OLEH :
YULIA RAHMI
NIM : 1614401034
OLEH :
YULIA RAHMI
NIM : 1614401034
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Program Studi DIII Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah, Laporan Studi Kasus Juni 2019
YULIA RAHMI
1614401034
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN POST PARTUM DI
RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI TAHUN 2019.
V BAB + 146 Halaman + 8 Tabel + 4 Gambar + 6 Lampiran
Abstrak
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu. Sectio caesarea adalah tindakan operasi yang paling
konvervasif. Indikasi tindakan operasi obstetric di pertimbangkan dengan melihat
adanya indikasi pada ibu, indikasi pada janin, indikasi prifilaks dan indikasi vital. Salah
satu indikasi dilakukan tindakan sectio caesarea adalah ketuban pecah dini , ketuban
pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22
minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. Bedasarkan data klien
post sectio caesarea di RSUD Dr. Achmad Mocthar Bukittinggi dari bulan januari
sampai juni 2019 yaitu sebanyak 24 orang atas indikasi ketuban pecah dini. Tujuan
Karya tulis ilmiah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan yang tepat bagi
klien dengan tindakan sectio caesarea atas ketuban pecah dini. Penulis karya tulis ilmiah
ini menggunakan metode pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Hasil laporan kasus
ditemukan pada data Ny. M telah memunculkan beberapa diagnosa diantaranya infeksi
berhubungan dengan efek prosedur invasif masalah teratasi sebagian dengan
melakukan pencegahan infeksi dan perawatan luka, ansietas berhubungan dengan
hubungan orang tua-anak tidak memuaskan masalah teratasi sebagian dengan
melakukan reduksi ansietas dan terapi relaksasi dan defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi masalah teratasi dengan memberikan edukasi
kesehatan tentang perawatan payudara, dan kontrasepsi.
YULIA RAHMI
1614401034
URSING CARE IN NY. M WITH POST PARTUM IN THE INAP KEBIDANAN
SPACE ROOM Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI IN 2019.
V CHAPTER + 146 Pages + 8 Tables + 4 Images + 6 Attachments
Abstract
Post partum is the period after childbirth can also be called the puerperium period,
which is the period after childbirth which is needed to recover the uterus for a period of
6 weeks. Sectio caesarea is the most convervasive surgery. Indications for the action of
obstetric surgery are considered by looking at indications of the mother, indications of
the fetus, indications of prickles and vital indications. One indication of sectio caesarea
is premature rupture of the membranes, premature rupture of the membranes is the
discharge of water from the vagina after pregnancy aged 22 weeks before labor takes
place and can occur in preterm pregnancy before 37 weeks of pregnancy or term
pregnancy. Based on the post sectio caesarea client data at Dr. Achmad Mocthar
Bukittinggi from January to June 2019 which is as many as 24 people for the indication
of premature rupture of membranes. Purpose Scientific writing to find out the
description of appropriate nursing care for clients with sectio caesarea action on
premature rupture of membranes. The authors of scientific papers use the method of
physical examination and documentation study. The results of case reports are found in
Ny's data. M has raised several diagnoses including infections associated with the
effects of invasive procedures. The problem is partially resolved by doing infection
prevention and wound care, anxiety related to parent-child relationships is not
satisfactory, the problem is partially overcome by reducing anxiety and
relaxation therapy and knowledge deficits associated with less exposure problem
information is resolved by providing health education about breast care, and
contraception.
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis Laporan Studi Kasus ini dapat terselesaikan.
Laporan Studi Kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Perintis Padang tahun 2019 dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan
Post Partum di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi Muhammad SAW,
semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman seperjuangan mendapatkan
Penulis Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan, dorongan, motivasi,
bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan orang yang berada disekitar
i
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed selaku Ketua STIKes Perintis Padang.
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
dan sekaligus penguji 1 Ujian Akhir Prodi DIII Keperawatan STIKes Perintis
Padang.
3. Bapak Dr. Khairul Said, Sp. M selaku direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan studi kasus ini, beserta
staf yang telah memberi izin dalam pengambilan data yang penulis butuhkan.
5. Ns. Yessi Andriani, M.Kep, Sp. Kep. Mat selaku pembimbing 1 yang telah
7. Khususnya kepada kedua orang tua ku tercinta serta seluruh keluarga atas jerih
payah, curahan kasih sayang, bantuan moral maupun material serta Do’a yang
tulus dan ikhlas bagi kesuksesan penulis selama menjalani pendidikan di STIKes
Perintis Padang.
Padang Prodi DIII Keperawatan yang telah memberi masukan dan dukungan
kepada penulis
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini jauh dari kesempurnaan, hal ini
penulis. Untuk itu penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi kita
semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua, Amin
Ya Rabbal Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Manfaat..............................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................................144
5.2 Saran..................................................................................................................146
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
Post partum adalah masa setelah 6 minggu persalinan yang sering disebut
dengan masa nifas atau masa memelukan pulihnya alat kandungan (reproduksi)
seperti sebelum hamil. Atau post partum adalah masa setelah 6 minggu sejak
janin telah dilahirkan sampai reproduksi kembali seperti sebelum hamil. (Bobak,
2010).
Sectio Caesarea atau bedah sesar adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan
untuk mengeluarkan bayi melalui penyapan pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh atau tanpa adanya kekurangan
serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2015). Indikasi medis
dilakukannya operasi sectio caesarea ada dua faktor yang menyebakan harus
dlakukannya operasi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor dari janin meliputi
: bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman gawat janin, janin abnormal,
faktor plasenta, kelainan tali pusat dan bayi kembar. Sedangkan faktor ibu terdiri
atas usia, jumlah anak yang dilahirkan, keadaan panggul, penghambat jalan
lahir, kelainan kontraksi lahir, ketuban pecah dini (KPD), dan pre eklampsia
(Hutabalian, 2011).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya atau rupturnya selaput amnion sebelum
1
normal 8-10 % perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini,
tindakan Sectio Caesarea di sebuah Negara adalah sekitar 5-15% per 1000
Sakit swasta bisa lebih dari 30% (Gibbons, 2014). Peningkatan persalinan
ibu. Dengan kata lain 1.400 ibu yang meninggal lebih dari satu tahun
karena kehamilan berkisar 50.000 ibu yang meninggal pada saat persalinan dan
nifas.
Bedasarkan rekam medik Ruang Rawat Inap Kebidananan RSUD Dr. Ahcmad
Mochtar Bukittinggi jumlah pasien post partum dari bulan Januari sampai Juni
2019 ditemukan sebanyak 357 orang. Dan dilihat dari operasi Sectio Ceasarea
khususnya atas indikasi Ketuban Pecah Dini dari bulan Januari sampai Juni 2019
tahapan, yaitu fase hemostasis, fase inflammatory, fase proliferatif dan fase
remodeling jaringan. Selain empat fase penyembuhan luka tersebut, terdapat dua
faktor yang mempengaruhi proses pulihnya luka operasi, yaitu faktor lokal dan
faktor sistemik. Adapun untuk factor lokal penyembuhan luka, yaitu oksigenasi,
infeksi, benda asing dan venous sufficiency. Sedangkan faktor sistemik, yaitu
usia, jenis kelamin, hormone kelamin, stress, iskemia, adanya suatu penyakit
misalnya diabetes, obesitas, obat-obatan misalnya seperti glukokortikoid steroid,
Dipietro, 2010). Jika kadar oksigen dalam tubuh tidak adekuat, maka proses
pulihnya luka operasi akan kurang efektif karena tubuh mengalami penurunan
kapasitas oksigen yang diangkut oleh darah dan tidak bisa untuk membuat sel-
sel tubuh yang baru. Kadar hemoglobin normal ibu hamil sebesar >11 g/dl. Pada
saat post partum, kadar hemoglobin minimal sebesar 10 g/dl. Jika kadar
akan mengganggu sirkulasi oksigen yang disebabkan oleh uapan pada kondisi
Kadar hemoglobin dan oksigen dalam tubuh mempunyai peran terpenting dalam
sistem sirkulasi atau peredaran dalam tubuh. Jika kadar hemoglobin dan oksigen
turun pada saat pembedahan, maka jaringan kulit tidak akan segera menyatu
Pulihnya luka Sectio Caesarea sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen dan
nutrisi di dalam yang dapat dilihat melalui pemeriksaan kadar hemoglobin ibu
luka sangat perlu untuk diperhatikan karena banyaknya angka persalinan Sectio
Post Sectio Caesarea Hari Ke 4 atas Indikasi Ketuban Pecah Dini 12 Jam di
Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun
2019”.
dengan ilmu dan keterampilan yang terus dipenuhi serta di jadikan bahan
diskusi bagi petugas di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad
3. Ilmu Keperawatan
untuk pasien dengan post operasi sectio caesarea atas indikasi Ketuban
Pecah Dini.
4. Intitusi Pendidikan
Keperawatan Maternitas.
5. Bagi Klien
Sebagai bukti tertulis yang menunjukan bahwa klien telah menerima asuhan
yang dialaminya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6 minggu atau masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
keadaan sebelum hamil yang dimulai setelah plasenta lahir. (Eny Retna
Ambarwati 2009:1).
seperti semula sebelum hamil. Involusi uterus dan proses laktasi adalah
dua kejadian yang di jumpai penting dari purperium. (Mac Donald, Gant,
Cunningham, 1995:281).
minggu atau masa setelah melahirkan dapat juga disebut masa nifas
keadaan semula seperti sebelum hamil yaitu masa 6 minggu sejak bayi
dilahirkan. (Bobak,2010).
Jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat
satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam
Partus spontan adalah proses keluarnya janin dengan ketentuan ibu atau
tanpa anjuran dari obat-obatan yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
sebelum hamil atau prahamil dan pada masa itu maka akan ditemukan
(Mohtar, 1998).
wanita :
1. Mons Pubis
2. Labia Mayora
3. Labia Minora
tipis.
4. Klitoris
Merupakan salah satu adanya seperti tonjolan kecil jaringan pada titik
5. Vestibulum
6. Perinium
Fungsi vagina :
melahirkan
8. Uterus
fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Sebagai tempat janin
a. Fundus uteri
b. Korpus uteri
sampai matur.
9. Tuba Fallopi
Berada pada uterus dan melekat dari kornu uteri ke arah dinding
10. Ovarium
sirkulasi rahim, adanya tekanan pada saraf dan nutrisi. Namun penyebab
rahim.
5. Induksi Partus
1) Involusi Uterus
seperti semula atau seperti sebelum hamil atau pulihnaya uterus dan
menimbulkan rasa sakit atau mual yang disebut after pain post
2) Kontraksi Uterus
lahir dapat berhenti setelah 1-2 jam post partum,rasa sakit menurun
uteri.
3) After Pain
uterus. Adanya bekas dari sisa-sisa plasenta pada cavum uteri, dan
bekuan darah (stoll cell) dalam cavum uteri after pain akan
meningkat.
4) Endometrium
Pada bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa ada di bagian atas
lochea, maka terjadi lepasnya plasenta dan selaput janin dari dinding
rahim terjadi pada stratum spunglosum. Epitelisasi endometrium
5) Ovarium
6) Lochea
a) Lochea Rubra
b) Lochea Sanguinolenta
Berwarna agak kuning cair dan tidak berdarah lagi. Terjadi pada
d) Lochea Alba
akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Pada
minggu ke-3 post partum dan tonus otot kembali seperti biasa untuk
Diregang begitu lama karena Hari pertama post partum dinding perut
melipat dan longgar. (Pelebaran otot rectus atau perut) akibat janin
yang terlalu besar atau bayi kembar terjadi setelah 2-3 minggu atau
janin yang terlalu besar terdapat melipat striae dinding perut akan
kembali kuat.
13) Laktasi
kolostrum. Bayi yang lahir sehat dianjurkan kalau tidak ada kontra
Suhu pada post partum dapat mencapai 38°C dan normal kembali
15) Nadi
Biasanya nadi akan turun pada masa, penurunan ini akibat dari
mmHg.
17) Hormon
akan meningkat.
2.1.5 Tahapan Post Partum
1. Purperium Dini
2. Purperium Intermedial
3. Remote Purperium
Dalam masa ini semua organ-organ kandungan akan pulih dan akan
otot-otot uretus akan terjepit. Setelah plasenta lahir proses ini akan bisa
itu ada berbentuk permukaan kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari lebihan dari sel desidua basalis
fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertus setelah janin lahir
(2009:3).
Perdarahan post partum adalah perdarahan pada kala akhir lebih dari
lahir
bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan
1) Atonia uteri
2) Retensi plasenta
5) Rupture uteri
6) Penyakit darah
proses persalinan dan juga dari alat-alat tidak steril yang digunakan
lain adalah :
persalinan bahkan ada yang berasal dari orang lain sehingga dapat
2) Staphylococcus aureus
3) Escherichia Coli
Kuman ini biasanya berasal dari kandung kemih dan rektum yang
endometriurn.
4) Clostridium Welchii
taking in dengan post partum blues disebut maternity blues atau baby
oksidase.
persalinan.
Dkk, 2009
1. Fase Taking In
hari pertama sampai hari kedua setelah proes persalinan. Pada fase
ini kelelahan pada ibu membuat ibu untuk lebih sering istirahat yang
tujuan untuk menghindari gangguan pola tidur pada si ibu dan pada
ini.
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
taking hold, tingkat khawatir ibu sangat tinggi terutama pada kondisi
bayinya, dan pada fase ini ibu juga sangat sensitive sehingga mudah
3. Fase Letting Go
Pada fase ini ibu sudah bisa untuk menyesuaikan diri dengan
bayinya dan pada fase ini adalah keinginan ibu untuk merawat
bayinya sangat tinggi. Fase ini merupakan fase menerima tanggung
melahirkan.
melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk
dilakukan dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
atas 500 gram dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
dinding rahim untuk mengeluarkan janin dari rongga pada organ rahim
(Angraini, 2008). Sectio Caesarea adalah janin dilahirkan melalui perut
dan dinding perut serta dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan
janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan.
(Harnawatiaj, 2008).
secara vertical atau mediana dari kulit sampai fasia pada dinding perut
2002)
a. Kulit
1. Lapisan Epidermis
Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan sel yang rapat.
2. Lapisan Dermis
3. Lapisan Subkutan
b. Fasia
dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa. Fasia
dan perut dalam fasia membentang dari bagian atas paha bagian atas
perut.
atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu di silang oleh beberapa
pita fibrosa dan berada di dalam selubung. Linea alba adalah pita
dinding abdomen.
indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000
gram.
tulang panggul ibu tidak sama dengan ukuran pada bagian lingkar
kepala janin yang bisa berakibat ibu tidak bisa melahirkan secara
akan dilewati oleh janin ketika akan melahirkan secara normal dan
yang merupakan jalan yang akan dilewati oleh janin ketika akan lahir
sangatlah penting.
tertentu. Selain itu, bayi kembar pun juga pernah ditemukan letaknya
mengalami sungsang.
tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan
ibu sulit bernafas merupakan gangguan yang dapat terjadi pada jalan
lahir.
2) Presentasi Muka
b. Letak Sungsang
2009).
abdomen
4. Pada saat memeriksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering.
1. Elektroensefalogram (EEG)
2. Pemindai CT
darah ke otak.
5. Uji Laboraturium
c. Panel elektrolit
e. AGD
nya. Air-air yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban
mungkin juga urine atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil
kuning.
cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju,
tidak bisa lahir secara normal. Maka dari itu mengakibatkan haru
klien akan merasa takut terjadinya infeksipada luka jahitan operasi dan
bayinya.
insisi yang ditutup akibat luka post operasi apabila tidak dirawat dengan
baik.
“ 2.2.6 WOC SECTIO CAESAREA “
Indikasi Janin : Gawat janin, Letak Lintang Janin, Presentasi Bokong dan Janin Besar
Indikasi Ibu : CPD, KPD, Plasenta Previa, Tumor Jalan Lahir,
Preeklamsia, partus tidak Maju dan Partus Lama
SECTIO CAESAREA
39
38
2.2.7 Penatalaksanaan Sectio Caesarea
hanya untuk naikturun tempat tidur. Namun pada hari kedua klien
sudah dianjurkan untuk bisa berjalan dengan bantuan. Pada hari ke-
operasi.
39
2.2.8 Komplikasi Sectio Caesarea
Wiknjosastro (2002) :
1. Infeksi Puerperal
2. Perdarahan
Jika cabang arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri
berikutnya.
mengurangi atau mencegah terjadinya masalah baru atau menugaskan orang lain
Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea, data yang dapat diperoleh
adalah :
1. Identitas atau Biodata Klien
ditemukan keluhan klien bahwa seperti keluar aia-air dari jalan lahir
3. Riwayat kesehatan
atau penyakit yang sedang dialami saat ini. Biasanya klien takut
bergerak karena takut terjadi infeksi pada bekas luka post SC dan
(Ambarwati 2008).
2008).
d. Genogram
2008).
4. Riwayat Mentruasi
Biasanya dikaji usia pertama haid, siklus haid, lama haid, berapa kali
5. Riwayat Kehamilan
6. Riwayat Persalinan
8. Pemeriksaan Umum
a. Tingkat Kesadaran
Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a. Rambut
pada klien.
b. Mata
mata klien.
c. Hidung
e. Telinga
tidak ada oedema, tidak ada lesi dan fungsi pendengaran baik,
2) Leher
Biasanya leher tampak tidak ada oedema atau tidak, ada lesi atau
tidak dan apakah ada ditemukan getah bening, kelenjer tyroid saat
a. Payudara
saat bayi lahir hanya ASI pekat atau kolostrum dapat keluar
ibu jari atau telunjuk, lalu tekan sekitar 1 inci di belakang puting
atau juga bisa dengan cara tekan bagian kulit yang bewarna
bayi).
b. Paru-paru
abnormal).
c. Jantung
ada pembengkakkan
abnormal).
d. Abdomen
dipuasakan
P : Tympani
Palpasi Pada Abdomen (Yaitu Melihat Tinggi Fundus Uteri)
b. Fundus Uteri
(Miometrium)
Lembut/ Lunak
4) Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
tidak ada luka, tidak ada kelemahan ( Kecuali pada klien yang ada
b. Ekstremitas Bawah
luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelemahan dan apakah
Homan Signs adalah : Letakan satu tangan pada lutut ibu lakukan
tekanan ringan agar lutut lurus, bila ibu merasakan nyeri pada
5) Genetalia
Biasanya genetalia klien tampak ada keluar lochea dan biasanya klien
memantau warna dan jumlah cairan urine yang keluar, dan kateter
akan dilepas 24 jam post partum atau saat klien tidak lagi terpasang
b. Perinium
1. Redness (Kemerahan)
2. Edema (Bengkak)
6) Integument
gravidarum, turgor kulit bagus/ jelek dan apakah ada/ tidak oedema,
makan.
b. Pola Eleminasi
Pada saat ini perlu di kaji warna urine, jumlah dan bau urine. Pada
nyeri luka post SC makan akan terjadi perubahan pada pola istirahat
dan tidur.
Biasanya klien post SC akan dilakukan skin test antibiotik tujuan untuk
melihat apakah klien ada alergi obat atau tidak, jika tidak ditemukan
ada alergi obat makan terapi akan dilanjutkan sesuai dengan dosis
2008) :
a. Fase taking in adalah fase ini berlangsung pad 2 kali 24 jam setelah
b. Fase taking hold adalah fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa untuk tidak mampu
melahirkan.
a. Perawatan Bayi
b. ASI Ekslusif
c. Perawatan Payudara
payudara.
d. Teknik Menyusui
memberikan rasa nyaman nyeri dan obat yang mengandung zat besi yang
Memuaskan.
6. Defisit perawatan diri Berhubungan Dengan tidak mampu berhias
secara mandiri
informasi.
2.3.3 Intervensi Keperawatan Teoritis Sectio Seceara
56
Kalaborasi
1. Kalaborasi pemberian analgetik
Pemberian Analgesik
Observasi
1. Identifikasi riwayat alergi obat
2. Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
Terapeutik
1. Tetapkan target efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan respons
klien
Edukasi
1. Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kalaborasi
1. Kalaborasi pemberian dosis dan
jenis analgesik sesuai indikasi
Pemantauan Nyeri
Observasi
1. Identifikasi faktor pencetus dan
pereda nyeri
2. Monitor lokasi dan
penyebaran nyeri
Terapeutik
1. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Manajemen Nutrisi
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
Terapeutik
1. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah kontipasi
Edukasi
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kalaborasi
1. Kalaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan jika perlu
Perawatan Luka
Observasi
1. Monitor karakteristik luka
2. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
1. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksik
2. Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan prosedurperawatan luka
secara mandiri
Kalaborasi
1. Kalaborasi pemberian antibiotik
3 Tanggal Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ambulasi
keperawatan selama 1x24 Observasi
Perencanaan Berhubungan Dengan post SC
diharapkan pergerakan 1. Identifikasi adanya nyeri atau
Intervensi
ekstremitas meningkat keluhan fisik lainnya
Keperawatan Kriteria Hasil : 2. Monitor kondisi umum selama
Keseimbangan melakukan ambulasi
meningkat Terapeutik
Pergerakan 1. Libatkan keluarga untuk membantu
sendi meningkat pasien dalam meningkatkan
Toleransi aktivitas ambulasi
meningkat Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
2. Anjurkan ambulasi dini
Dukungan Mobilisasi
Observasi
1. Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik
2. Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu
2. Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Pemantauan Nutrisi
Observasi
1. Identifikasi faktor yang
mempengaruhi asupan gizi
2. Monitor mual dan muntah
Terapeutik
1. Ukur antropometrik komposisi
tubuh
2. Hitung interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi klien
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Terapi Relaksasi
Observasi
1. Identifikasi teknik reksasi yang
pernah efektif digunakan
2. Monitor respon terhadap terapi
reksasi
Terapeutik
1. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lainnya
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis teknik relaksasi
6 Tanggal Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan tindakan Dukungan Perawatan Diri
keperawatan selama 1x24 Observasi
Perencanaan Berhubungan Dengan tidak
diharapkan kemampuan 1. Monitor tingkat kemandirian
Intervensi mampu berhias secara mandiri
prilaku meningkatan 2. Identifikasi kebutuhan alat bantu
Keperawatan kesehatan meningkat kebersihan diri
Kriteria Hasil : Terapeutik
Perawatan diri 1. Sediakan lingkungan yang
meningkat terapeutik
Mobilitas fisik 2. Dampingi dalam melakukan
meningkat perawatan diri sampai mandiri
Edukasi
1. Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
Perawatan Rambut
Observasi
1. Identifikasi kondisi rambut klien
2. Monitor kerontokan rambut klien
Terapeutik
1. Siapkan peralatan fasilitas yang ada
Edukasi
1. Jelaskan prosedur dan tujuan
perawatan rambut
( Tabel 2.3.3 Intervensi Keperawatan Teoriti, Sumber : SDKI, SLKI, SIKI 2018
2.3.4 Implementasi
di butuhkan oleh klien pada saat itu Semua tindakan harus dicatat secara
lengkap dan adekuat karena hal demikian meruoakan suatu proses dalam
sebagi alat yang dapat digunakan sebagai komunikasi tertulis oleh antar
2.3.4 Evaluasi
69
2.4 Konsep Luka Post Sectio Caesaria
Suddart, 2001).
akibat dari operasi yang dilakukan pada dinding perut. (Brunner dan
Suddart, 2001).
2.4.2 Klasifikasi Jenis Luka Sectio Caesarea
secara baik dan parut pada uterus umumnya kuat sehingga bahaya
2.4.3 Penyulit yang Biasa Terjadi pada Tindakan Operasi Sectio Caesarea
1. Pada Ibu
a. Infeksi Purperalis
Ketuban pecah dini resikonya lebih besar dari pada pasien yang
b. Perdarahan
Jika cabang arteri uterina ikut terbuka atau karena uterina uteri
tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk medan sering kali
1. Hematoma
luka. Jika bekuan kecil, maka akan terserap dan tidak harus ditangani.
2. Infeksi
sudah mendalam.
Gangguan insisi atau luka bedah dan eviserasi adalah penonjolan isi
jahitan yang lepas, infeksi dan yang lebih sering lagi karena batuk
jaringan yang rusak dan sel mati melepaskan histamine dan mediator
mukopolisakarida.
pada pinggir luka dan sisa- sisa folikel membelah dan mulai
Terjadi pada luka yang dalam yang belum dijahit atau terlepas dan
1. Faktor Luka
a. Kontaminasi Luka
dan oksigen.
b. Edema
c. Hemoragi
harus disingkirkan.
2. Faktor Umum
a. Usia
b. Nutrisi
d. Medikasi
3. Faktor lokal
a. Sifat injuri
Bentuk luka, Kedalaman luka dan luas jaringan yang rusak bisa
b. Adanya infeksi
c. Lingkungan setempat
1. Teknik Aseptik
dulu. Tangan ahli bedah ditutupi dengan sarung tangan karet dan
harus dibersihkan dari bakteri (Van Way III dan Buerk, 1990).
2. Mensucihamakan Kulit
a. Yodium
b. Yodofor
c. Alkohol
d. Merkuri
bukan bakterisit.
e. Chlorhexidine Gluconate
iritasi.
f. Providon Iodin
mulai dari tengah dan bekerja ke arah luar. Pada luka yang
Luka perlu ditutup dengan kasa steril, sehingga sisa darah dapat diserap
selagi dikamar bedah dan biasanya tidak perlu diganti sampai diangkat
diatas kasa, barulah diganti dengan kasa steril. Pada saat mengganti kasa
yang lama perlu diperhatikan teknik asepsis supaya tidak terjadi infeksi.
Jahitan luka dibuka setengahnya pada hari kelima dan sisanya dibuka
Sectio Caesarea
dan insulin intra vena untuk mengelola periode pra dan intra bedah
resilko intra uterin pasca bedah dan infeksi luka menurut Diamond
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Umur : 27 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Sumatera Barat
No MR 522398
Jam
Penanggung Jawab
Nama : Tn. E
Umur : 31 Tahun
Sumatera Barat
Mochtar Bukittinggi pada hari sabtu tanggal 15 Juni 2019 jam 14.00
sudah membaik yaitu klien sudah bisa berjalan sendiri, namun klien
bagus untuk klien post SC. Hasil pengkajian TTV Tekanan Darah :
120/ 70 mmHg, Nadi : 80x/ menit, Pernafasan : 20x/ menit dan Suhu
: 36,5° C.
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit lain dan tidak pernah
4. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Serumah
6. Riwayat Kehamilan
Kehamilan : Ke 1 (Satu)
7. Riwayat Persalinan
Persalinan : Ke 1 (Satu)
Jenis Persalinan : SC
Suhu : 35.8º C
Panjang Badan : 49 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar Dada : 29 cm
Lingkar Perut : 28 cm
Simpisis Kaki : 20 cm
9. Rencana Kontrasepsi
GCS :E:4
V :5 15
M :6
BB : 50 kg
TB : 150 cm
P : 20x/ menit
N : 80x/ menit
S : 36,5º C
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Rambut
b. Mata
c. Hidung
sekret, tidak ada pembengkakan, tidak ada luka, tidak ada polip
e. Telinga
baik.
f. Leher
Leher tampak tidak ada oedema, tidak ada lesi, tidak ada getah
2. Thorak
a. Payudara
b. Paru-paru
d. Abdomen
pusat
P : Tympani
adalah 2 cm (normal)”.
2) Fundus Uteri
(Miometrium)
a. Ekstremitas Atas
b. Ekstremitas Bawah
ada luka, tidak ada sakit saat di tekan, tidak ada kelemahan dan
4. Genetalia
a. Lochea
Jenis : Sanguinolenta
Bau : Amis
Konsistensi : Cair
b. Perinium
Perinium klien tampak bersih, utuh, tidak ada robek, tidak luka
Reeda Signs :
5. Integument
1 Nutrisi
Makan
pauk+sayur
Minum
2 Eliminasi
BAB
ke 4 post SC)
konsumsi sayur
BAK
menyulitkan tidur
4 Personal Hygiene
Klien dan keluarga merasa senang dan bahagia atas kelahiran anak
pertama dari Ny. M, namun klien merasa sedih karena terpisah ruang
fase ini klien mengatakan 2 hari ini sudah menyusui bayinya dan
walaupun itu hanya bisa dilakukan sebentar karena bayi masih dirawat di
pada tanggal 12 Juni 2019, psikologis klien berada pada fase adaptasi
Taking Hold atau masa kekhawatiran ibu tingkat tinggi dalam perawatan
bayinya. Dan pada tahap ini ibu akan ajarkan bagaimana cara perawatan
kesehatan lainnya.
Klien merupakan seorang ibu Rumah Tangga, suami klien hanya bekerja
dapat dari penghasilan suami yang kira ± 2000.000 dalam 1 bulan. Klien
Perinatologi, bayi lahir cukup bulan (37 minggu), BB 2700 gram, tidak
menangis saat lahir, ektremitas atas dan bawah kebiruan saat lahir,
namun walaupun demikian klien tetap berdoa agar bayinya selalu sehat.
1. Perawatan Bayi
2. ASI Ekslusif
semua dari bidan dekat rumahnya, dan klien juga rajin melakukan
3. Perawatan Payudara
multigravida.
Pemeriksaan Rujukan
Pemeriksaan Rujukan
Obat
a. Data Sabjektif
di abdomen
perinatologi
perawatan payudara
kontrasepsi
cm di abdomen
namun kondisi luka pada saat itu tampak masih sedikit basah di
bagian tepi kiri jahitan tapi saat dilakukan penekanan pada luka
5. Dilihat dari hasil labor klien tanggal 15 juni 2019 leukosit klien
6. Dilihat dari hasil labor klien tanggal 16 juni 2019 leukosit klien
8. Tanda-tanda Vital
TD :120/ 70 mmHg
N : 80x/ menit
P : 20x/ menit
S : 36,6º C
melakukan perawatan
payudara
ragu dalam
merencanakan
penggunaan kontrasepsi
Klien mengatakan
kontrasepsi
rumah bidan
DO
tentang perawatan
payudara dan apa itu
108
Klien mengatakan verban Perawatan Luka
luka post SC sudah Observasi
diganti 1. Monitor karakteristik luka
2. Monitor tanda-tanda infeksi
DO
Terapeutik
Klien tampak lemah
1. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
Tampak terdapat luka
pembersih nontoksik
post SC horizontal
2. Pertahankan teknik steril saat
dengan diameter ±10
melakukan perawatan luka
cm di abdomen
Edukasi
Luka post SC klien
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
tampak sudah terjadi
2. Ajarkan prosedurperawatan luka
infeksi, saat dilakukan
secara mandiri
perawatan luka sudah
Kalaborasi
diberi nebacetine
1. Kalaborasi pemberian antibiotik
(powder) dosis 5 g,
namun kondisi luka pada
saat itu tampak masih
sedikit basah tapi saat
dilakukan penekanan
pada luka tidak ada
pengeluaran pus
Luka post SC klien
tampak sedikit basah di
bagian tepi kiri jahitan
Saat dilakukan perawatan
luka, luka post SC diberi
nebacetine (powder)
dosis 5 g (Kapan perlu)
Dilihat dari hasil labor
klien tanggal 15 juni
2019 leukosit klien 17.49
(10ˆ6/ ul)
Dilihat dari hasil labor
klien tanggal 16 juni
2019 leukosit klien 22.94
(10ˆ6/ ul)
Luka post SC klien
tampak sudah diganti
Tanda-tanda Vital
TD :120/ 70 mmHg
N : 80x/ menit
P : 20x/ menit
S : 36,6º C
A
Pukul Mengajarkan Terapi
Masalah Teratasi Sebagian
Relaksasi (Teknik Nafas
13.30 (Ansietas Berhubungan Dengan
Dalam)
WIB hubungan orang tua-anak tidak
Observasi
memuaskan)
1. Memonitor respon
terhadap terapi reksasi P
Terapeutik Intervensi Dilanjutkan (Ansietas
1. Menggunakan relaksasi Berhubungan Dengan hubungan
(teknik nafas dalam) orang tua anak tidak
sebagai strategi memuaskan)
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lainnya
Edukasi Plening Pasien Pulang :
2. Menjelaskan tujuan, Melakukan reduksi
manfaat, batasan, dan ansietas (Menganjurkan
jenis teknik relaksasi keluarga untuk selalu
(teknik nafas dalam) menemani klien)
Mengajarkan teknik
relaksasi (tarik nafas
dalam)
PEMBAHASA
Selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan P1A0H1 Post SC
Harike 4 atas Indikasi Ketuban Pecah Dini 12 Jam di Ruangan Rawat Inap Kebidanan
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 19 Juni 2019 dari Pukul 09.00
WIB – Pukul 15.00 WIB. Maka dari ada beberapa hal yang harus dijelaskan, dan
penulis juga menemukan beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat dari kasus
yang penulis ambil. Dalam penerapan kasus keperawatan tersebut, penulis telah
pada Ny.M sesuai dengan teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas sampai mana
tindakan yang penulis lakukan serta keberhasilan yang dicapai akan diuraikan sesuai
keperawatan.
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap yang paling awal dilakukan dalam mengumpulkan data
tentang klien, keluarga klien dan kelompok (Carpenito & Moyet, 2007). Dalam
melakukan pengkajian pada klien data didapatkan dari klien, keluarga klien, catatan
rekam medis dan dari tenaga kesehatan diruangan Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr.
131
4.1.1 Identitas Klien
Pada konsep teoritis dan pembahasan dalam kasus penulis tidak menemukan
penulis menemukan data identitas mulai dari nama/ inisial, jenis kelamin,
medis klien.
Keluhan utama klien pada Pada konsep teoritis dan pembahasan dalam
Ny. M merupakan salah satu alasan utama dari faktor ibu yaitu Ny. M
dengan P1A0H1 post SC harike 4 atas masalah ketuban pecah dini 12 jam.
beda, yaitu bisa kita lihat dari apakah klien post SC hari 1,2,3 atau
bahkan lebih dari 3 hari rawatan di rumah sakit, dan biasanya keluhan
klien yaitu nyeri di luka bagian post SC, takut bergerak karena tidak
menemukan bahwa Ny. M sangat takut terjadinya infeksi pada luka post
SCnya, karena pada saat penulis melakukan perawatan luka pada luka
post SC Ny. M, luka Ny. M tampak masih sedikit basah di bagian tepi
kiri jahitan luka post SC dan saat itu penulis juga memberikan obat
Ny. M sangat cemas dengan keadaan bayinya, karena saat ini bayi Ny.
Pada konsep teoritis dan pembahasan pada kasus pasti akan ada
sebelumnya dan operasi SC saat ini adalah operasi petama yang dijalani,
belum ada yang melakukan operasi SC dengan maslalah KPD dan dalam
penkajian pada Ny. M juga tidak ditemukan bahwa tidak ada keluarga
4. Riwayat Ibu
a. Tingkat Kesadaran
Pada pemeriksaan umum pada tinjauan teoritis dan pada tinjauan kasus
b. Pemeriksaan Fisik
yaitu mulai dari kepala (rambut, mata, hidung, mulut dan telinga), leher,
telinga, leher, paru, jantung, ektremitas atas bawah dan integument tidak
terlihat di kulit perut), Involusi uterus baik, tinggi fundus 2 jari dibawah
lendir, bau amis, konsistensi cair dan pada perinium tidak ada masalah.
Pada data pola nutrisi, eliminasi dan pola istirahat tidur Ny. M tidak ada
diri pada tinjauan kasus. Maka dilihat dari konsep teoritis dan pembahasan
Pada tinjauan konsep teoritis dan pembahasan dalam kasus penulis tidak
Ny. M.
tanda-tanda demam tinggi dan saat dilakukan penekanan pada luka post SC
yaitu :
Secara konsep ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
(SDKI, 2018).
prioritas pada Ny. M dari beberapa diagnosa yang ada di konsep teoritis tidak
penulis temukan pada pembahsan dalam kasus seperti nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan post sc
dan defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan persepsi makan. Dari uraian di
atas alasan penulis tidak menegakkan diagnosa tersebut adalah karena tidak ada
Dari perbandingan tinjauan teoritis dan tinjauan kasus ada sedikit perbedaan yang
penulis temukan yaitu pada tinjauan teoritis diagnosa utama klien Post SC adalah
nyeri akut, namun panulis tidak menemukan nyeri akut sebagai diagnosa
keperawatan utama pada Ny. M di karenakan Ny. M merupakan klien yang sudah
dirawat hari ke 4 dan dilihat dari tinjauan teoritis post partum bahwa pada hari ke 4
ibu post partum sudah masuk ke dalam adaptasi taking hold yaitu adaptasi tingkat
kecemasan ibu lebih pada sibayi. Dan biasanya ibu tidak lagi lebih berfokus lagi
Intervensi keperawatan adalah suatu petunjuk atau suatu yang pasti untuk melihat
secara tepat dalam rencana intervensi keperawatan yang akan diberi tindakan
terhadap klien sesuai dengan kebutuhan, keadaan dan diagnosa klien (Asmadi,
prioritas yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori dapat ditegakkan
pada tinjauan kasus tapi disesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien. Dalam
untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Dari 4 diagnosa yang penulis
adalah monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik, cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien, pertahankan teknik
aseptik pada pasien beresiko infeksi dan jelaskan tanda dan gejala infeksi,
ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka operasi, anjurkan meningkatkan
bersihkan dengan cairan nacl atau pembersih nontoktik, pertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan luka, jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan
analgetik atau tindakan medis lainnya, jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
yang akan diberikan adalah identifikasi hal yang dimiliki klien untuk menerima
jelaskan faktor masalah pada kesehatan, ajarkan hidup bersih dan sehat.
dan preventif
maka dilanjutkan dengan melakukan rencana tersebut dalam bentuk nyata dalam
melakukan perawatan pada Ny. M dengan post sectio caesarea hari ke 4 di Ruang
tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik, mencuci tangan sebelum dan
teknik aseptik pada pasien beresiko infeksi dan jelaskan tanda dan gejala
infeksi, mengajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka operasi, dan
pemberian antibiotik.
lorazepam).
b. Mengajarkan Terapi Relaksasi (Tarik Nafas Dalam) tindakan yang
Dari 4 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang penulis
temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan. Hasil
yang dicapai menemukan perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu
dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal
memerlukan adanya kerja sama antara penulis, klien, perawat ruang rawat inap
kebidanan, dokter, dan tim kesehatan lainnya RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi. Penulis mengevaluasi Ny. M dari tanggal 19 Juni 2019 dari jam 09.00
Pada saat melakukan tindakan keperawatan yang kedua yaitu pada jam 12.30
verban pada luka post SC Ny.M tampak sudah diganti, Ny. M tampak nyaman
dan sudah lebih rilek. Dan tindakan keperawatan dilanjutkan dengan plening
pulang yaitu :
a. Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka operasi dengan cara
nutrisi
Pada saat melakukan tindakan keperawatan yang kedua pada jam 13.00-13.30
Ny. M tampak masih cemas dengan bayinya yang dirawat di ruang perinatologi
namun setelah diberikan penjelasan kenapa bayi Ny.M dirawat klien tampak
pulang yaitu :
a. Melakukan reduksi ansietas (Menganjurkan keluarga untuk selalu
menemani klien)
Pada saat melakukan tindakan keperawatan yang kedua yaitu jam 14.00-14.30
payudara dan Ny. M juga sudah biasa memutuskan apa rencana KB yang akan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
seperti semula yaitu seperti bagaimana kondisi ibu sebelum hamil. (Eny Retna
Ambarwati 2009:1).
Ketuban pecah dini adalah keluarnya air-air sebelum waktunya persalinan yang
bisa terjadipada kehamilan cukup bulan maupun belum cukup bulan. Namun
biasanya hal ini lebih sering terjadi pada kehamilan yang sudah cukup bulan.
(Manuaba, 2009).
Sectio Caesarea merupakan suatu operasi yang dilakukan pada perut yang
dilahirkan dengan berat diatas 5000 gram dalam keadaan yang msih utuh.
Luka sectio caesarea adalah dimana luka yang dibuat pada perut untk
mengeluarkan janin dan plasenta dengan adanya indikasi tertentu maka akan ada
maslah dalam kontinuitas sel akibat dari operasi yang dilakukan. (Brunner dan
Suddart, 2001).
pada Ny. M dengan P1A0H1 Post Sectio Caesarea Hari ke 4 dengan maslah
Ketuban Pecah Dini 12 jam di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr.
Ahcmad Mochtar Bukittinggi pada tahun 2019 yang dapat penulis simpulkan
sebagai berikut :
dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data dan
5. Dari dari hasil yang diharapkan pada tindakan keperawatan pada Ny. M
plening pulang.
5.2 Saran
3. Ilmu Keperawatan
4. Intitusi Pendidikan
Keperawatan Maternitas.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, EGC.
Jakarta.
Nuratif Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2015). Nanda Nic Noc Jilid 3. Yogyakarta :
Mediaction Jogja.
Oswari, E. (2004). Perawatan Ibu Hamil dan Bayi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi
1 : Jakarta : DPP PPNI.
148
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
: Jakarta : DPP PPNI.
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi
1 : Jakarta : DPP PPNI.
Saleha, (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika (hlm :
71-76).
Wiknjosastro. 2010. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini. JNPK-KR/
POGI : Jakarta.
149
LAMPIRAN
150
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Kontrasepsi
Waktu : 30 menit
Bukittinggi
A. Latar Belakang
Kontrasepsi merupakan upaya yang bisa bersifat tidak menetap dan juga bisa
Jenis metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant,
kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode operatif untuk
pria (MOP), dan kontrasepsi pil. Alat KB merupakan alat yang aman digunakan
namun juga bisa dipercayanamun juga memiliki ada untung, rugi dan harganya
berencana dan 66-75 juta. Berbagai organ tubuh, baik organ genitalia maupun
(Baziad, 2008)
151
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian kontrasepsi
2. Manfaat kontrasepsi
3. Macam-macam kontrasepsi
4. Cara kerja, efek samping, kontra indikasi kelebihan dan kekuramgan dari
macam-macam kontrasepsi
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
2. Leaflet
15 2
F. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Peserta
: Pembimbing Klinik
: Fasilitator
: Observer
153
G. Pengorganisasian Kelompok
1. Yulia Rahmi
H. Tugas Kelompok
1. Tugas Moderator
2. Tugas Penyaji
kegiatan dimulai
3. Tugas Fasilitator
4. Tugas Observer
berlangsung
154
I. Pelaksanaan
kontrasepsi Memperhatikan
15 menit
Dapat menyebutkan Memperhatikan
manfaat kontrasepsi
macam kontrasepsi
macam-macam kontrasepsi
155
J. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
2) Evaluasi Proses
3) Evaluasi Hasil
156
Materi Kontrasepsi
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu cara yang dilakukan bisa bersifat tidak menetap
B. Manfaat Kontrasepsi
1. AKDR
a. Pengertian
tidak terlalu besar sepertiplastik yang lentur dan diteliti kwat tembaga
157
4) Tidak mengakibatkan terjadinya inplantasi ovum keuterus
c. Efek Samping
d. Kontra Indikasi
1) Kemungkinan hamil
1. Kelebihan
158
3) jika AKDR dibuka akan kembali seperti semula atau subur
2. Kekurangan
jari kedalam
2. Pil Kombinasi
a. Pengertian
atau progesteron saja yang dikonsumsi setiap hari selama 21 atau 28 hari.
1) Penekanan ovulasi
159
3) Menghindari terjadinya inflantasi sel telur
terganggu pula
c. Efek Samping
2) Amenore
d. Kontra Indikasi
perokok dengan usia lebih dari 35 tahun, stroke, kencing manis lebih
1. Kelebihan
160
5) Siklus datangnya haid tepat waktu
2. Kekurangan
3. Suntikan
a. Pengertian
Disuntikkan setiap 2 atau 3 bulan obat suntik yang berisi progesteron, otot
1) Menekan ovulasi
selaput lendir
transportasi
c. Efek Samping
1) Pusing, mual
161
4) Perubahan berat badan
d. Kontra Indikasi
1. Kelebihan
2. Kekurangan
162
4. AKBK
a. Pengertian
1) Menekan ovulasi
3) Terjadinya implantasi
c. Efek Samping
2) Amenore
d. Kontra Indikasi
163
7) Riwayat hati, stroke, jantung, yang menggunakan obat untuk epilepsi
atau TBC
1. Kelebihan
kanker endometrium
2. Kekurangan
2) Sakit kepala
4) Perubahan perasaan
pencabutan
164
5. Kondom
a. Pengertian
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari lateks
(karet) atau plastik (vinil), yang dipasang pada kelamin laki-laki saat
berhungan intim
pasangan
c. Efek Samping
berhubungan
1. Kelebihan
1) Mudah digunakan
harus ditunda
165
6) Mencegah ejakulasi dini
2. Kekurangan
16 6
A METODE LAKTASI KB SUNTIK KONTRASEPSI
Metode KB ini cocok untuk ibu nifas Kelebihan : Tidak mengganggu hubungan
seksual
1. Menyusui bayi secara ekslusif setelah
melahirkan Kekurangan :
2. Belum haid
YULIA RAHMI
1. Suntikan 1 Bulan (Harus suntik
dalam 1 bulan, mengganggu
KONDOM produlsi ASI)
2. Suntikan 3 Bulan (Harus suntik NIM : 1614401034
Kelebihan : Efektif bila digunakan dengan
dalam 3 bulan, dapat terjadi
benar, tidak mengganggu ASI, mencegah gangguan haid)
penyakit penular seksual
IMPANT ATAU SUSUK KB
Mini PIL (Berisi 1 hormon yaitu Kekurangan : Haid bisa lebih banyak
progesteron) untuk ibu menyusui
Siapa Yang Harus Memakai Kontrasepsi.???
Apa Saja Manfaatnya.???
resiko tinggi
Dan bagi yang ingin menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan atau yang mengakhir
Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Meringankan beban
ekonomi
Apa Itu Kontrasepsi.???
Membentuk keluarga
cegah terjadinya kehamilan, yang dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat
aba, 2010)
Metode Kontrasepsi
Metode laktasi
Kondom
KB Suntik
PIL KB
Implan atau Susuk
IUD atau Spiral
168
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 30 menit
Bukittinggi
A. Latar Belakang
Pasca melahirkan (masa nifas) merupakan masa atau keadaan selama enam
minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik
bayi. Hal ini dilakukan supaya proses pengeluaran ASI lancar karena ASI
perkembagan. Selain itu dalam proses menyusui yang benar, juga akan
169
dalam kehidupannya (Saleha, 2009). Air susu yang pertama kali
(Saleha, 2009). Agar produksi ASI pada ibu nifas lancar maka diperlukan
adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas
2013). Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini dengan judul
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
perawatan payudara
perawatan payudara
masalah tertentu
170
C. Materi Penyuluhan (Terlampir)
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
2. Leaflet
F. Setting Tempat
171
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Peserta
: Pembimbing Klinik
: Fasilitator
: Observer
G. Pengorganisasian Kelompok
1. Yulia Rahmi
H. Tugas Kelompok
1. Tugas Moderator
172
2. Tugas Penyaji
3. Tugas Fasilitator
berlangsung
4. Tugas Observer
penyuluhan berlangsung
17 3
I. Pelaksanaan
2. Dapat menyebutkan
perawatan payudara
perawatan payudara
perawatan payudara
5. Dapat menyebutkan
diperhatikan dalam
melakukan perawatan
payudara
174
6. Dapat menyebutkan
melakukan perawatan
payudara
7. Dapat menyebutkan
bagaimana perawatan
payudara dengan
penutup
J. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
175
2) Evaluasi Proses
perawatan payudara
perawatan payudara
masalah tertentu
3) Evaluasi Hasil
perawatan payudara
perawatan payudara
17 6
Materi Perawatan Payudara
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan yang dilakukan
perslainan yang tujuan untuk melancarkan ASI yang keluar dan untuk
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah suatu yang dilakukam setelah
kelancaran ASI.
17
terjadi karena produksi ASI terlambat serta kondisi kebersihan payudara
ibu tidak terjamin. Dipihak ibu, ibu akan merasakan geli atau perih pada
payudaranya akibat perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu belum
6. Melancarkan ASI
178
8. Ibu tidak akan siapuntuk menyusui
D. Waktu Pelaksanaan
Payudara
F. Persiapan Alat
2. Handuk kecil
3. Baby OIL
179
a. Cara Pertama
b. Cara Kedua
c. Cara Ketiga
ke ujung
d. Cara Keempat
180
tarikan pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan
segera menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui
dini, Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat
prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa
lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, ASI
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga
sedikit nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai
berproduksi. Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa
lebih banyak.Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai dengan 10 gelas sehari.
181
PERAWATAN PAYUDARA YANG TERAKHIR
OLEH
YULIA RAHMI
NIM : 1614401034
182
PENGERTIAN CARA PERAWATAN PAYUDARA Cara Ketiga
setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
1. Lanjutkan dengan sisi tengah dan
Cara Pertama lakukan pengurutan dari pangkal
1. Basahi kedua telapak tangan ke ujung atau ke arah putting susu
dengan baby oil 2. Lakukan secara bergantian untuk
2. Tepatkan tangan pada payudara payudara yang lain
kemudian lakukan gerakan
memutar mengelilingi gerakan
MANFAAT memutar mengelilingi payudara ke Cara Keempat
Menurut Saleha, 2009 : arah luar 1. Cara yang lain dapat dilakukan
3. Ketika tangan kiri berada dibawah dengan kedua tangan ke arah
Menjaga kebersihan payudara payudara dan kemudian angkat putting susu
Melancarkan sirkulasi dipayudara payudara sebentar dan lepaskan 2. Kedua ibu jari di atas payudara
Merangsang produksi ASI secara perlahan dan jari-jari yang lain menompang
Mencegah pembengkakan payudara payudara
Cara Kedua
3. Lakukan massage atau memijat
berulang
1. Tangan kanan membentuk kepalan
tangan dengan buku-buku jari
PERSIAPAN ALAT
2. Lakukan pengurutan dari pangkal
ke ujung atau kearah putting susu
dan merata keseluruh payudara
1. Baskom berisi air hangat dan
air dingin
2. Handuk kecil
3. Baby OIL
18 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
Agama : Islam
Anak Ke : 5 (Lima)
184
III. Riwayat Pendidikan
Kabupaten Solok
Kabupaten Solok
Perintis Padang
185
186
187
188
189
190
191