Anda di halaman 1dari 43

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Setelah mengikuti diklat ini peserta lebih

mengetahui tentang pencegahan pengendalian


infeksi
Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang didapat di

rumah sakit setelah pasien dirawat 3x24 jam, pada


saat masuk tidak ada tanda dan gejala infeksi.
1. Prinsip Kewaspadaan Universal
2. Cuci Tangan Prosedural
3. Penggunaan Alat Pelindung Diri
4. Sterilisasi Instrumen
5. Cara pengelolaan Linen infeksi dan
Linen non infeksi
6. Cara isolasi pasien
Rantai penularan infeksi
2. Agen penyebab
infeksi: jamur,
bakteri, virus,riketsa,
parasit
1. Penjamu rentan ; 3.Reservoir/ tempat gent
Immunocompromised, hidup
pasca bedah, luka bakar, Manusia, air & larutan,
penyakit kronik, umur muda obat, peralatan
dan lansia

Tempat keluar
Tempat masuk
Ekskret, sekret, droplet
Lapisan mukosa, luka ,
sal. Cerna, sal. Kemih,
sal. nafas

Cara penularan
Kontak langsung, tak langsung,
droplet, melalui udara melalui
benda, vektor
Latar belakang
Merupakan upaya melindungi petugas dan pasien
(Cross Contamination)
pada penderita HIV/AIDS yang banyak karena
tidak menunjukan atau terlihat sebagai orang
terinfeksi.
KEWASPADAAN STANDAR
Pencegahan Infeksi dengan melakukan Kewaspadaan
Standar untuk memutuskan mata rantai penularan
infeksi yang kegiatannya meliputi :
Kebersihan tangan
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Penanganan Limbah
Pengendalian lingkungan
Penanganan linen
Peralatan perawatan pasien
Penempatan pasien
Kesehatan karyawan
KEBERSIHAN TANGAN SEBAGAI SALAH SATU
INDIKATOR MUTU PENCEGAHAN INFEKSI DI
RUMAH SAKIT
Cuci Tangan

Proses membuang kotoran dan debu dari kedua


belah tangan dengan memakai sabun antiseptik
dan air mengalir.
Menghilangkan atau meminimalkan

mikroorganisme di tangan.

Mencegah perpindahan dari lingkungan ke pasien

dan dari pasien ke petugas kesehatan.

Tindakan utama dalam pengendalian PPI


1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Sebelum tindakan aseptik

3. Setelah terkena cairan tubuh pasien

4. Setelah kontak dengan pasien

5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar

pasien
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
1. Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh
bahan yang mengandung protein, tangan harus
dicuci dengan sabun dan air mengalir (handwash)
2. Bila tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau
terkontaminasi, harus digunakan antiseptik
berbasis alkohol untuk dekontaminasi tangan
rutin (handrub)
3. Pastikan tangan kering sebelum memulai
kegiatan
1. Lepaskan semua perhiasan seperti
cincin, gelang, jam tangan. Basahi
kedua telapak tangan di bawah air
mengalir.
2. Gunakan sabun antiseptik sebanyak
5ml ketelapak tangan
3. Cuci tangan secara menyeluruh
mulai dengan menggosok telapak
tangan .
4. Gosok punggung tangan
secara bergantian kiri dan
kanan

5. Gosok sela-sela jari

6. Gosok punggung jari secara


bergantian dengan posisi jari
saling mengunci
7. Putar dan gosok jari
jempol kiri dan kanan

8. Putar dan gosok ujung jari kiri


dan kanan
Lakukan gerakan diatas
selama 10-15 detik.

9. Bilas kedua belah tangan dengan


air mengalir

10. Keringkan tangan dengan


menggunakan tissue.
Hand wash
Mengandung Chlorhexidine 4%.

Hand rub
Mengandung Chlorhexidine 2% dengan alkohol 70%
Alat Pelindung Diri adalah sebagai pembatas fisik
yang efektif untuk mencegah penularan infeksi.
1. Sarung Tangan melindungi tangan dari bahan
infeksius & melindungi pasien dari mikroorganisme
pada tangan petugas

Jenis sarung tangan :


a. Sarung tangan bedah di pakai sewaktu
melakukan tindakan invasif / pembedahan
b. Sarung tangan periksa dipakai untuk melindungi
petugas sewaktu melakukan pemeriksaan rutin
atau pekerjaan rutin.

Contoh : 1. Memberikan terapi supp.


2. Memandikan.

c. Sarung tangan rumah tangga dipakai sewaktu


memproses peralatan / bahan yang terkontaminasi
2. Masker
Untuk menutupi hidung, wajah bagian bawah rahang
dan semua rambut wajah.

Fungsi : menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas


berbicara, batuk/ bersin dan mencegah cipratan darah
atau cairan tubuh masuk kedalam hidung atau mulut.
3. Pelindung mata
Fungsi : melindungi mata dari cipratan darah dan
cairan tubuh.

4. Kap
Fungsi : melindungi rambut dan kepala agar guguran
rambut kepala tidak masuk luka.
5. Gaun penutup melindungi pakaian petugas

6. Apron yang dibuat dari karet atau plastik yang tahan


air untuk bagian depan dari tubuh petugas.

7. Alas kaki (sandal, sepatu boot)

Fungsi :untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh


benda tajam atau berat.
Proses sterilisasi
1. Dekontaminasi dengan desinfektan

2. Sikat dan cuci alat kesehatan

3. Sterilisasi dengan Autoclave


1. Dekontaminasi
adalah Proses yang membuat alat kesehatan lebih
aman ditangani petugas sebelum di cuci.
2. Pembersihan
adalah Proses menghilangkan kotoran yang terlihat
3. Dekontaminasi Tingkat Tinggi
adalah menghancurkan semua mikroorganisme
dan beberapa endospora.
4. Sterilisasi
adalah proses menghilangkan semua
mikroorganisme beserta endosporanya. Alat yang
dipakai untuk sterilisasi adalah autoclave
Alur dekontaminasi
Dekontaminasi
Rendam dalam larutan Aniosyme
DD1 0.5%
Selama 5 menit.

Sikat alat dan bilas di air mengalir


Petugas menggunakan sarung tangan tebal dan kaca mata

0
Sterilisasi autoclave dengan tekanan 121 C
Aniosyme DD1 2%
Dosis 0.5% (5ml aniosyme ditambah 1000ml air)
untuk merendam instrumen bedah dan mask /
sungkup inhalasi.

Klorin 5,25% ( Bayclin / sanclin )


Dosis 0.5% (1 ml klorin ditambah 9ml air) untuk
desinfeksi isi ruangan seperti : lemari, meja,
pegangan pintu atau semua permukaan.
Penanganan linen
Pemisahan linen kotor terkontaminasi darah
atau cairan tubuh dengan linen kotor tidak
terkontaminasi
Tidak memempatkan linen di lantai
Semua linen infeksius dimasukkan ke dalam
kantong kuning.
Linen yang tidak terkontaminasi darah dan
cairan tubuh di masukan ke dalam kantong
hitam.
Pembersihan ruangan
Pembersihan ruangan adalah :
Mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat
menulari pasien, tamu, staf, dan masyarakat
sekitar.
Mengupayakan lingkungan yang bersih dan
menyenangkan untuk pasien dan staf.
Pembersihan umum di ruangan meliputi : lantai,
dinding, alat-alat, meja dan permukaan lain.
Pembersihan ruangan
Di RS mempunyai kegiatan bongkar rutin dan
bongkar besar yang bertujuan mencegah
pencemaran dan kontaminasi ruangan
Pengertian : kegiatan pembersihan menyeluruh
setiap 1minggu sekali atau 1bulan sekali.
Pembersihan ruangan setiap pagi hari dan
setelah tindakan harus dilakukan
Bongkar ruangan

Bersihkan dengan larutan klorin seperti meja,


tempat tidur, semua permukaan lemari,
trolley,dinding, jendela, pegangan pintu,kursi,
lampu dan jeruji, wastapel.

Bersihkan AC sesuai SOP/rumga/13 dan 47 revisi 1)


Bongkar Ruangan
Sikat lantai dengan menggunakan forward dan
air dengan perbandingan 1:20.

Keringkan dengan vacum cleaner.


Kembalikan isi ruangan ketempat semula.
Catat pelaksanaan bongkar.

Selama tindakan gunakan APD seperti sarung


tangan tebal, alas kaki, apron.
Menutup jarum
spuit dengan
menggunakan 2
tangan

Tempat Limbah
tajam melampaui
kapasitas
Penampungan limbah RS

Sampah Medis ( Infeksius ): Kantong Kuning


Dresing bedah,kasa,verband,kateter,
plester,masker,sarung tangan dan semua sampah yang
terkontaminasi dgn cairan tubuh pasien

Sampah non Medis( Domestik ): Kantong Hitam


Kertas,plastik,kardus,kayu,kaleng,sisa makanan atau
sampah yang tidak terkontaminasi dengan cairan tubuh
pasien

Sampah benda tajam : Kotak berwarna kuning


Jarum suntik, pisau cukur,silet,pecahan ampul, objek
gelas, sampah yg memiliki permukaan/ujung yg tajam
Syarat penampung benda tajam
Tahan bocor dan tahan tusukan
Harus mempunyai pegangan yang dapat
dijinjing dengan satu tangan
Mempunyai penutup yang tidak bisa dibuka
kembali
Ditutup dan diganti setelah teris 3/4 bagian
limbah

Anda mungkin juga menyukai