KELOMPOK T
OLEH
ARORA NEXSI AMANDA S.Kep
2. Etilogi
Faktor penyebab
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
Faktor pembuluh darah :
1) Aterosklerosis.
2) Spasme
3) Arteritis
Faktor sirkulasi :
1) Hipotensi
2) Stenosis aorta
3) Insufisiensi
Faktor darah :
1) Anemia
2) Hipoksemia
3) Polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
1) Aktifitas berlebihan
2) Emosi
3) Makan terlalu banyak
4) Hypertiroidisme
Faktor predisposisi
a. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
1) Usia > 40 tahun
2) Jenis kelamin : insiden pada pria, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
3) Hereditas
4) Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
c) Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, misalnya
hipokalemi, hiperkalemi.
e) Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada hari ke-2 dan ke-3 setelah IMA , menunjukkan inflamasi.
f) AGD
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
g) Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab IMA.
h) Rontgen Dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
i) Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
j) Pemeriksaan pencitraan nuklir
Talium : mengevaluasi aliran darah miokard dan status sel miokard misal lokasi
atau luasnya AMI.
Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
k) Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional
dan fraksi ejeksi (aliran darah).
l) Angiografi coroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri
(fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati
bedah jantung angioplasty atau emergensi.
m) Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
n) Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan
5. WOC
Arterisklorosis
Trombosis koroner
Konstriksi arteri koronaria
Infark miokardium
Infark transmural
Infark subendokardial
Kelemahan fisik
Gangguan Resiko tinggi
pertukaran gas klebihan
volume cairan
Intoleransi
aktivitas
2) Sirkulasi
Gejala :
Riwayat IMA sebelumnya
Penyakit arteri koroner
Masalah tekanan darah
Diabetes mellitus.
Tanda :
TD : dapat normal atau naik/turun, perubahan postural dicatat dari tidur sampai
duduk/berdiri
Nadi : Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
Bunyi jantung : Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel.
Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar
Friksi ; dicurigai Perikarditis
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Edema : Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum, krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Warna : Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
3) Integritas ego
Gejala :
Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati
Perasaan ajal sudah dekat
Marah pada penyakit atau perawatan
Khawatir tentang keuangan, kerja dan keluarga.
Tanda:
Menolak
Menyangkal
Cemas
Kurang kontak mata
Gelisah
Marah
Perilaku menyerang
Fokus pada diri sendiri
Koma nyeri.
4) Eliminasi
Tanda :
Normal
Bunyi usus menurun.
7) Neurosensori
Gejala :
Pusing
Berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat)
Tanda :
Perubahan mental
Kelemahan
8) Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas
), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam
dan viseral).
Lokasi : Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke
tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang,
abdomen, punggung, leher.
Kualitas : “Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan.
Intensitas : Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus ,
hipertensi, lansia
9) Pernafasan:
Gejala :
Dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
Dispnea nokturnal
Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
Peningkatan frekuensi pernafasan
Nafas sesak / kuat
Pucat, sianosis
Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
b) Diagnosa (NANDA )
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
1. Nyeri akut b/d iskemia jaringan miokard
2. Penurunan curah jantung b/d peningkatan beban kerja ventikuler.
3. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan suplai darah paru
4. Kelebihan volume cairan b/d peningkatan natrium/ retensi air
5. Gangguan pola tidur b/d nyeri dada
6. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard
dan kebutuhan
7. Perubahan perfusi perifer b/d penurunan aliran darah ke jaringan
8. Defisit perawatan diri b/d kelemahan sekunder akibat iskemia miokard
9. Anxietas b/d perubahan status kesehatan
10. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan b/d kurang
informasi tentang penyakit jantung dan status kesehatan
11. Resiko tinggi injuri b/d penurunan kesadaran
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan; yang sistematis dan terencana kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan;pasien.
S = subjektif
O = objektif
A = Analisa
P = Planning
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Kedokteran UI, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, editor Arif M. Dkk edisi
ke-3 jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius
Nanda, 2011. Diagnosa Keperawatan, alih bahasa Budi Santosa, Jakarta ; EGC
Heni Rokaeni, SMIP, CCRN. et. al. 2001. Keperawatan Kardiovaskular. Harapan
Kita. Jakarta
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ,
edisi ke-3. jilid 1 Jakarta : FKUI
Doenges M.E., 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke-3. Jakarta : EGC
Price,S.A, 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, alih bahasa,
Wilkinson, J, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan intervensi NIC dan
kriteria hasil NOC, alih bahasa Widyawati, editor Eny M. Edisi ke-7 Jakarta ; EGC
Udijanti, 2010, Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta ; Salemba Medika
KELOMPOK T
OLEH
ARORA NEXSI AMANDA
NIM. 1941312074
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Mulyanti Roberto, M.Kep
Ny. S usia 52 tahun mengeluh sesak napas dan kelemahan pada anggota tubuh sebelah kiri,
tidak bisa digerakan dan terasa berat, kepalanya terasa berat. Klien riwayat sesak napas sejak
malam, sempat di bawa ke klinik, tidak reda kemudian dirujuk ke RS. Klien memiliki
riwayat nyeri dada pagi hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri dada sebelah kiri, nyeri
terasa seperti diremas dan memberat kurang dari 20 menit menjalar ke lengan kiri, nyeri
tidak reda dengan istirahat. Klien memiliki riwayat hipertensi sejak lebih dari 10 tahun,
kontrol tidak teratur, konsumsi obat amlodipin. Klien riwayat stroke iskemik tahun 2002,
keluhan waktu itu penglihatan sebelah kanan kabur, tidak ada keluhan hemiparese. Hasil
pengkajian didapatkan RR: 24 kali/menit terpasang oksigen 3 LPM, NK. Paru: simetris kiri
kanan, vesikuler, rh basah halus bilateral, Wh (-/-). Klien mengeluh lemas, riwayat nyeri
dada (+),TD: 105/60 mmHg, N: 116x/ menit,MAP :58, JVP 5+1 cmH2O, leher terpasang
CVC, SaO2: 98%. Jantung: I: ictus tidak tampak, P: ictus teraba ICS VI MCS, P: pekak A:
BJ I dan II (+),reguler, murmur (-), gallop (-). Ronxent toraks: kardiomegalli dengan edema
pulmonal, suspek efusi pleura kiri. Sensasi raba, tekan, suhu (+). Penglihatan, pendengaran,
penciuman normal.
Hasil ronxent toraks: kardiomegalli dengan edema pulmonal, suspek efusi pleura kiri.
Hasil EKG I: irama sinus rythm, HR 90 x/menit,normo axis, P wave normal, T inv I, AvL,
ST depresi I ,AvL.
Hasil EKG II: irama sinus takikardia, HR 110 x/menit,normo axis, ST elevasi II, III ,AvF
Inferior MI.
Hasil EKG III: irama sinus rythm, HR 86 x/menit,normo axis, T Inv III, AvF, ST elevasi
V2-V4, anterior MI, Inferior MI. ECHO: dilatasi LV, global hipokinetik, MR mild, fungsi
sistolik menurun, EF 33%. CK: 300 CKMB: 38,7 Troponin T: 0,61
Hasil Corangiografi:
Left main stem (LMS): normal pendek
LAD: stenosis 30% di prximal, 70-90% di mild distal, calcified vessel.
LCX: 70-90% stenosis di mild distal, memberi kolateral ke RCA, stenosis 90% atrial OM1.
RCA: stenosis 90% di proximal, stenosis 70% di mid, CTO di distal, stenosis 90% di ostial
Rv branch, RV branch memberi kolateral ke distal RCA.
Hb: 12,5 gr/dl, Ht: 39,3%, SGOT: 108, SGPT: 44, Albumin: 4,31, Na: 140 K: 3,75 Cl:
97,7 Ca: 9.1 P:4,4 Ur:60,2 Cr:0,657.
Penugasan :
1. Jelaskan interpretasi dari hasil pemeriksaan EKG pada kasus diatas!
2. Jelaskan komplikasi dari penyakit jantung iskemik yang muncul pada Ny.S!
3. Buatlah diagnosa keperawatan untuk Ny.S sesuai ilustrasi kasus diatas dan lengkapi
denga rencana intervensi keperawatnya.
4. Apa pendidikan kesehatan yang perlu diberikan pada pasien dan keluarga terkait
penyakit Ny.S?
Jawaban
1. Interpretasi EKG : Infark Miokardium
elevasi segmen ST pada II, III ,AvF (EKG II), ST elevasi V2-V4(EKG III)
Inversi Gel T pada III, AvF (EKG III)
Kesimpulan terjadi repolarisasi dini dan hipertropi ventrikel kiri
3. ANALISA DATA
Inisial Nama Pasien: Ny. S. No MR : 081023
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
/
TGL
2/28- DS : perubahan Penurunan
06- Klien menyatakan badan terasa letih volume Curah Jantung
2020 Klien menyatakan kelemahan pada sekuncup,
anggota tubuh sebelah kiri, tidak bisa perubahan
digerakan dan terasa berat, preload,
Klien menyatakan kepalanya terasa berat perubahan
DO : afterload
Elevasi segmen ST pada II, III ,AvF
(EKG II), V2-V4(EKG III)
Inversi Gel T pada III, AvF (EKG III)
Perkusi jantung: pekak A: BJ I dan II (+)
fungsi sistolik menurun, EF 33%.
CK: 300
CKMB: 38,7
Troponin T: 0,61
TD: 105/60 mmHg,
N: 116x/ menit/ Takikardi
,MAP :58
JVP 5+1 cmH2O/ distensi vena jugularis
ECHO: dilatasi LV, global hipokinetik,
MR mild
3 DS : Agen cidera Nyeri akut
P (Paliatif) biologis
Klien menyatakan nyeri dada yang tidak (iskemia)
diketahui penyebabnya
Q (Quality)
Seperti diremas dan berat
R (Regio)
Dada menjalar ke lengan kiri
S (Skala) 6
T (Time)
20 menit,Hilang-timbul, tidak hilang
dengan istirahat
DO :
Pasien tampak meringgis
Klien tampak memegang daerah dada
Tanda-tanda vital :
TD: 105/60 mmHg,
N: 116x/ menit
RR : 20 x/menit
DS : Resiko
Klien menyatakan nyeri dada menjalar ke penurunan
lengan kiri perfusi
jantung
Riwayat hipertensi sejak lebih dari 10
tahun,
Klien menyatakan kontrol tidak teratur
riwayat stroke iskemik tahun 2002
DO :
SGOT: 108, SGPT: 4.
4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
keperawatan
1. Penurunan curah Cardiac pump Cardiac care
jantung b/d respon effectiveness -Evaluasi adanya nyeri dada
fisiologis otot Circulation status (intensitas, durasi,lokasi)
jantung,peningkatan Vital sign status -Catat adanya disritmia jantung
frekuensi,dilatasi, Kriteria hasil: -Catat adanya tanda dan gejala
hipertropi, atau - Tanda vital penurunan cardiac output
peningkatan isi dalam rentang -Monitor status kardiovaskuler
sekuncup normal (TD, -Monitor status pernafasan yang
Nadi, menandakan gagal jantung
respirasi) -Monitor abdomen
- Dapat sebagaiindikator penurunan
mentoleransi perfusi
aktivitas tidak -Monitor balance cairan
ada kelelahan -Monitor adanya perubahan
- Tidak ada tekanan darah
edema paru, -Monitor respon pasien terhadap
perifer, dan efek pengobatan antiaritmia
tidak ada -Atur periode latihan istirahat
acites untuk menghndari kelelahan
- Tidak ada -Monitor toleransi aktivitas pasien
-Monitor adanya dispone patique,
penurunan
takipnoe, takipnoe, ortpnoe
kesadaran
-Anjurkan untuk menurunkan
stress
Vital sign monitoring
-Monitor TD, Nadi,suhu, RR
-Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor Vs saat pasien berbaring,
duduk atau berdiri
-Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
-Monitor TD,nadi,RR,
sebelum,selama,dan setelah
aktivitas
-Monitor kualitas dari nadi
-Monitor adanya pulsus
paradoksus
-Monitor adanya pulsus alterans
-Monitor dan jumlah irama
jantung
-Monitor bunyi jantung
-Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
-Monitor suara paru
-Monitor pola pernafasan
abnormal
-Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
-Monitor sianosis perifer
-Monitor adanya cushing triade
(Tekanan nadi yang
melebar,bradikardi,peningkatan
sistolik)
-Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
NIC
Manajemen sensai perifer
-Monitor adanya daerah yang
tertentu yang peka terhadap panas,
kering, tajam,tumpul
2. -Monitor adanya paretese
-Instruksikan keluarga untuk
perfusi jaringan tidak mengopservasi kulit jika ada isi
efektif b/d NOC: atau laserasi
Menurunnya curah -Circulation status -Gunakan sarung tangan untuk
jantung, hipoksemia -Tissue Perfusion: proteksi
jaringan,asidosis dan Cerebral -Batasi gerakan pada kepala,leher
kemungkinan Kriteria hasil dan punggung
thrombus atau emboli a.Mendemontrasikan -Monitor kemampuan BAB
status sirkulasi yang -Kolaborasi pemberian analgetik
ditandai dengan: -Monitor adanya tromboplebitis
-tekanan systole dan -Diskusikan penyebab perubahan
diastole dalam rentang sensasi
yang diharapkan
-Tidak ada ortostatik
hipertensi
-Tidak ada tanda2
peningkatan intracranial
(tidak lebih dari 15
mmHg)
b.Mendemostrasikan
kemampuan koqnitif
yang ditandai dengan:
-Komunikasi dengan
jelas sesuai kemampuan
-Menunjukkan
perhatian,konsentrasi dan
orientasi
-Memproses informasi
-Membuat keputusan Manajemen asam basa: asidosis
dengan benar respiratorik
c.Menunjukkan sensori -Pertahankan kepatenan jalan
motoric kranial yang nafas
utuh: tingkat kesadaran Rasional:agar dapat memberikan
3. membaik, tidak ada ventilasi yang adekuat
gerakan2 involunter -Monitor ola nafas
Hambatan ventilasi Rasional: untuk memantau status
spontan pernafasan
-Monitor kemungkinan penyebab
Setelah dilakukan sebelum mengkoreksi
tindakan keperawatan ketidakseimbangan asam basa
3x24 jam (lebih efektif untuk mengatasi
masalahhambatan penyebab daripada mengatasi
ventilasi spontan pada ketidakseimbangan)
pasien terjadi Rasional: untuk dapat
peningkatan menyelesaikan masalah hambatan
Status pernafasan: ventilasi secara keseluruhan
ventilasi dengan mencari penyebab utama
1. frekuensi dari hambatan ventilasi spontan
pernafasan dari 2 pada pasien
menjadi 4 (deviasi -Sediakan sungkup oksigen untuk
ringan dari membuat pasien hiperventilasi,
kisaran normal) sesuai kebutuhan
2. irama pernafasan Rasional: memnbantu ventilasi
dari 2 mnjadi 4 pasien lebih baik
3. kedalaman -Monitor kecenderungan pada Ph
inspirasi dari 1 arteri, PACO2 dan HCO3
mendi 3 (deviasi Rasional: untuk mengontrol Ph,
sedang dari PaCO2 dan HCO2 dapat tetap dan
normal) kisaran normal
4. suara perkusi -Hitung perubahan pada PACO2
nafas dari 1 yang diobservasi dan perubahan
menjadi 3 yang diharapkan pada PACO2
5. Volume tidal dari untuk menentukan adanya
1 menjadi 3 perubahan kekacauancampuaran
6. Kapasitas vital asam basa
dari 2 menjadi 4 Rasional: untuk mengetahuai
7. Suara nafas perubahan status asam basa pasien
tambahan1 setelah dilakukan intervensi
,menjadi 3 (dari -Posisikan pasien untuk dapat
sangat berat memfasilitasi ventilasi yang
menjadi cukup) adekuat (misalnya, buka jalan
nafas, meninggikan posisi kepala
ditempat tidur)
Rasional : memabtu dan
mempertahankan pemberian
ventilasi yang maksimal
-Monitor adanya manifestasi
kardiopulmoner terhadap alkalosis
respiratorik (aritmia,penurunan
curah jantung, hierventilasi)
5. Pendidikan kesehatan
1. Anjurkan pasien yang berjenis kelamin laki laki untuk berhenti merokok
2. Berikan informasi kepada keluarga untuk mengontrol diet pasien dirumah
seperti diet rendah garam, bagi yang minum alkohol untuk berhenti minum
alkohol
3. Anjurkan pasien untuk terus melakukan aktifitas fisik tetapi jangan terlalu lelah
4. Anjurkan kepada pasien untuk kontrol ke pelayanan kesehatan dengan
mengontrol tekanan darah
5. Anjurkan kepada pasien untuk tersu patuh minum obat
6. Anjurkan pada pasien untuk mengurangi kecemasan diri dengan melakukan
relaksasi