Anda di halaman 1dari 7

1.

KB IMPLAN
a. Ny. E, 38 tahun, TD : 112/64, BB: 72kg (24 Mei 2022)
Latar belakang :
Permasalahan kependudukan yang dihadapi Indonesia adalahjumlah
penduduk yang besar, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, persebaran
penduduk yang tidak merata, struktur penduduk yang masih muda, dan
kualitas penduduk yang masih perlu ditingkatkan. Salah satu tujuan
strategis pelaksanaan program KB adalah untuk memperkuat pelayanan
KB dan kesehatan reproduksi, sebagaimana dituangkan dalam prioritas
nasional Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2015-2019 yaitu untuk
menurunkan angka putus pakai alat kontrasepsi, serta untuk meningkatkan
penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Salah satu
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah implan. Implan dapat digunakan untuk
jangka panjang 5 tahun dan bersifat seversible. Keuntungan dari kontrasepsi
yang efektifitasnya tinggi, angka kegagalan implan, 1 per 100 wanita pertahun
dalam 5 tahun pertama, kegagalan pengguna rendah, sekali terpasang tidak
perlu ada yang diingat. Implan berisi levonorgestrel yang merupakan hormon
progesteron. Efek samping Implan paling utama adalah perubahan pola haid,
yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi.
Yang paling sering terjadi adalah bertambahnya hari-hari perdarahan dalam
siklus, perdarahan-bercak (spotting), berkurangnya panjang siklus haid, amenore
meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan
bercak. Masyarakat diharapkan dapat memiliki pengetahuan mengenai
pentingnya untuk mengikuti program keluarga berencana (KB) terutama
Pasangan Usia Subur (PUS) yang dapat berpengaruh pada kondisi pertumbuhan
penduduk di Indonesia. Informasi serta gambaran mengenai penggunaan alat
kontrasepsi yang ada di Indonesia dapat menjadi pegangan dalam menentukan
alat kontrasepsi yang tepat untuk digunakan.

Gambaran Pelaksanaan
Ny. E, 38 tahun, TD : 112/64, BB: 72kg
Jumlah anak hidup : 1 laki laki, 1 perempuan
Usia anak terkecil : 9 tahun
Tanggal pemasangan : 24/05/22

Persiapan
1. Tensi dan stetoskop
2. Duk steril, spuit 5 cc berisi lidocain
3. Susuk KB II tiga tahunan Levonorgestrel 75 mg/batang plus inserter auto disable
4. Kasa steril
5. Handscoon steril
6. Kom kecil (berisi cairan betadin, alcohol 70%)
7. Ban aid/handsaplas
8. Perlak dan als
9. Bengkok
10. Larutan clorin 0,5 %
11. Busur dan pulpen
12. Safety box

Persiapan Pasien :
1. Informed consent
2. Pasien diminta mencuci tangan kiri atas bagian dalam
3. Posisi terlentang
4. Tangan kiri dibuka kesamping

Prosedur Pemasangan :
1. Daerah tempat pemasangan implant ditutup dengan kain steril yang berlubang
2. Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm diatas lipatan siku
3. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam
4. Troika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit
5. Kemudian kapsul dimasukkan kedalam troika dan didorong dengan plunger sampai kapsul
terletak dibawah kulit
6. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul kedua
7. Kedua kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannya seperti
huruf V. setelah kedua kapsul berada dibawah kulit,troika ditarik pelanpelan keluar
8. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak
9. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester, umumnya
tidak diperlukan jahitan
10.Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 3 hari dan dating kembali jika
ada keluhan-keluhan yang mengganggu

Monitoring dan evaluasi :


1. Persiapan konseling dan penyampaian informasi kepada ibu hamil untuk
melakukan kb.
2. Melakukan pelaksanaan kb implant kepada akseptor yang telah menyetujui.
3. Kontrol ulang jika ada keluhan selama pemasangan implan.

b. Ny. S, 42 tahun, TD: 121/80, BB: 63 kg (24 Mei 2022)


Latar belakang :
Permasalahan kependudukan yang dihadapi Indonesia adalahjumlah
penduduk yang besar, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, persebaran
penduduk yang tidak merata, struktur penduduk yang masih muda, dan
kualitas penduduk yang masih perlu ditingkatkan. Salah satu tujuan
strategis pelaksanaan program KB adalah untuk memperkuat pelayanan
KB dan kesehatan reproduksi, sebagaimana dituangkan dalam prioritas
nasional Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2015-2019 yaitu untuk
menurunkan angka putus pakai alat kontrasepsi, serta untuk meningkatkan
penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Salah satu
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah implan. Implan dapat digunakan untuk
jangka panjang 5 tahun dan bersifat seversible. Keuntungan dari kontrasepsi
yang efektifitasnya tinggi, angka kegagalan implan, 1 per 100 wanita pertahun
dalam 5 tahun pertama, kegagalan pengguna rendah, sekali terpasang tidak
perlu ada yang diingat. Implan berisi levonorgestrel yang merupakan hormon
progesteron. Efek samping Implan paling utama adalah perubahan pola haid,
yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi.
Yang paling sering terjadi adalah bertambahnya hari-hari perdarahan dalam
siklus, perdarahan-bercak (spotting), berkurangnya panjang siklus haid, amenore
meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan
bercak. Masyarakat diharapkan dapat memiliki pengetahuan mengenai
pentingnya untuk mengikuti program keluarga berencana (KB) terutama
Pasangan Usia Subur (PUS) yang dapat berpengaruh pada kondisi pertumbuhan
penduduk di Indonesia. Informasi serta gambaran mengenai penggunaan alat
kontrasepsi yang ada di Indonesia dapat menjadi pegangan dalam menentukan
alat kontrasepsi yang tepat untuk digunakan.

Gambaran Pelaksanaan
Ny. S, 42 tahun, TD: 121/80, BB: 63 kg
Jumlah anak hidup : 2 laki laki, 3 perempuan
Usia anak terkecil : 1 bulan
Tanggal pemasangan : 24/05/22

Persiapan
1. Tensi dan stetoskop
2. Duk steril, spuit 5 cc berisi lidocain
3. Susuk KB II tiga tahunan Levonorgestrel 75 mg/batang plus inserter auto disable
4. Kasa steril
5. Handscoon steril
6. Kom kecil (berisi cairan betadin, alcohol 70%)
7. Ban aid/handsaplas
8. Perlak dan als
9. Bengkok
10. Larutan clorin 0,5 %
11. Busur dan pulpen
12. Safety box

Persiapan Pasien :
1. Informed consent
2. Pasien diminta mencuci tangan kiri atas bagian dalam
3. Posisi terlentang
4. Tangan kiri dibuka kesamping

Prosedur Pemasangan :
1. Daerah tempat pemasangan implant ditutup dengan kain steril yang berlubang
2. Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm diatas lipatan siku
3. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam
4. Troika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit
5. Kemudian kapsul dimasukkan kedalam troika dan didorong dengan plunger sampai kapsul
terletak dibawah kulit
6. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul kedua
7. Kedua kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannya seperti
huruf V. setelah kedua kapsul berada dibawah kulit,troika ditarik pelanpelan keluar
8. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak
9. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester, umumnya
tidak diperlukan jahitan
10.Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 3 hari dan dating kembali
jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu
Monitoring dan evaluasi :
1. Persiapan konseling dan penyampaian informasi kepada ibu hamil untuk
melakukan kb.
2. Melakukan pelaksanaan kb implant kepada akseptor yang telah menyetujui.
3. Kontrol ulang jika ada keluhan selama pemasangan implan.

c. Ny. F, 22 tahun, TD: 110/63, BB: 42kg (28 Mei 2022)


Latar belakang :
Permasalahan kependudukan yang dihadapi Indonesia adalahjumlah
penduduk yang besar, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, persebaran
penduduk yang tidak merata, struktur penduduk yang masih muda, dan
kualitas penduduk yang masih perlu ditingkatkan. Salah satu tujuan
strategis pelaksanaan program KB adalah untuk memperkuat pelayanan
KB dan kesehatan reproduksi, sebagaimana dituangkan dalam prioritas
nasional Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2015-2019 yaitu untuk
menurunkan angka putus pakai alat kontrasepsi, serta untuk meningkatkan
penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Salah satu
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah implan. Implan dapat digunakan untuk
jangka panjang 5 tahun dan bersifat seversible. Keuntungan dari kontrasepsi
yang efektifitasnya tinggi, angka kegagalan implan, 1 per 100 wanita pertahun
dalam 5 tahun pertama, kegagalan pengguna rendah, sekali terpasang tidak
perlu ada yang diingat. Implan berisi levonorgestrel yang merupakan hormon
progesteron. Efek samping Implan paling utama adalah perubahan pola haid,
yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi.
Yang paling sering terjadi adalah bertambahnya hari-hari perdarahan dalam
siklus, perdarahan-bercak (spotting), berkurangnya panjang siklus haid, amenore
meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan
bercak. Masyarakat diharapkan dapat memiliki pengetahuan mengenai
pentingnya untuk mengikuti program keluarga berencana (KB) terutama
Pasangan Usia Subur (PUS) yang dapat berpengaruh pada kondisi pertumbuhan
penduduk di Indonesia. Informasi serta gambaran mengenai penggunaan alat
kontrasepsi yang ada di Indonesia dapat menjadi pegangan dalam menentukan
alat kontrasepsi yang tepat untuk digunakan.

Gambaran pelaksanaan :
Identitas pasien :
1. Ny. F, 22 tahun, TD: 110/63, BB: 42kg
Jumlah anak hidup : 2 perempuan
Usia anak terkecil : 2 bulan
Tanggal pemasangan : 28/05/22
Persiapan
1. Tensi dan stetoskop
2. Duk steril, spuit 5 cc berisi lidocain
3. Susuk KB II tiga tahunan Levonorgestrel 75 mg/batang plus inserter auto disable
4. Kasa steril
5. Handscoon steril
6. Kom kecil (berisi cairan betadin, alcohol 70%)
7. Ban aid/handsaplas
8. Perlak dan als
9. Bengkok
10. Larutan clorin 0,5 %
11. Busur dan pulpen
12. Safety box

Persiapan Pasien :
1. Informed consent
2. Pasien diminta mencuci tangan kiri atas bagian dalam
3. Posisi terlentang
4. Tangan kiri dibuka kesamping

Prosedur Pemasangan :
1. Daerah tempat pemasangan implant ditutup dengan kain steril yang berlubang
2. Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm diatas lipatan siku
3. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam
4. Troika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit
5. Kemudian kapsul dimasukkan kedalam troika dan didorong dengan plunger sampai
kapsul terletak dibawah kulit
6. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul kedua
7. Kedua kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannya seperti
huruf V. setelah kedua kapsul berada dibawah kulit,troika ditarik pelanpelan keluar
8. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak
9. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester, umumnya
tidak diperlukan jahitan
10.Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 3 hari dan dating kembali
jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu

Monitoring dan evaluasi :


1. Persiapan konseling dan penyampaian informasi kepada ibu hamil untuk
melakukan kb.
2. Melakukan pelaksanaan kb implant kepada akseptor yang telah menyetujui.
3. Kontrol ulang jika ada keluhan selama pemasangan implan.

Anda mungkin juga menyukai