Anda di halaman 1dari 22

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember

2020

PREPLANNING TERAPI RELAKSASI BENSON PADA KLIEN NY. J


DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PASIEN HIPERTENSI DI RT 06
RW 15 KELURAHAN SUMBERSARI KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER TAHUN 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh

Nama : Galuh Safitri Febri Astari, S.Kep.


NIM 202311101066

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisis Situasi


Seiring dengan perubahan usia, tanpa disadari juga pada orang lanjut usia
akan mengalami perubahan fisiologis, kognitif dan psikososial. Salah satu
perubahan fisiologis yang dialami oleh lansia yaitu adanya gangguan tidur.
Penyebab insomnia pada lansia dapat dibagi menjadi empat kelompok: (1)
penyakit fisik atau gejala, seperti nyeri jangka panjang, kandung kemih atau
prostat, penyakit sendi seperti arthritis atau bursitis, dan gastroesophageal
reflux; (2) faktor lingkungan/perilaku, termasuk diet/ nutrisi; (3) penggunaan
obatobatan, seperti kafein, alkohol, atau obat resep untuk penyakit kronis, dan
(4) penyakit mental yang atau gejala, seperti kecemasan, depresi, kehilangan
identitas pribadi, atau dapat dikatakan status kesehatan yang buruk (Tsou Eng-
Ting, 2013: Suastari, 2014).
Di dunia, angka prevalensi insomnia pada lanjut usia diperkirakan sebesar
13-47% dengan proporsi sekitar 50-70% terjadi pada usia diatas 65 tahun. Di
Indonesia, prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar
67%. Sedangkan sebanyak 55,8% lansia mengalami insomnia ringan dan 23,3
% lansia yang mengalami insomnia sedang (Suastari, et. al. , 2014). Di
Indonesia, lansia yang mengalami gangguan tidur sekitar 750 orang insomnia.
Setiap tahun diperkirakan sekitar 35-45% orang dewasa melaporkan adanya
gangguan tidur dan sekitar 25% mengalami gangguan tidur yang serius.
Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67 % (Depkes
RI, 2010)
Pasien dengan hipertensi dapat mengalami beberapa tanda dan gejala
seperti perubahan pada retina, sakit kepala, pusing dan sulit bernafas Hal ini
dapat menimbulkan terjadinya masalah gangguan tidur. Kebutuhan tidur dan
pola tidur pada manusia berubah bersama bertambahnya usia. Pada lanjut usia
kebutuhan tidur normal pada usia diatas 60 tahun keatas yaitu selama 6 jam
sehari, dimana sebanyak 20- 25% dari siklus tidur REM dan tahap IV NREM
menurun, sehingga lansia dapat mengalami insomnia yaitu sering terbangun
sewaktu tidur pada malam hari (Saputra, 2013). Jika lansia kurang tidur akan
mengakibatkan perasaan bingung, curiga, hilangnya produktivitas kerja, serta
menurunnya imunitas. Kurang tidur dapat memperburuk penyakit yang
mendasarinya, mengubah perilaku, suasana hati menjadi negatif,
mengakibatkan kecelakaan. Insomnia juga dapat menyebabkan kematian pada
lansia (Fitriani, 2014).
Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat mengatasi insomnia yaitu
terapi relaksasi. Salah satu terapi relaksasi adalah dengan menggunakan terapi
relaksasi benson. Terapi relaksasi benson yaitu pengobatan untuk
menghilangkan nyeri, insomnia (tidak bisa tidur) atau kecemasan. Cara
pengobatan ini merupakan bagian pengobatan spiritual. Pada teknik itu
pengobatan sangat fleksibel dapat dilakukan dengan bimbingan, bersama-
sama, atau sendiri. Teknik ini merupakan upaya untuk memusatkan perhatian
pada suatu fokus dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual dan
menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu (Potter & Perry, 2010).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Penelitian Handono Fatkhur Rahman, Ririn Handayani, dan Baitus


Sholehah (2019) membuktikan bahwa adanya pengaruh terapi relaksasi
benson terhadap kualitas tidur lansia sehingga berimplikasi dapat
meningkatkan kualitas tidur dan tidak menunjukkan tanda – tanda kekurangan
tidur serta tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Hal ini di karenakan
terapi relaksasi benson efektif dan aman dalam meningkatkan kualitas tidur
lansia. Masa lansia cenderung lebih memfokuskan spiritualnya dan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga teknik relaksasi benson tepat untuk
dilakukan dalam menangani masalah ketidaknyamanan pada lansia (Inayati,
2012).

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pendataan yang telah saya lakukan pada Ny. J di RT 006 RW
015 Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun
2020, saya menemukan satu rumusan masalah yaitu gangguan pola tidur
berhubungan dengan nyeri (hipertensi). Intervensi yang dapat diberikan yaitu
memberikan pendidikan kesehatan mengenai manfaat senam antihipertensi
dan melakukan latihan senam antihipertensi pada lansia Ny. J.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi relaksasi benson dapat memberikan perasaan nyaman,
menurunkan tekanan darah, memberikanm ketenangan dan mengurangi
ketegangan.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Klien Ny. J mampu memahami manfaat terapi relaksasi benson
sebagai salah satu tindakan nonarmakologis untuk mengatasi
gangguan pola tidur pada pasien hipertensi.
2. Klien Ny. J mampu memahami penatalaksanaan senam
antihipertensi dan mampu menerapkan terapi relaksasi benson
secara mandiri sebagai upaya manajemen peningkatan kesehatan
dalam hal mencegah dan mengatasi masalah gangguan pola tidur
pada pasien hipertensi

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Manfaat pengajaran terapi relaksasi benson pada klien Ny. J adalah agar
dapat mengatasi masalah gangguan pola tidur klien sehingga klien Ny.
J diharapkan gangguan pola tidur klien dapat teratasi.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Manfaat terapi relaksasi benson bagi tenaga kesehatan adalah semakin
bertambahnya wawasan dan menjadi referensi tambahan untuk tenaga
kesehatan lainnya dengan melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan pola tidur pada pasien hipertensi serta mengimplementasikan
prosedur terapi relaksasi benson pada asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan pola tidur pada pasien hipertensi.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Bertambahnya usia diiringi dengan permasalahan kesehatan yang
dihadapi. Proses degeneratif pada lansia menyebabkan terjadinya penurunan
kondisi fisik, psikologis dan sosial. Salah satu dampak dari perubahan fisik
yang sering dialami lansia adalah terjadinya gangguan tidur (Majid, 2014).
Pasien dengan hipertensi dapat mengalami beberapa tanda dan gejala seperti
perubahan pada retina, sakit kepala, pusing dan sulit bernafas Hal ini dapat
menimbulkan terjadinya masalah gangguan tidur. Kebutuhan tidur dan pola
tidur pada manusia berubah bersama bertambahnya usia. Pada lanjut usia
kebutuhan tidur normal pada usia diatas 60 tahun keatas yaitu selama 6 jam
sehari, dimana sebanyak 20- 25% dari siklus tidur REM dan tahap IV NREM
menurun, sehingga lansia dapat mengalami insomnia yaitu sering terbangun
sewaktu tidur pada malam hari (Saputra, 2013).
Jika lansia kurang tidur akan mengakibatkan perasaan bingung, curiga,
hilangnya produktivitas kerja, serta menurunnya imunitas. Kurang tidur dapat
memperburuk penyakit yang mendasarinya, mengubah perilaku, suasana hati
menjadi negatif, mengakibatkan kecelakaan. Insomnia juga dapat
menyebabkan kematian pada lansia (Fitriani, 2014). Terapi relaksasi benson
yaitu pengobatan untuk menghilangkan nyeri, insomnia (tidak bisa tidur) atau
kecemasan. Cara pengobatan ini merupakan bagian pengobatan spiritual.
Masa lansia cenderung lebih memfokuskan spiritualnya dan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga teknik relaksasi benson tepat untuk
dilakukan dalam menangani masalah ketidaknyamanan pada lansia (Inayati,
2012).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

3.2 Kerangka Penyelesaian

Terjadinya proses penuaan

Terjadi masalah kesehatan yang terjadi pada


lansia, menurunnya fungsi organ memicu
terjadinya berbagai penyakit degeneratif

Hipertensi

sakit kepala, pusing

Gangguan pola tidur

Pemberian pendidikan kesehatan terapi


relaksasi benson pada lansia

Lansia mampu memahami dan


mempraktekkan Terapi Relaksasi Benson

Mengatasi maalah gangguan tidur


lansia dapat teratasi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan pengajaran terapi relaksasi benson pada Ny. J akan dilaksanakan
pada :
Hari/tanggal : Jum’at, 25 September 2020.
Waktu : 15.00- 15.30 WIB.
Tempat :Rumah Ny. J di RT 006 RW 015 Kelurahan Sumbersari
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

4.2 Khalayak Sasaran


Sasaran dari kegiatan terapi relaksasi benson adalah Ny. J yang memiliki
keluhan terkait tanda gejala kondisi penyakitnya yaitu gangguan pola tidur di
di RT 006 RW 015 Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran: Ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori: Diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik dengan memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud, tujuan, serta kontrak waktu tindakan.
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menyepakati tindakan bersama klien
d. Melakukan kegiatan yang telah disepakati
e. Melakukan penilaian terhadap respon yang ditunjukkan klien setelah
dilakukan tindakan serta kemampuan klien dalam melakukan tindakan
secara mandiri
f. Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan.
g. Menetapkan tindak lanjut sasaran
4. Setting tenpat :

Peserta

Mahasiswa
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2010. Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI.

Fitriani, L.2014. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di
Posyandu Lansia Teratai Dusun Ngrenak Kidul 10 Sidomoyo Godean
Sleman .

Inayati, N. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi BensonTerhadap Tingkat Depresi


Lanjut Usia Awal (Early Old Age) umur 60-70 Tahun Di Upt
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember. Jember: Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.

Potter, & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &
Praktek. Jakarta: EGC.

Rahman F., Handayani R., & Sholeha. 2019. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
Terhadap Kualitas Tidur Lania di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bondowoso. Jurnal Sains Health. (3):1.

Saputra. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Numed.

Simonson, Bergeron, Crecelius, Maguire, Osterweil, Spivack, Stwalley, dan Zee.


2007. Improving Sleep Management in Elderly: a Guide to the
Management of Insomnia in Long-Term Care. Annals of Long Term
Care: Clinical Care and Aging 2007.15:1-16.

Suastari, Ni, M. P., Tirtayasa, Pande, N. B., Aryana, Gusti, P. S., et al. 2014.
Hubungan Antara Sikap Sleep Hygiene dengan Derajat Insomnia Pada
Lansia di Poliklinik Geriatri RSU Sanglah Denpasar. Jurnal Medika
Udayana.

Tsou, Eng-Ting. Prevalence And Risk Factors For Imsomnia in Community-


Dwelling Elderly In Northrrm Taiwan. Journal of Clinical Gerontology
& Geriatrics. 13:1-5.
.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media

Jember, 25 September 2020

Pemateri

Galuh Safitri Febri Astari, S. Kep.


NIM 162310101017
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN 2020

BERITA ACARA

Pada hari ini, tanggal 25 September 2020 jam 15:00-15:30 WIB di Rumah Ny. J
di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi
Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan terapi relaksasi benson.

Jember, 25 September 2020

Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Latifa Aini Susumaningrum, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP. 19710926 200912 2 002
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN TAHUN 2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan senam antihipertensi Pada hari ini, tanggal 25 September 2020 jam
15:00-15:30 WIB di Rumah Ny. J di Kelurahan Sumbersari Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember Jum’at Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh :

NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


Jumani RT.5
RW.16 Kel.
1. Sumbersari
Kec.
Sumbersari
2.
3.
4.
5.

Jember, 25 September 2020


Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Latifa Aini Susumaningrum, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP. 19710926 200912 2 002

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Manajemen mengatasi gangguan pola tidur dengan terapi


relaksasi benson
Sasaran : Ny. J
Waktu : Jam 15.00-15.30 WIB
Hari/Tanggal : Kamis, Tanggal 25 Bulan September Tahun 2020
Tempat : Rumah Ny. J di RT 06 RW 015 Kelurahan Sumbersari Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai pengenalan penyakit
hipertensi, penyebab gangguan pola tidur dan demonstrasi terapi relaksasi
benson diharapkan klien memahami dan mampu melakukannya.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit
klien mampu untuk :
a. Memahami Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur yang
buruk pada Lansia
b. Memahami pengertian dari terapi relaksasi benson
c. Memahami tujuan dari kegiatan terapi relaksasi benson
d. Memahami prosedur kegiatan terapi relaksasi benson
e. Melaksanakan terapi relaksasi benson secara pendampingan maupun
secara mandiri
3. Pokok Bahasan: Mengenal hipertensi dan cara penatalaksanaannya
4. Sub pokok Bahasan
a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk pada
Lansia
b. Pengertian terapi relaksasi beson
c. Manfaat terapi relaksasi benson
d. Prosedur terapi relaksasi benson
5. Waktu : 30 menit
6. Bahan/Alat yang digunakan : Materi
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan demonstrasi
b. Landasan teori : Ceramah dan demonstrasi
c. Landasan pokok :
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik dengan memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud, tujuan, serta kontrak waktu tindakan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

b) Mengidentifikasi keadaan kesehatan keluarga


c) Mengidentifikasi pilihan tindakan
d) Menyepakati tindakan bersama klien
e) Melakukan kegiatan yang telah disepakati
f) Melakukan penilaian terkait respon klien setelah dilakukan tindakan
g) Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan.
h) Menetapkan tindak lanjut sasaran.
8. Setting Tempat

Peserta

Mahasiswa

9. Persiapan

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memeprhatikan dan 2
2. Memperkenalkan diri menjawab pertanyaan Menit
penyaji
3. Menjelaskan tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang : 1. Memperhatikan 25
- Faktor-faktor yang berhubungan 2. Menanggapi dengan Menit
pertanyaan
dengan kualitas tidur yang buruk
3. Mengikuti
pada Lansia demonstrasi yang
- Manfaat terapi relaksasi benson diajarkan

- Prosedur pelaksanaan terapi


relaksasi benson
2. Memberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya.
3. Menjawab pertanyaan klien
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

4. Memberikan kesempatan
kepada klien untuk mengulangi
apa yang telah disampaikan
5. Menjelaskan prosedur
pelaksanaan terapi relaksasi
benson
6. Melakukan secara bersama
demonstrasi terapi relaksasi
benson
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang telah Memperhatikan dan 3
diberikan menanggapi Menit

2. Mengevaluasi hasil pendidikan


kesehatan
3. Salam penutup.

11. Evaluasi
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk pada
Lansia
2. Pengertian terapi relaksasi beson
3. Manfaat terapi relaksasi benson
4. Prosedur terapi relaksasi benson
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP)

JUDUL SOP: TEKNIK


PSIK
RELAKSASI BENSON
UNIVERSITS

JEMBER

NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:


PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

Relaksasi benson adalah gabungan relaksasi nafas dalam


Pengertian
dengan memasukan faktor keyakinan.
a. Memberikan perasaan nyaman;
Tujuan b. Menurunkan tekanan darah;
c. Memberikan ketenangan;
d. Mengurangi ketegangan.
Indikasi Pasien dengan Nyeri, Cemas, Stres, Depresi, Tekanan Darah
Tinggi.
Kontraindikasi Pasien dengan gangguan mental, demensia, dan kognitif.
1. Pastikan identitas klien;
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,
Persiapan Klien berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab
seluruh pertanyaan klien;
3. Anjurkan pasien dalam keadaan duduk santai atau berbaring;
4. Atur nafas hingga nafas menjadi lebih teratur.

Persiapan Alat 1. Tidak ada alat khusus yang dibutuhkan;


Dan Lingkungan 2. Atur lingkungan senyaman mungkin dan setenang
mungkin agar klien mudah berkonsentrasi.
Cara Kerja :
1. Berikan salam, memperkenalkan diri;
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada klien;
3. Anjurkan klien memilih tempat yang disenangi;
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

4. Atur posisi yang nyaman bagi pasien. Pengaturan posisi dapat dilakukan ddengan cara
duduk, berlutut atau posisi tidur selama tidak mengganggu pikiran pasien;
5. Anjurkan klien untuk memejamkan mata dengan pelan tidak perlu untuk dipaksakan
sehingga tidak ada ketegangan otot sekitar mata;
6. Anjurkan klien untuk mengendurkan otot serileks mungkin, mulai dari kaki, betis,
paha, perut, dan lanjutkan ke semua otot tubuh. Lemaskan kepala, leher, dan pundak
dengan memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan. Tangan dan lengan
diulurkan kemudian kendurkan dan biarkan terkulai di samping tubuh dan usakan agar
tetap rileks;
7. Mulai bernafas dengan lambat dan wajar, dan ucapkan dalam hati frase atau kata
sesuai dengan keyakinan anda. Sebagai contoh anda dapat menggunakan frase yaa
Allah. Pada saat mengambil nafas sertai dengan mengucapkan kata yaa dalam hati;
setelah selesai keluarkan nafas dengan mengucapkan Allah dalam hati, sambil terus
melakukan kegiatan nomer 7, lemaskan seluruh tubuh disertai dengan sikap pasrah
kepada Allah. Sikap ini menggambarkan sikap pasif yang diperlukan dalam relaksasi,
dari sikap pasif akan muncul efek relaksasi yaitu ketenangan. Kata atau kalimat
yang akan diucapkan dapat diubah atau disesuaikan dengan keyakinan klien;
8. Teruskan selama 15 menit, klien diperbolehkan membuka mata untuk melihat waktu
tetapi jangan menggunakan alarm. Bila sudah selesai tetap berbaring atau duduk
dengan tenang selama beberapa menit, mula-mula mata terpejam dan setelah itu mata
dibuka;
9. Beri tahu klien tindakan telah selesai dilakukan;
10. Evaluasi tindakan;
11. Beri reinforcement positif dan lakukan kontrak selanjutnya;
12. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
Hasil
Dokumentasikan tindakan:
1. Respon klien selama tindakan (respon subyektif dan obyektif);
Respon Verbal:
1. Klien mengatakan rileks;
2. Klien mengatakan ketegangan berkurang;
3. Klien mengatakan sudah merasa nyaman.

Respon Nonverbal:
1. Klien tampak tenang;
2. Ekspresi wajah klien tidak tampak tegang;
3. Klien dapat melanjutkan pekerjaannya kembali.
2. Kaji tingkat stres klien;
3. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan;
4. Nama dan paraf perawat.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Hal–hal yang perlu diperhatikan:


1. Pelaksanaan relaksasi benson dilakukan dua kali sehari;
2. Kata atau kalimat yang diucapakan dapat diubah sesuai dengan keyakinan klien;
3. Pelaksanaan dilakukan diruangan yang nyaman dan tenang.

Lampiran 5 : Materi
Judul Materi :
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk pada


Lansia
b. Usia
c. Respon terhadap penyakit
Faktor penyakit dan nyeri yang diderita oleh lansia merupakan faktor
penting yang dapat mempengaruhi kualitas tidur lansia. Hal ini
dikarenakan setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan
fisik, atau masalah suasana hati dapat menyebabkan masalah tidur seperti
kesulitan tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur (Simonson et al, 2007).
Hipertensi seringkali menyebabkan lansia terbangun di pagi hari. Pasien
dengan hipertensi dapat mengalami beberapa tanda dan gejala seperti
perubahan pada retina, sakit kepala, pusing dan sulit bernafas Hal ini dapat
menimbulkan terjadinya masalah gangguan tidur (Saputra, 2013)
d. Depresi
e. Kecemasan
f. Lingkungan fisik
g. Gaya hidup

B. Pengertian terapi relaksasi benson


Relaksasi benson adalah gabungan relaksasi nafas dalam dengan memasukan
faktor keyakinan.

C. Tujuan terapi relaksasi benson


a. Memberikan perasaan nyaman;
b. Menurunkan tekanan darah;
c. Memberikan ketenangan;
d. Mengurangi ketegangan.
e. Mengatasi gangguan pola tidur

D. Prosedut terapi relaksasi benson


1. Anjurkan klien memilih tempat yang disenangi;
2. Atur posisi yang nyaman bagi pasien. Pengaturan posisi dapat dilakukan
ddengan cara duduk, berlutut atau posisi tidur selama tidak mengganggu
pikiran pasien;
3. Anjurkan klien untuk memejamkan mata dengan pelan tidak perlu untuk
dipaksakan sehingga tidak ada ketegangan otot sekitar mata;
4. Anjurkan klien untuk mengendurkan otot serileks mungkin, mulai dari
kaki, betis, paha, perut, dan lanjutkan ke semua otot tubuh. Lemaskan
kepala, leher, dan pundak dengan memutar kepala dan mengangkat
pundak perlahan-lahan. Tangan dan lengan diulurkan kemudian
kendurkan dan biarkan terkulai di samping tubuh dan usakan agar tetap
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

rileks;
5. Mulai bernafas dengan lambat dan wajar, dan ucapkan dalam hati frase
atau kata sesuai dengan keyakinan anda. Sebagai contoh anda dapat
menggunakan frase yaa Allah. Pada saat mengambil nafas sertai dengan
mengucapkan kata yaa dalam hati; setelah selesai keluarkan nafas
dengan mengucapkan Allah dalam hati, sambil terus melakukan
kegiatan nomer 7, lemaskan seluruh tubuh disertai dengan sikap pasrah
kepada Allah. Sikap ini menggambarkan sikap pasif yang diperlukan
dalam relaksasi, dari sikap pasif akan muncul efek relaksasi yaitu
ketenangan. Kata atau kalimat yang akan diucapkan dapat diubah
atau disesuaikan dengan keyakinan klien;
6. Teruskan selama 15 menit, klien diperbolehkan membuka mata untuk
melihat waktu tetapi jangan menggunakan alarm. Bila sudah selesai
tetap berbaring atau duduk dengan tenang selama beberapa menit, mula-
mula mata terpejam dan setelah itu mata dibuka;

Lampiran 6 : Media
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Lampiran 7 : Dokumentasi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2020

Gambar 1. Kegiatan Relaksasi Benson lakukan pada Ny. J di RT 006 RW 015


Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
Tahun 2020, oleh Galuh Safitri Fedbri Astari, S.Kep. NIM
162310101017 Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai