Anda di halaman 1dari 12

A.

Beban Penyakit Menular


Selama berabad-abad, penyakit menular adalah penyebab utama kematian
dan kecacatan di antara semua usia, terutama di kalangan muda dan tua.
Penyakit menular tidak hanya penyebab wabah besar, tapi dapat juga
menjadi endemic dan menjadi

penyebab kematian rutin. Penyaki ini

termasuk peran penting dalam kematian ibu yang terkait dengan kematian
bayi baru lahir dan kematian balita, sama seperti kematian pada bayi dan
anak-anak yang kekurangan nutrisi. ). contoh penyakit menular antara lain:
HIV/AIDS, Pneumonia, Tuberculosis, diare, SARS, malaria, hepatitis B, flu
burung,

Lyme

Disease,

dll.

Penyakit

menular

adalah

penyakit

yang

disebabkan oleh organisme yang memiliki kemampuan untuk transmisi dari


binatang ke binatang lain, binatang ke orang, orang satu dengan orang lain,
orang ke binatang, baik secara langsung maupun tidak langsung/dengan
perantara. Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen atau penyebab
penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang
(penderita
Pada akhir pertengahan 1990an, menunjukan ada jeda singkat dari kematian
dan kecacatan yang disebabkan penyakit menular dan infeksi lainnya. Hal ini
disebabkan upaya medis untuk mengobati infeksi dengan obat dan upaya
kesehatan masyarakat untuk mencegah infeksi (lebih sering dengan vaksin)
dan untuk memberantas atau mengendalikan infeksi lainnya. Bahkan saat
keberhasilan besar sedang berlangsung, tanda peringatan bakteri yang kebal
terhadap antibiotic mulai muncul. Organisme stapilococus resistan terhadap
antibiotic yang ada saat itu mulai mewabah di RS pada tahun 1950an sampai
antibiotic yang baru dikembangkan. Resistensi gonorrhea dan pneumococcus
terhadap semua antibiotic menjadi meluas. WHO dan program pemerintah
AS yang disponsori, seperti mempromosikan pemberantasan malaria dan
TBC, tidak dapat memiliki dampak berkelanjutan dan tujuan yang dipangkas
kembali untuk mengontrol daripada untuk pemberantasan. Pada awal abad
ke-21, telah terlihat kembali infeksi yang sebelumnya berada di bawah
kendali, dan munculnya sebuah penyakit baru. Seperti tuberculosis, yang

merupakan wabah besar pada tahun 1700an dan 1800an, kembali terjadi,
dan sebagian dari HIV/AIDS.
. Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS,
tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu
Indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected
diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada
maternal maupun neonatal sudah sangat menurun, bahkan pada tahun 2014,
Indonesia telah dinyatakan bebas polio.

Banyak sekali infeksi yang tidak dikenal muncul dalam dekade terakhir,
mayoritas yang diyakini berasal di spesies hewan. Di Amerika Serikat,
kehadiran Penyakit Lyme dan West Nile Virus yang tidak diketahui sampai
akhir abad ke-20, tapi sekarang telah menyebar ke wilayah yang luas.
Penyakit lama, seperti malaria, telah memperluas jangkauan geografis.
Influenza diantisipasi untuk kembali terjadi dalam bentuk pandemik, seperti
yang terjadi berulang kali pada abad sebelumnya. Pandemic adalah sebuah
endemic yang terjadi di seluruh dunia, atau setiap wilayah yang lebih luas,
menyebrangi perbatasan internasional, menyerang orang dalam jumlah yang
besar. Pandemik influenza sepertinya lebih sering terjadi ketika adanya
mutasi yang berlangsung terus-menerus menghasilkan turunan baru yang
dapat menularkan dari orang ke orang.
Sejarah menunjukkan bahwa kesehatan masyarakat dan intervensi medis
telah dan akan terus memiliki dampak yang besar pada beban penyakit
menular.
Penyakit menular yang dikumpulkan dalam Riskesdas 2013 berdasarkan media/cara penularan
yaitu: 1) melalui udara (Infeksi Saluran Pernafasan Akut/ISPA, pneumonia, dan TB paru); (2) melalui
makanan, air dan lainnya (hepatitis, diare); (3) melalui vektor (malaria).
Ditularkan melalui udara
Period prevalence Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
dan keluhan penduduk adalah 25,0 persen. Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa
Tenggara Timur, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Pada Riskesdas 2007, Nusa
Tenggara Timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA.
Insiden dan prevalensi Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 persen dan 4,5 persen. Lima provinsi yang
mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara
Timur, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan.

Prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan tahun 2007 dan 2013
tidak berbeda (0,4%). Lima provinsi dengan TB tertinggi adalah Jawa Barat, Papua, DKI Jakarta,
Gorontalo, Banten, dan Papua Barat. Penduduk yang didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan, 44,4
persen diobati dengan obat program.
Ditularkan melalui makanan, air dan lainnya
Prevalensi hepatitis tahun 2013 (1,2%) dua kali lebih tinggi dibanding tahun 2007. Lima
provinsi dengan prevalensi tertinggi hepatitis adalah Nusa Tenggara Timur, Papua,
Sulawesi Selatan,

Faktor-faktor uang mempengaruhi mudahnya penularan pada penyakit menular :


1. Rute transmisi(penularan)
Penyakit menular dapat ditularkan dari manusia ke manusia atau dari hewan
ke manusia.
Metode Penularan
Serangga

Contoh penyakit
Malaria, penyakit Lyme,virus west nile, demam

kuning.
Binatang Lain
Rabies, Avian Flu, ANtraks, dll.
Manusia ke manusia melalui udara Influenza, SARS, campak, TBC, pilek
Penularan secara seksual atau lukaGonorrhea, Sipilis, herpes genitalis, Chlamydia,
terbuka
Cairan/ Darah
Feses/mulut
Transfusi
darah/jarum

Hepatitis B, HIV
Hepatitis A, Kolera
Polio, salmonella
yangHepatitis B dan C+

terkontaminasi
Transplsansental
Menyusui
Barang yang terkontaminasi

Rubella, HIV
HIV
Pilek, influenza, Chicken Pox

2. Penularan tanpa gejala


Kemungkinan penularan penyakit oleh manusia atau hewan yang tidak memiliki
tanda dan gejala penyakit.

Contohnya yaitu, campak, influenza, chicken pox.

Penularan sering terjadi pada beberapa hari atau minggu sebelum individu yang
sakit sebelum berkembang dan menampakkan gejala, atau bisa juga terjadi dari
individu yang tidak pernah menampakkan tanda dan gejala dari suatu penyakit.
Selain

itu,

individu

lain

dapat

juga

menularkan

penyakit

setelah

mereka

mendapatkan pengobatan dari pelayanan kesehatan atau mereka terinfeksi suatu

penyakit tanpa perkembangan gejala. Individu yang sakit tanpa menampakkan


gejala namun dapat secara kronis menularkan penyakit disebut pembawa kronis.
Sebagai contoh penyakit yang sering menjadi pembawa kronis yaitu HIV, Hepatitis
B, dan Hepatitis C.
3. Rasio Reproduksi
Sering dinamakan R0, memberikan ukuran yang erat kaitannya dengan kemampuan
penularan suatu penyakit. Hal itu mengindikasikan jumlah kasus baru seorang individu
dengan penyakit yang dapat ditularkan rata-rata selama masa penularan. .

Langkah-langkah Kesehatan Masyarakat Yang Yang Tersedia yang


Ditujukan Untuk Pengendalian Beban Penyakit Menular
Terdapat beberapa langkah/ pendekatan yang dapat dilakukan untuk
pengendalian pada beban penyakit menular :
1. Barrier Protection, termasuk isolasi dan karantina
2. Imunisasi yang dibuat untuk individu, sama halnya untuk populasi.
3. Skrining dan temuan kasus
4. Pengobatan dan perawatan
5. Usaha

untuk memaksimalkan efektivitas


pencegahan resistensi dalam pengobatan.

pada

pengobatan

dan

1. Barrier Protection

Barrier protection memiliki tujuan untuk memisahkan individu dan populasi


yang sehat dari penyakit dengan cara mencegah ataupun menguangi
paparan terhadap penyakit.
Contoh dari perlindungan barrier yang paling sederhana yaitu dengan
mencuci tangan, dan contoh lainnya adalah :
1. Cara yang lama yaitu, mencuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas.

2. Cara yang terbilang baru, yaitu penggunaan kelambu berinsektisida

3.
4.

5.
6.

yang mempunyai dampak yang sangat besar dalam pencegahan


penyebaran penyakit malaria.
Penggunaan kondom yang dipercaya sangat berhasil dalam mencegah
penularan penyakit menular seksual.
Penggunaan masker yang efektif mengurangi penyebaran penyakit di
institusi perawatan kesehatan seperti rumah sakit. Tidak hanya itu,
penggunaan maskerpun dapat mencegah penyakit dalam komunitas
yang lebih luas.
Sanitasi merupakan cara yang berdampak besar dalam mengurangi
wabah TB pada abad ke-19 dan awal pertengahan abad ke-20.
Isolasi dan karantina juga bisa digunakan dalam pencegahan penyakit
menular untuk mencegah tersebarnya penyakit ke masyarakat yang
sehat. Namun pelaksanaannya harus memiliki dasar hukum yang legal.

Hal terpenting dalam barrier protection yaitu memisahkan individu yang


terkena penyakit dengan individu yang sehat agar untuk mencegah
pemaparan penyakit.

2. Imunisasi

Imunisasi

adalah

suatu

upaya

untuk

menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila


suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami

sakit

ringan.

Imunisasi

merupakan

prosedur

pencegahan

penyakit menular yang diberikan kepada anak sejak masih bayi hingga
remaja dan beberapa dapat diberikan ketika usia dewasa. Melalui program
ini, tubuh diperkenalkan dengan bakteri atau virus tertentu yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun
guna membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi
berguna untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut di
masa yang akan datang.
Imunisasi mengacu pada penguatan system imun untuk mencegah atau
mengontrol penyakit. Imunitas atau kekebalan terhadap suatu penyakit

menular dapat digolongkan menjadi 2, yaitu imunitas pasif dan imunitas


aktif. Imunitas pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan
dibuat oleh individu itu sendiri. Sebagai contoh kekebalan pada janin yang
diperoleh dari ibu, atau pemberian suntikan immunoglobulin. Antibody yang
disuntikkan

diberikan

untuk

memperoleh

imunitas

pasif,

yang

memungkinkan pemberian perlindungan jangka pendek. Hal ini disebabkan


antibody tersebut akan dimetabolisme oleh tubuh. Sedangkan imunitas aktif
adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Vaksin yang
tidak aktif (mati) dan vaksin yang hidup (telah dilemahkan) sering
menstimulasi

tubuh

untuk

memproduksi

antibody

sendiri.

Vaksin

ini

menghasilkan perlindungan jangka panjang yang sangat mirip dengan


tubuhnya sendiri yang merespon terhadap suatu infeksi. Hal ini disebabkan
karena adanya memori imunologik.
Saat

ini

berbagai

vaksin

terus

dikembangkan

dan

ditingkatkan

efektivitasnya untuk berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan


virus,yang digunakan untuk mencegah infeksi, seperti malaria, hookwarm.
Namun sayangnya, masih sangat sulit untuk membuat vaksin yang efektif
untuk beberapa penyakit, seperti HIV/AIDS. Vaksin layaknya obat, jarang
seakale emberikan efektivitas 100% dan memungkinkan adanya efek
samping, seperti serangan alergi yang dapat muncul selama pemberian.
Biasanya vaksin diberikan dengan cara disuntikkan, atau ditelan dalam
bentuk pil. Namun sekarang telah dikembangkan metode baru, vaksin yang
diberikan melalui nasal spray.
Beberapa

infeksi,

terutama

penyakit

yang

sangat

tinggi

tingkat

penularannya yang diakibatkan oleh virus, dapat dikendalikan dengan


memberikan vaksinasi dalam jumlah besar pada masyarakat/populasi. Ketika
suatu populasi telah diberikan vaksin untuk beberapa tipe jenis penyakit,
seperti chicken fox, campak, dan polio, biasanya yang tidak tervaksinasipun
sering ikut terlindungi. Untuk beberapa vaksin, seperti vaksin polio, pada
imunitas dalam kumpulan yang luas dapat terfasilitasi, karena virus dalam

vaksin dapat melakukan penyebaran sendiri dari manusia ke manusia,


sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap yang tidak di vaksin.

3. Screening dan Temuan Kasus

Screening

untuk

penyakit

menular

sering

dikaitkan

dengan

praktek

kesehatan masyarakat yang dikenal sebagai temuan kasus. Temuan kasus


menyiratkan

wawancara rahasia dengan mereka yang terdiagnosa suatu

penyakit, dengan bertanya tentang pemeriksaan fisik yang tertutup atau


kontak

seksual

yang

baru-baru

ini

mereka

lakukan.

Teknik

finding(temuan kasus) telah menjadi kunci dalam pengendalian

case

penyakit

sifilis, dan TB baik sebelum maupun sesudah tersedianya pengobatan yang


efektif. Temuan kasus sangat berperan penting dalam perkembangan
pengobatan suatu penyakit. Temuan kasus dapat menentukan diagnose
suatu penyakit dan menentukan lokasi yang terkait saat ditemukannya
sebuah

kasus.

kerahasiaan.

Kesuksesan

temuan

kasus

bertujuan

untuk

menjaga

Namun, ketika menindaklanjuti yang berhubungan dengan

kontak seksual, sangat sulit sekali untuk menjaga kerahasiaan. Potensi


pengakuan masyarakat/public dan sigma petugas social telah menghambat
keuntungan dari temuan kasus pada HIV/AIDS di berbagai belahan di dunia.
Keengganan untuk menggunakan temuan kasus dapat berubah di masa
yang akan dating, seperti diagnosa dini dan berharap pengobatan dini
menjadi lebih efektif dalam pengendalian wabah.

4.

Perawatan/pengobatan

Pengobatan terhadap gejala penyakit memungkinkan untuk mengurangi


resiko penyebaran atau penularan penyakit. Keberhasilan pengobatan pada
HIV dapat terlihat dari berkurangnya muatan virus dan dengan demikian
dapat mengurangi kemudahan penularan. Hal serupa pada pengobatan aktif
pada TBC dapat mengurangi infektivitas bakterinya. Selain pengobatan
secara

langsung,

langkah

kesehatan

masyarakat

ini

dikenal

dengan

pengobatan secara epidemiologi, atau pengobatan kontak pada individu,


yang telah efektif dalam pengendalian sejumlah penyakit menular. Rekan
seksual orang yang terinfeksi gonore dan klamidia secara rutin diobati,
meskipun

tidak

ditemukan

adanya

infeksi.

Pendekatan

ini

agaknya

memerlukan kerja keras karena infeksi tahap awal dan infeksi tahap dasar
yang disebabkan oleh organism kemungkinan sulit untuk dideteksi.
Pengobatan langsung pada HIV/AIDS dapat menjadi bagian yang rutin pada
pengendalian penyakit tersebut. Hal tersebut telah direkomendasikan di
dalam aturan kesehatan secara luas untuk pengobatan pada cedera akibat
jarum suntik dalam aturan kesehatan.

5. Usaha

untuk
mencegah

memaksimalkan

efektifitas

pengobatan

dan

resistensi.
Akhir-akhir

ini,

memprihatinkan,

dampak
seperti

dari

resistensi

resistensi

antibiotic

penumococcus,

menjadi

sangat

gonococcus,

dan

tubercolosis telah tersebarluas. Upaya untuk mengontrol resisten lebih


mudah bila dibandingkan dengan melawan resisten terhadap obat itu sendiri.
Seperti kita ketahui, salah satu keberhasilan upaya yang dikenal dengan
Directly Observed Therapy(DOT) telah membuat pengobatan TB sangat
efektif. DOT bertujuan untuk memastikan ketaatan dari individu yang sedang
menjalani pengobatan TB, melalui observasi orang lain setiap harinya, atau
pada dengan jarak agak lebih jarang. Upaya ini pula dinilai telah berhasil
dalam mencegah resistensi obat.
Strategi

Kesehatan

Masyarakat

Yang

Digunakan

Untuk

Memberantas Penyakit Menular


Eradikasi suatu penyakit menjadi mimpi semua bangsa di masa depan.
Keadaan dimana penyakit-penyakit menular sudah tak lagi ditemukan
menjadi target utama para pelaku kesehatan. Eradikasi merupakan keadaan

dimana hilangnya suatu penyakit menular dari muka bumi dan tak dapat
datang lagi di masa depan. Satu-satunya penyakit yang berhasil di eradikasi
adalah smallpox. Penyakit lain yang mendekati eradikasi adalah polio.
Namun polio juga masih sulit untuk sampai pada tahap eradikasi. Hal ini
karena polio memliki karakteristik penyakit yang berbeda dengan smallpox.
Sesungguhnya smallpox memiliki karakteristik penyakit yang unik sehingga
tak sulit untuk di eradikasi..
Karakteristik tersebut antara lain:
1. Tidak bisa ditularkan lewat hewan. Smallpox adalah penyakit yang khusus
pada manusia. Dengan begitu tidak ada hewan yang dapat menularkan
penyakit ini. Tidak ada spesies lain yang dapat mempengaruhi penyebaran
penyakit ini. Dengan kata lain jika penyakit ini dihilangkan dari manusia,
tidak ada tempat lain untuk bersembunyi
dan kemudian akan hilang dari populasi manusia.
2. Ketahanan yang kurang di lingkungan. virus smallpox membutuhkan
kontak dengan manusia dan tidak dapat tahan lama lebih dari beberapa saat
di lingkungan tanpa host manusia. Dengan demikian, droplet ketika bersin
atau batuk harus segera menemukan korban karena tidak dapat menular
dengan mudah tanpa kontak langsung.
3. Tidak membawa virus dalam waktu lama. Ketika seseorang sembuh dari
smallpox,

dia

tidak

lagi

membawa

virus

tersebut

dan

tidak

dapat

menularkannya pada orang lain. Berbeda dengan HIV/AIDS atau hepatitis B


yang

pengidapnya

membawa

virus

dalam

waktu

lama

dan

dapat

menularkannya pada orang lain.


4. Penyakit memproduksi imunitas jangka panjang. Ketika sembuh dari
smallpox, maka seseorang akan mendapat kekebalan sehingga penyakit
smallpox tidak akan kambuh padanya.
5. Vaksinasi membuat imunitas jangka panjang. Seperti penyakitnya,
imunisasinya pun berhasil membuat kekebalan jangka panjang. Virus
smallpox tidak bermutasi menjadi lebih ganas dari sebelum di vaksin.

6. Kekebalan kawanan melindungi mereka yang rentan. Imunitas jangka


panjang dari penyakit maupun imunisasi memungkinkan untuk melindungi
populasi yang besar.
7. Penyakitnya mudah di identifikasi. Penyakit smallpox mudah untuk
diidentifikasi dengan pengamatan ciri-ciri dari orang orang yang terkena.
Ini memungkinkan untuk diagnosis dini dan melindungi yang lain dari
paparan penyakit tersebut.
8. Vaksinasi efektif setelah terpajan. Imunisasi smallpox efektif meskipun
stelah terpapar smallpox.
Smallpox Polio
Tidak ditularkan lewatYa
Ya

Measles
Ya

hewan
Ketahanan yang kurangya

ya

ya

di lingkungan?
Tidak membawa

Ya, namun dapat terjadi padaYa, namun dapat terjadi pada

virusya

dalam waktu lama?

individu

imunitas jangka panjangya

compromised
compromised
Ya, tapi tidak berlanjut padaYa, tapi tidak berlanjut pada

yang

individu

dihasilkan

dari

infeksi?

dengan

immune-individu

dalam

keadaanindividu

imuno-compromise

dengan

dalam

immune-

keadaan

imuno-compromise

Vaksinasi/imunisasi Ya,

Ya, tapi tidak berlanjut padaYa, tapi tidak berlanjut pada

memberikan

individu dalam keadaan imuno-individu

imunitas

jangka

compromise.

yangimuno-compromise

digunakan untuk vaksin, pada

panjang?

vaksin

yang

mengasilkan
polio
Imunitas

Virus

Massalya

mencegah
keabadian wabah?

dan

hidup

dapat

penyakit

seperti

berpotensi

untuk

menjadi infeksi yang ganas


ya

dalam

ya

keadaan

Kemudahan

ya

Bisa

ya/

bisa
ini

tidak,Tidak,

penyakit

mendiagnosa

penyakit

penyakit

mudah untuk diidentifikasi,membingungkan

ini

relativedapat

kecuali gejala infeksi yangdengan penyakit lain

Vaksinasi/imunisasi ya
efektif

meluas.

yang

tidak

tidak

dengan campak
tidak

serupa

setelah

terpajan ?

Smallpox
Tidak ditularkan lewatYa

Polio
Ya

Measles
Ya

hewan
Ketahanan yang kurangya

ya

ya

di lingkungan?
Tidak membawa virusya

Ya, namun dapat terjadiYa, namun dapat terjadi

dalam waktu lama?

pada individu denganpada individu dengan

imunitas jangka panjangya

immune-compromised immune-compromised
Ya, tapi tidak berlanjutYa, tapi tidak berlanjut

yang

pada

dihasilkan

dari

infeksi?

individu

keadaan

dalampada

individu

imuno-keadaan

compromise

dalam
imuno-

compromise

Vaksinasi/imunisasi Ya,

Ya, tapi tidak berlanjutYa, tapi tidak berlanjut

memberikan

pada

imunitas
panjang?

jangka

individu

keadaan

dalampada

individu

imuno-keadaan

compromise. Virus yangcompromise


digunakan untuk vaksin,
pada vaksin yang hidup
dapat

mengasilkan

penyakit seperti polio


dan berpotensi untuk

dalam
imuno-

menjadi infeksi yang


Imunitas

Massalya

ganas
ya

ya

mencegah
keabadian wabah?
Kemudahan
ya

Bisa ya/ bisa tidak,Tidak, penyakit ini

mendiagnosa

penyakit

penyakit

relative

inidapat
mudahmembingungkan

untuk diidentifikasi,dengan
kecuali
infeksi
Vaksinasi/imunisasi ya
efektif
terpajan ?

setelah

meluas.
tidak

gejalalain

penyakit

yang

yangserupa
campak
tidak

tidak
dengan

Anda mungkin juga menyukai