Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REVIEW JURNAL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun oleh :

Sinta Maskikit 2108041

Sopian Suandi Hidayat 2108042

Stela Ferbriany Hattu 2108043

Sulistiani Tongo-Tongo 2108044

Tiara Brynda 2108045

Turochman 2108046

Veronika Selvi Sulistyawati 2108047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG 2021
Primary Journal

Deep Breathing Exercise Dan Active Range Of Motion Efektif Menurunkan Dyspnea Pada
Pasien Congestive Heart Failure

Secondary Journal

Manajemen nyeri untuk congestive Heart Failure

A. FORMAT PENYUSUNAN REVIEW JURNAL

NO KOMPONEN ISI

1 Peneliti dan tahun Jurnal 1


penelitian
Novita Nirmalasari

Tahun 2017

Jurnal 2

Tri Wahyuni Ismoyowati, Imelda Sri Desisi Teku, Jen


Christin Banik, Rineke Anitya Oryza Sativa,

Tahun 2021

2 Judul Jurnal 1

Deep Breathing Exercise Dan Active Range Of Motion


Efektif Menurunkan Dyspnea Pada Pasien Congestive
Heart Failure

Jurnal 2

Manajemen Nyeri untuk Congestive Heart Failure

3 Latar Belakang / alasan Jurnal 1


diteliti Dsypnea merupakan manifestasi klinis congestive heart
failure (CHF) akibat kurangnya suplai oksigen karena
penimbunan cairan di alveoli. Merupakan faktor penting
yang memengaruhi kualitas hidup pasien. Penimbunan
tersebut membuat jantung tidak mampu memompa darah
dengan maksimal. Dampak perubahan terjadi
peningkatan sensasi dyspnea pada otot respiratori.
Penatalaksanaan non farmakologi berupa tindakan
bertujuan menjaga stabilitas fisik, menghindari perilaku
yang dapat memperburuk kondisi dan mendeteksi gejala
awal perburukan gagal jantung.

Jurnal 2

Congestive Heart Failure(CHF) merupakan masalah


kesehatan yang terus berkembang di dunia. CHF adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi,
akibatnya menimbulkan berbagai gejala klinis yaitu
nyeri dada. Tulisan ini merupakan tinjauan literatur dari
beberapa database yaitu Pubmed (NCBI, NIH & AHA)
Google Scholar, Proques, Elsiver. Penelusuran artikel
dibatasi dari tahun 2010-2020 dengan menggunakan kata
kunci “terapi nyeri CHF”, “manajemen Congestive Heart
Failure”, “manajemen nyeri Congestive Heart Failure”,
“Congestive Heart Failure”, “Pain Management
Congestive Heart Failure”, “Pain Therapy Congestive
Heart Failure”. Hasil penelusuran yang diperoleh adalah
4 jurnal dalam negeri dan 96 jurnal international.

4 Tujuan Penelitian Jurnal 1

mengetahui pengaruh deep breathing exercise dan active


range of motion terhadap dyspnea pada pasien CHF.

Jurnal 2

Mengetahui Gambaran dan Tingkat efektifitas


Managemen Nyeri Pada CHF

5 Tinjauan Pustaka Jurnal 1

CHF mengakibatkan kegagalan fungsi pulmonal sehingga


terjadi penimbunan cairan di alveoli. Hal ini menyebabkan
jantung tidak dapat berfungsi dengan maksimal dalam
memompa darah. Dampak lain yang muncul adalah
perubahan yang terjadi pada otot-otot respiratori. Hal-hal
tersebut mengakibatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh
terganggu sehingga terjadi dyspnea (Johnson, 2008; Wendy,
2010). Dyspnea pada pasien CHF juga dipengaruhi oleh
aktivitas pasien sehingga New York Heart Assosiation (NYHA)
membagi CHF menjadi 4 kategori berdasarkan tanda dan
gejala dari aktivitas yang dilakukan (Johnson, 2010; Wendy;
2010). Dampak perubahan terjadi peningkatan sensasi
dyspnea pada otot respiratori. Penatalaksanaan non
farmakologi berupa tindakan bertujuan menjaga stabilitas
fisik, menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi
dan mendeteksi gejala awal perburukan gagal jantung.

Jurnal 2

CHF mengakibatkan kegagalan fungi pulmonal sehingga


terjadi penimbunan cairan di alveoli, hal ini
menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi dengan
maksimal dalam memompa darah. Apabila CHF tidak
segera di tangani dapat muncul masalah lain diantaranya:
Edema paru, Syok Kardiogenik, efusi perkardial dan
tanponade jantung. Data yang diperoleh dari World
Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukan
bahwa terdapat 23 juta atau sekitar 54% dari total
kematian disebabkan oleh CHF.

6 Metode Penelitian Jurnal 1

Penelitian menggunakan desain quasi experimental pre-


post test dengan kelompok kontrol melibatkan 32
responden dengan teknik stratified random sampling.
Alat ukur penelitian menggunakan modified Borg scale.
Intervensi dengan memberikan deep breathing exercise
sebanyak 30 kali dilanjut dengan active range of motion
masingmasing gerakan 5 kali. Intervensi sebanyak 3 kali
sehari selama 3 hari. Waktu penelitian bulan April-Juni
2017 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS
PKU Muhammadiyah Gamping.

Jurnal 2

Penelitian ini merupakan tinjauan literatur dari beberapa


database yaitu Pubmed (NCBI, NIH & AHA) Google
Scholar, Proques, Elsiver. Penelusuran artikel dibatasi
dari tahun 2010-2020 dengan menggunakan kata kunci
“terapi nyeri CHF”, “manajemen Congestive Heart
Failure”, “manajemen nyeri Congestive Heart Failure”,
“Congestive Heart Failure”, “Pain Management
Congestive Heart Failure”, “Pain Therapy Congestive
Heart Failure”. Hasil penelusuran yang diperoleh adalah
4 jurnal dalam negeri dan 96 jurnal international.
Prosedur pelaksanaan sistematik review menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut : (1) pencarian artikel
dengan kata kunci yang telah dipilih pada empat basis
data dan dicatat secara manual. (2) proses screening
dilakukan dengan filter yang ada pada pilihan basis data
serta menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi yang
telah ditetapkan, (3) menganalisi artikel kedalam tabel,
proses indentifikasi artikel dengan pedoman PRISMA.

7 Hasil dan kesimpulan Jurnal

- Hasil
Analisis data menggunakan paired t-test
menunjukkan p<0,001 pada kelompok intervensi
dan p=0,001 pada kelompok kontrol. Analisis
dengan Mann Withney menunjukkan hasil
intervensi deep breathing exercise dan active
range of motion lebih efektif daripada intervensi
standar rumah sakit atau semi fowler dalam
menurunkan dyspnea (p=0,004, alfa=0,05).
- Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa intervensi deep
breathing exercise dan active range of motion
efektif menurunkan dyspnea pada pasien dengan
congestive heart failure (CHF).

Jurnal 2

- Hasil
Hasil analisis penelusuran artikel adalah
manajemen nyeri pada pasien CHF dapat
menurunkkan angka kematian dan dapat
meningkatkan kualitas hidup. Terapi manajemen
dapat memberikan manfaat bagi pasien CHF, ada
beberapa terapi manajemen nyeri yaitu “ terapi
distraksi menonton, Terapi relaksasi napas
dalam, meditasi, guided imaginery, terapi virtual
reality, terapi berjalan kaki, terapi peregangan,
pengguanaan media panas dan dingin, serta terapi
murottal Al-Quran yang efektif dapat
menurunkan nyeri pada pasien CHF.
- Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa manajemen nyeri untuk pasien dengan
CHF didapatkan beberapa teknik non
farmakologis yaitu Teknik Distraksi Menonton,
Teknik Relaksasi Napas Dalam, Teknik Guided
Imaginery, Virtual Reality, Teknik Meditasi,
Teknik Murottal, Walking Therapy, Streching
dan penggunaan media panas dingin. Namun
peneliti menyimpulkan bahwa terapi Teknik
Relaksasi Napas Dalam dan Distraksi Menonton
lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien
dengan CHF (p-value 0,000).

8 Saran Jurnal 1

Intervensi ini dapat dijadikan penatalaksanaan non-


farmakologis pada pasien CHF dan dapat dikembangkan
perawat dengan mempertahankan kemampuan pasien
dalam melakukan intervensi tersebut. Intervensi dapat
dilakukan sebagai bentuk pilihan dalam pelayanan
kesehatan fase inpatient untuk mengurangi dyspnea
dalam meningkatkan kualitas hidup pada pasien CHF.
Jurnal 2

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat


keefektifan manajemen nyeri pada pasien CHF dengan
menggunakan metode yang lain serta tepat.

Anda mungkin juga menyukai