PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. J No. RM : 138xxx
Umur : 85 tahun Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Janda
Agama : Islam Tanggal MRS : 18-09-2019 Jam 22:00
Pendidikan : SD Tgl Pengkajian : 19-09-2019 Jam 06:00
Alamat : Sumber Jeruk Sumber Informasi : Pasien, keluarga dan
Kalisat Jember Rekam Medis
c. Imunisasi
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengetahui/lupa imunisasi apa saja
yang pernah diberikan
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Ny. J dulu adalah seorang petani tapi sekarang sudah tidak bekerja di sawah
lagi dan digantikan oleh anak-anaknya. Ny J sekarang lebih banyak
beraktifitas dirumah membantu hal-hal kecil yang bisa dikerjakan dirumah
seperti bersih-bersih rumah. Ny J mengatakan bahwa suka makan sayur-
sayuran yang direbus dibanding makan makanan lainnya. Ny J suka meminum
kopi pada pagi hari.
e. Obat-obatan yang digunakan:
Pasien biasanya apabila merasa pusing dan nyeri akan langsung
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas setempat. Pasien jarang membeli
obat-obatan yang dijual di warung
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga dan pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki riwayat penyakit
hipertensi
Genogram
Interpretasi : Indeks masa tubuh pasien 17,7 atau mengalami berat badan
kurang ketika sakit, hal ini dikarenakan asupan nutrisi yang sedikit dan nafsu
makan yang berkurang.
Biomedical Sign:
Hb : 12,0 gr/dL
Leukosit : 7,2/ul
Trombosit : 217/mm2
GDA : 127 mg/dl
Clinical Sign:
Rambut beruban, sedikit berminyak, mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, CRT
< 2 detik, kondisi kulit baik, keadaan umum pasien lemah, kekuatan otot 3/5.
TEE = BEE x FA x FS
= 942,5 x 1,05 x 1,35
= 1335, 99 kkal
Pasien mengalami penurunan nafsu makan saat dirawat dirumah sakit. Makanan
yang disiapkan oleh rumah sakit hanya dimakan sedikit namun frekuensi tetap
3x/hari
Interpretasi : Pasien mengalami penurunan nafsu/ asupan makanan selama di
rumah sakit
Balance cairan:
Input : Output :
- Minum = 1500 ml - Urin = 1cc x kg BB x 24 jam
- Infus NACL = 1000 cc/24 jam = 1cc x 40 x 24 jam
- Injeksi = 324 ml = 960
- Air Metabolisme = BB x 5 - IWL = BB x 15
= 40 x 5 = 40 x 15
= 200 = 600
Status Skor ADL : 12 – status aktivitas harian pasien masuk dalam kategori
ketergantungan ringan. Pasien hanya bisa melakukan kegiatan makan dan minum
secara mandiri
Status Oksigenasi :
Tidak menggunakan selang oksigenasi
Fungsi kardiovaskuler :
Tidak terdapat masalah pada fungsi kardiovaskuler yang dapat mengganggu
aktivitas pasien
Terapi oksigen :
Pasien tidak menggunakan terapi oksigen
Interpretasi: Dilihat dari pola aktivitas harian pasien, kondisi pasien saat ini
dikatakan membutuhkan bantuan dikarenakan kaki dan tangan kiri pasien tidak
bisa digerakkan, beberapa aktivitas membutuhkan bantuan keluarga kecuali dalam
hal makan dan minum pasien melakukan secara mandiri. Aktivitas harian pasien
tidak dipengaruhi oleh status oksigenasi dan fungsi kardiovaskuler
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat dirumah sakit)
Istirahat dan Tidur Saat sebelum sakit Saat sakit di rumah sakit
Durasi 6-8 jam/hari - 3-4 jam/hari
Gangguan tidur Tidak terdapat gangguan Ada gangguan tidur (pusing),
tidur kecuali bangun untuk tidur tidak nyenyak
ke kamar mandi (BAK)
Keadaan bangun Badan segar dan rileks - Pasien merasa lemas dan
tidur mengantuk
Lain-lain - -
Interpretasi : Pasien mengalami gangguan pola tidur dan istirahat selama di rumah
sakit
1. Kepala
Inspeksi : kepala bulat, simetris, rambut beruban, persebaran rambut merata,
rambut sedikit berminyak, tidak tampak benjolan, wajah simetris, terdapat lesi
dipipi sebelah kanan bawah, kulit kepala bersih, tidak ada lesi pada kulit kepala,
rambut bau
Palpasi : tidak teraba benjolan, pasien tidak ada nyeri tekan pada kepala
2. Mata
Inspeksi : simetris, pupil isokor, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal pada kedua mata, tidak ada nyeri tekan
pada mata.
3. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, tampak bersih, warna sama dengan kulit lainnya, tidak
ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada serumen
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal pada kedua telinga, tidak adanya nyeri
tekan pada daerah telinga
4. Hidung
Inspeksi : tidak tampak pernapasan cuping hidung, tulang hidung simetris, lubang
hidung bersih, tidak terdapat luka/lesi, tidak ada hipermukus
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan di bagian hidung
5. Mulut
Inspeksi: mukosa bibir lembab, mulut bersih, lidah berwarna merah, gigi bersih
tidak ada karies gigi, tidak terpasang OGT
Palpasi: tidak ada pembesaran tonsil
6. Leher
Inspeksi : bentuk simetris, tidak lesi, tidak ada benjolan
Palpasi: Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, JVP teraba dan tidak mengalami
peningkatan
7. Dada
• Paru-paru
Inspeksi : Betuk dada normal/simetris, ekspansi baik
Palpasi : Pengembangan paru simetris kanan kiri, tidak ada nyeri tekan &
benjolan
Perkusi : Suara paru sonor
Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan (vesikuler)
• Jantung
Inspeksi : normal/ tidak tampak iktus cordis
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas : ICS 3 linea parasternal sinistra dan dextra,
Batas bawah : ICS 5 linea parasternal dextra dan linea axilaries
anterior sinistra
Batas kanan : ICS 3-5 pada linea parasternal dextra
Batas kiri : ICS 3 linea parasternal sinistra, dan ICS 5 linea
axilaries sinistra
Auskultasi : bunyi jantung s1 & s2 reguler
Payudara dan Ketiak
Bentuk simetris. Tidak terdapat lesi dan massa
Posterior
Bentuk simetris tidak ada hiperpigmentasi, tidak terdapat lesi, tidak ada massa
8. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen normal, tidak ada lesi
V. Terapi
Terapi farmakologis pada pasien CVA antara lain :
1. Ringer Laktat 20 Tpm
2. Ranitidine 2x50 g/ IV
3. Citicolin 2x1000 g/ IV
4. Dexketoprofen 3x50 g/ IV
Deskripsi Terapi
NO Jenis Terapi Farmakodinamik dan Dosis dan Indikasi dan Efek Samping Implikasi
Farmakokinetik Rute Kontraindikasi Keperawatan
Pemberian
1 Ringer Laktat Farmakodinamik Ringer 20 Tpm Indikasi Efek samping yang 1. Atur tetesan
laktat merupakan cairan (IV) Ringer laktat perlu diperhatikan, 2. Observasi
isotonik yang umumnya digunakan antara lain sebagai respon klien
mengandung air dan sebagai cairan hidrasi berikut: 3. Tindakan
elektrolit, digunakan dan elektrolit serta 1 Nyeri dada. pelimpahan
untuk menggantikan sebagai agen 2 Detak jantung tidak wewenang
cairan ekstraseluler yang alkalisator. normal.
hilang. 3 Turunnya TD
Ringer laktat juga Kontrakindikasi 4 Kesulitan bernapas.
merupakan larutan Alergi terhadap 5 Batuk.
kristaloid isotonik yang sodium laktat. Obat ini 6 Bersin-bersin.
terdiri dari natrium laktat, tidak boleh diberikan 7 Ruam kulit.
kalium klorida, dan bersamaan dengan 8 Gatal pada kulit.
kalsium klorida. ceftriaxone pada bayi 9 Sakit kepala.
Farmakokinetik ringer baru lahir (< 28 hari),
laktat relatif sama dengan meskipun diberikan
cairan tubuh. Ringer dari jalur infus yang
laktat dapat menginduksi terpisah. Pemberian
diuresis, tergantung bersamaan dapat
dengan kondisi klinis meningkatkan risiko
pasien. Ringer laktat juga fatal pengendapan
memiliki efek alkali, garam kalsium
dimana ion laktat akan ceftriaxone pada bayi.
- Menghambat mengalami
kemotaksis serangan asma,
- Mengubah aktivitas bronkospasme,
limfosit rinitis akut/polip
- Menurunkan aktivitas nasal, urtikaria/
proinflamasi sitokin edema,
- Menghambat agregasi angioneuratik
netrofil - Wanita hamil &
Karena melewati sawar menyusui
otak maka efek analgesik - Pasien hemoragik
obat ini bersifat sentral diathesis
- Tukak lambung
Farmakokinetik
dexketoprofen berupa
aspek absorbsi, distribusi,
metabolisme dan
eliminasinya
ELEKTROLIT
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 Natrium 133 135-148 Mmol/L
2 Kalium 3.6 3.5-5.3 Mmol/L
3 Chlorida 113 90-110 Mmol/L
Pengambil Data,
ANALISA DATA
DO: Penurunan
perfusi jaringan
- Pasien dibantu saat ke otak
kamar mandi
- Keadaan umum pasien
lemah
Iskemia
- TD 100/60 mmHg
- Nadi 70 x/menit
- Kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah sebelah kiri Defisit neurologi
mengalami hemiparasis
5 3
5 3 Penurunan
kekuatan otot
(hemiparasis)
Hambatan
mobilitas fisik
DO : Adanya
keterbatasan
- Pasien terlihat lemah
untuk bergerak
- Pasien tidak mampu untuk
bergerak dari telentang ke
duduk
- Pasien dibantu mobilisasi Ketidakmampuan
oleh keluarganya diatas untuk berpindah
tempat tidur posisi ditempat
- Kekuatan otot ekstremitas tidur
atas dan bawah sebelah kiri
mengalami hemiparasis
5 3 Hambatan
5 3 mobilitas di
tempat tidur
DO: Penurunan
perfusi jaringan
- Kemampuan toileting otak
pasien dan aktivitas fisik
lainnya membutuhkan
Defisit Perawatan
Diri: Mandi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)
mandi kemampuan
2. Mengambil alat 3 V 4. Ajarkan keluarga untuk mendukung
mandi kemandirian dengan membantu
3. Mencuci wajah 3 V hanya ketika pasien tidak mampu
4. Mengeringkan 3 V
melakukannya.
badan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO NO DX PARAF &
TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP NAMA
Kamis, 19 September 2019
1 1 06:00 1. Memonitor tanda-tanda vital pasien 1. TD : 100/60 mmHg, N= 70x/menit,
06:05 2. Menentukan batasan pergerakan S= 36,5 0 C, RR= 20 x/menit, K.U
sendi dan efeknya terhadap fungsi lemah, kekuatan otot ekstremitas AW
sendi kiri 3/5
06:10 3. Melakukan latihan ROM aktif dan ROM 2. Pasien hanya bisa melakukan
pasif sesuai indikasi pergerakan pada ekstremitas
06:20 4. Menjelaskan pada pasien atau sebelah kanan, ektremitas sebelah
keluarga manfaat dan tujuan latihan kiri mengalami hemiparasis
06:25 melakukan latihan sendi 3. Pasien dapat melakukan ROM pasif
5. Berkolaborasi dengan ahli terapi fisik dengan nyaman
dalam mengembangkan dan 4. Pasien dan keluarga mengerti
menerapkan sebuah program latihan manfaat dan tujuan dilakukannya
latihan sendi
5. Pasien mendapat latihan ROM
setiap harinya pada pagi hari
dengan baik
4. Pasien mendapatkan injeksi obat-
obatan seperti citicolin, ranitidin
dan dexketoprofen
Jum’at, 20 2 S:
September - Pasien mengatakan badan
2019 pukul terasa enak setelah AW
06:30 dilakukan kegiatan mika
miki serta dari berbaring
ke duduk dan sebaliknya
- Keluarga pasien
mengatakan hanya
membantu ketika pasien
tidak mampu
melakukannya
O : Nadi 74 x/menit; TD 110/70
mmHg, Pasien terlihat baik,
perubahan posisi dibantu
minimal oleh keluarga
A : Perencanaan efektif
P : Lanjutkan intervensi: no
1,2,3,4
Jum’at, 20 3 S : Pasien mengatakan masih
September takut untuk ke kamar mandi
2019 pukul karena kakinya lemah AW
08:05 O : Nadi 74 x/menit; TD 110/70
mmHg, Pasien terlihat baik,
pasien terlihat bersih dan
segar, pasien menggunakan
baju yang berbeda dengan
hari kemarin
A : Perencanaan efektif
P : Lanjutkan intervensi : no
1,2,3,4
3 Sabtu, 21 1 S :
September - Pasien mengatakan bisa
2019 pukul tidur dengan nyenyak
10:30 - Pasien mengatakan kakinya AW
dan tangannya bisa
digerakan secara mandiri
O : Nadi 72 x/menit; TD 110/70
mmHg, pasien terlihat lebih
segar, kekuatan otot 4/5
A : Perencanaan efektif
P : Lanjutkan intervensi : no
1,2,3,4 ,5
Sabtu, 21 2 S:
September - Pasien mengatakan badan
2019 pukul terasa enak setelah
13:00 dilakukan kegiatan mika AW
miki serta dari berbaring
ke duduk dan sebaliknya
- Keluarga pasien
mengatakan hanya
membantu ketika pasien
tidak mampu
melakukannya
O : Nadi 74 x/menit; TD 110/70