Anda di halaman 1dari 33

METODE ALAT

KONTRASEPSI
BAWAH KULIT
KELOMPOK 3 :

Leony Angela Manalu

Rifna Citra Irmayanti

Shalsa puteri Ananda

Yayan Sulastri
PENGERTIAN AKBK

Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan
atas.
(Sri Handayani, 2014)
Implantasi atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) Adalah
kontrasepsi yang diinsersikan tepat dibawah kulit, dilakukan pada
bagian dalam lengan atas atau dibawah siku melalui insisi tunggal
dalam bentuk kipas.(Saroha Pinem, 2010).
Jenis jenis AKBKJenis –jenis AKBK

1. Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm
dengan diameter 2.4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
2. Implanon Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan indoplant Terdiri dari 2 batang kapsul yang diisi dengan 75 mg
levonorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun (Prawirohardjo, 2003).
MEKANISME KERJA
KB IMPLANT
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyi efeknyata terhadap mucus serviks. Mucus
tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi
sperma. Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium
yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan inidapat
mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi.
– Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lender servik menjadi lebih kental dan sedikit. Sehingga menghambat
pergerakan sperma
– Menekan ovulasi karena progesterone menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone ( LH ), baik
pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI KB
IMPLANT

1. Indikasi : 2. Kontra indikasi :


a. Hamil atau diduga hamil
a. Usia reproduksi
b. Perdarahan yang tidak
b. Nulipara atau multipara tiketahui penyebabnya
c. Menghendaki kontrasepsi dengan c. Kanker payudara atau
riwayat kanker payudara
aktivitas tinggi
d. Mioma uteri
d. Tidak menginginkan anak lagi e. Gangguan toleransi
tetapi menolak sterilisasi glukosa
WAKTU PEMASANGAN KB
IMPLANT
– Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai ke-7. Bila insersi setelah hari ke-
7 klien jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24 jam
setelah insersi.
– Dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil
– Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak
hamil, jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24 jam
setelah insersi
– Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak perlu kontrasepsi lain.
– Bila setelah 6 minggu kelahiran dan terjadi haid lagi insersi dapat dilakukan
setiap saat. Bila menyususi penuh tidak perlu kontrasepsi lain
Lanjutan…...
– Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implant,
insersi dapat dilakukan setian saat tapi diyakini tidak hamil atau klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. Bila kontrasepsi
sebelumnya adalah suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal
kontrasepsi suntik tersebut. Tidak diperlukan kontrasepsi lain.
– Bila kontrasepsi sebelumnya adalah nonhormonal (kecuali AKDR) dan
klien ingin mengganti dengan implan, dapat diinsersikan pada saat haid
hari ke-7 dan klien jangan hubungan seks selama 24 jam atau gunakan
metode kontrasepsi lain selama 24 jam setelah insersi. AKDR segera
dicabut.
– Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.
EFEK SAMPING DAN CARA
PENANGANANYA

1. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorhea
setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya
untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
2. Perdarahan bercak (spotting)
ringan

Spotting sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak
ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien
mengeluh dapat diberikan :
1. Kontrasepsi oral kombinasi ( 30-50 µg EE ) selama 1 siklus, atau
2. Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi
selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
3. Pertambahan atau kehilangan berat badan
(perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan
suntikandan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.

4. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah
terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih
berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain atau ganti cara.
5. Infeksi pada daerah insersi

Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptic, berikan
antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien control
1minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan
yang lain atau ganti cara. Bila ada abses : bersihkan dengan antisptic, insisi dan
alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotika oral 7
hari.
Cara pemasangan dan pencabutan
implant

1. Pemasangan Implant:
 Pelaksanaan Pelayanan   
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan
maupun pencabutan implan. Harus:
• Mamiliki pencahayaan yang cukup
• Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
• Terbebas dari debu dan serangga
• Memiliki ventilasi udara yang baik
• Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan
mengalir (air kran dan lain-lain).
Pencegahan Infeksi

petugas perlu melakukan hal-hal sbb:


– Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan
dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa
sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik).
– Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
– Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT.
– Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan
implan.
– Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum
malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%.
– Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali, , buang bahan-bahan
terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang
tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam
wadah yang tahan tusuk.
– Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan
sarung tangan dari dalam ke luar.
 Persiapan

 Persiapan Klien   
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan
pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan
mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.
 Peralatan dan Instrumen untuk Insersi :
– Meja periksa untuk berbaling klien;
– Alat penyangga lengan (tambahan);
– Batang implan dalam kantong
– Kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan Norplant;
– Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril
– Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit
– Zat anastesi lokal
– Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch);
– Trokar 10 dan madrin;
– Skalpel 11 atau 15;
– Kassa pembalut, band aid, atau plester;
– Kassa steril dan pembalut;
– Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat);
– Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan);
– Bak/tempat instrumen (tertutup).
Persiapan Pemasangan

– Langkah 1                                  
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir
serta membilasnya.
– Langkah 2                      
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan
kain bersih.
–    Langkah 3          
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan
(misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping.
– Langkah 4          
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
– Langkah 5          
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di
dalamnya.
– Langkah 6                      
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan
pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada
mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi
(DDT) atau pada baki tempat alat-alat
Tindakan Sebelum Pemasanagan

 Langkah 1                      
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
 Langkah 2          
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna
mencegah kontaminasi silang).
– Langkah 3                                  
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk
memstikan jumlahnya. 
– Langkah 4                      
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau
DTT untuk memegang kasa berantiseptik.
 Langkah 5                      
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk
menutupi lengan.
 Langkah 6                      
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anestesi .
 Langkah 7          
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan
aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh
darah.
Pemasanagan Kapsul      

 Langkah 1          
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar
menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam. 
 Langkah 2          
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang
tajam menghadap ke atas.
 Langkah 3          
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya
masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil.
 Langkah 4                      
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit
terangkat.
Lanjutan…

 Langkah 5                      
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar. 
 Langkah 6                                  
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar.
 Langkah 7          
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa
ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa. 
 Langkah 8                      
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk
menstabilkan.
 Langkah 9          
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka
insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit.
 Langkah 10        
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas.
 Langkah 11        
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi. 
 Langkah 12        
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang. 
 Langkah 13        
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi.
 Langkah 14        
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan
trokar pelan-pelan.
Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul

 Menutup luka insisi :


• Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril
untuk menutup luka insisi.
• Periksa adanya perdarahan.

 Perawatan klien :
 Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum
yang mungkin terjadi selama pemasangan;
 Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka
insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien.
Pencabutan Implan :

 Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :


 Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi);
 Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi
dengan pengobatan biasa;
 Sudah habis masa pakainya;
 Terjadi kehamilan.
Prosedur Pengangkatan :

•  Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan
kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
• Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat
insisi akan dilakukan.
• Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berlubang.
• Lakukan anastesi lokal .
• Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul
Norplant.
• Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan lain
kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
• Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan.
• Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai
keenam.
• Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka
dengan kassa steril kemudian di plester.
•  Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit.
• Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari.
Kontrasepsi Darurat

kontrasepsi darurat dalah kontrasepsi yang di pakai setelah senggamaoleh wanita


yang tidak hamil untuk mencegah kehamilan yang tidak di inginkan. Indikasi
kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan yang tidak di inginkan. Bila terjadi
kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi seperti :
– Kondom bocor, lepas atau salah saat penggunaanya.
– Diafragma pecah,robek atau di angkat terlalu cepat.
– Kegagalan senggama,terputus misalnya ejakulasi di vagina atau pada genetalia
eksterna.
– Salah hitungan masa subur.
– Lupa minum pil kb.
– Tidak menggunakan kontrasepsi.
Kelebihan kontrasepsi darurat

– Tidak menyebabkan keguguran.


– Dapat mencegah kehamilan yang tidak di inginkan.
– Mencegah aborsi.
– Tidak menimbulkan cacat bawaan bila di ketahui ibu hamil.
– Efektif,cepat,mudah,relative,murah untuk pemakaian jangka pendek.
Kekurangan kontrasepsi
darurat
– Tidak dapat di pakai secara permanen
– Tidak efektive setelah 3×24 jam
Konseling kontrasepsi darurat

– Dalam 3mg belum haid segera tes kehamilan.


– Ada efek,mual,muntah,pusing,lesu,spoting, bila berlebihan dan sangat
mengganggu segera periksa.
– Bisa minum obat anti muntah sebelum penggunaanya.
– Tidak untuk di gunakan berulang ulang.
– Jika di muntahkan segera minum pil pengganti.
Jenis alat kontrasepsi darurat

1. Postpil
Postpil biasanya di gunakan untuk keadaan darurat saja, tidak di sarankan untuk keadaan
regular,postpil biasanya di gunakan karena adanya pengeluaran sperma di dalam dan di
anjurkan di minum sebelum 1×24 jam.
 Efeksamping postpil
Efeksamping postpil adalah : mual, perubahan suasana hati, meningkatkan nafsu makan.
 Nama pil yang di gunakan:
Postinor atau dikenal dengan nama generik levonorgestrel atau sering disebut juga morning
after pill (secara harfiah berarti pil pagi hari setelahnya) adalah obat kontrasepsi darurat

Anda mungkin juga menyukai