SOP
PROMKES: PROSEDUR MEMASANG DAN MELEPAS
SUSUK/IMPLANT KB, PAP SMEAR DAN IVA
No No Revisi Halaman Tanggal Terbit
Dokumen --- 57- 72 12 Okt 2021
8
Disetujui oleh Mengetahui,
Kepala Departemen Kepala Laboratorium
4. MEKANISME KERJA
a. Lendir servik menjadi kental untuk mencegah penetrasi sperma
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
c. Mengurangi transportasi sperma
d. Menekan ovulasi
5. WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLANT
a. Implant dapat dipasang selama siklus haid hari ke -2 samapai hari
ke – 7
b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c. Saat menyususi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d. Pasca keguguran implant dapat segera di insersikan
e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari
6.KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KEGUNAAN
KONTRASEPSI IMPLANT
a. Keuntungan implant
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang
3) Pengambilan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Bebas dari pengaruh estrogen
6) Tidak menggangu kegiatan senggama
7) Tidak menggangu ASI
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
b. Kerugian Kontrasepsi Implant
1) Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak dapat
menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur
58
2) Berat badan bertambah
3) Menimbulkan acne, ketegangan payudara
4) Liang senggama terasa kering
7. INDIKASI KONTRASEPSI IMPLANT
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak
c. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
d. Pasca persalinan tidak menyusui
e. Pasca keguguran
f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
g. Riwayat kehamilan ektopik
h. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah
i. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen
j. Sering lupa menggunakan pil
8. KONTRAINDIKASI KONTRASEPSI IMPLANT
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
e. Miom uterus dan kanker payudara
f. Gangguan toleransi glukosa.
9. PELAKSANAAN PELAYANAN
Ruangan:
1. Memiliki pencahayaan yang cukup
2. Berlantai keramik atau semen sehinngga mudah dibersihkan
3. Terbebas dari debu dan serangga
4. Memiliki ventilai udara yang baik
Prosedur Persiapan alat steril:
Batang implant
Kain penutup steril/ duk steril
Mangkok tempat implant steril
Sarung tangan steril (bebas bedak)
Scalpel 11 atau 15
Sabun untk cuci tangan dan spidol
Spuit 5 ml
Kassa steril dan pembalut
Epinefrin untuk keperluan darurat (renjatan anafilaktik)
Klem penjepit atau forcreps masquito
Bak instrument
Persiapan alat bersih:
Meja periksa
Alat penyangga lengan
Sabun untk cuci tangan dan spidol
Trokar 10 dan madrin
Kassa pembalut, bandaid atau plester
Tempat sampah kering
Tempat sampah medis
Cairan:
59
Larutan antiseptic : alcohol, bethadina dalam mangkok
Zat anastesi local (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
Ember berisi larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasu instrument yang
selesai digunakan
Persiapan Perawat:
1. Memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi identitas pasien
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
4. Meminta informed consent
5. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
6. Bila perawat laki-laki, dapat menyertakan asisten wanita untuk
menciptakan kondisi teraputik.
7. Melakukan kontrak waktu
Persiapan Pasien:
a. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
b. Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan
pemeriksaan
Persiapan Lingkungan:
a. Memasang sampiran
b. Menutup jendela dan pintu
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mempersiapkan tempat tidur yang bersih dan peralatan untuk
pemasangan
2. Mencuci seluruh lengan klien / meminta klien untuk mencuci lengan
dengan sabun dan air mengalir
3. Pilihlah lengan klien yang jarang digunakan,
4. Memilih lokasi untuk pemasangan susuk bagian dalam lengan atas,
sedikitnya 8 cm diatas lipat siku
5. Lengan dipersiapkan dan gunakan pola dan spidol untuk menandai
yang akan diinsisi
6. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
7. Memakai sarung tangan steril atau DTT
8. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
9. Tutup daerah yang sudah didesinfeksi dengan handuk berlubang/ duk
steril
10. Setelah memastikan klien tidak alergi dengan anasthesi, injeksi
dengan 3 ml anasthesi sub kutan sampai kulit sedikit menggelmbung
(1% tanpa epinefrin)
11. Masukkan jarum tepat dibawah kulit (lakukan aspirasi). Masukkan
obat anasthesi sedikit dibawah kulit, kemudian dimasukkan 4 cm
dibawah kulit dengan berpola diantara tempat pemasangan, masing-
masing 1 ml (dosis maks 10 ml)
12. Pegang scalpel dengan sudut 450, buat insisi dangkal 2 mm dengan
scalpel hanya sekedar menembus kulit
13. Sambil mengungkit kulit, Masukkan trokar sampai tanda di ujung
jarum, dan dorong sampai batas pangkal kulit terangkat, tarik lagi
trokar sampai batas 1, cabut pendorong terangkat, tarik lagi trokar
sampai batas 1, cabut pendorong
60
14.
15.Masukkan kapsul pertama dengan penjepit / sarung tangan steril ke
dalam trokar, dan masukkan kembali pendorong
16.Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul kearah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan, tetapi jangan didorong paksa.
17.Pegang pendorong dengan erat di tempatnya. Tarik tabung trokar
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi
18.Tanpa mengeluarkan seluruh trokar putar ujung trokar kearah lateral
kanan. Dan masukkan trokar sesuai pola dan lakukan pemasangan
kapsul sesuai langkah 1 sampai semua kapsul masuk.
19.Raba kapsul utnuk memastikan keenam kapsul implant telah
terpasang dalam pola kipas
20.Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari
insisi
21.Menutup luka insisi dengan bandaid
22.Beri pembalut tekan untuk mencegah pendarahan dan mengurangi
memar.
23. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakkan semua peralatan dalam
larutan klorin untuk dikontaminasi.
24.Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya
25.Lepas sarung tangan rendam dalam klorin dan cuci tangan
26.Buat catatan medic klien
Evaluasi Evaluasi Tindakan
Pasien Bersih
Tempat tidur rapi
Komunikasi selama tindakan
64
Lampiran
65
“Pemeriksaan Pap Smear”
1. Definisi
Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-
sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop
2. Tujuan
a. Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi
HPV
b. Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang
menderita kanker
c. Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim.
d. Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri
66
e.Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
f.Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
Mempersiapkan lingkungan :
1. Menutup pintu/sketsel/korden
2. Keluarga dianjurkan untuk keluar
3. Menjaga privasi pasien
Jumlah
Mempersiapkan pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Menanyakan kesedian di rawat
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
Jumlah
PELAKSANAAN
Cuci tangan
Buka baju bagian bawah klien
Gunakan sarung tangan.
Pasien tidur pada meja ginekologi secara litotomi
Membuka vagina secara gentle dan Insersi spekulum dengan arah
vertikal setelah masuk vagina, diputar 360º
67
1. Grade I tak ada sel abnormal atau atipik
2. Grade II ada sitologi atipik tapi tak ada bukti adanya
keganasan
3. Grade III ada perubahan sitologi yang jelas tapi tak dapat
disumpulkan ada keganasan
4. Grade IV curiga adanya keganasan
5. Grade V keganasan
( )
C. KONSEP TEORI
3. PENGERTIAN
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung
(dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan
Asam Asetat 3% – 5%.
4. TUJUAN
1) Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan
dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
2) Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim atau deteksi dini
kanker serviks/ skrining
5. KELEBIHAN METODE SCREENING IVA
1) Mudah, praktis, mampu dilaksanakan
2) Butuh alat yang sederhana dan murah
3) Sensitivitas dan spesifikasi cukup tinggi
4) Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (perawat, bidan, dokter/spesialis)
5) Alat yang dibutuhkan dan tekniknya sangat sederhana
6) Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
6. JADWAL IVA
Program Skrining Oleh WHO :
1) Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
2) Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
3) Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
4) Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-
60 tahun.
69
5) Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup
memiliki dampak yang cukup signifikan.
6) Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1
tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
7. SYARAT IKUT TES IVA
1. Sudah pernah melakukan hubungan seks
2. Tidak sedang haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seks
8. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
Indikasi
Semua wanita dianjurkan untuk melakukan tes kanker. Skrining kanker leher
rahim dilakukan pada semua wanita yang memiliki faktor resiko, yaitu :
1. Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia < 20 tahun.
2. Memiliki banyak pasangan seksual
3. Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual)
4. Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks
5. Hasil Pap Smear sebelumnya yang tidak normal
6. Wanita yang terlalu sering melahirkan
7. Wanita perokok
Kontra Indikasi
Tidak direkomendasikan pada wanita Pascamenopause, karena daerah zona
transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tampak dengan
pemeriksaan inspekulo
9. PROSEDUR PELAKSANAAN
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. PERSIAPAN PASIEN
Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan dan suruh pasien menandatangani informed
consent
Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan
pemeriksaan
2. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Memasang sampiran
Menutup jendela dan pintu
3. PERSIAPAN ALAT
Meja / tempat tidur periksa (posisi litotomi)
Sumber cahaya / lampu untuk melihat serviks
Spekulum vagina steril
Asam asetat (3-5%)
Swab lidi berkapas steril
Handscoon steril
Larutan iodium
Larutan Klorin 0,5%
PELAKSANAAN TINDAKAN
4 Penderita tidur posisi litotomi
70
5 Hidupkan lampu dan sesuaikan pencahyaannya
6 Pasang speculum
7 Bersihkan darah / mucus / kotoran lain pada serviks dengan
lidi kapas
8 Basahi lidi kapas dengan asam asetat 3 - 5%
ulaskan pada portio . Tunggu 1-2 menit, amati
setiap perubahan pada serviks perhatikan
dengan cermat daerah sekitar.
9 Apabila tampak warna bercak putih (aceto white epithelium)
pada tampilan portio dapat disimpulkan bahwa tes IVA
positif.
Tgl Ujian : / /
Keterangan :
2= tidak dilakukan
(Penguji: ……………………..)
3= dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
71
Lampiran 1
72