Oleh
Kelompok A1
I. Identitas Klien
Nama : Tn. A No. RM : 339xxx
Tanggal lahir : 12-09-1955 (67 Tahun) Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Laki – laki Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 20-04-2022
Pendidikan : SMP Tanggal Pengkajian : 21-04-2022
Alamat : Jl. Srikoyo Lingkungan Sumber Informasi : Klien, keluarga, dan rekam medis
Patrang Tengah RT 02 RW 09
Patrang - Jember
X X X X
X X X X X
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: menikah
// :cerai
: anak kandung
: anak angkat
: anak kembar
: klien
: meninggal
: tinggal serumah
Pemeliharaan Kesehatan :
Klien mengatakan bahwa klien selalu membeli obat – obatan di apotek sekitar ketika klien sakit,
dan klien memiliki inisiatif untuk memeriksakan keadaannya ketika klien sakit berkepanjangan,
klien juga mengatakan untuk menjaga stamina klien tetap fit klien meminum minuman
berenergi ketika bekerja.
Interpretasi:
Nilai hemoglobin, hematocrit dan trombosit rendah menunjukan klien mengalami anemia.
2.3 Clinical Sign :
Komponen Hasil Pemeriksaan
Penampilan umum Klien nampak lemas, tirah baring
Rambut Rambut klien berwarna hitam beruban, persebaran rambut
klien merata, dan rambut klien tidak kusam
Konjungtiva Anemis / pucat
Sklera Putih
Mukosa bibir Kering
Turgor kulit Menurun, > 2 detik
Lain-lain:
a. Klien mengatakan tidak nafsu makan
Interpretasi :
Klien mengalami masalah nutrisi secara klinis dan biochemical test.
Interpretasi :
Klien mengalami perubahan
3. Pola Eliminasi:
BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 1 kali sehari Belum kencing sama sekali
Jumlah + 100 cc Tidak diketahui
Warna Kuning jernih Tidak diketahui
Bau Khas urin Tidak diketahui
Karakter Cair Tidak diketahui
BJ - Tidak diketahui
Alat bantu Tidak ada Pispot
Kemandirian Mandiri -
(mandiri/dibantu)
Status Mental 0
Orientasi tidak ada gangguan Ya 0
Adanya keterbatasan Ya 15
TOTAL SKOR 35
Interpretasi:
Klien memiliki tingkat risiko jatuh yang rendah
Keterangan:
Kekuatan otot :
FKEP UNEJ 2022 7
Kekuatan otot ada pada derajat 4, yang artinya dapat melawan tahanan ringan dan dapat
melakukan Range Of Motion (ROM) secara penuh
Rentang gerak sendi:
Kemampuan rentang gerak sendi baik
Status Oksigenasi :
Sianosis : tidak ada
Capillary Refill Time : > 3 detik
Oksimetri : 100% (tanpa oksigen)
Lain-lain :-
Fungsi kardiovaskuler :
Bunyi jantung: S1 S2 tunggal
Bunyi tambahan : tidak ada
Asterosklorosis : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
Terapi oksigen :
Terapi oksigen : Ya/Tidak
Jenis : Nasal Kanul/Simple Mask/RM/NRM
Jumlah : /menit
Lain-lain :-
Ideal diri :
Sebelum sakit : klien mengatakan ingin menjadi kepala rumah tangga yang baik untuk
keluarganya
Saat sakit : Klien mengatakan terkait keinginan dan harapannya agar bisa segera sembuh dan
dapat beraktifitas secara normal .
Harga diri :
Sebelum sakit : Klien mengatakan menerima semua kondisi diri, bentuk tubuh, dan semua yang
ada pada dirinya
Saat sakit : Klien mengatakan tidak minder dan malu akan penyakit yang dialami saat ini, klien
percaya diri bahwa dirinya akan segera sembuh, klien menunggu sebuah keajaiban.
Peran Diri :
Sebelum sakit : Klien hidup bersama istri beserta ke dua anaknya, klien berperan sebagai
kepala rumah tangga.
Saat sakit : Klien mengatakan ingin segera pulang agar bisa melakukan pekerjaan menjadi ibu
rumah tanga seperti biasa sehingga dapat memenuhi perannya.
Identitas Diri :
Sebelum sakit : Klien dapat mengenali dirinya sendiri yaitu laki laki berusia 65 tahun,
mempunyai seorang istri, dan dua orang anak.
Saar sakit : Klien masih menunjukkan orientasi yang baik terhadap dirinya sendiri.
Interpretasi Pola Persepsi Diri :
Pola persepsi diri klien tidak mengalami gangguan
2. Mata
FKEP UNEJ 2022 10
I: posisi mata simetris, gerakan bola mata normal, konjungtiva anemis, ikterik (-), ratinopaty (-),
reflek cahaya (+), pupil 3mm/3mm, warna iris hitam, palpebra tidak ada oedema, penglihatan
bagus, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, nampak sayu
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa abnormal ataupun benjolan
3. Telinga
I : tidak ada kelainan bentuk, daun telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen yang
keluar, telinga bersih tidak ada kotoran, fungsi pendengaran bagus
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa abnormal ataupun benjolan, daun
telinga lentur, normal
4. Hidung
I : bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak terdapat napas cuping
hidung, klien bernafas spontan
P : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
I : bibir pucat, mukosa bibir kering, lidah klien pucat, gigi berwarna putih, tidak tampak ada
masalah di mulut seperti sariawan
6. Leher
I : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, nadi karotis teraba,
tidak ada distensi vena jugularis
7. Dada
Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
P : terdapat nyeri tekan sekala 6
P : Redup (pekak), batas kiri jantung ICS 4,5, dan 8, terdapat tanda cardiomegali
A : suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara tambahan
Paru
I : bentuk dada simetris, menggunakan otot bantu pernapasan minimal, RR 20 X/menit, napas
reguler
P : Perkembangan dada simetris
P : hipersonor dibagian paru kiri dan kanan
A : tidak ada suara tambahan pada vesicular, dan bradialis
8. Abdomen
I : bentuk abdomen normal, umbilicus terletak ditengah, terdapat asites minimal, terdapat jejas,
hepatomegaly (-), splenomegaly (-), caput medosa (-)
A : peristaltik usus 24x/menit
P : Hipertimpani di kuadran kiri atas, pekak di kuadran kanan atas, dan timpani di kuadran kiri,
kanan bawah
P : terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas dan epigastrium, skala nyeri 6 (NRS)
9. Urogenital
I : Tidak terkaji
P : tidak ada distensi kandung kemih
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan, dapat digerakkan secara mandiri dan dapat menahan
tekanan minimal, terdapat edema pada ekstermitas bawah dengan pitting edema 1+ (2 mm)
Kekuatan Otot :
4444 4444
4444 4444
Metamizol 3 x 2 ml Injeksi Rasa sakit baik Klien dengan alergi Metamizole merupakan obat Reaksi alergi parah
natrium (+ 3 cc IV akut/kronik pirazolon dengan inhibisi siklooksigenase (anafilaksis)
pelarut) misalnya yang Wanita hamil dan dan aktivasi sistem opioidergik Sesak nafas
berhubungan menyusui dan kanabinoid, serta inhibisi Gatal
dengan sakit Kerusakan fungsi pelepasan Ca2+ intraseluler. Ruam
kepala, sakit gigi, sumsum Angioedema berat atau
luka, dan setelah tulang/penyakit Metamizole dan metabolit bronkospasme
operasi hematopoletik utamanya,4-methyl-amino- Aritmia kordis
Rasa sakit yang Klien yang diketahui antipyrine (MAA) memberi efek Tekanan darah rendah
berhubungan bronchospasm/reak analgesik dengan bekerja di
dengan kejang si anafilaktoid lain sentral dan perifer. Selain itu,
ringan pada otot (mis. Urtikaria, metamizole juga bekerja sebagai
baik akut/kronik rhinitis, antipiretik dan spasmolitik
misalnya kejang angioedema)
pada otot/kolik terjadap analgesic
yang Porfiria hepatic akut
mempengaruhi intermiten
saluran Defisiensi
pencernaan, kongenital glukosa-
saluran empedu, 6-fosfat
ginjal/saluran dehydrogenase
urine bawah. Bayi dibawah umur
3 bulan/ berat
badan 5 kg
Pemberian secara
parenteral pada
klien
hipotensi/unstable
hemodynamic
Omeprazole 2x 40 Serbuk Ulkus duodenal Hipersensitif Omeprazole yang masuk ke dalam Sakit kepala
mg injeksi/ Ulkus lambung omeprazol tubuh merupakan bentuk obat Diare
(+10 cc vial Refluks esophagus yang tidak aktif. Obat ini kemudian Mual/muntah
pelarut) Sindrom zollinger- akan diaktifkan melalui proses Konstipasi
ellison protonasi dalam suasana asam di Sakit perut
lambung. Bentuk aktif tersebut Kelebihan gas dalam
kemudian akan secara ireversibel lambung dan usus
berikatan dengan H+/K+-ATPase
dalam sel parietal lambung. Hal ini
akan mengaktifkan sistein pada
pompa asam di lambung sehingga
terjadi penekanan sekresi asam
lambung, baik basal maupun
terstimulasi
Mecobalamin 2 x 1 ml Injeksi Anemia pernisiosa dan Klien yang memiliki Mecobalamin adalah sebagai salah Methylcobalamin umumnya
e IV defisiensi vitamin B12. riwayat alergi terhadap satu bentuk vitamin B12 yang dapat ditoleransi dengan
semua bentuk vitamin merupakan zat esensial yang baik, bahkan dalam dosis
B12, termasuk dibutuhkan dalam eritropoiesis, yang besar. Meski
cyanocobalamine. menjaga integritas myelin, dan demikian, pernah
sintesis. dilaporkan efek samping
Farmakodinamik seperti diare derajat ringan
Methylcobalamin adalah kofaktor transien, trombosis
enzim. Di dalam sitoplasma, vaskular perifer, gatal,
metionin sintase membutuhkan eksantema, urtikaria,
methylcobalamin untuk edema, anafilaksis, dan
mengkatalisis perubahan kematian.
homosistein menjadi metionin
melalui transfer gugus metil dari
metiltetrahidrofolat. Enzim ini
menghubungkan jalur metilasi
melalui sintesis donor metil S-
adenosil metionin dan jalur
sintesis purin dan pirimidin.
Methylcobalamin juga diperlukan
sebagai kofaktor enzim
methylmalonyl CoA mutase, yang
mengubah methylmalonyl CoA
menjadi succinyl CoA. Dengan
demikian, methylcobalamin
memiliki peran penting dalam
sintesis DNA, regenerasi metionin
untuk sintesis dan metilasi
protein, serta mencegah akumulasi
homosistein.
Ondansentro 3 x 4 ml Injeksi Penanggulangan mual Hipersensitif terhadap Ondansentron merupakan suatu Sakit kepala
n IV dan muntah karena ondansentron antagonis resptor 5HT3 yang Konstipasi
kemoterapi dan bekerja secara selektif dan Rasa panas pada kepala
radioterapi serta kompetitif dalam mencegah dan epigastrium
operasi maupun mengatasi mual dan Sedasi
muntah akibat pengobatan dengan Diare
sitostatika dan radioterapi
Paracetamol 3 x 100 Cairan Pengobatan jangka Hipersensitif Mekanisme analgesic dan Jarang
infus ml infus pendek pada nyeri paracetamol antipiretik dari paracetamol belum Umum: malaise
sedang ,terutama Kasus dipastikan; kemungkinan Kardiovaskuler:
setelah ketidakcukupan melibatkan aksi sentral dan hipotensi
pembedahandan untuk hepatoseluler parah pariferal. Hati: peningkatan
pengobatan demam Paracetamol IV mempunyai onset kadar enzim
jangka pendek, ketika meringankan nyeri antara 5-10 transaminase hati
pemberian dengan rute menit setelah pemberian. Efek Sangat jarang
IV secara klinis analgesic puncak didapatkan Umum: reaksi
dibenarkan karena setelah 1 jam dan durasi efek hipersensitivitas
adanya kebutuhan tersebut biasanya 4-6 jam. Platelet/darah:
mendesak untuk Paracetamol IV mengurangi demam trombositopenia,
mengobati nyeri atau berkisar 30 menit setelah leukopenia,
hipertermia dana tau pemberian dengan durasi efek neutropenia
ketika rute pemberian antipiretik minimal 6 jam.
lain tidak
memungkinkan
Combivent 2 x 2,5 Inhalasi untuk mengendalikan Hipersensitif Combivent merupakan obat yang Sakit kepala, iritasi
ml reversibel terhadap digunakan untuk mencegah dan tenggorokan, batuk, mulut
bronkospasma yang salbutamol, mengontrol gejala dari sesak napas kering, mual, muntah, diare
disebabkan oleh ipratropium atau atau mengi (wheezing) yang
penyakit jantung fenoterol, atropin disebabkan oleh asma akut dan
maupun asma akut atau turunannya. penyakit jantung.
Penderita Combivent mengandung kombinasi
kardiomiopati zat aktif Fenoterol HBr dan
obstruktif Ipratropium Bromida yang
hipertrofi, memiliki mekanisme kerja sebagai
takiaritmia. berikut:
Fenoterol HBr yaitu obat
golongan bronkodilator (agonis
selektif β-2 adrenergik) yang
bekerja dengan cara
melemaskan otot-otot di sekitar
saluran pernafasan yang
menyempit sehingga oksigen
dapat mengalis lebih lancar
menuju paru-paru.
Ipratropium Bromida yaitu obat
golongan antagonis muskarinik
yang bekerja dengan
menimbulkan efek
antikolinergik yaitu mencegah
interaksi antara asetilkolin
dengan reseptor muskarinik
pada sel otot polos bronkus
supaya tidak terjadi
peningkatkan jumlah cGMP.
Mekanisme tersebut
menyebabkan dilatasi pada
saluran bronkus.
Pulmicort 2 x 0,5 Inhalasi Asma bronkial Hipersensitivitas Pulmicort merupakan obat yang Iritasi ringan pada
mg digunakan untuk mengontrol gejala tenggorokan dan suara
dan eksaserbasi asma pada klien serak. Iritasi lidah dan
yang sebelumnya diterapi dengan mulut, kandidiasis oral.
bronkodilator. Pulmicort Batuk dan mulut kering.
mengandung zat aktif Budesonid
yaitu obat golongan kortikosteroid
yang efektif untuk asma karena
dapat mengurangi inflamasi pada
saluran napas yaitu menyebabkan
sekresi mukus dan udem berkurang
ke dalam saluran napas.
Kalitake 3x1 Serbuk Hiperkalemia akibat Klien yang memiliki Kalitake mengandung ion Ca2+ Perforasi dan obstruksi
sachet/ gagal ginjal akut dan riwayat dalam grup radikal resin sulfonate usus, konstipasi, mual
kronik hipersensitifitas yang merupakan kopolimer styrene muntah, anoreksia, rasa
terhadap ca divinil benzene. Dengan mekanisme tidak enak pada lambung,
polystyrene kerja sebagai resin penukar ion. hipokalemia
sulfonate. Kalitake melepaskan ion Ca2+ dan
Klien yang memiliki mengikat ion K+ melalui adsorpsi.
riwayat Pada konsumsi per oral, obat ini
penyumbatan usus mengakibatkan terjadinya proses
pertukaran ion dalam traktus
gastrointestinalis, diekskresi dalam
feses. Kalitake tidak mempengaruhi
aktivitas motorik spontan.
Dalam larutan Tyrode, Kalitake
mengakibatkan peningkatan
bermakna ion Ca2+ dan penurunan
Mg2+ dan Na+ sampai 10%.
Kalitake mengakibatkan eliminasi
ion K+ pada klien gagal ginjal.
PRC 1 Cairan Klien anemia, Hipersensitivitas Farmakodinamik: Sakit kepala
kolf/ha darah termasuk anemia yang terhadap produk mengalirkan oksigen dari jantung Demam
ri disebabkan oleh komponen darah ke seluruh tubuh serta membuang Merasa gatal-gatal
kehamilan dan yang diberikan karbon dioksida. Sedikit susah untuk
melahirkan, Klien bernapas
rawat inap yang Kulit memerah
kondisinya stabil tapi Susah bernapas
dengan kadar Nyeri dada
hemoglobin darahnya Tiba-tiba tekanan darah
(Hb) < 7 g/dL menurun
Calcium 2x10 ml Injeksi Indikasi kalsium Kalsium glukonat Farmakologi kalsium glukonat Efek samping yang perlu
gluconate IV glukonat adalah untuk kontraindikasi pada adalah sebagai tambahan kalsium diwaspadai saat
tata laksana kasus klien yang mengalami pada keadaan hipokalsemia. memberikan kalsium
hipokalsemia akut hiperkalsemia dan Kalsium berperan penting pada glukonat adalah reaksi lokal
yang simptomatik. fibrilasi ventrikel. berbagai sistem organ dan akibat peningkatan kadar
Obat ini juga bisa Penggunaan kalsium merupakan salah satu aktivator kalsium, hiperkalsemia, dan
digunakan untuk glukonat perlu reaksi enzimatik. keracunan aluminium.
overdosis calcium diperhatikan pada Kalsium glukonat memiliki
channel blocker, klien dengan gangguan Farmakodinamik interaksi dengan digoxin,
hipermagnesemia, dan ginjal, klien dengan beberapa jenis antibiotik,
Kalsium yang masuk ke dalam
luka bakar akibat asam risiko hiperkalsemia, diuretik, dan estrogen.
tubuh dalam bentuk garam kalsium
hidrofluorik. Indikasi klien dengan gangguan akan berperan dalam transmisi
lain, seperti untuk jantung, dan klien yang impuls saraf, kontraksi otot
resusitasi mendapatkan jantung, kontraksi otot skeletal,
kardipulmonal, sudah ceftriaxone. koagulasi darah, fungsi renal, dan
tidak lagi
respirasi. Pada sel, kalsium
direkomendasikan
berperan dalam menjaga stabilitas
kecuali terbukti
membran sel dan permeabilitas
disebabkan oleh atau
kapiler. Selain itu, kalsium juga
terdapat gangguan
berperan sebagai salah satu
elektrolit. aktivator reaksi enzimatik dalam
tubuh.
Methylpredni 2x62,5 Serbuk Indikasi Methylprednisolone Farmakologi methylprednisolone mual dan muntah-
solone mg injeksi methylprednisolone kontraindikasi pada adalah sebagai agonis reseptor muntah
(+1 ml steril/ adalah sebagai berbagai keadaan hormon kortikosteroid dari kehilangan nafsu makan
benzyl vial antiinflamasi atau seperti adanya riwayat golongan glukokortikoid sintetik. sembelit atau susah
alcohol) imunosupresan, hipersensitivitas buang air besar
tatalaksana status terhadap obat ini atau Farmakodinamik tenggorokan kering dan
asmatikus, reaksi komponennya, serta Methylprednisolone menghambat cepat haus
penolakan pada pada klien dengan kaskade respon imun awal dalam sering buang air kecil.
transplantasi organ, infeksi fungal sistemik. respon inflamasi serta menginisiasi
dan kondisi alergi.
resolusi dari proses inflamasi
tersebut.
MST 3x1 Tablet/ Untuk mengatasi rasa Klien dengan kondisi Farmakologi morfin bekerja pada Efek Samping morfin ada
continuous oral sakit dengan intensitas depresi respiratori reseptor aktif mu, delta dan kappa. pada beberapa organ
(morphine) sedang hingga parah, yaitu ketika paru-paru Ikatan morfin dan reseptor opioid seperti kardiovaskuler,
seperti nyeri pada tidak secara efektif menyebabkan beberapa efek pada gastrointestinal,
kanker atau serangan menukar gas oksigen SSP yaitu, inhibisi transmisi sinyal hematologi, sistem saraf,
jantung. dan karbon nyeri, mengubah respons terhadap hingga kulit. Efek samping
dioksida.Klien dengan nyeri, menimbulkan efek analgesik, berbahaya dari morfin
penyumbatan pada depresi napas, sedasi, dan supresi adalah depresi pernapasan.
saluran napas.Klien batuk. Interaksi obat antara
dengan pengosongan morfin dan golongan
lambung yang Farmakodinamik benzodiazepin maupun
tertunda.Penggunaan Morfin adalah agonis opioid yang depresan dapat
bersama atau memiliki afinitas terbesar pada meningkatkan risiko
berdekatan dengan reseptor μ. Reseptor ini merupakan depresi pernapasan.
pemberian obat reseptor opioid analgesik mayor.
golongan MAOI (obat Reseptor μ dapat ditemukan di otak
untuk mengatasi (amigdala posterior, hipotalamus,
depresi) dalam 2 talamus, dan nukleus kaudatus),
minggu setelah saraf tulang belakang, dan jaringan
perawatan.Klien lain di luar SSP (vaskular, jantung,
dengan gangguan pada paru-paru, sistem imun, dan
pergerakan usus (ileus saluran pencernaan)
paralitik).Klien dengan
tumor jinak yang
terbentuk di bagiah
tengah kelenjar
adrenal
(pheochromocytoma).
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium (kimia darah, darah lengkap, pemeriksaan urin, dll)
Tanggal 20-04-2022
Komponen Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8.6 13.5-17.5 gr/dL Anemia
Leukosit 45.3 4.5-11 109/L tubuh sedang melawan
infeksi
Hitung jenis -/-/-/95/2/3 Eos/Bas/Lim/
Seg/Lim/Mono
0-4/0-1/3-5/54-
62/25-33/2-6
Hematokrit 25.0 41-53 % Anemia
9
Trombosit 133 150-450 10 /L Trombositopenia
ELEKTROLIT
Natrium 129.4 135-155 mmol/L Hiponatremi
Kalium 5.77 3.5-5.0 mmol/L Hiperkalemi
Clorida 99.4 90-100 mmol/L Normal
Kalsium 1.52 2.15 – 2.57 mmol/L hipokalsemi
GULA DARAH
Glukosa stick 124 < 200 mg/dL Normal
Tanggal 21-04-2022
Komponen Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
FAAL GINJAL
Kreatin serum 7.9 0.6 - 1.3 mg/dL Adanya masalah pada
BUN 104 6 – 20 mg/dL kemampuan ginjal
Tanggal 22-04-2022
Komponen Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.3 13.5-17.5 gr/dL Anemia
Leukosit 31.3 4.5-11 109/L tubuh sedang melawan
infeksi
Hematokrit 31.4 41-53 % Anemia
Trombosit 138 150-450 109/L Trombositopenia
Kelompok A1
Penurunan produksi
Obstruksi saluran sel eritrosit
kemih
Berkurangnya vol.
Darah, Hb, eritrosit
Muskoloskeletal Perifer
Hipoksia jaringan
CRT >3 Warna Akral Edema
detik kulit dingin ekstremitas
Gangguan metabolisme pucat bawah
aerob ke anaerob
Aktivitas
berkurang
Nadi
meningkat Mengeluh
lelah
Intoleransi Aktivitas
Penurunan
produksi sel
eritrosit
Berkurangnya vol.
Darah, Hb, eritrosit
Penurunan O2 ke
jaringan
Perifer
Perubahan fungsi
tubuh akibat
mekanisme
kompensasi
terhadap anemia
Perfusi perifer
tidak efektif
2 DO: Hipertensi, Nyeri akut (D.0077)
- Tampak meringis glomerulonefritis,
- Gelisah pielonefritis,
- N : 112 X/menit nefropati obstruksi
- TD : 140/90 mmHg
Pengendapan
DS: garam mineral,
- Klien mengatakan sering terbangun, perubahan pH urin
sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak Obstruksi saluran
bisa BAK selama 3 bulan terakhir kemih
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
tumpul Mengeluh nyeri,
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran tampak meringis,
kanan atas dan epigastrium sulit tidur
- S : skala nyeri 6 dari 10
- T : hilang timbul Nyeri akut
3 DO: Hipertensi, Intoleransi aktivitas
Penurunan
produksi sel
eritrosit
Berkurangnya vol.
Darah, Hb, eritrosit
Penurunan O2 ke
jaringan
Muskoloskeletal
Penurunan suplai
O2 /nutrisi ke otot
Hipoksia jaringan
Gangguan
metabolisme aerob
ke anaerob
ATP menurun,
asam laktat
meningkat
Tirah baring
Aktivitas
berkurang
Nadi meningkat,
mengeluh lelah
Intoleransi
aktivitas
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI) Rasional
Keperawatan
(SDKI)
1 Perfusi perifer Perfusi perifer (L.02011) SIKI: Perawatan Sirkulasi SIKI: Perawatan
tidak efektif Tujuan: (I.02079) Sirkulasi (I.02079)
(D.0009) Seteah dilakukan intervensi keperawatan Definisi: Mengidentifikasi dan 1. Memeriksa sirkulasi
selama 3x24 jam maka perfusi perifer merawat area local dengan perifer (misal. nadi perifer,
meningkat dengan kriteria hasil: keterbatasan sirkulasi perifer. pengisian kapiler, warna).
N Indikator Awal Tuujuan Observasi 2. Menghindari pengukuran
o 1 2 3 4 5 1. Periksa sirkulasi perifer tekanan darah
1 Denyut √ (misal, nadi perifer, pengisian pada
nadi kapiler, warna). ekstremitas dengan
perifer keterbatasan perfusi.
2 Warna √ Terapeutik 3. Menganjurkan untuk
kulit 1. Hindari pengukuran tekanan program diet guna
pucat darah pada ekstremitas memperbaiki sirkulasi.
3 Akral √ dengan keterbatasan perfusi. Menginformasikan tanda
meningka dan gejala darurat
t Edukasi sehingga klien paham akan
4 Pengisian √ 1. Anjurkan program diet untuk tanda dan gejala darita
kapiler memperbaiki sirkulasi yang haris dilaporkan.
(misal. Rendah lemah jenuh, 4. Menginformasikan tanda
Keterangan : minyak ikan omega 3). dan gejala darurat
No 1 : 2. Informasikan tanda dan sehingga klien paham akan
1. Menurun gejala darurat yang harus tanda dan gejala darita
2. Cukup menurun dilaporakan (misal, rasa sakit yang haris dilaporkan.
3. Sedang yang tidak hilang saat
4. Cukup meningkat istirahat). SIKI: Pemantauan Tanda
5. Meningkat Vital (I.02060)
No 2 : SIKI: Pemantauan Tanda Vital 1. Mengetahui tekanan darah
1. Meningkat (I.02060)
klien.
2. Cukup meningkat Definisi: Mengumpulkan dan 2. Mengetahui nadi
3. Sedang menganalisis data hasil pengukuran (frekuensi, kekuatan,
4. Cukup menurun fungsi vital kardiovaskuler, irama) klien.
5. Menurun pernapasan dan suhu tubuh. 3. Mengetahui
No 3 dan 4 Observasi pernapasan (frekuensi,
1. Memburuk 1. Monitor tekanan darah. kedalaman) klien.
2. Cukup memburuk 2. Monitor nadi (frekuensi, 4. Mengetahui suhu
3. Sedang kekuatan, irama). tubuh klien.
4. Cukup membaik 3. Monitor pernapasan 5. Mengetahui penyebab
5. Membaik (frekuensi, kedalaman). perubahan tanda vital klien.
4. Monitor suhu tubuh. 6. Mendokumentasikan hasil
5. Identifikasi penyebab
pemantauan.
perubahan tanda vital.
7. Menjelaskan tujuan dan
Terapeutik
prosedur pemantaun pada
1. Dokumentasikan hasil
klien.
pemantauan.
Edukasi 8. Menginformasikan hasil
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan pada klien
pemantauan. untuk mengetahui apakah
2. Informasikan hasil ada perbaikan pada status
pemantauan, jika perlu. TTV klien.
Nyeri Akut Tingkat Nyeri (L.08066) SIKI : Manajemen Nyeri (I. SIKI : Manajemen Nyeri (I.
2.
(D.0077) Tujuan : 08238) 08238)
Setelah dilaksanakan tindakan Definisi : Mengidentifikasi dan
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan mengelola pengalaman sensorik 1. Mengetahui skala nyeri yang
nyeri yang dirasakan klien dapat menurun atau emosional yang berkaitan dirasakan klien.
dengan kriteria hasil : dengan kerusakan jaringan atau 2. Mengetahui faktor yang
N Indikator Awal Tuujuan fungsional dengan onset mendadak menyebabkan ,muncul dan
o 1 2 3 4 5 atau lambat dan berintensitas hilangnya nyeri pada klien.
1 Keluhan √ ringan hingga berat dan konstan. 3. Membantu klien mengurangi
nyeri Observasi rasa nyeri yang dirasakan
2 Meringis √ 1. Identifikasi skala nyeri dengan tindakan sederhana
3 Gelisah √ yang dapat dilakukan setiap
2. Identifikasi faktor yang waktu.
4 Kesulitan √
memperberat dan
tidur 4. Menghindari timbulnya
memperingan nyeri
5 Mual √ nyeri pada klien.
Terapeutik
5. Agar strategi yang dipilih
Keterangan : 1. Berikan teknik non tepat untuk mengatasi nyeri.
1. Meningkat farmakologis untuk
2. Cukup meningkat mengurangi nyeri (misal. TENS, 6. Agar klien dapat melakukan
3. Sedang hipnosis, akupresur, terapi teknik untuk mengurangi
4. Cukup menurun musik, biofeedback, terapi nyeri secara mandiri
5. Menurun pijat, aromaterapi, teknik 7. Mengatasi nyeri yang
imajinasi terbimbing, kompres tidak bisa ditahan oleh klien
panas/dingin, terapi bermain).
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri.
3. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
Edukasi
1. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu.
3 Intoleransi Toleransi Aktivitas (L.05047) SIKI: Manajemen Energi SIKI: Manajemen Energi
Aktivitas (D.0056) Tujuan: (I.05178) (I.05178)
Seteah dilakukan intervensi keperawatan Definisi: mengidentifikasi dan 1. Mengetahui penyebab
selama 3x24 jam maka keletihan mengelola penggunaan energy kelelahan
meningkat dengan kriteria hasil: untuk mengatasi atau mecegah 2. Mengetahui status kelelahan
N Indikator Awal Tuujuan kelelahan dan mengoptimalkan 3. Mengetahui kualitas tidur
o 1 2 3 4 5 proses pemulihan. 4. Mengurangi kelelahan
1 Keluhan √ Observasi 5. Mengurangi myalgia
lelah 1. Identifikasi gangguan fungsi 6. Mencegah keletihan
2 Perasaan √ tubuh yang mengakibatkan
lemah kelelahan.
3 Frekuensi √ 2. Monitor kelelahan fisik dan
nadi emosional.
3. Monitor pola dan jam tidur.
Keterangan : Terapeutik
No 1-2 1. Sediakan lingkungan nyaman
1. Meningkat dan rendah stimulus (misal,
2. Cukup meningkat cahaya, suara, kunjungan).
3. Sedang 2. Lakukan latihan rentang gerak
4. Cukup menurun pasif dan atau aktif.
5. Menurun Edukasi
No. 3 1. Anjurkan melakukan aktivitas
1. Memburuk secara bertahap.
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
panas/ dingin, terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kolaborasikan pemberian analgetik,
jika perlu
P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
panas/ dingin, terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kolaborasikan pemberian analgetik,
jika perlu
3 21.50 WIB 1. Mengidentifikasikan gangguan fungsi S:
tubuh yang mengakibatkan kelelahan - Klien mengeluh lelah
21.55 WIB 2. Memonitor kelelahan fisik dan - Klien merasa lemah
emosional O:
22.00 WIB 3. Memonitor pola dan jam tidur - Nadi : 112 x/menit
22.05 WIB 4. Menyediakan lingkungan nyaman dan - TD 140/90 mmHg
rendah stimulus (misal, cahaya, suara,
kunjungan) A:
22.10 WIB 5. Melakukan latihan rentang gerak pasif Masalah asuhan keperawatan intoleransi
atau aktif aktivitas belum teratasi
22.15 WIB
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap P:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Jumat, 22 1 09.00 WIB 1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal nadi S: -
April 2022 perifer, pengisian kapiler, warna)
09.10 WIB 2. Menghindari pengukuran tekana darah O:
pada ekstremitas dengan keterbatasan - CRT > 3 detik
perfusi - Akrab teraba dingin
09.20 WIB 3. Menganjurkan program diet untuk - Warna kulit pucat
memperbaiki sirkulasi (misal rendah - Turgor kulit menurun
lemah jenuh, minyak ikan omega 3)
09.40 WIB 4. Menginformasikan tanda dan gejala A:
darurat yang harus dilaporan (misal, Masalah asuhan keperawatan perfusi
rasa sakit yang tidak hilang saat perifer tidak efektif belum teratasi
istirahat)
12.00 WIB 5. Memonitor tekanan darah P:
12.10 WIB 6. Memonitor nadi (frekuensi, kekuatan, 1. Periksa sirkulasi perifer (misal nadi
irama) perifer, pengisian kapiler, warna)
12.30 WIB 7. Memonitor pernapasan (frekuensi, 2. Hindari pengukuran tekana darah
kedalaman) pada ekstremitas dengan
12.45 WIB keterbatasan perfusi
8. Memonitor suhu tubuh
13.00 WIB 3. Anjurkan program diet untuk
9. Mengidentifikasikan penyebab
perubahan tanda vital memperbaiki sirkulasi (misal rendah
lemah jenuh, minyak ikan omega 3)
4. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan (misal,
rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat)
5. Monitor tekanan darah
6. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama)
7. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
8. Monitor suhu tubuh
9. Identifikasikan penyebab perubahan
tanda vital
2 16.00 WIB 1. Mengidentifikasi skala nyeri S:
2. Mengidentifikasi faktor yang Klien mengatakan sering terbangun, dan
memperberat dan memperingan nyeri menyebabkan sulit tidur
16.10 WIB P: nyeri dikarenakan klien tidak bisa BAK
3. Memberikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS, selama 3 bulan terakhir
hipnosis, akupresur, terapi musik, Q: nyeri seperti ditimpa benda tumpul
R: terdapat nyeri tekan di kuadran kanan
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
atas dan epigastrium
teknik imajinasi terbimbing, kompres S: skala nyeri 7 dari 10
panas/ dingin, terapi bermain). T: hilang timbul
16.15 WIB 4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat nyeri O:
16.30 WIB 5. Mempertimbangkan jenis dan sumber 1. Tampak meringis
nyeri dalam pemilihan strategi 2. Gelisah
3. N: 105 x/menit
16.40 WIB meredakan nyeri.
4. TD: 130/80 mmHg
16.55 WIB 6. Mengajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri A:
7. Mengkolaborasikan pemberian Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
analgetik, jika perlu belum teratasi
P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
panas/ dingin, terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kolaborasikan pemberian analgetik,
jika perlu
3 17.00 WIB 1. Mengidentifikasikan gangguan S:
fungsi tubuh yang mengakibatkan 1. Klien mengeluh lelah
kelelahan 2. Klien mengeluh merasa lemas
P:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
5. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
CATATAN PERKEMBANGAN KLIEN TERINTEGRASI
DIAGNOSA : Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
di tandai dengan CRT >3 detik, akral dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun, edema ekstremitas
bawah
A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
9. Periksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
10. Hindari pengukuran tekana darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
11. Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
12. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan
(misal, rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat)
13. Monitor tekanan darah
14. Monitor nadi (frekuensi,
kekuatan, irama)
15. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
16. Monitor suhu tubuh
17. Identifikasikan penyebab
perubahan tanda vital
I:
1. Memeriksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
2. Menghindari pengukuran tekana
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Menganjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
4. Menginformasikan tanda dan
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun
A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
Jumat, 22 April Perawat S: -
2022
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun
A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (misal
nadi perifer, pengisian kapiler,
warna)
2. Hindari pengukuran tekana darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (misal
rendah lemah jenuh, minyak ikan
omega 3)
4. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporan
(misal, rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat)
5. Monitor tekanan darah
6. Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama)
7. Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman)
8. Monitor suhu tubuh
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun
A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
Sabtu, 23 April Perawat S: -
2022
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer tidak efektif belum teratasi
O:
- CRT >3 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
A:
Masalah asuhan keperawatan perfusi
perifer teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
DIAGNOSA : Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan mengeluh
nyeri, tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat dan sulit tidur
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal,
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
I:
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Memberikan teknik non
E:
S:
- Klien mengatakan sering
terbangun, sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran
kanan atas dan epigastrium
- S : skala nyeri 7 dari 10
- T : hilang timbul
O:
- Tampak meringis
- Gelisah
- N : 112 X/menit
- TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah asuhan keperawatan nyeri akut
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi (1 - 7)
Jumat, 22 April Perawat S:
2022 - Klien mengatakan sering
terbangun, sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R : terdapat nyeri tekan di kuadran
kanan atas dan epigastrium
- S : skala nyeri 7 dari 10
- T : hilang timbul
O:
- Tampak meringis
- Gelisah
- N : 105 X/menit
- TD : 130/80 mmHg
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal,
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
7. Kkolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
I:
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
3. Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
nyeri (misal, TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
5. Mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri.
6. Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
7. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik, jika perlu
E:
S:
- Klien mengatakan sering
terbangun, sulit tidur
- P : nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q : nyeri seperti ditimpa benda
P:
Lanjutkan intervensi (1 - 7)
Sabtu, 23 April Perawat S:
2022 - P: nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q: nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R: terdapat nyeri tekan di kuadran
kana atas dan epigastrium
- S: Skala nyeri 7 dari 10
- T: hilang timbul
O:
- Klien tampak gelisah
- Nadi : 110 x/menit
- TD: 140/100 mmHg
A:
Maslaah asuhan keperawatan nyeri akut
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi (1,3,5,6,7)
1. Identifikasi skala nyeri
2. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri (misal,
TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres panas/ dingin,
terapi bermain).
3. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
4. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
I:
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2. Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
nyeri (misal, TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
E:
S:
- P: nyeri dikarenakan klien tidak
bisa BAK selama 3 bulan terakhir
- Q: nyeri seperti ditimpa benda
tumpul
- R: terdapat nyeri tekan di kuadran
kana atas dan epigastrium
- S: Skala nyeri 7 dari 10
- T: hilang timbul
O:
4. Klien tampak gelisah
5. Nadi : 110 x/menit
6. TD: 140/100 mmHg
A:
Maslaah asuhan keperawatan nyeri akut
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi (1,3,5,6,7)
DIAGNOSA : Intoleransi Aktivitas (D.0057) berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan klien
mengeluh lelah, nadi meningkat, klien merasa lemah
A:
Masalah asuhan keperawatan
intoleransi aktivitas belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasikan gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
I:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal,
cahaya, suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
E:
S:
- Klien mengeluh lelah
- Klien merasa lemah
O:
- Nadi : 112 x/menit
- TD 140/90 mmHg
A:
P:
Lanjutkan intervensi (1 - 6)
Jumat, 22 April Perawat S:
2022 - Klien mengeluh lelah
- Klien mengeluh merasa lemas
O:
- Nadi: 105 X/menit
- TD: 130/80 mmHg
A:
Masalah asuhan keperawatan intoleransi
aktivitas belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi (1 -6)
1. Identifikasikan gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (misal, cahaya,
suara, kunjungan)
5. Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
I:
1. Mengidentifikasikan gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Memonitor kelelahan fisik dan
emosional
3. Memonitor pola dan jam tidur
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (misal,
cahaya, suara, kunjungan)
5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
6. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
E:
S:
- Klien mengeluh lelah
- Klien merasa lemah
O:
- Nadi : 112 x/menit
- TD 140/90 mmHg
A:
Masalah asuhan keperawatan
P:
Lanjutkan intervensi (1,2,3,5,6)