Anda di halaman 1dari 4

Judul : Pemasangan Konrasepsi AKBK/ Implan Pada Pasien Poli KIA/KB di Puskesmas Sungai

Baung

LATAR BELAKANG

Indonesia menempati urutan kelima dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.


Diperkirakan setiap hari terlahir sepuluh ribu bayi, dengan kata lain penduduk Indonesia
bertambah sekitar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya. Indonesia sebagai salah satu negara yang
berkembang, tidak luput dari masalah kependudukan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan
laju pertambahan penduduk relatif masih sangat tinggi, penyebaran penduduk tidak merata,
struktur usia muda dan kualitas penduduk yang masih harus di tingkatkan. Angka kesuburan total
telah mengalami penurunan secara global, namun di negara berkembang penurunan terjadi
sangat lambat karena masih rendahnya penggunaan kontrasepsi modern.

Keluarga Berencana (KB) merupakan satu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Salah satu metode KB yang efektif
adalah KB implan. Implant merupakan metode kontrasepsi hormonal yang memiliki efektivitas
sangat tinggi serta memiliki angka kegagalan yang rendah. Implant juga merupakan alat
kontrasepsi yang sangat sesuai bagi pasangan usia subur yang ingin memakai kontrasepsi dalam
jangka panjang untuk mengatur jarak kehamilan. Menurut BKKBN, program KB dengan
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang masih kurang peminatnya termasuk implant.
Salah satu penyebab adalah kurangnya pengetahuan akseptor tentang implant, takut
melakukan operasi kecil pada daerah yang akan dilakukan pemasangan implant, takut terjadi
infeksi pada daerah insersi, selain itu karena kurang mengetahui efek samping kontrasepsi
implant.

PERMASALAHAN

1. Masih banyak dijumpai wanita yang belum benar-benar siap menjadi peserta KB
2. Masih banyak peserta KB yang akan memutuskan untuk berhenti menggunakan alat
kontrasepsi bila pada saat memakai KB impan muncul efek samping atau masalah
kesehatan yang mereka tidak pahami dengan baik.
3. Banyaknya calon akseptor yang takut melakukan operasi kecil pemasangan implan
4. Banyaknya calon akseptor yang takut jika terjadi infeksi pada daerah insersi
5. Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya penggunaan KB
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI:

1. Memberikan konseling KB untuk menambah pengetahuan akseptor sehingga dapat


menentukan pilihan Kb yang sesuai.
2. Melakukan inform consent pada pasien yang akan memasang implan
3. Memberikan edukasi kepada aseptor tentang efek samping pemakaian KB Implan
sehingga tidak perlu cemas dan edukasi langkah apa yang bisa dilakukan jika terjadi
efek samping seperti segera kontrol ke puskesmas.
4. Pencatatan identitas pasien
5. Menerapkan Protokol kesehatan

PELAKSANAAN

Tempat : Di Poli KIA-KB Puskesmas Sungai Baung


Waktu: 17 September 2020 pada jam 10.00
Peserta :

Nama : Ny. Rodiah


Nama KK : Widodo
Umur : 32 Tahun
Pekerjaan :IRT
Jenis kelamin: Perempuan
Alamat : DS. IV Sungai Baung
No jkn: 001648
NIK KTP:-
No HP: 082181910069

1. Mempersiapkan alat dan bahan


-trokar dan pendorongnya
-bisturi/scalpel
-nier beken
-doek steril
-pinset anatomis
-safety box
-tempat sampah medis dan non medis

-Implant
-kasa steril
-sarung tangan steril
-band aid
-verban
-alkohol 70%
-Betadine
-anestesi lidocaine 2 %
-aquades
-jarum suntik 3 cc

2. Memposisikan pasien
Pasien diposisikan dalam posisi supinasi

3. Melakukan pemasangan Implan

1.  Tenaga kesehatan akan melakukan tindakan asepsis area lengan atas pasien untuk
mencegah infeksi

2.  Tenaga kesehatan memberi tanda di lokasi kulit yang akan dipasangi implan. Biasanya
di lengan atas bagian dalam, di sisi yang jarang digunakan.

3.  Pasien diberitahu jika suntik anestesi di lokasi yang akan dipasang implan akan terasa
sedikit sakit, namun hal tersebut berfungsi untuk mematikan rasa saat implan dipasang.
Bius bersifat lokal, pasien dalam keadaan sadar.

4.  Tenaga kesehatan menggunakan alat/aplikator khusus untuk membuat sayatan dan
memasukkan implan ke bawah kulit, bukan di dalam otot apalagi pembuluh darah.
5.  Setelah implan berada pada posisi yang tepat, luka sayatan ditutup dengan plester
khusus dan kasa kering.Tidak diperlukan jahitan.

6.  Pasien harus menjaga agar area ini kering selama empat hari. Bekas sayatan akan
mengering dalam waktu 3-5 hari.

7.  Nyeri pada lengan beberapa hari setelah pemasangan adalah hal yang wajar, begitu
juga dengan memar dan bengkak di sekitar implan.

MONITORING DAN EVALUASI

Follow up
1. Jangan mengangkat beban berat selama 1 minggu
2. Verban jangan sampai basah
3. Verban boleh dibuka 4 hari kemudian
4. Memberitahu pasien jika ada keluhan segera datang ke puskesmas

Anda mungkin juga menyukai