OLEH:
Sejalan dengan meningkatnya kasus TB, pada awal tahun 1990-an WHO
dan IUATLD mengembangkan strategi pengendalian TB yang dikenal sebagai
strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course). Strategi DOTS terdiri
dari 5 komponen kunci, yaitu: Komitmen Politis dari para pengambil keputusan
termasuk dukungan dana, Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung, Pengobatan dengan paduan OAT jangka pendek dengan
Pengawasan Menelan Obat (PMO), Kesinambungan persediaan Obat Anti
Tuberculosis (OAT) jangka pendek untuk pasien, Pencatatan dan pelaporan yang
baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program TB.
Pada akhir akhir ini perkembangan virus corona (COVID 19) sangat besar,
hal ini membuat semua negara yang rakyatnya terjangkit virus ini menjadi waspada
dan mempersiapkan segala cara untuk melawan virus corona ini. Dikarenakan
penyebaran virus corona yang sangat mudah pemerintah dari berbagai negara
melakukan berbagai cara untuk melawan virus ini diantaranya melakukan
lockdown negara, menambah tenaga medis untuk menyembuhkan pasien yang
terjangkit virus, dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri pemerintah mengarahkan rakyatnya untuk tidak keluar
rumah dan bekerja dari rumah untuk menekan pertumbuhan virus corona yang
semakin besar. Penyebaran virus corona yang dapat menyebar melalui udara
membuat virus ini sangat mudah menyebar, dengan kita tetap berada di dalam
rumah kita dapat membuat peluang penyebaran virus corona ini menjadi semakin
kecil, meskipun terbilang peluang untuk sembuh dari virus corona ini terbilang
sangat besar namun alangkah baiknya jika kita mencegah daripada mengobati.
Gejala virus corona ini cukup terbilang mirip dengan sakit flu yaitu diantaranya
demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit
dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini
bersifat ringan dan terjadi secara bertahap. Namun, beberapa orang yang terinfeksi
virus corona tidak menunjukkan gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan.
Maka dari itu saat ini kita harus tetap berada di rumah terlebih dahulu untuk
menghentikan peluang penyebaran virus corona.
Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menekan peluang menyebarnya
virus corona ini diantaranya kita harus sering mencuci tangan, mengenakan masker
jika dirasa perlu, menjaga jarak antar individu (social distancing), tetap berada
dirumah, menyemprotkan disinfektan di jalanan, sering mencuci tangan, dan lain
lain. Namun, cara ini akan efektif dan menekan peluang menyebarnya virus corona
bila semua orang menjalankannya. Faktanya tidak semua orang dapat
menjalankannya, hal ini menyebabkan peluang menyebarnya virus corona di
masyarakat tidak berkurang dan kemungkinan dapat terus bertambah jika seperti
ini terus. Jika upaya upaya tersebut tidak dapat dijalankan dengan baik maka virus
corona memiliki peluang sebesar 80% untuk menyebar di masyarakat, dikarenakan
virus corona sangat mudah menyebar dan menular. Dengan kita berbicara dengan
seseorang yang terkena virus ini saja kita dapat tertular.
Sampai saat ini vaksin atau obat untuk mengobati virus corona ini masih
belum dapat ditemukan, pasien dari seluruh dunia yang terkena virus ini pun
semakin bertambah. Hal ini dapat disebabkan karena ada beberapa orang yang
terkena virus corona namun tidak menampakkan gejala terkena virus corona ini.
Namun, mereka masih ada yang berkeliaran dan tidak mengkarantina diri
dirumah. Hal ini merupakan salah satu yang akan menyebabkan peluang
penyebaran virus corona di dunia tidak kunjung mengecil.
Sebagai contoh di sebuah lingkungan yang terdiri dari 10 orang
(A,B,C,D,E,F,G,H,I,J), ada 3 orang yang terkena virus corona dan tidak
menunjukan gejala (A,B,C). Jika di lingkungan tersebut tidak diterapkan upaya
social distancing dan stay at home maka peluang penyebaran virus corona di
lingkungan tersebut akan menjadi 100%. Namun, di lingkungan tersebut telah
menerapkan upaya tersebut dan hanya 4 orang yang tidak menaati peraturan
tersebut (A,H,I,J) dan tetap ingin berkumpul bersama. Maka peluang penyebaran
virus corona di lingkungan tersebut sebesar 40% atau jika menggunakan rumus
n(a) 2
peluang n (s ) sekitar 5 dan kemungkinan dapat bertambah jika mereka tidak
menjalankan upaya upaya tersebut. Jika salah satu dari mereka (J) ikut
menjalankan upaya yang telah dilakukan dan tetap berada dirumah, maka peluang
penyebara virus corona di lingkungan tersebut menurun menjadi 30% atau sekitar
3
. Jika mereka semua (A,H,I,J) menjalankan upaya tersebut maka peluang
10
penyebaran virus corona di lingkungan tersebut akan menjadi kecil dan akan
menghilang dalam waktu 14 hari.
Sebagai contoh lain ada beberapa pernyataan dan tindakan atau upaya yang telah
dilakukan oleh berbagai pihak seperti dibawah ini
Faktanya,
P : Masyarakat diminta mematuhi protokol kesehatan
Q : Pertumbuhan korban akan kunjung menjadi sedikit
R : Skenario psbb
S : Skenario new normal
T : Masyarakat dianjurkan work from home dahulu
U : Pandemi ini telah berakhir
W : Setiap negara dapat memulihkan perekonomian-nya.
Dapat ditulis :
A. P → Q
B. R v S
C. R → T
D. ~Q
E. U →W
F. S → P
Kesimpulan
P→Q
~Q
~P
S→ P
~P
~S
RvS
~S
R
R→ T
R
T
Jadi, kesimpulannya adalah masyarakat dianjurkan work from home terlebih dahulu
agar peluang penyebaran virus corona ini dapat menjadi 0% dan segera hilang
Meskipun vaksin atau obat untuk virus corona ini belum ditemukan, menurut data
dunia peluang pasien yang terkena virus corona untuk sembuh terbilang cukup
besar yaitu sebesar 85%. Meski peluang untuk sembuh dari virus corona ini cukup
besar, kita harus bisa menjalankan upaya upaya yang telah dilakukan contohnya
tetap berada dirumah dan menjaga kekebalan tubuh kita agar peluang penyebaran
virus corona di lingkungan kita menjadi kecil dan akan hilang di kemudian hari.
Dan juga dengan tetap menjaga kebugaran dan imun tubuh dapat membuat kita
terhindar dari virus corona.
DENGAN TBC”
Rumusan Masalah
KAMPAR.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
PUSKESMAS KAMPAR
19 dengan TBC.
Bagi Penulis