S
DI RT 10/RW 05 DESA BANGUNGREJO
LAMPUNG TENGAH TAHUN 2021
OLEH :
ANDI IMAWAN : 2020207209124
BUDI PARWOTO : 2020207209125
FITRIANI : 2020207209126
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI TN. S
DI RT 10/RW 05 DESA BANGUNGREJO
LAMPUNG TENGAH TAHUN 2021
KIN
OLEH :
ANDI IMAWAN : 2020207209124
BUDI PARWOTO : 2020207209125
FITRIANI : 2020207209126
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4
juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes,
2019).
hipertensi naik dari 125,8% menjadi 34%. pada penduduk umur 18 tahun
meningkat sebanyak 156 pasien dan semakin meningkat pada tahun 2020
Arthritis dan Diabetes mellitus. Pada saat tekanan darah sedang meningkat
kesehatan terdekat.
diubah yaitu (usia, riwayat keluarga, ras, jenis kelamin) Lemone, Burke,
dari diet) (Willy, 2018). Tanda dan gejala yang sering muncul pada
masase kaki, terapi musi, meditasi) dan herbal, serta memonitor tekanan
darah secara rutin. Salah satu intervensi yang dapat diberikan untuk
mengontrol tekanan darah adalah pengobatan alternative menggunakan
rebusan seledri pada lansia yang signifikan dengan p-valeu < α (0,05),
didukung oleh penelitian dari Saputra dan Fitri, (2016) dengan judul
khasiat daun seledri (Apium graveolens) terhadap tekana darah tinggi pada
tekanan darah seperti apiin dan manitol, sejalan dengan penelitian dari
Oktavia (2017) dengan judul pengaruh pemberian air rebusan daun seledri
Kediri Tahun 2016, dengan nilai p-valeu < α (0,05) pada tekanan darah
bahwa terdapat perubahan tekanan darah sistolik dan diastolic sebelum dan
sesudah perlakuan.
farmakologi dan non farmakologi. Saat ini isu yang berkembang pada
masyarakat menggunakan herbal untuk mengontrol atau menurunkan
tekanan darah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam studi kasus ini adalah penulis
2. Tujuan Khusus
kesenjangan antara teori dan kasus nyata pada klien Tn. S dengan
diagnosa Hipertensi.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Pendidikan
dengan Hipertensi. Hasil studi kasus ini juga dapat dijadikan acuan
a. Pelayanan Kesehatan
b. Mahasiswa
1. Pengertian
terjadi peningktan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada
2013).
tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis
dan tidak diobati. Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak,
mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan JNC VII
Derajat Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diastolik (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Pre-hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 - 159 atau 90 -99
Hipertensi derajat II ≥ 160 atau ≥ 100
Sumber : (JNC VII, 2003 dalam Wijaya & Putri, 2013)
menjadi 2 yaitu:
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum
hipertensi sekunder.
b. Hipertensi sekunder
4. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor pada medula otak. Dari pusatk vasokomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlajut kebawah ke korda spinalis dan
meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah
sebagai paralyis sementara pada satu sisi hemiplegia atau gangguan tajam
peninglihatan.
timbul:
pusat
glomerolus
a. Laboratorium
b. EKG
3) Peningkatan gelombang p
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
(Aspiani, 2014)
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi dalam waktu lama akan merusak pembuluh darah
seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. hipertensi
adalah factor risiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient
(Kowalak, 2016).
8. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologis
harus dipilih untuk lokasi aksi yang berbeda, namun untuk hipertensi
2011).
1) Diuretic (Hydroklorotoazid)
ringan.
hipoglikemia
pembuluh darah.
Efeksamping:
b. Nonfarmakologi
darah yautu:
dengan membagi berat badan anda dengan tinggi badan anda yang
kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil
hari) dengan cara konsumsi diet tinggi buah, sayur dan diet rendah
cukup.
5) Menghindari merokok
6) Penurunan stress
7) Teknik relaksasi
a. Aktivitas / istirahat
takipnea
b. Sirkulasi
penyakit serebrovaskuler.
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
e. Makanan / Cairan
f. Neurosensori
g. Nyeri/ketidaknyamanan
h. Pernapasan
riwayat merokok
i. Keamanan
j. Pembelajaran/Penyuluhan
atau hormone.
k. Pemeriksaan Diagnostik
ginjal.
hipertensi.
c. Intoleransi aktifitas
olahraga teratur.
3. Rencana Keperawatan
(kekakuan) ventrikel.
jantung.
normal pasien.
meningkat).
2) Kaji dan catat kualitas denyutan pembuluh darah sentral dan
simpatis.
10) Kolaborasi :
TD.
jantung menurun.
feokromositoma.
diukur.
aktifitas.
pada bagian suboksipital, terjadi pada saat bangun, dan hilang secara
stimulasi/meningkatkan relaksasi.
pasien.
6) Kolaborasi :
bentuk tubuh. Lipatan kulit trisep > 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita (maksimal untuk usia dan jenis kelamin). Dilaporkan atau
hipertensi.
berhasil.
Kolaborasi :
1) Kaji kesiapan pasien dan atau keluarga dan hambatan dalam belajar
pengobatan/medikasi.
4) Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko
upaya pasien.
10) Diuretik ; minum dosis harian (atau dosis lebih besar) pada pagi
11) Ukur dan catat BB sendiri pada jadwal teratur à Indikator utama
15) Sarankan untuk sering mengubah posisi, olah raga kaki saat
Penggantian diet lebih baik daripada obat dan semua ini diperlukan
yang dijual bebas à Diet rendah garam selama dua tahun mungkin
kopi, teh, cola atau coklat à kafein adalah stimulan jantung dan
21) Dorong pasien untuk membuat program olah raga sendiri yang
punggung leher dan tekanan pada 1/3 ujung hidung dan anjurkan
tertelan.
hidup.