suara
tidak kebiruan (tidak nafas tambahan
sianosis). g.
16.15 wib Palpasi kuku. CRT < 2 A: Tujuan tercapai
detik sebagian
c. Memberi posisi semi
fowler P: Lanjutkan
Respon: intervensi
Meninggikan tempat
tidur pasien bagian
kepala setinggi 450.
Pasien terlihat setengah
duduk
d. Berkolaborasi dalam
memberikan O2
tambahan.
Respon:
Memberi O2 tambahan
dengan nasal kanul 4
Lpm
Pasien mengatakan
nyaman dengan
pernafasannya.
3. 10 April
2019
12.00 wib a. Memonitor suara nafas S:
tambahan Pasien mengatakan
Respon: tidak sesak
Mengauskultasi paru. O:
Tidak terdengan suara a. RR 24x/menit
nafas tambahan seperti b. Pasien tidak
ronchi atau wheezing terlihat
menggunakan
a. Memonitor pola nafas otot bantu
Respon: pernafasan
Menginspeksi intercosta
pernafasan pasien. c. Tidak terlihat
Pola nafas reguler, pernafasan
takipneu, RR 24x/menit, cuping hidung.
tidak menggunakan otot d. Bibir tidak
bantu pernafasan kebiruan (tidak
intercosta, tidak terlihat sianosis
pernafasan cuping e. CRT < 2 detik
hidung, bibir tidak f. Tidak ada
kebiruan (tidak sianosis). suaran nafas
Palpasi kuku. CRT < 2 tamabhan
detik
A: Tujuan tercapai
P: Intervensi
dihentikan pasien
Pulang paksa
Diagnosa: Hipertermia
TANGGAL/
NO. IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
JAM
1 08 April a. Memonitor tanda-tanda S:
2019 vital Pasien
12.00 wib Respon: mengatakan
09.00 wib Suhu : 37,9 0 C merasa nyaman
b. Mengkaji warna kulit dengan udara
Respon: segar karena
Akral hangat, kering, jendela kamar
09.30 wib kemerahan dibuka.
c. Menjelaskan pada pasien
pentingnya asupan cairan O:
yang cukup dengan Suhu 37,8 0 C
konsumsi cairan Akral hangat,
Respon: kering,
09.45 wib Istri pasien terlihat kemerahan
memberikan air putih 1
gelas pada pasien. A:
08.00 wib d. Mengatur sirkulasi udara Tujuan tercapai
Respon sebagian
Membuka jendela kamar
pasien P:
e. Berkolaborasi dengan tim Intervensi
medis dalam pemberian dilanjutkan
antipiretik
Respon:
Memberikan tablet
coditam pada pasien
2 09 April S:
2019 a. Memonitor tanda- Pasien
18.00 wib tanda vital mengatakan
16.00 wib Respon: merasa nyaman
Suhu : 38 0 C dengan udara
a. Mengkaji warna kulit segar karena
Respon: jendela kamar
16.30 wib Akral hangat, kering, dibuka.
kemerahan
b. Menjelaskan pada pasien O:
pentingnya asupan cairan Suhu 38 0 C
yang cukup dengan Akral hangat,
konsumsi cairan kering,
16.45 wib Respon: kemerahan
Istri pasien terlihat
memberikan air putih 1 A:
15.0 ib gelas pada pasien. Tujuan tercapai
c. Mengatur sirkulasi udara sebagian
Respon
Membuka jendela kamar P:
pasien Intervensi
d. Berkolaborasi dengan tim dilanjutkan
medis dalam pemberian
antipiretik
Respon:
Memberikan tablet coditam
pada pasien
3 10 April a. Memonitor tanda-tanda S:
2019 vital Pasien
12.00 wib Respon: mengatakan
09.00 wib Suhu : 36,9,2 0 C tubuh tidak terasa
b. Mengkaji warna kulit panas lagi
Respon:
Akral hangat, kering,
09.30 wib kemerahan O:
c. Menjelaskan pada pasien Suhu 36,9 0 C
pentingnya asupan cairan Akral hangat,
yang cukup dengan kering,
konsumsi cairan kemerahan
Respon:
09.45 wib Istri pasien terlihat A:
memberikan air putih 1 Tujuan tercapai
gelas pada pasien.
d. Mengatur sirkulasi udara P:
Respon Intervensi
Membuka jendela kamar dihentikan,
pasien pasien meminta
pulang paksa