LATAR BELAKANG
Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19
ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020)Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-
19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar
kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan
Concern (KKMMD/PHEI).
Benakat Minyak
1. Menentukan target responden yang merupakan pasien yang akan berobat saat Posyandu
e. Kegiatan
pola hidup bersih dan sehat termasuk cara cuci tangan 6 langkah
3. Memberikan arahan cara mencuci tangan, social distancing (menjaga jarak) serta
a. Faktor Penghambat
Lansia Desa Benakat Minyak masih kurang, masyarakat tidak menjaga jarak .
Masyarakat terlihat aktif, gembira, dan antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dari
LATAR BELAKANG
yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala
yang nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada
kesehatan penderitanya. Hal ini serupa seperti yang dikemukakan oleh, hipertensi tidak
mempunyai gejala khusus sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya. Di dunia
diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Pada tahun 1980
jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600 juta dan mengalami
peningkatan menjadi hampir 1 milyar pada tahun 2008 (WHO, 2013). Hasil riset WHO
pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai faktor resiko
penyebab kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan 62% kasus stroke, 49%
PERMASALAHAN
bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu rata-rata 3,17% dari total
penduduk dewasa. Hal ini berarti dari 3 orang dewasa, terdapat 1 orang yang menderita
penyakit hipertensi di kota Palembang pada tahun 2012 sebanyak 62,07 per 10.000
penduduk (6.856 kasus) , tahun 2013 sebesar 49,61 per 10.000 penduduk (5.534
kasus), dan tahun 2014 sebesar 39,17 per 10.000 penduduk (4.552 kasus) hipertensi.
mendapatkan perhatian khusus dan perlu kerjasama berbagai sektor serta pengobatan
yang tepat agar dapat mengurangi kejadian penyakit Hipertensi di Indonesia khususnya
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
- Menentukan tempat sasaran dan materi penyuluhan dari hasil evaluasi tersebut
Warga diminta rutin kontrol cek tekanan darah dalam meyukseskan program PIS-
PK salah satunya rutin kontrol untuk penyakit darah tinggi. Evaluasi akan dilakukan
LATAR BELAKANG
jaringan yang terinfeksi, sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di negara negara
yang sedang berkembang. Indonesia adalah negara dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi
di dunia setelah China dan India, sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Nasional
Indonesia. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dan terbatasnya tenaga
pengawas minum obat (PMO) menyebabkan sedikitnya penemuan kasus TB baru dan
rendahnya angka kesembuhan penderita TB. Selain itu adanya kepercayaan masyarakat
bahwa TB adalah penyakit yang memalukan dan ketakutan akan dikucilkan menjadi
PERMASALAHAN
Paru
d) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyebab dan gejala penyakit TB Paru
1. Menentukan target responden yang merupakan pasien yang akan berobat saat Posyandu
2. Menyiapkan materi
4. Metode penyuluhan dibagi atas dua sesi yaitu penyampaian materi dan sesi tanya jawab
PELAKSANAAN
Sungai Baung
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah menghadapi penyakit cacingan. Penyakit kecacingan adalah salah satu
penyakit endemik yang disebabkan oleh infeksi satu atau lebih jenis cacing. Data dari
World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, lebih dari 1,5 milyar orang atau
sekitar 24% penduduk dunia terinfeksi STH. Angka kejadian terbesar berada di sub-
Sahara Afrika, Amerika, China dan Asia Timur. Salah satu penyakit yang disebabkan
oleh cacing adalah filariasis. Lima provinsi dengan kasus kronis filariasis terbanyak pada
tahun 2018 adalah Papua (3.615 kasus), Nusa Tenggara Timur (1.542 kasus), Jawa Barat
(781 kasus), Papua Barat (622 kasus) dan Aceh (578 kasus). (Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2018)
Diantara nematoda usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah
atau biasa disebut dengan cacing jenis STH yaitu Ascaris lumbricoides, Necator
Kecacingan ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis dan beriklim basah
dimana hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi paling
umum menyerang kelompok masyarakat ekonomi lemah dan ditemukan pada berbagai
pemberantasan penyakit ini dengan cara pembuatan program pemberian cacing dengan
usia prasekolah yaitu usia 5-6 tahun. Karena anak usia prasekolah merupakan kelompok
yang beresiko.
PERMASALAHAN
2. Kurangnya kesadaran orang tua untuk memberikan anaknya obat cacing setiap 6 bulan
sekali.
3. Kelompok usia pra sekolah (5-6 tahun) merupakan kelompok yang beresiko
4. Hobi anak-anak yang main di tanah bisa menyebabkan anak terkena obat cacing.
1. Menentukan target responden yang merupakan anak-anak usia sekolah dan pra sekolah
PELAKSANAAN
orang tua yang membawa anaknya berobat ke Puskesmas Sungai Baung. Konseling
dilakukan secara tatap muka menggunakan metode diskusi antar dokter dan pasien,
dimulai dengan menjelaskan penyakit infeksi cara penularannya serta cara pencegahan
agar terhidar dari penyakit kecacingan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang
Pelaksanaan edukasi berjalan dengan baik tanpa kendala, pasien yang diberikan
edukasi umumnya antuasias dan mau mendengarkan edukasi. Evaluasi Anak-anak harus
diajarkan tentang cara mencuci tangan dengan baik dan benar sebelum maupun setelah
melakukan aktivitas fisik. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penyuluhan ini adalah
TB merupakan penyakit yang bisa mematikan yang dapat menular dengan mudah melalui
dahak. Sehingga, TB harus dicegah dengan mengeliminasi sumber penularannya. Hal ini
pencegahannya
LATAR BELAKANG
Scabies atau penyakit kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var hominis. Penularan penyakit ini
terjadi secara kontak langsung. Penyakit ini tersebar hampir diseluruh dunia terutama pada
daerah tropis dan penyakit ini endemis di beberapa negara berkembang. Di beberapa
wilayah lebih dari 50% anak-anak terinfestasi Sarcoptes Scabiei. Scabies masih
adalah sekitar 6-27% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak-anak.
Beberapa faktor yang berperan dalam penyebaran scabies adalah : kondisi pemukiman
yang padat, hygiene perorangan yang jelek, social ekonomi yang rendah, kebersihan
lingkungan yang kurang baik, serta perilaku yang tidak mendukung kesehatan. Pada
daerah yang berhawa dingin dan higiene sanitasi yang kurang bagus banyak ditemukan
kasus scabies.
PERMASALAHAN
Hingga saat ini angka kejadien scabies di Indonesia masih tinggi, beberapa faktor
yang berkontribusi terhadap kejadian scabies antara lain adalah rendahnya tingkat
kebersihan diri, sanitasi lingkungan buruk, sumber air tidak bersih, serta pemukiman padat
scabies tentunya membutuhkan kerjasama dari berbagai sektor, baik dari pemerintah,
permasalahan ini. Melihat hygiene para siswa sekolah dasar maka sangat memungkinkan
kurangnya hygiene dikalangan dapat mengakibatkan menderita scabies. Pada siswa yang
menderita scabies ini akan dapat mempengaruhi prestasi belajar dari para siswa.
Penurunan kasus Scabies dikalangan anak sekolah dapat dilakukan dengan cara memutus
rantai penularannya. Memutus Rantai penularan penyakit scabies dapat dilakukan dengan
cara pengobatan penderita yang berperanan sebagai sumber penularan penyakit ini.
Peningkatan Higiene dan sanitasi personal juga akan membantu dalam memutus penularan
penyakit ini. Peningkatan pengetahuan tentang penyakit scabies ini juga akan sangat
1.Menentukan target responden yang merupakan siswa SD Sungai Baung yang akan
5. Metode penyuluhan dibagi atas dua sesi yaitu penyampaian materi dan sesi tanya jawab
Kegiatan
penyuluhan
mengedukasi para siswa tentang penyakit Scabies, cara penularan dan cara
pencegahannya.
Para Siswa diajarkan tentang cara menjaga Higiene dan sanitasi dengan baik benar