Anda di halaman 1dari 6

PEMASANGAN ALAT

KONTRASEPS DALAM RAHIM


(IUD)
:……/KB/AKR/
No. Dokumen
SOP/III/2023
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 10 Februari 2023
Halaman : Hal 1 dari 3

UPTD
PUSKESMAS Rajiansyah, A.Md Kep
KOTA BANGUN NIP : 197402052002121006

Pengertian Prosedur pemasangan AKDR merupakan teknik pemasangan alat


kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan alat kontrasepsi dalam Rahim
pada akseptor KB
Kebijakan SK kepala Puskesmas Kota Bangun Nomor : P- 80 /DINKES /
Pusk-KB/100.3.3/2/2023 tentang pelayanan klinis ( mulai dari
pendaftaran sampai dengan pemulangan dan rujukan)
Referensi 1. Affandi, Biran, 2011, Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
2. Kementerian Kesehatan RI, 2014, Pedoman Manajemen
Pelayanan Keluarga Berencana, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Alat dan Bahan 1. Sarung Tangan
2. Spekulum Vagina
3. Klem
4. Larutan Antiseptik
5. Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK)
Langkah - A. Konseling Awal
Langkah 1. Menyapa ibu dengan ramah dan memperkenalkan diri lalu
menanyakan tujuan kedatangannya
2. Memberikan informasi umum tentang keluarga berencana
dengan media Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK)
3. Memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
tersedia, keuntungan, keterbatasan masing-masing jenis
kontrasepsi, tujuan alat kontrasepsi, cara kerja, efek

1/6
samping, masalah kesehatan lain yang mungkin terjadi
serta efek samping yang umum yang sering dialami oleh ibu
4. Menjelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.

B. Konseling Khusus
1. Memberikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan ibu
2. Mengumpulkan data pribadi ibu (nama,alamat, dsb)
3. Menanyakan tujuan reproduksiKB yang diinginkan
4. Menanyakan agama/kepercayaan yang dianut ibu yang
mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB
5. Membantu ibu untuk memilih metode yang tepat

C. Konseling Pra-Pemasangan dan Seleksi Ibu


1. Melakukan seleksi ibu secara cermat untuk memastikan
tidak ada masalah kesehatan jika menggunakan AKDR
2. Menanyakan riwayat kesehatan reproduksi (HPHT,Paritas,
riwayat persalinan, kehamilan ektopik, nyeri hebat saat
haid, anemia berat, ISG, KMS, kanker serviks)
3. Menjelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
panggul
4. Memastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya
dan mencuci area genetalia dengan sabun dan air
5. Membantu ibu untuk naik ke meja pemeriksaan
6. Melakukan palpasi daerah perut, memeriksa apakah ada
nyeri, benjolan atau kelainan di daerah supra pubik
7. Memsang kain penutup pada ibu untuk pemeriksaan
panggul.
8. Mengatur cahaya untuk melihat serviks
9. Memakai sarung tangan DTT
10.Mengatur tempat peralatan dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam wadah steril
11.Melakukan inspeksi pada genetalis eksterna
12.Melakukan palpasi kelenjar skene dan bartolini, mengamati
adakah nyeri atau duh vagina
13.Memasukan spekulum vagina

2/6
14.Melakukan pemeriksaan inspekulo :
- Adakah lesi atau keputihan pada vagina,
- Inspeksi serviks.
15.Mengeluarkan spekulum dengan hati-hati menyimpan
kembali pada tempat semula dan tidak menyentuh yang
lain.
16.Melakukan pemeriksaan bimanual :
- Memastikan gerakan serviks bebas
- Menentukan besar dan posisi uterus
- Memastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
- Memastikan tidak ada kehamilan.
17.Melakukan pemeriksaan retro vaginal (jika ada indikasi)
18.Menyelupkan sarung tangan dalam larutan klori 0,5%
kemudian buka secara terbalik dan merendamnya.
19.Memastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya
dan mencuci area genitalia dengansabun dan air.

D. Tindakan Pra-Pemasangan
1. Menjelaskan proses pemasangan AKDR serta apa yang
akan ibu rasakan pada saat proses pemasangan dan
setelah pemasangan lalu mempersilahkan ibu untuk
mengajukan pertanyaan.
2. Memasukan lengan AKDR Cu T380 A didalam kemasan
sterilnya :
a. Membuka sebagian plastik penutupnya dan lipat
kebelakang.
b. Memasukan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda steril.
c. Meletakan kemasan ditempat yang datar.
d. Menyelipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR.
e. Memegang kedua ujung lengan AKDR dan mendorong
tabung inserter serta menarik tabung dari bawah lipatan
lengan.
f. Mengangkat sedikit tabung inserter, mendorong dan
memutar untuk memasukan lengan AKDR yang sudah

3/6
dilipat tersebut kedalam tabung inserter.
3. Memasng AKDR :
a. Memakai sarung tangan DTT yang baru.
b. Memegang spekulum vagian untuk melihat serviks
c. Mengusap vagian dan serviks dengan larutan antiseptik
2 sampai 3 kali.
d. Menjepit servik dengan tenakulum secara hati-hati (takik
pertama) pada jam 11-12
e. Memasukan sonde uterus dengan teknik “tidak
menyentuh” (no touch tecnique) yaitu secara hati-
hatimemasukan sonde kedalam kavum uteri dengan
sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagna ataupun
bibir spekulum.
f. Menentukan posisi dan kedalaman kavum uteri lalu
mengeluarkan sonde.
g. Mengukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter
yang masih berada didalam kemasan sterilnya dengan
menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian
membuka seluruh plastik penutup kemasan.
h. Memegang serta menahan tenakulum dan pendorong
dengan satu lengan.
i. Melepas lengan AKDR dengan menggunakan teknik
“withdrawal” yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong.
j. Mengeluarkan sebagian dari tabung inserter dan
menggunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
k. Mengeluarkan seluruh tabung inserter, membuang ke
tempat sampah terkontaminasi
l. Melepas tenakulum dengan hati-hati lalu merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%.
m. Memeriksa serviks,bila ada perdarahan dari tempat
bekas jepitan tenakulum, menekannya dengan kasa
selama 30-60 detik.
n. Mengeluarkan seluruh tabung inserter lalu
membuangnya ke tempat sampah terkontaminasi.

4/6
E. Tindakan Pasca Pemasangan
1. Merendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi.
2. Membuang bahan-bahan yang tidak dipakai lagi (kasa,
sarung tangan sekali pakai) ketempat yang sudah
disediakan.
3. Mencelupkan kedua sarung tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% membersihkan
cemaran pada sarung tangan, membuka secara terbalik dan
merendamnya dalam klorin 0,5%.
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun, lalu
mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.
F. Konseling Pasca Pemasangan
1. Mengajarkan ibu bagaimana cara memeriksa sendiri
benang AKDR dan kapan harus dilakukan.
2. Menjelaskan pada ibu apa yang harus dilakukan bila
mengalami efek samping
3. Memberitahu kapan ibu harus datang kembali keklinikk
untuk kontrol
4. Mengingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T380 A
yaitu 8 tahun dan AKDR efektif bekerja sebagai alat
kontrasepsi segera setelah pemasangan.
5. Meminta ibu untuk mengulangi kembali penjelasan yang
telah diberikan.
6. Melengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk ibu
7. Memastikan ibu tidak mengalami kram hebat dan
mengamati selama 15 menit sebelum memperbolehkan ibu
pulang.

Hal-hal yang a. Bila pada waktu pemasangan terasa ada obtruksi, jangan dipaksa
perlu (hentikan) konsultasi dengan dokter
diperhatikan b. Bila sonde masuk kedalam uterus dan bila fundus uteri tidak
terasa, kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan
konsultasi ke dokter

5/6
c. Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lender atau darah, ini
adalah Panjang rongga uterus. Ukuran normal 6-7 cm
d. Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan di
pasang.
Unit Terkait - Poli Kesehatan Ibu/KB
Dokumen 1. Rekam Medis/Kartu Peserta KB (K/IV/KB/20)
Terkait 2. Informed Consent
3. Register KB Harian

Rekaman Historis Perubahan

NO Tgl.Mulai
Isi Perubahan Halaman
. Diberlakukan

6/6

Anda mungkin juga menyukai