Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

SOP PELAYANAN KB

Dosen Pembimbing :
Ratna Feti Wulandari, S.ST., M.Keb.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
D- III Kebidanan Semester V
1. Cindy Krusita D. (151302031)
2. Nur Azizah (151302014)
3. Yeni Muyasaroh (151302049)
4. Yofer Tefa (151302050)

AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG

PARE KEDIRI

Tahun Akademik 2017/2018

1
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 369/MENKES/SKIII/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN

PRA KONSEPSI. KB DAN GINEKOLOGI

Kompetensi ke-2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam
rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan
kehamilan dan kesiapan menad orang tua.

Pengetahuan Dasar

1. Pertumbuhan dan perkembangan seksualitas dan aktivitas seksual.


2. Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan dengan konsepsi dan
reproduksi.
3. Norma dan praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan bereproduksi.
4. Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga dan riwayat genetik yang relevan.
5. Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi potensi kehamilan yang sehat.
6. Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan dan metode lan yang bersifat
tradisional yang lazim digunakan.
7. Jenis, indikasi, cara pemberian, cara pencabutan dan efek samping berbagai kontrasepsi
yang digunakan antara lain pil, suntik, AKDR, alat kontrasepsi bawah kulit
(AKBK),kondom, tablet vagina, dan tisu vagina.
8. Metode konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode kontrasepsi.
9. Penyuluhan kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS dan kelangsungan hidup anak.
10. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual yang lazim terjadi.

Pengetahuan Tambahan

1. Faktor-faktor yang menentukan dalam pengembilan keputusan yang berhubungan dengan


kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan.

2
2. Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis dan proses
rujukan pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut.
3. Indikator dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan interpersonal,
termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks, fisik dan emosi).

Keterampilan Dasar

1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.


2. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita.
3. Menetapkan dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium
seperti hematokrit dan analisa urine.
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling dasar dengan tepat.
5. Memberikan pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat.
6. Melakukan pemeriksaan berkala akseptor KB dan melakukan intervensi sesuai
kebutuhan.
7. Mendokumentasikan temuan-temuan dari intervensi yang ditemukan.
8. Melakukan pemasangan AKDR.
9. Melakukan pencabutan AKDR dengan letak normal.

Keterampilan Tambahan

1. Melakukan pemasangan AKBK.


2. Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.

3
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR 938/MENKES/SK/VIII/2007 TENTANG STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Contoh Penerapan Standar Asuhan Kebidanan Pada Pelayanan KB

I. Pengkajian :

Menjelaskan bahwa ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk melihat
apakah alat kontrasepsi yang dipilih sesuai bagi klien tsb.

A. Melakukan Anamnesa
1. Riwayat kesehatan ibu;
2. Riwayat reproduksi
3. Riwayat sosial-ekonomi
B. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu ;
Bidan menjelaskan alasan dan semua prosedur yang akan dilakukan
Membantu mengatur posisi ibu sesuai dengan kebutuhan
Memeriksa apakah klien memiliki kondisi yang dapat menadi masalah untuk
metode kontrasepsi yang akan digunakan.

II. Merumuskan Diagnosa dan atau masalah kebidanan

III. Perencanaan
Pendidikan kesehatan (KIE) dan konseling
Memberikan/memasang alat kontrasepsi sesuai kondisi dan pilihan klien

IV. Pelaksanaan (dilakukan sesuai dengan kebutuhan ibu) :


A. KIE dan konseling
1. Memberikan penjelasan tentang kondisi yang berisiko pada pilihannya
(pil/suntikan/AKDR/implant) sesuai kebutuhan.
2. Bila kondisinya sehat, tanyakan tentang menyusui, kebiasaan merokok dan
ada /tidaknya perdarahan pervaginam.

4
3. Bila ditemukan salah satu kondisi risiko, menjelaskan bahwa kontrasepsi
tersebut tidak sesuai. Kemudian membantu kilen untuk memilih metode lain.
4. Dengan alat bantu visual/alat peraga, secara singkat menjelaskan karakteristik
penting dari metode pil/suntik/AKDR/implant dengan menekankan pada hal
berikut: jenis, efektifitas, cara kerja, cara minum/cara penggunaan, efek
samping dan komplikasi.
5. Bila klien memilih kontrasepsi AKDR, memeriksakan kondisi
kesehatan/risiko untuk dilaksanakan pemasangan.
6. Menjelaskan bahwa kesuburan akan segera pulih setelah dilepas, AKDR dapat
dilepas sewaktu-waktu atas permintaan klien.

B. Melaksanakan Pemasangan AKDR


1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan
3. Menata peralatan dan alat kontrasepsi pada nampan steril/DTT
4. Melakukan pemeriksaan dengan spekulum
5. Mengambil spesimen serviks dan vagina bila ada indikasi
6. Mengeluarkan spekulum dan meletakkan dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit,
7. Melakukan pemeriksaan bimanual
8. Melepas sarung tangan, setelah direndam dalam larutan klorin 0,5% dan
meletakkannya pada wadah anti bocor
9. Mencuci tangan
10. Memasukkan lengan Copper T380A (yang masih dalam keadaan steril ke
dalam tabungnya dnegan menggunakan teknik tanpa sentuh)
11. Memakai sarung tangan steril/DTT pada kedua tangan
12. Memasang spekulum
13. Membersihkan serviks dan vagina dengan mengusapkan larutan antiseptik 2
kali,
14. Menjepit serviks dengan tenakulum secara lembut
15. Memasukkan sonde uterus dengan teknik tanpa sentuh

5
16. Mengatur batas kedalaman sesuai dengan ukuran uterus dengan AKDR masih
dalam kemasan sterilnya, kemudian buka seluruh kemasannya.
17. Pastikan lengan (AKDR) telah terlipat dan pembatas kedalaman terletak
sejajar dengan kartu alasnya.
18. Lepaskan tabung inserter yang terisi tanpa menyentuh apapun yang tidak steril
19. Masukkan Copper T380A dengan menggunakan teknik tarik/withdrawal
20. Memotong benang AKDR hingga 3-4 cm panjangnya
21. Menarik tabung inserter
22. Perlahan melepaskan tenakulum serta spekulum dan meletakkannya ke dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi

C. Bila klien memilih kontrasepsi implant, melakukan pemasangan implant:


1. Menjelaskan prosedur /tindakan yang akan dilakukan pada klien
2. Meminta klien mencuci dan membilas lengannya
3. Membantu klien berbaring diatas meja periksa
4. Mengatur posisi lengan yang sudah bersih dan meletakkan kain kering
dibawah lengannya
5. Menentukan tempat insersi
6. Dengan menggunakan pola, menandai posisi pemasangan kapsul. (kalau
menggunakan pola Norplant untuk pemakaian Jadena atau Indoplant, harus
menambahkan 2 mm pada panjang 2 lobang yang sudah ada pada pola
Norplant)
7. Memastikan peralatan steril/DTT telah tersedia
8. Membuka pembungkus peralatan steril atau DTT tanpa menyentuhnya
9. Menaruh kapsul dalam mangkuk steril/DTT
10. Mencuci tangan
11. Memakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan
12. Mengatur peralatan dan bahan pada tempat steril/DTT
13. Mengusapkan larutan antiseptik dengan gerakan berputar pada tempat insersi,
kemudian mendiamkannya hingga kering
14. Memberitahu klien bahwa akan menyuntikkan anastesi lokal

6
15. Memberikan anastesi lokal (1% tanpa epinephrine) tepat dibawah kulit pada
lokasi pemasangan
16. Menarik jarum dan menempatkan alat suntik pada tempat yang aman untuk
mencegah luka tusuk
17. Menekan-nekan kulit dengan kasa steril untuk membantu menyebarkan
anastesi
18. Memeriksa efek anastesi sebelum melakukan pemasangan
19. Membuat sayatan dangkal sedalam 2 mm dengan pisau bedah tepat sampai
dibawah kulit (dapat langsung menusukkan trokar subdermal)
20. Sambil mengangkat kulit, mendorong trokar kedalam sampai batas (1) dekat
pangkal trokar
21. Menarik pendorong (plunger) keluar dan memasukkan kapsul kedalam trokar
22. Memasang kembali pendorong dan mendorong hingga terasa ada hambatan
23. Menahan pendorong dengan satu tangan dan menggeser trokar keluar dari
insisi hingga menyentuh pegangan pendorong
24. Menarik trokar dan pendorong bersamaan hingga tanda (2) dekat ujung trokar
(tidak sampai trokar keluar dari kulit)
25. Menjauhkan ujung trokar dari kapsul dan menahan kapsul agar tidak berada
pada jalur trokar
26. Mengarahkn trokar sekitar 150 dan memasukkan trokar dengan pendorongnya
sampai dengan teknik yang sama
27. Meraba semua kapsul untuk memastikan bahwa kapsul diinsersi dalam bentuk
kipas
28. Meraba tempat insisi untuk memastikan bahwa kapsul berada pada jarak 5
mm dari tempat insisi
29. Mengeluarkan trokar hanya setelah menginsersi kapsul terakhir
30. Menekan tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan
31. Mengangkat dock berlubang yng telah digunakan
32. Mengusapkan alcohol pada lengan klien
33. Meraptkan tepi sayatan dan menutup dengan Bandaid atau perban steril
34. Membalut dengan perban untuk menekan tempat insisi

7
D. Paska pemberian/pemasangan alat kontrasepsi
1. Menganjurkan klien untuk segera datang jika ada keluhan / tanda-tanda
komplikasi
2. Membahas kunjungan ulang
3. Meyakinkkan klien apabila metode yang dipakai tidak sesuai, dapat
dihentikan setiap saat
4. Mengucapkan salam perpisahan dengan sopan
5. Meletakkan semua peralatan kedalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit
6. Mendekontaminasi jarum dan alat suntik dengan membilas 3 kali dengan
larutan klorin 0,5%
7. Membuang arum dan alat suntik ke dalam wadah tidak tembus tanpa melepas,
menutup, atau mematahkan jarum tersebut
8. Membuang sampah ke dalam tempat anti bocor
9. Melepaskan sarung tangan setelah direndam dalam larutan klorin dan
meletakkannya pada tempat anti bocor
10. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

V. Evaluasi
1. Penilaian dilakukan pada setiap tindakan
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada klien/keluarga
3. Jadwal kunjungan ulang

VI. Pencatatan Asuhan Kebidanan


a. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan diagnosa/masalah dan kegiatan asuhan sesuai
dengan standar yang berlaku (SOAP) dalam status klien
b. Mencatat hasil pelayanan dalam buku pelayanan KB/Rekam Medis/Buku
KIA/Kartu Pasien

8
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 28 TAHUN 2017

TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

Peralatan

a. Set Pemeriksaan Obstetri Gynekologi


1. Bak Instrumen Dengan Tutup
2. Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup
3. Palu Refleks
4. Pen Lancet
5. Sphygmomanometer Dewasa
6. Stetetoskop Dewasa
7. Sudip Lidah
8. Termometer Dewasa
9. Timbangan Dewasa
10. Torniket Karet
11. Doppler
12. Gunting Benang
13. Gunting Episiotomi
14. Gunting Tali Pusat
15. Gunting Verband
16. Klem Kasa (Korentang)
17. Tempat Klem Kasa (Korentang)
18. Lampu Periksa Halogen
19. Masker Oksigen + Kanula Nasal Dewasa
20. Meja Instrumen
21. Needle Holder Matheiu
22. Pelvimeter Obstetrik
23. Pinset Jaringan (Sirurgis)
24. Pinset Kasa (Anatomis)

9
25. Pinset Bedah
26. Setengah Kocher
27. Spekulum (Sims)
28. Spekulum Cocor Bebek
29. Standar Infus
30. Stetoskop Dewasa
31. Stetoskop Janin/Fetoscope
32. Tabung Oksigen Dan Regulator

b. Set Pelayanan KB
1. Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup
2. Implant Kit
3. IUD Kit
4. Alligator Ekstraktor AKDR
5. Gunting Mayo CVD
6. Klem Kasa Lurus (Sponge Foster Straight)
7. Klem Penarik Benang AKDR
8. Sonde Uterus Sims
9. Tenakulum Schroeder
10. Scapul
11. Trochar

c. Peralatan Lain
1. Bantal
2. Celemek Plastik
3. Kacamata Google
4. Sepatu Boot
5. Penutup Rambut
6. Duk Bolong
7. Kasur
8. Lemari Alat

10
9. Lemari Obat
10. Meteran(Untuk Mengukur Tinggi Fundus)
11. Perlak
12. Pispot
13. Pita Pengukur Lila
14. Seprei
15. Set Tumbuh Kembang Anak
16. Sikat Untuk Membersihkan Peralatan
17. Tempat Sampah Tertutup Yang Dilengkapi Dengan Injakan Pembuka Penutup
18. Tirai
19. Toples Kapas /Kasa Steril
20. Tromol Kasa / Kain Steril
21. Waskom Kecil
22. Bengkok
23. Pengukur Tinggi Badan (Microtoise)
24. Pisau Pencukur
25. Handuk Pembungkus Neonatus
26. Kantong Metode Kanguru Sesuai Ukuran Neonatus
27. Lemari Kecil Pasien
28. Selimt Bayi
29. Selimut Dewasa
30. Sterilisator

11
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN KB

1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk menerangkan proses pelayanan KB di BPM agar efektif dan
efisien.

2. Ruang lingkup
Prosedur ini mencakup layanan KB, ini dimulai dari penerimaan data pengunjung pasien
dan RMK, pemeriksaan, diagnosa, tindakan, rujukan, sampai dengan pencatatan.
Sasaran layanan KB, meliputi :
Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)

3. Definisi
a. Anamnesa adalah kegiatan penggalian informasi pasien tentang kepentingan
penegakan diagnose.
b. Diagnosa adalah kegiatan untuk menentukan jenis penyakit.
c. Terapi adalah kegiatan pengobatan sesuai dengan diagnose.
d. Tindakan adalah kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangkaian terapi.
e. KB adalah kegiatan layanan pemberian kontrasepsi peserta Keluarga Berencana.
f. Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri pada usia sampai dengan 45 tahun.
g. Wanita usia subur (WUS) adalah wanita usia 15 tahun sampai 45 tahun.

4. Ketentuan Umum
a. Layanan Kb meliputi pemeriksaan, pemberian konseling dan pemberian alat
kontrasepsi pada akseptor atau calon akseptor KB, termasuk penanganan efek
samping dan komplikasi dari pemakaian kontrasepsi.
b. Layanan KB dilaksanakan sesuai dengan layanan yang tersedia Puskesmas degan
tidak membeda-bedakan status pasien (umum, askes dan jamkesmas).
c. Semua pasien yang berkunjung harus melalui loket pendaftaran

12
5. Referensi
Panduan praktis pelayanan KB
Buku layanan KB
Lembar balik APBK

6. Uraian Prosedur
a. Penerimaan data kunjungan pasien dan rekam medis bidan
Menerima data kunjungan pasien dari pasien
Menerima RMK dari petugas loket pendaftaran
b. Pemanggilan pasien
Memanggil pasien sesuai nomer urut penerimaan dan memastikan bahwa
RMK pasien sesuai dengan identitas pasien
Mempersilahkan pasien ke ruang pemeriksaan apabila identitas pasien telah
sesua dengan RMK
Jika RMK sesuai dengan identitas maka pasien dipersilahkan masuk ke unit
layanan
Mengembalikan RMK ke loket apabila identitas pasien tidak sesuai dengan
RMK
c. Pemeriksaan pasien
Bidan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sesuai dengan protap KB
yang sesuai
Bidan menulis hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan fisik pada RMK, K4 KB
Bila memerlukan pemeriksaan penunjang maka dilakukan permintaan
pemeriksaan penunjang
d. Diagnosa
Bidan menegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan
Bidan memberi rujukan internal bila diperlukan
Bidan memberi rujukan eksternal pada kasus penyakit yang tidak bisa
ditangani oleh bidan
Bidan menjelaskan ke pasien alasan dilakukan rujukan

13
e. Terapi atau tindakan
Bidan menjelaskan rencana tindakan /terapi
Bidan meminta persetujuan tindakan kepada pasien/keluarga
Bidan melakukan tindakan medis
Bidan menuliskan resep
Bidan melaksanakan konseling kepada pasien/kelurganya
Bidan mencatat terapi dan tindakan medis yang dilakukan ke RMK
f. Rujukan (jika diperlukan)
Bidan menjelaskan alasan dirujuk
Bidan meminta persetujuan rujukan kepada pasien / keluarga pasien
Bidan mengisi formulir rujukan internal/eksternal
Bidan mendampingi pasien gawat darurat ke rumah sakit dan melakukan serah
terima dengan petugas rumah sakit
g. Pencatatan
Bidan mencatat kunjungan pasien ke buku register
Bidan mencatat form rujukan ke buku register rujukan
Bidan menyimpan arsip rujukan internal dan eksternal
Bidan mengembalikan RMK ke loket pendaftaran
Bidan membuat laporan bulanan tribulan dan semester
7. Catat mutu/rekaman
a. RMK
b. K1 Kb/ K4 KB
c. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
d. Form rujukan internal
e. Buku rujukan
f. Lembar resep
g. Kohort KB
h. Laporan bulanan F3 KB
i. Laporan PWS KB
j. Inform consent

14

Anda mungkin juga menyukai