KABUPATEN TANGGAMUS
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan asuhan
keperawatan ini dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana. Semoga laporan
asuhan keperawatan ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laoran ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan penulisan baik dari segi materi, tata bahasa ataupun
penulisan, oleh karena itu kami mengharapkan segala masukan, baik kritik maupun
saran – saran demi penyempurnaan laporan ini dan dengan suatu harapan yang tinggi
agar laopran yang sederhana ini dapat lebih baik dan berguna untuk kalangan
masyarakat yang membutuhkan.
Tim Penyuusun
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian ...................................................................................... 4
B. Etiologi ........................................................................................... 5
C. Patofisiolgi ..................................................................................... 6
D. Gambaran klinis ............................................................................. 7
E. Pemeriksaan penunjang ................................................................. 8
F. Penatalaksanaan ............................................................................. 9
G. Asuhan keperawatan....................................................................... 11
1. Pengkajian ................................................................................ 11
2. Diagnosa .................................................................................. 11
3. Rencana keperawatan ............................................................... 12
4. Implementasi............................................................................. 15
5. Evaluasi..................................................................................... 16
A. Pengkajian....................................................................................... 17
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................. 25
C. Intervensi........................................................................................ 25
D. Implementasi Keperawatan ........................................................... 26
E. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 26
BAB IV PEMBAHASAN ANALISA JURNAL........................................... 33
iii
A. Kesimpulan .................................................................................... 36
B. Saran .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi pada usus
halus yang disebabkan oleh salmonella thypii. Penyakit ini dapat ditularkan
terutama terletak di daerah tropis dan subtropis dengan angka kejadian masih
Kejadian demam thypoid didunia sekitar 21,6 juta kasus dan terbanyak di
Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan angka kematian sebesar 200.000.
kematian 600.000 orang. Hingga saat ini penyakit demam tifoid masih
dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus pertahun, dan 2 angka
1
Demam thypoid umumnya dikenal oleh masyarakat luas dengan istilah
penyakit tipes. Di daerah endmik penyakit ini sering kali terjadi ketika awal
maupun orang dewasa melalui makanan, feses, urin, maupun air yang telah
800 penderita per 100.000 penduduk setiap tahun yang ditemukan sepanjang
tahun. Penyakit ini tersebar di seluruh wilayah dengan insiden yang tidak
berbeda jauh antar daerah. Serangan penyakit lebih bersifat sporadis dan
bukan epidemik. Dalam suatu daerah terjadi kasus yang berpencar-pencar dan
Laporan rawat jalan UGD Puskesmas Talangpadang dalam satu bulan terahir
dari 90 kunjungan 30% diantaranya merupakan kasus laka lantas dan 20%
tersebut maka kelompok tertarik untuk mengambil kasus cidera kepala berat
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk menyelesaikan tugas
2. Tujuan khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Demam Thypoid atau thypoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang
terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah demam
(Widagdo, 2011,).
kesadaran.
Menurut Soedarto (2009) Penyakit infeksi usus yang disebut juga sebagai
Tifus abdominalis atau Typhoid Fever ini disebabkan oleh kuman Salmonella
4
bahwa penyakit demam tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu penyakit
yaitu pada usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi yang
masuk melalui makanan atau minuman yang tercemar dan ditandai dengan
B. Etiologi
Menurut Widagdo (2011, hal: 197) Etiologi dari demam Thypoid adalah
berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan 8 beberapa
hari / minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan kering, bahan
farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4º C dalam 1 jam atau 60º C
komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan
antigen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada S. typhi,
kapsul.
5
C. Patofisiogi
lambung oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus halus, ke
retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ lainnya.Proses ini terjadi dalam
masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal melepaskan
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks player. Ini terjadi pada
kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu
6
D. Gambaran Klinis
Gambaran klinik demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan daripada
orang dewasa. Penyakit ini masa tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4 hari jika
prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan
febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama,
suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi
hari dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu
kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga,
ketiga
tidak sedap, bibir kering, dan pecahpecah (ragaden), lidah tertutup selaput
putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai
Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat terjadi diare atau
normal.
7
3. Gangguan kesadaran Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun
tidak dalam yaitu apatis sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan
pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar
dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun
oleh zat anti. Mungkin terjadi pada waktu penyembuhan tukak, terjadi
E. Pemeriksaan Penunjang
adalah:
trombositopenia
8
2. Pemeriksaan sumsum tulang Menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum
tulang
3. Biakan empedu Terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika
salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betulbetul
sembuh
tinggi setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.
F. Penatalaksaanaan
kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi
9
4. Diet Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari. Apabila kesadaran pasien
dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.
terjadi lebih cepat pula dan obat tersebut dapat memberikan efek
yang efisien 13
10
2. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Faktor presipitasi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh makanan yang
yang ditularkan melalui makanan, jari tangan, lalat dan feses, serta muntah
minum air mentah, makan makanan yang tidak bersih dan pedas, tidak
makanan.
B. Diagnosa Keperawatan
muntah.
kelemahan fisik.
11
C. Perencanaan
Intervensi:
Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit tidak
elastis dan peningkatan suhu tubuh, pantau intake dan output cairan
dalam 24 jam, ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama, catat
laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan distorsi lambung.
sesuai indikasi.
stabil/ideal, nilai bising usus/peristaltik usus normal (6-12 kali per menit)
12
nilai laboratorium normal, konjungtiva dan membran mukosa bibir tidak
pucat.
Intervensi
Kaji pola nutrisi klien, kaji makan yang di sukai dan tidak disukai klien,
berat badan tiap hari. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering, catat
laporan atau hal-hal seperti mual, muntah, nyeri dan distensi lambung,
Kriteria hasil : Suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari
masalah typhoid.
Intervensi
klien, beri kompres dengan air dingin (air biasa) pada daerah axila, lipat
13
4. Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan
kelemahan fisik
Intervensi
kebutuhan sehari-hari klien seperti mandi, BAB dan BAK, bantu klien
Kriteria hasil: Bebas dari eritema, bengkak, tanda-tanda infeksi dan bebas
Intervensi
14
Tujuan: Pengetahuan keluarga meningkat
Intervensi
klien, beri kesempatan keluaga untuk bertanya bila ada yang belum
pilih berbagai strategi belajar seperti teknik ceramah, tanya jawab dan
D. Implementasi
ditetapkan
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan
15
E. Evaluasi
mandiri, infeksi tidak terjadi dan keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
No RM : 2000006
1. Data dasar
a) Identitas Pasien:
Nama : Ny.S
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
b) Sumber informasi/keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 25 tahun
17
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
2. Riwayat Kesehatan
terasa pusing, sudah berobat di nakes setempat namun belum ada perubahan,
masih demam, tidak nafsu makan, mual dan muntah jika makan, lidah terasa
pahit
dingin
dan muntah bila makan, lidah terasa pahit terkadang kepala terasa pusing
18
Klien mengatakan sebelunya tidak pernah mengalami sakit seperti ini, klien
tidak ada riwayat penyakit hipertensi ataupun DM. klien tidak pernah
dirawat sebelumnya.
ini, tidak ada yang menderita hipertensi ataupun DM. Ibu klien memiliki
e. Riwayat Psiko-spiritual
Sebelum sakit klien rajin menunaikan ibadah sholat wajib 5 waktu, klien
juga sering mengikuti acara-acara pengajian atau acara sosial di desa tempat
g. Lingkungan
Di sekitar tempat tinggal klien dalam 3 bulan terahir tidak ada yang
menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. Lingkungan rumah
klien bersih, dinding rumah tembok. Klien menyapu rumahnya 2 kali sehari
19
Sebelum sakit klien makan tidak teratur terkadang 2 kali terkadang 3 kali
sehari, klien terkadang makan makanan ringan di sela jam makan, klien
suka jajan makanan seperti bakso, sosis goring dll. klien minum 7-8
gelas sehari. Saat sakit klien tidak nafsu makan, klien hanya
2) Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB lancar 1 kali sehari setiap pagi
berwarna kunig dan konsistensi lunak, begitu juga BAK klien lancar,
warna jernih kurang lebih 4-5 kali sehari. Saat sakit klien bab namun
Sebelum sakit klien mandi menggunakan sabun mandi 2 kali sehari pagi
dan sore, menggosok gigi setiap mandi dan sebelum tidur, klien mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan nasi namun tidak memakai sabun,
saat makan makanan ringan klien tidak mencuci tangan terlebih dahulu.
tangan denga sabun setelah BAB dan BAK. Saat sakit klien hanya di lap
saja pagi dan sore oleh suaminya, gosok gigi pagi dan sore
20
Klien mengatakan sebelum sakit klien tidur 7-8 jam sehari. Saat sakit
klien tidak ada gangguan dalam tidur, klien lebih banyakk beristirahat
3. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan umum
TD : 100/60 RR : 20x/m
BB : 44 TB : 153
1) Sistem penglihatan
2) Sistem pendengaran
telinga simetris antara kiri dan kanan, telinga bersih tidak terdapat
serumen.
3) Sistem wicara
21
Komunikasi baik, berbicara jelas, mampu menjawab setiap pertanyaan
perawat. Mukosa bibir tampak kering, lidah terlihat kotor, gigi bersih,
4) Sistem pernafasan
ada napas cuping hidung. bentuk dinding dada simetris, tidak ada suara
5) Sistem kardiovaskuler
dup.
6) Sistem neurologi
7) Sistem pencernaan
Klien mengatakan lidah terasa pahit, tidak nafsu makan. Perut tersa mual
dan terkadang nyeri ulu hati, Bising usus normal, bentuk abdomen
8) Sistem endokrin
9) Sistem urogenitalia
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan labolatorium
22
Hb : 11,8 Leukosit : 11.580
Hematokrit : 34
Widal
< - H : 1/320 < - O : 1/160
AH : 1/80 AO : 1/80
BH : 1/80 BO : 1/160
CH: 1/80 CO : 1/320
5. Penatalaksaanaan
Oral : Paracetamol 500mg/8 jam atau ber 6 jam jika suhu masih tinggi
Domperidon/8 jam
B. ANALISA DATA
23
minum obat tapi belum
ada perubahan masih saja
demam
DO :
- mukosa bibir tampak
kering
- suhu 38°C
- TD 110/70
- Klien tampak lemas
- Akral teraba hangat
- Widal
Tiphy O 1/160
Paratiphy AO 1/80
Paratiphy BO 1/160
Paratiphy CO 1/320
Tiphy H 1/320
Parathiphy AH 1/80
Parathiphy BH 1/80
Parathiphy CH 1/80
2 DS : Resiko nutrisi kurang mual muntah
- Klien mengatakan tidak dari kebutuhan
nafsu makan
- Klien mengatakan lidah
terasa pahit
- Klien mengatakan perut
terasa mual dan bila
makan dan minum klien
muntah
- Klien mengatakan
badannya masih panas
DO:
- Klien tampak lemas
- Klien hanya
menghabiskan 1-2
sendok porsi makannya
- TD 110/70 mmHg
- RR 20x/m
- Nadi 84x/m
- Akral teraba hangat
24
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
muntah
D. RENCANA KEPERAWATAN
25
pengalaman diri terhadap mual
8. kendalikanfaktor lingkungan
yang mungkin meningkatkan
mual
9. lakukan kebersihan mulut
untuk meningkatkan
kenyamanan
10.ajari penggunaan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi mual
Hari ke 1
NO DX Hari/tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
1 12/03/2021 1. Memantau suhu tubuh Pukul 15.30 wib
dan tanda vita lainya
Pukul 11.00 2. Memonitor warna kulit S:
dan suhu - Klien mengatakan
3. memonitor asupan dan panas masih naik
keluaran turun
4. Berkolaborasi - Klien mengatakan
pemberian cairan dan terkadang mengigil
obat (RL 30tts/m, - Klien mengatakan
injeksi cefotaxim/12 aktivitas dibantu
jam, injeksi keluarga
ondancetron/12jam, - Keluarga
oral: paracetamol mengatakan sudah
500mg/6jam, mengompres hangat
omefrazol/12jam pasien
Domperidon/8jam - Kelian mengatakan
5. menutup pasien dengan minum hanya sedikit
selimut atau pakaian sedikit
ringan tergantung pada
fase demam O:
6. mendorong pasien - TD: 100/70
konsumsi cairan - Suhu : 38,2 °C
( menganjurkan pasien - RR : 20x/m
agar banyak minum) - Nadi : 82x/m
7. Membatasi aktivitas - Klien tampak lemas
8. Memberi kompres - Klien memakai
hangat pada pasien dan
26
Menganjurkan keluarga selimut
untuk melakukan - Kompres hangat
kompres hangat terpasang di ketiak
- Aktivitas dibantu
keluarga dan
perawat
- Terpasang infus RL
30tts/m
- Teraphi oral +
- Klien belum BAK
dan BAB
A:
- Masalah belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
2 12/03/2021 1. Mengatur diet yang Pukul 16.00 wib
diperlukan/kolaborasi
Pukul 12.00 ( diet TKTP, nasi S :
wib lunas/bubur) - klien mengatakan
2. Memberikan pilihan tidak nafsu makan
makanan sambil - klien mengatakan
menawarkan bimbingan mual
terhadap makanan yang - klien mengatakan
lebih sehat muntah jika makan
3. Menciptakan - klien mengatakan
lingkungan yang tidak ingin makan
optimalpada saat apa-apa
mengkonsumsi - klien mengatakan
makanan ( bersihkan
ruang sekitar pasien) O:
4. Menganjurkan makan
sedikit tapi sering - klien tampak lemah
5. Mendorong pasien - klien hanya
untuk memantau menghabiskan 1-2
pengalaman diri sendok persi
terhadap mual makannya
6. Mengendalikanfaktor - diet TKTP, nasi
lingkungan yang lunak
mungkin meningkatkan - terpasang cairan
mual infus RL 30tts/m
7. Melakukan kebersihan - therapy oral +
mulut untuk - klien menggosok
27
meningkatkan gigi 2 kali sehari
kenyamanan - TD 110/60
- Suhu 38°c
- Nadi 86x/m
- RR 20/M
A:
- Masalah belum
teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi
Hari ke 2
28
Menganjurkan keluarga terpasang di ketiak
untuk melakukan - Aktivitas dibantu
kompres hangat keluarga dan
perawat
- Terpasang infus RL
30tts/m
- Teraphi oral +
- Klien sudah BAK 2
kali dan BAB sekali
pagi hari
A:
- Masalah teratasi
sebagian teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
2 13/03/2021 1. Mengatur diet yang Pukul 16.00 wib
Pukul 11.00
diperlukan/kolaborasi S :
wib ( diet TKTP, nasi
lunas/bubur) - klien mengatakan
2. Memberikan pilihan tidak nafsu makan
makanan sambil - klien mengatakan
menawarkan bimbingan mual berkurang
terhadap makanan yang - klien mengatakan
lebih sehat muntah berkurang
3. Menciptakan - klien mengatakan
lingkungan yang tidak ingin makan
optimalpada saat sudah makan roti
mengkonsumsi O:
makanan ( bersihkan
ruang sekitar pasien) - klien tampak lemah
4. Menganjurkan makan - klien menghabiskan
sedikit tapi sering 3-4 sendok porsi
5. Mendorong pasien makannya
untuk memantau - diet TKTP, nasi
pengalaman diri lunak
terhadap mual - terpasang cairan
6. Mengendalikanfaktor infus RL 30tts/m
lingkungan yang - therapy oral +
mungkin meningkatkan - klien menggosok
mual gigi 2 kali sehari
7. Melakukan kebersihan - TD 110/60
mulut untuk - Suhu 37,6°c
29
meningkatkan - Nadi 86x/m
kenyamanan - RR 20/M
A:
- Masalah belum
teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi
Hari ke 3
30
kompres hangat A:
- Masalah teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
2 14/03/2021 1. Mengatur diet yang Pukul 13.00 wib
diperlukan/kolaborasi
Pukul 09.00 S:
( diet TKTP, nasi
wib
lunas/bubur) - klien mengatakan
2. Memberikan pilihan tidak nafsu makan
makanan sambil - klien mengatakan
menawarkan bimbingan tidak mual lagi
terhadap makanan yang - klien mengatakan
lebih sehat tidak muntah lagi
5. Menciptakan - klien mengatakan
lingkungan yang tidak sudah mau
optimalpada saat makan sedikit sedikit
mengkonsumsi - klien mengatakan
makanan ( bersihkan lidah masih terasa
ruang sekitar pasien) agak pahit
6. Menganjurkan makan - klien mengatakan
sedikit tapi sering mau makan roti yang
7. Mengendalikanfaktor dibawakan oleh
lingkungan yang keluarganya
mungkin meningkatkan
mual O:
8. Melakukan kebersihan
- klien tampak lemah
mulut untuk
- klien hanya
meningkatkan
menghabiskan 3-4
kenyamanan
sendok porsi
makannya
- diet TKTP, nasi
lunak
- terpasang cairan
infus RL 20tts/m
- therapy oral +
- klien makan roti
- TD 110/60
- Suhu 36,7°c
- Nadi 86x/m
- RR 20/M
A:
- Masalah teratasi
31
sebagian
P:
- Lanjutkan Intervensi
32
BAB IV
PEMBAHASAN ANALISA JURNAL
1. Judul Penelitian :
Hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian demam
2. Identitas Peneliti :
3. Tujuan Penelitian :
hidup bersih dan sehat dengan kejadian demam tifoid di wilayah kerja
4. Metode Penelitian
- Desain penelitian :
33
Jumlah populasi pada penelitian ini adalah semua pasien penderita demam
sampling.
5. Hasil Penelitian
Tahun 2015
2015.
34
- Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari Beberapa definisi menurut teori dapat disimpulkan bahwa penyakit demam
tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang
manusia khususnya pada saluran pencernaan yaitu pada usus halus yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhi yang masuk melalui makanan atau
minuman yang tercemar dan ditandai dengan demam berkepanjangan lebih dari
satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan lebih diperburuk dengan
Berdasarkan analisa jurnal yang berjudul hubungan antara perilaku hidup bersih
dan sehat menunjukkan data bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan diluar
rumah dan ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan dengan kejadian demam tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Upai
Berdasarkan data pada tinjauan kasus asuhan ditemukan bahwa demam tifoid yang
terjadi pada pasien di karenakan pasien mempunyai kebiasaan makan diluar rumah
dan jajan sembarangan hal ini dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara
teori dan jurnal yang di analisa dengan tinjaukan kasus yang di buat oleh penulis.
36
B. SARAN
tifoid di masyarakat serta memberikan dukungan pada pasien terutama pada pasien
yang berpendidikan rendah dan kurang pengetahuan sangat dibutuhkan dan sangat
tifoid ini.
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini
penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami bisa
37
DAFTAR PUSTAKA
Manjsoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: EGC.
Widodo Joko. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Suyono, Slamet. 2003. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi ke 3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
38