Anda di halaman 1dari 16

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN TERAPI RELAKSASI OTOT


PROGRESIF PADA LANSIA NY. M DI WISMA TERATAI UPT PSTW
JEMBER KABUPATEN JEMBER TAHUN 2022

Oleh :

Nigitha Novia Permatasari, S.Kep.


NIM 212311101122

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

BAB 1. LATAR BELAKANG

1.1 Analisis Situasi.


Lanjut usia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan (Hannan dkk, 2019). Secara global populasi lansia terus mengalami
peningkatan, di Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dari pada populasi
lansia di wilayah Asia dan global setelah tahun 2050. Hasil sensus penduduk
tahun 2010, menyatakan bahwa Indonesia saat ini termasuk ke dalam 5 besar
negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia. Penduduk lansia di
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup berarti selama 30 tahun terakhir
dengan populasi 5,30 juta jiwa (sekitar 4,48%) pada tahun 1970, dan meningkat
menjadi 18,10 juta jiwa pada tahun 2010, di mana tahun 2014 penduduk lansia
berjumlah 20,7 juta jiwa (sekitar 8,2%) dan diprediksikan jumlah lansia
meningkat menjadi 27 juta pada tahun 2020 (Misnaniarti, 2017). Seiring dengan
proses menua tersebut, tubuh lansia akan mengalami berbagai masalah kesehatan
atau yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. Menurut Data hasil
Kementrian Kesehatan RI, keluhan kesehatan yang sering terjadi pada lansia di
Indonesia yaitu rematik, asam urat, darah tinggi, dan diabetes dengan prevalensi
32,99% (Hannan dkk, 2019).
Lansia dengan kelompok usia diatas 65 tahun setiap tahun dilaporkan
mengalami jatuh. Lansia yang pernah mengalami jatuh besar kemungkinan dapat
mengalami jatuh berulang. Kejadian jatuh pada lansia lebih banyak terjadi di panti
wredha, karena lansia yang tinggal di panti werdha tiga kali lebih berisiko
mengalami jatuh dibandingkan dengan lansia yang tinggal bersama keluarganya
di rumah (Ambrose, Paul, dan Hausdorff, 2013). Jatuh pada lansia dapat
menyebabkan komplikasi berupa patah tulang pada bagian panggul maupun
ekstremitas bagian bawah sehingga dapat meningkatkan angka imobilisasi pada
lansia dan berkurangnya tingkat kemandirian (Muangpaisan dan
Suwanpatoomlerd, 2015). Indeks massa tubuh berhubungan dengan penurunan
tekanan darah sistolik, sehingga mengakibatkan terjadinya hipotensi ortostatik.
Indeks massa tubuh yang rendah atau underweight pada lansia penderita
parkinson lebih berpotensi mengalami hipotensi ortostatik (Nakamura, Suzuki,
Ueda, Hirayama, & Katsuno, 2017). Sedangkan hipotensi ortostatik merupakan
salah satu faktor internal yang mempengaruhi terjadinya jatuh pada lansia
(Juraschek et al., 2018).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Stase Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada tanggal 28 November 2022 di
wisma Teratai UPT PSTW Jember Kabupaten Jember ditemukan data bahwa
terdapat lansia yag mengalami mengalami hipontensi.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi diatas, maka perumusan masalah dalam


kegiatan yang akan dilakukan adalah Penyuluhan dan Demonstrasi Terapi
relaksasi otot progresif pada Ny. M di Wisma Teratai UPT PSTW Jember.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan status
kesehatan klien, mengurangi rasa nyeri, mengurangi rasa cemas dan jenuh,
mengurangi ketegangan otot, memelihara kesehatan, dan membuat lebih nyaman
di Wisma Teratai dengan cara mengajak latihan ROP atau relaksasi otot progresif
di Wisma Teratai UPT PSTW Jember, Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur.

2.1.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dibuatnya preplaning ini adalah
sebagai berikut:
1. Klien Ny.M mampu memahami pengertian, manfaat, indikasi, dan
teknik melakukan relaksasi otot progresif
2. Klien Ny.M mampu mempraktekkan gerakan-gerakan relaksasi otot
progresif dalam kehidupan sehari-hari
3. Klien Ny.M mampu melakukan relaksasi otot progresif secara mandiri

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Manfaat penerapan relaksasi otot progresif untuk membantu Ny.M
mengurangi rasa nyeri kepala (pusing) yang dirasakan klien sehingga dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan maksimal.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan alternatif pilihan mengenai cara menangani ketegangan otot
terutama pada leher karena sering merasa pusing dan ketegangan oto pada
leher, yang sangat penting untuk memelihara kesehatan pada anggota
keluarga. Kegiatan ini dapat menjadi rekomendasi pilihan aktifitas sehari-hari
oleh klien yang dapat dilakukan dan diterapkan dilingkup keluarga untuk
menjadikan masyarakat berperilaku hidup sehat.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Hipotensi ortostatik didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah


sistolik paling sedikit 20 mm Hg atau tekanan darah diastolik penurunan minimal
10 mm Hg dalam waktu tiga menit berdiri. Ketika seseorang berdiri dari duduk
atau berbaring, tubuh harus bekerja untuk menyesuaikan dengan perubahan posisi.
Hal ini terutama penting bagi tubuh untuk mendorong darah ke atas dan memasok
otak dengan oksigen. Jika tubuh gagal untuk melakukan hal ini secara memadai,
tekanan darah turun, dan seseorang dapat merasa pusing atau bahkan pingsan.
Hipotensi ortostatik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
penurunan dalam tekanan darah ketika seseorang berdiri. Gejala yang umumnya
terjadi pada hipotensi ortostatik yaitu pusing, penglihatan kabur, dan dapat
kehilangan kesadaran sementara (Mudamakin dan Suastika, 2018).
Penatalaksanaan yang paling aman, efektif dan efisien pada pasien
hipotensi adalah penatalaksanaan nonfarmakologi. Salah satu penatalaksanaan
nonfarmakologi yang mudah dilakukan tanpa menggunakan alat adalah terapi
relaksasi. Ada beberapa terapi relaksasi yang bisa dilakukan misalnya relaksasi
nafas dalam, relaksasi otot progesif, relaksasi musik dan murotal.
Salah satu pada terapi yang akan digunkan yaitu ROP, relaksasi otot
progresif menurut smeltzer dan bare, (2002) dalam (Resti, I.B., 2014) yaitu suatu
terapi relaksasi yang diberikan kepada pasien yang akan dilakukan menegangkan
otot tertentu dan kemudian dilakukan relaksasi. Relakasasi otot progresif adalah
suatu teknik relakasasi yang dikombinasikan latihan nafas dalam dan serangkaian
kontraksi dan relaksasi otot. Penulis ingin menggunakan terapi relaksasi otot
progesif untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara merelasasikan otot
yang tegang di dalam tubuh. Teknik ini dilakukan di wisma Teratai PSTW
Jember.

3.2 Kerangka Penyelesaian


Pengkajian

Analisa Data dan Perumusan diagnosa

Intervensi

Penyuluhan dan Pengajaran terapi ROP


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah

Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu


individu, keluarga, dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk
mencapai kesehatan secara optimal. Pendidikan kesehatan ini dilakukan agar
keluarga mampu mengaplikasikan di kehidupan kesehariannya.
Pendidikan kesehatan juga merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan
pada keluarga dengan penderita hipertensi agar dapat menerapkan pola gaya hidup
sehat. Pendidikan kesehatan dilakukan kepada pasien diharapkan dapat
memberikan pemahaman tentang penyebab hipotensi dan mengaplikasikan terapi
relaksasi otot progesif. Realisasi penyelesaian masalah mengenai yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang hipotensi dan
pengajaran terapi relaksasi otot progresif. Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi
ini akan dilaksanakan di wisma Teratai pada tanggal ....Desember 2022 pada
pukul ............WIB.

4.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan dan demostrasi ini


adalah pada lansia di wisma Teratai UPT PSTW Jember.

4.3 Metode yang digunakan

1. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan praktik (terapi relaksasi otot


progresif)
2. Landasan teori : Diskusi (tanya jawab)
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindakan lanjut

= Sasaran

= Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil


Setelah kegiatan dilaksanakan maka :
5.1.1 Evaluasi Struktur
1. Kegiatan yang dilakukan telah dikonsultasikan kepada
pembimbing klinik (CI) terlebih dahulu
2. Media, alat dan bahan yang akan digunakan telah siap
3. Preplaning dan SAP telah dibuat sebelum melakukan kegiatan
4. Mahasiswa telah mengkontrak dan berdiskusi dengan klien
terkait permasalahan tersebut disetujui untuk dilakukan kegiatan
implementasi
5.1.2 Evaluasi Proses
Lansia kelolaan (Ny. M) di wisma Teratai UPT PSTW Jember
telah mengikuti dengan baik dan kooperatif terkait terapi Relaksasi
Otot Progresif (ROP)
5.1.3 Evaluasi Hasil
1. Lansia kelolaan (Ny. M) di wisma Teratai UPT PSTW Jember
merasa puas dan nyaman setelah dilakukan terapi terapi
Relaksasi Otot Progresif (ROP)
2. Lansia kelolaan (Ny. M) di wisma Teratai UPT PSTW Jember
mengatakan nyeri kepala dan leher sedikit lebih berkurang
setelah dilakukan terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP)
3. Mahasiswa bersedia menfasilitasi ketika ada permasalahan lain
yang muncul dengan tetap berkomunikasi dengan baik setelah
kegiatan selesai

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong kegiatan ini adalah:
1. Klien bersikap kooperatif dan menujukkan sikap terbuka
2. Klien antusias untuk mengikuti serangkaian acara
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

3. Pembimbing klinik mendukung penuh kegiatan yang akan


dilaksanakan

5.3 Faktor Penghambat


Tidak ada penghambat dalam kegiatan terapi Relaksasi Otot Progresif
(ROP) ini.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kegiatan implementasi terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP) sangat tepat
diberikan kepada lansia kelolaan (Ny. M) di wisma Teratai yang mengalami
permasalahan penyakit Nyeri akut (nyeri kepala dan leher). Karena selain
membantu lansia untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan, perawat juga
harus menerapkan inovasi lain untuk mengatasi nyeri yang dirasakan klien.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Klien
Sasaran disarankan untuk tidak menolak terapi Relaksasi Otot
Progresif (ROP) yang manfaatnya bagus untuk mengurangi
permasalahan nyeri yang dirasakan.
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Saran bagi tenaga kesehatan adalah supaya dapat menerapkan terapi
Relaksasi Otot Progresif (ROP) sebagai inovasi untuk mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan pada klien.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

DAFTAR PUSTAKA

Ambrose, A. F., Paul, G., & Hausdorff, J. M. (2013). Risk factors for falls among
older adults: A review of the literature. Maturitas, 75(1), 51–61.
https://doi.org/10.1016/j.maturitas.2013.02.009.

Juraschek, S. P., Daya, N., Appel, L. J., Iii, E. R. M., Windham, B. G., Pompeii,
L., Selvin, E. (2018). Orthostatic Hypotension in Middle-Age and Risk of
Falls, 30 (February 2017), 188–195. https://doi.org/10.1093/ajh/hpw108.
Muangpaisan, W., & Suwanpatoomlerd, S. (2015). Causes and Course of
Falls Resulting in Hip Fracture among Elderly Thai Patients, 98(3).

Mudamakin, J. R. G., Aryana, I. S., dan Suastika, R. T. K. (2018). Risiko


hipotensi ortostatik pada pasien geriatri dengan hipertensi di Desa Pedawa,
Kecamatan Banjar, Kabupaten Singaraja, Propinsi Bali. Medicina, 49(2).

Nakamura, T., Suzuki, M., Ueda, M., Hirayama, M., & Katsuno, M. (2017).
Journal of the Neurological Sciences Lower body mass index is associated
with orthostatic hypotension in Parkinson disease. Journal of the
Neurological Sciences, 372, 14–18.
https://doi.org/10.1016/j.jns.2016.11.027.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

Lampiran

Lampiran 1 : Berita Acara


Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : SOP
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Kegiatan

Jember, 01 Desember 2022

Pemateri

Nigitha Novia Permatasari, S.Kep,

NIM. 212311101122
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis 01 Desember 2022 pukul 09.00 WIB di Wisma Teratai UPT
PSTW Jember Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
kegiatan terapi relaksasi otot progresif.

Jember, 01 Desember 2022

Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom.,PhD


NIP 19800105 200604 1 004
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

Lampiran 2: Daftar Hadir


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR

Kegiatan demonstrasi terapi Relaksasi Otot Progresif pada hari Kamis, tanggal 01
Desember 2022 jam 09.00-10.00 WIB di Wisma Teratai UPT PSTW Jember
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh :
No. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1. 1.

2. 2.

3. 3.

Jember, 01 Desember 2022

Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom.,PhD


NIP 19800105 200604 1 004
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi : Promosi Kesehatan


Sasaran : Lansia PSTW Jember
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Hari/Tanggal : Kamis, 01 Desember 2022
Tempat : Wisma Teratai UPT PSTW Jember
Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi otot progresif ,
klien dapat mengerti manfaat, dan menerapkan dari teknik ini sehingga dapat
mengatasi nyeri dan memperlancar sirkulasi darah,

1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi dan latihan senam otak selama 30 menit
sasaran akan mampu:
a. Mengerti dan memahami terkait latihan relaksasi otot progresif
b. Mampu mempraktekkan gerakan senam otak yang di pelajari dan
mengplikannya dalam kegitan sehari-hari.
2. Pokok Bahasan
TAK mendemonstrasikan dan melatih lansia dalam melakukan gerakan
relaksasi otot progresif
3. Subpokok Bahasan
1. Relaksasi otot progresif
2. Tujuan relaksasi otot progresif
3. Cara kerja relaksasi otot progresif
4. Terapi relaksasi otot progesif

4. Waktu
1x 30 menit
5. Bahan/ Alat yang digunakan
Leaflet relaksasi otot progresif
6. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : ceramah, demonstrasi
b. Langkah Pokok :
1. Menciptakan suasana yang nyaman
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan Tanya jawab materi relaksasi otot progresif
4. Mendemontrasikan latihan relaksasi otot progresif
5. Meminta peserta untuk mempraktekkan relaksasi otot progresif
6. Evaluasi kegiatan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

7. Setting Tempat Keterangan


1. Pemateri
2. Peserta

8. Persiapan
Menyiapkan tempat dan Materi
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam a. Lansia menjawab 5 menit
2. Menyebutkan nama salam
dan asal b. Lansia mampu
3. Menjelaskan tujuan mengenal
mahasiswa dengan
baik
c. Lansia memahami
tujuan kegiatan
yang akan
dilakukan
Penyajian 1. Menjelaskan relaksasi a. Lansia 20 menit
otot progresif mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
relaksasi otot progresif b. Lansia
3. Menjelaskan cara kerja mendengarkan dan
relaksasi otot progresif memperhatikan
4. Menjelaskan terapi c. Lansia
relaksasi otot progesif memperhatikan dan
mengikuti gerakan
yang diperagakan
d. Lansia mampu
mengulang gerakan
yang di peragakan
Penutup 1. Evaluasi tindakan a. Lansia merespon 5 menit
dengan pertanyaan pertanyaan yang
terkait latihan relaksasi diajukan
otot progresif b. Lansia menjawab
2. Evaluasi perasaan perasaan yang
lansia setelah tindakan dirasakan setelah
3. Memberi salam mengikuti
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2022

c. Lansia menjawab
salam

10. Evaluasi Pembelajaran


10.1 Evaluasi Struktur
a. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) sudah siap
b. Alat dan bahan yang diperlukan telah tersedia
10.2 Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Klien bersedia ditempat sesuai yang telah ditentukan
c. Klien tetap mengikuti penyuluhan hingga selesai
10.3 Evaluasi Hasil
a. Klien dapat menjelaskan pengertian relaksasi otot progresif
b. Klien dapat menjelaskan manfaat latihan relaksasi otot progresif
c. Kliem mampu mengetahun indikasi dan kontraindikasi dari
latihan Relaksasi Otot Progresif (ROP)
d. Klien mampu mempraktikkan latihan Relaksasi Otot Progresif
(ROP)

Anda mungkin juga menyukai