OLEH
OKKY MERBEN
19190200005
1.2. Tujuan
1.3 Manfaat
a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun. Penggunaan Kontrasepsi Implant
c) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
2.6 Yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Implant Dan Yang Tidak Boleh
Menggunakan Kontrasepsi Implant
a. Yang boleh menggunakan
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun belum
3. Menghendaki kontrasepsi yang dimiliki efektivitas dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang
4. Pasca persalinan dan tidak menyusui
5. Riwayat kehamilan ektropik
6. Sering lupa minum pil
b. Yang tidak boleh menggunakan
1. Hamil atau diduga hamil
2. Pendarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya
3. Benjolan/ kangker payudara atau riwayat kanker payudara
4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Miom uterus dan kanker payudara
6. Gangguan toleransi glukosa
2.7 Waktu boleh menggunakan implant
1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak
diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsresi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
3. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja
diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan
seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
a. Umur
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan
rendahnya frekuensi penggunaan KB. Para ibu yang bekerja di luar rumah
menggunakan KB jangka panjang dikarenakan kesibukan. Namun pada ibu
yang tidak bekerja menggunakan KB suntik.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah pengembangan kemampuan seseorang dalam bentuk
prilaku sikap di dalam hidup yang dapat berpengaruh di dalam kehidupan
bermasyarakat
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu,
tujuan pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para ibu
yang bekerja di luar banyak memilih KB jangka panjang karena pekerjaan
yang membuat mereka sibuk. Jumlah Anak
Jumlah anak adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu yang masih
hidup. Jumlah anak dilahirkan seorang wanita selama hidupnya berpengaruh
dalam menntukan alat kontrasepsi yang akan dipakai. Bayaknya anak yang
dimiliki adalah memiliki salah satu faktor yang menentukan keinginan suami
istri untuk ikut mnjadi akseptor KB. Keluarga yang telah mempunyai banyak
anak (lebih dari 2 orang) diharapkan untuk memakai kontrasepsi yang efektif
dibanding dengan keluarga yang masih mempunyai anak sedikit (paling
banyak 2 orang).
c. Ekonomi
Ekonomi adalah nominal dari hasil kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga.
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Registrasi :-
Tanggal Pengkajian : 11-03-2020
Waktu Pengkajian : 10:30
Tempat Pengkajian : Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas
Pengkaji : Okky Merben
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn.a
Umur : 30 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Betawi Suku : Jawa
Pendidikan : Sd Pendidikan : Sma
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kp Malela Depok
c) Pola eliminasi: BAK: 6-7 kali/hari , warna kuning, BAB: 1 kali/ hari, warna
kehitaman, konstitensi lembek
d) Pola nutrisi: makan: 3 x sehari dengan menu nasi, sayur, ikan, ayam, daging
telur, tahu, tempe dan buah, tiap hari berbeda setiap hari. Minum: 6-8
gelas/hari (air putih, teh, dan susu)
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composimentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 131/80 mmHg
Denyut nadi : 88 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 68,3 kg
Tinggi badan : 165 cm
IMT : 25,01 (Normal)
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak odema
D. Penatalaksanaan:
1. Membina hubungan yang baik dengan ibu, Sudah Dilakukan
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam keadaan baik, TTV dalam batas normal,
Ibu Mengerti
3. Melakukan konseling pra pencabutan untuk mengetahui alasan pencabutan apakah
ibu mengingikan anak lagi, atau ibu memiliki alasan lain dalam pencabutan KB
implant, Ibu Mengerti
4. Mempersiapkan alat yang digunakan dalam pencabutan implant ( klem , pinset,
bisturi, betadin, kasa, spuit, lidocain, bengkok, dll) , alat sudah disiapkan
5. Memberitahu ibu untuk mencuci lengan yang terpasang implant, Ibu Mengerti
6. Memakai handscoon, telah dilakukan
7. Memastikan posisi kapsul dan melakukan insisi, telah dilakukan
8. Melakukan anastesi intrakutan pada tempat insisi
9. Melakukan pencabutan implant sesuai prosedur pencabutan implant, Sudah
dilakukan 2 kapsul keluar
10. Memasukan ujung trokar sampai batas merah melalui insisi, telah dilakukan
11. Memasukkan implant baru kedalam trokarnya dengan batang mendorong perlahan-
lahan ke ujung trokar sampai terasa adanya tekanan, dengan batang pendorong tetap
stationer, trokar pelan-pelan di tarik kembali ke garis batas dekat ujung trokar terliat
pada insisi dan kembali melakukan prosedur yang sama untuk memasukan batang
implant ke dua, telah dilakukan
12. Setelah terpasang melakukan penekanan pada luka insisi untuk mengurangi
pendarahan dan di beri betadine, telah dilakukan
13. Menutup bekas luka dengan plester anti air, telah dilakukan
14. Menganjurkan ibu untuk menjaga luka tetap kering dan kurangi kerja berat, Ibu
Mengerti
15. Menganjurkan ibu untuk segera kembali ke puskesmas bila ada nanah atau darah
yang keluar dari luka insisi, Ibu Mengerti
16. Memberikan therapy Mefenamat Acid 3x1, telah dilakukan
17. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1minggu lagi, Ibu Mengerti
18. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam bentuk SOAP, Sudah Dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. M usia 30 tahun dengan akespor KB lama
implant, serta membandingkan antara tinjauan teori dan kasus tidak ada kesenjangan disini
dilihat dari prosedur dan tindakan yang dilakukan di lapangan. Ibu megatakan ingin melepas
impland karena sudah 5 tahun pemakaian dan memutuskan memasang kembali. Menurut
penelitian Yuliani Siradjudin tahun 2017 Vol 02 “ Hubungan persepsi dan minat ibu dengan
pemakian kontrasepsi implan di wilayah Puskesmas Jongaya Makkasar” sesuai teori
mengatakan kurangnya ibu memilih alat kontrasepsi implan sebagai alat kontrasepsi yang
akan digunakan, dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang bagaimana cara
pemasangan, berapa lama waktu efektif penggunaannya, juga kelebihan dan kekurangan
kontrasepsi implan. Oleh karena itu lebih banyak ibu-ibu yang memilih kontrasepsi pil, suntik
dan kondom. Dari wawancara dengan Ny.M mengapa Ny.M lebih memilih implant karena
ny.M sudah mengetahui dan merasakan kelebihan dari Kb implant sendiri dalam mencegah
kehamilan.
Menurut jurnal Suyanti 2016 “Determinan penggunaan alat kontrasepsi Implant di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka tahun 2015” mengatakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Sukahaji tahun 2015 menggunakan metode kontrasepsi bukan implan dikarenakan sikap,
informasi tentang kb implant dan dukungan suami yang kurang. Dikaitkan dengan pasien
Ny.M ingin menggunakan Kb implan karena Ny.M sudah mendapatkan penjelasan dari
tenaga kesehatan sebelumnya tentang Kb implant sendiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implant adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic yang isi
dengan hormonal yang hanya mengandung progestin dosis rendah dengan masa kerja
panjang, ibu yang mengunakan KB implant biasanya sering mengalami haid yang
tidak teratur karena itulah salah satu efek sampingnya. Implant sendiri tidak dapat
dipasang cabut sediri harus dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten.
Dari hasil pembahasan antara Teori dan pembahasan pada Ny.M usia 30
tahundengan akseptor lama Kb Implant dapat di simpulkan Asuhan kebidanan
pelepasan dan pemasangan ulang akseptor Kb implant dapat di lakukan di karenakan
pengetahuan pendididkan kesehatan tentang kb implant dan kepercayaan ibu sudah di
berikan oleh tenaga kesehatan melalui konseling dan pendekatan.
Dari pengkajian tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus,
sehingga tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
Pada lahan praktek lebih ditingkatkan mutu pelayanannya dan semua tindakan yang
dilakukan didokumentasikan.
2. Mahasiswi
Para mahasiswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik antara petugas kesehatan,
pasien sehingga terjalin kepercayaan dalam melakuakan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA