( PKK II )
Disusun Oleh :
AYU FAUZIAH AINI
2015401017
KETUA JURUSAN
KEBIDANAN POLTEKKES TANJUNG KARANG
Dr. SUDARMI,S.Tr.,M.Kes
NIP. 1965110519850032003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya dapat
menyelesaikan laporan asuhan kebidanan psikologis tepat waktu laporan ini dibuat sebagai hasil
laporan dan kegiatan PKK II guna memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir di
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Prodi D III Kebidanan Tanjung Karang.
Dalam laporan studi kasus ini penulis mendapat banyak bimbingan saran dan bantuan
baik material maupun spiritual dari pihak dosen pembimbing institusi dan lahan serta dari
keluarga dan teman-teman. Untuk itu pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Sudarmi, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
2. Ibu Nelly Indrasari, S.SIT., M.Kes Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
3. Ibu Yulida Fithri.SST.,M.Kes Selaku Pembimbing Akademik.
4. Aila Andani, Amd.Keb Selaku Pembimbing Lahan Praktik Klinik Kebidanan II.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kumpulan kasus ini
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
penyusunan yang akan datang semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
mahasiswa politeknik kesehatan pada khususnya.
Bandar Lampung, 27 Desember 2022
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB V PENUTUP............................................................................................................................
4.6. Kesimpulan ...........................................................................................................................
4.7. Saran .....................................................................................................................................
1.2 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktik klinik kebidanan II (Persalinan dan BBL,
neonatus,bayi,balita dan KB) di lapangan diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin,BBL normal, Nifas,Neonatus,Bayi,Balita dan KB normal dengan
memperhatikan aspek budaya yang didasari pengetahuan sikap dan keterampilan serta hasil
endencebased yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang berfokus ada
upaya preventif dan promotif deteksi dini dan komplikasi serta dokumentasinya dengan soap
dengan menjalankan socialdistancing serta protokol pencegahan covid-19.
B. Tujuan Khusus
Pada akhirnya lapangan mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada;
a. Kehamilan normal dengan status mandiri dibawah supervisi sejumlah 25 kasus dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahan covid-19. Penjabrab keseluruhan
sebagai berikut:
Pemeriksaan fisik dan anamnesa kunjungan awal sebanyak 25 kasus
(Kunjungan awal = 10 Kasus, kunjungan ulang = 15 kasus).
Pemeriksaan fisik sebanyak 25 kasus.
Pemeriksaan Laboratorium Sederhana (HB, Glukosa Urine, dan Protein Urine)
Sebanyak 15 kasus.
Pengukuran TBJ dengan metode Johnson Tausach sebanyak 25 kasus.
Menentukan usia kehamilan sebanyaak 25 kasus.
KIE pada ibu hamil sesuai kebutuhan sebanyak 25 kasus.
Pengenalan tanda bahaya pada kehamilan dengan memperhatikan prinsip pencegahan
infeksi sebanyak 25 kasus.
Penilaian status Imunisasi TT dan pemberian Imunisasi TT sebanyak 25 kasus.
Perawatan payudara sebanyak 25 kasus.
Senam hamil sebanyak 25 kasus.
Pemeriksaan ginekologi pada ibu hamil sebanyak 15 kasus.
Pemberian suplemen/obat-obatan pada ibu hamil (zat besi,asam folat,dll)
Sebanyak 25 kasus.
Penapisan pada kehamilan sebanyak 15 kasus.
Pengisin bku KIA dan P4K sebanyak 25 kasus.
b. Persalinan Normal dengan status mandiri dibawah supervisi sejumlah 25 kasus dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahan covid-19. Penjabaran keseluruhan
sebagai berikut:
Pengkajian pada ibu bersalin sebanyak 30 kasus.
Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin (kala I kala II kala III kala IV) sebanyak 25
kasus.
Pemberian obat-obatan pada ibu bersalin sebanyak 25 kasus.
Kebutuhan posisi dan mobilisasi pasien bersalin sebanyak 25 kasus.
Therapi intravena sebanyak 5 kasus.
APN 60 langkah sebanyak 25 kasus.
Perawatan luka sebanyak 5 kasus
Kebutuhan nutrisi oksigen istirahat dan tidur masa persalinan sebanyak 25 kasus.
Pemeriksaan dalam sebanyak 25 kasus.
Penilaian panggul dalam sebanyak 25 kasus
Pengisian partograf sebanyak 25 kasus.
Amniotomi sebanyak 5 kasus.
Episiotomi sebanyak 5 kasus
Manajemen aktif kala III sebanyak 25 kasus.
Observasi kala IV sebanyak 25 kasus.
Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metode soap sebanyak 25 kasus.
c. Bayi Baru Lahir Normal dengan status mandiri dibawah supervisi sejumlah 25 kasus dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahan covid-19. Penjabaran keseluruhan
sebagai berikut:
Inisiasi menyusu dini sebanyak 25 kasus.
Penilaian BBL sebanyak 25 kasus.
Pengkajian pada bayi baru lahir normal sebanyak 25 kasus.
Pemberian vitamin k sebanyak 25 kasus.
Perawatan tali pusar sebanyak 25 kasus.
Kebutuhan nutrisi sebanyak 25 kasus.
Pencegahan hipotermi sebanyak 25 kasus.
Pemeriksaan fisik BBL sebanyak 25 kasus.
Pengenalan tanda bahaya pada BBL sebanyak 25 kasus.
Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metode SOAP sebanyak 25 kasus.
d. Masa Nifas Normal dengan status mandiri dibawah supervisi sejumlah 20 kasus dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahan covid-19. Penjabaran keseluruhan
sebgai berikut:
Pengkajian pada ibu nifas sebanyak 2 kasus.
Penilaian kondisi umum pada ibu nifas sebanyak 20 kasus.
Pemerikasaan puerperium sebanyak 20 kasus.
Pengkajian involusi uterus sebanyak 20 kasus.
Senam nifas sebanyak 20 kasus.
Perawatan payudarasebanyak 20 kasus.
Manajemen laktosi sebanyak 20 kasus.
Suplemen/obat-obatan pada ibu nifas sebanyak 20 kasus.
Pencegahan infeksi pada ibu nifas sebanyak 20 kasus.
Kebutuhan posisi dan mobilisasi sebanyak 20 kasus.
Therapy intravena sebanyak 5 kasus.
Kebutuhan istirahat dan tidur pada ibu nifas sebanyak 20 kasus.
Perawatan luka perineum sebanyak 20 kasus.
Kebutuhan psikologis dan seksual pada ibu nifas sebanyak 20 kasus.
Kebutuhan personal hygiene sebanyak 20 kasus.
Persiapan sibling dan keluarga sebanyak 20 kasus.
Persiapan breast feeding dan pemberian ASI esklusif sebanyak 20 kasus.
Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan meotede soap sebabnyak 20 kasus.
e. Bayi dan Balita dengan status mandiri dibawah supervisi sejumlah 20 kasus dengan
menjalankan social distancing serta protokol pencegahan covid-19. Penjabaran keseluruhan
sebagai berikut:
Pengkajian data subjektif bayi dan balita masing-masing sebanyak 20 kasus.
Pemerikasaan fisik bayi dan balita masing-masing sebanyak 20 kasus.
Pemberian imunisasi dasar pada bayi masing-masing sebanyak 20 kasus.
Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita (DDST,SDIDTK) masing-masing
sebanyak 20 kasus.
Kebutuhan nutrisi pada bayi dan balita masing-masing sebanyak 20 kasus.
Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metode soap masing-masing
sebanyak 20 kasus.
f. Keluarga Berencana Pengkajian data pada aseptor KB dengan status observasi dan
menjadi asisten sejumlah 20 kasus,dibawah pengawasan sejumlah 10 kasus, dan
mandiri supervisi sejumlah 20 kasus dengan menjalankan social distancing serta
protokol pencegahan covid-19.
g. Asuhan kebidanan dengan prinsip penyelamatan dan bantuan hidup dasar pada kasus
kegawatdaruratan maternal neonatal dengan menjalankan social distancing serta
protokol pencegahan covid-19.
h. KKPK Dan PKK 1 (melengkapi pencapaian yang belum tercapai pada PKK
sebelumnya) dengan social distancing serta protokol pencegahan covid-19.
1.3 METODE
1. Diskusi (Pre Conference Dan Post Conference).
2. Luring
3. Bed Side Teaching
4. Observasi
5. Praktik Lansung
1.4 WAKTU
1. Beban studi sebagai berikut:
8 SKS x 170 menitx 16 minggu = 362 jam/8 jam = 45 hari
2. Kegiatan praktik dilaksanakan dengan waktu sebagai berikut:
1.7 PENILAIAN/EVALUASI
1. Penilaian diperoleh dari :
a. Penampilan klinik dengan bobot 80% meliputi:
Pengetahuan diperoleh dari tanya jawab yang dilakukan pada saat proses praktik klinik
atau pada akhir kegiatan.
Keterampilan diperoleh dari kemampuan mahasiswa dalam melakukan keterampilan
sesuai dengan asuhan yang diberikan dan dilakukan tidak hanya sekali penilaiaan.
Sikap diperoleh dari performan mahasiswa dalam memberikan asuhan kepada klien, dan
dilakukan tidak hanya sekali penilaian.
b. Laporan kegiatan dan laporan studi kasus dengan bobot 20%
2. Batas nilai lulus, minimal 75-100 {3,00 (B) – 4,00 (A)}.
1.9 PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran praktik lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefenisikan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Rukiah, 2016). Kehamilan
merupakan pertemuan antara spermatozoa dan ovum yang kemudian dilanjutkan dengan pembuahan
(fertilisasi) diampula tuba dan akan membentuk zigot, lalu terjadi nidasi, implementasi, plasentasi. Setelah
beberapa jam pembuahan mulailah terjadi pembelahan zigot, dan dalam 3 hari terbentuk kelompok sel yang
sama besarnya, pada hari keempat hasil konsepsi disebut blastocyst, suatu bentuk bagian luarnya adalah
trofoblas(menjadi plasenta) dan bagian dalamnya disebut massa inner cell (berkembang menjadi janin).
Setelah nidasi berhasil, selanjutnya akan tumbuh dan berkembang di endometrium. Lalu dimulailah
plasentasi yaituproses pembenyukan struktur dan jenis plasenta (Prawirohardjo, 2016).
BLIGHTED OVUM
a. Pengertian
Abortus ialah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Wiknjosastro,
2005). Abortus ialah berakhirnya suatukehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luarkandungan (Saifuddin,
2002).
Abortus biasanya disertai oleh pendarahan kedalam desidua basalis dannekrosis di jaringan dekat
tempat perdarahan. Ovum menjadi terlepas, dan halini memicu kontraksi uterus yang menyebabkan ekspusi.
Apabila kantungdibuka, biasanya dijumpai janin kecil yang mengalami maserasi dandikelilingi oleh cairan
atau mungkin tidak tampak janin di dalamkantungdisebut blighted ovum. (Cunningham, 2005).
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilansebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi servik uteri yang meningkat,tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus (Saifuddin, 2002).
Curetase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat Curetase(sendok kerokan) Curetase
adalah serangkaian proses pelepasan jaringanyang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan
invasi danmemanipulasi instrument (sendok Curetase) ke dalam kavum uteri. Sebelummelakukan Curetase,
penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untukmenentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya
uterus. Gunanyauntuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi (Sarwono,2007).
Curetase adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalamrahim. Jaringan itu sendiri
bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin yangdinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal.
Dengan alasanmedis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan (Sarwono,2007).
b. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2005), hal-hal yang dapat menyebabkan abortusadalah sebagai berikut:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsiKelainan pertumbuhan hasil konsepsi yang dapat
mengakibatkan kematianatau dilahirkanya hasil konsepsi dalam keadaan cacat.
b. Kelainan pada plasentaini dijumpai pada ibu yang menderita penyakit hipertensi yang menahun.
c. Penyakit pada ibuPenyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam tinggi, pneumoniayang dapat
menyebabkan abortus.
d. Kelainan traktus genetalisSeperti retroversi uteri, mioma uteri atau kelainan bawaan uterus
yangdapat menyebabkan abortus. Penyebab lain dari abortus dalamtrimester 2 adalah servik
inkompeten yang disebabkan kelemahan bawaanservik, dilatasi servik berlebihan, konisasi,
amputasi, atau robekan servikyang tidak dijahit.
c. Tanda dan gejala
- Perdarahan
- Perut mulas
- Nyeri
- Lemas
- Pusing
d. Manifestasi Klinis
a. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
b. Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaranmenurun, tekanan dar ah
normal atau menurun, denyut nadi normal ataucepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c. Pedarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
d. Rasa mulas atau kr am perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus.(Mansjoer, 2002) .
e. Komplikasi
komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan,perforasi, infeksidan syok(Wiknjosastro, 2005).
a. PerdarahanPendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasilkonsepsi dan jika
perlu pemberian transfusi darah.
b. PerforasiPerforasi uterus pada saat curetage dapat terjadi terutama pada uterusdalam posisi
hiperretrofleksi. Perforasi uterus pada abortus yangdikerjakan oleh orang biasa menimbulkan persoalan
gawat karena perlakuan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan padakandung kemih atau
usus.
c. InfeksiBiasanya pada abortus kriminalis infeksi kandu ng sampai sepsisdaninfeksi tulan g yang dapat
menimbulkan kemandulan.
d. SyokSyok pada abortus bisa terjadi karena pendarah an (syokhemeragik) dan karena infeksi berat (syok
endoseptik)
f. Penatalaksanaan
a. Istirahat baringTidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnyarangsang mekanis.
b. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
c. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila klien tidak panasdan empat jam bila pasien
panas.
d. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptikuntukmencegah infeksi terutama
saat masih mengeluarkan cairan coklat.(Mansjoer Arif,1999)
e. Curetase
1) Pengertian Curetase adalah cara membersihkan hasil konsepsimemakai alat Curetase (sendok
kerokan).Curetase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum
uteridengan melakukan invasi dan memanipulasi instrument (sendokCuretase) ke dalam kavum
uteri. Sebelum melakukan Curetase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk
menentukanletak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus.Gunanya untukmencegah terjadinya
bahaya kecelakaan misalnya perforasi (Sarwono,2007).Curetase adalah tindakan medis untuk
mengeluarkan jaringandari dalam rahim.Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor, selaputrahim, atau
janin yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudahmeninggal. Dengan alasan medis, tidak ada
cara lain jaringansemacam itu harus dikeluarkan (Sarwono, 2007).
2) Tujua Curetase
Menurut ginekologi dari Morula Fertility Clinic, RS Bunda,Jakarta, tujuan Curetase ada dua yaitu:
a) Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, Curetaseditempuh oleh dokter untuk
membersihkan rahim dan dinding rahimdari benda-benda atau jaringan yang tidak diharapkan.
b) Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada rahim, apakah sejenis
tumor atau gangguan lain. Meskitujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada dasarnya
sama saja. Begitu juga persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani Curetase.
3) Indikasi Curetase
a) Abortus incomplete( keguguran saat usia kehamilan < 20 mgdengan didapatkan sisa-sisa kehamilan,
biasanya masih tersisaadanya plasenta). Curetase dalam hal ini dilakukan untukmenghentikan
perdarahan yang terjadi oleh karenakeguguran.Mekanisme perdarahan pada kasus keguguran
adalahdengan adanya sisa jaringan menyebabkan rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik sehingga
pembuluh darah pada lapisandalam rahim tidak dapat tertutup dan menyebabkan perdarahan.
b) Blighted ova( janin tidak ditemukan, yang berkembang hanya plasenta ). Dalam kasus ini Curetase harus
dilakukan oleh karena plasenta yang tumbuh akan berkembang menjadi suatu keganasan,seperti chorio
Ca, penyakit trophoblas ganas pada kehamilan.
c) Dead conseptus( janin mati pada usia kehamilan < 20 mg ).
Biasanya parameter yang jelas adalah pemeriksaan USG, dimanaditemukan janin tetapi jantung janin
tidak berdenyut. Apabiladitemukan pada usia kehamilan 16-20mg, diperlukan obat perangsang
persalinan untuk proses pengeluaran janin kemudian baru dilakukan Curetase. Akan tetapi bila
ditemukan saat usiakehamilan < 16 mg dapat langsung dilakukan Curetase.
d) Abortus MOLA (Tidak ditemukannya janin, yang tumbuh hanya plasenta dengan gambaran
bergelembung2 seperti buah anggur,yang disebut HAMIL ANGGUR). Tanda-tanda hamil anggur
adalahtinggi rahim tidak sesuai dengan umur kehamilannya.Rahim lebihcepat membesar dan apabila ada
perdarahan ditemukan adanyagelembung-gelembung udara pada darah. Hal ini juga dapatmenjadi suatu
penyakit keganasan trophoblas pada kehamilan.
e) Menometroraghia (Perdarahan yang banyak dan memanjangdiantara siklus haid). Tindakan Curetase
dilakukan disamping untuk menghentikan perdarahan juga dapat digunakan untuk mencari
penyebabnya, oleh karena ganguan hormonal atau adanya tumorrahim (Myoma uteri) atau keganasan
(Kanker endometrium) setelahhasil Curetase diperiksa secara mikroskopik (Patologi Anatomi jaringan
endometrium).
2.2 Persalinan
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus melalui
vagina ke dunia luar sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 -42 Minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi pada ibu maupun janin.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan dimana serviks membuka janin
serta ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir persalinan adalah
proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu persalinan dianggap normal
jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyakit.
B. Tanda dan Gejala Persalinan
1. Tanda permulaan terjadinya persalinan.
2. Turunnya kepala pap dan primigravida Minggu ke-36.
3. Timbulnya rasa sesak bagian bawah di atas symphysis pubis dan dan sering ingin kencing atau
susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian janin.
4. Perut kelihatan lebih melebar karena fundus uteri turun.
5. Adanya rasa sakit di daerah perut dan pinggang karena .
6. Kontraksi ringan otot rahim atau tanda persalinan palsu.
7. Terjadi perubahan serviks yang menimbulkan rasa sakit kuat dan teratur
8. Ketuban pecah dengan sendirinya.
9. Keluarnya lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan robekan kecil serviks.
10. Penipisan dan pembukaan serviks.
D. Macam-Macam Persalinan
1. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan jalan
lahir.
2. Persalinan buatan adalah persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalkan ekstraksi
dengan forceps atau sectio caesaria.
3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang dimulai dengan sendirinya tetapi Baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban pemberian pitocin dan prostaglandin.
E. Tahap-tahap Persalinan
1. Kala I (Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkatkan
sampai serviks membuka lengkap 10 cm pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala 1 jika sudah
terjadi pembukaan serviks dan kontraksi teratur minimal 2 kali 10 menit selama 40 detik kala
pembukaan dibagi dua fase yaitu:
a. a. Fase laten adalah pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung 7 sampai 8 jam.
b. Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi tiga fase yaitu
c. Fase akseleran berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm fase dilatasi maksimal berlangsung 2
jam pembukaan berlangsung dengan cepat menjadi 9 cm 3.
d. Fase deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.
2. Diagnosis
Distosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya:
a. Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan.
b. Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan kencang.
c. Dagu tertarik dan menekan perineum
d. Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap tertahan di kranial simfisis pubis.
Begitu distosia bahu dikenali, maka prosedur tindakan untuk menolongnya harus segera dilakukan.
Segera melakukan penilaian awal pada bayi lahir secara cepat dan tepat (0-30)
Setelah penolongan persalinan meninggalkan ibu dan bayinya penolong persalinan melakukan
pemeriksaan dan penilaian terhadap ada atau tidaknya masalah.
ASFIKSIA
a. Pengertian
Asfiksia neonatorum
ialah keadaan dimana bayi tidakdapat segera bernafas spontan dan teratur setelah lahir(Wiknjosastro,
2004).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia dan hiperkapnu serta berakhir
dengan asidosis (Arief dkk, 2009).
C. Patofisiologi
Menurut Hasan (2005), pernafasan spontan bayi baru lahirtergantung kepada kondisi janin
pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksiaringan
yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien). Prosesini dianggap sangat perlu untuk
merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi “ Primary gasping ” yang kemudian akan
berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia ini tidakmempunyai pengaruh buruk karena reaksi
adaptasi bayi dapatmengatasinya.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutanoksigen selama kehamilan atau
persalinan, akan terjadi asfiksia yanglebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh
dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dangangguan fungsi ini dapat
reversibel atau tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai
dengansuatu periode atau (Primary apnoea) disertai dengan penurunanfrekuensi jantung. Selanjutnya
bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.
Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampakdan bayi selanjutnya berada dalam
periode apnu kedua (secondaryapnoea). Pada tingkat ini di samping bridakardia ditemukan pula
penurunan tekanan darah.
D.Tanda dan gejala
1) Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3 )
a) Frekuensi jantnng kecil, yaitu < 40 kali per menit.
b) Tidak ada usaha napas.
c) Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.
d) Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikanrangsangan.
e) Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.
f) Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atausesudah persalinan.
E. Penanganan
Menurut Dewi (2011), tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum adalah sebagai
berikut:
1) Bersihkan jalan napas dengan pengisap lendir dan kassa steril.
2) Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
3) Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk atau kain keringyang bersih dan hangat.
4) Nilai status pernapasan. Lakukan hal-hal berikut bila ditemukantanda-tanda asfiksia.
a) Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi kepala bayi
dari sisa air ketuban.
b) Miringkan kepala bayi.
c) Bersihkan mulut dengan kassa yang dibalut pada jaritelunjuk.
d) Isap cairan dari mulut dan hidung
5) Lanjutkan menilai status pernapasan Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda
asfiksia,caranya dengan menggosok punggung bayi (melakukanrangsangan taktil). Bila tidak ada
perubahan segera berikannafas buatan. Menurut Hasan (2004), tindakan yang dapatdilakukan pada
bayiasfiksia sedang adalah sebagai berikut:
a) Rangsangan refleks pernafasan (hisap lendir, berirangsangan selama 30-60 detik).
b) Bila gagal lakukan pernafasan selama 2 menit
1) Kepala bayi sedikit ekstensi
2) Beri oksigen 1-2 liter/menit melalui kateter dalamhidung.
3) Buka dan tutup mulut serta hidung, dagu keatas dan ke bawah teratur dengan frekuensi
20x/menit.
2.4 Nifas
A. Pengertian
Puerpurium (nifas) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil masa nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu dalam ( 42 hari) pelayanan pasca persalinan harus
terselenggarakan pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi yang meliputi upaya
pencegahan infeksi diri dan pengobatan komplikasi dari penyakit yang mungkin terjadi serta
pelayanan pemberian ASI cara menjarangkan kehamilan imunisasi dan nutrisi bagi ibu periode pasca
persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu bayi keluarga secara fisiologi emosional dan sosial
(Sarwono 2008).
Pada masa pasca persalinan seorang ibu memerlukan;
1. Informasi dan konseling
Perawatan bagi dan pemberian ASI
Gejala adanya masalah yang mungkin timbul .
Kesehatan pribadi dan masa penyembuhan .
Kehidupan seksual
Nutrisi
2. Dukungan
Petugas kesehatan.
Kondisi emosional dan psikologis suami serta keluarganya.
Pelayanan kesehatan untuk kecurigaan dan munculnya tanda terjadinya komplikasi.
Pelayanan kesehatan ibu baik fisik maupun psikologi.
Melaksanakan skrining
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri nutrisi KB
pemberian imunisasi kepada bayinya serta perawatan bayi sehat.
2. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas lochea mengalami perubahan
karena proses involusi perubahan tersebut adalah;
Lochea rubra (cruental) 1-2 postpartum berwarna merah.
Lochea sangulante 3-7 postpartum berwarna merah kuning.
Lochea Serosa 7-14 postpartum berwarna kecoklatan
Lochea Alba 2-6 Minggu berwarna putih kekuningan.
Fase ini merupakan periode ketergantungan ibu fokus pada dirinya sendiri sehingga cenderung pasif
terhadap lingkungannya.
2. Fase taking hold (3-10 hari postpartum)
Ibu merasa khawatir dan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya perasaan
ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung.
3. Fase letting go (7-10 hari post partum)
Fase ini merupakan fase penerima tanggung jawab akan peran barunya ibu sudah dapat menyesuaikan
diri dengan ketergantungan baiknya terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya.
TINJAUAN KASUS
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN TANJUNG KARANG
JL. SOEKARNO HATTA NO. I HAJIMENA BANDAR LAMPUNG
SURAT KETERANGAN
PENGAMBILAN KASUS
Mengetahui
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa
Pembimbing Institusi
DI RS DKT TK IV.02.07.04
2. Anamnesa
Keluhan utama : Ibu mengatakan sejak kemarin pagi jam 06.30 WIB mengeluarkan flek-flek
darah sedikit tapi terus menerus dari jalan lahir.
Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan perutnya merasa sakit dan mulas hilang timbul.
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Lama : 6 – 7 Hari
d. Disminore : Terkadang sakit perut
Sakit Kepala
Pandangan Kabur
Demam Tinggi
8. Penapisan kehamilan
a. Perdarahan Pervaginam : Ya
b. Gawat janin : Ya
9. Diet atau Makanan
Sebelum Hamil
Pola makan dalam sehari : 2 x sehari dengan porsi sedang
Jenis makanan sehari-hari : Nasi, sayur, lauk pauk, dan buah
Setelah Hamil
Pola makan dalam sehari : 2-3 x sehari dengan porsi sedang
Jenis makanan sehari-hari : Nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan, dan vitamin
10. Pola Eliminasi
Sebelum Hamil
a. BAK : 4 – 6 x sehari
Warna : jernih kekuningan
b. BAB : 1 x sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan
Setelah Hamil
a. BAK : 5 -7 xsehari
Warna : jernih kekuningan
b. BAB : 1 x sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan
11. Aktifitas Sehari- hari
Sebelum Hamil
Setelah hamil
a. Pola istirahat dan tidur : 7- 9 jam / hari
b. Seksualita : Sesuai Kebutuhan
c. Pekerjaan : Melakukan pekerjaan rumah
TT 1 Bayi
TT 2 SD
TT 3 SD
TT 4 CATIN
TT 5 - Belum dilakukan
14. Riwayat Kehamilan Persalinan dan nifas yang lalu : Ibu hamil anak pertama
15. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
Ibu mengatakan dia dan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan
Seperti DM, asma, jantung, hipertensi dan tidak ada riwayat penyakit menular seperti
hepatitis, TBC.
16. Penggunaan obat- obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan kecuali dari bidan, tidak pernah
minum jamu dan ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak merokok.
17. Psikososial budaya
a) Ibu mengatakan sedikit cemas terhadap kehamilannya saat ini karena mengeluarkan darah
dari jalan lahir berupa flek-flek.
b) Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.
c) Ibu mengatakan jenis kelamin cewe atau cowo sama saja.
d) Ibu mengatakan keluarga dari ibu maupun suami mendukung dengan kehamilan ini.
e) Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.
18. Riwayat Sosial
a. Kehamilan ini direncanakan : Ya
Jika tidak alasan :-
b. Status perkawinan : Sah
Pernikahan ke :1
Lama : ±2 tahun
20. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas : Tidak ada
B. OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan emosional : Stabil
3. Tanda Vital : TD : 100/80 mmHg R : 21x /menit
N : 81x/ menit T : 36,4º C
4. Antropometri
TB : 156 cm
LILA : 24 cm
BB sekarang : 56 kg
BB sebelum hamil : 51 kg
Kenaikan berat badan ibu : 5 kg
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
a. Rambut
Kebersihan : Bersih tidak ada ketombe
Warna : Hitam
Kekuatan akar : Kuat tidak mudah rontok
b. Muka
Kelopak mata : Tidak ada odema
Konjungtiva : Tidak pucat, tidak ada benjolan
Sklera : Berwarna merah
7. Anogenital
Vulva dan Vagina
Varices : Tidak ada varices
Luka : Tidak ada luka
Kemerahan : Tidak ada tanda-tanda peradangan dan warna tidak kemerahan
Nyeri : Tidak nyeri
Pengeluaran pervaginam : Flek-flek kecoklatan keluar dari vagina
Anus : Tidak ada Hemoroid
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium :
Golongan Darah :O
Hepatitis : Negatif
Malaria : Negatif
HIV : Negatif
Hb : 11,2 gr/dl
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
2. Radiologi /USG /DLL : Kehamilan kosong hanya terlihat kantong kehamilan
dengan cairan di dalamnya.
D. ANALISA (A)
Diagnosa Ibu : Ny. P G1 P0 A0, hamil 11 minggu dengan blighted ovum
Diagnosa janin : Janin tunggal hidup Intrauterine
Masalah : Ibu mengatakan cemas terhadap kehamilannya
Diagnosa potensial : Infeksi
E. PENATALAKSANAAN (P)
1. Melakukan Inform Consent mengenai rencana tindakan curretage yang akan dilakukan.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
TD : 100/80mmHg R : 21x/menit
N : 81x/menit S : 36,4 º C
3. Menjelaskan kepada ibu atas kehamilannya yang merupakan kehamilan kosong.
4. Menyiapkan ibu untuk persiapan tindakan curretage dengan kolaborasi oleh dokter
dan theraphy : Infus RL 100 ml
Pemberian metilergometrin 0,2 mg IM
Pemberian theraphy post curretage atas resep dokter
- Cefadroxil (antibiotik) 500 mg 2x1 tablet
- Biosambe (Fe) 1x1 tablet
- Asam mefenamat (analgesik) 500 mg 3x1 tablet
- Methylergometrin (uterotonika atau mencegah perdarahan) 0,125 gr 3x1 tablet
4. Melakukan tindakan curretage oleh dokter spesialis, curretage telah dilakukan pada tanggal
14 september 2022 jam 09.30 WIB.
- Sebelum dilakukan tindakan, menganjurakan ibu untuk puasa
- Memasang infus RL 20 tetes/menit
- Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan adalah curettage
- Mempersiapkan alat-alat curettage meliputi Speculum Sim’’s, tenakulum, dilalator hegar,
ring tang, sonde uterus, abortus tang, sendok kuret
- Melakukan anastesi secara IV lewat selang infus
Injeksi Primperan 1 ampul dosis tunggal
Injeksi Gentamicin 1 ampul dosis tunggal
Injeksi Metergin 0,2 mg 1 ml dosis tunggal
- Mengobservasi dokter SpOG saat melakukan curettage
- Merapikan ibu setelah selesai curretage
5. Mengobservasi keadaan ibu post curettage
TD : 100/70 mmHg R : 84x/menit
N : 19x/menit S : 36,5 C
Perdarahan: ± 30 cc
CATATAN PERKEMBANGAN
SUBJEKTIF (S)
Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan perutnya masih mulas dan mengeluarkan
darah pada jalan lahirnya
OBJEKTIF (O)
1. Keadaan Umum: Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,0 C
5. Lochea : Rubra
ANALISA (A)
Diagnosa : Ny.P P1 A1 umur 25 tahun post curettage hari ke-1 dengan riwayat Blighted Ovum
PENATALAKSANAAN (P)
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,0 C
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
3. Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi berupa sayur sayuran hijau, buah
buahan dan yang mengandung banyak protein.
4. Menganjurkan ibu untuk segera kontrol jika sewaktu waktu ada keluhan
6. Memberitahu ibu bahwa ibu dipebolehkan untuk pulang hari ini pukul 10.00 WIB
dikarenakan keadaan ibu sudah membaik dan bersedia melanjutkan theraphy obat
dirumah dan obat yang diberikan atas resep dokter berupa
- Cefadroxil (antibiotik) 500 mg 2x1 tablet
- Biosambe (Fe) 1x1 tablet
- Asam mefenamat (analgesik) 500 mg 3x1 tablet
- Methylergometrin (uterotonika atau mencegah perdarahan) 0,125 gr 3x1 tablet
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi bila sewaktu waktu ada keluhan.
LEMBAR KONSULTASI
Pembimbing Institusi
SURAT KETERANGAN
PENGAMBILAN KASUS
Mengetahui
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa
Pembimbing Institusi
2. Anamnesa
Keluhan Utama : Ibu hamil cukup bulan, datang pada tanggal 09 oktober 2022 pukul 15.00
WIB dengan usia kehamilan cukup bulan merasakan sakit-sakit pada pinggang yang menjalar
hingga ke perutdan keluar lendir bercampur darah.
Keluhan yang dirasakan : Ibu merasakan sakit-sakit yang menjalar dari pinggang ke perut
bagian bawah dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 15.00 WIB.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Siklus : 28 hari
Sifat darah : Cair dan terkadang bercampur gumpalan
Dismenorhea : Tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Sah
Menikah sejak umur : 22 tahun
Lama perkawinan : 3 tahun
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : Ibu hamil anak pertama
6. Riwayat kehamialan sekarang
HPHT : 08 Januari 2022
TP : 15 Oktober 2022
Kunjungan ANC
Trimester I : Frekuensi : 2x
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
Trimester II : Frekuensi : 3x
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
7. Status imunisasi TT
Imunisasi TT YA TDK Keterangan
TT 1 Bayi
TT 2 SD
TT 3 SD
TT 4 CATIN
TT 5 - Belum dilakukan
Ibu mengatakan merasa cemas saat persalinan, ibu mengatakan suami dan keluarga
yang lain selalu memperhatikan keadaan ibu, hubungan ibu dengan keluarga dan
tetangganya baik, ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan
kesehatan.
Nutrisi
Minum : 8x/hari
Eliminasi
Sebelum hamil : BAK : 3-4x/hari
BAB : 1-2x/hari
Setelah hamil : BAK : 7-8x/hari
BAB : 1x/hari
Istirahat
Sebelum hamil : 7-8 jam/hari
Setelah hamil : 7-9 jam/hari
13. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
D. OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital Sign : TD : 120/70 mmHg
S : 36,4 °C
N : 82 x/menit
R : 22 x/menit
BB sebelum hamil : 58 kg
BB saat hamil : 65 kg
Kenaikan berat badan : 7 kg
Tinggi badan : 153 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Bersih, Berwarna Hitam, Tidak Mudah Rontok
Wajah : Tidak Ada Odem Pada Wajah
Mata : Konjungtiva Merah Muda, Sclera Putih
Telinga : Pendengaran Baik
b. Leher
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
c. Dada
Jantung : Normal, Bunyi Lup Dup
Paru-Paru : Normal, Tidak Ada Bunyi Wheezing Dan Ronchi
d. Payudara
Pembesaran : Ya, Normal
Putting Susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada Kolostrum
Bentuk : Simetris
Benjolan : Tidak Ada
Rasa Nyeri : Tidak Ada
Hyperpygmentasi : Ya, pada putting dan areola
e. Abdomen
Bekas oprasi : Tidak ada
pembesaran : Tidak ada
linea : Ada
f. Palpasi Leopold
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, pada fundus teraba bagian agak
bulat, lunak (bokong)
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang memanjang dan
ada tahanan, kemungkinan punggung. Pada bagian kanan
ibu teraba kecil-kecil, kemungkinan ekstremitas
Leopold III : Pada bagian terendah, teraba bulat keras dan tidak dapat
digerakkan, kepla sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen(sudah masuk panggul)
g. TBJ : (37-11) x155= 4.030 gram
His : 4x/10 menit, lamanya 45 detik
DJJ : 146 x/menit, irama teratur kuat
Punctum maximum : 3 jari dibawah pusat, bagian kiri ibu ( puki )
h. Punggung dan Pinggang
Posis punggung : Lordosis
3. Periksa Penunjang
HB : 14,3 gr %,
Protein urin : (-) Negatif
Glukosa urin : (-) Negatif
Golongan Darah :B
C. ANALISA (A)
Diagnosa : Ny.I G1 P0 A0 usia kehamilan 38 minggu inpartu kala 1 dengan Distosia Bahu
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah : Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya
Masalah Potensial pada Ibu : Perdarahan pasca persalinan, Robekan jalan lahir
Masalah Potensial pada Janin : Asfiksia
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan.
Tanda-tanda Vital : TD : 120/70 mmHg R : 22x /menit
N : 82x/ menit T : 36,4º C
2. Melakukan Inform Consent dan dukungan emosional serta menghadirkan pendamping persalinan
agar ibu merasa tidak cemas.
3. Menganjurkan ibu untuk miring kekiri agar dapat menghindari penekanan sehingga suplay
oksigen ke janin tidak terganggu. Ibu dapat diajarkan dengan cara menggerakan badan kearah kiri,
kaki diluruskan, kaki kanan ditekukkan kearah kiri.
4. Memberikan cairan dan nutrisi berupa makanan ringan dan air minum untuk menambah
tenaga ibu.
5. Memberikan masase dan sentuhan kepada ibu dengan mengelus-eus tangan dan perut
ibu agar ibu merasa nyaman dan rasa nyeri berkurang.
6. Menganjurkan ibu untuk BAK/BAB sebelum persalinan agar kandung kemih kosong.
7. Melakukan persiapan persalinan
- Persiapan penolong Masker, clemek, faceshilde, pelindung kepala, alas kaki
tertutup, sarung tangan DTT
- Persiapan alat
Partus set ( didalam wadah steril yang tertutup dan steril) Berisi 2 klem tali
pusat,gunting tali pusat, penjepit tali pusat, kateter nelaton, setengah koher,
handscoon 2 buah, kassa, kain untuk membersihkan jalan nafas bayi, kapas
DTT.
Waskom berisi larutan klorin
Waskom berisi air sabun
Kendi plasenta
Tempat sampah basah kering
Perlengkapan bayi
Obat obatan dan perlengkapan yaitu oksitosin 1-2 ampul, lidocain 1
ampul,infus set dan cairan infus, spuit steril dan vit K1 ampul
Hecting set
Pinset anatomis, pinset cirugis, nal puder, benang hecting, handscoon.
8. Mempersiapkan Perlengkapan Bayi.
9. Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.
PENGKAJIAN KALA II
A. SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan ketubannya pecah secara spontan pada pukul 19.00 WIB.
Ibu mengatakn perutnya semakin mules dari pinggang ke perut dan terasa ingin BAB.
Ibu mengatakan mempunyai keinginan mengejan yang kuat.
B. OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
R : 19x/menit
S : 36,7 C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
His : 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
DJJ : 148x/menit
b. Anogenital
Inspeksi : Terdapat keluar lendir bercampur darah
Periksa Dalam : Dilakukan pada pukul 19.00 WIB atas indikasi menilai kemajuan
persalinan.
Vulva/vagina : Dinding vagina normal
Sistokel : Tidak ada
Rektokel : Tidak ada
Portio : Tidak Teraba
Pendataran : 100%
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : Kepala
Penunjuk : UUK kanan depan
Penurunan : Hodge IV
C. ANALISA (A)
Diagnosa Ibu : Ny.I G1 P0 A0 kala II dengan distosia bahu.
Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi kepala.
Masalah : Bahu belum dapat dilahirkan
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu sudah diperbolehkan meneran bila
ada his.
2. Memastikan perlengkapan alat, gunakan Apd lengkap, cuci tangan, dan memakai sarung
tangan.
3. Memberitahu dan membantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran.
4. Memeberikan dukungan serta semangat pada ibu.
5. Apabila kepala bayi sudah nampak 5-6 cm di depan vulva, maka lakukan pertolongan
persalinan sesuai standar asuahan persalinan normal (APN)
6. Anastesi lokal dan Episiotomi
- Memberi suntikan lidokain 1% pada perineum, dengan cara meletakkan jari telunjuk dan
jari tengah kiri antara kepala bayi dan perineum. Masukkan jarum secara subkutan, mulai
dari komisura posterion, menelusuri sepanjang perinium yang akan dilakukanepisiotomi.
Aspirasi untuk memastikan ujung jari tidak memasuki pembuluh darah, tarik jarum
perlahansambil menyuntikkan 5-10 ml lidokain 1%
- Tekan tempat infiltrasi agar anastesi menyebar. Tunggu selama 1-2 menit sebelum
melakukan episiotomi.
- Melakukan episiotomi yaitu pasang gunting episiotomi dengan tangan kanan, sedangkan
jari tengah dan jari telunjuk dari tangan kiri melindungi kepala janin dan perineum, searah
dengan sayatan.
- Tunggu puncak his kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari
telunjuk dan jari tengah.
- Gunting perineum dengan posisi mediolateral kiri, taruh gunting kelarutan klorin untuk
direndam.
7. Penanganan Distosia Bahu MANUVER MC.ROBERT
- Ibu dengan posisi terlentang arahkan ibu ke pinggir tempat tidur
- Minta ibu untuk melipat pahanya, sehingga kedua lututnya berada sedekat mungkin
dengan dada, minta bantuan dua orang asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu
kearah dada, gunakan kedua tangan untuk membantumleksi maksimal.
- Mintalah salah satu asisten untuk melakukan tekanan scara kearah lateral bawah pada
daerah simpisis untuk membantu mengecilkan ukuran bahu.
- Lahirkan bahu depan dengan tarikan yang mantap dan terus menerus kearah aksial dengan
memegang kepala janin secara biparental untuk menggerakan bahu depan, dibawah
simpisi pubis kemudian telusuri punggung bayi kearah kaki hingga lahirlah seluruh badan
bayi.
8. Bayi lahir spontan pukul 19.20 WIB, bayi tidak menangis, warna kulit kebiruan tonus otot
lemah, jenis kelamin laki-laki, BB : 3900 gram PB : 50 cm.
PENGKAJIAN KALA III
1. Melakukan palpasi abdomen pada ibu untuk mengetahiu kemungkinan adannya janin kedua.
2. Melakukan menejemen aktif kala III
a. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus di 1/3
paha atas bagian lateral dengan dosis 10 IU.
b. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.Letakan satu tangan diatas symp
untuk mendeteksi.Tangan satu menegangkan tali pusat.Setelah uterus berkontraksi,tegangkan kearah
bawah sambil tangan lain mendorong uterus kearah
belakang atas (dorso kranial) secara hati hati.Tanda- tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentu
tinggi fundus uteri/rahim membulat,tali pusat memenjang,
semburan darah secara tiba-tiba saat plasenta dengan kedua tangan,pegang plasenta dan putar plasen
hingga selaput ketuban terpilin kemudian tempatkan di kendi plasenta
c. Melakukan mesases uterus dalam 30 detik dengan gerakan melingkar atau searah
jarum jam
3. Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta lahir lengkap, pukul 21.30 WIB diameter 15 cm, panjang
tali pusat 40 cm, selaput dan kotiledon lengkap, berat 500 gram, tebal 2 cm, letak tali pusat ditengah.
4. Menilai pendarahan dan laserasi jalan lahir. Pendarahan ±50cc dan terdapat laserasi derajat 2 pada
perineum.
PENGKAJIAN KALA IV
Tanggal : 09 Seotember 2022
Jam : (19.40 WIB – 22.15 WIB)
A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan merasa nyeri pada perineumnya.
B. OBJEKTIF (O)
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Stabil
Kesadaran Emosional : Composmentis
Tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 21x/menit
S : 36,1 C
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
Pendarahan : ± 150 cc
Perlengkapan Plasenta
Panjang tali pusat : 40 cm
Diameter : 15 cm
Berat plasenta : 500 gram
Tebal : 2 cm
Kotiledon : Lengkap
Laserasi : Ada, derajat II dan dilakukan heacting sebanyak 4 jahitan
C. ANALISA
Diagnosa Ibu : Ny.I P1 A0 kala IV
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kondisi saat ini bahwa ibu telah melahirkan dengan
normal walaupun ada sedikit hambatannya, saat melahirkan bahu bayinya tetapi dapat dilalui
dengan lancar, ibu dan bayi selamat tetapi ibu masih harus terus istirahat berbaring ± 2 jam.
2. Melakukan Penjahitan
- Periksa robekan secara lengkap dengan menggunakan kassa DTT secara lembut sambil
menilai luas dan dalammya robekan.
- Berikan lidokain 1 % sesuai dengan robekan tunggu 2 menit agar lidokain bekerja.
- Siapkan jarum, benang cat gut, dan gunting.
- Robekan perineum derajat II,
Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah
itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-
kira 1 cm.
Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin hymen.
Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang
cincin hymen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik keluar pada luka
perineum.
Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk mengetahui
letak ototnya.
Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah vagina
dengan menggunakan jahitan subkutikuler.
Pindahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang cincin
hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya.
- Pastikan anus tidak terjahit dengan memasukkan jari kelingking kedalam anus.
- Periksa kembali vagina dengan lembut untuk memastikan tidak ada kassa yang tertinggal
di dalam.
- Cuci area genital dan kompres dengan kasa betadin.
LEMBAR KONSULTASI
Pembimbing Institusi
Pembimbing Institusi
A. SUBJEKTIF ( S )
1. Identitas
Identitas Bayi
Nama : By.Ny. M
Umur : 0 hari
Tanggal lahir : 09 September 2022
Pukul : 21.20 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Anak-ke : Dua ( 2 )
a) HPHT : 05-12-2021
b) HPL : 14-09-2022
c) ANC
Trimester I : Frekuensi : 2x
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
Trimester II : Frekuensi : 3x
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
3. Imunisasi TT
TT 1 Bayi
TT 2 SD
TT 3 SD
TT 4 CATIN
TT 5 - Belum dilakukan
4. Riwayat persalinan ini :
e) Plasenta
- Panjang : 37 cm
- Jumlah kotiledon : 20
Ibu mengatakan dia dan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan Seperti DM
asma, jantung, hipertensi dan tidak ada riwayat penyakit menular seperti hepatitis, TBC.
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan kecuali dari bidan, tidak pernah minum
jamu dan ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak merokok.
Ibu mengatakan merasa cemas saat persalinan, ibu mengatakan suami dan keluarga yang
lain selalu memperhatikan keadaan ibu, hubungan ibu dengan keluarga dan tetangganya
baik, ibu tidak menganut adat istiadat yang bertentangan dengan kesehatan.
B. OBJEKTIF(O)
1. Pemeriksaan Fisik
Penilaian APGAR SCORE
No. Aspek yang 0 1 2 Waktu
dinilai 1 5
1. Frekuensi denyut Tidak ada <100x/menit >100x/menit 2 2
jantung
2. Usuha bernafas Tidak ada Lambat teratur Mennagis 1 2
kuat
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan 1 2
Fleksi aktif
4. Reaksi terhadap Tidak ada Gerakan Sedikit Menangis 2 2
rangsangan
5. Warna kulit Biru/pucat Tumbuh Seluruh 1 2
kemerahan tubuh
Ekstremitas biru kemerahan
Jumlah 7/10
2. Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda vital : N : 40x/menit
R : 140x/menit
S : 36,0 C
Keaktifan : Kurang aktif
3. Pemeriksaan Fisik Sistematik
a) Kepala : Normal, tidak ada pembesaran cephal hematoma, caput succedenum
f) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak ada
pengeluaran.
i) Dada : Gerakan dada sesuai pola napas, tidak ada retraksi pada sela iga.
j) Perut : Tidak ada pembesaran hati dan limpa.
C. ANALISA (A)
Diagnosa : Bayi baru lahir Ny. M umur 0 hari dengan Asfiksia Ringan
D. PENATALAKSANAAN(P)
1. Mengeringkan tubuh bayi dengan kain kemudian menjaga kehangatan bayi dengan cara
membedong bayi dengan menggunakan kain kering dan bersih.
3. Melakukan resusitasi
- Meletakkan bayi dibawah lampu sorot dengan jarak 60 cm dan daya 60 watt.
5. Melakukan penilaian kembali pada bayi saat menit ke-10 setelah bayi lahir
R : 40x/menit
S : 36,0 C
SUBJEKTIF(S)
Ibu mengatakan bayinya sudah menangis dengan kuat, bayinya sudah bergerak aktif,
OBJEKTIF(O)
R : 40 x/menit
S : 36,0 ºC
5. Reflek
ANALISA(A)
Bayi Ny. M umur 1 hari dengan riwayat asfiksia ringan dengan perawatan hari pertama.
PENATALAKSANAAN(P)
membedong bayi menggunakan kain kering dan bersih atau jemur bayi setiap pagi.
5. Mengobservasi tanda – tanda vital dan warna kulit bayi setiap 4 jam serta berat badan bayi
setiap pagi.
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand / tidak terjadwal pada saat keadaan
ibu sudah mulai membaik.
8. Mengajari ibu cara perawatan tali pusat yaitu dengan membungkus tali pusat dengan kassa steril
tanpa di bumbuhi apapun, menjaga tali pusat agar tetap kering, dan sisa tali pusat akan lepas pada
minggu pertama.
SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan keadaan bayinya sudah sehat dan berencana akan pulang.
OBJEKTIF (O)
2. Tanda-tanda vital
N : 140 x/ menit
R : 40 x/ menit
S : 37,0 C
4. Tali pusat terbungkus kassa steril dan masih basah, tidak ada darah dan nanah.
ANALISA(A)
Bayi Ny. M umur 2 hari dengan riwayat asfiksia ringan perawatan hari ke 2.
PENATALAKSANAAN(P)
1. Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi dengan menggunakan kain kering dan bersih
a. Ke dua putting susu dibasahi dengan baby oil selama 3-4 menit, kapas di gosok-gosok untuk
mengangkat kotoran.
b. Kedua tangan basahi dengan baby oil.
c. Kedua tangan berada di anatara belah payudara lalu diurut dari atas ke samping lalu ke bawah
menuju ke puting susu dengan mengangkat payudara per lahan-lahan pemijatan di lakukan
selama 30 menit.
d. Sokong payudara kiri dengan tangan kanan, 2 atau 3 jari tangan berlawanan membuat putaran sambil
ditekan, dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu, setiap payudara kali gerakkan.
e. Kompres payudara dengan waslap selama 5 menit, sekalian untuk membersihkan payudara
dari minyak.
3. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif yaitu :
4. Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayinya setelah disusui, dengan cara meletakkan bayi pada
bahu kemudian ditepuk - tepuk pada punggung bayi sampai bayi bersendawa.
6. Melakukan dan mengajari ibu cara perawatan tali pusat yaitu membungkus dengan kassa steril tanpa
membubuhkan apapun pada tali pusat bayi.
7. Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu suhu tubuh yang tinggi yaitu lebih
dari 37,5 ºC dan kurang dari 36,5 °C, warna kulit bayi yang kebiruan atau kuning, tali pusat yang
berbau dan mengeluarkan cairan, bayi tidak mau menyusu, dan apabila bayi mengalami tanda-tanda
tersebut segera bawa ke petugas kesehatan terdekat.
8. Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah diperbolehkan pulang, nanti jam 12.00 WIB
LEMBAR KONSULTASI
Pembimbing Institusi
DI RS DKT TK IV.02.07.04
2. Anamnesa
Keluhan utama : Ibu mengatakan payudaranya terasa bengkak, merah, nyeri dan terasa sejak
tanggal 10 September 2022 pukul 12.30 wib.
Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan ASI nya belum keluar, dan ibu merasa cemas
karena bayinya malas menyusu.
3. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Sah
Menikah Ke : Pertama
Lamanya : 2 Tahun
Usia Saat Menikah : 21 Tahun
4. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu : Ibu Hamil Anak Pertama
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 05-12-2021
TP : 14-09-2002
ANC Pertama : 8 minggu dan dilakukan tes kehamilan
Usia Kehamilan : 38 minggu
Kunjungan ANC : 7x di bidan
Trimester 1 : Frekuensi : 2x
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
Keluhan : Mual, Pusing
Trimester II : Frekuensi : 2x
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
Keluhan : Tidak Ada
Trimester III : Frekuensi : 3x
Tempat : PMB
Oleh : Bidan
Keluhan : Sakit Pinggang
6. Imunisasi TT
TT 1 : Bayi
TT 2 : SD
TT3 : SD
TT4 : Catin
TT5 : Belum dilakukan
7. Riwayat Persalinan
Tanggal Persalinan : 09 September 2022
Jam Lahir : 11.45 wib
Tempat Persalinan : RS.DKT.TK.IV.02.07.04
Jenis Persalinan : Sectio Caesare
Penolong : Dokter
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 3000 gram
PB : 48 cm
Lama Persalinan : 40 – 50 menit
Plasenta
Diameter : 15 cm
Berat : 500 gram
Kotiledon : lengkap
Panjang Tali Pusat : 40 cm
Tebal : 2 cm
8. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan dirinya dan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
asma, hipotermi, jantung, DM, maupun penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, dan
hepatitis B.
9. Riwayat Psikologis
Ibu, suami dan keluarga merasa senang atas kelahiran bayinya. Dan ibu merasa cemas dengan
keadaan kedua payudaranya yang bengkak.
14. Aktivitas
Pekerjaan : Ibu mengatakan mengatakan belum melakukan pekerjaan rumah tangga dan
ibu hanya beristirahat dan jalan jalan ringan.
B. OBJEKTIF (O)
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 82x/menit
R : 20x/menit
T : 36,1 º C
b. Pemeriksaan Fisik
Mulut & gigi : Bersih, gigi putih, lidah bersih, gusi tidak berdarah, tidak ada
caries.
d. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
e. Dada
Jantung : Normal, bunyi lup dup
Paru-paru : Normal, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
Payudara
a) pembengkakan : Ada, disebelah kiri payudara
b) putting susu : Mendatar
c) pengeluaran : Keluar sedikit kolostrum
d) bentuk : Tidak simetris
f. Abdomen
Bekas luka : Ada bekas luka operasi
Pembesaran : Normal
Benjolan : Tidak ada
TFU : 2 jari di bawah pusat
g. Genetalia
Vulva : Normal, tidak odem
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Pengeluaran pervaginaan : lochea rubra
Anus : Tidak ada hemoroid
h. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Ekstemitas bawah
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Reflek Patella : +/+
F. ANALISA (A)
Diagnosa : Ny. M P1 A0 Post Partum hari ke-2 dengan bendungan ASI.
Masalah : Ibu Kesulitan menyusui dan merasa nyeri.
G. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan, bahwa ibu sekarang dalam kondisi baik baik saja,
hanya terjadi bendungan pada payudara sebelah kiri.
2. Menjelaskan terjadinya bendungan payudara yaitu karena adanya peningkatan aliran vena
dan limphe pada payudara.
3. Mengobservasi tanda tanda vital
TD : 110/80 mmHg R : 20x/menit
N : 82x/menit S : 36,1 º C
4. Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara
a. Tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara kemudian urut keatas lalu kesamping
kemudian urut kebawah hingga tangan menyanggah payudara kemudian sentakkan
kebawah payudara secara perlahan.
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari jari tangan saling dirapatkan,
Kemudian sisi keliling tangan kanan menganut payudara dari pangkal kearah putting,
demikian pula payudara kanan.
c. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2 kemudian jari tangan kanan
dikepalkan lalu buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal kearah putting.
5. Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik dan benar
a. Usahakan pada saat menyusui ibu dalam keadaan tenang.
b. Memasukkan semua areolla mammae kedalam mulut bayi.
c. Ibu dapat menyusui dengan cara duduk atau berbaring sesuai kenyamanan dengan
Santai dan dapat menggunakan sandaran (bantal) pada punggung.
d. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas, jari yang lain menopang dibawah payudara.
e. Berikan asi pada bayi secara teratur dengan selang waktu 2-3 jam atau dengan cara
On demand. Setelah salah satu payudara mulai terasa kosong, sebaiknya ganti pada
payudara yang satunya.
f. Setelah selesai menyusui oleskan asi ke payudara, biarkan kering sebelum kembali
Memakai bra, langkah ini berguna untuk mencegah lecet pada putting.
g. Sendawakan bayi tiap kali habis menyusui untuk mengeluarkan udara dari lambung
bayi agar bayi tidak kembung dan muntah.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang bergizi, dengan
dengan mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan bergizi akan memperbanyak dan
memperlancar ASI misalnya daun katub, bayam dan lain lain.
7. Memeberikan theraphy obat Paracetamol 500 mg 3 x 1 per oral untuk mengurangi rasa
SUBJEKTIF (S)
11 September 2022 (07.30 WIB)
Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan payudaranya sudah tidak bengkak dan nyeri, bayinya sudah aktif
menyusui, dan ASI nya sudah keluar dengan lancar.
OBJEKTIF (O)
(07.35 WIB)
5. Kesadaran : Composmentis
6. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 82x/menit
R : 22x/menit
S : 36,4 C
7. Payudara
Payudara tampak tidak bengkak lagi, tidaak ada nyeri tekan saat palpasi, pengeluaran ASI lancar.
8. Abdomen
Tampak luka jahitan tertutup kasa steril, bersih dan kering, kontraksi baik, TFU pertengahan pusat
simphysis, tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, dan kandung kemih kosong.
ANALISA (A)
Diagnosa : Ny. M P1A0 Post Partum hari ke-3 dengan bendungan ASI.
(10.30 WIB)
1. Menyampaikan kondisi ibu bahwa keadaannya sudah membaik dan keadaan payudaranya sudah
sembuh maka ibu sudah diperbolehkan untuk pulang.
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan.
(11.10 WIB)
Cefadroxil 500 mg
LEMBAR KONSULTASI
Pembimbing Institusi
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan asuhan kebidanan fisiologis di RS DKT TK.IV.02.07.04 guna
memenuhi praktik klinik (PK patologis) mulai dari pengumpulan data hingga
melaksanakaan beberapa tindakan asuhan kebidanan dan sekaligus mengevaluasi asuhan
maka penulis menyimpulkan.
Dari hasil asuhan kebidanan tidak ditemukan masalah dalam penelitian Praktik kerja klinik
ini sangat bermanfaat dalam menambah keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan
baik pada ibu hamil, bersalin maupun nifas,neonatus,dan bayi baru lahir.
Praktik kerja klinik berguna untuk memadukan antara ilmu yang didapat dikampus dengan
praktik di lapangan.
5.2 Saran
Dari Hasil pemanatuan penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan, penulis ingin
menyampaikan saran kepada.
b. RS DKT TK.IV.02.07.04 hendaknya dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
sesuai dengan program pemerintah.
c. Dinas kesehatan kabupaten Bandar lampung hendaknya lebih meningkatkan
pengawasan di lapangan sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/download/246/61
Revina. (2013). Mengenal Kehamilan kosong atau Blighted Ovum (BO), [internet], tersedia
dalam http://bidan.com/mengenal-kehamilan-kosong-atau
blightedovum-bo, [diakses tanggal 17 februari 2014]
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Cahyanti, Y,D. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Bayi Asfiksia Neonatorum Dengan
Ketidakefektifan Bersih Jalan Nafas Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Bangil
Pasuruan. Diambil dari: http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/799/.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/article/viewFile/2418/1936