Anda di halaman 1dari 4

SOP

PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM


RAHIM
No dokumen: 003 No revisi: Halaman
1 Halaman
STANDART Tanggal Terbit: Ditetapkan
OPERASIONAL Pimpinan BLUD RSUD Muara Teweh
PROSEDURE

dr. TIUR MAIDA


PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan dengan cara memasang alat kontrasepsi
dalam rahim.
TUJUAN Sebagai acuan dalam pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
pada akseptor KB.
KEBIJAKAN Keputusan Pimpinan BLUD RSUD Muara Teweh
No :
PROSEDURE A. Konseling Awal
1. Menyapa ibu dengan ramah dan memperkenalkan diri lalu
menanyakan tujuan kedatngannya.
2. Memberikan informasi umum tentang keluarga berencana dengan
media Alat Bantu Pengambilan Kepitisan (APBK)
3. Memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia,
keuntungan, keterbatasan masing-masing jenis kontrasepsi, tujuan
alat kontrasepsi, cara kerja, efek samping, masalah kesehatan lain
yang mungkin terjadi serta efek samping yang umum terjadi
dialami oleh ibu.
4. Menjelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungan nya.

B. Konseling Khusus
1. Memberikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan ibu
2. Mengumpulkan data pribadi ibu (nama, alamat, dsb)
3. Menanyakan tujuan reproduksi KB yang diinginkan.
4. Menanyakan agama/ kepercayaan yang dianut ibu yang mungkin
menentang penggunaan salah satu metode KB.
5. Membantu ibu untuk memilih metode yang tepat.

C. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Spekulum vagina
3. Klem
4. Larutan antiseptic
5. Alat Bantu Pengambilan Kepitisan (APBK)

D. Konseling Pra-Pemasangan dan Seleksi Ibu


1. Melakukan seleksi ibu secara cermat untuk memastikan tidak ada
masalah kesehatan jika menggunakan AKDR
2. Menanyakan riwayat kesehatan reproduksi (HPHT, paritas,
riwayat persalinan, kehamilan ektopik, nyeri hebat saat haid,
anemia berat, ISG, KMS, kanker serviks)
3. Menjelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
panggul.
4. Memastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya dan
mencuci area genitalia dengan sabun dan air.
5. Membantu ibu untuk naik kemeja pemeriksaan.
6. Melakukan palpasi daerah perut, memeriksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan didaerah supra pubik.
7. Memasangkan kain penutup pada ibu untuk pemeriksaan panggul.
8. Mengatur cahaya untuk melihat serviks
9. Memakai sarung tangan DTT.
10. Mengatur tempat peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan
dalam wadah steril.
11. Melakukan inspeksi pada genetalitas eksterna.
12. Melakukan palpasi kelenjar skene dan bartolini, mengamati
adakah nyeri atau duh vagina.
13. Memasukan spekulum vagina
14. Melakukan pemeriksaan inspekulo :
• Adakah lesi atau keputihan pada vagina
• inspeksi serviks
15.Mengeluarkan spekulum dengan hati-hati, menyimpan kembali pada
tempat semula dan tidak menyentuh yang lain.
16. Melakukan pemeriksaan bimanual :
• Memastikan gerakan serviks bebas
• Menentukan besar dan posisi uterus
• Memastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
• Memastikan tidak ada kehamilan
17. Melakukan pemeriksaan retro vaginal (jika ada indikasi)
18. Menyelupkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% kemudian buka
secara terbalik dan merendamnya.
19. Memastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya dan
mencuci area genitalia dengan sabun dan air.

E. Tindakan Pra-Pemasangan
1. Menjelaskan proses pemasangan AKDR serta apa yang akan ibu
rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan lalu
mempersilahkan ibu untuk mengajukan pertanyaan.
2. Memasukan lengan AKDR Cu T380 A di dalam kemasan sterilnya
:
a. Membuka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
b. Memasukan pendorong ke dalam lubang insenter tanpa
menyentuh benda tidak steril.
c. Meletakkan kemasan pada tempat datar
d. Menyelipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
e. Memegang kedua ujung lengan ADDR dan mendorong tabung
insenter serta menarik tabung dari bawah lengan AKDR
f. Mengangkat sedikit tabung insenter, mendorong dan memutar
untuk memasukan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut
kedalam tabung insenter.
3. Memasang AKDR
a. Memasang sarung DTT yang baru
b. Memegang spekulum vagina untuk melihat serviks
c. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai
3 kali
d. Menjepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati ( takik
pertama) pada jam 11-12
e. Memasukan sonde uterus dengan teknik "tidak menyentuh" (no
touch technique) yaitu secara hati-hati memasukan sonde ke
dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding
vagina atau bibir speculum.
f. Menentukan posisi dan kedalaman kavum uteri lalu mengeluarkan
sonde
g. Mengukur kedalam kavum uteri pada tabung insenter yang masih
berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru
pada tabung insenter, kemudian membuka seluruh plastik penutup
kemasan.
h. Memegang serta menahan tenakulum dan pendorong dengan satu
lengan.
i. Melepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik
"withdrawal" yaitu menarik keluar tabung insenter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong.
j. Mengeluarkan sebagian dari tabung insenter dan menggunting
benang AKDR kurang lebih 3-4cm.
k. Mengeluarkan seluruh tabung insenter, membuang ketempat
sampah terkontaminasi
l. Melepaskan tenakulum dengan hati-hati lalu merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%
m. Memeriksa serviks, bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, menekannya dengan kasa selama 30-60 detik
n. Mengeluarkan seluruh tabung insenter lalu membuangnya
ketempat sampah yang sudah terkontaminasi

F. Tindakan Pasca Pemasangan


1. Merendam seluruh peralatan yang sudah di pakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
2. Membuang bahan-bahan yang tidak di pakai lagi (kasa, sarung
tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah di sediakan
3. Mencelupkan kedua tangan yang masih menggunakan sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5%, membersihkan cemaran pada
sarung tangan, membuka secara terbalik dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun, lalu mengeringkannya
dengan handuk kering dan bersih

G. Konseling Pasca Pemasangan


1. Mengajarkan ibu bagaimana cara memeriksa sendiri benang
AKDR dan kapan harus dilakukan
2. Menjelaskan pada ibu apa yang harus dilakukan bila mengalami
efek samping
3. Memberitahu kapan ibu harus datang kembali ke Faskes untuk
kontrol
4. Mengingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T380 A yaitu
10 Tahun dan AKDR efektif bekerja sebagai alat kontrasepsi
segera setelah pemasangan
5. Meminta ibu untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
6. Melengkapi rekam medik dan kartu AKDR ibu
7. Memastikan ibu tidak mengalami kram hebat dan mengamatinya
selama 15 menit sebelum memperbolehkan ibu pulang.

Anda mungkin juga menyukai