OLEH :
FITRIANI : 2020207209126
ANDI IMAWAN : 2020207209124
BUDI PARWOTO : 2020207209125
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
KARYA INOVASI KEPERAWATAN GERONTIK PENERAPAN
THERAPI MUSIK KLASIK PADA PASIEN LANSIA TN. S
DENGAN GANGGUAN TIDUR DI RT 10/RW 05
DESA BANGUNGREJO LAMPUNG TENGAH
KARYA TAHUN 2021
KIN
OLEH :
FITRIANI : 2020207209126
ANDI IMAWAN : 2020207209124
BUDI PARWOTO : 2020207209125
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2014), Usia lanjut adalah usia 60 tahun ke atas yang terdiri dari (1) usia
lanjut (elderly) 60-74 tahun, (2) usia tua (old) 75-90 tahun, dan (3) usia
penduduk lansia berjumlah 14,45 juta jiwa (7,18 %) dari seluruh penduduk
Indonesia akan meningkat hingga 27,7 juta jiwa (9,99 %) dari seluruh
gangguan tidur.
penelitian setelah skor PSQI pada klien pertama sebelum diberikan terapi
musik adalah 12 (kualitas tidur buruk) dan setelah diberikan terapi musik
adalah 2 (kualitas tidur baik), sedangkan skor PSQI pada klien kedua
gangguan tidur di BPSTW Unit Budi Luhur. Hasil penelitian lain oleh
dilakukan terapi musik yaitu 23,94, nilai ini termasuk dalam kategori
yaitu 18,75, nilai ini menunjukan kategori insomnia sedang. Hasil tersebut
bahwa terapi musik dapat memengaruhi kualitas tidur lansia yang dapat
B. Rumusan Masalah
tidur? ”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
lansia terpenuhi.
2. Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Lansia
a. Pengertian Lansia
(Nugroho, 2010).
berikut:
2) Perubahan Mental
kenangan masa terdahulu namun sering lupa pada masa yang lalu,
3) Perubahan Psikososial
dan ketegapan fisik yaitu perubahan terdapat pada konsep diri dan
gambaran diri.
4) Perkembangan Spiritual
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor ekternal (Tim Pokja
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018), dalam buku Standar
tidur.
menurun
b) Secara objektif tidak ada gejala minor dari gangguan pola
tidur
SDKI DPP PPNI, 2018), penyebab dari gangguan pola tidur yaitu :
3) Kurang privasi
4) Retraint fisik
d. Tahapan Tidur
(Potter dan Perry, 2005), secara alamiah dalam tidur mempunyai dua
tahapan yaitu:
a) Tahap I
dengan mudah.
b) Tahap II
Seluruh tubuh kita seperti berada pada tahap tidur yang lebih
c) Tahapan III
d) Tahap IV
Tahap tidur REM sangat berbeda dari tidur NREM. Tidur REM
adalah tahapan tidur yang sangat aktif. Pola napas dan denyut
muka, dan pada laki-laki dapat timbul ereksi pada periode tidur
REM. Walaupun ada aktivitas demikian orang masih tidur lelap dan
kebutuhannya.
1) Penyakit
klieen kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien
2) Lingkungan
3) Motivasi
4) Kelelahan
5) Kecemasan
6) Alkohol
7) Obat-obatan
antara lain:
3. Terapi Musik
manfaat untuk anak-anak atau orang yang berusia muda. Musik juga
Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa digunakan untuk terapi
musik namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap
pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya
musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita.
kehidupan manusia.
dapat dijadikan terapi musik klasik, slow musik, orkestra, dan musik
modern lainnya seperti pop, jazz dan lain - lain. Sehingga Terapi
Terapi musik pasif adalah terapi musik yang murah, mudah dan
pasien meningkat
1) Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa
seseorang.
4) Perkembangan Kepribadian.
maupun mental.
keras
1) Pengertian
2) Tujuan
a) Memperbaiki kondisi fisik klien
music
3) Persiapan
a) Alat
b) Bahan
(1) Headset
(2) CD musik
klien)
4) Prosedur pelaksanaan
b) Interaksi
music
disukai klien
mendengarkan musik.
oleh klien.
terlalu keras.
c) Terminasi
(5) Dokumentasi
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
1) Aktivitas/istirahat
monoton
jantung, takipnea
2) Sirkulasi
palpitasi.
mungkin lambat/tertunda
3) Integritas ego
pekerjaan).
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
glikosuria
6) Neurosensory
genggaman tangan
7) Nyeri/ketidaknyamanan
sakit kepala
8) Pernapasan
sianosis
9) Keamanan
10) Pembelajaran/penyuluhan
Quality Index).
versi bahasa Indonesia ini adalah kualitas tidur baik jika skor ≤
5 dan kualitas tidur buruk jika skor > 5. ( Curcio et al, 2012 ).
2. Diagnosa
menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018) dalam buku Standar
mengantuk.
perilaku.
d. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
3. Intervensi
dan pola tidur yang adekuat. Dengan kriteria hasil, jumlah tidur dalam
batas normal 6-8 jam/hari dan perasaan segar setelah tidur atau istirahat
berikut:
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan Pada Lansia dengan Gangguan
Pola Tidur di RT 10 / RW 05 desa Sidodadi
Kecamatan Bangun Rejo
Lam - Teng Tahun 2021
a. Implementasi
(Asmadi, 2013).
b. Evaluasi
akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
(Asmadi, 2013).
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu
1) Evaluasi Formatif
tindakan keperawatan.
C. Studi Literatur
1. Jenis literatur
Jenis literatur ini merupakan studi literatur yang mengumpulkan data dari
2. Sumber Data
Dalam pustaka ini, sumber data yang digunakan yaitu jurnal ilmiah.
3. Fokus Data
Fokus studi literatur merupakan kajian utama dari masalah yang akan
dijadikan acuan studi literatur. Fokus studi literatur pada penelitian ini
4. Subjek Penelitian
Jumlah Pustaka yang akan dikaji yaitu sebanyak 5 jurnal yang berkaitan
a. Strategi pencarian
tidur.
METODE
A. Persiapan
seberapa besar masalah dan dampak dari subjek yang akan dilakukan proses
B. Proses
didapat sesuai dengan hasil pengkajian pada lansia adalah gangguan tidur.
3. Melakukan intervensi
Intervensi dilakukan yang mengacu pada masalah yang dihadapi TN. S
terapi musik.
2. Implementasi
Index).
3. Evaluasi
C. Hasil
sesuai dengan SOP yang digunakan kepada kedua klien. Pada tahap pra
penuh agar pada saat pelaksanaan terapi tidak terjadi masalah yang dapat
dilakukan oleh penulis pada tahap pra interaksi adalah mengecek catatan
medis atau catatan keperawatan klien karena pasien tidak sedang dalam
tindakan yang akan dilakukan. Dengan begitu klien akan merasa diperhatikan
dan komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien tetap terjaga serta
masalah klien. Pada tahap ini klien Tn. S sangat antusias ketika dijelaskan tentang
serta menanyakan keluhan klien agar pada saat pelaksanaan klien dapat
terapi yang diharapkan yaitu relaksasi dan membantu klien memilih posisi
tentang terapi yang akan diberikan dan merasa nyaman saat diberikan terapi.
Klien langsung sepakat dan bersedia untuk diberikan terapi musik. Langkah
terlalu keras dan tidak meninggalkan klien pada saat diberikan terapi
dilakukan untuk mengoptimalkan efek yang diharapkan dari pemberian terapi
musik yaitu klien merasa rileks dan mudah tertidur. Setelah diberikan terapi,
klien diberikan kesempatan untuk memilih musik yang akan digunakan pada
terapi selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebosanan yang dapat
terapi musik pada klien untuk mengetahui respon klien terhadap pemberian
terapi. Klien mengatakan pemberian terapi musik ini membuat klien merasa
nyaman dan tenang sehingga menyebabkan kantuk. Hal ini sesuai hasil
mengantuk.
tidur yang diterapkan pada Tn. S ini memberikan hasil akhir baik yaitu
kualitas tidur Tn. S yang tadinya buruk menjadi baik. Skor hasil screening
PSQI pada klien menunjukkan perubahan Skor PSQI Tn. S meningkat dari 12
Tn. S terpenuhi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Lansia
gangguan tidur.
2. Bagi Perawat
farmakologi.