D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
2. Penyebab Sekunder :
a) Gangguan pencernaan (seperti malabsorbsi, gizi tidak baik, kelainan struktur
saluran).
b) Gangguan psikologis.
Kekurangan Energi Protein merupakan masalah gizi utama di Indonesia.
Keadaan ini banyak diderita oleh balita. Anak balita dengan KEP tingkat berat
akan menunjukan tanda klinis kwaskiokhor dan marasmus. Masalah KEP
sebenarnya hampir selalu berhubungan dengan masalah pangan. Berdasarkan data
Susenas, dari 5 juta anak (27%), 3,6 juta anak (19,2 %) mengalami KEP. KEP
disebabkan oleh multifaktor yang saling terkait sinergis secara klinis maupun
lingkungannya. Pencegahan hendaknya meliputi faktor secara konsisten.
2. Kelangsungan Hidup
Wanita hamil didaerah Endemik GAKY akan mengalami berbagai gangguan
kehamilan antara lain :
a. Abortus
b. Bayi Lahir mati
c. Hipothryroid pada Neonatal
Penyebab tingginya kasus GAKY adalah disebabkan karena beberapa hal
diantaranya :
1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunkan garam beryodium
2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan mamfaat garam beryodium
3. Garam Non Yodium masih banyak beredar ditengah masyarakat.
4. Adanya perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang beryodium
dengan garam non yodium.
5.Pengawasan mutu garam yodium belum dilaksanakan secara menyeluruh dan
terus menerus serta belum adanya sangsi tegas bagi produksi garam non
yodium.
6.Pendistribusian garam beryidium masih belum merata terutama untuk daerah-
daerah terpencil.
AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB. Diantaranya pada
masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia.. Ibu hamil rentan
terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak sebanding
dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan
penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus
kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi
risikonya terkena AGB dibandingkan pria. Anak-anak dan remaja juga usia rawan
AGB karena kebutuhan zat besi cukup tinggi diperlukan semasa pertumbuhan.
Jika asupan zat besinya kurang maka risiko AGB menjadi sangat besar.
d. KVA ( Kurang Vitamin A)
Vitamin A merupakan nutriention essensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar
tubuh, dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena
tidak larut dalam air. Keurangan asupan vitamin A bisa menyebabkan diare yang
bisa be3rujung pada kematian dan pneumonia.
Prevalensi tertinggi terjadi pada balita. Hal ini disebabkan oleh intake
makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah, rendahnya konsumsi
vitamin A dan pro vitamin A pada ibu hamil sampai melahirkan sehingga
mempengaruhi kadar vitamin A yang terkandung dalam ASI. Selain itu dapat
disebabkan oleh MP-ASI yang kurang kandungan vitamin A, gangguan absorbs
vitamin A dan pro vitamin A ( penyakit pancreas, diare kronik, KEP ), gangguan
konversi pro vitamin A menjadi vitamin A.
Akibat kekurangan vitamin A :
1. Menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi ( misalnya
sakit batuk, diare dan campak ).
2. Rabun senja ( anak dapat melihat suatu benda , jika ia tiba-tiba berjalan dari
tempat yang terang ke tempat yang gelap ). Rabun senja dapat berakhir pada
kebutaan.
Cara mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin A :
1. Setiap hari anak diberi makanan yang mengandung vitamin A, seperti hati
ayam.
2. Setiap hari anak dianjurkan makan sayuran hijau dan buah-buahan berwarna.
3. Sebaiknya sayuran ditumis menggunakan minyak atau dimasak dengan
santan, sebab vitamin A larut dalam minyak santan
4. Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak setiap 6 bulan di Posyandu
Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada ibu segera setelah melahirkan.
Pemerintah terus berupaya menanggulangi penyakit gizi ini hingga sejak tahun
2006 telah dapat ditangani, namun karena kekurangan vitamin A ( KVA ) pada
balita dapat menurunkan daya tahan tubuh. Maka, suplementasi vitamin A tetap
harus diberika pada balita. Berikut upayah yang telah dilakukan pemerintah 1.
Penyuluhan agar meningkatakan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A
2. Fortifikasi vitamin A ( susu, MSG, tepung terigu, mie instan ).
3. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun ( 200.000 IU
pada bulan februari dan agustus ), ibu nifas ( 200.000 IU ), anak usia 6-12 bulan
( 100.000 IU ).
e. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
osbesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% Perhatian tidak hanya ditujukan
kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak
tubuh. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsikalori lebih banyak dari
yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah
penyakit menahun seperti Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa),tekanan
darah tinggi (hipertensi), stroke, serangan jantung (infark miokardium), gagal
jantung, kanker kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus
besar),batu kandung empedu dan batu kandung kemih, Gout dan artritis gout,
serta osteoartritis.lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang
normal dianggap mengalami obesitas.Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Anak-anak yang mengalami obesitas dapat berisiko lebih besar mengidap
penyakit jantung, diabetes dan gangguan akibat kelebihan berat badan lainnya dari
yang terpikirkan. Fakta ini diketahui berdasarkan studi baru tentang dampak
obesitas selama masa kanak-kanak dan perkembangan kesehatan di masa
dewasa.Dibanding anak-anak dan remaja yang berbobot ideal, anak dengan
obesitas lebih berisiko menderita gangguan kesehatan yang memicu penyakit
jantung dan diabetes. Seperti, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan
gula darah tinggi.
Di Indonesia terdapat 19,1 persen kasus obesitas pada penduduk berusia di
atas 15 tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
pada 2010, menunjukkan 27,7 juta jiwa penduduk Indonesia berusia di atas 18
tahun, mengalamiobesitas. Jumlah ini sama dengan 11,7 persen dari keseluruhan
penduduk Indonesia.
3. Cara Mengatasi Masalah Gizi pada Masyarakat
a. Perbaiki asupan nutrisi
Penanganan bagi para penderita kurang gizi yang paling utama yakni dengan
pemberian nutrisi secara layak dan mencukupi, mulai dari menu karbohidrat
layaknya dalam bentuk nasi dan roti, protein dalam segala jenis lauk pauk baik
dari nabati seperti tahu ataupun dari hewani layaknya menu olahan telur dan
seterusnya, perhatikan pula kandungan asupan vitamin yang bisa diperoleh dari
ragam jenis sayuran atau juga pada buah-buahan segar, pemberian susu yang kaya
akan nutrisi mencukupi juga layak dijadikan pilihan, yang pasti pemberian asupan
nutrisi mencukupi haruslah dilakukan secara berkala dan kontinyu, hal ini demi
memaksimalkan adaptasi tubuh dalam penyerapan nutrisi secara maksimal.
Perhatikan pula untuk pencegahan maka asupan nutrisi pada kalangan
tertentu semisal ibu hamil dan menyusui haruslah ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan yang mencukupi demi terhindar dari hal yang tak diinginkan
selanjutnya, karena bagaimanapun dua kondisi ini pada umumnya membuat para
wanita utamanya memiliki beban yang memebihi dari waktu biasanya jadi perlu
untuk diberikan perhatian khusus lebih lanjut.
b. Lakukan pengobatan
Prosedur yang satu ini harus dilakukan secara spesifik apabila memang ditemukan
gejala penyakit yang memang melatarbelakangi munculnya kekurangan gizi
tersebut, semisal pengobatan secara intensif pada diare lantaran infeksi maupun
permasalahan pencernakan lain yang berhubungan langsung dengan sistem serap
nutrisi pada tubuh yang umumnya terletak pada saluran usus, fokus terapi untuk
penyakit pemicu ini akan semakin dapat memaksimalkan pula penanganan pada
gejala kekurangan gizi secara sekaligus.
c. Minimalisir kebiasaan buruk
Beberapa kebiasaan kurang sehat layaknya salah diet ketat ataupun merokok harus
diminimalisir secara ketat, lantaran kegiatan seperti ini sama sekali tidak
membawa manfaat baik bagi tubuh dan justru sangat membahayakan, baiknya
lakukan kegiatan yang lebih positif dampaknya bagi tubuh karena jika dibiarkan
terus berlanjut tak ayal maka ragam masalah kesehatan pun akan mengintai di
kemudian harinya jadi cobalah untuk senantiasa bijak dalam memilah gaya hidup
anda demi kesehatan anda sampai hari mendatang.
d. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi
Hendaklah untuk yang satu ini pemerintah sebagai pemegang kekuasaan yang
utama dan luas juga ikut andil secara nyata demi menjaga keseimbangan supaya
perbaikan ekonomi juga dapat dirasakan oleh masyarakat kelas bawah, dan juga
kebiasaan untuk menggalakkan empati pada sesama layak juga untuk dijadikan
alternatif demi memperhatikan sesama kita yang berada pada ujung kemiskinan,
bantuan sembako dan bahan pangan secara tepat sasaran semoga dapat menjadi
langkah nyata yang dapat mengurangi merebaknya wabah kekurangan gizi di
kalangan bawah.
DAFTAR PUSTAKA
2. Osteoartritis (OA)
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang
menyebabkan kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai
dengan perubahan pada tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah
genetik, perempuan, riwayat benturan pada sendi, usia dan obesitas.
Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:
Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik
setelah beristirahat.
Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak
lebih dari 30 menit.
Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari dan bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi-sendi
yang menopang tubuh seperti lutut, panggul, dan punggung.
3. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai
dengan rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal
tersebut dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Karena
penyakit ini tidak memberikan gejala hingga terjadi patah tulang, maka
penting untuk dilakukan skrining untuk mencegah penyakit ini. Selain itu,
penderita juga harus menjaga diri dan melakukan penyesuaian agar tidak
mudah jatuh, misalnya kamar mandi menggunakan lantai yang kasar.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh:
Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita
post menopause.
Usia lebih dari 70 tahun.
Penyakit kronis.
Defisiensi zat pembentu tulang seperi kalsium, vitamin D.
5. Asam Urat
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat
purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan
hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan
yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh
makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk
hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita.
Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga
dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal
atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan
asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal
lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam
urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Penderita asam urat setelah
menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat
dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi
penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung purin.
Gejala Asam Urat :
Kesemutan dan linu
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
Solusi Mengatasi Asam Urat:
Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal.
Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga
7 untuk pria.
Kontrol makanan yang dikonsumsi.
Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita
dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
6. Stroke
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke
suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Stroke terjadi karena cabang
pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa
berupa kolesterol atau udara.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-
sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya
fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika
Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat
diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di
anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya.
Cara pencegahan penyakit stroke :
Hindari stress yang berlebihan.
Sempatkan untuk melakukan rekreasi, refleksi atau refreshing.
Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium,
folat dan antioksidan.
Mengonsumsi makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang .
Mengonsumsi makanan kaya kalsium.
Mengonsumsi kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai.
Mengonsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya
salmon, makerel dan tuna.
7. Hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi)
Kolesterol:
HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik.
LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.
Lemak dalam darah: trigliserida
Kadar normal :
Kolesterol total : < 200 mg/dL
Kolesterol LDL : < 160 mg/dL
Kolesterol HDL : > 60 mg/dL
Trigliserida : < 150 mg/dL
Kelebihan kolesterol meningkatkan risiko:
Penyumbatan pembuluh darah
Strok
Penyakit jantung koroner
Hipertensi
Obesitas
Pencegahan Hiperlipidemia :
1. Diet
2. Hindari stress
3. Olahraga secara teratur.
4. Stop merokok.
G. Pencegahan Penyakit Degeneratif secara Umum
Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola
makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pola
makan yang tidak sehat contohnya adalah mengkonsumsi makanan berlemak
jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya.
Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis
pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas
fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada
negara-negara dengan pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam
menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyakit degeneratif. Ada
beberapa upaya yang dapat mencegah penyakit degeneratif, yakni dengan
melakukan olahraga teratur dan sinar matahari yang menunjang bagi tubuh.
Melakukan kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan
untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan
fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. Selain
berolahraga berjemur pada matahari pagi dan sore memberikan kontribusi dalam
menjaga aktifitas sel-sel tubuh. Sinar matahari sesungguhnya sangat bermanfaat
bagi kita. Yang terbaik bila kita disinari cahaya matahari sebelum pukul 09.00
pagi dan setelah pukul 16.00 sore, karena sinar matahari mengurangi kolesterol
darah. Cara lain istirahat yang cukup, hal ini akan menjaga tubuh dalam kondisi
alkali (basa). Dalam kondisi ini tubuh akan melakukan metabolism secara normal.
Proses penuaan sel-sel tubuh berjalan lebih lambat, hal ini sangat
menguntungkan jika terjadi pada alat-alat vital tubuh. Selain itu, makan makanan
bergizi seimbang. Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya,
dimulai dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang masa hidupnya hingga
dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan.
Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrient dalam bentuk makanan yang berasal
dari hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati). Makanan dengan gizi
seiimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak
mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput
laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan
setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di
atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan
memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang mempunyai peran dalam
pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner, diabetes, tekanan darah
tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang
perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.