Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

DENGAN SIROSIS HEPATIS

Oleh:
Wellycia Febriyenti

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
SKENARIO 1

Seorang laki-laki, berusia 57 tahun, dirawat di ruang rawat penyakit dalam dengan keluhan
semakin hari semakin membesar dan bertambah tegang, namun keluhan perut membesar ini
tidak sampai membuat pasien sesak dan kesulitan bernapas. Pasien juga mengeluh nyeri pada
ulu hati sejak 1 bulan namun memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati
dikatakan seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien sepanjang hari. Keluhan
ini dikatakan tidak membaik ataupun memburuk dengan makanan. Keluhan nyeri juga disertai
keluhan mual yang dirasakan hilang timbul namun dirasakan sepanjang hari, dan muntah yang
biasanya terjadi setelah makan. Muntahan berisi makanan atau minuman yang dimakan
sebelumnya, dengan volume kurang lebih 1⁄2 gelas aqua, tapi tidak ada darah. Keluhan mual dan
muntah ini membuat pasien menjadi malas makan (tidak nafsu makan). Pasien juga mengeluh
lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lemas dikatakan dirasakan terus
menerus dan tidak menghilang walaupun pasien telah beristirahat. Keluhan ini dikatakan
dirasakan di seluruh bagian tubuh dan semakin memberat dari hari ke hari hingga akhirnya 6 hari
sebelum masuk rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Selain itu, pasien juga mengeluh adanya bengkak pada kedua kaki sejak 6 minggu sebelum
masuk rumah sakit yang membuat pasien susah berjalan. Bengkak dikatakan tidak berkurang
ataupun bertambah ketika dipakai berjalan ataupun diistirahatkan. Keluhan kaki bengkak ini
tidak disertai rasa nyeri dan kemerahan. Riwayat trauma pada kaki disangkal oleh pasien.

Pasien mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna hitam seperti aspal dengan konsistensi
sedikit lunak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 2 kali per hari dan
volume kira-kira 1⁄2 gelas setiap buang air besar. Buang air kecil dikatakan berwarna seperti teh
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, dengan frekuensi 4-5 kali per hari dan volumenya
kurang lebih 1⁄2 gelas tiap kali kencing. Rasa nyeri ketika buang air kecil disangkal oleh pasien.

Pasien juga mengatakan bahwa kedua matanya berwarna kuning sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Warna kuning ini muncul perlahan-lahan. Riwayat kulit tubuh pasien menguning
disangkal. Selain itu, dikatakan pula bahwa beberapa hari terakhir, pasien merasa gelisah dan
susah tidur di malam hari. Keluhan panas badan, rambut rontok dan gusi berdarah disangkal oleh
pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien dalam sakit sedang, kesadaran
kompos mentis, berat badan 69 kg, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 92x
per menit, laju respirasi 20x per menit, suhu axilla 37 C. Tampak konjunctiva anemis pada
pemeriksaan mata dan ginekomastia pada pemeriksaan thoraks. Dari pemeriksaan abdomen,
pada inspeksi tampak adanya distensi, dari palpasi didapatkan hepar dan lien sulit dievaluasi dan
ada nyeri tekan pada regio epigastrium dan hipokondrium. Dari perkusi abdomen didapatkan
undulasi (+), shifting dullness (+) dan traube space redup. Tampak edema pada kedua
ekstremitas bawah. Dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menunjang diagnosis
pasien ini, didapatkan bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek, SGOT, SGPT, BUN dan
kreatinin pada pasien meningkat, sedangkan albumin rendah. Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV
hasilnya nonreaktif. Dari pemeriksaan USG abdomen didapatkan kesan pengecilan hepar dengan
splenomegali sesuai dengan gambaran sirosis hepatis dan ascites. Dari pemeriksaan
Esophagogastroduodenoscopy didapatkan varises esofagus, perdarahan mucosa bleeding pada
gaster .
Penugasan :

1. Jelaskan patofisiologi terjadinya sirosis hepatis pada pasien diatas (WOC)

Sirosis hepatis disebabkan oleh konsumsi alkohol yang kronis, virus hepatitis B dan C,
intoksitifikasi zat kimia, malnutrisi, gangguan metabolic, dan obstruksi duktus empedu di
ulu hati. mengakibatkan distorsi arsitektur sel hati dan kegagalan fungsi hati. Distorsi
arsitektur hati mengakibatkan obstruksi aliran darah portal ke dalam hepar, karena darah
sukar masuk ke dalam sel hati. Sehingga meningkatkan aliran darah balik vena portal dan
tahanan pada aliran darah portal yang akan menimbulkan hipertensi portal dan terbentuk
pembuluh darah kolateral portal (esofagus, ambung, rektum, umbilikus). Hipertensi
portal meningkatkan tekanan hidrostatik di sirkulasi portal yang akan mengakibatkan
cairan berpindah dari sirkulasi portal ke ruang peritoneum (asites). Penurunan volume
darah ke hati menurunkan inaktivasi aldosteron dan ADH sehingga aldosteron dan ADH
meningkat di dalam serum yang akan meningkatkan retensi natrium dan air, dapat
menyebabkan edema. Kerusakan fungsi hati; terjadi penurunan metabolisme bilirubin
(hiperbilirubin) menimbulkan ikterus dan jaundice.
WOC

Virus Hepatitis B&C alkohol Toksik obat-obatan Gangguan metabolik:DM Malnutrisi

Inflamasi pada hepar

MK: Ggn Nutrisi


Pembentukan jaringan
ikat
Mual muntah

Terjadi fibrosa
Rasa penuh diperut

Distorsi pembuluh
Menekan gaster darah

asites Ggn aliran darah portal

Tekanan hidrostatik Hipertensi Portal

Sirosis Hepatis

Ggn Metabolisme
zat besi
Bilirubin tak Ggn fungsi hati
terkonjugasi
Penurunan sel
v Ggn sintesis Vit.K darah merah

Urin Feses
pekat pucat Faktor pembekuan anemia
darah
kelemahan
MK: Resti
Pendarahan
MK: intoleransi
aktifitas
Ggn Met.Protein

Penurunin albumin

Oedema

MK: kelebihan
Vol.Cairan
2. Kelompokkan riwayat kesehatan pasien

- Riwayat Kesehatan Sekarang

Tn,X masuk ke RS dengan keluhan perut semakin membesar dan bertambah tegang,
Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati sejak 1 bulan dan memberat sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini dikatakan tidak membaik ataupun
memburuk dengan makanan. Keluhan nyeri juga disertai keluhan mual dan muntah
yang biasanya terjadi setelah makan sehingga tidak ada nafsu makan. Pasien juga
mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit dan tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari. pasien juga mengeluh adanya bengkak pada kedua
kaki sejak 6 minggu dan sebelum masuk rumah sakit sehingga membuat pasien susah
berjalan. Pasien mengatakan bahwa BABnya berwarna hitam, BAK nya dikatakan
berwarna seperti the. Pasien juga mengatakan bahwa kedua matanya berwarna kuning
pasien merasa gelisah dan susah tidur di malam hari.

Saat pengkajian:

Saat pengkajian didapatkan data pasien perut pasien membesat dan tegang, pasien
mengeluh nyeri pada ulu hati ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien
sepanjang hari. Keluhan ini dikatakan tidak membaik ataupun memburuk dengan
makanan. Pasien mengatakan merasa mual yang dirasakan hilang timbul namun
dirasakan sepanjang hari, dan muntah yang biasanya terjadi setelah makan. Muntahan
berisi makanan atau minuman yang dimakan sebelumnya, dengan volume kurang
lebih 1⁄2 gelas aqua, tapi tidak ada darah, pasien tidak ada nafsu makan, Pasien juga
mengeluh lemas sejak, Keluhan lemas dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak
menghilang walaupun pasien telah beristirahat. Keluhan ini dikatakan dirasakan di
seluruh bagian tubuh dan pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. adanya
bengkak pada kedua kaki pasien, Bengkak dikatakan tidak berkurang ataupun
bertambah ketika dipakai berjalan ataupun diistirahatkan. Pasien mengatakan bahwa
buang air besarnya berwarna hitam seperti aspal dengan konsistensi sedikit lunak dan
frekuensi 2 kali per hari dan volume kira-kira 1⁄2 gelas setiap buang air besar. Buang
air kecil dikatakan berwarna seperti the dengan frekuensi 4-5 kali per hari dan
volumenya kurang lebih 1⁄2 gelas tiap kali kencing. Pasien juga mengatakan bahwa
kedua matanya berwarna kuning sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. pasien
terlihat gelisah dan mengatakan susah tidur di malam hari, keadaan umum pasien
dalam sakit sedang, kesadaran kompos mentis, berat badan 69 kg, tekanan darah
110/80mmHg, nadi 92x/menit, respirasi 20x per menit, suhu axilla 37 C.

- Riwayat kesehatan Dahulu

Di kasus tidak dijelas kan riwayat kesehatan dahulu pada pasien. Pada riwayat
kesehatan dahulu perlu kita tanyakan adanya riwayat penyakit kuning (hepatitis),
DM, penyakit autoimun, dan riwayat malnutrisi, adanya riwayat penggunaan alcohol
dalam waktu lama, penggunaan obat-obatanyang potensial bersifat hepatoksis,
riwayat mendapatkan tranfusi dan pola makan yang tidak seimbang.

- Riwayat Kesehatan Keluarga

- Di kasus ini juga tidak dijelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga, pada riwayat
kesehatan keluarga ini perlu kita tanyakan adanya riwayat keluarga yang memiliki
penyakit seperti pasien atau keluarga saudara yang memiliki penyakit seperti
Hipertensi, DM, autoimun, dan jantung.

3. Kelompokkan data pengkajian dan pemeriksaan fisik yang ada sesuai dengan pengkajian
medikal bedah (fungsional gordon).

Pengkajian Fungsional Gordon

a. Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan

Pasien mengatakan sebelumnya kalau sakit tidak langsuang dibawa ke RS dlu,


biasanya kalau sakit ditahan dirumah saja kalu sudah terlalu parah baru dibawa
kerumah sakit, nyeri ulu hati yang dirasakan pasien sudah 1bulan yang lalu,
mengeluh lemas sudah 2minggu yang lalu, pasien mengatakan kakinya bengkak
sejak 6minggu yang lalu sebelum masuk RS. pasien mengatakan tidak riwayat
kecelakaan ataupun cidera

b. Nutrisi-Metabolik

Pasien mengatkan tidak ada nafsu makan, nyeri dada dan uluhati sejak 1 bulan
yang lalu, pasien mengatakan mual hilang timbul namun dirasakan setiap hari,
munatah setelah makan, muntahan berisi makanan dan minuman yang dimakan
sebelumnya dengan volumenya kurang lebih ½ gelas aqua dan tidak ada darah.

c. Eliminasi

Pola Defekasi Pola Urinasi


Frekwensi : 2 kali/ hari Frekwensi: 4-5 kali / hari
Konsistensi: lunak Warna : pekat seperti teh
Warna : Kunihitam seperti aspal Banyaknya: ½ gelas aqua setiap kali BAK
Banyaknya : ½ gelas aqua setiap BAB Alat bantu : tidak ada
Stoma : tidak ada

d. Aktifitas –latihan

Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
lemas dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak menghilang walaupun pasien
telah beristirahat. Keluhan ini dikatakan dirasakan di seluruh bagian tubuh dan
semakin memberat dari hari ke hari hingga akhirnya 6 hari sebelum masuk rumah
sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, pasien juga
mengeluh adanya bengkak pada kedua kaki sejak 6 minggu sebelum masuk
rumah sakit yang membuat pasien susah berjalan. Bengkak dikatakan tidak
berkurang ataupun bertambah ketika dipakai berjalan ataupun diistirahatkan.
Keluhan kaki bengkak ini tidak disertai rasa nyeri dan kemerahan. Riwayat
trauma pada kaki disangkal oleh pasien.
e. Istirahat tidur

Pasien mengatakan susah tidur dimalam hari.

f. Kognitif- perceptual

Mata pasien berwarna kuning sejak satu bulan yang lalu sebelum masuk RS,
warna kuning muncul perlahan-lahan,

Pasien mengatakan nyeri pada dada dan ulu hati, Nyeri ulu hati dikatakan seperti
ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien sepanjang hari. Keluhan
ini dikatakan tidak membaik ataupun memburuk dengan makanan. Keluhan nyeri
juga disertai keluhan mual yang dirasakan hilang timbul namun dirasakan
sepanjang hari, dan muntah yang biasanya terjadi setelah makan. Pasien juga
mengatakan nyeri pada kaki yang bengkak.

g. Persepsi diri-konsep diri

Tidak ada dijelaskan di kasus

h. Peran-hubungan

Tidak ada dijelaskan di kasus

i. Seksual reproduksi

Tidak dijelaskan dikasus

j. Koping- toleransi stress

Tidak dijelaskan dikasus

k. Nilai-Kepercayaan

Tidak dijelaskan dikasus


4. Buatlah Analisa data dan rumuskan diagnosa keperawatan pada kasus

ANALISA DATA
Inisial Nama Pasien: Tn.N No MR:000456

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


/
TGL

1 Ds: Gangguan mekanisme Kelebihan volume


- Pasien mengatakan regulasi cairan
bengkak dikedua kakinya
- Bengkak pada kaki tidak
berkurang ataupun
bertambah ketika berjalan
ataupun istirahat
- Pasien mengatakan Kaki
nya terasa nyeri
- Pasien mengatakan
perutnya semakin
membesar dan terasa
tegang

Do:
- Kedua tungkai pasien
oedema
- Nyeri tekan pada tungkai
pasien dan kemerahan
- Pasien terlihat gelisah
- pada inspeksi abdomen
tampak adanya distensi
- palpasi abdomen didapatkan
hepar dan lien sulit dievaluasi
- ada nyeri tekan pada regio
epigastrium dan
hipokondrium
- perkusi abdomen didapatkan
undulasi (+), shifting
dullness (+) dan traube space
redup
- bilirubin total
- bilirubin direk
- bilirubin indirek
- SGOT
- SGPT
- BUN
- kreatinin pada pasien
meningkat,
- pemeriksaan USG abdomen
didapatkan kesan pengecilan
hepar dengan splenomegali
2 Ds : Intake yang tidak adekuat
Ketidak
seimbangan nutrisi
- Pasien mengeluh nyeri ulu hati yang di tandai dengan
kurang dari
- Pasien mengekuh mual hilang mual dan muntah.
timbul namun dirasakan kebutuhan tubuh
sepanjang hari
- Pasien mengatakan muntah
setelah makan
- Pasien mengatakan tidak ada
nafsu makan
- Pasien mengatkan badan terasa
lemas dan tidak hilang
walaupun sudah istirahat
-

Do:
- Pasien mersakan nyeri ulu hati
saat di palpasi
- Pasien muntah berisi makanan
dan minuman yang
sebelumnya dimakan dengan
volume ½ gelas aqua
- Pasien terlihat lemah dan
gelisah
- Konjungtiva anemis
3 Ds: Gangguan fungsi hati Resiko perdarahan
- Pasien mengatakan BAB
berwarna hitam seperti aspal
- Pasien mengatakan BAK
berwarna the

Do:
- BAB pasien berwarna hitam
seperti aspal
- Urin pasien berwarna pekat
seperti teh
- Dari pemeriksaan
Esophagogastroduodenoscopy
didapatkan varises esofagus,
perdarahan mucosa bleeding
pada gaster .
- Konjungtiva anemis

5. Rumuskan NOC, dan rencana tindakan keperawatan disertai intervensi keparawatan


untuk setiap diagnosa keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Kelebihan volume cairan b/d NOC NIC
gangguan mekanisme regulasi - Electrolit and acid base Fluid management
balance 1. Pertahankan
- Fluid balance catatan intake dan
Batasan karakteristik - Hydration output yang akurat
1. Anasarka 2. Pasang urin kateter
2. Edema Kriteria Hasil: jika diperlukan
3. Azotemia 1. Terbebas dari edema , 3. Monitor hasil Hb
4. Gelisah efusi, anasarka yang sesuai dengan
5. Hepatomegaly 2. Terbebas dari asites retensi cairan
6. penurunan hemoglobin 3. Terbebas dari distensi (BUN, Hmt,
7. perubahab berat jenis vena jugularis, reflek osmolalitas urin)
urin hepatojugular (+) 4. Monitor status
4. Memelihara tekanan hemodinamik
vena sentral, tekanan termasuk
kapiler paru, output CVP,MAP, PAP
jantung dan vital sign dan PCWP
dalam batas normal 5. Monitor vital sign
5. Terbebas dan kelelahan, 6. Montor indikasi
kecemasan atau retensi / kelebihan
kebingungan cairan (cracles,
6. Terbebas dari pusing CVP, edema,
7. Menjelaskan indikator distensi vena leher,
kelebihan cairan asites)
7. Kaji lokasi dan
luas edema
8. Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori
9. Monitor status
nutrisi
10. Kolaborasi
pemberian diuretik
sesuai interuksi
11. Batasi masukan
cairan pada
keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na <
130 mEq/l
12. Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk

Fluid Monitoring
1.
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
2.
faktor resiko dan
ketidakseimbangan
cairan (Hipertermia,
terapi diuretik,
kelainan renal, gagal
jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll)
3.
BP, HR, dan RR
4.
elektrolit urine
5.
osmilalitas urine
6.
orthostatik dan
perubahan irama
jantung
7.
hemodinamik infasif
8.
intake dan output
9.
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
10.
gejala dari odema

Ketidak seimbangan nutrisi Status nutrisi Manajemen nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh asupan makanan dan cairan 1. Tentukan status gizi
b/d intake yang tidak adekuat Batasan karakteristik: pasien
yang ditandai dengan mual
1. Asupan makanan secara 2. Identifikasi alergi dan
dan muntah oral adekuat intoleransi terhadap
2. Asupan cairan secara oral makanan
adekuat 3. Atur diit yang
3. Asupan cairan IV adekuat diperlukan
4. Asupan nutrisi parenteral 4. Beri obat-obatan
adekuat sebelum makan seperti
5. Tidak ada mual dan antiemeik
muntah 5. Anjurkan diit pasien
Nafsu makaan sesuai kebutuhan
1. Peningkatan keinginan 6. Monitor kalori dan
untuk makan asupan nutrisi
2. Peningkatan rangsangan Monitor nutrisi
untuk makan 1. Timbang berat badan
3. Intake makanan adekuat pasien
2. Identifikasi adanya
penurunan berat badan
3. Monitor turgor kulit
4. Monitor adanya mual
muntah
5. Identifikasi perubahan
nafsu makan
6. Monitor pucat pada
konjungtiva
7. Lakukan kemampuan
menelan
8. Tentukan faktor yang
mempengaruhi nutrisi

Risiko perdarahan NOC NIC


berhubungan dengan 1. Fungsi Liver: Pencegahan perdarahan
gangguan fungsi hati a. Nafsu makan tidka 1. Monitor ketat
resiko terjadinya
terganggu
perdarahan
b. Warna feses normal 2. Monitor komponen
c. Albumin globulin koagulasi darah
dalam bats normal 3. Monitor TTV
d. SGOT dan SGPT 4. Pertahankan pasien
normal untuk tirah baring
e. Icterus tidak ada 5. Gunakan sikat gigi
yang lembut
f. Asites tidak ada
6. Instruksikan pasien
g. Anoreksia tidak ada dan keluarga untuk
h. Nyeri abdomen tida
ada memonitor
i. Tidur tidak terganggu pendarahan
7. Berikan obat anti
perdarahan,
tidakan kolaboratif
8. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkann
asupan yang kaya
Vitamin K

Anda mungkin juga menyukai