Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN UJIAN AKHIR PROGRAM

PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA AKSEPTOR KB IMPLANT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

MINTA HATI LUAHAMBOWO


1617180069

Penguji I : Yulida Effendi, SKM., M.Kes


Penguji II : Syahroni Damanik, SST, M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA


MEDAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA AKESPTOR KB IMPLANT

Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Ujian Akhir Program

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

( Yulida Effendi, SKM.,M.Kes ) (Syahroni Damanik, SST, M.Kes)

Diketahui oleh
Direktur Akademi Kebidanan
Helvetia Medan

( Hj. Mey Elisa Safitri, SKM., M.Kes )


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Laporan Ujian
Akhir Proram yang berjudul “Pendokumentasian Manejemen Asuhan Kebidanan
Pada Akseptor IUD”.
Dalam penulisan Makalah Laporan Ujian Akhir Program ini, penulis
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini sebagai mana mestinya. Untuk itu dengan keredahan
hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, Selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Sosial Helvetia Medan.
3. Hj. Mey Elisa Safitri, SKM, M.Kes, selaku Direktur Akademik Kebidanan
Helvetia Medan.
4. Julina Br. Sembiring, SST, M.Kes selaku Kepala Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Akademi Kebidanan Helvetia Medan.
5. Rapidah Saragih SKM, M.Kes Selaku Wadir I Akademi Kebidanan Helvetia
Medan.
6. Teguh Suharto, SE, selaku Wadir II Akademi Kebidanan Helvetia Medan.
7. Yulida Effendi, SKM.,M.Kes, selaku Penguji I yang dengan senang hati
memberikan sumbangan pikiran, meluangkan waktu dengan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Makalah
8. Syahroni Damanik, SST, M.Kes, selaku Penguji II yang dengan senang hati
memberikan sumbangan pikiran, meluangkan waktu dengan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
9. Ramadhani Syafitri Nasution, SST, M.K.M selaku Wadir III Akademi
Kebidanan Helvetia Medan
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, 25 Maret 2019


Penulis

Minta hati luahambowo

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 2
1.3. Tujuan .................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4
2.1. Definisi .................................................................................. 4
2.2. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya ...................... 4
2.3. Indikasi dan Kontra Indikasi .................................................. 5
2.4. Kelebihan dan Kekurangan .................................................... 6
2.5. Efek Samping ......................................................................... 8
2.6. Pemasangan Implant .............................................................. 9
2.7. Pencabutan Implant ............................................................... 18
BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 26
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 27
4.1. Kesimpulan ............................................................................ 27
4.2. Saran ...................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarOBelakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang

paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan

perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh

wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena

terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin

tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan

seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.

Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan

Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan

mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat

kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan

masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan

penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak

reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta

memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang

diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.

Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan

informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara

kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan

efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak

pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak

1
yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase

kesuburan0(ferundity).

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB

susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang

masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit

pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.

Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya

sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni

hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong

pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya

menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan

cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan

mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5

tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera

diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain.

Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan

susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti

setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum

waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit

lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang

terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya

tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi

kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan implan ?

2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Implan

2
3. Apa saja keuntungan dan kekurangan dari implan ?

4. Bagaimana cara kerja dari implan ?

5. Apa saja efek samping dari implan ?

6. Bagaiman cara pemasangan dan pelepasan implan ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari implan

2. Untuk mengetahui jenis-jenis implan

3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikas implan

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan implan

5. Untuk mengetahui efektifitas implan

6. Untuk mengetahui efek samping penggunaan implan

7. Untuk mengetahui Cara Pemasangan KB susuk

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi

Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di

bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi

hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan.

Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB

berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan

bilamana Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang

ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur

Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh

pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih

(dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut

implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses

pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya

pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).

2.2. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya

1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,

dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya

5 tahun

4
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter

2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun

3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel

dengan lama kerja 3 tahun

Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :

1. Lendir serviks menjadi kental.

2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

3. Mengurangi transportasi sperma.

4. Menekan ovulasi.

2.3. Indikasi dan Kontra Indikasi

 Indikasi

1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama

2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu

dekat.

3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

5
 Kontra Indikasi

1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.

2. Wanita dalam usia reproduksi

3. Telah atau belum memiliki anak

4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)

5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

6. Pasca persalinan dan tidak menyusui

7. Pasca keguguran

8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap

9. Riwayat kehamilan ektopik

10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia

bulan sabit (sickle cell)

11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

12. Sering lupa menggunakan pil

13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya

14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara

15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

16. Miom uterus dan kanker payudara.

17. Gangguan toleransi glukosa.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan

 Kelebihan

Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan

diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :

1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan

dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna

6
2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan

atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil

3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun

4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan

tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual

5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak

lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat

6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai

anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi

 Keuntungan dari metode ini adalah:

1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam

3. Bebas dari pengaruh estrogen

4. Tidak mengganggu ASI

5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan

6. Perdarahan lebih ringan

7. Tidak menaikkan tekanan darah

8. Mengurangi nyeri haid

9. Mengurangi/ memperbaiki anemia

10. Melindungi terjadinya kanker endometrium

11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul

 Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah

1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan,

nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.

2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

7
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk

HIV/AIDS

4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat

epilepsi.

5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan

per tahun

2.5. Efek Samping

1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi

pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.

2. Yang paling sering terjadi:

 Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid

 Perdarahan bercak (spotting)

 Berkurangnya panjang siklus haid

 Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau

perdarahan bercak.

3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang

membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada

biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.

4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya

waktu.

5. Perdarahan hebat jarang terjadi

6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.

Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan

8
2.6. Pemasangan Implant

1. Pelaksanaan Pelayanan

Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan

maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang

sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:

a. Mamiliki pencahayaan yang cukup

b. Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan

c. Terbebas dari debu dan serangga

d. Memiliki ventilasi udara yang baik

e. Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan

mengalir (air kran dan lain-lain).

2. Pencegahan Infeksi

Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun

pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari

bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:

a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan

dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa

sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat

penting khususnya bila kebersihan klien

b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan

pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila

dengan air bersih yang mengalir sudah cukup

c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang

sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang

d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti

septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah

pemasangan/pencabutan implan.

9
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum

malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%.

Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan

larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering

akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10

menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.

f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai,

taruh pada wadah kering dan bertutup

g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi

(kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak

bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam

wadah yang tahan tusuk.

h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.

3. Persiapan

a. Persiapan Klien

Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan

pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan

mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada

kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi

pada insersi atau pencabutan implan Norplant

b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi

1) Meja periksa untuk berbaling klien

2) Alat penyangga lengan (tambahan)

3) Batang implan dalam kantong

4) kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat

meletakkan implan Norplant.

10
5) Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau

didisinfeksi tingkat tinggi)

6) Sabun untuk mencuci tangan

7) Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol

povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.

8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)

9) Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1

1/2inch)

10) Trokar 10 dan madrin

11) Skalpel 11 atau 15

12) Kassa pembalut, band aid, atau plester

13) Kassa steril dan pembalut

14) Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan

darurat)

15) Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)

16) Bak/tempat instrumen (tertutup)

4. Kunci Keberhasilan Pemasangan

a. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan

b. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan

c. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku,

didaerah media lengan

d. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan

kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.

e. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat

dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan

f. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan

pemasangan tepat dibawah kulit

11
g. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya

dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul

yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan

disepanjang tepi jari tersebut)

h. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu

dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali

dalam posisi yang tepat

i. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang

dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam

kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.

j. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

5. Persiapan Pemasangan

Langkah 1

Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta

membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas

antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan

dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.

Langkah 2

Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan

kain bersih.

Langkah 3

Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya :

lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus

disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan

posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.

Langkah 4

Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.

12
Langkah 5

Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di

dalamnya.

Langkah 6

Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan

pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada

mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat

tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka

sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT

saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya

kecuali dengan alat yang steril atau DDT.

6. Tindakan Sebelum Pemasangan

Langkah 1

cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.

Langkah 2

Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna

mencegah kontaminasi silang).

Langkah 3

Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan

jumlahnya.

Langkah 4

Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT

untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya

dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan

menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan

insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering

13
(sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan

hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.

Langkah 5

Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi

lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan

dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan

dengan kain steril.

Langkah 6

Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml

obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama

memasang kapsul implan.

Langkah 7

Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk

memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat

anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa

memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat

kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan

sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di

antara tempat untuk memasang kapsul.

7. Pemasanagan Kapsul

Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk

memastikan obat anestesi telah bekerja.

Langkah 1

Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus

kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.

14
Langkah 2

Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang

tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,

 dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum

memasukkan setiap kapsul.

 dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah

memasang setiap kapsul.

Langkah 3

Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan

ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada

pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya

berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat

tahanan coba dari sudut lainnya.

Langkah 4

Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit

terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat

pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari.

Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar

akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.

Langkah 5

Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.

Langkah 6

Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset

atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul

diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel

lain.

15
Langkah 7

Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada

tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.

Langkah 8

Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan.

Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi

sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan

pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di

tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.

Langkah 9

Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka

insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung

kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal

yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul

saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.

Langkah 10

Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan

kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas.

Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula

fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan

sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak

yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang

sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam

trokar dan lakukan seperti sebelumnya.

Langkah 11

Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi

pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.

16
Langkah 12

Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah

terpasang.

Langkah 13

Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar

atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang

kembali di tempat yang tepat.

Langkah 14

Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa,

keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa

selama 1 menit

8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul

 Menutup luka insisi

1. Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa

steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat

menimbulkan jaringan parut

2. Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut

untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)

 Perawatan klien

1. Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak

umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.

2. Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari

luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk

perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara

tertulis.

17
2.7. Pencabutan Implant

Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :

1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)

2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan

pengobatan biasa

3. Sudah habis masa pakainya

4. Terjadi kehamilan

Prosedur Pengangkatan

1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan

kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.

2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah

tempat insisi akan dilakukan.

3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban

4. Lakukan anastesi lokal

5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul

Norplant

6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan

lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung

forceps.

7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu

dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah

terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan

yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas

sehingga mudah menariknya keluar

8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam.

Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu

perdarahannya

18
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan

kassa steril kemudian di plester

10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit

Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari

19
BAB III
TINJAUAN KASUS

AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA MEDAN


FORMAT PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR KB IMPLANT

NO. REGISTER :
MASUK RS TANGGAL/JAM : 14 OKTOBER 2018 / JAM : 10:00 WIB
DIRAWAT DIRUANG : Di Klinik Pratama Rawat Inap Masta Amd.keb

Biodata Ibu Ayah


Nama : Ny.M Tn.E
Umur : 27 Tahun 30 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA SLTA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jln. Young panah hijau Jln. Young panah hijau
Marelan Marelan
No. Telepon/HP :- -

I. DATA SUBJEKTIF
1. Kunjungan saat ini : Kunjungan Pertama √ Kunjungan
Ulang
Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memasang kembali implant
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 23 tahun. Dengan suami sekarang 6
tahun
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun. Siklus 28 hari. Teratur
Lama 7 Hari. Sifat darah : encer Bau khas Fluor albus : tidak
Dismenorroe :tidak.
Banyaknya 3x ganti doek. HPM 11 oktober 2018

20
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
P3Ab0Ah3

Penulisan Nifas
Hamil
Komplikasi
ke Umur Jenis Jenis BB
Tgl Lahir Penolong Laktasi Komplikasi
Kehamilan Persalinan Kelamin Lahir
Ibu Bayi

1 12/02/2016 38 mg Spontan Bidan - - LK 3000 Ada -

2 22/03/2017 39 mg Spontan Bidan - - PR 2800 Ada -

3 16/08/2018 38 mg Spontan Bidan - - LK 3100 Ada -

5. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Jenis Mulai Memakai Berhenti/Ganti Cara
No
kontrasepsi Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Keluhan
1 IMPLANT 14-11- Bidan Klinik Tidak
2018 masta Ada

6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistematik yang pernah/sedang diderita
Tidak ada
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Tidak ada
b. Riwayat penyakit ginekologi
Tidak ada
7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3 x Sehari 8
gelas/hari
Macam Nasi, lauk, sayur Air putih,
teh
Jumlah 1 piring 1 gelas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 x Sehari 5 x Sehari
Warna Kuning kecoklatan Kuning
Jernih

21
Bau Khas Khas
Konsistensi Lunak Cair
Jumlah - -
c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Istirahat/tidur : 10 jam
d. Seksualitas : Frekuensi 2 x seminggu
Keluhan Tidak ada
c. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap mandi dan selesai BAB
dan BAK
Kebiasaan mengganti pakaian dalam setiap lembab
Jenis pakaian dalam yang digunakan katun
8. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang alat kontrasepsi implant.

b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai ibu sekarang


Ibu mengatakan belum tahu banyak tentang kontrasepsi implant.

c. Dukungan suami/keluarga
Hubungan ibu dan suami baik, suami mendukukng ibu menggunakan
implant karena perlindungan jangka panjang.

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umumBaik Kesadaran composmentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86kali per menit
Pernafasan : 22 kali per menit
Suhu : 36,4oC
BB : sebelum hamil 58 kg, BB sekarang 65 kg

22
b. Kepala
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Mata : Simetris conjungtiva merah muda, sklera
tidak ikterus
Mulut : Tidak ada stomatitis dan tidak ada karies
c. Leher : Tidak ada pembengkakan kenjar thyroid
d. Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Massa/tumor : Tidak ada kelainan
e. Abdomen
Bentuk : Simetris
Bekas luka : Tidak ada
Massa/tumor : Tidak ada kelainan
f. Ekstremitas :
Edema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patella : Ka (+) dan Ki (+)
g. Genetalia luar
Tanda chadwich : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Bekas luka : Tidak ada
Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan kelenjar bartholin
Pengeluaran : Tidak ada
h. Anus
Haemoroid : Tidak ada
2. Pemeriksaan Dalam/Ginekologi
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

23
III. ASSESSMENT
1. Diagnosis Kebidanan
Pasangan usia subur dengan akseptor KB Implant Indoplant.
2. Masalah
3. Ibu merasa sedikit cemas terhadap pemasangan Implant ,karena ini adalah
yang pertama kali
4. Kebutuhan
5. Memberikan rasa nyaman pada ibu
6. Diagnose potensia
Tidak Ada
7. Masalah potensial
Tidak Ada
8. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a) Mandiri
 Melakukan vital sign
 Melakukan pemasangan alat kontrasepsi implant indoplant
pada ibu.
b) Kolaborasi
 Tidak ada
c) Merujuk
 Tidak ada
IV. PLANNING (Termasuk Pendokumentasian Implentasi dan Evaluasi)
Tanggal 14-11-2019 Jam 11:00
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
dalan keadaan baik
TD: 120/70 mmHg RR: 22 x/i
HR: 86 kali permenit T: 36,40 C
a. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe / tyroid
b. Tidak ada benjolan pada payudara
c. Tidak ada massa/nyeri tekan pada abdomen.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

24
2. Memberikan konseling pada ibu, dan ibu mengerti.
3. Memberikan inform choice dan ibu memilih KB Implant Indoplant.
4. Memberikan inform consent padda ibu dan ibu menyetujui dilakukan
pemasangan implant.
5. Menyiapkan pemasangan implant :
a. Mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan
air mengalir serta membilasnya
b. Menutup tempat tidur klien dengan kain bersih
c. Mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebeh jarang
digunakan diletakkan pada lengan penyangga/meja samping
d. Menyiapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat didalamnya
e. Membuka dengan hati-hati kemasan steril implant dengan menarik
kedua lapisan pembungkusannya dan jatuhkan seluruh kapusul
dalam mangkok steril
f. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir keringkan dengan
kain bersih
g. Memakai sarung tangan DTT/steril
h. Mengatur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai
i. Mempersiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik
j. Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anastesi, mengisi
alat suntik dengan 3ml obat anastesi
k. Memasukkan obat anastesi di bawah kulit pada tempat insisi,
jangan lupa lakukan aspirasi
l. Memegang skapel dengan sudut 450, buat insisi dangkal
m. Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong
didalamnya memasukkan ujung trokart melalui luka insisi dengan
sudut kecil
n. Memasukkan trokar hati-hati dan perlahan-lahan ke arah tanda
dekat pangkal
o. Mencabut pendorong dari trokart

25
p. Memasukkan kapsul pertama ke dalam trokart dan dorong kapsul
sampai seluruhnya masuk kedalam trokart kemudian masukkan
lagi pendorongnya
q. Mengunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung
trokart sampai terasa ada tahanan
r. Menarik tabung trokart dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi
s. Meraba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah
keluar seluruhnya dari trokart
t. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, memutar ujung trokart ke arah
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk
memastikan kapsul pertama bebas
u. Menggeser trokart sekitar 150-250 dan memasukkan trokart
kebawah kulit untuk memasukkan kapsul selanjutnya
v. Memastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5mm
dari tepi luka insisi
w. Sebelum mencabut trokart, meraba kapsul untuk memastikan untuk
memastikan kapsul semuanya telah terpasang
x. Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi
y. Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah
diperiksa, mengeluarkan trokart pelan-pelan. Tekan tempat insisi
denga jari menggunakan kasa selama 1menit untuk menghentikan
perdarahan
z. Menutup luka insisi
Implant telah selesai dipasang.
6. Membersihkan semua peralatan yang telah digunakan
Alat telah dibersihkan dan di sterilkan.
7. Memberikan konseling pasca pemasangan implant pada ibu seperti :
 Selalu menjaga kebersihan pada daerah yang dipasangkan implant
 Menjaga agar pada daerah yang dipasang implant tetap kering

26
 Memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama
satu minggu atau bila melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kondom
8. Menganjurkan klien untuk kembali pada hari ketiga setelah
pemasangan atau bila ada keluhan seperti bengkak dan merah pada
daerah yang dipasang implant.

27
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 1, 2,

dan 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira

6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB

yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara

kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak

alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan

sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan

cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat

mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah

pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya

pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak

amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi

4.2 Saran.

1. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera

kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan

mencoba mencopot sendiri di rumah.

2. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar memberikan Pelayanan

kontrasepsi lebih Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang

merugikan bagi pasien.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for


Female).
2. KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-
berencana--kb-( Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat,
tanggal 17 Desember 2010).
3. Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan

29

Anda mungkin juga menyukai