Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KASUS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. A DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE


DI RUANG ANTHURIUM RUMAH SAKIT DAERAH DR.SOEBANDI JEMBER

Oleh
Kelompok A1

Aprinia Fajar Sukmawati, S.Kep NIM 212311101119


Chintya Lucyana Putri, S.Kep NIM 212311101120
Nigitha Novia Permatasari, S.Kep NIM 212311101122
Efadatus Zakiyah, S.Kep NIM 212311101124
Faiq Rojannah, S.Kep NIM 212311101143
Moch. Akbar Maulabi, S.Kep NIM 212311101159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2022

FKEP UNEJ 2022 1


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Kelompok A1


NIM :
Tempat Pengkajian : Ruang Anthurium
Tanggal : 20 April 2022

I. Identitas Klien
Nama : Tn. A No. RM : 339xxx
Tanggal lahir : 12-09-1955 (67 Tahun) Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Laki – laki Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 20-04-2022
Pendidikan : SMP Tanggal Pengkajian : 21-04-2022
Alamat : Jl. Srikoyo Lingkungan Sumber Informasi : Klien, keluarga, dan rekam medis
Patrang Tengah RT 02 RW 09
Patrang - Jember

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosis Medis:
Chronic kidney disease stage 5, sepsis, anemia, hiperkalemi
2. Keluhan Utama:
Klien mengeluhkan sulit untuk buang air kecil
3. Riwayat penyakit sekarang:
Klien dan keluarga mengatakan klien datang ke RSD Soebandi tanggal 20-04-2022 dengan
keluhan merasa nyeri diseluruh badan sejak 2 hari yang lalu terutama di bagian perut, perut
terasa penuh dengan frekuensi nyeri yang hilang timbul, kualitas nyeri tumpul skala nyeri 7 dan
disertai lemas, mual. Klien juga mengatakan mengalami kesulitan untuk mengeluarkan air kecil
semenjak lebih dari 3 bulan yang lalu, klien mengatakan setiap harinya klien hanya kencing 1
kali dengan konsistensi kencing menetes sedikit. Hasil pemeriksaan TD 140/90 mmHg, RR
20x/menit, HR 112x/menit, suhu 36,5ºC, SP02 100% (tanpa oksigen), GCS E4V5M6.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami dan hospitalisasi:
Klien dan keluarga mengatakan sudah mengalami gagal ginjal selam 4 tahun dan rutin
malakukan cuci darah. Sebelum sakit gagal ginjal, klien dan keluarga mengatakan mempunyai
riwayat penyakit hipertensi.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Keluarga klien mengatakan bahwa klien memiliki alergi makanan laut (cumi-cumi).
c. Imunisasi:
Keluarga mengatakan klien belum melakukan vaksin covid 19
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
PHBS :
Klien selalu memperhatikan kebersihan dirinya, klien setiap harinya mandi 2 kali pada pagi dan
malam / sore hari, klien setiap hari menggsok gigi 2 kali dan kramas sebanyak 1 kali dalam 2
hari.
Makan :
Klien mengatakan setiap hari klien makan 2–3 kali dengan porsi 1 piring penuh
Minum :
FKEP UNEJ 2022 2
Keluarga mengatakan klien minum sebanyak 2 gelas perhari (400 cc/hari). Keluarga klien
mengatakan seblum sakit gagal ginjal klien suka minum kopi dan jarang minum air putih.
Istirahat :
Klien biasanya tidur sekitar 6-8 jam sehari, klien sering tidur mulai jam 21.00 WIB hingga jam
05.00 WIB.
e. Obat-obat yang digunakan:
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit gagal ginjal, klien sering membeli obat (paracetamol
dan paramex / bodrex) di apotek sekitar tumah dan ketika klien sakit dan jika sakitnya
berkepanjangan klien berinisiatif untuk periksa di klinik terdekat.

5. Riwayat penyakit keluarga:


Keluarga klien mengatakan bahwa sanak saudara mereka tidak memiliki penyakit kronis
seperti hipertensi dan diabetes.
Genogram

X X X X

X X X X X

Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: menikah
// :cerai
: anak kandung
: anak angkat
: anak kembar
: klien
: meninggal
: tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Persepsi terhadap Kesehatan :
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting, klien selalu menjaga kesehatannya, hal ini
karena klien adalah seorang kepala rumah tangga yang memiliki kewajiban untuk mencari
nafkah untuk keluarganya.

Pemeliharaan Kesehatan :
Klien mengatakan bahwa klien selalu membeli obat – obatan di apotek sekitar ketika klien sakit,
dan klien memiliki inisiatif untuk memeriksakan keadaannya ketika klien sakit berkepanjangan,
klien juga mengatakan untuk menjaga stamina klien tetap fit klien meminum minuman
berenergi ketika bekerja.

FKEP UNEJ 2022 3


Interpretasi Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan :
Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan klien efektif, namun klien memiliki
kesalahan presepsi dalam oemeliharaan kesehatan, dimana klien meminum minuman
berenergi untuk menjaga stamina klien ketika kerja, hal ini dapat menyebabkan penyakit CKD
ketika dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

2. Pola Nutrisi & Metabolik (ABCD)


2.1 Antropometry
BB : 65 kg
TB : 169 cm
IMT : 65 : 1,692 = 22,8 kg/m2 (Nilai normal IMT 18,5-25.0)
BBI : (169-100) – (169-100 x 10%)
= 69 – 6,9
= 62,1 (ideal)
Penurunan/kenaikan dari BBI: 4,7 %
Interpretasi :
Berdasarkan pengukuran IMT dan BBI, berat badan klien masih termasuk kategori
normal/ideal.

2.2 Biochemical/Laboratory Test :


Komponen Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Hemoglobin 8,6 12,0-16,0 gr/dL Dibawah nilai normal
Hematokrit 25 36-46 % Dibawah nilai normal
Trombosit 133 150-450 10â 1/L Dibawah nilai normal
Glukosa 124 <200 mg/dL Normal
sewaktu
Natrium 129,4 135-155 Dibawah nilai normal
Kalium 5,77 3.5-5.0 Diatas niloai normal
Klorida 99,4 90-100 Normal
Kalsium 1,52 2.15 – 2.57 Dibawah nilai normal

Interpretasi:
Nilai hemoglobin, hematocrit dan trombosit rendah menunjukan klien mengalami anemia.
2.3 Clinical Sign :
Komponen Hasil Pemeriksaan
Penampilan umum Klien nampak lemas, tirah baring
Rambut Rambut klien berwarna hitam beruban, persebaran rambut
klien merata, dan rambut klien tidak kusam
Konjungtiva Anemis / pucat
Sklera Putih
Mukosa bibir Kering
Turgor kulit Menurun, > 2 detik
Lain-lain:
a. Klien mengatakan tidak nafsu makan
Interpretasi :
Klien mengalami masalah nutrisi secara klinis dan biochemical test.

2.4 Diet Pattern


Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit

FKEP UNEJ 2022 4


Nafsu makan Baik Baik
Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
Porsi 1 piring 1 piring
Jenis Nasi, sayur, lauk pauk Bubur nasi 174 kkal
Lauk pauk : + 104 kkal
Puding : 134 kkal
Total 3x makan (+1236 kkal)
Cairan Minum + 400 cc (2 gelas) Minum + 400 cc
Infus D10 7 tpm 504 cc/hari

Interpretasi :
Klien mengalami perubahan

Balance Kalori Selama Masa Perawatan :


BEE kalori laki-laki = 66,5 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 66,5 + (9,6 x 65 ) + (1,8 x 169) – (4,7 x 67 )
= 66,5 + 624 + 304,2 – 314,9
= 679,8
Faktor koreksi = aktivitas ringan (bedrest) x faktor stress (ringan)
= 1,2 x 1,4
= 1,68
Output kalori = BEE x faktor koreksi
= 679,8 x 1,68
= 1.142
Balance Cairan = Input – Output
= 1236 – 1.142
= +94

Interpretasi Pola Nutrisi Metabolik :


Balance kalori klien positif. Hal ini dapat disimpulkan karena intake lebih besar daripada
output.

3. Pola Eliminasi:
BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 1 kali sehari Belum kencing sama sekali
Jumlah + 100 cc Tidak diketahui
Warna Kuning jernih Tidak diketahui
Bau Khas urin Tidak diketahui
Karakter Cair Tidak diketahui
BJ - Tidak diketahui
Alat bantu Tidak ada Pispot
Kemandirian Mandiri -
(mandiri/dibantu)

BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit


Frekuensi 1 kali sehari 1 Kali
Jumlah Tidak diketahui Tidak diketahui
Konsistensi Padat Padat
Warna Kuning khas feses Kuning khas feses
Bau Khas feses Khas feses
Karakter Lunak Lunak
Alat bantu Tidak ada Tidak ada
Kemandirian Mandiri Dibantu
(mandiri/dibantu)
Lainnya - -
FKEP UNEJ 2022 5
Balance cairan:
Input Output
Infus D10 504 cc / hari BAK 0 cc / hari
Minum (2x200 cc) 400 cc / hari BAB 0
Obat-obatan
a. Meropenem 20 cc / hari
1 g / 12 jam
(@10 cc)
b. Calsium 20 cc / hari
gulkonat / 12
jam
(@ 10 cc)
c. Omeprazole 20 cc / hari
40 mg / 12 jam
(@ 10 cc)
d. Metil 2 cc / hari
prednisolon
62,5 mg / 12
jam
@ 1 cc
e. Mecobalamin 2 cc / hari
500 mg / 12
jam
@ 1 cc 15 cc / hari
f. Metamizole / 8
jam
@ 5 cc 300 cc / hari
g. Infus
paracetamol
1 g / 8 jam 12 cc/ hari
@ 100 cc
h. Ondansentron
8 mg / 8 jam
@ 4 cc
Transfusi PRC 264,5 cc
(1 kolf/ hari)
@ 264,5 cc
Water metabolisme 408,3 cc IWL 816,6 cc
= (LPT x 350 x jam) : = 2 x WM
24 = 816,6
= (1,75 x 350 x 16) :
24
= 9800 : 24
= 408,3
Total input 1.967,8 cc Total output 816,6 cc
Balance Cairan = Input (cc) – Output (cc)
= (Intake oral + Terapi intravena + Water Metabolisme) – (Urine
Production + IWL)
= 1.967,8 – 816,6
= +1.151,2 cc (positif/negatif)
Interpretasi Pola Eliminasi:
Balance cairan menunjukkan positif yang mana input lebih besar dibandingkan output klien
4. Pola Aktivitas & Latihan
Sebelum sakit: sebelum sakit, klien melakukan aktivitas dengan mandiri dan bersemangat
Saat sakit: saat ini klien hanya tirah baring, lemas, dan aktivitas harian dibantu oleh keluarga
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
FKEP UNEJ 2022 6
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / ROM 
Keterangan:
0 = tergantung total
1 = dibantu orang lain dan alat
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu alat
4 = mandiri

Pengkajian Resiko Jatuh (Morse Fall Scale)


Item Skala Skoring Keterangan
Riwayat Jatuh 0
Apakah klien pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir ? Tidak 0
Ya 20
Diagnosa Sekunder 15
Apakah klien memiliki lebih dari satu penyakit ? Tidak 0
Ya 15
Alat Bantu Jalan 0
Tidak ada, tirah baring, kursi roda atau bantuan Ya 0
perawat
Tongkat ketiak (crutch), tongkat (cane), alat bantu Ya 15
berjalan (walker)
Berpegangan pada benda furniture disekitar (kursi, Ya 30
meja, lemari, dll)
Terapi Intravena atau Heparin 20
Apakah klien terpasang IV Line atau mendapatkan Tidak 0
terapi heparin? Ya 20
Gaya Berjalan/Cara Berpindah 0
Normal, tirah baring, immobile Ya 0
Lemah, tidak bertenaga (menggunakan sentuhan Ya 10
untuk keseimbangan
Ada gangguan (tidak stabil, kesulitan berdiri sendiri) Ya 20

Status Mental 0
Orientasi tidak ada gangguan Ya 0
Adanya keterbatasan Ya 15
TOTAL SKOR 35
Interpretasi:
Klien memiliki tingkat risiko jatuh yang rendah

Kekuatan Otot Rentang Gerak Sendi

4444 4444 5555 5555

4444 4444 5555 5555

Keterangan:
Kekuatan otot :
FKEP UNEJ 2022 7
Kekuatan otot ada pada derajat 4, yang artinya dapat melawan tahanan ringan dan dapat
melakukan Range Of Motion (ROM) secara penuh
Rentang gerak sendi:
Kemampuan rentang gerak sendi baik
Status Oksigenasi :
Sianosis : tidak ada
Capillary Refill Time : > 3 detik
Oksimetri : 100% (tanpa oksigen)
Lain-lain :-

Fungsi kardiovaskuler :
Bunyi jantung: S1 S2 tunggal
Bunyi tambahan : tidak ada
Asterosklorosis : tidak ada
Lain-lain : tidak ada

Terapi oksigen :
Terapi oksigen : Ya/Tidak
Jenis : Nasal Kanul/Simple Mask/RM/NRM
Jumlah : /menit
Lain-lain :-

Interpretasi Pola Aktivitas & Latihan :


Klien mengalami gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari. Latihan fisik tidak mengalami
gangguan

5. Pola Tidur & Istirahat


Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 6-8 jam sehari + 4 jam
Gangguan tidur Tidak ada Sering terjaga dan terbangun
dikarenakan nyeri yang
dirasakan hilang timbul, selain
itu klien disampingnya
bergumam kesakitan
Penyebab Tidak ada Lingkungan dan fisik
Keadaan bangun Segar Tidak bugar
tidur
Lain-lain - -

Interpretasi Pola Tidur dan Istirahat :


Pola tidur klien mengalami gangguan dikarenakan nyeri yang hilang timbul

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori :
Sebelum sakit : Klien memiliki kognitif dan memori yang baik, klien juga tidak mengalami
disorientasi ruang dan waktu
Saat sakit : Klien masih memiliki kognitif dan memori yang bagus. Klien juga mengetahui secara
detail sakit yang dialaminya, pengobatan apa saja yang telah didapat.

Fungsi dan keadaan indera :


Sebelum sakit : Klien bisa mencium, meraba, merasa dengan normal
Saat sakit : fungsi dan keadaan indera masih bagus.

FKEP UNEJ 2022 8


Interpretasi Pola Kognitif dan Memori :
Klien tidak mengalami penurunan fungsi indera

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri :
Sebelum sakit : Klien mengerti terkait kekuatan dan kelemahan dirinya.
Saat sakit : Klien mengatakan paham dan menerima kondisi sakit yang dialami saat ini.

Ideal diri :
Sebelum sakit : klien mengatakan ingin menjadi kepala rumah tangga yang baik untuk
keluarganya
Saat sakit : Klien mengatakan terkait keinginan dan harapannya agar bisa segera sembuh dan
dapat beraktifitas secara normal .
Harga diri :
Sebelum sakit : Klien mengatakan menerima semua kondisi diri, bentuk tubuh, dan semua yang
ada pada dirinya
Saat sakit : Klien mengatakan tidak minder dan malu akan penyakit yang dialami saat ini, klien
percaya diri bahwa dirinya akan segera sembuh, klien menunggu sebuah keajaiban.
Peran Diri :
Sebelum sakit : Klien hidup bersama istri beserta ke dua anaknya, klien berperan sebagai
kepala rumah tangga.
Saat sakit : Klien mengatakan ingin segera pulang agar bisa melakukan pekerjaan menjadi ibu
rumah tanga seperti biasa sehingga dapat memenuhi perannya.
Identitas Diri :
Sebelum sakit : Klien dapat mengenali dirinya sendiri yaitu laki laki berusia 65 tahun,
mempunyai seorang istri, dan dua orang anak.
Saar sakit : Klien masih menunjukkan orientasi yang baik terhadap dirinya sendiri.
Interpretasi Pola Persepsi Diri :
Pola persepsi diri klien tidak mengalami gangguan

8. Pola Seksualitas & Reproduksi


Pola seksualitas
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada ganguan pada aspek seksualitas dan reproduksi
Saat sakit : Klien mengalami perawatan rawat inap dan merasa badannya masih lemas sehingga
tidak melakukan aktivitas seksual
Fungsi reproduksi
Sebelum dan saat sakit : klien memiliki pola seksualitas yang baik
Interpretasi Pola Seksualitas & Reproduksi :
Tidak ada gangguan pada aspek seksualitas dan reproduksi

9. Pola Peran & Hubungan


Peran :
Sebelum sakit : klien merupakan kepala rumah tangga dari keluarga dengan 2 orang anak
Saat sakit : Klien tidak dapat menjalankan aktifitas sehari-hari dengan normal karena harus
dirawat inap dan menjalani terapi untuk penyakit yang dialaminya
Hubungan :
Sebelum sakit dan saat sakit : Hubungan klien dengan keluarga maupun tetangga sekitar
harmonis tanpa terjadi konflik.
Interpretasi Pola Peran dan Hubungan :
Klien mengalami gangguan peran saat sakit

10. Pola Manajemen Koping-Stress


FKEP UNEJ 2022 9
Adakah stress situasional : Tidak
Klien mengatakan bahwasanya sudah menerima terkait keadaannya sekarang, klien juga rutin
menjalani terapi HD di RSD dr.Soebandi Jember. Klien berharap ada keajaiban terhadap
kesembuhan kliennya.
Teknik koping yang digunakan:
Klien hanya bisa berserah diri dengan keadaan yang dideritanya. Klien ngaji setelah shalat
maghrib dan selalu berdoa agar diberikan keajaiban oleh Allah SWT
Interpretasi Pola Manajemen Koping-Stress :
Klien memiliki koping yang adaptif

11. Sistem Nilai & Keyakinan


Religiousitas :
Sebelum sakit : Klien adalah seorang muslim, dan taat terhadap perintah dan larangan dari
Allah SWT
Saat sakit : Klien mengatakan ingin lebih dekat dengan Allah agar penyakitnya segera diangkat.
Spiritualitas :
Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum MRS dirinya selalu melaksanakan sholat dan sering
mengikuti kegiatan pengajian di kampungnya.
Saat sakit : Karena gejala penyakit yang dialami klien merasa lemas dan hanya tirah baring saja
sehingga kegiatan ibadah tidak pernah dilakukan.
Budaya (Keluarga dan Masyarakat)
Keluarga biasanya membacakan doa dan ayat suci Al-Qur’an untuk membantu kesembuhan
anggota keluarga yang sakit.
Interpretasi Sistem Nilai & Keyakinan:
Klien mengalami ketidakmampuan dalam beribadah

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum (status generalis):
Kondisi umum lemah, kesadaran kompos mentis E4V5M6, klien nampak sakit sedang dan tirah
baring
2. Tanda vital:
Tekanan Darah : 140 / 90 mmHg
Nadi : 112 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 36,5oC
SpO2 : 100 % (tanpa bantuaan oksigen)
Pengkajian nyeri
P : nyeri dikarenakan klien tidak bisa BAK selama 3 bulan terakhir
Q : nyeri seperti ditimpa benda tumpul
R : terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas dan epigastrium
S : skala nyeri 6 dari 10 (NRS)
T : hilang timbul
3. Keadaan lokal (status lokalis):
Klien nampak lemas, terdapat retraksi otot bantu napas minimal, dan klien batuk
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
I: bentuk kepala simetris (mesochepal), wajah pucat, distribusi rambut merata, rambut pendek,
warna rambut putih, tidak ada ketombe, tidak kusam, dan tidak mudah rontok, kulit kepala
normal tidak ada peradangan, tumor atau bekas luka
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa abnormal ataupun benjolan

2. Mata
FKEP UNEJ 2022 10
I: posisi mata simetris, gerakan bola mata normal, konjungtiva anemis, ikterik (-), ratinopaty (-),
reflek cahaya (+), pupil 3mm/3mm, warna iris hitam, palpebra tidak ada oedema, penglihatan
bagus, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, nampak sayu
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa abnormal ataupun benjolan

3. Telinga
I : tidak ada kelainan bentuk, daun telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen yang
keluar, telinga bersih tidak ada kotoran, fungsi pendengaran bagus
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa abnormal ataupun benjolan, daun
telinga lentur, normal

4. Hidung
I : bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak terdapat napas cuping
hidung, klien bernafas spontan
P : tidak ada nyeri tekan

5. Mulut
I : bibir pucat, mukosa bibir kering, lidah klien pucat, gigi berwarna putih, tidak tampak ada
masalah di mulut seperti sariawan

6. Leher
I : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, nadi karotis teraba,
tidak ada distensi vena jugularis

7. Dada
Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
P : terdapat nyeri tekan sekala 6
P : Redup (pekak), batas kiri jantung ICS 4,5, dan 8, terdapat tanda cardiomegali
A : suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara tambahan

Paru
I : bentuk dada simetris, menggunakan otot bantu pernapasan minimal, RR 20 X/menit, napas
reguler
P : Perkembangan dada simetris
P : hipersonor dibagian paru kiri dan kanan
A : tidak ada suara tambahan pada vesicular, dan bradialis

8. Abdomen
I : bentuk abdomen normal, umbilicus terletak ditengah, terdapat asites minimal, terdapat jejas,
hepatomegaly (-), splenomegaly (-), caput medosa (-)
A : peristaltik usus 24x/menit
P : Hipertimpani di kuadran kiri atas, pekak di kuadran kanan atas, dan timpani di kuadran kiri,
kanan bawah
P : terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas dan epigastrium, skala nyeri 6 (NRS)

9. Urogenital
I : Tidak terkaji
P : tidak ada distensi kandung kemih

10. Ekstremitas
Ekstremitas atas

FKEP UNEJ 2022 11


Terpasang infus D10 7 tpm ditangan kanan klien, tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan,
dapat digerakkan secara mandiri.

Ekstremitas bawah
tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan, dapat digerakkan secara mandiri dan dapat menahan
tekanan minimal, terdapat edema pada ekstermitas bawah dengan pitting edema 1+ (2 mm)

Kekuatan Otot :
4444 4444

4444 4444

Rentang Gerak Sendi :


Tidak mengalami keterbatasan rentang gerak sendi

11. Kulit dan kuku


Kulit
Turgor kuli sedikit menurun, warna kulit merata yaitu coklat sawo matang, akral dingin, kulit
kering
Kuku
Kuku pendek dan nampak bersih , CRT >3 detik

12. Keadaan lokal


Klien nampak lemas, bibir kering dan pucat, konjungtiva anemis, dan mendapat terapi infus
Dextrose 10% 7 tpm di tangan

FKEP UNEJ 2022 12


V. Terapi
Nama
obat/cairan Dosis Jenis Indikasi Kontraindikasi Mekanisme Efek Samping
infus
Dextrose 500 ml Cairan  Sumber energi  Diabetes Dektrosa monohidrat diserap dari
mellitus  Hiperglikemi
10% (7tpm) infus  Dehidrasi (kecuali saluran
dalam gastrointestinal dan  Gagal ginjal
hipertonik kondisi hipoglikemi)teroksidasi sebagai sumber energy  Tromboflebitis
 Larutan pembawa  Intoleransi glukosa atau di simpan dalam hati sebagai
untuk suplemen  Dehidrasi hipotonik glikogen. Dektrosa monohidrat
pengobatan jika kekuranganadalah satu-satunya subtract
energy yang secara langsung,
elektrolit tidak dapat
digantikan cepat dan seluruhnya
 Overhidrasi dimanfaatkan oleh tubuh.
 Hypokalemia Dektrosa monohidrat penting
untuk miokardium, otak dan saraf.
Meropenem 2x1 Serbuk Meropenem trihydrate Hipersensitif terhadap Meropenem memiliki cara kerja  Reaksi lokal pada
tryidrate gram injeksi/ diindikasikan sebagai obat meropenem. menghambat sintesis dinding sel tempat suntikan:
(+10 cc vial terapi tunggal, pada bakteri sehingga terjadi kebocoran inflamasi,
pelarut) orang dewasa dan sel bakteri dan bakteri lisis. tromboflebitis, nyeri
anak-anak, untuk pada tempat suntikan.
pengobatan infeksi  Reaksi kulit: ruam,
yang disebabkan oleh pruritus, urtikaria.
strain yang peka, baik Jarang terjadi, reaksi
tunggal ataupun kulit yang berat, seperti
multipel, dan erythema multiforme,
mikroorganisme yang sindrom Stevens-
sensitif terhadap Johnson dan nekrolisis
meropenem: epidermal toksik, telah
 Pneumonia dan teramati.
pneumonia  Reaksi alergi sistemik:
nosokomial jarang terjadi, reaksi
 Infeksi saluran alergi sistemik
kemih (hipersensitivitas)
 Infeksi intra- dapat terjadi setelah
abdominal pemberian meropenem
 Infeksi ginekologik, trihydrate. Reaksi
misalnya tersebut termasuk
endometritis angioedema dan
 Infeksi kulit dan manifestasi anafilaksis
struktur kulit, seperti syok, hipotensi
 Meningitis dan tekanan
 Septikemia pernapasan.
 Terapi empiris  Reaksi saluran cerna:
untuk dugaan pernah dilaporkan
infeksi pada klien terjadi nyeri perut,
dewasa dengan mual, muntah, diare,
neutropenia febril. pseudomembranous
 Terapi tunggal atau colitis.
kombinasi dengan  Darah:
antivirus atau thrombocythemia,
antijamur. eosinofilia,
trombositopenia,
leukopenia dan
neutropenia. Uji
Coombs langsung atau
tidak langsung yang
positif dapat terjadi
pada beberapa subyek;
telah dilaporkan
pengurangan waktu
tromboplastin parsial
 Fungsi hati: telah
dilaporkan peningkatan
konsentrasi serum
bilirubin, transaminase,
alkalin fosfatase, dan
laktat dehidrogenase
secara tunggal atau
kombinasi
 Sistem saraf pusat:
sakit kepala,
parestesia. Walaupun
jarang, konvulsi
dilaporkan terjadi,
namun hubungan
kausal kasus ini
dengan meropenem
belum jelas.
 Lain-lain: kandidiasis
oral dan vaginal

Metamizol 3 x 2 ml Injeksi  Rasa sakit baik  Klien dengan alergi Metamizole merupakan obat  Reaksi alergi parah
natrium (+ 3 cc IV akut/kronik pirazolon dengan inhibisi siklooksigenase (anafilaksis)
pelarut) misalnya yang  Wanita hamil dan dan aktivasi sistem opioidergik  Sesak nafas
berhubungan menyusui dan kanabinoid, serta inhibisi  Gatal
dengan sakit  Kerusakan fungsi pelepasan Ca2+ intraseluler.  Ruam
kepala, sakit gigi, sumsum  Angioedema berat atau
luka, dan setelah tulang/penyakit Metamizole dan metabolit bronkospasme
operasi hematopoletik utamanya,4-methyl-amino-  Aritmia kordis
 Rasa sakit yang  Klien yang diketahui antipyrine (MAA) memberi efek  Tekanan darah rendah
berhubungan bronchospasm/reak analgesik dengan bekerja di
dengan kejang si anafilaktoid lain sentral dan perifer. Selain itu,
ringan pada otot (mis. Urtikaria, metamizole juga bekerja sebagai
baik akut/kronik rhinitis, antipiretik dan spasmolitik
misalnya kejang angioedema)
pada otot/kolik terjadap analgesic
yang  Porfiria hepatic akut
mempengaruhi intermiten
saluran  Defisiensi
pencernaan, kongenital glukosa-
saluran empedu, 6-fosfat
ginjal/saluran dehydrogenase
urine bawah.  Bayi dibawah umur
3 bulan/ berat
badan 5 kg
 Pemberian secara
parenteral pada
klien
hipotensi/unstable
hemodynamic
Omeprazole 2x 40 Serbuk  Ulkus duodenal  Hipersensitif Omeprazole yang masuk ke dalam  Sakit kepala
mg injeksi/  Ulkus lambung omeprazol tubuh merupakan bentuk obat  Diare
(+10 cc vial  Refluks esophagus yang tidak aktif. Obat ini kemudian  Mual/muntah
pelarut)  Sindrom zollinger- akan diaktifkan melalui proses  Konstipasi
ellison protonasi dalam suasana asam di  Sakit perut
lambung. Bentuk aktif tersebut  Kelebihan gas dalam
kemudian akan secara ireversibel lambung dan usus
berikatan dengan H+/K+-ATPase
dalam sel parietal lambung. Hal ini
akan mengaktifkan sistein pada
pompa asam di lambung sehingga
terjadi penekanan sekresi asam
lambung, baik basal maupun
terstimulasi
Mecobalamin 2 x 1 ml Injeksi Anemia pernisiosa dan Klien yang memiliki Mecobalamin adalah sebagai salah Methylcobalamin umumnya
e IV defisiensi vitamin B12. riwayat alergi terhadap satu bentuk vitamin B12 yang dapat ditoleransi dengan
semua bentuk vitamin merupakan zat esensial yang baik, bahkan dalam dosis
B12, termasuk dibutuhkan dalam eritropoiesis, yang besar. Meski
cyanocobalamine. menjaga integritas myelin, dan demikian, pernah
sintesis. dilaporkan efek samping
Farmakodinamik seperti diare derajat ringan
Methylcobalamin adalah kofaktor transien, trombosis
enzim. Di dalam sitoplasma, vaskular perifer, gatal,
metionin sintase membutuhkan eksantema, urtikaria,
methylcobalamin untuk edema, anafilaksis, dan
mengkatalisis perubahan kematian.
homosistein menjadi metionin
melalui transfer gugus metil dari
metiltetrahidrofolat. Enzim ini
menghubungkan jalur metilasi
melalui sintesis donor metil S-
adenosil metionin dan jalur
sintesis purin dan pirimidin.
Methylcobalamin juga diperlukan
sebagai kofaktor enzim
methylmalonyl CoA mutase, yang
mengubah methylmalonyl CoA
menjadi succinyl CoA. Dengan
demikian, methylcobalamin
memiliki peran penting dalam
sintesis DNA, regenerasi metionin
untuk sintesis dan metilasi
protein, serta mencegah akumulasi
homosistein.
Ondansentro 3 x 4 ml Injeksi Penanggulangan mual Hipersensitif terhadap Ondansentron merupakan suatu  Sakit kepala
n IV dan muntah karena ondansentron antagonis resptor 5HT3 yang  Konstipasi
kemoterapi dan bekerja secara selektif dan  Rasa panas pada kepala
radioterapi serta kompetitif dalam mencegah dan epigastrium
operasi maupun mengatasi mual dan  Sedasi
muntah akibat pengobatan dengan  Diare
sitostatika dan radioterapi
Paracetamol 3 x 100 Cairan Pengobatan jangka  Hipersensitif Mekanisme analgesic dan Jarang
infus ml infus pendek pada nyeri paracetamol antipiretik dari paracetamol belum  Umum: malaise
sedang ,terutama  Kasus dipastikan; kemungkinan  Kardiovaskuler:
setelah ketidakcukupan melibatkan aksi sentral dan hipotensi
pembedahandan untuk hepatoseluler parah pariferal.  Hati: peningkatan
pengobatan demam Paracetamol IV mempunyai onset kadar enzim
jangka pendek, ketika meringankan nyeri antara 5-10 transaminase hati
pemberian dengan rute menit setelah pemberian. Efek Sangat jarang
IV secara klinis analgesic puncak didapatkan  Umum: reaksi
dibenarkan karena setelah 1 jam dan durasi efek hipersensitivitas
adanya kebutuhan tersebut biasanya 4-6 jam.  Platelet/darah:
mendesak untuk Paracetamol IV mengurangi demam trombositopenia,
mengobati nyeri atau berkisar 30 menit setelah leukopenia,
hipertermia dana tau pemberian dengan durasi efek neutropenia
ketika rute pemberian antipiretik minimal 6 jam.
lain tidak
memungkinkan
Combivent 2 x 2,5 Inhalasi untuk mengendalikan  Hipersensitif Combivent merupakan obat yang Sakit kepala, iritasi
ml reversibel terhadap digunakan untuk mencegah dan tenggorokan, batuk, mulut
bronkospasma yang salbutamol, mengontrol gejala dari sesak napas kering, mual, muntah, diare
disebabkan oleh ipratropium atau atau mengi (wheezing) yang
penyakit jantung fenoterol, atropin disebabkan oleh asma akut dan
maupun asma akut atau turunannya. penyakit jantung.
 Penderita Combivent mengandung kombinasi
kardiomiopati zat aktif Fenoterol HBr dan
obstruktif Ipratropium Bromida yang
hipertrofi, memiliki mekanisme kerja sebagai
takiaritmia. berikut:
 Fenoterol HBr yaitu obat
golongan bronkodilator (agonis
selektif β-2 adrenergik) yang
bekerja dengan cara
melemaskan otot-otot di sekitar
saluran pernafasan yang
menyempit sehingga oksigen
dapat mengalis lebih lancar
menuju paru-paru.
 Ipratropium Bromida yaitu obat
golongan antagonis muskarinik
yang bekerja dengan
menimbulkan efek
antikolinergik yaitu mencegah
interaksi antara asetilkolin
dengan reseptor muskarinik
pada sel otot polos bronkus
supaya tidak terjadi
peningkatkan jumlah cGMP.
Mekanisme tersebut
menyebabkan dilatasi pada
saluran bronkus.
Pulmicort 2 x 0,5 Inhalasi Asma bronkial Hipersensitivitas Pulmicort merupakan obat yang Iritasi ringan pada
mg digunakan untuk mengontrol gejala tenggorokan dan suara
dan eksaserbasi asma pada klien serak. Iritasi lidah dan
yang sebelumnya diterapi dengan mulut, kandidiasis oral.
bronkodilator. Pulmicort Batuk dan mulut kering.
mengandung zat aktif Budesonid
yaitu obat golongan kortikosteroid
yang efektif untuk asma karena
dapat mengurangi inflamasi pada
saluran napas yaitu menyebabkan
sekresi mukus dan udem berkurang
ke dalam saluran napas.
Kalitake 3x1 Serbuk Hiperkalemia akibat  Klien yang memiliki Kalitake mengandung ion Ca2+ Perforasi dan obstruksi
sachet/ gagal ginjal akut dan riwayat dalam grup radikal resin sulfonate usus, konstipasi, mual
kronik hipersensitifitas yang merupakan kopolimer styrene muntah, anoreksia, rasa
terhadap ca divinil benzene. Dengan mekanisme tidak enak pada lambung,
polystyrene kerja sebagai resin penukar ion. hipokalemia
sulfonate. Kalitake melepaskan ion Ca2+ dan
 Klien yang memiliki mengikat ion K+ melalui adsorpsi.
riwayat Pada konsumsi per oral, obat ini
penyumbatan usus mengakibatkan terjadinya proses
pertukaran ion dalam traktus
gastrointestinalis, diekskresi dalam
feses. Kalitake tidak mempengaruhi
aktivitas motorik spontan.
Dalam larutan Tyrode, Kalitake
mengakibatkan peningkatan
bermakna ion Ca2+ dan penurunan
Mg2+ dan Na+ sampai 10%.
Kalitake mengakibatkan eliminasi
ion K+ pada klien gagal ginjal.
PRC 1 Cairan Klien anemia,  Hipersensitivitas Farmakodinamik:  Sakit kepala
kolf/ha darah termasuk anemia yang terhadap produk mengalirkan oksigen dari jantung  Demam
ri disebabkan oleh komponen darah ke seluruh tubuh serta membuang  Merasa gatal-gatal
kehamilan dan yang diberikan karbon dioksida.  Sedikit susah untuk
melahirkan, Klien bernapas
rawat inap yang  Kulit memerah
kondisinya stabil tapi  Susah bernapas
dengan kadar  Nyeri dada
hemoglobin darahnya  Tiba-tiba tekanan darah
(Hb) < 7 g/dL menurun
Calcium 2x10 ml Injeksi Indikasi kalsium Kalsium glukonat Farmakologi kalsium glukonat Efek samping yang perlu
gluconate IV glukonat adalah untuk kontraindikasi pada adalah sebagai tambahan kalsium diwaspadai saat
tata laksana kasus klien yang mengalami pada keadaan hipokalsemia. memberikan kalsium
hipokalsemia akut hiperkalsemia dan Kalsium berperan penting pada glukonat adalah reaksi lokal
yang simptomatik. fibrilasi ventrikel. berbagai sistem organ dan akibat peningkatan kadar
Obat ini juga bisa Penggunaan kalsium merupakan salah satu aktivator kalsium, hiperkalsemia, dan
digunakan untuk glukonat perlu reaksi enzimatik. keracunan aluminium.
overdosis calcium diperhatikan pada Kalsium glukonat memiliki
channel blocker, klien dengan gangguan Farmakodinamik interaksi dengan digoxin,
hipermagnesemia, dan ginjal, klien dengan beberapa jenis antibiotik,
Kalsium yang masuk ke dalam
luka bakar akibat asam risiko hiperkalsemia, diuretik, dan estrogen.
tubuh dalam bentuk garam kalsium
hidrofluorik. Indikasi klien dengan gangguan akan berperan dalam transmisi
lain, seperti untuk jantung, dan klien yang impuls saraf, kontraksi otot
resusitasi mendapatkan jantung, kontraksi otot skeletal,
kardipulmonal, sudah ceftriaxone. koagulasi darah, fungsi renal, dan
tidak lagi
respirasi. Pada sel, kalsium
direkomendasikan
berperan dalam menjaga stabilitas
kecuali terbukti
membran sel dan permeabilitas
disebabkan oleh atau
kapiler. Selain itu, kalsium juga
terdapat gangguan
berperan sebagai salah satu
elektrolit. aktivator reaksi enzimatik dalam
tubuh.
Methylpredni 2x62,5 Serbuk Indikasi Methylprednisolone Farmakologi methylprednisolone  mual dan muntah-
solone mg injeksi methylprednisolone kontraindikasi pada adalah sebagai agonis reseptor muntah
(+1 ml steril/ adalah sebagai berbagai keadaan hormon kortikosteroid dari  kehilangan nafsu makan
benzyl vial antiinflamasi atau seperti adanya riwayat golongan glukokortikoid sintetik.  sembelit atau susah
alcohol) imunosupresan, hipersensitivitas buang air besar
tatalaksana status terhadap obat ini atau Farmakodinamik  tenggorokan kering dan
asmatikus, reaksi komponennya, serta Methylprednisolone menghambat cepat haus
penolakan pada pada klien dengan kaskade respon imun awal dalam sering buang air kecil.
transplantasi organ, infeksi fungal sistemik. respon inflamasi serta menginisiasi
dan kondisi alergi.
resolusi dari proses inflamasi
tersebut.
MST 3x1 Tablet/ Untuk mengatasi rasa Klien dengan kondisi Farmakologi morfin bekerja pada Efek Samping morfin ada
continuous oral sakit dengan intensitas depresi respiratori reseptor aktif mu, delta dan kappa. pada beberapa organ
(morphine) sedang hingga parah, yaitu ketika paru-paru Ikatan morfin dan reseptor opioid seperti kardiovaskuler,
seperti nyeri pada tidak secara efektif menyebabkan beberapa efek pada gastrointestinal,
kanker atau serangan menukar gas oksigen SSP yaitu, inhibisi transmisi sinyal hematologi, sistem saraf,
jantung. dan karbon nyeri, mengubah respons terhadap hingga kulit. Efek samping
dioksida.Klien dengan nyeri, menimbulkan efek analgesik, berbahaya dari morfin
penyumbatan pada depresi napas, sedasi, dan supresi adalah depresi pernapasan.
saluran napas.Klien batuk. Interaksi obat antara
dengan pengosongan morfin dan golongan
lambung yang Farmakodinamik benzodiazepin maupun
tertunda.Penggunaan Morfin adalah agonis opioid yang depresan dapat
bersama atau memiliki afinitas terbesar pada meningkatkan risiko
berdekatan dengan reseptor μ. Reseptor ini merupakan depresi pernapasan.
pemberian obat reseptor opioid analgesik mayor.
golongan MAOI (obat Reseptor μ dapat ditemukan di otak
untuk mengatasi (amigdala posterior, hipotalamus,
depresi) dalam 2 talamus, dan nukleus kaudatus),
minggu setelah saraf tulang belakang, dan jaringan
perawatan.Klien lain di luar SSP (vaskular, jantung,
dengan gangguan pada paru-paru, sistem imun, dan
pergerakan usus (ileus saluran pencernaan)
paralitik).Klien dengan
tumor jinak yang
terbentuk di bagiah
tengah kelenjar
adrenal
(pheochromocytoma).
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium (kimia darah, darah lengkap, pemeriksaan urin, dll)
Tanggal 20-04-2022
Komponen Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8.6 13.5-17.5 gr/dL Anemia
Leukosit 45.3 4.5-11 109/L tubuh sedang melawan
infeksi
Hitung jenis -/-/-/95/2/3 Eos/Bas/Lim/
Seg/Lim/Mono
0-4/0-1/3-5/54-
62/25-33/2-6
Hematokrit 25.0 41-53 % Anemia
9
Trombosit 133 150-450 10 /L Trombositopenia
ELEKTROLIT
Natrium 129.4 135-155 mmol/L Hiponatremi
Kalium 5.77 3.5-5.0 mmol/L Hiperkalemi
Clorida 99.4 90-100 mmol/L Normal
Kalsium 1.52 2.15 – 2.57 mmol/L hipokalsemi
GULA DARAH
Glukosa stick 124 < 200 mg/dL Normal

Tanggal 21-04-2022
Komponen Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
FAAL GINJAL
Kreatin serum 7.9 0.6 - 1.3 mg/dL Adanya masalah pada
BUN 104 6 – 20 mg/dL kemampuan ginjal

Tanggal 22-04-2022
Komponen Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.3 13.5-17.5 gr/dL Anemia
Leukosit 31.3 4.5-11 109/L tubuh sedang melawan
infeksi
Hematokrit 31.4 41-53 % Anemia
Trombosit 138 150-450 109/L Trombositopenia

FKEP UNEJ 2021 23


b. Pemeriksaan Penunjang (Radiologi)
Pemeriksaan USG Thorax (21-04-2022)
Hasil pemeriksaan:
Cor: membesar
Pulmo: tidak tampak infiltrate
Sinus phrenicocostalis kanan dan kiri tajam
Tulang-tulang tampak baik
Interpretasi:
Klien mengalami kardiomegali

Jember, 21 April 2022


Pengambil Data,

Kelompok A1

FKEP UNEJ 2021 24


PATHWAY

Hipertensi, glomerulonefritis, pielonefritis, nefropati obstruksi

Pengendapan Penurunan produksi


garam mineral, hormon eritropoietin
perubahan pH urin

Penurunan produksi
Obstruksi saluran sel eritrosit
kemih
Berkurangnya vol.
Darah, Hb, eritrosit

Mengeluh Tampak Sulit Nadi dan


nyeri meringis tidur TD Penurunan O2 ke
meningkat jaringan

Muskoloskeletal Perifer

Penurunan suplai O2 Perubahan fungsi tubuh akibat


/nutrisi ke otot mekanisme kompensasi
Nyeri Akut
terhadap anemia

Hipoksia jaringan
CRT >3 Warna Akral Edema
detik kulit dingin ekstremitas
Gangguan metabolisme pucat bawah
aerob ke anaerob

ATP menurun, asam


laktat meningkat
Perfusi perifer tidak
efektif
Tirah baring

Aktivitas
berkurang

Nadi
meningkat Mengeluh
lelah

Intoleransi Aktivitas

FKEP UNEJ 2021 25


ANALISIS DATA

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH


1 DO: Hipertensi, Perfusi perifer tidak
- CRT >3 detik glomerulonefritis, efektif (D.0009)
- Akral teraba dingin pielonefritis,
- Warna kulit pucat nefropati obstruksi
- Turgor kulit menurun
Penurunan
DS: - produksi hormon
eritropoietin

Penurunan
produksi sel
eritrosit

Berkurangnya vol.
Darah, Hb, eritrosit

Penurunan O2 ke
jaringan

Perifer

Perubahan fungsi
tubuh akibat
mekanisme
kompensasi
terhadap anemia

CRT >3detik, pucat,


akral dingin

Perfusi perifer
tidak efektif
2 DO: Hipertensi, Nyeri akut (D.0077)
- Tampak meringis glomerulonefritis,
- Gelisah pielonefritis,
- N : 112 X/menit nefropati obstruksi
- TD : 140/90 mmHg
Pengendapan
DS: garam mineral,
- Klien mengatakan sering terbangun, perubahan pH urin
sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak Obstruksi saluran
bisa BAK selama 3 bulan terakhir kemih
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
tumpul Mengeluh nyeri,
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran tampak meringis,
kanan atas dan epigastrium sulit tidur
- S : skala nyeri 6 dari 10
- T : hilang timbul Nyeri akut
3 DO: Hipertensi, Intoleransi aktivitas

FKEP UNEJ 2021 26


- Nadi : 112 x/menit glomerulonefritis, (D.0057)
- TD 140/90 mmHg pielonefritis,
nefropati obstruksi
DS:
- Klien mengeluh lelah Penurunan
- Klien merasa lemah produksi hormon
eritropoietin

Penurunan
produksi sel
eritrosit

Berkurangnya vol.
Darah, Hb, eritrosit

Penurunan O2 ke
jaringan

Muskoloskeletal

Penurunan suplai
O2 /nutrisi ke otot

Hipoksia jaringan

Gangguan
metabolisme aerob
ke anaerob

ATP menurun,
asam laktat
meningkat

Tirah baring

Aktivitas
berkurang

Nadi meningkat,
mengeluh lelah

Intoleransi
aktivitas

FKEP UNEJ 2021 27


DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal Tanggal Keterangan
perumusan pencapaian
1 Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) 21 April 2022
b.d penurunan konsentrasi
hemoglobin d.d CRT >3 detik, akral
dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
menurun, edema ekstremitas bawah
2 Nyeri akut (D.0077) b.d agen 21 April 2022
pencedera fisiologis d.d mengeluh
nyeri, tampak meringis, gelisah,
frekuensi nadi meningkat dan sulit
tidur
3 Intoleransi Aktivitas (D.0057) b.d 21 April 2022
tirah baring d.d klien mengeluh lelah,
nadi meningkat, klien merasa lemah

FKEP UNEJ 2022 28


PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI) Rasional
Keperawatan
(SDKI)
1 Perfusi perifer Perfusi perifer (L.02011) SIKI: Perawatan Sirkulasi SIKI: Perawatan
tidak efektif Tujuan: (I.02079) Sirkulasi (I.02079)
(D.0009) Seteah dilakukan intervensi keperawatan Definisi: Mengidentifikasi dan 1. Memeriksa sirkulasi
selama 3x24 jam maka perfusi perifer merawat area local dengan perifer (misal. nadi perifer,
meningkat dengan kriteria hasil: keterbatasan sirkulasi perifer. pengisian kapiler, warna).
N Indikator Awal Tuujuan Observasi 2. Menghindari pengukuran
o 1 2 3 4 5 1. Periksa sirkulasi perifer tekanan darah
1 Denyut √ (misal, nadi perifer, pengisian pada
nadi kapiler, warna). ekstremitas dengan
perifer keterbatasan perfusi.
2 Warna √ Terapeutik 3. Menganjurkan untuk
kulit 1. Hindari pengukuran tekanan program diet guna
pucat darah pada ekstremitas memperbaiki sirkulasi.
3 Akral √ dengan keterbatasan perfusi. Menginformasikan tanda
meningka dan gejala darurat
t Edukasi sehingga klien paham akan
4 Pengisian √ 1. Anjurkan program diet untuk tanda dan gejala darita
kapiler memperbaiki sirkulasi yang haris dilaporkan.
(misal. Rendah lemah jenuh, 4. Menginformasikan tanda
Keterangan : minyak ikan omega 3). dan gejala darurat
No 1 : 2. Informasikan tanda dan sehingga klien paham akan
1. Menurun gejala darurat yang harus tanda dan gejala darita
2. Cukup menurun dilaporakan (misal, rasa sakit yang haris dilaporkan.
3. Sedang yang tidak hilang saat
4. Cukup meningkat istirahat). SIKI: Pemantauan Tanda
5. Meningkat Vital (I.02060)
No 2 : SIKI: Pemantauan Tanda Vital 1. Mengetahui tekanan darah
1. Meningkat (I.02060)
klien.
2. Cukup meningkat Definisi: Mengumpulkan dan 2. Mengetahui nadi
3. Sedang menganalisis data hasil pengukuran (frekuensi, kekuatan,
4. Cukup menurun fungsi vital kardiovaskuler, irama) klien.
5. Menurun pernapasan dan suhu tubuh. 3. Mengetahui
No 3 dan 4 Observasi pernapasan (frekuensi,
1. Memburuk 1. Monitor tekanan darah. kedalaman) klien.
2. Cukup memburuk 2. Monitor nadi (frekuensi, 4. Mengetahui suhu
3. Sedang kekuatan, irama). tubuh klien.
4. Cukup membaik 3. Monitor pernapasan 5. Mengetahui penyebab
5. Membaik (frekuensi, kedalaman). perubahan tanda vital klien.
4. Monitor suhu tubuh. 6. Mendokumentasikan hasil
5. Identifikasi penyebab
pemantauan.
perubahan tanda vital.
7. Menjelaskan tujuan dan
Terapeutik
prosedur pemantaun pada
1. Dokumentasikan hasil
klien.
pemantauan.
Edukasi 8. Menginformasikan hasil
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan pada klien
pemantauan. untuk mengetahui apakah
2. Informasikan hasil ada perbaikan pada status
pemantauan, jika perlu. TTV klien.
Nyeri Akut Tingkat Nyeri (L.08066) SIKI : Manajemen Nyeri (I. SIKI : Manajemen Nyeri (I.
2.
(D.0077) Tujuan : 08238) 08238)
Setelah dilaksanakan tindakan Definisi : Mengidentifikasi dan
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan mengelola pengalaman sensorik 1. Mengetahui skala nyeri yang
nyeri yang dirasakan klien dapat menurun atau emosional yang berkaitan dirasakan klien.
dengan kriteria hasil : dengan kerusakan jaringan atau 2. Mengetahui faktor yang
N Indikator Awal Tuujuan fungsional dengan onset mendadak menyebabkan ,muncul dan
o 1 2 3 4 5 atau lambat dan berintensitas hilangnya nyeri pada klien.
1 Keluhan √ ringan hingga berat dan konstan. 3. Membantu klien mengurangi
nyeri Observasi rasa nyeri yang dirasakan
2 Meringis √ 1. Identifikasi skala nyeri dengan tindakan sederhana
3 Gelisah √ yang dapat dilakukan setiap
2. Identifikasi faktor yang waktu.
4 Kesulitan √
memperberat dan
tidur 4. Menghindari timbulnya
memperingan nyeri
5 Mual √ nyeri pada klien.
Terapeutik
5. Agar strategi yang dipilih
Keterangan : 1. Berikan teknik non tepat untuk mengatasi nyeri.
1. Meningkat farmakologis untuk
2. Cukup meningkat mengurangi nyeri (misal. TENS, 6. Agar klien dapat melakukan
3. Sedang hipnosis, akupresur, terapi teknik untuk mengurangi
4. Cukup menurun musik, biofeedback, terapi nyeri secara mandiri
5. Menurun pijat, aromaterapi, teknik 7. Mengatasi nyeri yang
imajinasi terbimbing, kompres tidak bisa ditahan oleh klien
panas/dingin, terapi bermain).
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri.
3. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
Edukasi
1. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu.
3 Intoleransi Toleransi Aktivitas (L.05047) SIKI: Manajemen Energi SIKI: Manajemen Energi
Aktivitas (D.0056) Tujuan: (I.05178) (I.05178)
Seteah dilakukan intervensi keperawatan Definisi: mengidentifikasi dan 1. Mengetahui penyebab
selama 3x24 jam maka keletihan mengelola penggunaan energy kelelahan
meningkat dengan kriteria hasil: untuk mengatasi atau mecegah 2. Mengetahui status kelelahan
N Indikator Awal Tuujuan kelelahan dan mengoptimalkan 3. Mengetahui kualitas tidur
o 1 2 3 4 5 proses pemulihan. 4. Mengurangi kelelahan
1 Keluhan √ Observasi 5. Mengurangi myalgia
lelah 1. Identifikasi gangguan fungsi 6. Mencegah keletihan
2 Perasaan √ tubuh yang mengakibatkan
lemah kelelahan.
3 Frekuensi √ 2. Monitor kelelahan fisik dan
nadi emosional.
3. Monitor pola dan jam tidur.
Keterangan : Terapeutik
No 1-2 1. Sediakan lingkungan nyaman
1. Meningkat dan rendah stimulus (misal,
2. Cukup meningkat cahaya, suara, kunjungan).
3. Sedang 2. Lakukan latihan rentang gerak
4. Cukup menurun pasif dan atau aktif.
5. Menurun Edukasi
No. 3 1. Anjurkan melakukan aktivitas
1. Memburuk secara bertahap.
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari, No. DX Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal
Kamis, 21 1 16.00 WIB 1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal nadi S: -
April 2022 perifer, pengisian kapiler, warna)
16.10 WIB 2. Menghindari pengukuran tekana darah O:
pada ekstremitas dengan keterbatasan - CRT >3 detik
perfusi - Akral teraba dingin
16.15 WIB 3. Menganjurkan program diet untuk - Warna kulit pucat
memperbaiki sirkulasi (misal rendah - Turgor kulit menurun
lemah jenuh, minyak ikan omega 3)
16.30 WIB A:
4. Menginformasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan (misal, Masalah asuhan keperawatan perfusi
rasa sakit yang tidak hilang saat perifer tidak efektif belum teratasi
16.35- istirahat)
5. Memonitor tekanan darah P:
16.55 WIB
6. Memonitor nadi (frekuensi, kekuatan, 1. adi perifer, pengisian kapiler,
irama) warna)
7. Memonitor pernapasan (frekuensi, 2. Hindari pengukuran tekana darah
kedalaman) pada ekstremitas dengan
8. Memonitor suhu tubuh keterbatasan perfusi
9. Mengidentifikasikan penyebab 3. Anjurkan program diet untuk
perubahan tanda vital memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
4. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan
(misal, rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat)
5. Monitor tekanan darah
6. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama)
7. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
8. Monitor suhu tubuh
Identifikasikan penyebab perubahan
tanda vital
2 17.00 WIB 1. Mengidentifikasi skala nyeri S:
17.05 WIB 2. Mengidentifikasi faktor yang - Klien mengatakan sering terbangun,
memperberat dan memperingan nyeri sulit tidur
17.10 WIB 3. Memberikan teknik non farmakologis - P : nyeri dikarenakan klien tidak bisa
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS, BAK selama 3 bulan terakhir
hipnosis, akupresur, terapi musik, - Q : nyeri seperti ditimpa benda
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, tumpul
teknik imajinasi terbimbing, kompres - R : terdapat nyeri tekan di kuadran
panas/ dingin, terapi bermain). kanan atas dan epigastrium
17.40 WIB
4. Mengontrol lingkungan yang - S : skala nyeri 7 dari 10
18.00 WIB memperberat nyeri - T : hilang timbul
5. Mempertimbangkan jenis dan sumber O:
nyeri dalam pemilihan strategi - Tampak meringis
18.10 WIB meredakan nyeri. - Gelisah
6. Mengajarkan teknik non farmakologis - N : 112 X/menit
18.30 WIB untuk mengurangi rasa nyeri - TD : 140/90 mmHg
7. Mengkolaborasikan pemberian A:
analgetik, jika perlu Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
belum teratasi

P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
panas/ dingin, terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kolaborasikan pemberian analgetik,
jika perlu

3 18.30 WIB 1. Mengidentifikasikan gangguan fungsi S:


tubuh yang mengakibatkan kelelahan - Klien mengeluh lelah
18.50 WIB 2. Memonitor kelelahan fisik dan - Klien merasa lemah
emosional O:
19.00 WIB 3. Memonitor pola dan jam tidur - Nadi : 112 x/menit
19.10 WIB 4. Menyediakan lingkungan nyaman dan - TD 140/90 mmHg
rendah stimulus (misal, cahaya, suara,
kunjungan) A:
19.30 WIB 5. Melakukan latihan rentang gerak pasif Masalah asuhan keperawatan intoleransi
atau aktif aktivitas belum teratasi
19.40 WIB
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap P:
1. Mengidentifikasikan gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
1 20.30 WIB 1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal nadi S: -
perifer, pengisian kapiler, warna)
20.35 WIB 2. Menghindari pengukuran tekanan darah O:
pada ekstremitas dengan keterbatasan - CRT >3 detik
perfusi - Akral teraba dingin
20.40 WIB 3. Menganjurkan program diet untuk - Warna kulit pucat
memperbaiki sirkulasi (misal rendah - Turgor kulit menurun
lemah jenuh, minyak ikan omega 3)
20.50 WIB 4. Menginformasikan tanda dan gejala A:
darurat yang harus dilaporan (misal, Masalah asuhan keperawatan perfusi
rasa sakit yang tidak hilang saat perifer tidak efektif belum teratasi
20.55 WIB istirahat)
5. Memonitor tekanan darah P:
21.00 WIB
6. Memonitor nadi (frekuensi, kekuatan, 1. Nadi perifer, pengisian kapiler,
irama) warna)
21.05 WIB
7. Memonitor pernapasan (frekuensi, 2. Hindari pengukuran tekana darah
21.10 WIB kedalaman) pada ekstremitas dengan
21.15 WIB 8. Memonitor suhu tubuh keterbatasan perfusi
9. Mengidentifikasikan penyebab 3. Anjurkan program diet untuk
perubahan tanda vital memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
4. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan
(misal, rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat)
5. Monitor tekanan darah
6. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama)
7. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
8. Monitor suhu tubuh
9. Identifikasikan penyebab perubahan
tanda vital
2 21.20 WIB 1. Mengidentifikasi skala nyeri S:
21.25 WIB 2. Mengidentifikasi faktor yang - Klien mengatakan sering terbangun,
memperberat dan memperingan nyeri sulit tidur
21.30 WIB 3. Memberikan teknik non farmakologis - P : nyeri dikarenakan klien tidak bisa
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS, BAK selama 3 bulan terakhir
hipnosis, akupresur, terapi musik, - Q : nyeri seperti ditimpa benda
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, tumpul
teknik imajinasi terbimbing, kompres - R : terdapat nyeri tekan di kuadran
panas/ dingin, terapi bermain). kanan atas dan epigastrium
21.35 WIB
4. Mengontrol lingkungan yang - S : skala nyeri 7 dari 10
memperberat nyeri - T : hilang timbul
21.40 WIB
5. Mempertimbangkan jenis dan sumber O:
nyeri dalam pemilihan strategi - Tampak meringis
21.45 WIB meredakan nyeri. - Gelisah
6. Mengajarkan teknik non farmakologis - N : 112 X/menit
untuk mengurangi rasa nyeri - TD : 140/90 mmHg
7. Mengkolaborasikan pemberian A:
analgetik, jika perlu Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
belum teratasi

P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
panas/ dingin, terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kolaborasikan pemberian analgetik,
jika perlu
3 21.50 WIB 1. Mengidentifikasikan gangguan fungsi S:
tubuh yang mengakibatkan kelelahan - Klien mengeluh lelah
21.55 WIB 2. Memonitor kelelahan fisik dan - Klien merasa lemah
emosional O:
22.00 WIB 3. Memonitor pola dan jam tidur - Nadi : 112 x/menit
22.05 WIB 4. Menyediakan lingkungan nyaman dan - TD 140/90 mmHg
rendah stimulus (misal, cahaya, suara,
kunjungan) A:
22.10 WIB 5. Melakukan latihan rentang gerak pasif Masalah asuhan keperawatan intoleransi
atau aktif aktivitas belum teratasi
22.15 WIB
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap P:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Jumat, 22 1 09.00 WIB 1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal nadi S: -
April 2022 perifer, pengisian kapiler, warna)
09.10 WIB 2. Menghindari pengukuran tekana darah O:
pada ekstremitas dengan keterbatasan - CRT > 3 detik
perfusi - Akrab teraba dingin
09.20 WIB 3. Menganjurkan program diet untuk - Warna kulit pucat
memperbaiki sirkulasi (misal rendah - Turgor kulit menurun
lemah jenuh, minyak ikan omega 3)
09.40 WIB 4. Menginformasikan tanda dan gejala A:
darurat yang harus dilaporan (misal, Masalah asuhan keperawatan perfusi
rasa sakit yang tidak hilang saat perifer tidak efektif belum teratasi
istirahat)
12.00 WIB 5. Memonitor tekanan darah P:
12.10 WIB 6. Memonitor nadi (frekuensi, kekuatan, 1. Periksa sirkulasi perifer (misal nadi
irama) perifer, pengisian kapiler, warna)
12.30 WIB 7. Memonitor pernapasan (frekuensi, 2. Hindari pengukuran tekana darah
kedalaman) pada ekstremitas dengan
12.45 WIB keterbatasan perfusi
8. Memonitor suhu tubuh
13.00 WIB 3. Anjurkan program diet untuk
9. Mengidentifikasikan penyebab
perubahan tanda vital memperbaiki sirkulasi (misal rendah
lemah jenuh, minyak ikan omega 3)
4. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan (misal,
rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat)
5. Monitor tekanan darah
6. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama)
7. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
8. Monitor suhu tubuh
9. Identifikasikan penyebab perubahan
tanda vital
2 16.00 WIB 1. Mengidentifikasi skala nyeri S:
2. Mengidentifikasi faktor yang Klien mengatakan sering terbangun, dan
memperberat dan memperingan nyeri menyebabkan sulit tidur
16.10 WIB P: nyeri dikarenakan klien tidak bisa BAK
3. Memberikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS, selama 3 bulan terakhir
hipnosis, akupresur, terapi musik, Q: nyeri seperti ditimpa benda tumpul
R: terdapat nyeri tekan di kuadran kanan
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
atas dan epigastrium
teknik imajinasi terbimbing, kompres S: skala nyeri 7 dari 10
panas/ dingin, terapi bermain). T: hilang timbul
16.15 WIB 4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat nyeri O:
16.30 WIB 5. Mempertimbangkan jenis dan sumber 1. Tampak meringis
nyeri dalam pemilihan strategi 2. Gelisah
3. N: 105 x/menit
16.40 WIB meredakan nyeri.
4. TD: 130/80 mmHg
16.55 WIB 6. Mengajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri A:
7. Mengkolaborasikan pemberian Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
analgetik, jika perlu belum teratasi

P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
panas/ dingin, terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kolaborasikan pemberian analgetik,
jika perlu
3 17.00 WIB 1. Mengidentifikasikan gangguan S:
fungsi tubuh yang mengakibatkan 1. Klien mengeluh lelah
kelelahan 2. Klien mengeluh merasa lemas

17.05 WIB 2. Memonitor kelelahan fisik dan


O:
emosional 1. Nadi: 105 X/menit
17.10 WIB 3. Memonitor pola dan jam tidur 2. TD: 130/80 mmHg
4. Menyediakan lingkungan nyaman
17.40 WIB A:
dan rendah stimulus (misal, cahaya,
Masalah asuhan keperawatan intoleransi
18.00 WIB suara, kunjungan)
aktivitas belum teratasi
5. Melakukan latihan rentang gerak
18.30 WIB pasif atau aktif P:
6. Menganjurkan melakukan aktivitas 1. Mengidentifikasikan gangguan
secara bertahap fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Sabtu, 23 1 20.30 WIB 1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal nadi S: -
April 2022 perifer, pengisian kapiler, warna)
20.35 WIB 2. Menghindari pengukuran tekana darah O:
pada ekstremitas dengan keterbatasan 1. CRT < 3 detik
perfusi 2. Akral teraba dingin
20.50 WIB 3. Memonitor tekanan darah 3. Warna kulit pucat
21.00 WIB 4. Memonitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama) A:
21.05 WIB 5. Memonitor pernapasan (frekuensi, Maslaah asuhan keperawatan perfusi
kedalaman) perifer tidak efektif tertasi sebagian
21.10 WIB
6. Memonitor suhu tubuh
21.15 WIB P:
7. Mengidentifikasikan penyebab
perubahan tanda vital 1. Periksa sirkulasi perifer (misal nadi
perifer, pengisian kapiler, warna)
2. Hindari pengukuran tekana darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama)
5. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
6. Monitor suhu tubuh
7. Identifikasikan penyebab perubahan
tanda vital
2 21.20 WIB 1. Mengidentifikasi skala nyeri S:
21.25 WIB 2. Memberikan teknik non farmakologis - P: nyeri dikarenakan klien tidak bisa
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS, BAK selama 3 bulan terakhir
hipnosis, akupresur, terapi musik, - Q: nyeri seperti ditimpa benda
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, tumpul
teknik imajinasi terbimbing, kompres - R: terdapat nyeri tekan di kuadran
panas/ dingin, terapi bermain). kana atas dan epigastrium
21.30 WIB
3. Mempertimbangkan jenis dan sumber - S: Skala nyeri 7 dari 10
nyeri dalam pemilihan strategi - T: hilang timbul
21.35 WIB meredakan nyeri. O:
4. Mengajarkan teknik non farmakologis 1. Klien tampak gelisah
21.45 WIB untuk mengurangi rasa nyeri 2. Nadi : 110 x/menit
5. Mengkolaborasikan pemberian analgetik, 3. TD: 140/100 mmHg
jika perlu
A:
Maslaah asuhan keperawatan nyeri akut
teratasi sebagian
P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
panas/ dingin, terapi bermain).
3. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
4. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasikan pemberian analgetik,
jika perlu
3 21.50 WIB 1. Mengidentifikasikan gangguan fungsi S:
tubuh yang mengakibatkan kelelahan 1. Klien mengatakan lelah
21.55 WIB 2. Memonitor kelelahan fisik dan 2. Klien merasa lemah
emosional
22.00 WIB 3. Memonitor pola dan jam tidur O:
22.05 WIB 4. Melakukan latihan rentang gerak pasif 1. Nadi: 110 x/menit
atau aktif 2. TD: 140/100 mmHg
22.15 WIB 5. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap A:
Masalah asuhan keperawatan intoleransi
aktivitas tertasi sebagian

P:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
5. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
CATATAN PERKEMBANGAN KLIEN TERINTEGRASI

DIAGNOSA : Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
di tandai dengan CRT >3 detik, akral dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun, edema ekstremitas
bawah

Hari, Tanggal, Profesi Evaluasi Sumatif Paraf


Jam
Kamis, 21 April Perawat S: -
2022
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun

A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
9. Periksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
10. Hindari pengukuran tekana darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
11. Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
12. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan
(misal, rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat)
13. Monitor tekanan darah
14. Monitor nadi (frekuensi,
kekuatan, irama)
15. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
16. Monitor suhu tubuh
17. Identifikasikan penyebab
perubahan tanda vital
I:
1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
2. Menghindari pengukuran tekana
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Menganjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
4. Menginformasikan tanda dan

FKEP UNEJ 2022 44


gejala darurat yang harus
dilaporan (misal, rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat)
5. Memonitor tekanan darah
6. Memonitor nadi (frekuensi,
kekuatan, irama)
7. Memonitor pernapasan
(frekuensi, kedalaman)
8. Memonitor suhu tubuh
9. Mengidentifikasikan penyebab
perubahan tanda vital
E:
S: -

O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun

A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
Jumat, 22 April Perawat S: -
2022
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun

A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
2. Hindari pengukuran tekana darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
4. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan
(misal, rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat)
5. Monitor tekanan darah
6. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama)
7. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
8. Monitor suhu tubuh

FKEP UNEJ 2022 45


9. Identifikasikan penyebab
perubahan tanda vital
I:
1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
2. Menghindari pengukuran tekana
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Menganjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
4. Menginformasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporan (misal, rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat)
5. Memonitor tekanan darah
6. Memonitor nadi (frekuensi,
kekuatan, irama)
7. Memonitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
8. Memonitor suhu tubuh
9. Mengidentifikasikan penyebab
perubahan tanda vital
E:
S: -

O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun

A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
Sabtu, 23 April Perawat S: -
2022
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat

A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi 1,2,5,6,7,8,9


1. Periksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
2. Hindari pengukuran tekana darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Memonitor tekanan darah

FKEP UNEJ 2022 46


4. Memonitor nadi (frekuensi,
kekuatan, irama)
5. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
6. Monitor suhu tubuh
7. Identifikasikan penyebab
perubahan tanda vital
I:
1. Memeriksa sirkulasi perifer
(misal nadi perifer, pengisian
kapiler, warna)
2. Menghindari pengukuran tekana
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Memonitor tekanan darah
4. Memonitor nadi (frekuensi,
kekuatan, irama)
5. Memonitor pernapasan
(frekuensi, kedalaman)
6. Memonitor suhu tubuh
7. Mengidentifikasikan penyebab
perubahan tanda vital
E:
S: -

O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat

A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi

FKEP UNEJ 2022 47


CATATAN PERKEMBANGAN KLIEN TERINTEGRASI

DIAGNOSA : Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan mengeluh
nyeri, tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat dan sulit tidur

Hari, Tanggal, Profesi Evaluasi Sumatif Paraf


Jam
Kamis, 21 April Perawat S:
2022 - Klien mengatakan sering
terbangun, sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran
kanan atas dan epigastrium
- S : skala nyeri 7 dari 10
- T : hilang timbul
O:
- Tampak meringis
- Gelisah
- N : 112 X/menit
- TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal,
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

I:
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Memberikan teknik non

FKEP UNEJ 2022 48


farmakologis untuk mengurangi
nyeri (misal, TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
6. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
7. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu

E:
S:
- Klien mengatakan sering
terbangun, sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran
kanan atas dan epigastrium
- S : skala nyeri 7 dari 10
- T : hilang timbul
O:
- Tampak meringis
- Gelisah
- N : 112 X/menit
- TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi (1 - 7)
Jumat, 22 April Perawat S:
2022 - Klien mengatakan sering
terbangun, sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran
kanan atas dan epigastrium
- S : skala nyeri 7 dari 10
- T : hilang timbul
O:
- Tampak meringis
- Gelisah
- N : 105 X/menit
- TD : 130/80 mmHg

FKEP UNEJ 2022 49


A:
Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal,
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

I:
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
nyeri (misal, TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
6. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
7. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu

E:
S:
- Klien mengatakan sering
terbangun, sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q : nyeri seperti ditimpa benda

FKEP UNEJ 2022 50


tumpul
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran
kanan atas dan epigastrium
- S : skala nyeri 7 dari 10
- T : hilang timbul
O:
- Tampak meringis
- Gelisah
- N: 105 x/menit
- TD: 130/80 mmHg
A:
Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi (1 - 7)
Sabtu, 23 April Perawat S:
2022 - P: nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q: nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R: terdapat nyeri tekan di kuadran
kana atas dan epigastrium
- S: Skala nyeri 7 dari 10
- T: hilang timbul
O:
- Klien tampak gelisah
- Nadi : 110 x/menit
- TD: 140/100 mmHg

A:
Maslaah asuhan keperawatan nyeri akut
teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi (1,3,5,6,7)
1. Identifikasi skala nyeri
2. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal,
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
3. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
4. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

I:
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
nyeri (misal, TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,

FKEP UNEJ 2022 51


biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
3. Mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
4. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
5. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu

E:
S:
- P: nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q: nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R: terdapat nyeri tekan di kuadran
kana atas dan epigastrium
- S: Skala nyeri 7 dari 10
- T: hilang timbul
O:
4. Klien tampak gelisah
5. Nadi : 110 x/menit
6. TD: 140/100 mmHg

A:
Maslaah asuhan keperawatan nyeri akut
teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi (1,3,5,6,7)

FKEP UNEJ 2022 52


CATATAN PERKEMBANGAN KLIEN TERINTEGRASI

DIAGNOSA : Intoleransi Aktivitas (D.0057) berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan klien
mengeluh lelah, nadi meningkat, klien merasa lemah

Hari, Tanggal, Profesi Evaluasi Sumatif Paraf


Jam
Kamis, 21 April Perawat S:
2022 - Klien mengeluh lelah
- Klien merasa lemah
O:
- Nadi : 112 x/menit
- TD 140/90 mmHg

A:
Masalah asuhan keperawatan
intoleransi aktivitas belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasikan gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

I:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal,
cahaya, suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap

E:
S:
- Klien mengeluh lelah
- Klien merasa lemah
O:
- Nadi : 112 x/menit
- TD 140/90 mmHg

A:

FKEP UNEJ 2022 53


Masalah asuhan keperawatan
intoleransi aktivitas belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi (1 - 6)
Jumat, 22 April Perawat S:
2022 - Klien mengeluh lelah
- Klien mengeluh merasa lemas

O:
- Nadi: 105 X/menit
- TD: 130/80 mmHg

A:
Masalah asuhan keperawatan intoleransi
aktivitas belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi (1 -6)
1. Identifikasikan gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

I:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal,
cahaya, suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

E:
S:
- Klien mengeluh lelah
- Klien merasa lemah
O:
- Nadi : 112 x/menit
- TD 140/90 mmHg

A:
Masalah asuhan keperawatan

FKEP UNEJ 2022 54


Judul Jurnal Manajemen Cairan pada Pasien Hemodialisis Untuk Meningkatkan
Kualitas Hidup di RSUD Dr. Harjono Ponorogo
Penulis Isroin L, Istanti Y.P., Soejono S.K,
Tahun
intoleransi aktivitas Jurnal
belum teratasi
Evidence Based Nursing berdasarkan
Jenis Terapi Terapi Hemodialisa P:
Tujuan Terapi Pengganti ginjal seumur
Lanjutkan hidup dan untuk
intervensi (1 - 6)memperbaiki komposisi
cairan
Sabtu, 23 April Perawatsehingga mencapai
S: keseimbangan cairan yang diharapkan
2022 untuk mencegah kekurangan atau kelebihan
- Klien mengatakan lelah cairan yang dapat
menyebabkan efek yangmerasa
- Klien signifi
lemah kan terhadap komplikasi
kardiovaskuler dalam jangka panjang
Subyek Populasi dalam O:penelitian ini adalah klien yang menjalani
hemodialisis 3-4 kali - sejumlah
Nadi: 110 11x/menit
orang. Dibagi menjadi kelompok
- TD: 140/100
intervensi 6 orang dan kelompok kontrol mmHg5 orang yang ditentukan
secara random. Terdapat kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian
A:
ini yaitu dengan kriteria
Masalah
inklusi asuhan
sebagai berikut : Bersedia menjadi
keperawatan
responden dan bisa intoleransi aktivitas tertasi sebagianpasien 20 – 60
membaca dan menulis, usia
tahun, pasien yang menjalani hemodialisis 3-4 kali, pasien menjalani
hemodialisa 9 – P: 12 jam/minggu. Kriteria eksklusi : pasien gagal
ginjal yang tidakLanjutkan
dapat diwawancarai, pasien gagal ginjal yang
intervensi (1,2,3,5,6)
mempunyai penyakit I: penyerta (Infark myokard, hepatitis, HIV
AIDS), pasien yang1. tidak rutin menjalani hemodialisa
Mengidentifikasikan gangguan dan pasien
yang menjalani HD diluar fungsi tubuh
jadwal yang
yang mengakibatkan
ditentukan.
Prosedur Terapi kelelahan
Data diambil 2 periode, tahap pertama sebelum dilakuan intervensi
2. Memonitor
dan tahap kedua setelah kelelahanmeliputi
dilakuan intervensi fisik dan
data demografi
emosional
kualitas hidup dn indikator fi sik kualitas hidup. Penyuluhan tentang
3. Memonitor pola dan jam tidur
manajemen cairan dilakukan saat intradialysis. Pasien juga mendapat
4. Menyediakan lingkungan nyaman
penjelasan tentang pengisian data selama 12 minggu di rumah yang
dan rendah stimulus (misal,
meliputi data jumlah cahaya,
urin setiap
suara,hari, jumlah minum setiap hari,
kunjungan)
asupan makanan, berat badan dan ukuran
5. Melakukan latihan rentang lingkar pergelangan
gerak kaki.
Pengambilan data tahap pasif ataudua
aktifdilakukan setelah monitoring
keseimbangan cairan 6. Menganjurkanhemodialisis
selama 12 kali melakukan .aktivitas
Pembahasan 1. Karakteristik Responden
secara bertahap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang usia responden
E:
antara 20-70 tahun. Umur merupakan faktor yang kuat terhadap
S: pasien dalam mentaati jumlah konsumsi cairan
tingkat kepatuhan
- Klien tercapainya
sehingga menentukan mengatakan lelahberat badan kering yang
- Klien
optimal. Usia yang tergolong merasa lemah
produktif lebih terpacu untuk
sembuh dan memiliki harapan hidup yang lebih tinggi
O:
2. Jenis Kelamin - Nadi: 110 x/menit
Rata-rata responden
- TD: berjenis
140/100kelamin
mmHglaki-laki (72%) sesuai
dengan yang dikemukakan oleh The ESRD Incidense Study
Group, (2006) A:bahwa terdapat peningkatan angka kejadian gagal
ginjalkronik terjadi
Masalah pada laki-laki.
asuhan Hal ini keperawatan
dikaitkan dengan gaya
hidup yang kurangintoleransi
baik pada pasien
aktivitas tertasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi (1,2,3,5,6)

seperti merokok, alkohol, bergadang, kurang


minum air, kurang olah raga dan banyak makan
makanan cepat saji
3. Pendidikan
Mayoritas responden pendidikan SMA (54%). studi yang
dilakukan oleh Barnett (2008) menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan tidak memberikan perbedaan terhadap kemampuan
melakukan perawatan mandiri pada pasien hemodialsis. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Thomas (2003) bahwa Psikologis
berkontribusi terhadap asupan cairan yang berlebihan pada pasien
FKEP UNEJ 2022 dialisis. Model mengasumsikan bahwa ada ketegangan antara 55
kebutuhan untuk membatasi asupan cairan dan keinginan untuk

Anda mungkin juga menyukai