NIKEN YULISTA
NIM : 163110215
NIKEN YULISTA
NIM : 163110215
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya,
peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Fraktur Femur di Ruangan
Trauma Center RSUP Dr. M.Djamil Padang Tahun 2019”.
Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkulihan sampai pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah, sangat sulit bagi
peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ns.Hj. Defia Roza, S.Kep, M.Biomed selaku pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak Tasman, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom selaku pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3. Bapak DR. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Padang.
4. Ibu Ns. Sila Dewi Anggreni, M.Kep, Sp. KMB selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes Padang.
5. Ibu Heppi Sasmita, M.Kep, Sp.Jiwa selaku ketua Program Studi
Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes Padang.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Keperawatan Padang Potekkes
Kemenkes Padang yang telah memberikan bekal ilmu untuk bekal
penelitian.
7. Bapak Dr. dr. Yusirwan Yusuf, Sp. B, Sp. BA (K) MARS selaku Direktur
RSUP. Dr. M. Djamil Padang yang sudah mengizinkan peneliti untuk
melakukan penelitian pada pasien dengan fraktur femur.
8. Orang tua tersayang yang telah memberikan dorongan, kasih sayang,
semangat, dan do’a restu. Tiada kata yang dapat ananda sampaikan selain
do’a semoga Allah SWT selalu memberikan nikmat sehat kepada kita
semua.
9. Teman – teman yang senasib dan seperjuangan Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Padang Program Studi Keperawatan Padang Tahun 2016 yang
selama ini telah memberi semangat dan motivasi bagi peneliti.
Peneliti menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab
itu peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, peneliti
berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Peneliti
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
ABSTRAK
Berdasarkan data yang di peroleh di ruang trauma center RSUP Dr. M. Djamil
Padang jumlah pasien yang mengalami fraktur pada bulan oktober sampai
desember 2018 ada sebanyak 116 orang dan fraktur femur merupakan fraktur
yang paling bnyak terjadi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsipkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan fraktur femur di ruangan trauma center RSUP
Dr. M.DjamilPadang.
Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini
dilakukan di Ruangan Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang. Waktu
penelitian dimulai dari bulan November 2018 – Mei 2019. Dilaksanakan dari
tanggal 11 Februari – 18 Februari 2019. Subjek penelitian 1 orang partispan,
sampel diambil dengan teknik Purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Rencana analisis yaitu
menganalisis semua temuan pada tahapan proses keperawatan dengan
menggunakan teori keperawatan pada pasien fraktur femur.
Hasil analisa didapatkan keluhan utama pasien fraktur femur mengeluh nyeri dan
mengalami keterbatasan rentang gerak.Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu
nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, dan ansietas. Tindakan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan rencana keperawatan yaitu kontrol nyeri, perawatan
traksi/ imobilisasi, penurunan kecemasan. Berdasarkan NOC yang dilakukan
selama 6 hari masalah yang muncul dapat teratasi ada 4 diagnosa keperawatan, 1
diagnosa keperawatan belum teratasi.
Disarankan kepada direktur rumah sakit menyampaikan kepada perawat
memberikan pengobatan secara non farmakologi pada pasien dengan fraktur
femur.
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
LEMBAR ORISINILITAS............................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................vi
ABSTRAK.....................................................................................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................5
B. Saran........................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.......................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1................................................................................................12
Gambar 4.1................................................................................................47
Gambar 4.2................................................................................................48
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB I
PENDAHLUA
N
A. Latar Belakang
Fraktur merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur jaringan tulang
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan trauma, baik trauma
langsung ataupun tidak langsung (Manurung,Nixson 2018). Fraktur
merupakan gangguan komplek atau tidak komplek pada kontinuitas
struktur tulang dan didefenisikan sesuai dengan jenis dan keluasannya.
Fraktur terjadi ketika tulang menjadi subyek tekanan yang lebih besar dari
yang dapat diserapkan (Smeltszer, 2016).
Dampak dari fraktur femur secara umum seperti syok, kerusakan organ,
kerusakan saraf, emboli lema, cedera arteri, cedera kulit dan jaringan serta
cedera sindrom kompartement dimana suatu keadaan terjebaknya otot,
pembuluh darah, jaringan saraf akibat pembengkakan lokal atau melebihi
kemampuan suatu kompartement. Dampak lebih lanjutnya seperti stiffnes
(kaku sendi), degeneratif sendi, penyembuhan tulang terganggu, malunion
dan cross union (Bararah dan Jauhar, 2013). Secara klinis, fraktur femur
sering menyebabkan kerusakan neurovaskular yang menimbulkan
1
manifestasi peningkatan risiko syok, syok hipovolemik karena kehilangan
darah (pada setiap patah satu tulang femur, diprediksi hilangnya darah 500
cc dari sistem vaskular) maupun syok neurogenik karena nyeri yang sangat
hebat akibat kompresi atau kerusakan saraf yang berjalan di bawah tulang
femur. Respon terhadap pembengkakan yang hebat adalah sindrom
kompartemen, yaitu suatu keadaan terjebak otot, pembuluh darah jaringan
saraf akibat pembengkakan lokal yang melebihi kemampuan suatu
kompartemen/ ruang lokal (Muttaqin, Arif 2013).
Pada pasien yang kedua juga perempuan usia 22 tahun dengan Fraktur
Femur tertutup, pasien baru masuk ,pasien tampak meringis menahan
nyeri dan kakinya tampak sulit untuk digerakan. Masalah Keperawatan
pada pasien kedua ini yaitu Nyeri Akut, Gangguan Mobilitas fisik dan
kerusakan integritas kulit/jaringan. Perawat hanya memberikan obat
analgetik untuk mengurangi nyeri pada kaki pasien dan pasien mengatakan
tidak ada mendapatkan teknik dan cara menghilangkan nyeri dari perawat,
apabila nyeri terasa pasien hanya diberi obat penghilang rasa nyeri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah bagaiamana asuhan keperawatan
pada pasien fraktur femur?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
fraktur femur.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperwatan pada
pasien dengan fraktur femur.
b. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperwatan pada pasien
dengan fraktur femur.
c. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperwatan pada
pasien dengan fraktur femur.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperwatan pada pasien
dengan fraktur femur.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi dari tindakan keperwatan pada
pasien dengan fraktur femur.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus fraktur femur.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Fraktur
1. Pengertian Fraktur
Fraktur merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan trauma,baik
trauama langsung ataupun tidak langsung. Akibat dari suatu trauma
pada tulang dapat bervariasi tergantung pada jenis,kekuatan dan
arahnya trauma. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu
retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks, biasanya patahan
itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit atasnya masih
utuh, keadaan ini disebut fraktur tetutup (fraktur sederhana), kalau
kulit atau salah satu dari rongga tulang tertembus keadaan ini
disebut fraktur terbuka (fraktur Compound) yang cenderung
mengalami kontaminasi dan infeksi. (Manurung Nixson, 2018).
2. Penyebab
Menurut Nixson Manurung (2018) penyebab dari fraktur yaitu :
a. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik
terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur
terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
b. Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat
yan jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor
kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan
dapat berupa pemuntiran, penekukan dan penekanan, kombinasi
dari ketiganya dan penarikan.
3. Tipe Fraktur
Menurut Smeltzer (2016) Tipe dari fraktur yaitu :
a) Fraktur Komplet
Patah di seluruh penampang lintang tulang, yang sering kali
tergeser.
5. Patofisiologis
Fraktur adalah gangguan pada tulang yang disebabkan oleh trauma,
stress, gangguan fisik, gangguan metabolik, dan proses patologis.
Kerusakan pembuluh darah pada fraktur mengakibatkan perdarahan
sehingga volume darah menurun dan terjadi perubahan perfusi
jaringan. Hematoma yang terjadi mengeksudasi plasma dan
berpoliferasi menjadi edema lokal sehingga terjadi penumpukan di
dalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup mengenai serabut saraf
yan menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Setelah terjadi
fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks,
sumsum, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuk
hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera
berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami
nekrosis ini menstimulasi terjadinya respons inflasi yang di tandai
dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel
darah putih. Kejadian ini merupakan dasar dari proses penyembuhan
tulang nantinya. (Nugraha,dkk. 2016).
8. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan radiolois bertujuan untuk menentukan keparahan
kerusakan tulang dan jaringan lunak yang berhubungan dengan
derajat energi dari trauma itu sendiri. Bayangan udara di jaringan
lunak merupakan petunjuk dalam melakukan pembersihan luka atau
irigasi dalam melakukan debridement. Bila bayangan udara tersebut
tidak berhubungan dengan daerah fraktur maka dapat ditentukan
bahwa fraktur tersebut adalah fraktur tertutup (Manurung Nixson,
2018).
Menurut Bararah & Jauhar (2013) pemeriksaan diagnostik yang
sering dilakukan pada fraktur adalah :
1) X-ray
Menentukan lokasi/luasnya fraktur.
2) Scan Tulang
Memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak.
9. Komplikasi
Menurut Nugraha,dkk (2016) komplikasi yang dapat timbul dari
fraktur ialah :
a. komplikasi awal, yaitu kerusakan arteri, sindrom
kompartemen, fat embolism syndrome, infeksi, syok, dan
nekrosis avaskular.
a) kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan
tidak adanya nadi, CRT menurun, sianosis bagian
distal, hematoma melebar, dan dingin pada
ekstermitas akibat tindakan darurat splinting,
h. Pemeriksaan fisik
pemeriksaaan fisik pada umunya terdiri atas pemeriksaan
fisikumum dan lokal/regional. Pemeriksaan fisik ini dilakukan
sebagaimana pemeriksaan fisik lainnya dan bertujuan
mengevaluasi keadaan fisik klien secara umum serta melihat
apakah ada indikasi penyakit lainnya selain fraktur femur.
1) Pemeriksaan Fisik
a) kepala
Tidak ada gangguan, simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri kepala
b) Muka
Wajah terlihat menahan sakit, tidak ada
perubahan fungsi maupun bentuk. Tidak ada
lesi, simetris, dan tidak ada edema.
c) hidung
Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping hidung.
2) Pemeriksaan Mata
a) Mata
i. Data Psikologis
1) status emosional
2) Kecemasan
j. Data Sosial
Gelisah, sedih, terkadang meras kurang sempurna
k. Data Spiritual
Adanya kecemasan dan stres sebagai pertahanan dan pasien mulai
meminta perlindungan atau mendekatkan diri pada Tuhan Yang
Maha Esa.
l. Data Penunjang
a) Permeriksaan Radologi
Menurut Bararah & Jauhar (2013) pemeriksaan diagnostik
yang sering dilakukan pada fraktur adalah :
1) X-ray
Menentukan lokasi/luasnya fraktur.
2) Scan Tulang
Memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak.
3) Ateriogram
Dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler.
b) Alkalin fosfat
Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan
menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam
pembentukan tulang.
c) Enzim otot
Enzim otot seperti kreatinin kinase, laktat
dehidrogenase (LDH-5), Aspartat amino Transferase
(AST), Aldolase yang meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.
e) Profil Koagulasi
Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,
transfusi multiple (Andra, dkk. 2013)
c) Elektromyografi
Pada elektromyografi : terdapat kerusakan konduksi
saraf yang di akibatkan fraktur.
d) Arthroscopy
Pada arthroscopy : didapatkan jaringan ikat yang rusak
atau robek karena trauma yang berlebihan.
e) Indium Imaging
Pada Indium Imaging pada pemeriksaan ini di
dapatkan adanya infeksi pada tulang.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
fraktur femur yaitu:
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan pada pasien Fraktur Femur
Cara berjalan
Indikator :
1. Dapat melangkah dengan
mantap
A. Mertode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Kualitatif. Desain penelitian
adalah Deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
membuat gambaran tentang keadaan klien secara objektif dengan
pendekatan studi kasus (Nursalam, 2015). Penelitian ini menggunakan
studi kasus pada asuhan keperawatan dengan fraktur femur di ruang
trauma center RSUP Dr.M.Djamil Padang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
populasi yang digunakan untuk penelitian.Pemilihan sampel mengacu
pada teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan
37
Poltekkes Kemenkes Padang
38
2. Wawancara
Proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi
dengan mengunakan cara tanya jawab baik secara langsung maupun
melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa mengunakan pedoman. Agar
wawancara efektif maka tahapan yang dilalui yaitu mengenalkan
diri, menjelaskan maksud kedatangan, menjelaskan materi
wawancara dan mengajukan pertanyan (Surjaweni. W, 2014).
Wawancara yang peneliti lakukan meliputi identitas klien, keluhan
utama, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pola
aktivitas sehari-hari.
3. Dokumentasi
Dokumentasi meruapakan metode pengumpulan data kualitatif
sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat,
catatan harian, arsip foto dan sebagainya. Data jenis ini merupakan
sifat utama tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa dipakai
untuk menggali informasi yang terjadi dimasa silam (Surjaweni. W,
2014).Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini
menggunakan dokumen dari rumah sakit untuk menunjang
penelitian yang akan dilakukan.
Dokumentasi peneliti meliputi catatan perkembangan rumah sakit,
hasil Radiologi (CT Scan, rontgen) dan hasil pemeriksaan
laboratorium, program dan rencana pengobatan serta catatan
perkembangan pasien.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
langsung dari rekam medis dan ruang Trauma Center Iran Bedah
Dr. M. Djamil Padang. Data sekunder umumnya berupa bukti, data
penunjang, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip yang tidak dipublikasikan.
G. Rencana Analisis
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menganalisis semua temuan pada tahapan proses keperawatan dengan
menggunakan konsep dan teori keperawatan pada pasien dengan fraktur
femur. Data yang telah didapat dari hasil melakukan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, penegakkan diagnosa,
merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi
hasil tindakan akan dinarasikan dan dibandingkan dengan teori asuhan
keperawatan dengan kasus fraktur femur. Analisa yang dilakukan
adalah untuk menentukan apakah ada kesesuaian antara teori yang ada
dengan kondisi pasien.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KASUS
B. Deskripsi Kasus
Penelitian yang dilakukan di IRNA bedah tepatnya di Trauma Center
melibatkan 1 orang partisipan yang memiliki diagnosa medis yaitu Fraktur
Femur. Partisipan tersebut berjenis kelamin perempuan, penelitian ini
dilaksanakan mulai tanggal 11 Februari 2019.
1. Pengkajian Keperawatan
Peneliti melakukan pengkajian pada satu orang partisipan, partisipan
adalah Ny.M. Pengkajian dilakukan dengan metode wawancara,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dilihat dari hasil studi
dokumentasi.
a. Identifikasi Pasien
Pasien bernama Ny. M, berusia 46 tahun, berjenis kelamin
perempuan, lahir di Labuhan 7 April 1972, sudah menikah,
beragama islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sehari – hari
sebagai ibu rumah tangga, dan alamat pasien Jln. Labuahan pasia
pelangi ranah pesisir. Pasien dengan No MR 01. 03. 99. XX masuk
rumah sakit dengan diagnosa medis Fraktur Femur tertutup desktra.
42
43
c. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 10
Februari 2019 melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
pukul 17.45 WIB, rujukan dari RSUD Dr. M. Zein Painan
dengan keluhan utama nyeri yang sangat pada paha sebelah
kanan setelah pasien mengalami kecelakaan lalu lintas.
2. Pola eliminasi
Keluarga mengatakan saat sehat pasien BAB sebnyak 1-2
kali/ hari, lancar, tidak ada gangguan, konsistensi lembek,
bau khas, warna coklat kekuningan, BAK 5-6 kali/ hari
dengan warna BAK kuning. Tidak ada rasa nyeri saat BAK
dan bau khas urin.Sementara saat sakit, pasien terpasang
diapers,pasien BAB 1 kali/ hari.Pasien memakai diapers
merupakan anjuran dari perawat ruangan dikarenakan
pasien menolak memakai pispot. BAK pasien dengan
jumlah ± 1800 cc/ hari, warana kuning kepekatan, bau khas,
tidak ada nyeri saat BAK.
g. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. M didapatkan
hasil sebagai berikut : Kesadaran compos mentis Cooperatif,
Gcs 15, TD 110/ 70 mmHg, HR : 95X/ menit, RR : 20X/menit,
T : 36,8 ºC. Pada pemeriksaan fisik bagian kepala Kulit kepala
bersih, tidak ada lesi di kepala, rambut terlihat bersih dan hitam,
tidak mudah rontok. Pada mata Simetris kiri dan kanan,
konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera tidak Ikterik. Pada
hidung Hidung bersih, pernafasan tidak cuping hidung.Pada
telinga simetris kiri dan kanan, bersih, dan pendengaran baik.
Pada mulut bersih, bibir pucat, mukosa bibir lembab, tidak ada
karies gigi. Pada leher tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening. Pada thoraks
tampak simetris kiri dan kanan, fremitus antara kiri dan kanan,
sonor, vesikuler. Pada jantung simetris kiri dan kanan, fremitus
antara kiri dan kanan, sonor, vesikuler. Pada abdomen tampak
perut tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada nyeri saat diraba,
hepar tidak teraba, tympani, irama bising usus terdengar 15X/
menit. Pada ekstremitas, ekstremitas atas, pada tangan kiri
pasien terpasang IVFD RL 28 tetes/ menit, terdapat luka lecet
pada tangan kanan, edema (-), CRT >2 detik, pada ekstremitas
bawah, pasien mengatakan masih terasa nyeri pada paha sebelah
kanan di area fraktur (patah tulang), pasien terpasang skin traksi
dengan beban 4 Kg pada kaki sebelah kanan. Skala nyeri 4,
nyeri terasa berdenyut denyut. Pada Genatalia tidak dilakukan
pemeriksaan.
h. Data psikologis
Pada pengkajian data psikologis keluarga mengatakan Status
emosional,terkontrol. Kecemasan, Pasien tampak khawatir
terhadap kondisinya saat ini. Pola koping, dukungan dari
keluarga dan diri pasien sendiri baik tentang kondisi yang
dialami pasien. Gaya komunikasi, komunikasi pasien lancar
dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Minangkabau.
j. Data Spiritual
Pasien beragama islam dan mengerjakan sholat 5 waktu sehari
semalam ketika sehat, dan pada keadaan sakit pasien tidak bisa
mengerjakan sholat tepat 5 waktu.
k. Data Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 10 februari 2019
didapatkan, Hemoglobin 10.4 g/dl, Leukosit 9.740 /mm3,
trombosit 215.000/mm3, PT (C : 10.5) 13.6 detik, APTT
(C : 37.1) 40.8 detik , GDS 118 mg/dl, Ureum darah
17 mg/dl, Kreatinin darah 0.6 mg/dl, Natrium 135 Mmol/L,
Kalium 3.3 Mmol/L, Klorida Serum 107 Mmol/L, Total
protein 5.6 g/dl, Albumin 3.2 g/dl, Globulin 2.4g/dl,
SGOT 37 u/l, SGPT :21 u/l.
b. Rontgen
Tanggal : 10 Februari 2019
Gambar 4.1
Kesimpulan :
Terjadi Fraktur Femur 1/3 medial deskstra, deformitas (+)
Gambar 4.2
l.Terapi pengobatan
Terapi pengobatan yang diterima oleh Ny.M adalah IVFD RL 1000
CC/ 24 jam, Ceftriaxon 2 X 1 gram (IV), Ranitidin 2 X 50 mg,
Ketorolac 3 X 30 gram (IV), Na diclofenac 2 X 1 (PO), Skin traksi
dengan beban 4 Kg.
.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajiaan yang dilakukan terhadap partisipan
yaitu Ny. M didapatkan 2 diagnosa keperawatan yang ditegakkan
oleh perawat ruangan berdasarkan studi dokumentasi yaitu nyeri
akut, Gangguan mobilitas fisik, sedangkan 3 diagnosa yang peneliti
dapatkan berdasarkan hasil observasi adalah Nyeri akut, Gangguan
Mobilitas fisik dan Ansietas.
Diagnosa Nyeri akut b.d agen pencedera fisik dapat ditegakan karena
adanya data – data yang mendukung yaitu Pasien mengeluhkan nyeri
pada paha sebelah kanan, skala nyeri yang dirasakan yaitu pada skala
4, nyeri terasa berdenyut denyut, nyeri yang dirasakan selama 2-5
menit, nyeri dirasakan ketika digerakan dan ketikan merubah posisi,
pasien tampak meringis menahan kesakitan, pasien tampak takut
menggerakan kakinya, kaki pasien tampak terpasang skin traksi 4
Kg, terdapat luka lecet pada tangan kanan.
3. Intervensi Keperawatan
Setelah didapatkan beberapa diagnosis keperawatan yang ditemukan
pada pasien, diperlukan rencana keperawatan yang di dalamnya
terdapat tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan dapat mengatasi
masalah keperawatan. Berikut adalah rencana asuhan keperawatan pada
pasien :
4. Implementasi keperawatan
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan tidak semua tindakan
keperawatan dilaksanakan oleh peneliti karena peneliti tidak merawat
klien 24 jam. Peneliti melakukan studi dokumentasi terhadap tindakan
yang telah dilakukan perawat ruangan umumnya sudah sesuai dengan
intervensi yang ada pada NIC.
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap hari pada pasien selama 6 hari. Berikut adalah
hasil evaluasi yang dilakukan pada pasien.
a. Hasil evaluasi pada hari ke 6 didapatkan pada diagnosa keperawatan
nyeri akut berhungan dengan agen pencedera fisik adalah klien
mengatakan nyeri hilang timbul, pasien juga mengatakan nyeri
sudah mulai berkurang jika melakukan teknik nafas dalam. Tanda –
tanda vital pasien tekanan darah : 120/80 mmHg, HR : 80X/menit,
RR : 19X/menit, T : 37 oC, skala nyeri 2,pasien tampak sedikit
meringis.
C. Pembahasan
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas kesinambungan
antara teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan Fraktur Femur.
Kegiatan yang dilakukan melputi pengkajian keperawatan, merumuskan
diagnosa keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, melakukan
implementasi keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan
danmerupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien (Nursalam, 2011).
a. Identitas pasien
Identitas pasien (Ny.M) diperoleh dari keluarga dan status pasien.
Pasien bernama Ny. M, berusia 47 tahun, berjenis kelamin
perempuan, lahir di labuhan 7 april 1972, sudah menikah,beragama
islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sehari – hari ibu rumah
tangga, dan alamat pasien Jln. Labuhan pasia pelangi ranah pesisir.
Pasien dengan no MR 01.03. xx.xx masuk rumah sakit dengan
diagnosa Fraktur femur tertutup dekstra.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Berdasakan pengkajian yang didapatkan, pasien dengan diagnosa
Fraktur Femur datang ke RSUP Dr M Djamil Padang setelah
kecelakan lalu lintas.
Menurut hasil penelitian yang di dapatkan terhadap kasus Fraktur
femur 1/3 medial deskstra tertutup, keluhan utama yang muncul
adalah nyeri yang sangat pada paha sebelah kanan.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Nugraha, dkk
(2016) bahwa tanda dan gejala dari Fraktur yaitu deformitas,
nyeri yang diseabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari
tempatnya dan kerusakan struktur tulang didaerah yang
berdekatan, kehilangan sensasi rusaknya syaraf/ perdarahan,
pergerakan abnormal dan krepitasi.
c.Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. M didapatkan hasil
sebagai berikut : Kesadaran compos mentis Cooperatif, Gcs 15, TD
110/ 70 mmHg, HR : 95X/ menit, RR : 20X/menit, T : 36,8 ºC. Pada
pemeriksaan fisik bagian kepala Kulit kepala bersih, tidak ada lesi di
kepala, rambut terlihat bersih dan hitam, tidak mudah rontok. Pada mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera tidak
Ikterik. Pada hidung Hidung bersih, pernafasan tidak cuping
hidung.Pada telinga simetris kiri dan kanan, bersih, dan pendengaran
baik. Pada mulut bersih, bibir pucat, mukosa bibir lembab, tidak ada
karies gigi. Pada leher tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjer getah bening. Pada thoraks tampak simetris kiri
dan kanan, fremitus antara kiri dan kanan, sonor, vesikuler. Pada
jantung simetris kiri dan kanan, fremitus antara kiri dan kanan, sonor,
vesikuler. Pada abdomen tampak perut tidak buncit, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri saat diraba, hepar tidak teraba, tympani, irama bising usus
terdengar 15X/ menit. Pada ekstremitas, ekstremitas atas, pada tangan
kiri pasien terpasang IVFD RL 28 tetes/ menit, terdapat luka lecet pada
tangan kanan, edema (-), CRT >2 detik, pada ekstremitas bawah, pasien
mengatakan masih terasa nyeri pada paha sebelah kanan di area fraktur
(patah tulang), pasien terpasang skin traksi dengan beban 4 Kg pada
kaki sebelah kanan. Skala nyeri 4, nyeri terasa berdenyut denyut. Pada
Genatalia tidak dilakukan pemeriksaan.
d. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 10 februari 2019 didapatkan,
Hemoglobin 10.4 g/dl, Leukosit 9.740 /mm 3, trombosit 215.000/mm3,
PT (C : 10.5) 13.6 detik, APTT (C : 37.1) 40.8 detik , GDS 118
mg/dl, Ureum darah 17 mg/dl, Kreatinin darah 0.6 mg/dl, Natrium 135
Mmol/L, Kalium 3.3 Mmol/L, Klorida Serum 107 Mmol/L, Total
protein 5.6 g/dl, Albumin 3.2 g/dl, Globulin 2.4g/dl, SGOT 37 u/l,
SGPT :21 u/l, dan hasil Terjadi Fraktur Femur 1/3 medial deskstra,
deformitas (+)
e. Terapi pengobatan
Terapi pengobatan yang diterima oleh Ny.M adalah IVFD RL 1000
CC/ 24 jam, Ceftriaxon 2 X 1 gram (IV), Ranitidin 2 X 50 mg,
Ketorolac 3 X 30 gram (IV), Na diclofenac 2 X 1 (PO), Skin traksi
dengan beban 4 Kg.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian dan observasi yang dilakukan peneliti
ditemukan beberapa masalah keperawatan yang muncul pada Ny. M
yaitu : diagnosa 1 : nyeri akut b.d pencedera fisik d.d mengeluhkan
nyeri, tampak meringis, gelisah, diagnosa 2 : gangguan mobilitas fisik
b.d kerusakan integritas struktur tulang d.d mengeluhkan sulit
menggerakan ekstremitas,nyeri saat bergerak, merasa cemas saat
bergerak, dan fisik yang lemah, diagnosa 3 : Ansietas b.d krisis
situasional d.d pasien cemas akan dioperasi, pasien mengeluhkan
pusing, pasien mengeluhkan sulit tidur, pasien tampakgelisah, pasien
tampak tegang, pasien tampakpucat, pasien tampakcemas, dan pasien
tampak sulit tidur, diagnosa 4 : resiko infeksi b.d efek prosedur invasif
d.d pasien mengatakan nyeri setelah dilakukan operasi, pasien
mengatakan sulit bergerak setelah operasi, paha pasien terpasang ORIF,
kaki tampak terbalut perban, pasien post op fraktur femur tertutup
dekstra, diagnosa 5 : ganguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur d.d
tidur kurang nyenyak, kaki pasien sebelah kanan terasa nyeri,pasien
tampak meringis, pasien tampakgelisah,pasien tampak sulit tidur.
a. Masalah keperawatan kedua yang ditemukan pada Ny.M adalah
nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluhkan nyeri,
tampak meringis, gelisah.
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. M didasarkan
dengan tujuan intervensi masalah keperawatan yaitu dianosa 1 : nyeri
akut b.d pencedera fisik d.d mengeluhkan nyeri, tampak meringis,
gelisah, diagnosa 2 : gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas
struktur tulang d.d mengeluhkan sulit menggerakan ekstremitas,nyeri
saat bergerak, merasa cemas saat bergerak, dan fisik yang lemah,
diagnosa 3 : Ansietas b.d krisis situasional d.d pasien cemas akan
dioperasi, pasien mengeluhkan pusing, pasien mengeluhkan sulit tidur,
pasien tampakgelisah, pasien tampak tegang, pasien tampakpucat,
pasien tampakcemas, dan pasien tampak sulit tidur, diagnosa 4 : resiko
infeksi b.d efek prosedur invasif d.d pasien mengatakan nyeri setelah
dilakukan operasi, pasien mengatakan sulit bergerak setelah operasi,
paha pasien terpasang ORIF, kaki tampak terbalut perban, pasien post
op fraktur femur tertutup dekstra, diagnosa 5 : ganguan pola tidur b.d
kurang kontrol tidur d.d tidur kurang nyenyak, kaki pasien sebelah
kanan terasa nyeri,pasien tampak meringis, pasien tampakgelisah,pasien
tampak sulit tidur.
a. Diagnosa 2 : nyeri akut b.d pencedera fisik d.d mengeluhkan nyeri,
tampak meringis, gelisah.
Hal ini sesuai dengan Smeltzer (2016) yaitu Ajarkan latihan untuk
mempertahankan kesehatan otot yang tidak terganggu dan memperkuat
otot yang perlu diperlukan untuk berpindah tempat dan untuk
menggunakan alat bantu, ajarkan pasien tentang cara menggunakan alat
bantu dengan aman, bantu pasien memodifikasi lingkungan rumah
mereka sesuai kebutuhan dan mencari bantuan personal jika diperlukan.
e. Diagnosa 5 : ganguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur d.d tidur
kurang nyenyak, kaki pasien sebelah kanan terasa nyeri,pasien tampak
meringis, pasien tampakgelisah,pasien tampak sulit tidur.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan secara teori merujuk pada Nursing Outcome
Classification (NIC). Berdasarkan hasil observasi peneliti perawat
ruangan tidak melakukan evaluasi secara komperhensif. Catatan
perkembangan pasien hanya mengikuti catatan sebelumnya dan
dilimpahkan kepada mahasiswa.
A. KESIMPULAN
74
Poltekkes Kemenkes Padang
75
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Direktur RSUP Dr.M.Djamil Padang
Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan pengobatan secara non
farmakologi pada pasien dengan fraktur femur.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskletal. Jakarta : Salemba Medika
Smeltzer dan Bare. 2015. Buku ajar keperawatan medikal bedah Vol.12.
Jakarta : EGC
WHO. Injury 2018. (diunduh pada tanggal 12 November 2018); Tersedia dari :
URL HYPERLINK https://www.who.int
Poltekkes Kemenkes Padang
79
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGUMPULAN
DATA
a) Identifikasi
Pasien:
Nama : Ny. M
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Hubungan : Keponakan
c) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama :
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 10 Februari 2019
melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada pukul
17.45 WIB, rujukan dari RSUD Dr. M. Zein Painan
dengan keluhan utama nyeri yang sangat pada paha
sebelah kanan setelah pasien mengalami kecelakaan lalu
lintas. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 11 Februari
2019 pukul 10.00 WIB, keluhan utama yaitu Nyeri pada
paha bagian kanan.
b. Keluhan saat dikaji (PQRST)
Pada saat dikaji pada tanggal 11 Februari 2019 pukul
10.00 WIB dilakukan pengkajian pada hari rawatan
pertama, pasien sudah dilakukan pemasangan skin traksi
dengan beban 4 Kg. pemasangan traksi dilakuan di ruanga
trauma center RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pasien
mengeluhkan nyeri pada paha sebelah kanan yang
disebabkan adanya fraktur femur tertutup, skala nyeri
yang dirasa 4, nyeri terasa berdenyut denyut, dirasakan 2-
5menit, nyeri dirasakan ketika digerakan dan ketikan
merubah posisi, Pasien mengatakan kakinya sebelah kanan
takut digerakan karena nyeri dan kaki kanan terasa
kaku,pasien juga mengatakan bahwa pasien merasa cemas,
pasien merasa khwatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapinya, pasien mengeluhkan sulit tidur dan takut
karena akan di operasi.
2) Riwayat Kesehatan dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat sebelumnya, pasien
tidak ada menderita penyakit diabetes dan hipertensi.
2) Pola Eliminasi
a. BAB
Sehat : Pasien mengatakan pasien BAB sebnyak 1-2 kali/ hari,
lancar, tidak ada gangguan, konsistensi lembek, bau khas,
warna coklat kekuningan.
Sakit : Pasien terpasang diapers,pasien BAB 1 kali/ hari.Pasien
memakai diapers merupakan anjuran dari perawat ruangan
dikarenakan pasien menolak memakai pispot.
b. BAK
Sehat : BAK 5-6 kali/ hari dengan warna BAK kuning. Tidak
ada rasa nyeri saat BAK dan bau khas urin.
Sakit : BAK pasien dengan jumlah ± 1800 cc/ hari, warana
kuning kepekatan, bau khas, tidak ada nyeri saat BAK.
1) Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis Cooperatif
Gcs 15
TTV : TD : 110/ 70 mmHg, HR : 95X/ menit, RR :
20X/menit
T : 36,8 ºC
2) Kepala :
Kulit kepala bersih, tidak ada lesi di kepala, rambut terlihat bersih dan
hitam, tidak mudah rontok.
3) Mata :
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera tidak
Ikterik
4) Hidung
Hidung bersih, pernafasan tidak cuping hidung, pernafasan
20X/menit.
5) Telinga
Simetris kiri dan kanan, bersih, dan pendengaran baik.
6) Mulut
mulut bersih, bibir pucat, mukosa bibir lembab, tidak ada karies gigi.
7) Leher
tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembengkakan
kelenjer getah bening.
8) Dada
a. Thorak (paru – paru )
I : Simetris kiri dan kanan
P : Fremitus antara kiri dan kanan
P : Sonor
A : Vesikuler
b. Jantung
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis tidak teraba
P : Sonor
A : Irama jantung teratur
9) Abdomen
I : Perut tidak buncit, tidak ada lesi
P : Tidak ada nyeri saat diraba, hepar tidak teraba
P : Tympani
A : Irama bising usus terdengar 15X/ menit
10) Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
Pada tangan kiri pasien terpasang IVFD RL 28 tetes/ menit,
terdapat luka lecet pada tangan kanan, edema (-), CRT >2 detik.
b. Ekstremtas Bawah
Pasien mengatakan masih terasa nyeri pada paha sebelah kanan di
area fraktur (patah tulang), pasien terpasang skin traksi dengan
beban 4 Kg pada kaki sebelah kanan. Skala nyeri 4, nyeri terasa
berdenyut denyut
11) Genatalia
tidak dilakukan pemeriksaan
f. Data Psikologis
1) Status Emosianal
Selama dirawat di rumah sakit Ny. M sabar menghadapi, status emosi
Ny. M stabil dengan keluarga maupun dengan pasien lain yang satu
ruangan dengannya, Ny. K di dampingi oleh keluarganya.
2) Kecemasan
Pasien tampak khawatir terhadap kondisinya saat ini dan pasien
mengatakan cemas akan dilakukan operasi.
3) Pola Koping
Dukungan dari keluarga dan diri pasien sendiri baik tentang kondisi
yang dialami pasien.
4) Gaya Komunikasi
Komunikasi pasien lancar dengan menggunakan bahasa Indonesia dan
Minangkabau
5) Konsep Diri
Pasien mengatakan bahwa drinya seorang petani, selama sakit pasien
mengtakan tidak bisa menjalankan aktivitas normal, aktivitas pasien di
bantu keluarga.
g. Data Sosial
Dalam kehidupan sehari – hari pasien rukun dengan masyarakat dan pasien
adalah seorang ibu rumah tangga dan suka menolong suami berjualan
kelling.
h. Data Spiritual
i. Data Penunjang
1) Hematologi
Tanggal pengambilan sampel : 10 Februari 2019
NO Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
2) Pemeriksaaan Radiologi
j. Program Pengobatan
Do :
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien tampak
tegang
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak
cemas
- Pasien tampak sulit
tidur
Do :
- Paha pasien
terpasang ORIF
- Pasien post op
fraktur femur
tertutup dekstra
Do :
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien sulit tidur
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Intervensi
Keperawatan
NOC NIC
P : Intervensi dilanjutkan
a. Manajemen nyeri
b. Kontrol nyeri
c. Mengajurkan untuk
istirahat
d. Monitor tanda –
tanda vital
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
a. Gunakan pendekatan
yang
menyenangkan.
b. Nyatakan dengan
jelasharapan
terhadap pelaku
pasien.
c. Jelaskan semua
prosedur dan apa
yangdirasakan
selamaprosedur.
d. Pahami prespektif
pasien terhadap
situasi stres.
e. Temani pasien untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
P : Manajemenn nyeri
Kontrol nyeri
Intervensi dilanjutkan
A : Masalah gangguan
mobilitas fisik belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Selasa / Ansietas melakukan S:
12 berhubungan pendekatan yang a. Pasien mengtakan
Februari dengan Krisis menyenangkan. masih merasakan
2019 situasional menjelaskan semua sedikit cemas
prosedur dan apa b. Pasien mengatakan
yangdirasakan paham tentang
selama prosedur. prosedur yang akan
memahami prespektif dilakukan
pasien terhadap c. Pasien mengatakan
situasi stres. ingin segera di
Temani pasien untuk operasi
memberikan
keamanan dan O:
mengurangi takut a. Pasien tampak tidak
takut lagi
b. Pasien tampak tidak
cemas lagi karena
besok akan di
operasi
c. Tekanan darah :
110/80 mmHg
d. Nadi : 78 X/menit
e. RR : 20 X/menit
A : Masalah Ansietas
Teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
O:
a. Pasien tampak
meringis
b. Pasien tenang setelah
diberikan obat
c. Pasien tampak
melindungi area
nyeri
d. Tekanan darah
:120/80mmHg
e. Nadi : 85X/menit
f. RR : 19 X/menit
g. T : 37 oC
A : Masalah gangguan
mobilitas fisik belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
P : Manajemen nyeri,
Kontrol nyeri
Intervensi ilanjutkan
A : Masalah gangguan
mobilitas fisik belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
Jumat / Resiko Infeksi a. Mengintrusikan S:
15 berhubungan kepada a. Pasien mengatakan
Februari dengan Efek pengunjung untuk nyeri setelah
2019 prosedur mencuci tangan dilakukan operasi
invasf saat berkunjung b. Pasien mengatakan
dan setelah sulit bergerak setelah
berkunjung operasi
b. Mencuci tangan
setiap sebelum O:
dan sesudah a. Paha pasien
melakukan terpasang ORIF
tindakan b. Kaki pasien tampak
keperawatan terbalut perban
c. Kolaborasi c. Pasien post op
dengan dokter fraktur femur
dalam pemberian tertutup dekstra
cairan dan obat
d. Memberikan A : Masalah resiko infeksi
cairan IVFD RL Teratasi sebagian
e. Menberikan
antibiotik P : Intervensi dilanjutkan
Ceftriaxone 2 X 1
P : Intervensi dihentikan
pasien pulang
A : Masalah gangguan
Mobilitas fisik teratasi
P : Intervensi dihentikan