Anda di halaman 1dari 6

 

Nomor SOP :
Tanggal Pembuatan : September 2022
Tanggal Penerbitan : September 2022
Tanggal Revisi :  -
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Sikumana

   

DINAS KESEHATAN
KOTAKUPANG dr.Maria V. Ivonny D. Ray M.Kes
UPT PUSKESMAS SIKUMANA   NIP. 197703232011012007
JUDUL SOP SOP MANUAL PLACENTA
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Memahami Tupoksi Kerja
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2. Mengetahui indikator klinis
2009 Tentang Kesehatan
3. Memiliki Kualifikasi Pendidikan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
Kedokteran Umum
2014 Tentang Tenaga Kesehatan
4.Memiliki kualifikasi pendidikan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Kebidanan.
75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
KETERKAITAN  PERALATAN/ PERLENGKAPAN 
SOP MANUAL PLACENTA

PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN


Alur pelayanan yang tidak tertib akan menurunkan kualitas Buku KIA
pelayanan

1. Pengertian Suatu tindakan untuk mengeluarkan plasenta secara manual (menggunakantangan) dari


tempat implantasinya.
2. Tujuan 1.Untuk mengeluarkan plasenta dan kotiledon dalam uterus2.
 
2.Untuk mengurangi perdarahan berlanjut

3. Kebijakan Bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan standar.


4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
5. Prosedur/ A. Alat dan bahan tindakan manual plasenta
Langkah- 1.Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan pahasudah bersih.
langkah 2.Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
3.Menyiapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah
4.Medikamentosa:
a.Analgetika (pethidin 1-2 Mg/Kg BB/kelamin HCI 0,5 Mg/KgBB /Tramadol 1-2
Mg/Kg BB) 
b.Sedativa (diazepam 10 Mg)
c.Uterotonika (oksitosin, ergometrin, prostaglandin)
d.Methadine
e.Oksigen dan regulator
5.Celemek, masker, kacamata pelindung, sepatu boot
6.Sarung tangan panjang DTT/steril
7.Instrument:
a.Klem: 2 buah
 b.Spuit 5 cc dan jarum no 23: 4 buah
c.Wadah plasenta: 1 buah
d.Kateter dan penampung air kemih: 1 buah
e.Hecting set: 1 set
8.Larutan klorin 0,5%

B. Persiapan diri
1. Mencuci tangan
2.Memakai sarung tangan panjang DTT (untuk tangan dalam)
3.Memakai sarung tangan pendek/DTT (untuk tangan luar)
4.Matela, masker, kacamata pelindung dan celemek.

C. Langkah-langkah melakukan manual plasenta


Pengambilan keputusan dilakukan manual plasenta, setelah di suntikanoksitosin 10 IU
yang ke dua plasenta tetap tidak lahir dan terjadi perdarahan.

1.Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan


2.Memakai sarung tangan biasa/pendek
3.Pasang infuse RL
4.Lakukan anastesi verbal dan anastesi rectal
5.Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi. (cuci tangan pada larutan klorin
kemudian air DTT)
6.Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan kateterisasi
7.Kenakan sarung tangan panjang DTT/steril untuk tangan kanan.
 
Setelah mencapai pembukaan serviks, minta asisten atau keluargauntuk memegang
klem4.
 
Tindakan penetrasi kedalam kavum uteri
1.Jepit tali pusat dengan klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva,tegangkan dengan
tangan kiri sejajar dengan lantai.
2.Masukan tangan kanan secara obstetrik kedalam vagina denganmenelusuri sisi bawah
tali pusat.
3.Setelah mencapai pembukaan serviks, minta asisten atau keluargauntuk memegang
klem.
4. Pindahkan tangan kiri ke fundus untuk menahan fundus
5.Masukan tangan kanan ke kavum uteri denga menelusuri tali pusatsehingga mencapai
tempat implantasi plasenta
6.Asisten melepaskan klem
7.Bentangkan tangan obstertrik menjadi datar seperti bersalaman
8.Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah
a.Bila plasenta berimplantasi di korpus belakang, punggungtangan menghadap
kebawah 
b.Bila plasenta berimplantasi di korpus depan punggung tanganmenghadap ke atas
9.Mencari bagian plasenta yang sudah terlepas
a.Bila tepi plasenta tidak teraba atau plasenta berada padadataran yang sama tinggi
dengan dinding uterus maka janganmengupayakan pelepasan plasenta karena hal itu
menunjukan plasenta inkreta (tertanan dalam miometrium).
10.Melepaskan plasenta dari dinding uterus dengan sisi jari, perluas pelepasan plasenta
dengan menggerakan tangan ke kanan dan kekiri sambil di geserkan ke atas (cranial
ibu) hingga semua plasentaterlepas dari dinding uterus.
a.Bila hanya sebagian yang dapat di lepaskan dan bagian lainnyamelekat erat maka
hentikan manual plasenta karena haltersebut adalah plasenta akreta. Ibu di rujuk sambil
terpasanginfus dan telah di berikan uterotonika tambahan
11.Setelah semua plasenta terlepas, tangan yang masih di dalamkavum uteri melakukan
eksplorasi untuk menilai kemungkinanadanya sisa plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus
12.Pindahkan tangan kiri ke supra simfisis untuk melakukan dorsocranial
13.Keluarkan plasenta dari kavum uteri pegang plasenta di vagina
14.Tangan kiri melakukan masase uterus selama 15 detik sebanyak 15kali
15.Jika uterus berkontraksi keluarkan plasenta bersama-sama dengantangan
16.Periksa laserasi jalan lahir
17.Periksa kontraksi uterusJika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih
berlangsung periksa ulang laserasi jalan lahir, jika ada laserasi lakukan penjahitan
untuk menghentikan perdarahan.
18.Pencegahan infeksi paska tindakan
a.Bersihkan tubuh ibu dan tempat tindakan. Dekontaminasisemua alat 
b.Mencuci dan melepaskan sarung tangan secara terbalik danrendam dalam larutan
klorin 0,5%
c.Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan mengeringkannya dengan
handuk bersih
Perawatan paska tindakan
1.Lakukan pemantauan paska tindakan selama 6 jam (jam pertamasetiap 15 menit,
selanjutnya setiap 30 menit)
2.Catat kondisi ibu dan membuat laporan tindakan yang telah dilakukan.

D.Hal-hal yang perlu di perhatikan


1.Patuhi prosedur pekerjaan manual plasenta
2.Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
3.Perhatikan keadaan umum klien
4.Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematisoleh petugas
5.Pusatkan perhatian pada pekerjaan serta kenyamanan klien
6.Lakukan tindakan dengan tetap memperhatikan prinsip aseptikdan antiseptik.

Anda mungkin juga menyukai