Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN UJIAN AKHIR PROGRAM

PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA AKSEPTOR KB IMPLANT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KLARA FIMARIA LAIA


1516180147

DOSEN PENGUJI :
RAPIDA SARAGIH, SKM, M.Kes
RAMADHANI SYAFITRI NASUTION, SST, M.K.M

AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA


MEDAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Program


Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pada KB Implant

Penyusunan Laporan Ini Dibawah Bimbingan


Penguji I Penguji II

(Rapida Saragih, SKM, M.Kes) (Ramadhani Syafitri Nasution, SST,


M.K.M)

Diketahui Oleh
Direktur Akbid Helvetia Medan

(Hj. Mey Elisa Safitri, SKM, M.Kes)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
Rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Ujian
Praktek yang berjudul “Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan Pada
KB Implant”.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini, khususnya kepada Dosen Penguji I Ibu Rapida Saragih, SKM, M.Kes
dan Ibu Ramadhani Syafitri Nasution, SST, M.K.M selaku Dosen Penguji II yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan –
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Medan, Juli 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat
derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan
ekonomi dan keluarga berencana (KB) yang merupakan sisi masing-masing mata
uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan
pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti.
Pengaturan kelahiran melalui program KB berdampak signifikan terhadap
peningkatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB
telah diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program
safe motherhood and child survival.
Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang
(sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan
angka kelahiran dengan bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua
tujuan utama : a) Pengaturan jarak kelahiran (“spacing”) dan b) memenuhi
keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi menambah anak (“limiting”).
Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir semua metode medis teknis KB yang
dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB yaitu Metode Modern
Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga,
yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan.
Materi hand out yang akan dipelajari kali ini adalah kontrasepsi implan.
Kontrasepsi implan disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), karena
insersinya pada bagian subdermal. Kontrasepsi implan berisi hormon progestin
dalam dosis rendah, yang mempunyai masa kerja panjang.

B. Manfaat
1. Apa pengertian dari KB implant ?
2. Apa saja jenis-jenis dari KB implant ?
3. Bagaimana cara pemasangan KB implant ?
4. Bagaimana cara pencabutan KB implant ?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian dari KB implant ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang KB Implan.
2. Mengetahui jenis KB Implan.
3. Mengetahui Cara pemasangan KB Implan.
4. Mengetahui Cara pencabutan KB Implan.
5. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan KB Implan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kontrasepsi dan Cara Kerja Kontrasepsi Implant


1. Pengertian Kontrasepsi
a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada
bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja
panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita.
b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal
levonorgestrel yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang
dibuat dari bahan sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg
levonorgestrel dalam format kristal dengan masa kerja lima tahun.
2. Cara Kerja Kontrasepsi Implant
a. Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap
terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya
menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik
endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan
atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi
fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang
dapat dideteksi pada pengguna implan.
c. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga
menghambat pergerakan sperma.
d. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting
untuk ovulasi.
B. Indikasi dan Kontraindikasi
1. Indikasi
a. Pemakaian KB yang jangka waktu lama.
b. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya
tidak terlalu dekat.
c. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain.
2. Kontra Indikasi
a. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
b. Wanita dalam usia reproduksi.
c. Telah atau belum memiliki anak.
d. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena).
e. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap.
g. Riwayat kehamilan ektopik.
h. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah,
atau amenia bulan sabit (sickle cell).
i. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya.

C. Jenis-jenis Impant
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm ,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85
mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35
mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling
banyak dipakai.
2. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga,
yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable,
dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti
EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya
adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari
selama masa kerjanya.
3. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama
kerja 3 tahun.
4. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung
38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per
hari dan lama kerja 1 tahun.
5. Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan
progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut
dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu
dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut
mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan
kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan
terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung
levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton.
Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan
panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan
panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18
bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali
lebih cepat dibandingkan silastic.

D. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implant


1. Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan
yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat
mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100
perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja
paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant)
dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat
diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita
memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama
setelah pengangkatan.
Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa
penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan
memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya
ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung
hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon
estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena
diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak
ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara
normal.
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i. Dapat dicabut setiap saat
j. Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di
atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna
implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah
haid yang hilang.
2. Kerugian Kontrasepsi Implant, meliputi :
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah
darah haid, serta amenorea. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang
biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang
setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan
pun.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
a. Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri
kepala; kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri
kepala.
b. Peningkatan berat badan
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan
berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan
berat badan pada pengguna implan dikacaukan oleh perubahan olahraga,
diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan
dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya
tidak mempunyai dampak klinis apapun.
c. Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan
keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat
disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan
suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar
globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin),
menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel
maupun testosteron). Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup
pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan
menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal
(misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal).
d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi
sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun,
wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta
kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan
merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang
sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan.
e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur
pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat
memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden
pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu
insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik
dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS.
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit
menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore
atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular
seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang
(kondom) guna mencegah infeksi.
g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.

h. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.


Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah
0,28 per 1000 wanita per tahun penggunaan.
Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama menggunakan
implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus
dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan
merupakan kehamilan ektopik.

E. Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid
terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
a. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
b. Perdarahan bercak (spotting)
c. Berkurangnya panjang siklus haid
d. Amenore..
3. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan
berjalannya waktu.
4. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan.

F. Pemasangan dan Pencabutan Implant


1. Pemasangan Implant:
a. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik
maupun di rumah sakit, serta harus:
1) Mamiliki pencahayaan yang cukup
2) Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
3) Terbebas dari debu dan serangga
4) Memiliki ventilasi udara yang baik
5) Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air
bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
b. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan
maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga
lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal
sbb:
1) Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang
akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang
tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik).
Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
2) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk
pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama
5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
3) Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan
sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari
kontaminasi silang
4) Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah
diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada
daerah pemasangan/pencabutan implan.
5) Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan, dan
sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan
larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat
suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan
plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan
plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera
dengan air bersih.
6) Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah
dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup.
7) Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi
(kassa, kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik
yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus
dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
8) Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
c. Persiapan
1) Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan
pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang
akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua
tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi
resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
2) Peralatan dan Instrumen untuk Insersi :
a) Meja periksa untuk berbaling klien;
b) Alat penyangga lengan (tambahan);
c) Batang implan dalam kantong;
d) Kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk
tempat meletakkan implan Norplant;
e) Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau
didisinfeksi tingkat tinggi)Sabun untuk mencuci tangan;
f) Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis
gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti
karat;
g) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin);
h) Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm
(1-1 1/2inch);
i) Trokar 10 dan madrin;
j) Skalpel 11 atau 15;
k) Kassa pembalut, band aid, atau plester;
l) Kassa steril dan pembalut;
m) Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan
darurat);
n) Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan);
o) Bak/tempat instrumen (tertutup).
d. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1) Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan;
2) Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan;
3) Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat
siku, didaerah media lengan;
4) Insisi untuk pemasangan harus kecil, hanya sekedar menembus kulit.
Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi;
5) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl
tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan;
6) Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan
memastikan pemasangan tepat dibawah kulit;
7) Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul
berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut);
8) Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan
dipasang kembali dalam posisi yang tepat;
9) Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul
dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan
bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang
yang sama dibawah kulit;
10) Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat.
e. Persiapan Pemasangan
1) Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang
mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa
sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat
penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga
kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
2) Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila
ada) dengan kain bersih.
3) Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan
(misalnya lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di
samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan
lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis
untuk memudahkan pemasangan.
4) Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
5) Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-
alat di dalamnya.
6) Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk
steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam
mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat
alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan
mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat
melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau
isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
f. Tindakan Sebelum Pemasanagan
1) Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain
bersih.
2) Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap
klien guna mencegah kontaminasi silang).
3) Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memstikan jumlahnya.
4) Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril
atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa
berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai
mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah
luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering
(sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga
berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
5) Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk
menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan
tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan
di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
6) Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan
rasa sakit selama memasang kapsul implan.
7) Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan
aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh
darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil
di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke
bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari
jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan
sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak
1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
g. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel
untuk memastikan obat anestesi telah bekerja :
1) Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau
dalam.
2) Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan
ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar :
a) Dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah
kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
b) Dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah
kulit setelah memasang setiap kapsul.
3) Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di
dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil.
Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke
depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit.
Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba
dari sudut lainnya.
4) Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas
sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati
ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga
dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar
bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
5) Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
6) Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan
telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan
memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan
pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
7) Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
8) Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk
menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi
dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting
pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan
tidak mendorong kapsul ke jaringan.
9) Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di
tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di
bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul
sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul
bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar
digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
10) Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah
laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat.
Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari
telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari
telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang
tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang
sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya
ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
11) Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi
atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5
mm dari tepi luka insisi.
12) Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul
semuanya telah terpasang.
13) Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah
kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan
hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
14) Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah
diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari
menggunakan kasa selama 1 menit.
h. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1) Menutup luka insisi :
a) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan
kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit
karena dapat menimbulkan jaringan parut;
b) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan
pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan
subkutan).
2) Perawatan klien :
a) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian
tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan;
b) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan
klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
2. Pencabutan Implan :
A. Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :
1) Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi);
2) Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi
dengan pengobatan biasa;
3) Sudah habis masa pakainya;
4) Terjadi kehamilan.
B. Prosedur Pengangkatan :
1) Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu
pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu
furseps bengkok.
2) Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong
kearah tempat insisi akan dilakukan.
3) Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang
berlubang.
4) Lakukan anastesi lokal .
5) Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan
kapsul Norplant.
6) Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari
tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul
dijepit dengan ujung forceps.
7) Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo
perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain.
Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal
ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-
pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.
8) Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua
sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka
hentikan terlebih dahulu perdarahannya.
9) Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka
dengan kassa steril kemudian di plester.
10) Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit.
11) Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari.
BAB III
TINJAUAN KASUS

AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA MEDAN


FORMAT PENDOKUMENTASIAN MENEJEMEN
KEBIDANAN PADA ASKEPTOR KB IMPLAN

NO. REGISTER :
MASUK RS TANGGAL/ JAM : 28 Maret 2018 Jam : 13.00 Wib
DIRAWAT DIRUANG : Klinik Bidan Ema

Biodata Ibu Ayah


Nama : Ny. G Tn. B
Umur : 28 Tahun 30 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jln.Pasar 1 Jln. Pasar 1
No HP :- -

I. DATA SUBJEKTIF
Kunjungan saat ini : √ Kunjungan pertama kunjungan ulang
Keluhan utama:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan

1. Riwayat perkawinan
Kawin..1... kali. Kawin pertama umur...23.....tahun. Dengan suami sekarang
..2.. tahun

2. Riwayat menstruasi
Menarche umur..13.. tahun.siklus..28.. hari. Teratur / tidak.
Lama..7.. hari. Sifat darah : encer/beku. Bau khas flour albus : ya/tidak
Disminore : ya/ tidak.
Banyaknya : 3 x ganti doek/hari
3. Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu
P.............2..............AB............0...............AH.......................2.........................

Hamil Penulisan Nifas


Ke Tgl Umur Jenis Penolong Komplikasi Jenis BB Laktasi Komplikasi
Lahir kehamilan persalinan Ibu Bayi kelamin lhr
1 14/04/14 Aterm Normal Bidan - - Laki-laki 3200 - -
gr
2 15/05/17 Aterm Normal Bidan - - Peremp 3000 - -
uan gr

4. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


No Jenis Mulai memakai
Kontra sepsi Tanggal Oleh Tempat keluhan tanggal Oleh Tempat Keluhan
1 KB Suntik 3 - Bidan Klinik BB
bulan Naik

5. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah /sedang di derita
Tidak ada
Penyakit yang pernah /sedang di derita keluarga
Tidak ada
b. Riwayat penykitginikologi
Tidak ada

6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari


a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 3x sehari 8 gelas/hari
Macam Nasi,ikan,sayur Air Putih
Jumlah 1 porsi 1 liter
Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. Pola eliminasi BAB BAK


Frekuensi 2x sehari 5-6 sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi Lunak Cair
Jumlah - -
c. Pola aktifitas
Kegiatan sehari-hari : Melakukan pekerjaan rumah,mencuci,menyapu
Istirahat/tidur : 1 jam siang, 8 jam malam

d. Seksualitas : frekuensi 3x seminggu


Keluhan Tidak ada
e. Personal hygine
Kebiasaan mandi .....2..... kali /hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : Ketika Mandi
Kebiasaan mengganti pakaian dalam: Ketika lembab
Jenis pakaian daalam yang digunakan : Kain katun dan menyerap keringat

7. Keadaan psikososial spiritual


a. Pengetahuan ibu tentang alat kontra sepsi
Ibu dan suami sudah tahu tentang alat kontrasepsi
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontra sepsi yang di pakai ibu sekarang
Ibu dan Suami sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang

c. Dukungan suami/ keluarga


Suami sangat mendukung
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum ........Baik..............kesadaran...............Composmentis........
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/70 MmHg
Nadi : 85 x/i
Pernafasan : 24 x/i
Suhu : 36o C
BB :Sebelum hamil...48..kg,BB sekarang....55...kg
b. Kepala
Cloasma : Tidak ada
Mata : Simetris
Mulut : Bersih
c. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
d. Payudara
Bentuk : Simetris
Puting susu : Menonjol
Massa / tumor : Tidak ada
e. Abdomen : Nyeri bawah bagian sympisis
Bentuk : Simetris
Bekas luka : Tidak ada
Massa/Tumor : Tidak ada
f. Ekstremitas
Edema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
g. Genetalia luar
Tanda Chadwich : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Bekas luka : Tidak ada
Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Pengeluaran : Tidak ada
h. Anus
Haemoroid : Tidak ada

2. Pemeriksaan Dalam/Ginekologi
VT didapat antefleksi, tidak ada benjolan, tidak ada tanda chadwich, tidak ada
pembesaran uterus dan tidak ada infeksi genetalia.

3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

III. ASSESSMENT
1. Diagnosa Kebidanan
PUS calon Akseptor KB Implant

2. Masalah
Tidak ada

3. Kebutuhan
KIE Tentang KB Implant

4. Diagnosa Potensial
Tidak ada

5. Masalah Potensial
Tidak ada
6. Kabutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
- Memberikan KIE tentang KB Implant
- Melakukan pemasangan KB Implant
b. Kolaborasi
Tidak ada
c. Merujuk
Tidak ada

IV. PLANNING (Termasuk Pendokumentasian Implentasi dan Evaluasi)


Tanggal : 28 Maret 2018 Jam : 13.00 Wib

1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan baik terhadap ibu dengan


menjalin komunikasi yang baik sehingga ibu merasa nyaman.
- Komunikasi berjalan dengan baik

2. Melakukan pemeriksaan keadaan ibu, TTV, dan memberitahu hasil


pemeriksaan kepada ibu.
TTV : TD : 120/70 MmHg
HR : 85 x/i
RR : 24 x/i
T : 36oC
- Pemeriksaan sudah dilakukan dan ibu sudah mengetahui keadaannya baik

3. Menjelaskan cara kerja, efektivitas, kerugian, dan efek samping KB terutama


KB Implant yaitu :
1) cara kerjanya mencegah kehamilan dengan lendir serviks menjadi
kental, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, menekan ovulasi.,
2) Kerugian KB implant yaitu mengalami keterlambatan haid , kerugian
nyeri kepala, peningkatan berat badan, jerawat, perubahan perasaan
seperti gelisah. Keuntungannya Perlindungan jangka panjang (sampai
5 tahun), Pengembalian kesuburan yang cepat, tidak memerlukan
pemeriksaan dalamtidak mengganggu kegiatan sanggama.
3) Efek samping dari kb implant yaitu perubahan pola haid terutama
selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian
- Konseling sudah diberikan dan ibu sudah mengerti

4. Memberikan lembar persetujuan Imfomed Consent dan Imfom Choishe pada


ibu dan suami
- Lembar persetujuan sudah ditanda tangani

5. Mempersiapkan peralatan pemasangan KB Implant yaitu :


- Alat- alat sudah dipersiapkan

6. Melakukan pemasangan Implant sesuai dengan prosedur yaitu :


Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan
(misalnya lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di
samping.
- Ibu sudah mengerti dan sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi
berbaring

7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih,
pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien
guna mencegah kontaminasi silang).
-Bidan sudah menggunakan sarung DTT

8. Mempersiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril


atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa
berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai
sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari
tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar
sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai
tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah
dibuat tidak terlihat.
-Tempat insisi sudah di siapkan dan steril

9. Memasang kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi


lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang
akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat
pemasangan dengan kain steril.
- kain penutup sudah diletakkan

10. Memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat
anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama
memasang kapsul implan.
- ibu tidak alergi

11. Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi
untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan
sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian
tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan
membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik
jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat
anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
- Anastesi sudah dilakukan

12. Memegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar
menembus kulit. Dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke
bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
- Trokar sudah dimasukkan
13. Meletakkan kapsul tepat di bawah kulit. Masukkan kapsul pertama ke dalam
trokar.
- Kapsul sudah di masukkan. .

14. Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa,
keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan
kasa selama 1 menit.
- Kapsul sudah terpasang semua.

15. Menutup luka insisi.


- Luka insisi sudah di tutup.

16. Melakukan dekontaminasi semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit dan juga merapikan ibu
- Peralatan sudah dikontaminasi dan ibu sudah memakai kembali bajunya

17. Memberikan konseling pada ibu pasca tindakan.


- Ibu sudah mengeri keadaan ibu baik dan sudah diperbolehkan pulang

18. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan


- Ibu bersedia kembali ke klinik untuk kunjungan ulangan

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung
progestin dosis rendah, diinsersikan subdermal dengan masa kerja panjang.
2. Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat
lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan
endometrium, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi.
3. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena,
indoplant, uniplant dan capronor.
4. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan
sangat tinggi, metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya
kesuburan setelah pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang
berhubungan dengan penggunaan implan, diantaranya menyebabkan
kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80% pengguna, terutama
selama tahun pertama penggunaan.

B. Saran
1. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera
kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya atau yang terlatih. Jangan
mencoba mencopot sendiri di rumah.
2. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar memberikan Pelayanan
kontrasepsi lebih Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang
merugikan bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Aris. 2011. Pelayanan Keluarga Bencana. Salemba Medika :
Jakarta.
Noviawati, Dyah.2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Nuha Medika :
Jogjakarta.
Bari, Abdul, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai