Anda di halaman 1dari 16

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN (SOP) KB

MK: Mutu Dalam Pelayanan Kebidanan


Dosen Pengampu: Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed

Oleh
Kelompok 6:

Ni Putu Devi Artamevia Febriana (P07124017006)


Ida Ayu Putu Manik Sulistyawati (P07124017008)
Ni Putu Niti Swari Dewi (P07124017020)
Ida Ayu Komang Saraswati Dewi B. K. (P07124017026)
Ni Putu Eka Gerda Yanthi (P07124017027)
Ni Putu Nila Wulandari (P07124017032)
Ni Kadek Wardini (P07124017035)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2020
STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN (SOP) KB

PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF

Nama
No. RM
SOP Tanggal

Pengertian IUD (Intra Uteri Device) / AKDR adalah alat kontrasepsi yang
disisipkan kedalam rahim, terbuat dari bahan dan semacam plastik,
ada pula yang dililit tembaga, bentuknya bermacam-macam , bentuk
spiral, dimana pemasangan AKDR merupakan tekhnik pemasangan
alat kontrasepsi dalam rahim.
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasangan AKDR

Referensi Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi 2004

Alat dan 1. Persiapan pasien dan lingkungan


Bahan a. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
b. Siapakan lingkungan yang mendukung pelaksanaan
tindakan, atur penerangan yang cukup
c. Jaga privasi pasien
2. a. Bifale speculum (kecil, sedang, besar)
b. Bengkok
c. IUD Steril
d. Forcep/korentang
e. Mangkok untuk larutan antiseptic
f. Kain kasa/kapas
g. Bak Instrumen
h. Sarung tangan steril dua pasang
i. Tampon tang
j. Tenakulum
k. Sonde uterus
l. Lampu sorot

Prosedur 1. Mengkaji data medik untuk memastikan bahwa pasien calon


yang tepat untuk akseptor AKDR
2. Memastikan semua perlengkapan telah tersedia dan memastikan
pasien memang memilih AKDR pasca plasenta
3. Mencuci tangan dengan benar
4. Menyusun perlengkapan insersi dan AKDR padatempatnya
5. Memastikan tidak ada laserasi atau sumber perdarahan yang
harus ditangani segera
6. Melihat serviks, membersihkan serviks dan lumen vagina dengan
larutan antisptik dan menjepit bibir atas serviks dengan klem
ovum
7. Menjepit AKDR menggunakan klem ovum
8. Mengangkat klem ovum dan memasukkan AKDR
9. Meneruskan gerakan tangan membawa AKDR melewati segmen
bawah rahim hingga mencapai fundus uteri
10. Menggeser klem ovum kearah dinding lateral uterus sambil tetap
meregangkan ujung klem
11. Stabilisasi uterus sambil mengeluarkan klem ovum dari uterus
dan memastikan AKDR tidak mengalami ekspulsi
12. Memberikan pasien waktu untuk beristirahat
13. Merbereskan alat dan bahan
14. Mencuci tangan dengan benar
15. Menyamapaikan kepada pasien bahwa AKDR telah terpasang
16. Melengkapi cacatan medik pasien dan meberikan K1 kepada
pasien

Data Objektif
PEMERIKSAAN FISIK

SOP

Pengertian Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli


medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit.
Tujuan Untuk mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang
kesehatan klien, untuk mengidentifikasi diagnose
kebidanan dab untuk membuat penilaian klinis tentang
perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan
Referensi

Alat dan Bahan

Prosedur 1. Menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan


pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Menyediakan tempat melakukan pemeriksaan fisik
3. Mencuci tangan (6 langkah)
4. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan
5. Menawarkan ibu untuk BAK, melonggarkan pakaian
bawah/menawarkan kain pengganti
6. Menimbang BB
7. Mengukur tinggi badan
8. Mengukur tekanan darah
9. Mengukur suhu
10. Menghitung nadi dan respirasi
11. Melakukan pemeriksaan pada kepala dan leher
12. Melakukan pemeriksaan payudara dan aksila
13. Melakukan pemeriksaan abdomen inspeksi
14. Melakukan pemeriksaan ekstermitas atas
15. Melakukan pemeriksaan ekstermitas bawah
16. Melakukan pemeriksaan genitalia dan anus
17. Memberitahukan kepada ibu bahwa pemeriksaan
telah selesai dan meminta ibu merapikan diri
18. Merapikan alat
19. Melakukan Hand hygiene

KONSELING ABPK
SOP
Pengertian Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) merupakan
salah satu dari serangkaian media berupa alat bantu
pengambilan keputusan yang bertujuan memberikan
bebagai informasi mengenai kesehatan reproduksi
terutama informasi tentang kelebihan dan kelemahan
berbagai alat kontrasepsi secara lengkap dan akurat, yang
pada akhirnya memudahkan akseptor dalam proses
pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan
penggunaan alat/obat kontrasepsi dengan Rasional, Efektif
dan Efisien (REE).
Tujuan Membantu pengambilan keputusan metode KB,
Membantu pemecahan masalah dalam penggunaan KB,
alat bantu kerja bagi provider, menyediakan referensi/info
teknis, dan alat bantu visual untuk pelatihan provider baru.
Referensi Buku asuhan kebidanan Keluarga Berencana

Alat dan Bahan ABPK

Prosedur

AKSEPTOR IMPLANT
Nama
No. RM
SOP Tanggal

Pengertian Pelayanan kunjungan ulang Akseptor implant adalah memeriksa


posisi implant, luka bekas pemasangan, efek
samping/komplikasi yang mungkin terjadi setelah dilakukan
pemasangan.
Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam pengontrolan Implant secara
tepat dan benar
Referensi Buku Panduan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Alat dan
Bahan
Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien
2. Mengundang/mendorong pasien untuk berbicara bebas
dan bertanya selama interaksi
3. Bertanya dengan menggali alas an kunjunga pasien
4. Melakukan konseling
5. melakukan informed consent tentang tindakan yang
akan dilakukan
6. Bidan mencuci tangan
7. Mempersiapkan alat dan bahan
8. Menyiapkan calon akseptor untuk mencuci lengan kiri
bagian atas (daerah lokasi pemasangan)
9. Mencuci tangan
10. Memposisikan calon akseptor terlentang di tempat tisur
dan lengan kiri diletakan pada meja kecil disamping
tempat tidur akseptor
11. Menentukan lokasi dari implan dengan jari-jari tangan
dan dapat diberi tanda /gambar dengan tinta bila perlu
12. Menggunakan sarung tangan steril
13. Mengoleskan lengan akseptor yang di pasang implant
dengan cairan antiseptik/betadin
14. Menutup lokasi terpasangnya implant dengan kain steril
yang berlubang
15. Menyuntikan anastesi local bawah implant, jangan
menyuntikan anestesi di atas implan, karena
pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari
letak implannya
16. Membuat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-
ujung implant, pada daerah alas kipas
17. Mengelurakan implant pertama yang terletak paling
depan ke insisi atau terletak paling depan ke permukaan
18. Menarik tokar ditarik pelan-pelan keluar setelah semua
kapsul tercabut
19. Menutup dan membungkus luka insisi seperti pada saat
insersi bila akseptor ingin di pasang implantyang lain
20. Merapikan alat-alat
21. Melepas sarung tangan
22. Mencuci tangan dengan benar
23. Memberikan nasihat pada akseptor agar luka jangan
basah, selama kurang lebih dari 3 hari dan datang
kembali jika terjadi keluhan-keluhan yang menganggu
24. Melengkapi catatan medic pasien
KONSELING BERIMBANG PADA
KB PASCA PERSALINAN

SOP

Pengertian Kontrol Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah


suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat apakah Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) terpasang dengan
benardan apakah ada kelainan yang timbul setelah
pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Tujuan Sebagaia acuan dalam melakukan pemeriksaan kontrol
IUD.
Referensi 1. Permekes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izi dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
2. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi oleh
BKKBN, Jakarta : 2011.
3. Buku Panduan Praktik Kesehatan Reproduksi-
Keluarga Berencana Program Studi DIV Kebidanan
Sekolah Vokasi UM.Yogyakarta : 2012.
Alat dan Bahan Alat :
1. Bak Instrumen
2. Spekulum
3. Korentang
4. Waskom kecil untuk desinfektan
5. Lampu sorot
6. Sarung tangan steril
7. Tempat sampah medis
Bahan :
1. Kasa
2. Cairan antiseptik
3. Larutan klorin 0,5%
Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
penuh hormat
2. Mengundang/mendorong pasien untuk berbicara bebas
dan bertanya selama interaksi
3. Bertanya dan menggali alasan kunjungan pasien
4. Melakukan konseling
5. Melakukan informed consent tentang tindakan yang
akan dilakukan
6. Mempersilakan pasien untuk mengganti pakaian
bagian bawah dan mengosongkan kandung kemih.
7. Melakukan pengukuran BB, pemeriksaan tanda –
tanda vital dan fisik
8. Mempersiapkan alat dan bahan
9. Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
10. Menyiapkan pasien untuk keperluan pemeriksaan
11. Menggunakan lampu yang terang untuk melihat
serviks
12. Menggunakan sarung tangan steril atau sudah
didesinfeksi (DTT)
13. Memasang doek di bawah bokong dan diatas supra
simpisis
14. Melakukan pemeriksa genitalia eksterna
15. Membersihkan labia mayora dan minor jika kotor
16. Memasukkan spekulum ke dalam vagina
17. Melakukan pemeriksaan dengan speculum
18. Mengeluarkan spekulum secara hati-hati
19. Merendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
20. Membuang bahan-bahan habis pakai (kasa, kapas, dsb)
yang sudah dipakai kedalam kantong plastic
21. Melepas sarung tangan
22. Mencuci tangan dengan air sabun
23. Melengkapi catatan medik pasien

PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR)

SOP

Pengertian Pencabutan IUD adalah mengeluarkan IUD dari dalam


rahim karena telah berakhir masa pemakaian atau karena
penggantian alat kontrasepsi.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah petugas
untuk melakukan pencautan IUD serta mencegah infeksi
pada pasien dari IUD yang telah selesai masa
pemakaiannya.
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi edisi : 2
Tahun 2010.
Alat dan Bahan Alat :
1. Spekulum
2. Korentang
3. Waskom untuk larutan aseptik
4. Lampu penerangan
Bahan :
1. Larutan Aseptik
2. Sarung tangan steril
3. Larutan klorin 0,5%
4. Kasa steril
5. Betadin/aseptik
Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien
2. Mengundang/mendorong pasien untuk berbicara
bebas dan bertanya selama interaksi
3. Bertanya dan menggali alasan kunjungan pasien
4. Melakukan konseling
5. Melakukan informed consent tentang tindakan yang
akan dilakukan
6. Mempersilakan pasien untuk mengganti pakaian
bagian bawah dan mengosongkan kandung kemih.
7. Melakukan pengukuran BB, pemeriksaan tanda –
tanda vital dan fisik
8. Mempersiapkan alat dan bahan
9. Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
10. Menyipkan pasien untuk keperluan pemeriksaan
11. Memakai lampu yang terang untuk melihat serviks
12. Memakai sarung tangan steril atau sudah didesinfeksi
(DTT)
13. Memasang doek di bawah bokong dan diatas supra
simpisis dan melakukan pemeriksaan pada genitalia
eksterna
14. Memasukkan spekulum ke dalam vagina
15. Melakukan pemeriksaan dengan speculum
16. Menarik benang dengan menggunakan tampon tang
dengan hati – hati
17. Menunjukkan pada pasien AKDR yang telah
dikeluarkan dari dalam Rahim
18. Membuang AKDR pada tempat sampah medis
19. Membuka speculum
20. Merendam semua peralatan yang sudah dipakai
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
21. Membuang bahan-bahan habis pakai (kasa, kapas,
dsb) yang sudah dipakai kedalam kantong plastik
22. Membuka sarung tangan dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
23. Mencuci tangan dengan air sabun
24. Melengkapi catatan medik pasien
ASUHAN KEBIDANAN KB
METODE KONTRASEPSI PIL

SOP

Pengertian Kontrasepsi pil adalah metode kontrasepsi bentuk tablet


yang mengandung hormone estrogen dan progesterone,
atau hanya progesterone saja. Tergantung jenisnya,
metode kontrasepsi dengan pil KB, terdiri dari 21-35
tablet yang diminum dalam 1 siklus dan berkelanjutan.
Tujuan Sebagaia acuan dalam pemberian kontrasepsi metode Pil.

Referensi 4. Permekes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izi dan


Penyelenggaraan Praktik Bidan.
5. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi oleh
BKKBN, Jakarta : 2011.
6. Buku Panduan Praktik Kesehatan Reproduksi-
Keluarga Berencana Program Studi DIV Kebidanan
Sekolah Vokasi UM.Yogyakarta : 2012.
Alat dan Bahan Bahan

1. Pil Progestin
2. Mini Pil
3. Pil Kombinasi
Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien
2. Mengundang/mendorong pasien untuk berbicara bebas
dan bertanya selama interaksi
3. Bertanya dan menggali alasan kunjungan pasien
4. Melakukan konseling
5. Memantau keteraturan pasien minum Pil KB (untuk
akseptor lama)
6. Memberi dukungan atas pilihan kontrasepsi
7. Menyampaikan kepada pasien hal-hal yang harus
diingat selama memakai metode kontrasepsi pil,
termasuk penjelasan tentang tanda-tanda bahaya.
8. Memeriksa kembali apakah pasien yakin dengan
pemakaian metode kontrasepsi pil.
9. Memeriksa apakah secara medis pasien memenuhi
syarat penggunaan metode kontrasepsi pil
kombinasi/mini pil (melakukan pengukuran BB,
pemeriksaan tanda – tanda vital dan fisik)
10. Mencuci tangan
11. Melakukan informed consent tentang tindakan yang
akan dilakukan
12. Mempersiapkan alat dan bahan
13. Mengingatkan kembali cara minum Pil KB
14. Memberikan Pil KB kepada pasien
15. Menjelaskan/ mengingat kembali efek samping dan
cara mengatasi
16. Menjelaskan/ mengingat kembali cara minum pil bila
lupa
17. Menjelaskan jadwal kunjungan kembali
18. Mendokumentasikan hasil pelayanan dan memberikan
pasien kartu K1
19. Mengucapkan terima kasih atas kunjungan pasien

METODE KB SEDERHANA:
KONDOM
Nama
No. RM
SOP Tanggal
Halaman

POLTEKKES
KEMENKES
DENPASAR
Pengertian Selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat kampungan sperma yang dikeluarkan pria saat senggama
sehingga tidak tercurah pada vagina.
Tujuan Sebagai acuan untuk konseling pemakaian alat kontrasepsi
kondom.
Referensi Buku Panduan Asuhan Kebidanan Berencana

Alat dan Bahan Kondom

Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien


2. Melakukan konseling
3. Memberikan dukungan atas pilihan kontrasepsi (untuk akseptor
KB baru)
4. Mengecek keteraturan ibu menggunakan kondom (untuk
akseptor KB lama)
5. Menyampaikan kepada pasien hal-hal yang harus diingat selama
memakai metode kontrasepsi kondom
6. Memastikan kembali apakah pasien yakin dengan pemakian
dengan kontrasepsi kondom
7. Menyiapkan alat dan lingkungan
8. Melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan
9. Menjelaskan cara penggunaan kondom (akseptor baru)
10.Menjelaskan kembali cara penggunaan kondom ( akseptor lama)
11.Mejelaskan/mengingat kembali efek samping dan cara
mengatasi penggunaan kondom
12.Memberikan kondom pada pasien
13.Menjelaskan jadwal kunjungan ulang
14.Mendokumentasikan hasil pelayanan dan memberikan pasien
kartu K1
15.Mengucapkan terima kasih atas kunjungan pasien

KB SUNTIK 1 BULAN
Nama :
No. RM :
SOP Tanggal :
Halaman :

POLTEKKES
KEMENKES
DENPASAR
Pengertian Suntikan kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron yang diberikan 1 bulan sekali.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan suntikkan KB.

Referensi Buku Panduan Asuhan Kebidanan Berencana

Alat dan Bahan Persiapan alat dan bahan:


 Alkohol swab
 Spuite 3 cc
 Obat suntik KB 1 bulan
Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien
2. Mengundang/mendorong pasien untuk berbicara bebas dan
bertanya selama interaksi
3. Bertanya dan menggali alasan kunjungan pasien
4. Melakukan konseling
5. Mengecek jadwal suntik kembali (akseptor lama)
6. Memberi dukungan atas pilihan kontrasepsi
7. Menyampaikan ke pasien hal-hal yang harus diingat selama
memakai metode, termasuk penjelasan tentang tanda-tanda
bahaya.
8. Memeriksa kembali apakah pasien yakin dengan pemakaian
metode.
9. Memeriksa apakah secara medis pasien memenuhi syarat
penggunaan metode suntik KB 1 (melakukan pengukuran BB,
pemeriksaan tanda – tanda vital dan fisik)
10. Melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan
11. Mempersiapkan alat dan bahan
12. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
13. Menarik obat dari vial dengan spuit 3 cc
14. Membebaskan bokong yang akan disuntik dari pakaian pasien
15. Melakukan desinfektan pada area yang akan disuntik
16. Menyuntikan obat secara IM dan perlahan-lahan
17. Melakukan penekanan pada bekas penyuntikan
18. Merapikan pakaian pasien
19. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
20. Mengamati reaksi obat (alergi)
21. Melakukan dokumentasi
22. Menjelaskan efek samping dan cara mengatasi
23. Menjelaskan jadwal suntik kembali
24. Mendokumentasikan hasil pelayanan dan memberikan pasien
kartu K1
25. Mengucapkan terima kasih atas kunjungan pasien

KB SUNTIK 3 BULAN
Nama
No. RM
SOP Tanggal
Halaman

POLTEKKES
KEMENKES
DENPASAR
Pengertian DMPA (Depot Medroxy Progesteron Asetat) atau depo
provera, diberikan 1 kali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
Disuntikkan secara intramuskular di daerah bokong.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan suntikkan KB.

Referensi Buku Panduan Asuhan Kebidanan Berencana

Alat dan Bahan Persiapan alat dan bahan:


 Alkohol swab
 Spuite 3 cc
 Obat suntik KB 3 bulan
Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien
2. Mengundang/mendorong pasien untuk berbicara bebas dan
bertanya selama interaksi
3. Bertanya dan menggali alasan kunjungan pasien
4. Melakukan konseling
5. Mengecek jadwal suntik kembali (akseptor lama)
6. Memberi dukungan atas pilihan kontrasepsi
7. Menyampaikan ke pasien hal-hal yang harus diingat selama
memakai metode, termasuk penjelasan tentang tanda-tanda
bahaya.
8. Memeriksa kembali apakah pasien yakin dengan pemakaian
metode.
9. Memeriksa apakah secara medis pasien memenuhi syarat
penggunaan metode suntik KB 3 bulan (melakukan
pengukuran BB, pemeriksaan tanda – tanda vital dan fisik)
10. Melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan
11. Mempersiapkan alat dan bahan
12. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
13. Menarik obat dari vial dengan spuit 3 cc
14. Membebaskan bokong yang akan disuntik dari pakaian pasien
15. Melakukan desinfektan pada area yang akan disuntik
16. Menyuntikan obat secara IM dan perlahan-lahan
17. Melakukan penekanan pada bekas penyuntikan
18. Merapikan pakaian pasien
19. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
20. Mengamati reaksi obat (alergi)
21. Melakukan dokumentasi
22. Menjelaskan efek samping dan cara mengatasi
23. Menjelaskan jadwal suntik kembali
24. Mendokumentasikan hasil pelayanan dan memberikan pasien
kartu K1
25. Mengucapkan terima kasih atas kunjungan pasien

KONSELING KONTAP
Nama :
No. RM :
SOP Tanggal :
Halaman :

POLTEKKES
KEMENKES
DENPASAR
Pengertian Kontap atau kontrasepsi mantap adalah suatu metode kontrasepsi
yang pada pria disebut vasektomi dan pada wanita disebut
tubektomi.
Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan konseling mengenai metode
kontrasepsi jangka panjang.
Referensi Buku Panduan Asuhan Kebidanan Berencana

Alat dan Bahan ABPK

Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien


2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Merespon terhadap reaksi pasien
4. Menjaga privasi pasien
5. Menjelaskan pengertian MOW/MOP
6. Menjelaskan riwayat medis yang mempengaruhi pelaksanaan
operasi
7. Menjelaskan syarat menggunakan metode kontrasepsi
MOW/MOP
8. Menunjukkan indikasi penggunaan alat kontrasepsi
MOW/MOP
9. Menjelaskan kontraindikasi MOW/MOP
10. Menjelaskan indikasi MOW/MOP
11. Menjelaskan kerugian MOW/MOP
12. Menjelaskan mekanisme kerja MOW/MOP
13. Menjelaskan waktu pelaksanaan MOWMOP
14. Melakukan evaluasi
15. Mendokumentasikan hasil konseling

PEMASANGAN AKBK
Nama
No. RM
SOP Tanggal
Halaman

POLTEKKES
KEMENKES
DENPASAR
Pengertian AKBK atau alat kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi
yang disusupkan di bawah kulit, biasanya di lengan atas.
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pemasangan kontrasepsi bawah
kulit.
Referensi ABPK-KB

Alat dan Bahan Persiapan alat dan bahan:

Prosedur 1. Menyambut kedatangan pasien


2. Mengundang/mendorong pasien untuk berbicara bebas dan
bertanya selama interaksi
3. Bertanya dan menggali alasan kunjungan pasien
4. Melakukan konseling
5. Memberi dukungan atas pilihan kontrasepsi
6. Menyampaikan ke pasien hal-hal yang harus diingat selama
memakai metode kontrasepsi pil, termasuk penjelasan tentang
tanda-tanda bahaya.
7. Memeriksa kembali apakah pasien yakin dengan pemakaian
metode kontrasepsi implant
8. Memeriksa apakah secara medis klien memenuhi syarat
penggunaan metode kontrasepsi implan (melakukan pengukuran
BB, pemeriksaan tanda – tanda vital dan fisik)
9. Mencuci tangan
10. Melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan
11. Mempersiapkan alat dan bahan
12. Menyiapkan calon akseptor untuk mencuci lengan kiri bagian
atas (daerah lokasi pemasangan)
13. Mencuci tangan
14. Memposisikan pasien terlentang di tempat tidur dan lengan kiri
diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur pasien
15. Menggunakan sarung tangan steril dengan benar
16. Mengoleskan lengan kiri pasien yang akan di pasang dengan
cairan anstiseptik/betadin.
17. Menutup daerah tempat pemasangan implan dengan kain steril
yang berlubang.
18. Melakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan
siku
19. Membuat insisi lebih kurang sepanjang  0,5 cm dengan skapel
yang tajam
20. Memasukkan trocard melalui lubang insisi sehingga sampai
pada jaringan bawah kulit
21. Memasukkan kapsul implan ke dalam trokar dan di dorong
dengan plunger sampai  kapsul terletak di bawah kulit
22. Bila menggunakan 6 kapsul implan, lakukan berturut-turut
dengan kapsul kedua sampai keenam, kapsul di bawah kulit
diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti kipas
23. Menarik trokar secara pelan-pelan setelah semua kapsul berada
di bawah kulit
24. Mengontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak
25. Merekatkan luka dengan menutupi menggunakan plester
kemudian dibalut dengan perban
26. Merapikan alat – alat
27. Melepas sarung tangan
28. Mencuci tangan dengan benar
29. Memberikan nasehat pada akseptor agar luka jangan basah,
selama lebih kurang dari 3 hari dan datang kembali jika tejadi
keluhan-keluhan yang mengganggu
30. Melengkapi catatan medik pasien

Anda mungkin juga menyukai