Anda di halaman 1dari 10

Lampiran Keputusan Direktur Rumah

Sakit Bangli Medika Canti


Nomor : 225/SK-DIR/XII/2015
Tanggal : 31 Desember 2015
Tentang : Panduan Ruang Isolasi di
Rumah Sakit Bangli Medika
Canti

BAB I

DEFINISI

Ruang isolasi adalah adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien
dengan kondisi medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka
menerima perawatan medis (Sabra L. Katz-Wise, 2006).

Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk perawatan pasien dengan
penyakit resiko yang dapat ditularkan pada orang lain seperti penyakit-penyakit
infeksi antara lain HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain
(DepKes RI).

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan ini berisikan informasi tentang penempatan pasien di ruang


isolasi yang terdiri dari pengertian, ruang lingkup dan tata laksana
penempatan pasien di ruang isolasi yang benar.

Tujuan isolasi :
Tujuan dari pada di lakukannya Kewaspadaan Umum ini adalah agar
para petugas kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-
penyakit yang di tularkan melalui darah yang dapat menulari mereka
melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.

Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung
tangan, Lab jas, masker, kaca mata atau kaca penutup mata. Ruangan
khusus diperlukan jika hygiene penderita jelek. Limbah Rumah Sakit
diawasi oleh pihak yang berwenang.

BAB III
2
TATA LAKSANA

A. Macam-macam isolasi

1. Isolasi ketat

Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit yang
sangat virulen yang dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui
kontak langsung.

Cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita


juga bagi mereka yang keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker,
lab jas, sarung tangan. Ventilasi ruangan tersebut juga dijaga dengan tekanan
negatif dalam ruangan.

2. Isolasi kontak

Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi


yang kurang serius, untuk penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara
langsung sebagai tambahan terhadap hal pokok yang dibutuhkan, diperlukan
kamar tersendiri, namun penderita dengan penyakit yang sama boleh dirawat
dalam satu kamar, masker diperlukan bagi mereka yang kontak secara
langsung dengan penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi
kontak dengan tanah atau kotoran dan sarung tangan diperlukan jika
menyentuh bahan-bahan yang infeksius.

3. Isolasi pernafasan

Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara,


diperlukan ruangan bersih untuk merawat penderita, namun mereka yang
menderita penyakit yang sama boleh dirawat dalam ruangan yang sama.
Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, pemakaian
masker dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita, lab jas dan
sarung tangan tidak diperlukan.
3
4. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)

Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran
radiologisnya menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar yang diperlukan
adalah kamar khusus dengan ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai
tambahan terhadap hal-hal pokok yang dibutuhkan masker khusus tipe
respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan perawatan, lab jas
diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan
tidak diperlukan.

5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie

Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak


langsung melalui tinja. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang
diperlukan, perlu disediakan ruangan khusus bagi penderita yang hygiene
perorangannya rendah. Masker tidak diperlukan jika ada kecenderungan
terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan
yang terkontaminasi.

B. Syarat-syarat ruang isolasi

a. Pencahayaan
Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk
ruang isolasi adalah 0,1 0,5 lux dengan warna cahaya biru. Selain itu ruang
isolasi harus mendapat paparan sinar matahari yang cukup.

b. Pengaturan sirkulasi udara


Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip
tekanan yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :

c. Pengelolaan Limbah

4
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan
pengelolaan limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari identifikasi,
pemisahan, labeling, packing, penyimpanan, pengangkutan.

C. Prinsip isolasi

Ruang Perawatan isolasi terdiri dari :

Ruang ganti umum


Ruang bersih dalam

Stasi perawat

Ruang rawat pasien

Ruang dekontaminasi

Kamar mandi petugas

Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang perawatan


isolasi yaitu:

Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negatif


dibanding tekanan di koridor.
Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam.

Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan


filter HEPA (High-Efficiency Particulate Air).

Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat tersendiri. Jika ruangan


tersendiri tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi
secara terpisah di dalam ruangan atau bangsal dengan beberapa tempat
tidur dari kasus yang belum dikonfirmasi atau sedang didiagnosis
(kohorting). Bila ditempatkan dalam satu ruangan, jarak antar tempat
5
tidur harus lebih dari 2 meter dan diantara tempat tidur harus
ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.

Pada saat petugas atau orang lain berada di ruang rawat, pasien harus
memakai masker bedah (surgical mask) atau masker N95 (bila
mungkin).

Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah infeksius.

Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai gunakan


penampung dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable)

D. Universal Precaution yang di terapkan di ruang isolasi


A. Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan
tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien
maupun petugas kesehatan. Secara garis besar, standard kewaspadaan
universal di ruang isolasi antara lain :

Cuci tangan.

Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh
dan membran mukosa.

Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh
mungkin memercik.

Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air.

Tangani jarum dan benda tajam dengan aman.

Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan
air.

Proses instrumen dengan benar.


6
Lakukan pengelolaan limbah dengan benar.

Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan
seksama.

Buang sampah terkontaminasi dengan aman.

Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam


kondisi steril dan siap pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian
alat, dan desinfeksi dan sterilisasi.

E. Prosedur perawatan di ruang isolasi

1. Persiapan sarana

Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan. Sepatu
bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki. Sepasang
sarung tangan DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril ukuran
pergelangan dan sepasang sarung bersih ukuran lengan yang sesuai dengan
ukuran tangan. Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup kepala yang
bersih. Masker N95 dan kaca mata pelindung Lemari berkunci tempat
menyimpan pakaian dan barang barang pribadi.

2. Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi

Lakukan hal sebagai berikut:

Lepaskan cincin, jam atau gelang


Lepaskan pakaian luar

Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian

Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang


pribadi lainnya di dalam lemari berkunci yang telah disediakan.

7
3. Mencuci tangan
4. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
5. Kenakan gaun luar/jas operasi
6. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
7. Kenakan masker
8. Kenakan masker bedah
9. Kenakan celemek plastik/apron
10. Kenakan penutup kepala
11. Kenakan alat pelindung mata (goggles / kacamata)
12. Kenakan sepatu boot karet

F. Pemindahan pasien yang dirawat diruang isolasi

1. Beritahukan ruangan dimana pasien dipindahkan


2. Pasien harus dipakaikan masker dan gaun ketika keluar dari ruang rawat
menuju ruang rawat yang baru
3. Petugas kesehatan yang terlibat harus menggunakan APD yang sesuai
4. Jika pasien dipindahkan dari fasilitas pelayanan kesehatan maka semua
permukaan yang kontak dengan pasien harus dibersihkan
5. Jika pasien menggunakan ambulance, maka sesudahnya ambulan tersebut
harus dibersihkan dengan disinfektan seperti alcohol 70% atau larutan
klorin 0,5 %.

G. Pemulangan pasien

1. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, pasien yang dicurigai


terkena penyakit menular melalui udara / airborne harus diisolasi didalam
rumah selama pasien tersebut mengalami gejala sampai batas waktu
penularan atau sampai diagnosis alternative dibuat atau hasil uji diagnose
menunjukkan bahwa pasien tidak terinfeksi dengan penyakit tersebut.
2. Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarganya harus diajarkan
tentang tindakan pencegahan yang perlu dilakukan , sesuai dengan cara
penularan penyakit menular yang diderita pasien.

8
3. Pembersihan dan disinfeksi ruangan yang benar perlu dilakukan setelah
pemulangan pasien.

H. Kesimpulan

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang
merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika
mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran
penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi
layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi
atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas
kesehatan.

Tujuan dari pada di lakukannya Kewaspadaan Umum ini adalah agar para
petugas kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang
di tularkan melalui darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum
karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.

Prosedur perawatan ruang isolasi adalah tata cara kerja atau cara menjalankan
perawatan di ruang isolasi.

9
BAB IV

DOKUMENTASI

1. SPO kewaspadaan kontak


2. SPO kewaspadaan droplet
3. SPO kewaspadaan airbone
4. SPO pengunaan APD
5. SPO cuci tangan

10

Anda mungkin juga menyukai