I. Identitas Klien
Nama : Ny. B No. RM :-
Umur : 45 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 20 Maret 2022
Pendidikan : SD Tanggal Pengkajian : 21 Maret 2022
Alamat : DSN. Krajan 01 Sumber Informasi : Klien, Keluarga dan
2/15 CURAHTAKIR rekam medis klien
2. Keluhan Utama:
Nyeri ulu hati, tiap makan mual dan muntah
Genogram:
Ny. S
45 th
Keterangan:
= klien
BAB
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 1-2 kali/hari 1 hari tidak BAB
2 Jumlah - 100 cc
3 Konsistensi Padat Padat
4 Warna Kuning Kuning kehitaman
5 Bau Bau khas feses -
6 Karakter Ukuran sesuai feses normal -
7 Bj - -
8 Alat bantu - -
9 Kemandirian - Dibantu keluarga menuju kamar
mandi
Lain-lain - -
Interpretasi : Saat sakit klien mengalami penurunan dalam hal pola eliminasi
Balance cairan:
Water metabolisme = 5 cc/kg BB/hari = 5 x 45 = 225 cc
IWL = 2 x WM = 2 x 225= 450 cc
a. Intake cairan :
WM : 225 cc
Infuse : 1500 cc
Injeksi : 100 cc
Minum : 600 cc
Transfusi : 250 cc
Total : 2.675 cc
b. Output cairan :
Urine : 600 cc
IWL : 450 cc
BAB : 100 cc
Total : 1150 cc
Balance cairan = + 1.525 cc
Interpretasi: Klien megalami access/ kelebihan cairan sebanyak 1.525 cc.
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Klien dapat makan/ minum, berpindah, dan melakukan mobilitas di tempat
tidur secara mandiri, namun untuk berpakaian dan toiletting klien dibantu
oleh keluarga (Partial care).
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
a. Status Oksigenasi :
Klien menggunakan alat bantu pernapasan, RR 20 x/menit
b. Fungsi kardiovaskuler :
klien memiliki tekanan darah 130/90 mmHg dan nadinya adalah 76 x/
menit.
c. Terapi oksigen :
Klien menggunakan terapi oksigen 3 lpm saat dirawat di ruang Ihsan.
Interpretasi : Klien bernapas dengan bantuan alat.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pola tidur &
No. Sebelum MRS Saat di RS
Istirahat
1 Siang hari (durasi) Tidak pernah tidur siang 12.00-13.00 (1 jam)
2 Malam hari (durasi) 22.00-05.00 (7 jam) 23.00-04.00 (5 jam)
Segar setelah bangun Tidak segar setelah bangun,
3 Kualitas
tidur lemas
Susah tidur siang, tidak Kondisi bising di RS, mudah
4 Gangguan tidur
terbiasa bangun saat tidur.
Interpretasi :
Kuantitas dan kualitas tidur klien mengalami penurunan saat sakit.
10. Ekstremitas
Ekstrimitas atas
I: Bentuk simetris, tidak ada benjolan dan lesi, terpasang infus pada tangan
kiri, klien tampak pucat.
P: Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi pada tangan, akral teraba hangat.
Ekstremitas bawah
I: Bentuk simetris, tidak ada benjolan, dan lesi pada kedua kaki, klien tampak
pucat.
P: Tidak terdapat edema, tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi pada
ekstremitas bawah, akral teraba hangat.
a. Kekuatan otot
Dapat menggerakkan otot dengan tahanan maksimal, melawan gravitasi
4444 4444
4444 4444
b. Akral hangat
+ +
+ +
c. Oedema
- -
- -
11. Kulit dan kuku
I: Kulit warna kekuningan, klien tampak pucat, tidak ada benjolan, lesi,
ataupun clubbing finger.
P: Tidak ada nyeri tekan pada kulit, kulit terasa lengket, turgor kulit elastis,
CRT < 3 detik.
12. Keadaan lokal
Klien terpasang infus pada tangan kiri. Klien menggunankan oksigen nasal
kanul 4 lpm.
Pemeriksaan Fisik/Sistem
1. B1 (Breathing)
a. Inspeksi, Bentuk dada dan pergerakan pernapasan. Bentuk dada simetris,
terdapat retraksi otot bantu napas: intercostal, tidak terdapat bentuk
barrel chest, ekspansi paru simetris, retraksi dada: minimal, RR
26x/menit.
b. Palpasi, Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan. Gerakan
dada saat bernapas biasanya normal seimbang antara bagian kanan dan
kiri. Getaran suara (fremitus vokal). Vocal fremitus sama antara dada
kanan dan kiri
c. Perkusi, Pada klien didapatkan suara sonor pada seluruh lapang paru.
d. Auskultasi, Pada klien didapatkan bunyi napas tambahan (ronkhi) pada
paru kanan lobus superior.
2. B2 (Blood)
Nadi 84 x/menit, tekanan darah 110/60 mmHg, tidak terdapat bunyi jantung
tambahan S1 S2 tunggal
3. B3 (Brain), Kesadaran klien compos mentis (EVM 4-5-6). Saat dilakukan
pengkajian pada mata, didapatkan kengjungtiva anemis.
4. B4 (Bladder), BAK (+) 1-2x/hari , tidak menggunakan alat bantu/ kateter,
warna kekuningam, bau amoniak.
5. B5 (Bowel), klien mengeluhkan mual, mukosa bibir lembab, makan (+) tidak
habis 1 porsi piring.
6. B6 (Bone), ekstremitas bawah: akral hangat, tidak ada krepitasi, tidak ada
nyeri tekan, dapat digerakkan secara mandiri. Sedangkan ekstremitas atas:
akral hangat, tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan, dapat digerakkan
secara mandiri, tangan kanan terpasang infus
Kekuatan otot:
4444 4444
4444 4444
V. Terapi
No. Jenis Farmakodinamik dan Dosis dan Rute Indikasi dan Kontra Indikasi Efek Samping Implikasi
Terapi Farmakokinetik Pemberian Keperawatan
1. Ringer Ringer Laktat meningkatkan 1500 cc/24 jam Indikasi : sembelit, sakit Atur tetesan
Laktat kondisi klien dengan Rute : intravena tetani hypocalcemic, kepala, kehilanga Observasi
memberikan ekstra kalium kekurangan kalium, selera makan, mual, respon klien
untuk tubuh, bekerja untuk ketidakseimbangan elektrolit, muntah, sakit perut
konduksi syaraf, kontraksi kadar kalium rendah, kadar atau terjadi
otot, fungsi ginjal dan jantung natrium rendah, kadar pembengkakan.
berdetak, meningkatkan magnesium rendah, tingkat
voume darah memiliki kalsium rendah, kehilangan
kandungan natrium klorida, cairan dan darah, aritmia,
serta menetralkan asam laktat serta hipertensi
dalam tubuh.
2. Ambroxol Ambroxol termasuk dalam setiap 1 tablet Indikasi: Gangguan Memantau efek
golongan mukolitik, yaitu obat ambroxol untuk mengatasi penyakit pencernaan: mual, samping obat
yang berfungsi untuk mengandung 30 mg pernapasan akut maupun muntah, nyeri perut, Meminimalkan
mengencerkan dahak. Pada (3 x 1) kronis yang disertai produksi nyeri ulu hati, diare komplikasi
umumnya digunakan untuk lendir secara berlebih dan reaksi alergi:
mengatasi gangguan kesukaran pengeluaran lendir, kulit gatal,
pernapasan akibat produksi seperti bronkitis akut dan kemerahan, bengkak
dahak yang berlebihan. kronis, bronkitis asmatik, pada lidah dan kulit,
asma bronkial, emfisema, kesulitan bernafas.
bronkiestasi, dan
pneumoconiosis.
Kontraindikasi:
tidak dianjurkan pada klien
yang diketahui hipersensitif
terhadap komponen-
komponen obat, serta pada
klien dengan ulkus lambung
atau penyakit maag.
3. Ranitidin Ranitidin adalah obat yang setiap ml ranitidin indikasi: Diare, muntah-
dapat digunakan untuk injeksi mengandung tukak lambung dan tukak muntah, sakit kepala,
menangani gejala atau 25 mg dan setiap 2 duodenum, refluks esofagitis, insomnia, vertigo,
penyakit yang berkaitan ml mengandung 50 dispepsia episodik kronis, ruam, konstipasi,
dengan produksi asam mg (2 x 1) tukak akibat AINS, tukak sakit perut, sulit
berlebih di dalam lambung. Rute: Intravena duodenum karena H.pylori, menelan,
Kelebihan asam lambung sindrom Zollinger-Ellison urine tampak keruh,
dapat membuat dinding bingung,
sistem pencernaan mengalami kontraindikasi: berhalusinasi.
iritasi dan peradangan. Di penderita yang diketahui
dalam lambung, ranitidin akan hipersensitif terhadap
menurunkan produksi asam ranitidin
lambung tersebut dengan cara
memblok langsung sel
penghasil asam lambung atau
dengan cara menghambat
sekresi asam lambung
berlebih, sehingga rasa sakit
dapat reda dan luka pada
lambung perlahan-lahan akan
sembuh.
Selain mengobati, ranitidin
juga dapat digunakan untuk
mencegah munculnya gejala-
gejala gangguan pencernaan
akibat mengonsumsi makanan
tertentu. Ranitidin tidak akan
menghambat sekresi enzim
pepsin dan serum gastrin,
sehingga tidak mengganggu
pencernaan.
4. Ceftazidim Ceftazidime adalah kelompok 3 x 10 ml (3 gram) Indikasi: a. Diare yang cair Memantau efek
e obat yang disebut Rute: Infeksi-infeksi yang atau berdarah samping obat
cephalosporin antibiotics. Intravena disebabkan oleh kuman yang b. Pembengkakan, Meminimalkan
Ceftazidime adalah obat susceptible antara lain: rasa sakit, atau komplikasi
antibiotik dengan fungsi untuk a. Infeksi umum: septicaemia; iritasi di mana
mengobati bermacam-macam bacteriaemia; peritonitis; suntikan
infeksi bakteri seperti infeksi meningitis; penderita ICU diberikan
saluran pernapasan bawah, dengan problem spesifik, c. Perasaan dingin,
infeksi saluran kemih, misalnya luka bakar yang perubahan warna,
meningitis, dan gonorrhea. terinfeksi. atau perubahan
Ceftazidime bekerja dengan b. Infeksi saluran pernapasan kulit pada jari-jari
cara mematikan bakteri dalam bagian bawah: pneumonia, Anda
tubuh. bronkopneumonia; d. Kejang
pleuritis pada paru-paru; e. Area-area
emfisema; bronciectasis berwarna putih
yang terinfeksi; abcess atau sariawan di
pada paru-paru; infeksi dalam mulut atau
paru-paru pada penderita pada bibir Anda
cystic fibrosis. f. Warna kuning
c. Infeksi saluran kemih: pada kulit atau
pyelonephritis akut dan mata
kronis; pyelitis; prostatitis; g. Reaksi kulit yang
berbagai abscess renal parah demam,
d. Infeksi jaringan lunak dan sakit
kulit: celullitis; erysipelas; tenggorokan, atau
abscess; mastitis; luka pembengkakan
bakar atau luka lain yang pada wajah atau
terinfeksi; ulkus pada kulit lidah, perasaan
e. Infeksi tulang dan sendi: terbakar pada
osteotitis, osteomyelitis; mata, sakit pada
artritis septik; bursitis kulit, diikuti
yang terinfeksi infeksi dengan ruam
abdominal dan bilier, berwarna merah
cholangitis, cholecystitis; atau ungu yang
peritonitis; diverkulitis; menyebar
penyakit radang pelvic (khususnya pada
f. Dialysis Infeksi-infeksi wajah atau tubuh
yang dikaitkan dengan bagian atas) dan
dialisis haemo dan menyebabkan
peritoneal dan CAPD luka melepuh dan
(continous ambulatory pengelupasan
peritoneal dialysis).
Kontraindikasi:
Penderita yang hipersensitif
terhadap antibiotika
sefalosporin
5. Antrain Antrain merupakan obat anti Antrain Injeksi, Indikasi: Meskipun bisa Memantau efek
nyeri dan anti demam yang setiap ml sakit gigi, sakit kepala. terjadi, namun sangat samping obat
mengandung natrium mengandung arthralgia (nyeri sendi), jarang sekali Meminimalkan
metamizole 500 mg dalam metamizole 500 mg. neuralgia (nyeri saraf), mialgia menimbulkan komplikasi
sediaan tablet ataupun injeksi atau nyeri otot, nyeri ringan agranulositosis,
(ampul). Metamizole atau 3 x 1gr visceral (organ dalam), leukopenia atau
dipiron merupakan anti nyeri Rute: dismenore, sebagai antipiretik trombositopenia,
kuat dan anti demam, Intravena pada penyakit radang saluran proteinuria, dan
metamizole dapat pernapasan atas dan penyakit nefritis interstitial.
memberikan efek dua hingga infeksi lannya. Hindari penggunaan
empat kali lebih efektif jangka panjang. Pada
dibandingkan ibuprofen atau Kontraindikasi: klien yang sensitif,
parasetamol. Pengunaan Hipersensitivitas atau alergi ruam, urtikaria,
metamizole dapat terhadap metamizol dan edema Quincke,
menurunkan demam secara turunan pyrazolone lainnya, serangan asma, dan
signifikan dan dapat porfiria hati akut, penyakit shock anafilaksis
mempertahankan suhu tubuh bawaan defisiensi enzim sangat jarang terjadi
dalam waktu yang lebih lama glukosa-6-fosfat meskipun mungkin.
dibandingkan ibuprofen. dehidrogenase, penyakit ginjal Pigmentasi urin
Natrium metamizole atau hati berat, penyakit berubah merah
merupakan turunan dari hematologi (anemia aplastik, dengan pH asam
metansulfonat yang berasal leukopenia dan disebabkan oleh
dari aminoprin. Cara kerja agranulositosis). metabolit asam
natrium metamizole adalah rubazonic.
dengan menghambat
rangsangan nyeri pada
susunan saraf pusat dan
perifer.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan)
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal (Rujukan) Hasil
(Hari/Tanggal)
Nilai Satuan Senin, 20 Maret 2022
1 Hematologi Lengkap
(HLT)
Hemoglobin 13,5-17,5 gr/dL 12,2
Lekosit 4,5-11,0 109/L 15,5
Hematokrit 41-53 % 37,9
Trombosit 150-450 109/L 498
2 Faal Hati
SGOT 10-31 U/L (37°C) 22
SGPT 9-36 U/L (37°C) 30
3 Gula darah
Glukosa Sewaktu <200 mg/dL 139
4 Faal Ginjal
Kreatinin Serum 0,6-1,3 mg/dL 1,58
Urea 12-43 mg/dL 48,7
No.
Diagnosa Keperawatan
Dx
1. Nyeri akut Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual ataupun potensial atau
yang digambarkan sebagai kerusakan (Internasional Assosiation fot
the Study of Pain; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau
diprediksi.
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Kriteria Hasil Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Melaporkan nyeri terkontrol
Kontrol Nyeri Kemampuan mengenali penyebab nyeri
Kemampuan menggunakan teknik non-
farmakologis
Kemampuan mengenali onset nyeri
Dukungan orang terdekat
Cukup
Berat Sedang Ringan Tidak ada
Berat
1 2 3 4 5
Tingkat Nyeri Nyeri yang dilaporkan
Panjangnya periode nyeri
Menggosok area yang terkena dampak
Mengerang dan menangis
Ekspresi nyeri wajah
Tidak bisa beristirahat
Mengerinyit
Mengeluarkan keringat berlebih
Focus menyempit
Ketegangan otot
Kehilangan nafsu makan
Mual
Intoleransi makanan
Intervensi Rasional
Manajemen 1. Lakukan pengkajian yang komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, Membantu klien untuk
Nyeri onsert/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya dan faktor mengenal nyeri dan
pencetus. mengurangi nyerinya dalam
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan bentuk nonfamakologis
terutama pada merek yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif maupun farmakologis.
3. Gali pengetahuan dan kepercayaan klien mengenai nyeri
4. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup klien
(misalnya: tidur, nafsu makan, performa kerja, perasaaan, pengertian,
hubungan, tanggung jawab peran)
5. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan dan antisipasi akan ketidaknyamanan akibat
prosedur.
6. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
7. Ajarkan teknik non farmakologis (seperti: biofeeback, TENS, hypnosis,
relaksasi,bimbingan antisipatif, terapi music, terapi bermain, terapi
aktifitas, akupresur, aplikasi panas/dingin dan pijatan)
Berikan penurun nyeri yang optimal dengan resepan analgesik dari
dokter
Manajemen 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung Memanipulasi lingkungan klien
lingkungan: 2. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih untuk mendapatkan
kenyamanan 3. Pertimbangkan sumber-sumber ketidaknyamanan, seperti balutan lembab, kenyamanan yang optimal
posisi selang, balutan yang tertekan, seprei kusut, maupun lingkungan yang
menggangggu.
4. Posisikan klien untuk memfasilitasi kenyamanan
No. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pola Tidur Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Pola tidur 1 2 3 4 5
Keluhan sulit tidur
Keluhan sering terjaga
Keluhan tidak puas tidur
Keluhan pola tidur berubah
Keluhan istirahat tidak cukup
Mengenali apa yang terkait dengan
gejala nyeri
Keluhan tidak Kebisingan
nyaman
gelisah Keluhan sulit tidr
Mual
Lelah
Merintih
Intervensi
Rasional