Anda di halaman 1dari 3

PEMASANGAN ALAT

KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
No Dokumen : UKP/447
No Revisi : 00
SOP Tgl Terbit : 21 April 2020
Halaman : 1-3
UPTD PUSKESMAS
dr.Hj.IIS KUSMAWATI, M.Kes
CIKIJING
NIP.19720701 200212 2 002
1. Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan dengan cara memasang alatBkontrasepsi
dalam Rahim.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim pada
akseptor KB
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cikijing No …………tentang pelayanan klinis
4. Referensi 1. Buku asuhan persalinan normal
2. Standar pelayanan minimal persalinan di pelayanan kesehatan
primer,2013
5. Prosedur/ A. Konseling Awal
Langkah-langkah 1. Menyapa Ibu dengan ramah dan memperkenalkan diri lalu
menanyakan tujuan kedatangannya.
2. Memberikan informasi umum tentang keluarga berencana dengan
media Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK).
3. Memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia
keuntungan, keterbatasan masing-masing Janis kontrasepsi, tujuan
alat kontrasepsi, cara kerja, efek samping, masalah kesehatan lain
yang mungkin terjadi serta efek samping yang umum sering dialami
oleh Ibu.
4. Menjelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.

B. Konseling Khusus
1. Memberikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan Ibu.
2. Mengumpulkan data pribadi Ibu (nama, alamat, dsb).
3. Menanyakan tujuan reproduksi KB yang diinginkan.
4. Menanyakan agama/kepercayaan yang dianut Ibu yang mungkin
menentang penggunaan salah satu metode KB.
5. Membantu Ibu untuk memilih metode yang tepat.

C. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Spekulum vagina
3. Klem
4. Larutan antiseptic
5. Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK)

D. Konseling Pra-Pemasangan dan Seleksi lbu

1. Melakukan seleksi Ibu secara cermat untuk memastikan tidak ada


masalah kesehatan jika menggunakan AKDR.
2. Menanyakan riwayat kesehatan reproduksi (HPHT, paritas, riwayat
persalinan, kehamilan ektopik, nyeri hebat saat haid, anemia berat,
ISG, KMS, kanker serviks).
3. Menjelaskan bahwa perlu dilakukan pameriksaan fisik dan panggul.
4. Memastikan Ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya dan
mencuci area genitalia dengan sabun dan air.
5. Membantu lbu untuk naik ke meja pemeriksaan.
6. Melakukan palpasi daerah perut, memeriksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan di daerah supra pubik.
7. Memasangkan kain penutup pada Ibu untuk pemeriksaan panggul.
8. Mengatur cahaya untuk melihat serviks.
9. Memakai sarung tangan DTT.
10. Mengatur tempat peralatan dan bahan - bahan yang akan digunakan
dalam wadah steril.
11. Melakukan inspeksi pada genitalia eksterna.
12. Melakukan palpasi kelenjar skene dan bartholin mangamati adanya
nyeri atau duh vagina.
13. Memasukkan spekulum vagina.
14. Melakukan pemeriksaan inspekulo :
- Adakah lesi atau keputihan pada vagina
- Inspeksi serviks
15. Mangeluarkan spekulum dengan hati-hati, menyimpan kembali pada
tempat semula dan tidak menyentuh yang lain.
16. Melakukan pemeriksaan bimanual :
- Memastikan gerakan serviks bebas
- Menentukan besar dan posisi uterus
- Memastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
- Memastikan tidak ada kehamilan
17. Melakukan pemeriksaan retro vaginal (jika ada indikasi) .
18. Menyelupkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% kemudian
buka secara terbalik dan merendamnya.
19. Memastikan Ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya dan
mencuci area genitalia dengan sabun dan air.

E. Tindakan Pra-Pemasangan

1. Menjelaskan proses pemasangan AKDR serta apa yang akan Ibu


rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan lalu
mempersilahkan Ibu untuk mengajukan pertanyaan.
2. Memasukkan lengan AKDR Cu T380 A di dalam kemasan sterilnya:
a. Membuka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang.
b. Memasukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril.
c. Meletakkan kemasan pada tempat yang datar .
d. Menyelipkan karton pengukur dibawah lenganAKDR.
e. Memegang kedua ujung lengan AKDR dan mendorong tabung
inserter serta menarik tabung dari bawah lipatan lengan.
f. Mengangkat sedikit tabung inserter, mendorong dan memutar
untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah tertipat tersebut ke
dalam tabung inserter.
3. Memasang AKDR
a. Memakai sarung tangan DTT yang baru.
b. Memegang spekulum vagina untuk melihat serviks.
c. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai
3 kali.
d. Menjepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik
pertama) pada jam 11-12.
e. Memasukkan sonde uterus dengan teknik “ tidak menyentuh” (no
touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke
dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir speculum.
f. Menentukan posisi dan kedalaman kavum uteri lalu
mengeluarkan sonde.
g. Mengukur kedalaman kavum uteri pada tabung Inserter yang
masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser
leher biru pada tabung Inserter, kemudian membuka seluruh
plastic penutup kemasan.
h. Memegang serta menahan tenakulum dan pendorong dengan satu
lengan.
i. Melepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik
“withdrawal” yaitu menarik keluar tabung inserter sampal
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong.
j. Mengeluarkan sebagian dari tabung inserter dan menggunting
benang AKDR kurang lebih 3-4 cm.
k. Mengeluarkan seluruh tabung inserter, membuang ke tempat
sampah terkontaminasi.
l. Melepaskan tenakulum dengan hati-hati lalu merendamnya
dalam larutan klorin 0.5%.
m. Memeriksa serviks, bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, menekannya dengan kasa selama 30 - 60 detik.
n. Mengeluarkan seluruh tabung inserter lalu membuangnya ke
tempat sampah terkontaminasi.

F. Tindakan Pasca Pemasangan

1. Merendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin


0.5% selama 10 menit untuk dekontaminasi.
2. Membuang bahan-bahan yang tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan
sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan.
3. Mencelupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0.5%, membersihkan cemaran pada sarung
tangan membuka secara terbalik dan merendamnya dalam klorin
0.5%.
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun, lalu mengeringkannya dengan
handuk kering dan bersih.

G. Konseling Pasca Pemasangan

1. Mengajarkan ibu bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR


dan kapan harus dilakukan.
2. Menjelaskan pada Ibu apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping.
3. Memberitahu kapan Ibu harus datang kembali ke klinik untuk
control.
4. Mengingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T380 A yaitu 10
tahun dan AKDR efektif bekerja sebagai alat kontrasepsi segera
setelah pemasangan.
5. Meminta ibu untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan.
6. Melengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk ibu.
7. Memastikan ibu tidak mengalami kram hebat dan sebelum
mengamatinya selama 15 menit sebelum memperbolehkan Ibu
pulang.

6. Unit kerja 1. Ruang VK PONED


terkait 2. Unit IGD

7. Dokumen 1. Status pasien


terkait. 2. Laporan jaga

8. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


historis diberlakukan
perubahan 00 00 00

Anda mungkin juga menyukai