Anda di halaman 1dari 40

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PASIEN FEBRIS

PADA ANAK USIA 1 BULAN – 17 TAHUN DIRUANG KENANGA


RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

Proposal Penelitian

Oleh :
ARI WINDRATNO
NIM :142012018298P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020
PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PASIEN FEBRIS
PADA ANAK USIA 1 BULAN – 17 TAHUN DIRUANG KENANGA
RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

Proposal Penelitian
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi S.1 Keperawatan

Oleh :
ARI WINDRATNO
NIM :142012018298P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020

ii
DAFTAR PERSETUJUAN

JudulSkripsi : PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP


PASIEN FEBRIS PADA ANAK USIA 1 BULAN – 17
TAHUN DIRUANG KENANGA RUMAH SAKIT
MITRA HUSADA PRINGSEWU LAMPUNG

NamaMahasiswa : Ari Windratno

Nomor Induk Mhs : 142012018298P

Jurusan : Fakultas Kesehatan

Program studi : S1 Keperawatan

MENGETAHUI:

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Hasanah, Nes, S. Kep, MMR Ns. Fitra Pringayuda, M. Kep


NBM. 1282499 NBM. 909728

2. Ketua Program Study S1 Keperawatan

Ns. Desi Ari Madiyanti, M. Kep, Sp. Kep, mat


NBM. 1017462

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaiakan proposal
penelitian ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar
sarjana keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Pringsewu. Adapun judul dari proposal penelitian ini adalah
“Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Pasien Febris Pada Pasien Anak Usia 1
bulan – 17 Tahun di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2020”.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis mengalami banyak
kesulitan, namun karena peran serta dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Elmi Nuryati, M.Epid., selaku Rektor Fakultas Kesehatan Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Ns. Desi Ari Madiyanti,M.Kep., Sp.Kep. Mat., selaku Ketua Prodi S.1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Nur Hasanah, Nes S.Kep, MMR.selaku Pembimbing I dalam penyusunan
proposal penelitian ini.
4. Ns. Fitra Pringayuda, M.Kep selaku Pembimbing II dalam
penyusunananproposal penelitian ini.
5. Kedua Orang Tua Tercinta dan Keluarga Besar yang telah memberikan
dukungan, do’a, cinta dan motivasi yang tinggi sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini.
6. Teman-teman seperjuangan S.1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung yang sama-sama berjuang menyelesaiakan proposal
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini belum sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Tiada hal
penulis harapkan semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Universias Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Pringsewu, Juli 2020

Ari windratno

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN......................................................................... i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan............................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kompres............................................................................................ 7
B. Demam.............................................................................................. 12
C. Kerangka Teori.................................................................................. 13
D. Kerangka Konsep.............................................................................. 14
E. Hipotesis............................................................................................ 14

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian............................................................................... 15
B. Variabel Penelitian............................................................................ 16
C. Definisi Operasional.......................................................................... 16
D. Populasi dan Sampel......................................................................... 17
E. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 19
F. Etika Penelitian................................................................................. 19
G. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data....................................... 20
1. Instrumen Penelitian.................................................................... 20
2. Metode Pengumpulan Data......................................................... 20
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data..................................... 21
I. Jalannya Penelitian............................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Definisi Operasional......................................................................... 17

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.2 Kerangka Teori...................................................................................... 13

2.3 Kerangka Konsep................................................................................... 14

3.1 Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen ............................................. 15

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian


Lampiran 2. Lembar Observasi
Lampiran 3. Lembar Konsul

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat peningkatan

pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar deman pada anak akibat

dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit-

penyakit yang ditandai adanya deman dapat menyerang sistem tubuh. Selain

itu demam juga berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas

spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap

infeksi (Sodikin, 2012).

Demam / febris pada anak bukan merupakan penyakit melainkan gejala

suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi atau penyakit ini

biasanya bisa disebabkan karena infeksi, virus, bakteri, dan bisa juga

disebabkan karena faktor yang lain. Demam merupakan suatu keadaaan suhu

tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan suhu tubuh diatas normal

sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Penyakit –

penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sitem tubuh.

Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan

imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan

terhadap infeksi ( Wardiyah, 2016).

1
Demam pada anak membutuhkan perlakuan dan penang`anan tersendiri

yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan,

apabila tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan lambat maka akan

mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Demam

dapat membahayakan keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan

tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan

penurunan kesadaran (Nurhasanah, 2014).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di

seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap

tahunnya (Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di

Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita

demam. Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu

yang memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka sedangkan

sisanya 23,1 saja menggunakan thermometer (Setyowati, 2013). Data Dinas

Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2013 menyebutkan bahwa demam pada

anak usia 1- 14 tahun mencapai 4.074 anak dengan klasifikasi 1.837 anak pada

usia 1-4 tahun, 1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045 anak pada usia 10-14

tahun. Penyakit terbanyak dengan gejala awal demam di ruang Alamanda

RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2014 yaitu bronkopneumonia,

demam typhoid dan DHF. Anak yang menderita demam dengan penyakit

bronkopneumonia mencapai 442 anak, demam typhoid mencapai 279 anak

dan DHF mencapai 46 anak.

2
Demam tersebut terjadi karena penguapan cairan tubuh yang berlebihan

sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang, dan berbahaya bagi kesehatan

anak karena dapat menyebabkan kerusakan otak (Avner dalam Dewi, 2016).

Perawat sangat berperan untuk mengatasi penanganan demam melalui peran

mandiri maupun kolaborasi (Dewi, 2016). Penanganan yang biasa dilakukan

pada kasus anakuntuk menurunkan suhu tubuh anak yang demam, dapat

dilakukan secara medis yaitu pemberian antipiretik (paracetamol, ibuprofen),

pemasangan infus dan lain-lain. Selain penanganan secara medis tindakan

yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu yaitu pemberian kompres.

Menurut Swardana, dalam Purwanti (2017) mengatakan bahwa menggunakan

air dapat memelihara suhu tubuh sesuai dengan fluktuasi suhu tubuh pasien.

Etika Dewi Cahyaningrum dan Diannike Putri (2017) mengatakan

beberapa bukti penelitian menunjukan dampak positif demam yaitu memicu

pertambahan jumlah leukosit serta meningkatan fungsi interferon yang

membantu leukosit memerangi mikroorganisme. Dampak negatif dari demam

yang dapat membahayakan anak antara lain dehidrasi, kekurangan oksigen,

kerusakan neurologis, dan kejang demam/ febrile convusions.

Kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi.

Menurut Dewi (2016) kompres yang diberikan pada anak demam yaitu

kompres hangat karena dengan kompres hangat yang diletakkan pada lipatan

tubuh dapat membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh.

Penelitian oleh Nurhayati (2013) menjelaskan tentang pengaruh kompres

hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien anak hipertermia di ruang

3
anak rawat inap RS UD DR.Moewardi Surakarta hasilnya adalah bahwa

dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat

sehingga tubuh akan menginterprestasikan bahwa suhu diluaran cukup panas.

Tubuh akan menurunkan kontrol pengantur suhu di otak supaya pada saat

terjadinya panas pada tubuh anak akan membuat pembuluh darah tepi dikulit

melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan membuka

dan mempermudah pengeluaran panas,sehingga akan terjadi perubahan suhu

tubuh.

Penelitian Sodikin (2012) menyatakan bahwa penggunaan dalam

kompres hangat dapat mencegah pasien untuk menggigil sehingga pasien

tidak mengalami peningkatan suhu tubuh akibat menggigilnya otot. Kompres

hangat tersebut merangsang vasodilatasi sehingga mempercepat proses

evaporasi dan konduksi yang akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh.

Sedangkan untuk kompres air dingin dalam kompres dapat menimbulkan efek

menggigil pada pasien. Dingin dari kompres tersebut menghambat rangsangan

vasodilatasi sehingga memperlambat proses evaporasi dan konduksi yang

pada akhirnya memperlambat menurunkan suhu tubuh.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu tentang jumlah pasien febrisyang dirawat di Ruang Kenanga

Rumah Sakit Mitra Husada pada tahun 2019 yakni sebanyak 299

orang,dengan persentase sekitar 14,1% dari totalkeseluruhan pasien yang

dirawat di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu. Hasil wawancara kepada 10

keluarga yang anggota keluarga dirawat, 6 orang diantaranya menyatakan

4
belum mengetahui bahwa kompres hangat dapat menurunkan panas.4 orang

menyatakan keefektifitasan dari kompres hangat telah dirasakan oleh banyak

anggoata keluarga, seperti yang terjadi di ruang anak Rumah Sakit Mitra

Husada.

Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

Pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien

demam typoid di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan suatu masalah

“Apakah ada pengaruh kompres air hangat terhadap pasien febris pada anak

usia 1bulan – 17 tahun di Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu tahun 2020.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kompres air hangat terhadap pasien febris

pada anak usia 1- 17 tahun di ruangan kenanga di Rumah Sakit Mitra

Husada Pringsewu tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui suhu tubuh anak usia 1- 17 tahun di ruangan

kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada tahun 2020 sebelum dilakukan

pemberian kompres hangat.

5
b. Untuk mengetahui suhu tubuh anak usia 1- 17 tahundi ruangan

kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada tahun 2020 sesudah dilakukan

pemberian kompres hangat.

c. Untuk mengetahui efektifitas kompres hangat terhadap pasien febris

pada anak usia 1 bulan -17 tahun di ruang kenanga di Rumah Sakit

Mitra Husada Pringsewu tahun 2020.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat terbatasnya waktu,tenaga,dan biaya maka peneliti hanya akan

meneliti tentang pengaruh penggunaan kompres air hangat dalam penurunan

suhu tubuh. Desain yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen pre dan post test

/ Pre-Eksperimental Design One Group Pretest-Posttest, kemudian waktu

penelitian akan dilakukan bulan Juli 2020 di Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dalam

bidang kesehatan khususnya tentang penggunaan kompres hangat dalam

menurunkan demam. Diharapkan dengan adanya penelitian ini pihak

Rumah sakit dapat lebih meningkatkan pelayanan mutu khususnya pada

seluruh pasien anak dengan demam Typoid sehingga pasien mendapatkan

pelayanan dan penatalaksanaan yang lebih baik dan tepat.

2. Manfaat bagi peneliti

6
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peneliti

pada saat bertugas di lapangan. Sebagai pengalaman yang nyata,

diharapkan mampu menerapkan hasil penelitian dan menambah

pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian selanjutnya.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompres

Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan

cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian

tubuh yang memerlukan (Asmadi, 2014). Ada dua jenis kompres ,yaitu

kompres hangat dan kompres dingin.

1. Kompres Hangat

Beberapa ahli memiliki definisi tersendiri tentang kompres hangat.

Anugraheni dan Wahyuningsih menjelaskan bahwa kompres hangat

merupakan salah satu cara dengan menggunakan suhu hangat dari

kompres yang dapat yang dapat memberikan reaksi fisiologis. Sedangkan

Price (2015) memberikan penjelasan mengenai kompres hangat, yaitu

penggunaan rasa hangat dari cairan untuk mengurangi rasa nyeri dengan

cara memperlebar pembuluh darah dan juga meningkatkan aliran darah

lokal. Secara garis besar beberapa pengertian dari kompres hangat

memiliki maksud yang sama yaitu memanfaatkan rasa hangat untuk

menurunkanj panas pada anak.

Tujuan dari kompres hangat ini dijelaskan juga oleh Fauziyah (2013)

yaitu memperlancar pembuluh darah dengan cara memperlebar dan juga

dapat berfungsi untuk menurunkan ketegangan yang ada di otot, serta

tujuan dari kompres hangat ini juga dapat meningkatkan sel darah putih

8
secara penuh,mempengaruhi peradangan, serta dilatasi yang menyebabkan

peningkatan sirkulasi dari darah dan juga kapilernya. Tekanan dari O2 dan

juga CO2 dalam darah akan mengalami kenaikan yang mengakibatkan PH

darah mengalami penurunan. Tanujaya (2011) juga menyebutkan tujuan

penggunaan kompres hangat/panas yaitu:

a. Memperlancar sirkulasi darah

b. Mengurangi atau membebaskan rasa nyeri, spasme otot, dan

peradangan

c. Memberikan rasa hangat

d. Memberikan rasa nyaman

Dari hasil penelitian Sri Hartanti Dkk kompres hangat dapat

menurunkan suhu tubuh anak demam karena tubuh dapat melepaskan

panas melalui empat cara yaitu radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.

Secara umum tubuh akan melepaskan panas melalui proses konduksi

yaitu perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda

benda yang ada di sekitar tubuh,biasanya proses kehilangan panas dengan

mekanisme konduksi sangat kecil,sedangkan evaporasi (penguapan air

dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.

Efek dari kompres hangat untuk meningkatkan aliran darah kebagian yang

terinjuri. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya

terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan lokal, dan bisa terjadi

kelepuhan, sehingga kompres hangat hanya di berikan 1 jam atau

lebih.Kompres hangat merupakan salah satu usaha untuk menurunkan

9
panas tubuh yang murah harganya, mudah untuk dilakukan, dan juga

efektif hasilnya. Karena kompres ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan

tidak membutuhkan peralatan yang rumit ataupun mahal. Kompres ini juga

tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi anak demam yang

di kompres, walaupun kompres hangat ini merupakan cara yang sudah

dilakukan dari zaman dahulu dan dianggap tradisional,kompres hangat ini

tetap efektif dan terbukti hasilnya untuk menurunkan suhu tubuh serta

masih banyak dilakukan pada zaman sekarang. Adapun kelemahan dari

kompres hangat adalah terletak pada cairan yang digunakan untuk

membasahi pada kain. Pengguanaan air hangat yang digunakan untuk

membasahi kain dapat melebar kebagian – bagian tubuh yang lain dari

sang anak sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman bagi sang anak

(Darmawan 2012)

2. Kompres Dingin

Kompres dingin adalah tindakan memberikan kebutuhan rasa

nyaman dengan memberikan rasa dingin pada bagian tubuh yang

memerlukan. Menurut Sodikin (2012) kompres dingin adalah suatu

metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat menimbulkan

beberapa efek fisiologis.Pemberian kompres dingin pada daerah tubuh

akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang

yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh, sehingga mencapai

keadaan normal kembali (Handy, 2016 dalam Taufik Kurniawan, 2018).

Menurut Sugani & Priandarini dalam Taufik Kurniawan (2018), kain

10
kompres dapat diletakan tidak hanya didahi/ kening, tapi juga perut atau

bagian tubuh yang luas dan terbuka. Bisa juga diletakan diwilayah yang

terdapat pembuluh- pembuluh darah besar, semisal leher, ketiak,

selangkangan, maupun lipatan paha.

11
Di Era yang modern sekarang ini muncul sebuah inivasi terbaru untuk

menurunkan panas saat anak demam, inovasi tersebut adalah sebuah plester

kompres yang siap pakai dan di jual bebas di apotik. Sama halnya denagn

kompres hangat ,kompres plester ini juga berkhasiat dalam menurunkan suhu

tubuh ketika mengalami demam. Penggunaan dari kompres plester (dysposible)

ini sama halnya seperti pada kompres hangat, namun tidak perlu menggunakan

air maupun alkohol lagi, cukup dengan menempelkan kompres plester yang

sudah siap pakai kebagian tubuh yang demam dari sang anak, dan lakukan

pemantauan suhu secara berkala (Darmawan 2012).

Pembuatan kompres plester (dysposible) ini salah satunya menggunakan

hydrogel on polyacrylate-basis.Hydrogel ini telah menjadi bahan pembuatan

kompres plester (dysposible) yang banyak di gunakan di Indonesia. Hydrogel

ini merupakan salah satu polimer yang mempunyai ikatan silang yang di

dalamnya terkandung air dalam jumlah cukup banyak yaitu sekitar lebih dari

tujuh puluh persen,selain itu hydrogel juga mengandung mentol dan paraben,

yang keduanya diformulasikan sehingga dapat mempercepat perpindahan

panas dari tubuih ke kompres plester (dysposible) ini. Paraben sendiri

merupakan senyawa berbentuk serbuk putih yang tidak dapat larut dalam air,

namun mudah larut kedalam methanol dan ethanol yang mempunyai sifat anti

bakteri. Kandungan air yang cukup banyak dalam struktur polimer hydrogel

inillah yang berguna untuk menurunkan suhu tubuh(Darmawan 2012).

Cara kerja kompres plester (dysposible) ini adalah melalui penyerapan

panas tubuh (energy) dari sang anak yang mengalami demam kemudian

menguapkannya. Kompres plester (dysposible) ini akan membuat pori-pori

kulit menjadi terbuka. Panas di dalam tubuh akan di keluarkan dengan mudah

12
melalui pori-pori dan kemudian suhu tubuh yang semula tinggi dapat

mengalami penurunan suhu. Daerah yang biasanya dilakukan penempelan

kompres plester (Dysposible) ini adalah pada bagian dahi,ketiak, dan juga pada

lipatan paha yang merupakan bagian terdapatnya pembuluh darh besar, dan

kompres plester (Dysposible) ini bisa diberikan selam 6 sampai 8 jam.

Kompres plester (dysposible) ini sangat membantu karena selau siap

pakai, jadi parea ibu tidak perlu lagi menyiapkan air hanagt ketiak sang anak

mengalami demam dan tidak perlu kwatir denagn air yang akan melebar ke

berbagai bagian tubuh sang anak yang menyebabkan ketidaknyamanan. Selain

keunggulan yang dimiliki, penggunaan dari kompres plester (dysposible)

memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah komprse plster (dysposible)

ini tidak dapat melekat sempurna di kulit dengan baik,karenanya proses

penyerapan panas tubuh menjadi tidak maksimal. Oleh Karena itu harus

diperbaiki dari segi daya lengketnya. Kompres plester (dysposible) juag mudah

rapuh ,sehingga perlu dilakukan perbaikan pada fleksibilitas gelnya

(Darmawan 2012).

13
B. Demam

Demam merupakan salah satu sebab yang sering membuat orangtua

segera membawa anaknya berobat.Sebenarnya panas bukan suatu penyakit

melainkan gejala suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi

atau penyakit, yang bisa di sebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ketika

melawan penyakit / infeksi yang masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah

panas ke kulit tubuh. Demam adsalah prose salami tubuh untuk melawan

infeksi yang masuk kedalam tubuh. Demam terjadi pada tubuh > 37,2 C

biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit), penyakit

autoimun keganasan, ataupun obat-obatan (Surinah, 2012).

Macam-macam suhu tubuh menurut Tamsuri (2012) adalah:

a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 360C

b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,50C

c. Febris/ pireksia bila suhu tubuh antara 37,5 – 400C

d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 400C

Perawat sangat berperan untuk mengatasi penanganan demam melalui

peran mandiri maupun kolaborasi.Penanganan yang biasa dilakukan pada

kasus anakuntuk menurunkan suhu tubuh anak yang demam, dapat dilakukan

secara medis yaitu pemberian antipiretik (paracetamol, ibuprofen),

pemasangan infus dan lain-lain. Selain penanganan secara medis tindakan

yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu yaitu pemberian kompres.

Salah satunya yaitu dengan pemberian penanganan kompres hangat, yaitu

dengan cara melapisi permukaan kulit dengan handuk yang telah dibasahi air

14
hangat. Biasanya lokasi kulit tempat mengompres yaitu di bagian dahi, leher,

dan tangan/ketiak.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian pada hakekatnya adalah suatu uraian dan

visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan diukur atau diteliti

(Notoatmodjo, 2014), kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Kompres Hangat Penurunan Febris

15
D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep peneliti adalah suatu hubungan atau kaitan antar

konsep yang lainnya dari masalah yang diamati atau diukur melaui penelitian

untuk mengetahui keefektifan kompres hangat dengan penurunan demam pada

anak yang mengalami febris.

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

Pre Intervensi Intervensi Post Intervensi

Suhu tubuh sebelum Suhu tubuh setelah


pemberian kompres Kompres hangat pemberian kompres
hangat hangat

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan atau

pertanyaan penelitian (Nursalam 2013). Setiap hipotesis terdiri dari suatu unit

atau bagian dari permasalahan

Ha : Ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada

pasien demam di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu tahun 2020.

Ho : Tidak ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh

pada pasien demam di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu tahun

2020.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yamg sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa factor yang akan

mempengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah desain penelitian di gunakan dalam

dua hal.(1) desain penelitian merupakan suatu straregi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhrir pengumpulan

data, (2) desain penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian

yang akan di lakukan (Nursalam, 2013).Penelitian ini menggunakan desian

quasy eksperimen yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada

kelompok subjek atau tanpa kelompok pembanding, Rancangan penelitian ini

menggunakan rancangan pre and post test without control. Pada desain ini

peneliti hanya melakukan intervensi pada satu kelompok intervensi tanpa

pembanding. Efektifitas perlakuan dinilai dengan membandingkan nilai pre test

dan post test (Dharma, 2011).Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen

Pretest Perlakuan Post test

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Pengukuran pertama (sebelum)

17
X : Pemberian kompres air hangat

O2 : Pengukuran kedua (sesudah)

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristis yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain), dalam riset variabel

dikarakteristikan sebagai derajat,jumlah,dan perbedaan (Nursalam 2013).

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti adalah variabel independen

(kompres air hangat) dan variabel dependen (penurunan suhu tubuh pasien

demam).

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang di

amati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang harus di

amati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat

diamati artinya memungkinkan peneliti untuk observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap sesuatu objek atau fenomena yang kemudian dapat

diulangi lagi oleh orang lain. Sebagian definisi konseptual menggambarkan

sesuatu berdasarkan kriterria orang lain. Sebaliknya definisikonseptual

menggambarkan sesuatu berdasarkan kriteria konseptual atau hipotetik dan

bukan pada cirri-ciri yang dapat di amati (Nursalam , 2013).

18
Tabel 3.1
Definisi Operasional

Definisi Hasil Skala


No Variabel Cara Ukur Alat Ukur
Operasional Ukur Ukur
1 Demam/ Kondisi Pasien yg Termometer 1; Suhu Rasio
Febris ketika suhu telah digital 37,50 C
tubuh berada dilakukan - 400C.
diantara komres 0 : Suhu
37.50C - hangat <37,50
400C. selama 20 C
menit.
2 Kompres Perlakuan Kompres air Lembar - -
air hangat yang hangat observasi,
diberikan menggunakan washlap,
dalam washlap yang air hangat
bentuk telah
kompres air dimasukan
hangat pada pada air
dahi . hangat,
kemudian
diletakan
pada dahi.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Menurut Nursalam (2013) Populasi dalam penelitian adalah subyek

(anak usia 1 bulan – 17 tahun) yang memenuhi criteria yang telah

ditetapkan,sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian maka

populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak demam di rawat inap di

19
Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu pada bulan Juli 2020 yaitu

sebanyak 27 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat

digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013).

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruhpasien anak demam rawat inap

di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu pada bulan Juli 2020 yaitu

sebanyak 27 anak.

3. Teknik Sampling

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah

populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya (Sugiyono, 2017). Kriteria sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

a. Kriteria inklusi :

1) Anak usia 1 bulan- 17 tahun yang mengalami demam (37.50C -

400C).

2) Bersedia menjadi responden

20
b. Kriteria eksklusi :

1) Pasien anak yang bukan mengalami demam

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu Lampung Tahun 2020.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2020.

F. Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2013), etika penelitian yaitu hak objek penelitian dan

yang lainnya harus dilindungi. Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika

meliputi : bebas eksplorasi, kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas menolak

menjadi responden dan perlu surat persetujuan (informconsent). Pertimbangan

etika terkait penelitian ini dilakukan melalui perizinan dari pihak Rumah Sakit

Mitra Husada Pringsewu dan institusi Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

1. Informconsent (lembar persetujuan)

Peneliti member lembar persetujuan menjadi responden sebagai bentuk

perlindungan terhadap subjek penelitian dan menghargai hak-hak

responden. Setelah peneliti menanyakan kesediaan calon responden untuk

ikut serta dalam penelitian ini,selanjutnya peneliti menyerahkan

sepenuhnya keputusan kepada responden, dengan prinsip peneliti

menghargai keputusan responden. Setelah responden setuju dan

21
menandatangani surat persetujuan tersebut,selanjutnya langsung

mewawancarai responden sesuai denagn lembar observasi.

2. Confidentiality (kerahasiaan), Kerahasiaan informasi responden dijamin

peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan

sebagai hasil penelitian. Data yang disajikan data observasi yang sesuai

dengan tujuan penelitian dan hanya menyebutkan inisial informan.

3. Anonimity (tanpa nama), untuk menjaga kerahasiaan ,peneliti tidak akan

mencantumkan nama informan,tetapi pada lembar tersebut diberi kode

pengganti nama informan. Informan penelitian diberi inisial saja.

G. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah lembar observasi pengukuran suhu tubuh dan saat

melakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer digital

sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat. Adapun alat yang

digunakan untuk melakukan kompres hangat: waslap, air hangat, baskom

dan termometer digital.

2. Cara pengumpulan data Dan Metode pengumpulan data

Metode dalam penelitian ini menggunakan tekhnik observasi, dan

pengukuran suhu tubuh sebelum dilakukan intervensi dan pengukuran

suhu tubuh setelah dilakukan intervensi kompres hangat. Pengukuran suhu

tubuh pada tahap 1 dan 2 waktunya adalah 20 menit.

22
23
H. Metode Pengolahan Data dan Analis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2014) Pengolahan data adalah suatu proses

dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan

menggunakan cara-cara atau rumus tertentu. Pengolahan dan Analisis data

meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Editing data

Pada tahap ini penulis melakukan penilaian terhadap data yang

diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan dalam

mengisian

b. Coding

Pada tahap ini peneliti tidak melakukan pengelompokan data di

karenakan data hasil pengukuran berskala rasio.

c. Processing

Setelah semua lembar observasi terisi penuh dan benar, maka langkah

selanjutnya memproses data agar data yang ada dapat dianalisis.

Pemprosesan data dilakukan denagn cara meng-entry data dari sumber

observasi kepaket program SPSS.

d. Cleaning

Merupakan program pengecekan data yang telah dientry apakah ada

kesalahan atau tidak, ternyata kesalahan mungkin pada saart kita

memproses ke komputer

24
2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Adapun

variabel yang telah dianalisis mencakup, usia,dan demam sebelum dan

sesudah dilakukan kompres air hangat. Pada analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase di setiap variabel.

b. Analisi Bivariat

Penelitian ini menggunakan uji paired T-test, karena melihat

hasil ukur definisi operasional 2 subjek yang sama. Pada analisis

bivariat ini menggunakan derajat kemaknaan perhitungan statistik

batas kemaknaan 95%. Nilai p-value didapatkan 0,000 maka Ho

ditolak, yang berarti ada pengaruh yang bermakna antar variabel.

I. Jalannya Penelitian

1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

program Study S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Lampung.

2. Menyerahkan permohonan izin yang diperoleh dari institusi pendidikan ke

kantor Dinas Kesehatan Pringsewu, lalu menyerahkan surat balasan

penelitian dari Dinas Kesehatan Pringsewu ketempat penelitian di Ruang

Anak Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung.

25
3. Setelah mendapatkan izin dan surat balasan dari Rumah Sakit Mitra

Husada Pringsewu peneliti mengumpulkan data tentang banyaknya pasien

demam pada tahun 2020 dan pada bulan juli 2020.

4. Melakukan penyaringan responden dengan melihat kriteria insklusi dan

kriteria eksklusi, setelah mendapatkan responden yang sesuai. Peneliti

mulai melakukan kompres air hangat saat sang anak mengalami demam.

5. Mengumpulkan, memproses dan menganalisis data. Setelah data

terkumpul selanjutnya diajukan pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan peneliti kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

Adapun prosedur kompres hangat yaitu :

a. Cuci tangan

b. Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

c. Ukur suhu air dengan menggunakan thermometer (36°C-37°C)

d. Masukkan kain pada air hangat, lalu diperas.

e. Tempatkan kain yang dicelupkan air hangat dan sudah diperas pada

daerah yang akan dikompres.

f. Angkat kain tersebut setelah 5-10 menit, selama 20 menit dan lakukan

kompres ulang jika demam belum teratasi.

g. Kaji perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan.

h. Cuci tangan

26
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2014). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien.Jakarta: Salemba Medika.

Darmawan D, Lely H. (2012). Potensi hidrogel Polivinil Pirolidon (PVP)-Pati


Hasil Iradiasi Gamma Sebagai Plester Penurun Demam. April
2010;6(1):46–57.

Dewi.A.K., (2016).Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh AntaraPemberian Kompres


Air Hangat Dengan Tepid Sponge Bath Pada Anak Demam. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah No. 1 Vo. 1.

Dharma, Kusuma Kelana. (2011).Metodologi Penelitian Keperawatan :


PanduanMelaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta :
Trans InfoMedia

Dinkes Provinsi Lampung, (2018). Profil KEsehatan Provinsi Lampung Tahun


2018. Bandar Lampung.

Eka. (2014).Hubungan Antara Lama Demam Pasien Tifoid Dengan Kadar Igm
Anti Salmonella Studi Cross Sectional pada Pasien Demam Tifoid Rawat
Inap di RSUD Tugurejo Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas
Kedokteran UNISSULA.

Eka Dewi Cahyaningrum & Diannike Putri (2017). Perbedaan suhu tubuh anak
demam sebelum dan setelah kompres bawang merah. [ONLINE].
Tersedia : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnalnasionalump.ac.id/
index.php/medisains/article/download/1642/2015&ved=2ahUKEwjm-
fyQi5_qAhW3ILcAHW82AFYQFjABegQIAhAB&usg=AOvVaw2hwk
GK4VCx0LDuphkelh_Y.

Fauziah, M. (2013).Efektifitas Kompres Hangat Dalam Penurunkan Demam pada


pasien Typoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei
Saboe Kota Gorontolo. Kesehatan Kemenkes Gorontolo(1-7), 7

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2016). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk


Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Mohammad, Fatmawati. (2012). Efektifitas Kompres hangat Dalam Menurunkan


Demam pada Pasien Typhoid Abdominalis. Gorontalo: Program Studi
Ilmu Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo.

Ngastiyah, (2015). Perawatan Anak Sakit Edisi 2, Jakarta : EGC.

27
Notoadmojo, S. (2014). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Renika
Cipta.

Nurhayati. (2013).Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh


Pada Pasien Anak Hipertermia di Ruang Anak Rawat Inap RSUD
DR.Moewardi Surakarta.

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan (A. Susli Ed. Vol.3).
Jakarta : Salemba Medika.

Purwanti, Sri.(2017).Pengaruh Kompres PengaruhKompres Tepid Sponge Hangat


TerhadapPenurunan Suhu Tubuh PadaAnak Umur 1-10 TahunDengan
Hipertermia.

Price, Sylvia. (2015). Patofisiologi.Jakarta : EGC.

Sodikin & Mustiah.(2012). Efektifitas Penurunan SuhuTubuh Menggunakan


KompresAir Hangat Dan KompresPlester Pada Anak DenganDemam Di
Ruang KhantilRumah Sakit Umum DaerahBanyumas. Jurnal
Keperawatan.

Sodikin, (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Soedarmo, Sumarmo.(2012). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi &Penyakit


Tropis. Jakarta : IDAI.

Sugiyono. (2017). Metoda Penelitian Kualitatif, Kuantitatif& RND, Bandung:


CV.Alfabeta.

Suratun, Lusiana. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Suriadi, & Yuliani, R. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Anak. In Haryanto


(Ed.), (2 ed.). jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya.

Tamsuri, Anas, (2012). Tanda-tanda Vital Suhu Tubuh. EGC : Jakarta.

Tanujaya, E. (2011). Penuntun Praktikum Keterampilan Klinis 1 (Ariyanto Ed. Vol.


1). Maluku: Salemba Medika.

Surinah, (2012).Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu


Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun.SMC RS Telogorejo Semarang.

28
Widoyono. (2018). Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

29
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(LEMBAR INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya dari peneliti serta mengetahui manfaat

penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Pasien Febris

Pada Anak Usia 1 bulan – 17 Tahun di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu

Tahun 2020”maka saya menyatakan (bersedia/tidak bersedia)* diikut sertakan

dalam penelitian ini.

Pringsewu,Juni 2020

Peneliti Reponden

Ari Windratno ( ......………......………..)

30
LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN


SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM DI RUMAH
SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU TAHUN 2020

Kode Responden

A. Data Demografi
1. Nama :
a. Orangtua : …………………………………..
b. Anak : …………………………………..

2. Umur :
a. Orang Tua : …………………………………. tahun
b. Anak : …………………………………..

3. Pendidikan orang tua : …………………………………..

4. Pekerjaan Pekerjaan Orangtua :…………………………………..

B. Lembar Observasi

Febris
No Nama Sebelum Diberikan Setelah Diberikan
Kompres Hangat Kompres Hangat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
dst

31
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KOMPRES HANGAT

STANDAR
OPERASIONAL KOMPRES HANGAT
PROSEDUR (SOP)
Pengertian Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat
dengan suhu 36°C sampai 37°C dengan menggunakan
air hangat yang dibungkus kain/whaslap
Tujuan 1. Untuk melebarkan pembuluh darah sehingga
meningkatkan sirkulasi darah ke bagian yang
demam
Kebijakan Bisa dilakukan di rumah sesuai dengan tempat saat
terjadinya demam.
Petugas Peneliti
Persiapan responden Tidak mengkonsumsi obat antipiretik (sebelum diberi
kompres hangat).
Peralatan 1. Whaslap atau kain
2. Pemanas air (heater)
3. Air dingin
4. Termometer digital
5. Lap kerja
6. baskom.
Pelaksanaan 1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Ukur suhu air dengan menggunakan thermometer.
4) Isi botol dengan air hangat, kemudian dikeringkan
dan bungkus / lapisi botol dengan kain..
5) Tempatkan kain yang dicelupkan air hangat dan
sudah diperas pada daerah yang akan dikompres.
6) Angkat kain tersebut setelah 5-10 menit selama 20
menit, dan lakukan kompres ulang jika demam
belum teratasi.
7) Kaji perubahan yang terjadi selama kompres
dilakukan.
8) Cuci tangan

32

Anda mungkin juga menyukai