Anda di halaman 1dari 16

Universitas Muhammadiyah Malang

Fakultas Ilmu Kesehatan


Program Studi S1 Keperawatan
Kampus II : JL. Bendungan Sutami No. 188-A Tlp. (0341) 551149
Fax.0341-582060 Malang 65145 E-mail : fikes@umm.ac.id Website :
fikes.umm.ac.id

SOP
PROMKES: PROSEDUR MEMASANG DAN MELEPAS
SUSUK/IMPLANT KB, PAP SMEAR DAN IVA
No No Revisi Halaman Tanggal Terbit
Dokumen --- 57- 72 12 Okt 2021
8
Disetujui oleh Mengetahui,
Kepala Departemen Kepala Laboratorium

Ririn Harini., S.Kep.,Ns.,M.Kep., Juwitasari., S.Kep., Ns., MS


NIP UMM. 112.0501.0420 NIP UMM 110128061987
Susuk Kb / Implant atau implant adalah salah satu model kontrasepsi
Pengertian hormonal yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan dengan cara
memasukkan kapsul berisi hormone dibawah kulit. Mengandung
progestin dengan masa kerja panjang, dan dosis rendah.
Tujuan Tujuan Umum
Praktikum Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat
melakukan keterampilan dalam memasang dan melepas implant/ susuk
KB dengan tepat
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menyiapkan prosedur pemasangan dan pelepasan
implant
b. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan Susuk Kb / Implant
dengan tepat
c. Mahasiswa mengetahui efek samping pemasangan Susuk Kb /
Implant
A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Susuk Kb / Implant atau implant adalah salah satu model
kontrasepsi hormonal yang cukup efektif untuk mencegah
kehamilan dengan cara memasukkan kapsul berisi hormone
dibawah kulit. Mengandung progestin dengan masa kerja panjang,
dosis rendah.
2. KOMPLIKASI
Masalah yang sering muncul pada saat pemasangan dan pencabutan
Susuk Kb / Implant:
1. Infeksi
2. Kesalahan saat pemasangan bisa menyulitkan saat
pencabutan
3. Masa haid memanjang (terutama sering dijumpai pada bulan
pertama penggunaan)
57
4. Perdarahan bercak di antara 2 siklus
5. Amenorea beberapa bulan, dan pada beberapa klien dapat
berlangsung dalam skala tahunan
6. Efek samping lain yang jarang terjadi dapat berupa sefalgia,
perubahan berat badan dan gangguan depresi.
3. JENIS-JENIS IMPLAN ATAU SUSUK, yaitu:
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang elastis lembut berongga dengan panjang 3,4
cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrel (LNG) dan lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan progestrin 68 mg 3-
keto- desogestrel (DSG) dan lama kerjanya 3 tahun.
c) Jadena
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan
lama kerja 3 tahun.

4. MEKANISME KERJA
a. Lendir servik menjadi kental untuk mencegah penetrasi sperma
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
c. Mengurangi transportasi sperma
d. Menekan ovulasi
5. WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLANT
a. Implant dapat dipasang selama siklus haid hari ke -2 samapai hari
ke – 7
b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c. Saat menyususi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d. Pasca keguguran implant dapat segera di insersikan
e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari
6.KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KEGUNAAN
KONTRASEPSI IMPLANT
a. Keuntungan implant
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang
3) Pengambilan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Bebas dari pengaruh estrogen
6) Tidak menggangu kegiatan senggama
7) Tidak menggangu ASI
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
b. Kerugian Kontrasepsi Implant
1) Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak dapat
menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur
58
2) Berat badan bertambah
3) Menimbulkan acne, ketegangan payudara
4) Liang senggama terasa kering
7. INDIKASI KONTRASEPSI IMPLANT
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak
c. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
d. Pasca persalinan tidak menyusui
e. Pasca keguguran
f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
g. Riwayat kehamilan ektopik
h. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah
i. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen
j. Sering lupa menggunakan pil
8. KONTRAINDIKASI KONTRASEPSI IMPLANT
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
e. Miom uterus dan kanker payudara
f. Gangguan toleransi glukosa.
9. PELAKSANAAN PELAYANAN
Ruangan:
1. Memiliki pencahayaan yang cukup
2. Berlantai keramik atau semen sehinngga mudah dibersihkan
3. Terbebas dari debu dan serangga
4. Memiliki ventilai udara yang baik
Prosedur Persiapan alat steril:
Batang implant
Kain penutup steril/ duk steril
Mangkok tempat implant steril
Sarung tangan steril (bebas bedak)
Scalpel 11 atau 15
Sabun untk cuci tangan dan spidol
Spuit 5 ml
Kassa steril dan pembalut
Epinefrin untuk keperluan darurat (renjatan anafilaktik)
Klem penjepit atau forcreps masquito
Bak instrument
Persiapan alat bersih:
Meja periksa
Alat penyangga lengan
Sabun untk cuci tangan dan spidol
Trokar 10 dan madrin
Kassa pembalut, bandaid atau plester
Tempat sampah kering
Tempat sampah medis
Cairan:
59
Larutan antiseptic : alcohol, bethadina dalam mangkok
Zat anastesi local (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
Ember berisi larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasu instrument yang
selesai digunakan
Persiapan Perawat:
1. Memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi identitas pasien
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
4. Meminta informed consent
5. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
6. Bila perawat laki-laki, dapat menyertakan asisten wanita untuk
menciptakan kondisi teraputik.
7. Melakukan kontrak waktu
Persiapan Pasien:
a. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
b. Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan
pemeriksaan
Persiapan Lingkungan:
a. Memasang sampiran
b. Menutup jendela dan pintu
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mempersiapkan tempat tidur yang bersih dan peralatan untuk
pemasangan
2. Mencuci seluruh lengan klien / meminta klien untuk mencuci lengan
dengan sabun dan air mengalir
3. Pilihlah lengan klien yang jarang digunakan,
4. Memilih lokasi untuk pemasangan susuk bagian dalam lengan atas,
sedikitnya 8 cm diatas lipat siku
5. Lengan dipersiapkan dan gunakan pola dan spidol untuk menandai
yang akan diinsisi
6. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
7. Memakai sarung tangan steril atau DTT
8. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
9. Tutup daerah yang sudah didesinfeksi dengan handuk berlubang/ duk
steril
10. Setelah memastikan klien tidak alergi dengan anasthesi, injeksi
dengan 3 ml anasthesi sub kutan sampai kulit sedikit menggelmbung
(1% tanpa epinefrin)
11. Masukkan jarum tepat dibawah kulit (lakukan aspirasi). Masukkan
obat anasthesi sedikit dibawah kulit, kemudian dimasukkan 4 cm
dibawah kulit dengan berpola diantara tempat pemasangan, masing-
masing 1 ml (dosis maks 10 ml)
12. Pegang scalpel dengan sudut 450, buat insisi dangkal 2 mm dengan
scalpel hanya sekedar menembus kulit
13. Sambil mengungkit kulit, Masukkan trokar sampai tanda di ujung
jarum, dan dorong sampai batas pangkal kulit terangkat, tarik lagi
trokar sampai batas 1, cabut pendorong terangkat, tarik lagi trokar
sampai batas 1, cabut pendorong

60
14.
15.Masukkan kapsul pertama dengan penjepit / sarung tangan steril ke
dalam trokar, dan masukkan kembali pendorong
16.Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul kearah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan, tetapi jangan didorong paksa.
17.Pegang pendorong dengan erat di tempatnya. Tarik tabung trokar
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi
18.Tanpa mengeluarkan seluruh trokar putar ujung trokar kearah lateral
kanan. Dan masukkan trokar sesuai pola dan lakukan pemasangan
kapsul sesuai langkah 1 sampai semua kapsul masuk.
19.Raba kapsul utnuk memastikan keenam kapsul implant telah
terpasang dalam pola kipas
20.Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari
insisi
21.Menutup luka insisi dengan bandaid
22.Beri pembalut tekan untuk mencegah pendarahan dan mengurangi
memar.
23. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakkan semua peralatan dalam
larutan klorin untuk dikontaminasi.
24.Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya
25.Lepas sarung tangan rendam dalam klorin dan cuci tangan
26.Buat catatan medic klien
Evaluasi Evaluasi Tindakan
 Pasien Bersih
 Tempat tidur rapi
 Komunikasi selama tindakan

Dokumentasi Dokumentasi Tindakan


Pada hari ini ... (tgl/jam) telah dilakukan tindakan pemasangan
susuk/implant KB pada Ny,….. usia.....no. RM...... oleh perawat (nama
terang & tanda tangan)
1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama
tindakan dan kondisi setelah tindakan
2. Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas

NILAI : (……x 2) + (……x 1) x 100 = …………………..


2 x 29 Tgl Ujian : / /

Keterangan : (Penguji: ……………………..)


0= tidak dilakukan
1= dilakukan tetapi tidak sempurna 61
2 = dilakukan dengan sempurna
EFEK SAMPING SUSUK KB / IMPLANT DAN PENANGANANNYA

Efek samping Penanganannya


Amenorea  Periksa apakah hamil
 Jika hamil, < 13 mg ------ SUSUK KB /
IMPLANT dilepas
Kejang  Periksa adanya radang panggul
 Ringan ------ beri analgesic
 Jika berat ------- lepas SUSUK KB / IMPLANT
Perdarahan  Pantau adanya infeksi pelvis
 Beri ibuprofen (800 mg 3 x 1 sehari selama 1
minggu, dan Fe )
Pengeluaran cairan  Periksa adanya IMS
intrava02gina  Jika parah ------- lepas Susuk Kb / Implant

a. Pencabutan susuk KB/ Implant

Prosedur Persiapan alat steril:


Kain penutup steril/ duk steril
Sarung tangan steril (bebas bedak)
Scalpel 11 atau 15
Zat anastesi local (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
Spuit 5 ml
Kassa steril dan pembalut
Klem penjepit atau forcreps masquito
Persiapan alat bersih:
Meja periksa
Alat penyangga lengan
Mangkok tempat implant
Sabun untuk cuci tangan dan spidol
Kassa pembalut, bandaid atau plester
Tempat sampah kering
Tempat sampah medis
Cairan:
Larutan antiseptic : alcohol, bethadina dalam mangkok
Ember berisi larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasu instrument yang
selesai digunakan
Persiapan Perawat:
1. Memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi identitas pasien
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
4. Meminta informed consent
5. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
6. Bila perawat laki-laki, dapat menyertakan asisten wanita untuk
62
menciptakan kondisi teraputik.
7. Melakukan kontrak waktu
Persiapan Pasien:
a. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
b. Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan
pemeriksaan
Persiapan Lingkungan:
a. Memasang sampiran
b. Menutup jendela dan pintu
PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mempersiapkan tempat tidur yang bersih dan peralatan untuk
pencabutan
2. Mencuci seluruh lengan klien / meminta klien untuk mencuci lengan
dengan sabun dan air mengalir
3. Mintalah klien berbaring dengan lengan yang diletakkan lurus atau sedikit
bengkok dan disangga dengan baik
4. Mintalah klien berbaring dengan lengan yang diletakkan lurus atau sedikit
bengkok dan disangga dengan baik
5. Tentukan lokasi keenam kapsul dengan meraba. Untuk menentukan
tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan ujung kapsul dekat lipatan siku.
Bila tidak dapat meraba kapsul, lihat lokasi pemasangan pada cacatan
medik klien. Beri tanda pada posisi setiap kapsul di lengan dengan
menggunakan spidol.
6. Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih
7. Pakai sarung tangan steril atau DTT.
8. Desinfeksi tempat pencabutan secara sentrifugal dengan kasa iodine.
9. Pasang duk steril pada daerah pencabutan, raba sekali lagi seluruh kapsul
untuk menentukan lokasinya.
10. Suntikkan obat anastesi lokal dengan memasukkan jarum dibawah ujung
kapsul yang paling dekat dengan siku, kemudian masukkan sampai kurang
lebih sepertiga panjang kapsul pertama (1cm), trik jarum pelan-pelan
sambil menyuntikkan obat anastesi sebanyak 0,5 ml. Tanpa mencabut
jarum geser ujung jarum ke arah kapsul berikutnya, ulangi proses ini
sampai jarum keenam.
11. Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 lebih kurang 5 ml
di atas ujung kapsul dekat siku.
12.Lakukan pada lokasi yang telah ditentukan, gunakan scalpel untuk
membuat insisi kecil (4 mm) dengan arah memanjang.
13.Masukkan ujung klem pemegang susuk secara hati-hati melalui luka
insisi.
14.Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari
telunjuk sejajar panjang kapsul.
15.Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul,
buka klem dan jepit kapsul denga sudut yang tepat pada sumbu
panang kapsul lebih kurang 5 mm diatas ujung bawah kapsul. Setelah
kapsul terjepit, tarik ke arah insisi dan jatuhkan klem 180 0 ke arah
bahu klien.untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
16.Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul,
buka klem dan jepit kapsul denga sudut yang tepat pada sumbu
panang kapsul lebih kurang 5 mm diatas ujung bawah kapsul. Setelah
63
kapsul terjepit, tarik ke arah insisi dan jatuhkan klem 180 0 ke arah
bahu klien.untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
17.Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul,
buka klem dan jepit kapsul denga sudut yang tepat pada sumbu
panang kapsul lebih kurang 5 mm diatas ujung bawah kapsul. Setelah
kapsul terjepit, tarik ke arah insisi dan jatuhkan klem 180 0 ke arah
bahu klien.untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
18.Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah
dicabut dengan teknik yang sama seperti di atas.
19.Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah
dicabut dengan teknik yang sama seperti di atas.
20.Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan bandaid atau
kasa steril dan plester. Tutup daerah insisi dengan pembalut tekan
mengelilingi lengan untuk homeostasis dan mengurangi perdarahan
di bawah kulit.
21.Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakkan semua peralatan
dalam larutan klorin untuk dikontaminasi.
22.Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan / alat suntik sekali pakai)
23.Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin.
24.Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain
bersih.
25.Buat catatan medic klien
Evaluasi Evaluasi Tindakan
 Pasien Bersih
 Tempat tidur rapi
 Komunikasi selama tindakan

Dokumentasi Dokumentasi Tindakan


Pada hari ini ... (tgl/jam) telah dilakukan tindakan pencabutan
susuk/implant KB pada Ny,….. usia.....no. RM...... oleh perawat (nama
terang & tanda tangan)
1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama
tindakan dan kondisi setelah tindakan
2. Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas

NILAI : (……x 2) + (……x 1) x 100 = …………………..


2 x 29 Tgl Ujian : / /

Keterangan : (Penguji: ……………………..)


0= tidak dilakukan
1= dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna

64
Lampiran

65
“Pemeriksaan Pap Smear”

1. Definisi
Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-
sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop

2. Tujuan
a. Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi
HPV
b. Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang
menderita kanker
c. Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim.
d. Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri

3. Sasaran Pap Smear


Wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.

4. Check Up Pap Smear :


a. Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi wanita di bawah 20
tahun yang seksual aktif.
b. Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi
harus lebih sering menjalankan pap test
c. Wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan Pap Smear
dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan Pap Smear kedua 6-
12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah normal pada selang waktu 3
tahunan selama masa hidupnya.

5. Syarat Pengambilan Pap Smear


a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit
yang pernah diderita
c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.

66
e.Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
f.Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Persiapan
1. Mengisi blanko permintaan secara lengkap
2. Spatula ayre, Spatula Szalay, dan citobush.
3. Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label.
4. Spekulum cocor bebek (gravels) kering.
5. Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %
Jumlah

Mempersiapkan lingkungan :
1. Menutup pintu/sketsel/korden
2. Keluarga dianjurkan untuk keluar
3. Menjaga privasi pasien
Jumlah
Mempersiapkan pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Menanyakan kesedian di rawat
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
Jumlah

PELAKSANAAN
Cuci tangan
Buka baju bagian bawah klien
Gunakan sarung tangan.
Pasien tidur pada meja ginekologi secara litotomi
Membuka vagina secara gentle dan Insersi spekulum dengan arah
vertikal setelah masuk vagina, diputar 360º

Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya


sedikit runcing/ pengerik plastic mengenai dan masuk ke
dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen
kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran
penuh
Menghapuskan spesimen pada permukaan gelas/preparat objek
Masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi
yang berisi cairan etil-alkohol 95% selama paling sedikit 30
menit
Mengangkat gelas objek dan mengeringkan di udara terbuka dan
masukkan dalam amplop beserta blanko pemeriksaaan
Cuci
10 Tangan
EVALUASI HASIL
Interpretasi :

67
1. Grade I tak ada sel abnormal atau atipik
2. Grade II ada sitologi atipik tapi tak ada bukti adanya
keganasan
3. Grade III ada perubahan sitologi yang jelas tapi tak dapat
disumpulkan ada keganasan
4. Grade IV curiga adanya keganasan
5. Grade V keganasan

22 Pasien merasa nyaman


Jumlah:
Tanggal Ujian :
Nilai = Penguji,

( )

METODE SCREENING IVA


68
(INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT)
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN UMUM
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan metode screening IVA
2. TUJUAN KHUSUS
d. Mahasiswa mengerti tujuan, kelebihan, indikasi dan kontraindikasi metode
screening IVA
e. Mahasiswa mampu menyiapkan alat dan bahan prosedur screening IVA dengan
tepat
f. Mahasiswa mampu melakukan tindakan screening IVA dengan tepat dan benar
sesuai prosedur.

C. KONSEP TEORI
3. PENGERTIAN
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung
(dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan
Asam Asetat 3% – 5%.

4. TUJUAN
1) Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan
dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
2) Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim atau deteksi dini
kanker serviks/ skrining
5. KELEBIHAN METODE SCREENING IVA
1) Mudah, praktis, mampu dilaksanakan
2) Butuh alat yang sederhana dan murah
3) Sensitivitas dan spesifikasi cukup tinggi
4) Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (perawat, bidan, dokter/spesialis)
5) Alat yang dibutuhkan dan tekniknya sangat sederhana
6) Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
6. JADWAL IVA
Program Skrining Oleh WHO :
1) Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
2) Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
3) Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
4) Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-
60 tahun.

69
5) Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup
memiliki dampak yang cukup signifikan.
6) Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1
tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
7. SYARAT IKUT TES IVA
1. Sudah pernah melakukan hubungan seks
2. Tidak sedang haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seks
8. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
 Indikasi
Semua wanita dianjurkan untuk melakukan tes kanker. Skrining kanker leher
rahim dilakukan pada semua wanita yang memiliki faktor resiko, yaitu :
1. Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia < 20 tahun.
2. Memiliki banyak pasangan seksual
3. Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual)
4. Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks
5. Hasil Pap Smear sebelumnya yang tidak normal
6. Wanita yang terlalu sering melahirkan
7. Wanita perokok
 Kontra Indikasi
Tidak direkomendasikan pada wanita Pascamenopause, karena daerah zona
transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tampak dengan
pemeriksaan inspekulo

9. PROSEDUR PELAKSANAAN
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1. PERSIAPAN PASIEN
Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan dan suruh pasien menandatangani informed
consent
Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan
pemeriksaan
2. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Memasang sampiran
Menutup jendela dan pintu
3. PERSIAPAN ALAT
Meja / tempat tidur periksa (posisi litotomi)
Sumber cahaya / lampu untuk melihat serviks
Spekulum vagina steril
Asam asetat (3-5%)
Swab lidi berkapas steril
Handscoon steril
Larutan iodium
Larutan Klorin 0,5%
PELAKSANAAN TINDAKAN
4 Penderita tidur posisi litotomi
70
5 Hidupkan lampu dan sesuaikan pencahyaannya
6 Pasang speculum
7 Bersihkan darah / mucus / kotoran lain pada serviks dengan
lidi kapas
8 Basahi lidi kapas dengan asam asetat 3 - 5%
ulaskan pada portio . Tunggu 1-2 menit, amati
setiap perubahan pada serviks perhatikan
dengan cermat daerah sekitar.
9 Apabila tampak warna bercak putih (aceto white epithelium)
pada tampilan portio dapat disimpulkan bahwa tes IVA
positif.

10 KATEGORI PEMERIKSAAN IVA:


1. IVA negatif : serviks normal
2. IVA radang : serviksitis
3. IVA positif : bercak putih (Aceto white epithelium)
Sasaran yang mengarah pada diagnosa servik pra kanker
4. IVA kanker serviks tahap dini merupakan temuan yang
bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker
servik
11 Bersihkan sisa larutan asam asetat dengan lidi kapas atau kasa
bersih
12 Lepaskan speculum dengan hati-hati, letakkan handscoon dan
speculum pada larutan klorin
13 Catat hasil pengamatan dan gambar temuan
14 Rapikan alat dan perawat cuci tangan
15 Evaluasi :
 Pasien Bersih
 Tempat tidur rapi
 Komunikasi selama tindakan
JUMLAH

NILAI : (……x 2) + (……x 1) x 100 = …………………..


2 x 30

Tgl Ujian : / /

Keterangan :
2= tidak dilakukan
(Penguji: ……………………..)
3= dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna

71
Lampiran 1

Tempat Tidur Posisi Litotomi Hendscoon

Spekulum Steril Swab Lidi

72

Anda mungkin juga menyukai