Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN PENYAKIT MENULAR

OLEH:

Firqawati / 219240038

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita
oleh setiap orang pasti berbeda satu dengan yang lain. Sakit merupakan suatu
keadaan dimana tubuh tidak berada pada kondisi normal yang disebabkan
oleh beberapa faktor dari dalam maupun dari luar tubuh. Berdasarkan
karakteristiknya penyakit dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penyakit
menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular mendapatkan
perhatian yang lebih dari pemerintah dibanding dengan penyakit tidak
menular.
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus,
atau parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit menular
sering disebut juga penyakit infeksi, karena penyakit ini diderita melalui
infeksi virus, bakteri, atau parasit yang ditularkan melalui berbagai macam
media, seperti udara, jarum suntik, tranfusi darah, tempat makan atau minum,
dan lain sebagainya.
Penyakit menular erat kaitan dengan epidemiologi. Epidemiologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu Epi yang berarti “pada”, Demos yang
berarti “penduduk”, dan Logos yang berarti “penduduk”. Jadi epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitandengan masyarakat.
Pada era dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian epidemiologi,
yang dulunya lebih menekan ke arah penyakit menular ke arah-arah masalah
kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi
karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola
hidup, peningkatan sosial, ekonomi masyarakat, dan semakin luasnya
jangkauan masyarakat.
Mula- mula epidemiologi mempelajari penyakit yang dapat
menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang penyakit wabah,
cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit
wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya, berkembang lagi
menyangkut penyakit yang infeksi non wabah. Lalu setelah itu, dengan
mempelajari penyakit penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma,
hipertensi, dan lainsebagainya.
Pergeseran ini pula yang menyebabkan pergeseran definisi dalam
epidemiologi, yang tadinya hanya menekan pada penyakit-penyakit menular,
yang meliputi pencegahan, pemberantasan penyakit menular ke arah
mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau
sekelompok manusia yang menyangkut frekuensi, distribusi masalah
kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sekarang banyak penyakit-penyakit menular yang sedang mewabah di
tengah-tengah masyarakat, baik penyakit yang sudah ditemukan cara
pengobatannya maupun yang belum ditemukan cara pengobatannya.
Hal ini tidak luput pula akan membahas tentang penyakit Corona Virus
Disease- 2019 (COVID-19),dimana penyakit ini merupakan penyakit yang
cukup mematikan bagi manusia, karena pada penyakit ini belum ditemukan
obat – obatan atau cara pengobatannya.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari penyakit?
b. Apa pengertian dari penyakit menular?
c. Apa saja faktor penyebab penyakit menular?
d. Bagaimana mekanisme penyakit menular?
e. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan penyakit menular?
f. Apa saja jenis-jenis penyakit menular?
g. Apa itu COVID-19?
h. Dari mana asal penyakit menular COVID-19?
i. Bagaimana cara penularan penyakit COVID-19?
j. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan COVID-19?
k. Bagaimana perkembangan kasus COVID-19 di belahan dunia dan di
Indonesia?
C. TUJUAN
a. Mengetahui apa sebenarnya pengertian dari penyakit.
b. Mengetahui pengertian dari penyakit menular .
c. Mengetahui apa saja faktor penyebab penyakit menular.
d. Mengetahui bagaimana mekanisme penyakit menular.
e. Mengetahui apa saja jenis-jenis penyakit menular.
f. Mengetahui apa itu COVID-19.
g. Mengetahui dari mana asal penyakit menular COVID-19
h. Mengetahui bagaimana cara penularan penyakit COVID-19.
i. Mengetahui bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular
j. Mengetahui bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
k. Mengetahui bagaimana perkembangan kasus COVID-19 di belahan dunia
dan diIndonesia.
BAB II
PEMAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI
1. Pengertian Penyakit.
Tanpa pemahaman tentang berbagai konsep penyakit, kita tidak
mampu mempunyai dasar pemikiran yang kuat untuk mendeteksi serta
mengenal setiap perbedaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan pada
masa kini. Kesenjangan antara konsep penyakit yang dianut oleh petugas
kesehatan dan yang dianut oleh masyarakat sering menyebabkan gagalnya
upaya meningkatkan kesehatan di masyarakat.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi penyakit:
 KATHLEEN MEEHAN ARIAS
Penyakit adalah suatu kesakitan yang biasanya memiliki
sedikitnya dua sifat dari kriteria ini: agen atiologik telah diketahui,
kelompok tanda serta gejala yang dapat diidentifikasi, atau perubahan
anatomi yang konsisten

 DR. BEATE JACOB


Penyakit adalah suatu penyimpangan dari keadaan tubuh
yang normal atauketidakharmonisan jiwa.

 WAHYUDIN RAJAB, M. Epid


Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit bersifat
subjektif

Pengertian Penyakit Menular.


Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat
berpindah ke orang lain yang sehat.
Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat
dicegah melalui pemberian vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat.

Penyakit menular dapat ditularkan secara langsung maupun tidak


langsung. Penularan secara langsung terjadi ketika kuman pada orang yang
sakit berpindah melalui kontak fisik, misalnya lewat sentuhan dan ciuman,
melalui udara saat bersin dan batuk, atau melalui kontak dengan cairan tubuh
seperti urine dan darah. Orang yang menularkannya bisa saja tidak
memperlihatkan gejala dan tidak tampak seperti orang sakit, apabila dia
hanya sebagai pembawa (carrier) penyakit.
Selain metode penyebaran di atas, penyakit menular juga dapat
menyebar melalui gigitan hewan, atau kontak fisik dengan cairan tubuh
hewan, serta melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
mikroorganisme penyebab penyakit.
Penyakit menular juga dapat berpindah secara tidak langsung.
Misalnya saat menyentuh kenop pintu, keran air, atau tiang besi pegangan
di kereta yang terkontaminasi. Kuman dapat menginfeksi jika Anda
menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
setelah menyentuh barang-barang tersebut.

2. Pengertian COVID-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV- 2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat,
hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menular ke manusia.
Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa,
termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

3. Asal Penyakit COVID-19


Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019)
dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember
2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukanlockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.
Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga
termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama,
yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS
dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan
gejala.

B. KAJIAN TEORI
Adapun kajian teori dari makalah ini adalah:
1. Faktor Penyebab Penyakit menular.
Berikut ini adalah beberapa macam penyakit menular akibat infeksi yang
banyak ditemukandi Indonesia, berdasarkan penyebabnya:
a. Infeksi virus
Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi.
Beberapa penyakit akibat infeksi virus yang masih banyak ditemukan
di Indonesia meliputi ISPA, influenza, cacar, campak, hepatitis,
demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis.
Sedangkan penyakit infeksi virus yang terbilang lebih jarang
ditemukan termasuk flu burung, flu singapura, chikungunya, dan SARS.

b. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak
ditemukan di Indonesia. Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri yang
dimaksud adalah:
 Demam tifoid
 Tuberkulosis (TB)
 Pneumonia
 Meningitis
 Infeksi saluran kemih
 Difteri
 Batuk rejan (pertusis)
 Sepsis

c. Infeksi jamur
Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat
dengan kelembapanyang tinggi, salah satunya Indonesia. Hal ini membuat
penyakit infeksi jamur cukup banyak ditemukan di Indonesia.
Beberapa contoh penyakit jamur yang sering terjadi adalah athlete’s
foot atau infeksi jamur kaki, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi jamur
pada vagina, histoplasmosis,blastomycosis, candidiasis, dan aspergillosis.
Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia.

d. Infeksi parasit
Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup,
seperti cacing dan amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah cacingan,
malaria, giardiasis, amebiasis, dan toksoplasmosis.
2. Mekanisme Penyakit Menular
Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke orang lain secara langsung
maupun tidak langsung. Berikut ini penjelasannya:

Penularan secara langsung


Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu:
a. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain
Berbagai jenis kuman dan virus penyebab infeksi dapat berpindah
dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang
terinfeksi, misalnya melalui sentuhan, percikan air liur saat bersin atau
batuk, dan berciuman.
Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi
darah atau jarum suntik yang dipakai bergantian dengan orang lain.
Selain melalui darah, penularan melalui cairan tubuh juga bisa
terjadi, misalnya melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit
infeksi. Penularan infeksi melalui kontak seksual ini sering menjadi
penyebab infeksi menular seksual.

b. Dari ibu ke bayi


Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko
tinggi untuk menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di dalam
kandungan. Di samping itu, penularan penyakit infeksi dari ibu ke bayi
juga bisa terjadi melalui proses persalinanatau saat menyusui ASI.

c. Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang
tercakar atau tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak
kurang matang, serta bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang
telah terinfeksi.
Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun
hewan peliharaan yanG kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit
infeksi yang menular melalui hewan adalah toksoplasmosis, pes,
leptospirosis, dan rabies.

Penularan secara tidak langsung


Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung, yaitu:

a. Benda yang terkontaminasi


Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti
keran air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi
ketika Anda menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman atau
benda milik penderita penyakit infeksi.
Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui
penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur,
secara bergantian dengan orang lain.

b. Makanan dan minuman yang terkontaminasi


Sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman juga dapat
menyebabkan Anda tertular penyakit infeksi. Berbagai jenis kuman, virus,
dan parasit banyak ditemukan dalam makanan atau minuman, terutama
daging dan telur yang tidak dimasak hingga matang atau makanan dan
minuman yang tidak dipasteurisasi.
Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui metode ini adalah
diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.

c. Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga,
misalnya gigitan nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab
infeksi. Contoh penyakit infeksi akibat gigitan serangga ini adalah demam
berdarah, malaria, filariasis (kaki gajah), chikungunya, penyakit Lyme
dan infeksi virus Zika.
3. Jenis-Jenis Penyakit Menular.
a. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Infeksi saluran pernapasan dapat menyerang hidung, tenggorokan,
saluran napas, dan paru-paru. ISPA diawali dengan panas disertai salah
satu atau lebih gejala tenggorokan sakit atau nyeri telan, batuk kering atau
berdahak, dan pilek. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh virus, namun
bisa juga disebabkan oleh bakteri. ISPA yang
disebabkan oleh infeksi virus biasanya akan membaik dalam waktu
3 – 14 hari. ISPA dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan
sehat, membiasakan cuci tangan. Perhatikan pula etika batuk dan bersin,
serta gunakan masker agar virus dan bakteri tidak menular ke orang lain.
b. Diare
Diare merupakan gangguan buang air besar (BAB). Penyakit ini
ditandai dengan BAB lebih dari tiga kali sehari, disertai rasa mulas,
dengan konsistensi tinja cair, dan dapat disertai dengan darah dan atau
lendir. Diare mungkin dianggap sepele padahal dapat berpotensi
kematian, terutama pada balita. Diare menular melalui air, tanah, atau
makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
c. TB
TB (tuberkulosis) masih menjadi pembunuh terbanyak di antara
penyakit menular. Berdasarkan data WHO tahun 2017, diperkirakan ada 1
juta kasus TB di Indonesia. TB disebabkan oleh bakteri yang menyerang
paru-paru, namun bakteri tersebut bisa juga menyerang bagian tubuh lain
seperti tulang dan sendi, selaput otak (meningitis TB), kelenjar getah
bening (TB kelenjar), dan selaput jantung. Bakteri ini ditularkan melalui
udara saat penderita batuk atau bersin. TB dapat dicegah melalui
pemberian vaksin BCG.
d. Demam dengue
Demam dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam dengue merupakan
penyakit musiman yang umum terjadi di negara beriklim tropis. Di
Indonesia, penyakit menular ini lebih banyak terjadi di saat musim hujan.
Demam dengue dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berat yaitu
demam berdarah dengue (DBD).
e. Cacingan
Cacingan disebabkan oleh cacing tambang, cacing pita, dan cacing
kremi yang menginfeksi usus. Cacingan dapat mengakibatkan anemia
(kurang darah), lemas, dan mengantuk, sehingga produktivitas menurun.
Hal ini karena cacing menyerap nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti
karbohidrat dan protein. Pada wanita hamil, cacingan dapat
mengakibatkan berat bayi lahir rendah dan masalah pada persalinan.
Cacingan menular melalui kontak langsung, misalnya saat tangan yang
kotor dimasukkan ke dalam mulut, atau secara tidak langsung saat Anda
menyentuh makanan atau benda yang mengandung telur cacing.

f. Penyakit kulit
Kudis dan kurap menjadi penyakit kulit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat Indonesia. Penularan penyakit ini terkait dengan
kebersihan diri danlingkungan.
Selain itu, kusta juga masih diderita oleh sebagian masyarakat
Indonesia. Gejalanya berupa bercak putih atau merah di kulit yang mati
rasa. Kusta dapat menular melalui percikan air liur, bersin, maupun
kontak melalui kulit yang luka. Penyakit ini dapat menyebabkan cacat
permanen jika tidak diobati sejak dini.

g. Malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
dan juga ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria umumnya
menunjukkan gejala demam, menggigil, sakit kepala, berkeringat, nyeri
otot, disertai mual dan muntah.
Malaria termasuk penyakit endemik dengan daerah yang masih
memiliki kasus yang tinggi berada di wilayah Indonesia timur. Penduduk
yang tinggal di wilayah endemik malaria memiliki risiko tertinggi tertular
penyakit ini.

h. Difteri
Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri.
Gejalanya berupa demam dan peradangan pada selaput saluran
pernapasan bagian atas, hidung, serta kulit. Pada tahun 2017, difteri
pernah menjadi kasus luar biasa di Indonesia. Kondisi ini terjadi karena
diduga terdapat kelompok yang mudah tertular difteri akibat tidak
mendapatkan vaksinasi atau status vaksinasinya tidak lengkap.

4. Cara Penularan COVID-19.


Dalam salah satu bagian laporan berjudul route of transmission, WHO
menyebutkan hingga kini belum ditemukan kasus penyebaran virus corona
atau COVID-19 melalui udara. Selain itu menurut WHO, cara penyebaran
virus corona COVID-19 melalui udara bukan faktor terbesar penularan
penyakit berdasarkan bukti yang ada.
WHO menyarankan prosedur perlindungan menghadapi penyebaran
virus corona atau COVID-19 secara aerosol. Prosedur ini diterapkan di
fasilitas kesehatan yang menangani kasus virus corona atau COVID-19.
Aerosol merujuk pada partikel padat atau cair dalam udara atau gas lain.
Partikel ini melayang sebelum mendarat di permukaan sasaran.
"Cara penyebaran virus corona COVID-19 adalah melalui tetesan air
liur (droplets) atau muntah (fomites), dalam kontak dekat tanpa pelindung.
Transmisi virus corona atau COVID-19 terjadi antara yang telah terinfeksi
dengan orang tanpa patogen penyakit," tulisWHO dalam laporannya.
Penyebaran virus corona COVID-19 lewat dudukan toilet, pegangan
pintu kamar mandi, dan wastafel (fecal shedding) terjadi pada beberapa
pasien. Namun penyebaran virus corona atau COVID-19 atau COVID-19
dengan fecal shedding, hingga kini bukan menjadi upaya tranmisi utama.

5. Cara Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular


Untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya penyakit menular,
penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit menular sebagai
berikut:
 Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan
sabun, terutama setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah,
sebelum masak, dan sebelum makan.
 Memasak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi.
 Menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang
sakit.
 Tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau
cukur, handuk, dan alat makan, dengan orang lain.
 Melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter
atau ketikahendak bepergian ke daerah dengan penyakit endemik.
 Melakukan hubungan seks aman, yaitu menggunakan kondom ketika
berhubunganintim dan tidak berganti pasangan seksual.
 Menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak
membuangsampah sembarangan.

6. Cara Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19.


Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik
adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda
terinfeksi virus ini, yaitu:
 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari
orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan
mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,
termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandungalkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai
positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam,
batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian
buang tisu ketempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan
lingkungan, termasukkebersihan rumah

7. Pengobatan Virus Corona (COVID-19)


Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya
dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karatina dirumah sakit rujukan
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri
dan istirahatyang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih
untuk menjaga kadar cairan tubuh

8. Perkembangan Kasus COVID-19 di Belahan Dunia dan di Indonesia


a. Perkembagan Kasus COVID-19 di Dunia:
Jumlah pasien terinfeksi corona di dunia, hingga Rabu (6/5/2020)
pukul 16.20 WIb adalah 3.743.857 kasus. Jika dibandingkan dengan data
Selasa (5/5/2020) pukul 16.04 WIB dengan 3.659.623 kasus, berarti dalam
waktu 24 jam jumlahnya bertambah lebih dari 83.000
kasus. Dari 3,74 juta orang yang positif terinfeksi Covid-19, 258.868
pasien meninggal dunia dan 1.248.814 dinyatakan sembuh. Terdapat 212
negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan Covid-19.
Selain itu, pandemi juga menyebar di dua transportasi angkut
Internasional, yakni Diamond Princess yang bersandar di Yokohama,
Jepang dan Kapal pesiar MS Zaandam Holland America.

b. Perkembangan terkini corona di Indonesia:


Pemerintah menyatakan bahwa masih ada penularan virus corona di
masyarakat. Ini menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia masih
bertambah. Berdasarkan data yang dihimpun hingga Rabu (6/5/2020) pukul
12.00 WIB, ada penambahan 367 kasus Covid-19 selama 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesiatotalnya
mencapai 12.438 orang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus,
atau parasit yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit menular
sering disebut juga penyakit infeksi, karena penyakit inididerita melalui infeksi
virus, bakteri, atau parasit yang ditularkan melalui berbagai macam media,
seperti udara, jarum suntik, tranfusi darah, tempat makan atau minum, dan lain
sebagainya.
Penyakit menular erat kaitan dengan epidemiologi. Epidemiologi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu Epi yang berarti “pada”, Demos yang berarti
“penduduk”, dan Logos yang berarti “penduduk”. Jadi epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitandengan masyarakat.
Penyakit menular dapat dicegah dengan cara: membiasakan diri untuk
mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, terutama setelah buang air
kecil dan besar, membuang sampah, sebelum masak, dan sebelum makan,
memasak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi,
menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang
sakit, tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur,
handuk, dan alat makan, dengan orang lain, melengkapi imunisasi sesuai jadwal
yang direkomendasikan dokter atau ketika hendak bepergian ke daerah dengan
penyakit endemik, melakukan hubungan seks aman, yaitu menggunakan kondom
ketika berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual, menjaga
kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Dan juga menjaga daya tahan tubuh, Karena apabila sistem
kekebalan tubuh rendah, terutama saat sakit, virus lebih mudah menyerang
tubuh, entah itu virus flu maupun SARS-CoV-2. Menjaga daya tahan tubuh
cukupsederhana dan muda.
DAFTAR PUSTAKA

Jasmani, P., & Dan, O. (2020). PENYAKIT MENULAR Disusun oleh : Nama :
Rehani Monica Damanik SMA NEGERI 3 MEDAN.
Kristiani, A. E. B., & Priyastiwi, P. (2021). Upaya Peningkatan Kinerja Seksi
Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit Menular (Penyakit Tuberkulosis)
Dalam Penanggulangan Kasus Di Kabupaten Magelang. Jurnal Riset
Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 1(2), 550–562.
Kurniawaty, Y. (2021). Peningkatan Upaya Pencegahan Penyakit Menular Covid-
19 pada Anak Usia Dini. E-Dimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
12(4), 741–746.
Maryani, H., Kristiana, L., Paramita, A., Andarwati, P., & Izza, N. (2021).
Pengelompokan Provinsi Berdasarkan Penyakit Menular Dan Penyakit Tidak
Menular Untuk Upaya Pengendalian Penyakit Dengan Pendekatan
Multidimensional Scaling (MDS). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
24(3), 213–225.

Anda mungkin juga menyukai