Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak dengan Leukemia di Ruang IRNA
Kebidanan dan Anak RSUP Dr M. Djamil Padang tahun 2018”.
PenulisanKarya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi D-
III Keperawatan Padang, Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari Ibu Ns. Zolla Amely Ilda, S.Kep, M.Kep selaku
dosen pembimbing I dan Ibu Hj. Tisnawati, S.St, M.Kes selaku dosen
pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tanpa bantuan
dari Ibu sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dan peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada:
Akhir kata, peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi
peneliti sendiri dan bagi pihak yang membacanya, serta peneliti mendoakan
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Semoga dapat membawa manfaat bagi pegembangan ilmu keperawatan
nantinya. Amin.
Peneliti
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
ABSTRAK
Leukemia merupakan gangguan hematologis akibat proses neoplastik yang
disertai penurunan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan anak mudah
infeksi. Tahun 2017 terdapat sebanyak 287 kasus Leukemia yang dirawat diruang
IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Tujuan penelitian
adalah mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak leukemia dirawat diruang
IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan kasus
tanggal 08- 12 Maret 2018 di ruang kronik IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Subjek penelitian 2 partisipan, sampel diambil dengan teknik
purposive sampling. Instrumen pengumpulan data berupa format pengkajian –
evaluasi, pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Analisis dengan membandingkan semua temuan pada tahapan
proses keperawatan.
Hasil penelitian pada pengkajian didapatkan pada An. A pucat dan lemah ditandai
dengan akral teraba dingin, batuk, flu dan kulit pecah- pecah serta kering, Hb 9,7
g/dl pada An. K terjadi tampak pucat, lemah, demam, nafsu makan berkurang, Hb
10,1 g/dl dan terdapat luka pada bekas infuse. Setelah kemoterapi An. A
mengalami sariawan pada bibir dan mulut sehingga nafsu makan berkurang.
Didapatkan diagnosa utama yang muncul pada kedua partisipan yaitu
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan Penurunan kadar
Hb, Intervensi keperawatan untuk masalah utama yaitu monitor status
sirkulasi,monitor tanda- tanda vital. Implementasi dilakukan selama 5 hari untuk
partisipan 1 dan 2. Evaluasi pada partisipan 1dan 2 masalah teratasi dengan
kriteria pucat dan lemah sudah tidak ada, tanda- tanda vital dalam batas normal.
Saran kepada perawat ruang kronis IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang agar dapat melakukan terapi bermain pada anak yang memiliki
penyakit kronis seperti leukemia supaya pertumbuhan dan perkembangan anak
tidak terganggu dalam menjalani hospitalisasi .
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI............................................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
HALAMAN ORISINILITAS......................................................................... v
LEMBARAN PERSETUJUAN...................................................................... vi
ABSTRAK...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Konsep Leukemia……………….................................................. 9
1. Pengertian ............................................................................... 9
2. Etiologi ................................................................................... 10
3. Patofisiologi ............................................................................ 10
4. WOC ....................................................................................... 12
5. Respon Tubuh.......................................................................... 13
6. Penatalaksanaan ...................................................................... 14
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Leukemia…………............. 17
1. Pengkajian .............................................................................. 17
2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan .................................. 19
3. Rencana Keperawatan ............................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN 38
A. Desain Penelitian .......................................................................... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 38
D. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data........................................ 39
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 40
F. Jenis – jenis Data .......................................................................... 42
G. Hasil Analisis ........................................................................... 42
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS 43
A. Deskripsi Kasus............................................................................. 43
1. Pengkajian Keperawatan......................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN ASAL SEKOLAH
2001-2002 TK Karya Murni Lubuk Pinang
2002-2009 SD N 07 SD 07 Nan Sabaris
2009-2012 SMP N 1 Nan Sabaris
2012-2015 SMA N 1 Nan Sabaris
2015-2018 Poltekkes Kemenkes Padang
A. Latar Belakang
Kanker merupakan gangguan neoplastik yang berdampak besar untuk kondisi
kesehatan bagi orang dewasa dan anak-anak. Hampir separuh dari semua
penyakit kanker yang diderita pada masa kanak-kanak melibatkan darah atau
organ pembentuk darah ( Wong et.al, 2012). Kanker darah (Leukemia)
merupakan keganasan hematologis akibat proses neoplastik yang disertai
gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoitek
(Handayani, 2008).
Data Global Burden Cancer (2012) menyebutkan bahwa jumlah kasus kanker-
baru pada anak-anak dan dewasa, mencapai 14,1 juta jiwa kasus dengan 8,2
juta jiwa kematian. Data ini menunjukkan adanya peningkatan kejadian
kanker dari tahun 2008, 12,7 juta kasus baru dengan 7,6 juta jiwa kematian.
(WHO) tahun 2012 juga memperkirakan bahwa ada 175.300 kasus baru
kanker anak dan ada sekitar 96.400 anak yang meninggal karena kanker di
American Cancer Society, (2014) menyebutkan data dari tahun 2006 sampai
2010 tingkat kejadian leukemia secara keseluruhan meningkat sekitar 0,5%
per tahun. Kejadian leukemia limpoblastik akut (LLA) mencapai 6.020 kasus
(kasus anak-anak dan dewasa) dan angka kematiannya mencapai 1.440 kasus
pada tahun 2014. Prevalensi kejadian leukemia limpoblastik akut (LLA) pada
anak yaitu sebesar 75% dibandingkan dengan jenis leukemia lainnya (Herdika,
2017).
Kasus kanker di Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus kanker pada anak
setiap tahunnya terdapat 650 kasus kanker di Jakarta ( Kemenkes RI, 2015).
Data registrasi kanker di DKI Jakarta menunjukkan jumlah kasus kanker pada
anak adalah sebesar 4,7 % (601 kasus) dari seluruh kasus kanker (12.792
kasus). Kemenkes Indonesia menerangkan bahwa pengendalian kanker yang
diprioritaskan pada anak, yaitu: kanker darah (Leukemia). Penentuan prioritas
tersebut berdasarkan tingginya angka penyakit atau prevalensi jenis kanker
dan kemudahan mengenal gejala dan tanda jenis kanker tersebut serta
kemudahan penegakan diagnosis (Kemenkes RI, 2014).
Data rekam medik pasien instalansi rawat inap RSUP Dr. M. Djamil (2013),
Provinsi SUMBAR Kota Padang khususnya RSUP Dr. M. Djamil ditemukan
bahwa leukemia limpoblastik akut (LLA) merupakan kasus terbanyak yang
dirawat dibandingkan dengan retinoblastoma dan akut myeloblastik leukemia
(AML), disepanjang tahun 2013 terdapat sebanyak 184 anak dengan leukemia
limpoblastik akut (LLA) dan 6 anak yang menderita akut myeloblastik
leukemia (AML), 2 serta terdapat 40 orang anak dengan retinoblastoma
(Alfianita, 2014). Kasus rawatan anak dengan leukemia limpoblastik akut
(LLA) di RSUP Dr. M. Djamil Padang empat bulan terakhir (Oktober 2016
sampai Januari 2017) pasien yang dirawat dengan leukemia limpoblastik akut
(LLA) sebanyak 220 kunjungan (Ningsih, 2017). Pada 9 bulan terakhir (
Dampak yang di timbulkan penyakit leukemia pada anak yaitu dampak fisik,
psikologis, sosial maupun spiritual. Dampak fisik penyakit leukemia pada
anak diantaranya, anak rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan karena
gangguan mekanisme pertahanan tubuh. Stres merupakan dampak lain yang
ditimbulkan pada keluarga dan anak leukemia. Perawatan dirumah sakit sering
kali mengalami stressor pada anak karna mengalami perpisahan teman- teman
sebaya (Wong et.al, 2012). Dampak fatal penyakit leukemia dapat bersifat
sistemik dan menyebabkan kematian pada anak (Simanjorang, 2013).
Tanda dan Gejala leukemia pada anak dapat mengalami resiko infeksi
sehingga dampak yang timbul anak pucat, letih dan demam, resiko perdarahan
karena penurunan jumlah trombosit, kelemahan tulang sehingga dampak yang
ditimbulkan nyeri karena infiltrasi sel abnormal ke muskuloskelatal dan dapat
mengalami anoreksia (Wong et.al, 2012). Gejala dan tanda klinis yang banyak
dijumpai adalah demam dan pucat, Menurut hasil laboratorium, paling banyak
adalah anak dengan kadar Hb antara 5 sampai < 10 g/dl (45/69) dan kadar
trombosit antara 10.000 sampai < 50.000/ul (30/69). Pasien yang remisi pasca-
kemoterapi fase induksi sebanyak 50/69 anak, sementara sepertiga lainnya
tidak remisi. Pada akhir penelitian ini, 31/69 anak meninggal. Event free
survival rate suntuk ALL di RSKD adalah 38,1% (Tehuteru, 2011).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukemia di
Ruang IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2018 ?
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada Anak dengan
Leukemia di Ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2018.
b. Mendeskripsikan rumusan diagnosis keperawatan pada Anak dengan
Leukemia di Ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2018.
c. Mendeskripsikan intervensi keperawatan pada Anak dengan Leukemia
di ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2018.
d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada Anak dengan Leukemia
di ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2018.
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada Anak dengan Leukemia
di Ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2018.
D. Manfaat Penulisan
1. Aplikatif
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam
menerapkan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukemia di
Ruangan IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2018.
BAB II
A. Konsep Leukemia
1. Pengertian
Leukemia adalah penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih
yang diproduksi oleh sum- sum tulang belakang, leukemia merupakan
tipe dari kanker. Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat
kanker yaitu membelah sehingga tidak terkontrol dan menganggu
pembelahan darah normal ( Handayani, 2008). Leukemia merupakan
penyakit akibat proliferasi (bertambah banyak atau multiplikasi)
patologi dari sel pembuatan darah yang bersifat sistemik dan biasanya
berakhir fatal (Ambarwati & Nasution, 2015).
2. Etiologi
Penyebab leukemia belum jelas tetapi diduga oleh karena virus
onkogenik atau karena Faktor predisposisi penyebab lainnya :
a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen (T cell leukemia lymphoma virus/HTLV).
b. Paparan Radiasi yang tinggi
c. Obat – obatan imunosupresif, obat – obat karsinogenik seperti
diethylstilbestrol.
d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
e. Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrome (Suriadi &
Yuliani, 2010).
3. Patofisiologi
Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang
disebabkan oleh proliferasi (multiplikasi) sel darah putih sehingga
menyebabkan terdesaknya komponen darah normal oleh komponen
darah abnormal (blastosis) disertai penyebaran keorgan lain
(Susilanigrum, 2013). Leukemia dimulai dari tranformasi ganasnya sel
induk hematologias atau keturunan. Proliferasi ganas sel induk ini
menghasilkan sel leukemia, sehingga terjadi penekanan hematopiesis
pembekuan Resiko
Proliferasi sel kanker Supresi sumsum
Trombositopenia darah ↓ perdarahan
Eritropenia tulang
Perdarahan
HB ↓ Pucat,mudah Infiltrasi Leukopenia/ Kekurangan
Hepatomegali (petekie,gusi,hidun
lelah ektramedular Leukositosis
g,gastrointestinal,s volume cairan
Anemia
Sirkulasi O2 ↓ Pembesaran limfe, Penekanan aluran cerna)
Neutropenia
liver, nodus ruang
Kelemahan gusi Asam
O2 ke otot limfe,tulang abdomen Membunuh bakteri baik
Penurunan daya
lambung
jantung ↓ dalam rongga mulut
Intoleransi Nyeri pada tulang Peningkatan tahan tubuh ↑
Lemah Jantung Aktivitas dan sendi tekananIntra Rusaknya daya Mual &
abdomen Demam pengecap muntah
Curah jantung ↓ Gangguan Nyeri
perfusi Hipertermi Iritasi
Resiko Infeksi Anoreksia
Gagal jantung jaringan Nyeri Kronis gastrointestinal
perifer LALl
Ketidak seimbangan
Efek samping Membunuh bakteri yang baik pada Diare
Leukemia nutrisi: Kurang dari
saluran pencernaan kebutuhan tubuh
Terapi radiasi
Penatalaksanaan Kemote
Gangguan Bagan 2.1
rapi Kulit menjadi merah dan kering
Integritas Kulit Web of Caucion Leukemia
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum anak yang menderita leukemia yang memungkin akan
di temui menurut Susilaningrum (2013) adalah lesu dan lemah.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan akan ditemukan konjungtiva
anemis, anemia terjadi akibat sumsum tulang gagal memproduksi sel
darah merah. Terdapat tanda- tanda perdarahan mukosa , seperti gusi,
hidung (epitasis), atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut
Kondisi lebih lanjut , adanya infiltrasi sel- sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai penurunan
kesadaran. Anak yang sedang dalam tahap pemberian sitostika, akan
muncul efek samping berupa kerontokan pada rambut, stomatitis, dan
warna kuku menghitam.
c. Pemeriksaan penununjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan diantaranya adalah
pemeriksaan darah, umumnya didapatkan hasil Hb dan eritrosit,
leukosit biasanya mengalami penurunan (trombositopenia),
kadang- kadang jumlahnya sangat sedikit.
2) Biopsi limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel
yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak, seperti
limfositnormal, RES, granulosit, dan pulp cell.
3) Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peningkatan jumlah sel patologis dan protein, berarti
suatu leukemia meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan pada anak dengan leukemia
Diagnosa Interevensi Keperawatan
No Keperawatan NOC NIC
1 Resiko Infeksi NOC : NIC :
berhubungan dengan a. Status imunitas Kontrol infeksi
imunosupresi Kriteria hasil: Aktivitas keperawatan:
1. Temperatur tubuh a. Bersihkan lingkungan
dalam batas normal setelah dipakai pasien
2. Integritas kulit baik lain
3. Jumlah darah putih b. Pertahankan teknik
absolute dalam batas isolasi
normal c. Batasi pengunjung
bila perlu
b. Kontrol resiko d. Intruksikan pada
Kriteria hasil: pengunjung untuk
1. Mengetahui faktor mencuci tangan saat
resiko berkunjung dan saat
2. Melakukan strategi meninggalkan pasien
pengendalian e. Gunakan sabun
3. Memodifikasi gaya antimikrobia untuk
hidup untuk mencuci tangan
mengurangi resiko f. Cuci tangan setiap
sebelun dan sesudah
tindakan keperawatan
g. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
h. Pertahankan
lingkungan yang
Proteksi Terhadap
Infeksi
a. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal
b. Monitor hitung
granulosit WBC
c. Monitor kerentangan
terhadap infeksi
d. Batasi pengunjung
e. Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
f. Pertahankan teknik
aseptic terhadap
pasien yang beresiko
Pemantauan Tanda-
tanda vital
Aktivitas keperawatan:
a. Monitor TD, Nadi,
Suhu, dan RR
b. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
c. Monitor kualitas nadi
d. Monitor suara paru
e. Monitor pola
pernapasan yang
banormal
f. Monitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit
3 Resiko perdarahan NOC : NIC :
berhubungan dengan a. Kehilangan darah Pencegahan perdarahan
koagulopati inheren: Kriteria hasil: Aktivitas keperawatan:
trombositopenia 1. Tidak ada kehilangan a. Monitor ketat tanda-
darah yang terlihat tanda perdarahan.
2. Tidak terjadi b. Catat nilai Hb dan Ht
penurunan kadar sebelum dan sesudah
hemoglobin terjadi perdarahan
3. Tidak terjadi c. Monitor TTV
penurunan kadar d. Pertahankan bedres
hematrokit selama Perdarahan
e. Kolaborasi dalam
Manajemen nyeri
Aktivitas keperawatan:
a. Lakukan pengkajian
nyeri komprehensif
b. Gunakan komunikasi
terapeutik
c. Gali pegetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
d. Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri
terhadap kualitas hidup
pasien
e. Berikan informasi
mengenai nyeri
f. Kendalikan faktor
lingkunganyang dapat
mempengaruhi nyeri
g. Ajarkan penggunaan
teknik nofarmakologi
h. Dukung istirahat/tidur
yang adekuat
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan yaitu studi kasus yang berupa asuhan
keperawatan pada klien melalui pengkajian, merumuskan diagnosis
keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan rencana
dengan implementasi keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan
dari tindakan keperawatan dan dokumentasi keperawatan dengan desain
deskriptif. Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah melihat penerapan
asuhan keperawatan pada anak dengan leukemia di ruang IRNA
Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.
1. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi atau melihat kondisi
dari pasien, seperti keadaan umum pasien, respon nyeri, selain itu
pada pasien leukemia juga mengobservasi ada tidaknya
perdarahan.
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu melakukan pemantauan kondisi pasien dengan
metoda mengukur dengan menggunakan alat ukur pemeriksaan,
seperti melakukan pengukuran tanda- tanda vital ( nadi, suhu
tubuh, pernapasan, dan tekanan darah).
3. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data pengkajian seperti, identitas, riwayat
kesehatan (riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu,
dan riwayat kesehatan keluarga), dan activity daily living.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara bebas terpimpin (format pengkajian yang
disediakan). Wawancara jenis ini merupakan kombinasi dari
wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun
dapat unsur kebebasan, tapi ada pengarah pembicara secara tegas
dan mengarah sehingga wawancara ini bersifat fleksibelitas dan
tegas.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
G. Hasil Analisis
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan
konsep dan teori keperawatan pada anak dengan leukemia. Data yang
telah didapat dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, penegakkan diagnosis, merencanakan tindakan, melakukan
tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan akan dinarasikan dan
dibandingkan dengan teori asuhan keperawatan anak dengan leukemia.
Analisa yang dilakukan adalah untuk menentukan apakah ada
kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi pasien serta
perbedaan anatara kondisi pasien yang satu dengan kondisi yang
lainnya.
A. Deskripsi Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan dan
merupakan suatu sistem yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu
kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kenyataan. Kebenaran
data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan
dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai respon individu.
Tabel 4.1
Pengkajian Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Anamnesis Anamnesis
Ibu S mengeluh An. A demam dan Orangtua An. K mengeluh keluhan
pucat sejak 3 hari sebelum masuk anak pucat, demam nafsu makan
rumah sakit. berkurang, terjadi perdarahan hidung 2
jam sebelum masuk rumah sakit.
Kebiasaan mandi 2 kali sehari pagi Kebiasaan mandi 2 kali sehari pagi dan
dan sore. Keramas setiap pagi, gosok sore. Keramas setiap pagi, gosok gigi
gigi setelah mandi pagi dan malam, setelah mandi pagi dan malam, hanya
selama di rumah sakit Ny. S dilap diatas tempat tidur oleh ibu atau
mengatakan hanya dilap diatas tempat ayahnya 2 kali sehari mengunakan
tidur oleh ibu 2 kali sehari washlap, gosok gigi pagi hari dan sore.
mengunakan washlap, gosok gigi pagi
hari dan sore.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yaitu keadaan
Hasil pemeriksaan fisik yaitu keadaan
umum sedang, kesadaran kompas
umum sedang, kesadaran kompas
mentis, berat badan sebelum sakit 16
mentis, berat badan sebelum sakit 27
Kg, berat badan sekarang 14 Kg, tinggi
Kg, berat badan sekarang 25 Kg,
badan 94 cm, hasil pengukuran suhu
tinggi badan 123 cm, hasil pengukuran
38,2 ˚C, nadi 92 kali permenit,
suhu 36,9 ˚C, nadi 90 kali permenit,
pernapasan 24 kali permenit.
pernapasan 24 kali permenit.
Pada pemeriksaan kepala ditemukan
Pada pemeriksaan kepala ditemukan
bentuk kepala normal, mata simetris
bentuk kepala normal. Mata simetris
kiri dan kanan, konjungtiva anemis kiri
kiri dan kanan, konjungtiva anemis,
dan kanan, sclera tidak ikterik kiri dan
sclera tidak ikterik, Pada hidung tidak
kanan, reflek pupil sama pada mata kiri
ditermukan masalah, tidak ada
dan kanan. Pada hidung tidak ada
perdarahan melalui hidung. Mukosa
masalah, di temukan sisa perdarahan
bibir kering dan pucat, bersih dan tidak
hidung. Pada inspeksi bibir ditemukan
ada perdarahan gusi, ada sariawan.
bibir tampak pucat, lidah tampak
Telinga simetris kiri dan kanan, serta
bersih, tidak ada perdarahan gusi, tidak
tidak ditemukan adanya
ada sariawan. Pada telinga tampak
pembengkakan kelenjer getah bening.
bersih, tidak teraba pembesaran
kelenjer getah bening.
Pada pameriksaan thoraks, pada
inspeksi ditemukan simetris kiri dan
Pada pemeriksaan thoraks, pada
kanan, tidak ada retraksi dinding dada.
inspeksi ditemukan thoraks simetris kiri
Pada perkusi terdengar sonor. Pada
dan kanan, tidak ada retraksi dinding
saat palpasi ditemukan thoraks
dada. Pada perkusi terdengar sonor.
fremitus kiri dan kanan. Pada
Pada palpasi ditemukan thoraks
auskultasi terdenfgar vesikuler.
fremitus kiri dan kanan. Pada auskultasi
terdengar vasikuler.
Pada pameriksaan fisik jantung, pada
inspeksi ditemukan iktus kordis tidak
terlihat, pada saat palpasi ditemukan
Tabel 4.2
Diagnosa Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Berdasarkan analisa data yang peneliti Berdasarkan analisa data yang peneliti
lakukan maka masalah keperawatan lakukan maka masalah keperawatan
tanggal 08 Maret 2018 yang muncul 08 Maret 2018 yang muncul pada
pada An. A yaitu yang pertama An.K yaitu pertama Ketidakefektifan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perfusi jaringan perifer berhubungan
perifer berhubungan dengan dengan Penurunan kadar Hb, diagnosa
Penurunan kadar Hb, diagnosa kedua kedua Resiko infeksi berhubungan
Resiko infeksi berhubungan dengan dengan penurunan sistem imunitas,
penurunan sistem imunitas, diagnosa diagnose ketiga Ketidakseimbangan
ketiga Ketidakseimbangan nutrisi nutrisi kurang dari kebutuhan
kurang dari kebutuhan berhubungan berhubungan dengan kurangnya
dengan kurangnya asupan makan, asupan makan, diagnosa keempat
diagnosa keempat Gangguan integritas Kerusakan integritas kulit
kulit berhubungan dengan berhubungan dengan imunodefisiensi.
Imunodefisiensi, Pada tanggal 11
Maret 2018 pada An. A muncul
diagnosa kelima Kerusakan membran
mukosa oral berhubungan dengan
program pengobatan.
Pada diagnosa kedua adalah Resiko Pada diagnosa kedua adalah Resiko
infeksi berhubungan dengan infeksi berhubungan dengan
penurunan sistem imunitas dengan penurunan sistem imunitas dengan
3. Intervensi keperawatan
Setelah didapatkan beberapa diagnosa keperawatan seperti yang ada
pada tabel diatas, maka peneliti dapat merumuskan tindakan yang akan
dilakukan terhadap diagnosa An.A dan An.K sebagai berikut :
Tabel 4.3
Intervensi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Untuk masing-masing diagnosa Untuk masing-masing diagnosa
keperawatan diatas, maka dibuat keperawatan diatas, maka dibuat
intervensi keperawatan. Pada diagnosa intervensi keperawatan. Pada diagnosa
keperawatan 1) Ketidakefektifan keperawatan 1) Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer, kriteria hasil perfusi jaringan perifer, kriteria hasil
berdasarkan NOC : diharapkan status berdasarkan NOC : diharapkan status
sirkulasi pasien dalam rentang normal sirkulasi pasien dalam rentang normal
(TD sistol dan diastole, CRT <3 detik, (TD sistol dan diastole, CRT <3
saturasi dalam rentang normal. detik,saturasi dalam rentang normal.
4. Implementasi keperawatan
Setelah dirumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap
An.K dan An.G implementasi yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Implementasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Tindakan keperawatan yang dilakukan Tindakan keperawatan yang dilakukan
peneliti selama pengelolaan kasus 5 peneliti selama pengelolaan kasus 5
hari untuk diagnosa keperawatan 1) hari untuk diagnosa keperawatan 1)
ketidakefektifan perfusi jaringan ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer yaitu a) memonitor status perifer yaitu a) memonitor status
oksigenasi, b) mengukur tanda- tanda oksigenasi, b) mengukut tanda- tanda
vital 09.20 : - n : 90 x/ menit - suhu: vital 10.20 : - n : 90 x/ menit - suhu:
Selanjutnya, implementasi
keperawatan yang dilakukan peneliti
selama pengelolaan kasus 5 hari untuk
diagnosa keperawatan 5) kerusakan
membran mukosa oral yaitu : (a)
memanajemen cairan, tindakan
keperawatannya adalah meningkatkan
asupan oral seperti sering memberikan
anak minum, didapatkan anak malas
dan susah untuk disuruh minum ,
mendukung pasien dan keluarga untuk
membantu pemberian makanan
dengan baik, tampak orang tua anak
menemani anak selama makan,
memonitor satus hidrasi didapatkan
membran mukosa bibir anak kering,
(d) memelihara kesehatan mulut
tindakan keperawatannya melakukan
perawatan mulut secara rutin, anak
sering gosok gigi sesudah mandi pagi,
menganjurkan pasien untuk berkumur-
kumur setelah makan, (c) manajemen
kemoterapi tindakan keperawatannya
menganjurkan pasien untuk
melakukan perawatan rongga mulut
5. Evaluasi keperawatan
Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan terhadap An.A dan An.K,
didapatkan perkembangan pasien yaitu :
Tabel 4.5
Evaluasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Setelah dilakukan tindakanSetelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 5 hari pada keperawatan selama 5 hari pada
masalah keperawatan masalah keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan, Ketidakefektifan perfusi jaringan,
dari hasil tersebut didapatkan S: - Ibudari hasil tersebut didapatkan S: -
S mengatakan pucat anaknya Ayah M mengatakan anaknya pucat
berkurang, O: pucat anak tampak sudah tidak adadan lemah tidak ada
berkurang, N: 98 x/menit, T: 36,6˚C, lagi, Ayah M mengatakan anaknya
RR: 23 x/menit, Hb 9,7 g/dl, perdarahan hidung 2 jam sebelum
Konjungtiva subanemis, Akral teraba masuk rumah sakit, O: Anak tampak
hangat, CRT <2 detik, A: Masalah pucat dan lemah sudah tidak ada, N:
teratasi sebagian, P: Intervensi 86 x/menit, T: 36,8˚C, RR: 24 x/menit,
dilanjutkan monitor Status sirkulasi. Hb 10 g/dl, Konjungtiva subanemis,
Akral teraba hangat, CRT <2 detik, A:
Masalah teratasi sebagian, P:
Setelah dilakukan tindakan Intervensi dilanjutkan, monitor Status
keperawatan selama 5 hari pada sirkulasi.
masalah keperawatan risiko infeksi
berhubungan dengan penurunan sistem
imunitas, dari hasil tersebut S: Ibu S Setelah dilakukan tindakan
mengatakan pucat berkurang, Ibu S keperawatan selama 5 hari pada
mengatakan anakbatuk berkurang dan masalah keperawatan risiko infeksi
flu tidak ada lagi, O: -Anak tampak berhubungan dengan penurunan
pucat berkurang, N: 98 x/ menit, Suhu: sistem imunitas, dari hasil tersebut S:
36,6˚C, pernafasan 23 x/menit, Ayah M mengatakan anak pucat,
Leukosit 3.240/mm3, A: Masalah Ayah M mengatakan anak tidak
teratasi sebagian, P: Intervensi demam, O: - tampak pucat, Nadi: 86
dilanjutkan berikan penkes resiko x/ menit , Suhu: 36,8˚C, pernafasan 24
1. Pengkajian keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada An. A keluhan utama
demam pucat dan lemah sebelum masuk rumah sakit ditemukan
jumlah hemoglobin rendah. Kemudian hasil penelitian pada An. K
keluhan utama pucat, demam, nafsu makan berkurang, perdarahan di
hidung 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
Menurut ansumsi peneliti keluhan yang dialami An.A dan An.K sama
dengan teori. Anak yang mengalami leukemia umumnya keluhan pucat
dan lemah akibat kurangnya sirkulasi oksigen kejaringan perifer
karena terjadinya gangguan proses produksi sel-sel darah merah oleh
sumsum tulang mengakibatkan sel darah merah,sel darah putih
abnormal. Hal tersebut dapat dilihat dari pernampilan anak pucat dan
lemah serta akral dingin akibat tidak adekuatnya penyebaran darah dan
oksigen ke jaringan perifer dan musuh- musuh yang berada didalam sel
darah putih. Rendahnya hemoglobin dan eritrosit, akibat dari
pertumbuhan leukosit yang abnormal dan menyebabkan produksi sel
darah putih tidak bisa menekan produksi eritrosit, leukosit yang tidak
normal dan belum matang menyebabkan kuman masuk jadi tidak bisa
melawan sel darah putih, sehingga memudahkan terjadinya infeksi dan
demam.
Pengkajian pada An. K anak menangis saat didekati oleh perawat dan
anak tidak mau berpisah dari ayah dan ibunya dan anak sering
mengatakan ” tidak mau sama ibu itu” saat didekati oleh perawat.
Penelitian yang dilakukan (Wijayanti, 2017) pada anak pre sekolah
yang menderita leukemia leukemia di RSUD DR. Moewardi Surakarta
menunjukkan semakin sering anak menjalani hospitalisasi beresiko
tinggi mengalami gangguan pada motorik kasar.
Hasil pengkajian lain yang ditemukan An.A dan An.K sudah menjalani
kemoterapi fase konsolidasi. Setelah menjalani kemoterapi An.A dan
An.K mengeluh mual dan muntah, pada An.A keluhan ditambah
sariawan pada bibir dan mulut sehingga anak susah makan dan nafsu
makan berkurang. Pada pemeriksaan kepala tampak rambut An.A dan
An.K tipis dan rontok.
Asumsi peneliti pada kasus An.A dan An. K ditemui gejala mual dan
muntah, penurunan nafsu makan karena An.A dan An.K selesai
menjalani kemoterapi. Kehilangan nafsu makan yang di alami An.A
dan An. K tidak hanya karena mual dan muntah, perubahan rasa atau
masalah mulut dan tenggorokan tetapi merasa tertekan atau lelah. Efek
samping kemoterapi disebabkan dari efek non-spesifik dari obat-obat
2. Diagnosis Keperawatan
Hasil penelitian pada An.A ditemukan 5 diagnosa keperawatan yaitu
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
Penurunan kadar Hb ,risiko infeksi berhubungan dengan penurunan
sistem imunitas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan, Gangguan integritas
kulit berhubungan dengan Imunodefisiensi, kerusakan membran
mukosa oral berhubungan dengan program pengobatan. Sedangkan
pada An.K ditemukan 4 diagnosa keperawatan yaitu Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan Penurunan kadar Hb
,risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imunitas,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makan, Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan Imunodefisiensi.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi pada An. A dan An. K yang dilakukan selama 5 hari sesuai
dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosis
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer intervensi yang akan
4. Implementasi Keperawatan
Diagnosis pertama ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu
a) memonitor status oksigenasi, b) mengukur tanda- tanda vital, c)
memonitor suhu, dan kelembaban kulit, d) memonitor hasil lab hb
tanggal 7 maret hb 9,7 g/dl.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 5 hari evaluasi pada An. A dan An. K dengan
masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
Penurunan kadar Hb sudah ada kemajuan ditandai dengan S: ibu S
mengatakan pucat anaknya berkurang O: pucat anak berkurang, N: 98
x/menit, T: 36,6˚C, RR: 23 x/menit, Hb 9,7 g/dl, Konjungtiva
subanemis, Akral teraba hangat, CRT <2 detik, A: Masalah teratasi
sebagian dengan kriteria kaji sirkulasi perifer , tanda- tanda vital dalam
batas normal , P: Intervensi dilanjutkan dan didelegasikan ke perawat
ruangan yaitu kaji status sirkulasi : a) Memonitor penilaian
komprehensif terhadap sirkulasi perifer, b) monitor tanda- tanda vital,
c) monitor hasil lab HB. Sedangkan pada An. K ditemukan S: ayah M
mengatakan anaknya pucat sudah tidak adadan lemah tidak ada lagi,
Ayah M mengatakan anaknya perdarahan hidung 2 jam sebelum
masuk rumah sakit, O: Anak tampak pucat dan lemah sudah tidak ada,
N: 86 x/menit, T: 36,8˚C, RR: 24 x/menit, Hb 10,1 g/dl, Konjungtiva
sub anemis, Akral teraba hangat, CRT <2 detik, A: Masalah teratasi
sebagian dengan kriteria hasil kaji status sirkulasi perifer , tanda- tanda
Menurut asumsi peneliti, risiko infeksi sangat besar terjadi pada An.A
dan An.K karena ditandai dengan anak mudah demam, dan jika ada
luka susah untuk disembuhkan, menurut asusmsi peneliti karena
leukosit yang tidak normal dan belum matang menyebabkan kuman
Menurut analisa peneliti, masalah ini muncul karena efek samping dari
kemoterapi karena obat – obat yang dipakai pada kemoterapi
menghambat proliferasi tidak hanya sel-sel kanker melainkan sel
normal. Beberapa jenis obat kemoterapi dapat bersifat menghambat
proses pembelahan dan pembentukan sel-sel baru pada kulit. Karena
kondisinya terus berlanjut mengakibatkan kulit kehilangan tingkat
kelembaban dan kulit menjadi kering.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada An. A dan An.
K dengan leukemia diruang Kronis IRNA Kebidanan dan Anak RSUP
Dr. M. Djamil Padang, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan pada An. A dan An. K
menunjukkan adanya persamaan pada tanda dan gejala yaitu An. A
memiliki gejala pucat dan lemah sebelum masuk rumah sakit
ditandai dengan akral teraba dingin dan hasil Hb 9,7 g/dl sedangkan
An. K memiliki gejala anak tampak pucat dan lemah, disertai dengan
terjadi perdarahan hidung 2 jam sebelum masuk rumah sakit, anak
demam, akral hangat dengan hasil Hb 10,1 g/dl. Data yang didapatkan
sama dengan teori peneliti menemukan keluhan anak mual dan
muntah yang menjadi penyebab anak malas makan. Efek samping
setelah menjalani kemoterapi An. A menjadi sariawan sedangkan
pada An. K tidak terjadi. Hasil pemeriksaan labor An. A
didapatkan leukosit 3.240/mm3 (5.000 – 17.000/ mm3 ). Pada An.G
didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium leukosit 3.890/mm 3
(5.000 – 17.000/ mm3 ).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada An. A dan An.K ditemukan 4
diagnosa yang sama yaitu : a) Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer berhubungan dengan Penurunan kadar Hb, b) Resiko infeksi
berhubungan dengan penurunan sistem imunitas, c)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan kurangnya asupan makan, d) Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan Imunodefisiensi. Diagnosa lain yang muncul
pada An. A yaitu Kerusakan membran mukosa oral berhubungan
dengan program pengobatan.
Kartika, Ira Iin. (2017). Buku Ajar Dasar- Dasar Riset Keperawatan dan
Pengelolaan Data Statistik. Jakarta: TIM, 2017